Professional Documents
Culture Documents
ANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN MANUSIA (Studi Kasus Pada Kabupaten Di Provinsi Aceh Jalur Barat)
ANALISIS DISPARITAS PEMBANGUNAN MANUSIA (Studi Kasus Pada Kabupaten Di Provinsi Aceh Jalur Barat)
PENDAHULUAN
kota juga menjadi persoalan penting. Ketimpangan yang mencolok juga terjadi
antara wilayah bagian barat dan wilayah bagian timur. Kunci kebijakan untuk
Apabila ketimpangan ini terus dibiarkan berjalan seperti apa adanya, maka
berbagai dampak negatif yang mungkin timbul bisa terjadi, mulai dari sikap apatis
terhadap semua kebijakan pemerintah daerah, tidak mau membayar pajak, sampai
1
2
perlawanan terhadap kebijakan pemerintah daerah, dan yang lebih ekstrim adalah
manusia. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Aceh harus menyadari
bahwa masalah ketimpangan dan pemerataan wilayah sangat penting untuk segera
keseluruhan dalam waktu yang sama maka kebijakan yang sedang diupayakan
masih tertinggal. Provinsi Aceh memiliki 3 jalan lintas yaitu lintas utama yaitu
lintas timur, lintas tengah dan lintas barat. Perkembangan pembangunan manusia
di Provinsi Aceh lintas timur lebih tinggi jika dibandingkan dengan kedua jalur
lintas yang lain. Jalur lintas barat merupakan jalur yang dimulai dari Kabupaten
Aceh Jaya sampai Aceh Singkil. Berikut Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Tabel 1.1
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten
Di Provinsi Aceh Jalur Lintas Barat Tahun 2010-2017 (%)
Kabupaten/
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kota
Simeulue 60,60 61,03 61,25 61,68 62,18 63,16 63,82 64,41
Aceh Singkil 62,36 63,13 64,23 64,87 65,27 66,05 66,96 67,37
Aceh Selatan 61,22 61,52 61,69 62,27 62,35 63,28 64,13 65,03
Aceh Tenggara 63,82 64,27 64,99 65,55 65,90 66,77 67,48 68,09
Aceh Barat 66,05 66,47 66,66 66,86 67,31 68,41 69,26 70,20
Aceh Barat Daya 60,91 61,75 62,15 62,62 63,08 63,77 64,57 65,09
Gayo Lues 60,93 61,91 62,85 63,22 63,34 63,67 64,26 65,01
Nagan Raya 63,57 64,24 64,91 65,23 65,58 66,73 67,32 67,78
Aceh Jaya 64,75 65,17 66,42 66,92 67,30 67,53 67,70 68,07
Sumber: BPS Provinsi Aceh (2019)
3
Singkil sebesar 65,03, Kabupaten Aceh Selatan sebesar 62,69, Kabupaten Aceh
Tenggara sebesar 65,86, Kabupaten Aceh Barat sebesar 67,65, Kabupaten Aceh
Barat Daya sebesar 62,99, Kabupaten Gayo Lues sebesar 63,15, Kabupaten Nagan
Raya sebesar 65,67 dan Kabupaten Aceh Jaya sebesar 66,73. Indeks
Provinsi Aceh, walaupun kekayaan sumber daya alam yang masih melimpah
namun sumber daya manusianya masih terbilang sangat rendah, hal ini dapat
Tabel 1.2
Indeks Harapan Lama Sekolah Kabupaten
Di Provinsi Aceh Jalur Lintas Barat Tahun 2010-2017 (%)
Dari data di atas, harapan lama sekolah di kabupaten yang ada di jalur
yang paling rendah indeks harapan lama sekolah yaitu sebesar 12,79. Hal ini
tersebut terbilang sangat rendah, ditambah lagi keadaan geologi daerah tersebut
yang berupa pulau kecil. Sehingga distribusi kebutuhan harus didatangkan dari
secara keseluruhan tingkat harapan lama sekolah masih rendah di kabupaten yang
lama sekolah pada kabupaten yang ada di jalur barat Provinsi Aceh ini, untuk
Tabel 1.3
Indeks Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten
Di Provinsi Aceh Jalur Lintas Barat Tahun 2010-2017 (%)
Lues merupakan kabupaten yang harapan lama sekolah paling rendah hal ini
menjelaskan bahwa jenjang pendidikan yang ditamatkan rata-rata 6,79 atau kelas
VII. Hal ini disebabkan bahwa kepedulian masyarakat akan pendidikan masing
dijalankan.
