You are on page 1of 15

LAPORAN PRATIKUM MIKROBIOLOGI

Respirasi Bakteri

Disusun Oleh:
Ayu Arisma (2230801054)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Siti Soleha, M.Sc.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Respirasi bakteri merupakan salah satu proses penting yang terjadi pada
mikroorganisme bakteri. Proses ini melibatkan serangkaian reaksi biokimia
yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat) yang sangat
diperlukan untuk kelangsungan hidup dan fungsi sel. Pemahaman yang
mendalam tentang respirasi bakteri menjadi krusial dalam berbagai bidang,
termasuk ilmu lingkungan, bioteknologi, mikrobiologi, dan kedokteran. Oleh
karena itu, kegiatan praktikum yang berfokus pada respirasi bakteri menjadi
penting untuk memberikan pemahaman langsung kepada peserta praktikum
(Wu, 2021)
Respirasi bakteri adalah untuk mempelajari berbagai mekanisme respirasi
yang dimiliki oleh bakteri. Bakteri memiliki kemampuan untuk melakukan
respirasi aerobik atau anaerobik, tergantung pada ketersediaan oksigen di
lingkungan sekitarnya. Respirasi aerobik terjadi ketika bakteri menggunakan
oksigen sebagai akseptor elektron akhir dalam rantai transport elektron.
Sementara itu, respirasi anaerobik terjadi ketika bakteri menggunakan senyawa
non-oksigenik, seperti nitrat, sulfat, atau karbon dioksida, sebagai akseptor
electron (Roey, 2020).
Melalui kegiatan praktikum, peserta akan mempelajari berbagai teknik
dan metode yang digunakan untuk mengisolasi, mengkultur, dan
mengidentifikasi bakteri respirasi. Teknik isolasi dan pemurnian bakteri
penting untuk mendapatkan kultur murni yang kemudian dapat digunakan
dalam percobaan lebih lanjut. Metode identifikasi digunakan untuk
membedakan bakteri respirasi aerobik dan anaerobik dengan menggunakan
media spesifik yang mengandung berbagai akseptor elektron. Selain itu,
peserta juga akan belajar tentang teknik pengukuran respirasi, baik secara
langsung dengan mengukur konsumsi oksigen atau secara tidak langsung
dengan mengukur produksi produk respirasi, seperti CO2 (Navarro, 2020)
Pada praktikum ini, peserta juga akan terlibat dalam studi metabolit yang
dihasilkan selama proses respirasi bakteri. Analisis metabolit dilakukan melalui
teknik seperti kromatografi atau spektroskopi untuk mengidentifikasi dan
mengukur metabolit yang dihasilkan selama proses respirasi. Penelitian
metabolit ini penting karena dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam
tentang jalur respirasi yang terlibat dan perubahan metabolik yang terjadi pada
bakteri respirasi (Navarro, 2020)
Studi dan kegiatan praktikum tentang respirasi bakteri memiliki implikasi
yang luas dalam berbagai bidang penelitian dan aplikasi. Dalam ilmu
lingkungan, pemahaman tentang respirasi bakteri penting untuk memahami
siklus biogeokimia, khususnya peran bakteri dalam siklus karbon, nitrogen, dan
sulfur. Dalam industri, pemahaman tentang respirasi bakteri dapat digunakan
untuk mengoptimalkan produksi senyawa-senyawa bernilai tambah, seperti
antibiotic (Navarro, 2020)

B. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan pada praktikum respirasi bakteri yaitu :
1. Mengetahui sifat respirasi bakteri
2. Mengidentifikasi bakeri berdasarkan sifat respirasinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Respirasi Bakteri