Untuk menjawab dari rumusan masalah makan tujuan dalam penelitian ini
1. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dan pihak terkait
2. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa lain sebagai bahan
3. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya dan
4.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
yang relatif pada seluruh masyarakat, karena kesenjangan antar wilayah yaitu
adanya perbedaan faktor anugrah awal (endowment factor). Perbedaan ini yang
(Sukirno, 2010:15). Menurut Williamson secara umum ada beberapa faktor yang
(Friedman,dkk, 2009:61) adalah (1) Migrasi penduduk yang produktif (usia kerja)
dan memiliki keahlian, (2) Investasi cenderung dilakukan di daerah yang telah
didaerah yang telah berkembang – karena adanya kebutuhan yang lebih besar.
sama kepada seluruh masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan dan
7
8
ekonomi, artinya jika investasi naik maka ketimpangan ekonomi akan turun
dkk, (2008:19) satu hal yang sering kali dikaitkan dengan pembangunan manusia
manusia dapat dilakukan antara lain melalui dua hal, yaitu distribusi pendapatan
yang merata dan alokasi belanja publik yang memadai untuk pendidikan dan
kesehatan.
pendapatan.
9
Jadi berdasarkan dari beberapa penjelasan para ahli di atas maka dapat
bidang keahlian. Maka diperlukan tolak ukur yang digunakan untuk menilai
kualitas pembangunan Manusia, hal ini mendasari adanya ukuran yang ditetapkan
Manusia yaitu suatu pendekatan yang digunakan sebagai tolak ukur tinggi
pendidikan, kesehatan dan daya beli. Semakin tinggi angka yang diperoleh maka
proses untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik (Baeti, 2013:9).
permasalahan yang dapat diatasi terlebih lagi permasalahan yang paling mendasar.
1. Produktivitas
hidup. Maka dari itu pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai bagian
2. Pemerataan
Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses sumber daya
ekonomi dan sosial politik. Segala hambatan yang dapat mencegah untuk
3. Kesinambungan
Akses terhadap kesempatan atau peluang yang tersedia harus dipastikan tidak
hanya dinikmatai oleh generasi sekarang tetapi juga disiapkan untuk generasi
4. Pemberdayaan
masyarakat baik secara fisik maupun non fisik (mental dan spiritual). Dalam hal
dilihat dari tiga aspek, yaitu: aspek kesehatan, yang diukur berdasarkan besar-
kecilnya angka harapan hidup saat lahir, aspek pendidikan yang diukur
berdasarkan harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, dan aspek daya beli
dari konsep pembangunan sumber daya manusia, maka perlu penanganan yang
12
aspek tersebut terhadap aspek lainya, menunjukan bahwa taraf baik dalam
mempunyai keahlian, produktif dan inovatif sangat penting bagi suatu negara
ukur yang dirumuskan secara konstan dalam pembangunan sumber daya manusia,
Terdapat tiga Indikator yang digunakan untuk mengukur HDI, yaitu (Lincolin,
2010:36):
13
expectancy of birth) dan angka kematian bayi per seribu penduduk (infant
mortality rate).
Pengukuran dengan dua indikator, yaitu angka melek huruf pada usia 15
tahun keatas (adult literacy rate) dan angka banyaknya penduduk tahun rata-
rata usia 25 tahun keatas yang masih bersekolah (the mean years of
schooling).
pembangunan manusia sama dengan yang digunakan UNDP, yaitu (BPS, 2014):
1. Indeks Kesehatan
Angka harapan hidup saat lahir dapat diketahui melalui rata-rata angka
menghitung komponen ini adalah 85 tahun dan terendah pada angka 20 tahun.
Angka ini telah sesuai dengan standar yang telah di tetapkan UNDP.
14
2. Indeks Pendidikan
Angka harapan lama sekolah di hitung pada anak yang usia 7 tahun keatas.
yang masih sekolah menurut umur 7 tahun keatas. Setelah itu, menghitung
rasio penduduk masih sekolah menurut umur 7 tahun keatas dan menghitung
Keterangan:
angka nilai pendidikan, terdapat batasan yang telah di sepakati oleh beberapa
negara. Batas maksimum untuk untuk Angka Harapan Lama Sekolah adalah
15
Sekolah adalah 15 tahun untuk batas maksimum dan 0 tahun untuk batas
minimum.
RLS+ HLS
I pendidikan =
2
konsumsi yang dianggap paling dominan dari hasil Survei Sosial Ekonomi
perbandingan antar daerah dan waktu sesuai indeks daya beli (Purchasing
menghitung rata-rata pengeluaran per kapita riil yang telah disesuaikan dapat
Konsumsi.
2014):
( )
m 1/ m
p ij
PPP j=∏
i=1 Pik
Keterangan:
M : Jumlah Komoditas
lebih baik. Selain itu perlu adanya perkembangan dalam daya beli
informasi orang yang meninggal pada kurun waktu tertentu, maka untuk
dasar yang dibutuhkan dalam metode ini adalah ratarata anak lahir hidup dan
rata-rata anak masih hidup dari wanita pernah kawin. Secara singkat, proses
2. Indeks Hidup Layak Untuk mengukur dimensi standar hidup layak (daya
beli), UNDP mengunakan indikator yang dikenal dengan real per kapita GDP
tidak memakai PDRB per kapita karena PDRB per kapita hanya mengukur
produksi suatu wilayah dan tidak mencerminkan daya beli riil masyarakat
yang merupakan konsentrasi IPM. Untuk mengukur daya beli penduduk antar
agar bisa dibandingkan antar daerah dan antar waktu yang disesuaikan
indikator yaitu angka melek huruf (LIT) dan rata-rata lama sekolah (MYS).
pada kenyataannya penduduk usia tersebut sudah ada yang berhenti sekolah.
dalam proses sekolah atau akan sekolah sehingga belum pantas untuk rata-
dimiliki penduduk.
kesehatan dan keamanan. Jika satu saja tidak terpenuhi akan menyebabkan
keterbelakangan absolut.
19
2. Jati Diri, yaitu merupakan komponen dari kehidupan yang serba lebih baik
adalah adanya dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai diri
sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak mengejar sesuatu, dan seterusnya.
2018:39):
pertumbuhan ekonomi.
dua negara yang tingkat pendapatan perkapitanya sama dapat memiliki IPM
yang berbeda.
20
debat dan diskusi di berbagai negara untuk mencari sumber masalah dan
solusinya.
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
Halim, 2012:5).
Keuangan Daerah dapat juga diartikan sebagai semua hak dan kewajiban
yang dapat dinilai dengan uang, juga dengan segala satuan, baik yang berupa uang
miliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain
Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa dalam keuangan daerah terdapat
1. Semua hak dimaksudkan sebagai hak untuk memungut pajak daerah, retribusi
daerah serta pelaksanaan tugas umum dan tugas pembangunan oleh daerah
yang bersangkutan.
.