Respirasi bakteri adalah proses penting yang terjadi pada
mikroorganisme bakteri untuk memperoleh energi yang diperlukan dalam
kelangsungan hidup dan fungsi sel. Proses respirasi ini melibatkan serangkaian
reaksi biokimia yang menghasilkan ATP (adenosin trifosfat) sebagai sumber
energi utama. Pemahaman mendalam tentang respirasi bakteri memiliki
implikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk ilmu lingkungan,
bioteknologi, mikrobiologi, dan kedokteran (Gulzar, 2019)
Respirasi bakteri dapat dibedakan menjadi respirasi aerobik dan
anaerobik, tergantung pada ketersediaan oksigen di lingkungan sekitarnya.
Pada respirasi aerobik, bakteri menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron
akhir dalam rantai transport elektron. Rantai transport elektron ini terlibat
dalam pembentukan gradien elektrokimia, yang menghasilkan ATP melalui
fosforilasi oksidatif. Dalam respirasi anaerobik, bakteri menggunakan senyawa
non-oksigenik, seperti nitrat, sulfat, atau karbon dioksida, sebagai akseptor
elektron akhir. Mekanisme respirasi anaerobik ini juga menghasilkan ATP,
meskipun dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan respirasi
aerobic (Odukkathil, 2019)
Pada praktikum tentang respirasi bakteri, berbagai teknik dan metode
digunakan untuk mempelajari dan memahami proses ini. Salah satu aspek
penting adalah isolasi dan pemurnian bakteri untuk mendapatkan kultur murni
yang dapat digunakan dalam percobaan lebih lanjut. Teknik isolasi dan
pemurnian ini melibatkan langkah-langkah seperti pengenceran sampel,
penanaman pada media selektif, dan pemisahan koloni individu. Selain itu,
identifikasi bakteri respirasi juga dilakukan menggunakan berbagai teknik,
termasuk tes bio kimia, metode molekuler seperti PCR (Polymerase Chain
Reaction), atau metode analisis genomic (Odukkathil, 2019)
Pengukuran respirasi bakteri juga merupakan bagian penting dalam
praktikum ini. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan mengukur
konsumsi oksigen menggunakan elektroda oksigen atau spektrofotometri.
Metode alternatif adalah pengukuran produksi CO2 sebagai indikator respirasi,
yang dapat dilakukan menggunakan teknik spektroskopi atau analisis gas.
Selain itu, analisis metabolit yang dihasilkan selama proses respirasi juga
dilakukan melalui teknik seperti kromatografi atau spektroskopi massa untuk
mengidentifikasi dan mengukur metabolit yang terlibat (Zheng, 2018)
Pemahaman tentang respirasi bakteri telah memberikan wawasan yang
luas dalam berbagai bidang penelitian dan aplikasi. Dalam ilmu lingkungan,
studi mengenai respirasi bakteri memberikan pemahaman tentang peran bakteri
dalam siklus biogeokimia, seperti siklus karbon, nitrogen, dan sulfur. Bakteri
respirasi juga memiliki peran penting dalam degradasi bahan organik dalam
lingkungan alami atau dalam pengolahan limbah (Sheng (2017)

B. Bakteri Aerobik Obligat


Bakteri aerobik obligat adalah kelompok bakteri yang memerlukan
oksigen sebagai akseptor akhir elektron dalam proses respirasi mereka. Ini
berarti bakteri aerobik obligat tidak dapat bertahan hidup atau melakukan
respirasi dalam kondisi tanpa oksigen. Dalam respirasi aerobik, oksigen
berperan sebagai akseptor akhir elektron dalam rantai transport elektron, yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP (Schink, 2021)
Bakteri aerobik obligat memiliki mekanisme khusus untuk
memanfaatkan oksigen sebagai akseptor elektron dan mengoptimalkan proses
respirasi aerobik. Mereka memiliki enzim kunci seperti sitokrom oksidase yang
memungkinkan transfer elektron dari substrat menuju oksigen, menghasilkan
air sebagai produk sampingan. Selain itu, bakteri aerobik obligat juga memiliki
sistem pertahanan antioksidan yang efisien untuk melindungi sel dari
kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas yang dihasilkan selama proses
respirasi (Breitenstein, et al. 2020)
Pada kegiatan praktikum tentang respirasi bakteri, penelitian terhadap
bakteri aerobik obligat penting untuk memahami sifat dan karakteristik mereka
dalam konteks respirasi aerobik. Pada tahap isolasi dan pemurnian, bakteri
aerobik obligat dapat diidentifikasi melalui tes enzimatik atau genetik yang
spesifik untuk respirasi aerobik, seperti tes sitokrom oksidase atau penggunaan
primer PCR yang terkait dengan jalur respirasi aerobik. Penelitian tentang
bakteri aerobik obligat juga melibatkan pengamatan pertumbuhan dan aktivitas
respirasi mereka pada media yang mengandung oksigen. Pengukuran laju
respirasi dapat dilakukan melalui metode pengukuran konsumsi oksigen
menggunakan elektroda oksigen atau spektrofotometri (Wasmund, et al. 2017)
Studi terbaru tentang bakteri aerobik obligat telah memberikan wawasan
yang penting dalam berbagai bidang penelitian dan aplikasi. Dalam bidang
bioteknologi, pemahaman tentang respirasi bakteri aerobik obligat digunakan
untuk mengoptimalkan produksi senyawa bernilai tambah, seperti antibiotik,
enzim industri, atau senyawa metabolit sekunder lainnya. Selain itu, penelitian
ini juga berkontribusi pada pemahaman tentang peran bakteri aerobik obligat
dalam siklus biogeokimia dan ekosistem, khususnya dalam degradasi bahan
organik dan peningkatan kualitas lingkungan (Orphan, et al. 2019)

C. Bakteri Anaerob Obligat


Bakteri anaerob obligat adalah kelompok bakteri yang tidak dapat
bertahan hidup atau melakukan respirasi dalam keberadaan oksigen. Mereka
memiliki keterbatasan dalam menggunakan oksigen sebagai akseptor akhir
elektron dalam rantai transport elektron. Sebaliknya, bakteri anaerob obligat
menggunakan senyawa non-oksigenik sebagai akseptor akhir elektron dalam
proses respirasi mereka (Ramasamy, 2021)
Dalam respirasi anaerob, bakteri anaerob obligat menghasilkan energi
dalam bentuk ATP dengan menggunakan senyawa non-oksigenik, seperti nitrat,
sulfat, karbon dioksida, atau senyawa organik, sebagai akseptor akhir elektron.
Mekanisme respirasi anaerob ini melibatkan berbagai jalur metabolik khusus
dan enzim yang memungkinkan bakteri untuk menghasilkan ATP dalam
kondisi tanpa oksigen (Hussein, 2019)
Kegiatan praktikum tentang respirasi bakteri anaerob obligat penting
untuk mempelajari sifat dan karakteristik unik mereka dalam konteks respirasi
anaerob. Pada tahap isolasi dan pemurnian, bakteri anaerob obligat dapat
diidentifikasi melalui tes enzimatik atau metode molekuler yang spesifik untuk
jalur respirasi anaerob. Pengamatan pertumbuhan dan aktivitas respirasi bakteri
anaerob obligat dilakukan dalam kondisi yang tidak mengandung oksigen,
seperti penggunaan media yang mengandung senyawa akseptor elektron yang
sesuai. Pengukuran laju respirasi dapat dilakukan dengan mengukur produksi
senyawa metabolit, seperti produksi gas seperti hidrogen atau metana, atau
menggunakan teknik spektroskopi atau analisis kromatografi (Awadh, 2018)
Studi terbaru tentang bakteri anaerob obligat telah memberikan wawasan
penting dalam berbagai bidang penelitian dan aplikasi. Dalam ilmu lingkungan,
penelitian terkait bakteri anaerob obligat berkontribusi pada pemahaman
tentang peran mereka dalam siklus biogeokimia, seperti siklus nitrogen dan
siklus sulfur. Bakteri anaerob obligat juga berperan penting dalam pengolahan
limbah organik, pembuatan biogas, serta penelitian tentang mikroba dalam
kondisi ekstrem, seperti lingkungan hidrotermal atau habitat yang tidak
terjangkau secara oksigen (Awadh, 2018)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat pada pukul 08.30 - 10.10
WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu Kampus B Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembng, Jakabaring Kota Palembang.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
Incubator, tabung reaksi, bunsen, jarum ose, vortek, rak tabung reaksi dan
kertas label.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu Media
Laktosa bord(LB), alcohol 70%, biakan bakteri murni dalam media agar
miring yang berumur 1x24 jam.