2.6 Jumlah Penduduk
proses pembangunan dalam suatu daerah dapat dicapai sesuai sasaran (Murty,
2010:6).
nasional terdapat pengaruh timbal balik atau mempengaruhi satu sama lainnya.
tahun 2004 tingkat ketimpangannya sebesar 0,5874 dan turun menjadi 0,4859
pada tahun 2012 atau selama periode tersebut telah terjadi penurunan disparitas
pembangunan pendidikan sebesar 0,6297 pada tahun 2004 dan turun menjadi
0,5935 tahun 2004 dan turun menjadi 0,4852 tahun 2012. Disparitas
pembangunan ekonomi sebesar 0,5378 tahun 2004 dan turun menjadi sebesar
0,4615 pada tahun 2012. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa telah
seimbang.
di wilayah Provinsi Jawa Barat terjadi ketimpangan yang cukup tinggi di atas 0,5
adalah tetap pada pola pertumbuhan yang sama. Terdapat kabupaten/kota terus
maju, namun ada juga kabupaten/kota yang tetap tertinggal, bahkan ada beberapa
pengujian dengan melakukan regresi data panel dengan metode Fixed Effect
diketahui Dari persamaan regresi data panel diperoleh data bahwa dari sembilan
Wilayah Provinsi Jawa Barat, ternyata hanya lima variabel yang secara signifikan
lanjutan pertama, variabel rasio jumlah gruru terhadap murid tingkat sekolah
Linda Ika Wahyuntari dan Amin Pujiati Warda (2016) judul penelitian
Hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut: Berdasarkan
rasio kemandirian keuangan daerah yang ditunjukkan dengan angka rasio rata-
rendah meskipun dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Rasio
Derajat Desentralisasi hanya memiliki rata-rata 6,4%. hal ini berarti bahwa tingkat
berada dalam skala interval, 10,01-20,00% ini artinya hal ini berarti Pendapatan
provinsi.
BAB III
METODE PENELITIAN
menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan
2015:80).
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
penelitian ini menggunakan objek dan subjek. Menurut Arikunto (2012: 29) objek
penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari
problematika penelitian. Subjek penelitian ini adalah Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Aceh.
25
26
mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang
berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Objek penelitian
memperoleh data yang relevan dan akurat dengan masalah yang dibahas. Teknik
terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
N Sumbe
Variabel Definisi Indikator Skala
o r Data
1. IPM Mengukur seberapa - Pendidikan BPD
besar dampak yang - Kesehatan Provins
ditimbulkan dari - Ekonomi i Aceh
Nomina
upaya peningkatan
l
kemampuan modal
dasar manusia.
(Baeti, 2013:9)
2 Kependuduka Orang dalam - Jumlah BPD
n matranya sebagai penduduk Provins
pribadi, anggota i Aceh
keluarga, anggota
masyarakat, warga
negara dan Nomina
himpunan kuantitas l
yang bertempat
tinggal di suatu
tempat dalam batas
wilayah tertentu
(Mantra, 2010:6)
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci.
dirangkum, dipilih hal yang pokok, difokuskan pada hal yang penting. Data hasil
tertentu untuk memberikan gambaran yang lebih pasti tentang hasil pengamatan
dan mempermudah penelitian untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas
√
f
∑ ( IPM i−IPM A )2 ni
Vw PM = … … … … … …( Arsyad ,2010 :294 )
IPM A
Keterangan:
sebagai berikut :
√
f
∑ ( IPi−IP A )2 ni
Vw Pendidikan= … … … … … …( Arsyad , 2010 :295)
IP A
29
Keterangan :
√
f
∑ ( IK i−IK A )2 ni
Vw Kese h atan= … … … … … … (Arsyad , 2010 :295)
IK A
Keterangan :
√
f
∑ ( IEi −IE A )2 ni
Vw Ekonomi= … … … … … …( Arsyad ,2010 :296)