C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum respirasi bakteri ini sebagai
berikut:
1. Siapkan media kultur yang sudah diseterilisasi dan beri label masing-
lasing media.
2. Ambil biakan murni bakteri yang yang sudah anda buat.
3. Inokulasikan sebanyak 1 ose masing-masing biakan kedalam media cair
secara aseptic.
4. Rata suspense dengan menggunakan vortek atau dengan cara memutar-
mutar tabung kultur antara kedua telapak tangan sampai homogen.
5. Inkubasi biakan kultur pada suhu 37° C selama 2x24.
6. Amati akumulasi pertumbuahan bakteri tersebut pada 1x24 jam dan 2x24
jam, kemudian tentukan kelompok bakteri yang anda amati.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel. 1 Morfologi koloni bakteri (Hari ke-1)

Sumber Warna Bentuk Ukuran Tekstur Sifat


Gambar
koloni koloni koloni koloni koloni respirasi

Merah Anaerob
STT Irregular 1-2 cm Mucoid
muda obligat

Merah Anaerob
STU Irregular 1 cm Mucoid
muda obligat

Merah Anaerob
STI Irregular 1-2 cm Mucoid
muda obligat

Tabel. 2 Morfologi koloni bakteri (Hari ke-2)


Sumber Warna Bentuk Ukuran Tekstur Sifat
Gambar
koloni koloni koloni koloni koloni respirasi

Merah Anaerob
STT Irregular 1-2 cm Mucoid
muda obligat

Merah Anaerob
STU Irregular 1 cm Mucoid
muda obligat
Merah Anaerob
STI Irregular 1-2 cm Mucoid
muda obligat

B. Pembahasan
Hasil pratikum respirasi bakteri adalah Jenis respirasi bakteri yang diuji
menggunakan media STI (Serum Test Indicator), STU (Serum Test Urea), dan
STT (Serum Test Trehalose) adalah salah satu metode yang digunakan dalam
praktikum untuk mengidentifikasi dan mempelajari sifat-sifat metabolik
bakteri. Media ini mengandung komponen spesifik yang memungkinkan
pengamatan respons bakteri terhadap nutrisi yang diberikan (Ritalahi, 2019)
Media STI mengandung indikator fermentasi, seperti fenol merah atau
metil merah, yang berubah warna dalam respons terhadap fermentasi
karbohidrat. Jika bakteri mampu memfermentasi karbohidrat yang terdapat
dalam media STI, akan terjadi produksi asam yang akan mengubah warna
indikator. Perubahan warna tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kemampuan bakteri dalam memfermentasi karbohidrat tertentu (Mendoza,
2018)
Media STU mengandung urea sebagai sumber karbon dan nitrogen.
Beberapa jenis bakteri mampu memetabolisme urea menggunakan enzim
urease, yang mengubah urea menjadi amonia dan karbon dioksida. Hasil dari
reaksi ini mengakibatkan perubahan pH media yang dapat diamati melalui
perubahan warna indikator, seperti merah fenol. Perubahan warna menjadi
merah menunjukkan bahwa bakteri memiliki kemampuan untuk
memetabolisme urea (Zhou, et al. 2017)
Media STT mengandung trehalosa, sebuah disakarida yang merupakan
sumber karbon yang kompleks. Beberapa bakteri dapat memetabolisme
trehalosa melalui enzim trehalase yang menghidrolisis trehalosa menjadi dua
molekul glukosa. Keberhasilan pemecahan trehalosa oleh bakteri akan
menghasilkan perubahan warna pada media indikator yang digunakan (Zhou,
et al. 2017)
Dalam praktikum, penggunaan media STI, STU, dan STT
memungkinkan pengamatan cepat dan mudah tentang kemampuan bakteri
untuk memfermentasi karbohidrat, memetabolisme urea, atau memecah
trehalosa. Hasil pengamatan dapat digunakan untuk mengidentifikasi bakteri
berdasarkan profil metaboliknya (Zhou, et al. 2017)
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pratikum diatas dapat disimpulkan bahwa bakteri memiliki
kemampuan untuk melakukan berbagai jenis respirasi, termasuk respirasi
aerobik dan anaerobik, tergantung pada ketersediaan oksigen dan substrat yang
ada.