IE A
manusia antar komponennya digunakan uji berpasangan untuk lebih dari dua
kelompok dalam hal ini digunakan uji Repeated ANOVA dengan menggunakan
program SPSS. Langkah yang dilakukan untuk melakukan uji tersebut adalah
1. Memeriksa syarat uji repeated ANOVA, yaitu distribusi data harus normal.
Mengingat jumlah sampel kurang dari 50, maka dalam penelitian ini
4. Jika transformasi data menghasilkan distribusi data yang normal, maka dipilih
6. Jika pada uji repeated ANOVA atau uji Friedman menghasilkan p < 0,05,
Provinsi Aceh, berjarak 105 Mil laut dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, atau
85 Mil Laut dari Tapak Tuan, Kabupaten Aceh Selatan, serta berada pada
koordinat 2015’ - 2055’ Lintang Utara dan 95040’ - 96030’ Bujur Timur (Peta
gugus kepulauan yang terdiri 147 pulau besar dan kecil. Luas keseluruhan
geografis Kabupaten Aceh Singkil berada pada posisi 2002’-2 027’30” Lintang
Utara dan 97004’-97045’00” Bujur Timur. Dengan luas daerah 1.857,88 Km2
Desa (Kabupaten ini terdiri dari dua wilayah, yakni daratan dan kepulauan.
Kepulauan yang menjadi bagian dari Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak.
31
32
Utara dan sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh
Selatan.
Aceh, dengan letak astronomis berada pada garis 2º 23' - 3º 36' Lintang Utara dan
96º 54' - 97º 51' Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografis. Pusat pemerintahan
sebelah Selatan, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat
Kecamatan Pasie Raja (14,16 persen dari luas Kabupaten) dan yang terkecil
adalah Kecamatan Labuhanhaji (1,09 persen dari luas Kabupaten). Pada tahun
2013, terjadi pemekaran wilayah desa di Aceh Selatan, dari semula 248 desa
0 16'37” Lintang Utara dan 960 43'23‘’–980 10'32” Bujur Timur. Berdasarkan
Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh dan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera
33
Utara; Selatan – Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Aceh
serta Kabupaten Tanah Karo Provinsi Sumatera Utara; Barat – Kabupaten Aceh
dataran Pulau Sumatera yang dikelilingi gunung dan perbukitan. Kabupaten Aceh
Kabupaten Aceh Barat terletak antara 04006’ - 04047’ Lintang Utara dan
95052’ - 96030’ Bujur Timur dengan luas mencapai 2.927,95 Km2 . Dengan
mekarnya Desa Keuramat pada tahun 2015, Kabupaten Aceh Barat terdiri atas 12
Kecamatan, 33 mukim dan 322 gampong. Sebanyak 192 desa diantaranya berada
di dataran dan 83 desa terletak di lembah. Hanya 47 desa yang terletak di lereng.
Kabupaten Aceh Barat berbatasan dengan Kabupaten Pidie Jaya dan Aceh Jaya di
Kabupaten Aceh tengah dan Nagan Raya, sebelah barat berbatasan dengan
Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera
Woyla Timur, Kaway XVI, Meureubo, Pante Ceureumen, Panton Reu dan Sungai
Mas.
barat selatan Propinsi Aceh. Kabupaten Aceh Barat Daya terletak pada 3°34'24" -
4°05'37" Lintang Utara dan 96°34'57" - 97°09'19" Bujur Timur dengan ibukota
Blangpidie. Sampai dengan tahun 2013 Kabupaten Aceh Barat Daya dibagi
wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya, sebelah utara dengan Kabupaten Gayo
Lues, sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Selatan, sebelah selatan dengan
Samudera Hindia, dan sebelah barat dengan Kabupaten Nagan Raya. Luas
Kabupaten Aceh Barat Daya 1.882,05 Km², dengan hutan mempunyai lahan
terluas yaitu mencapai 129.219,10 ha, diikuti lahan perkebunan seluas 27.504,28
ha. Sedangkan lahan Bandar Udara Kuala Batu mempunyai lahan terkecil yaitu
42,95 ha.
Secara geografis Kabupaten Gayo Lues berada pada 96 o 43’ 24” – 97o 55’
24” BT dan 3o 40’ 26” – 4o 16’ 55” LU. Kabupaten Gayo Lues disebelah timur
Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Selatan. Di sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Aceh Tengah, dan Aceh Timur, Kabupaten Nagan Raya serta
35
dan Aceh Barat Daya. Wilayah Kabupaten Gayo Lues terletak di ketinggian 100-
3000 meter di atas permukaan laut (m dpl), 56.08 persen wilayahnya berada di
ketinggian 1000-2000 meter di atas permukaan laut dan 43,93 persen wilayahnya
Kabupaten Gayo Lues adalah 5.549,91 km2 dengan Kecamatan Pining sebagai
kecamatan terluas yakni dengan presentase 24,33 persen wilayah Gayo Lues.
Sedangkan Kecamatan Blangkejeren dengan luas terkecil yaitu dengan luas 2,99
meter diatas permukaan laut, terletak pada posisi 03 o 40’ - 04o 38’ Lintang Utara
dan 96o 11’ - 96o 48’ Bujur Timur. Luas wilayah Nagan Raya, adalah berupa
daratan seluas 3.544,90 km2. Akhir tahun 2012, wilayah administrasi Kabupaten
Nagan Raya terdiri dari 10 wilayah kecamatan, 222 desa, dan 30 mukim. Luas
Makmur (189,41km2), Kuala (120,89km2), Kuala Pesisir (76,34 km2), Tadu Raya
Kecamatan Setia Bakti merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar
36
629 Km2 , sedangkan Kecamatan Teunom mempunyai luas wilayah terkecil yaitu
sekitar 141 Km2 Calang merupakan Ibukota Kabupaten Aceh Jaya. Kecamatan
terdekat dari pusat kota Calang adalah Krueng Sabee dan Setia Bakti, sedangkan
dibandingkan dengan daerah pemukiman yang jauh dari pantai. Jaringan jalan
yang menyusuri pinggir pantai yang menghubungkan Banda Aceh dengan kota-
kota di bagian barat dan selatan provinsi ini menjadi faktor yang sangat
bagi penduduk yang dapat ditumbuhkan melalui upaya pemberdayaan penduduk. Hal
berupa umur panjang dan hidup sehat, mempunyai pengetahuan dan keterampilan
yang memadai agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi dalam kegiatan
ekonomi produktif serta mendapat penghasilan yang mencukupi dengan daya beli
yang layak.
37
Tabel 4.1
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten di Jalur Barat Provinsi Aceh
kabupaten yang ada di Provinsi Aceh dengan IPM yang paling rendah dibandingkan
dengan kabupaten lainnya, khususnya kabupaten yang ada pada jalur barat. IPM
Kabupaten Simeuleu dari tahun 2010 sebesar 60,60% dan meningkat menjadi 64,41%
dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6,27%. Sedangkan untuk kabupaten yang IPM-
nya tinggi yaitu Kabupaten Aceh Barat sebesar 66,05% dan menjadi sebesar 70,20%
pada tahun 2017, peningkatan IPM di Kabupaten Aceh Barat disebabkan pola pikir
masyarakat secara keseluruhan telah berubah, ditambah lagi di Kabupaten Aceh Barat
Aceh Barat meningkat dengan tingkat pertumbuhan mencapai 5,91%, walaupun bila
dilihat dari pertumbuhan IPM Kabupaten Simeuleu masih lebih tinggi dibandingkan
2. Indeks Pendidikan
rata-rata lama pendidikan dan harapan lama sekolah, berikut indeks pendidik
Tabel 4.2
Indeks Pendidikan Kabupaten di Jalur Barat Provinsi Aceh
kabupaten jalur barat Provinsi Aceh yaitu Kabupaten Gayo Lues pada tahun 2010
yaitu sebesar 9,13% dan pada tahun 2017 menjadi 10,34% namun bila dilihat
pendidikan di jalur barat yang tertinggi yaitu sebesar 11,71%. Sedangkan apabila
dikaji tingkat pertumbuhan pendidikan dari 9 kabupaten yang berada di jalur barat
3. Indeks Kesehatan
Tabel 4.3
Indeks Kesehatan Kabupaten di Jalur Barat Provinsi Aceh
indeks kesehatan sangatlah rendah, yaitu kurang dari 2%, walaupun masih terjadi
jalur barat Provinsi Aceh sebesar 65,54% pada tahun 2010 dan pada tahun 2017
Aceh Singkil yaitu sebesar 0,54%. Sedangkan yang tertinggi adalah Kabupaten Aceh
yang diukur untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarkat, semakin tinggi indeks
pengeluaran per kapita maka semakin baik juga kesejahteraan masyarakat, berikut
indeks pengeluran per kapita masyarakat yang ada di 9 kabupaten jalur barat
Tabel 4.4
Indeks Pengeluaran Per Kapita Kabupaten di Jalur Barat Provinsi Aceh
pengeluaran per kapitan paling rendah yaitu Kabupaten Simeulue yaitu sebesar Rp.