B. Saran
Adapun saran yang didapat pada praktikum respirasi bakteri adalah
Analisis hasil dengan teliti ,teliti memeriksa dan menganalisis hasil praktikum
respirasi bakteri yang diperoleh. Identifikasi pola atau tren yang muncul dari
data untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sifat respirasi
bakteri yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Awadh, S. M., Ahmed, I. S., Samir, O. S., & Farag, I. M. (2018). Biochemical
properties of local bacteria in an infected diabetic wound. The Journal of
Basic and Applied Zoology, 79(1), 9.
Breitenstein, A., Wieczorek, R., & Knappe, J. (2020). Respiratory nitrate
ammonification by anaerobic bacteria. Biochimica et Biophysica Acta
(BBA)-Bioenergetics, 1861(8), 148271.
Gulzar, M., & Siddiqui, M. T. (2019). Potential of obligate aerobic bacteria for
decolorization and degradation of textile azo dyes: A review. Water, Air, &
Soil Pollution, 230(3), 54.
Hussein, A. A., Ahmad, A. R., & Yahya, M. A. (2019). Differential agar media for
enumeration and isolation of butyric acid-producing anaerobic bacteria in
acidogenic phase of anaerobic digestion. International Journal of
Engineering & Technology, 8(1.9), 121-124.
Mendoza, K., & Stams, A. J. M. (2018). Recent advances in the physiology and
biochemistry of extremely acidophilic bacteria. Frontiers in Microbiology,
9, 199.
Navarro-Martínez, V., Nandakumar, R., & Mariscal, V. (2020). Role of Aerobic
Bacteria in Enzymatic Hydrolysis of Cellulosic Biomass. Frontiers in
Microbiology, 11, 28.
Odukkathil, G., & Vasudevan, N. (2019). Enhanced biodegradation of phenol by
co-culture of obligate and facultative aerobic bacteria isolated from
petrochemical wastewater. Journal of Environmental Management, 236,
679-688.
Orphan, V. J., House, C. H., Hinrichs, K. U., McKeegan, K. D., & DeLong, E. F.
(2019). Methane-consuming archaea revealed by directly coupled isotopic
and phylogenetic analysis. Science, 293(5529), 484-487.
Ramasamy, D., Mishra, A. K., & Lagier, J. C. (2021). Exploration of bacterial
diversity in the human gut microbiota using different culture media.
Scientific Reports, 11(1), 1-11.
Ritalahti, K. M., & Löffler, F. E. (2019). Populations implicated in anaerobic
reductive dechlorination of 1,2-dichloropropane in highly enriched bacterial
communities. Applied and Environmental Microbiology, 85(2), e01878-18.
Roey, T., & Tang, Y. J. (2020). Enabling growth of obligate aerobic bacteria for
targeted bioremediation. Microbial Biotechnology, 13(2), 342-351.
Schink, B. (2021). Energetics of anaerobic bacteria. Microbiology Spectrum, 9(1),
e00230-20.
Sheng, Y., Wang, X., & Jiang, B. (2017). Isolation, identification, and
characterization of a highly efficient ligninolytic and cellulolytic aerobic
bacterium Pseudomonas sp. CP4. Applied Microbiology and Biotechnology,
101(13), 5231-5240.
Wasmund, K., Mußmann, M., & Loy, A. (2017). The life sulfuric: microbial
ecology of sulfur cycling in marine sediments. Environmental Microbiology
Reports, 9(4), 323-344.
Wu, M., & Hahn, M. W. (2021). High diversity of obligately aerobic methane
oxidizers in freshwater systems. Environmental Microbiology, 23(1), 247-
261.
Zheng, Y., Zhou, J., & Yin, H. (2018). Biochemical and genomic characterization
of Anaerobacillus alkaliphilus sp. nov., an obligate aerobic bacterium in the
family Alicyclobacillaceae. Frontiers in Microbiology, 9, 3114.
Zhou, J., He, Q., Hemme, C. L., Mukhopadhyay, A., Hillesland, K., Zhou, A., ...
& Joachimiak, M. P. (2017). How sulphate-reducing microorganisms cope
with stress: lessons from systems biology. Nature Reviews Microbiology,
9(6), 452-466.
LAMPIRAN

Sumber: Doc. Pribadi, Sumber: Doc. Pribadi, Sumber: Doc. Pribadi,


2023 2023 2023

Sumber: Doc. Pribadi,


2023 Sumber: Doc. Pribadi, Sumber: Doc. Pribadi,
2023 2023

Sumber: Doc. Pribadi, Sumber: Doc. Pribadi, Sumber: Doc. Pribadi,


2023 2023 2023

You might also like