5.727.860,- pada tahun 2010 dan meningkat menjadi Rp. 6.677.000- walaupun
salah satu yang paling tinggi yaitu 14,22%. Untuk kabupaten dengan indeks
8.513.630,- pada tahun 2010, namun jumlah tersebut terus menurun hingga tahun
sebatas bagaimana meningkatkan IPM dari waktu ke waktu. Tapi lebih dari itu,
Tabel 4.5
Indeks Williamson Pembangunan Manusia Kabupaten
Jalur Barat Provinsi Aceh tahun 2010-2017
No Tahun Vm PM Keterangan
kabupaten jalur barat Provinsi Aceh sangat kecil, namun semakin bergesernya
waktu tingkat disparitas pun semakin meningkat, tingkat disparitas pada tahun
2010 hanya sebesar 0,03 dan menjadi sebesar 0,29 walaupun secara keseluruhan 9
kabupaten jalur barat Provinsi Aceh tidak mengalami kesenjangan wilayah yang
terlalu jauh.
Vm PM
0.35
0.30 0.29
0.25
0.25 0.21
0.20 0.16
0.14 0.15
0.15 0.12
0.10
0.05 0.03
0.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 4.1 Indeks Williamson Pembangunan Manusia
42
Tabel 4.6
Indeks Williamson Pendidikan
Jalur Barat Provinsi Aceh tahun 2010-2017
Vm
No Tahun Keterangan
Pendidikan
1 2010 0.05 Rendah
2 2011 0.04 Rendah
3 2012 0.03 Rendah
4 2013 0.03 Rendah
5 2014 0.04 Rendah
6 2015 0.04 Rendah
7 2016 0.04 Rendah
8 2017 0.04 Rendah
Sumber: data olahan (2019)
ketimpangan dalam pendidikan juga rendah, hal ini dapat dapat dilihat indeks
Williamson pendidikan dibawah 1% atau dengan kata lain tidak ada ketimpangan
pemerintah sektor pendidikan yang pada tahun 2011 sampai 2013 sangat
daya manusia yang tinggi dan mengurangi jarak disparitas antar wilayah di jalur
Vm Pendidikan
0.06
0.05
0.05
0.04 0.04 0.04 0.04 0.04
0.04
0.03 0.03
0.03
0.02
0.01
0.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tabel 4.7
Indeks Williamson Kesehatan
Jalur Barat Provinsi Aceh tahun 2010-2017
Vm
No Tahun Keterangan
Kesehatan
1 2010 0.03 Rendah
2 2011 0.03 Rendah
3 2012 0.03 Rendah
4 2013 0.03 Rendah
5 2014 0.03 Rendah
6 2015 0.03 Rendah
7 2016 0.03 Rendah
8 2017 0.03 Rendah
Sumber: data olahan (2019)
ketimpangan dalam kesehatan juga rendah, hal ini dapat dapat dilihat indeks
Williamson kesehatan dibawah 1% atau dengan kata lain tidak ada ketimpangan
Vm Kesehatan
0.04
0.02
0.01
0.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
kabupaten jalur barat Provinsi Aceh selama 8 tahun dari tahun 2010-2017.
Tabel 4.8
Indeks Williamson Ekonomi
Jalur Barat Provinsi Aceh tahun 2010-2017
Vm
No Tahun Keterangan
Ekonomi
1 2010 0.09 Rendah
2 2011 0.09 Rendah
3 2012 0.09 Rendah
4 2013 0.08 Rendah
5 2014 0.08 Rendah
6 2015 0.08 Rendah
7 2016 0.08 Rendah
8 2017 0.08 Rendah
Sumber: data olahan (2019)
ketimpangan dalam pengeluaran per kapita juga rendah, hal ini dapat dapat dilihat
indeks Williamson pengeluran per kapita dibawah 1% atau dengan kata lain tidak
45
ada ketimpangan pengeluran per kapita pada 9 kabupaten jalur barat Provinsi
Aceh.
Vm Ekonomi
0.10
0.09 0.09 0.09
0.06
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
berdistribusi normal.
46
Tabel 4.9
Uji Shapiro-Wilk Indeks Williamson Pendidikan
Tests of Normality
Vm Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Pendidikan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Vm .05 .168 8 .200 .973 8 .918
Pm
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data Olahan (2019)
Tabel 4.10
Uji Shapiro-Wilk Indeks Williamson Kesehatan
Tests of Normality
Vm Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kesehatan Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Vm .03 .168 8 .200 .973 8 .918
Pm
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data Olahan (2019)
Tabel 4.11
Uji Shapiro-Wilk Indeks Williamson Pengeluaran Per Kapita
Tests of Normality
Vm Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Ekonomi Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Vm .08 .210 5 .200 .936 5 .635
Pm .09 .321 3 . .881 3 .328
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data Olahan (2019)
47
normal.
ANOVA.
Tabel 4.12
Uji Repeated ANOVA Indeks Williamson Pembangunan Manusia
Multivariate Testsa
Hypothesis
Effect Value F df Error df Sig.
b
Intercept Pillai's Trace .999 2372.939 2.000 6.000 .000
Wilks' Lambda .001 2372.939b 2.000 6.000 .000
b
Hotelling's 790.980 2372.939 2.000 6.000 .000
Trace
Roy's Largest 790.980 2372.939b 2.000 6.000 .000
Root
a. Design: Intercept
b. Exact statistic
Sumber: Data Olahan (2019)
ANOVA. Nilai Significancy yang diperoleh semuanya < 0,05. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat dua pengukuran yang
berbeda dan tidak memiliki ketimpangan antara indeks pendidikan, kesehatan dan
4.2 Pembahasan
Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Gayo
Lues, Nagan Raya dan Aceh Jaya. Pengujian pertumhuhan indeks pembangunan
manusia kabupaten yang paling tinggi berupa Kabupaten Aceh Singkil sebesar
7,44% dan yang terendah sebesar Kabupaten Aceh Jaya 4,88%. Untuk
pertumbuhan indeks pendidikan yang paling tinggi yaitu kabupaten Aceh Singkil
sebesar 13,83% sedangkan daerah yang rendah yaitu Kabupaten Simeulue sebesar
7,49%.
pertumbuhan yang tinggi yaitu daerah Kabupaten Aceh Barat Daya yaitu sebesar
1,66% dan yang terendah pada Kabupaten Aceh Singkil sebesar 0,54%. Untuk
tinggi yaitu Kabupaten Nagan Raya dan Simeuleu dengan masing-masing nilai
dari tahun 2010-2017 didapatkan bahwa nilai indeks yang sangat rendah. Begitu
juga dengan indeks Williamson pendidikan juga didapatkan nilai yang rendah,
masih rendah dan juga dari pengujian indeks Williamson ekonomi didapatkan
Dari hasil uji Shapiro Wilk indeks Williamson pendidikan didapatkan nilai
distribusi normal. Dan juga dari uji Shapiro Wilk indeks Williamson kesehatan
Wilk nilainya > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data indeks williamson
didapatkan nilai Significancy yang diperoleh semuanya < 0,05. Dengan demikian
dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat dua pengukuran yang
berbeda dan tidak memiliki ketimpangan antara indeks pendidikan, kesehatan dan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
pembangunan manusia pada kabupaten jalur barat Provinsi Aceh tahun 2010-2017
50
51