You are on page 1of 31
BAB 6 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan | menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistk peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instrumenis. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen’ yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitiannya lima, maka jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi_masih ada yang harus dibuat peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus. mempunyai skala. Bermacam-macam skala pengukuran akan diberikan pada halaman berikut. A. Macam-macam Skala Pengukuran Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam Pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, 133 © Dipindai dengan CamScanner misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan akan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur; meteran sebagai instrumen untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantitatif panjang dengan satuan mm. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur - dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif. Misalnya berat emas 19 gram, berat besi 100 kg, suhu badan orang yang sehat 37 Celsius, IQ seseorang 150. Selanjutnya dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan diketahui termasuk gradasi mana dari suatu skala sikap. Macam-macam skala pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval dan ratio (hal ini telah diberikan pada bab I). Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial antara lain adalah: . Skala Likert Skala Guttman Rating Scale Semantic Deferential Rey Ke empat jenis skala tersebut bila digunakan dalam pengukuran, akan mendapatkan data interval, atau rasio. Hal ini akan tergantung pada bidang yang akan diukur. 1. Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. _ Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut 134 © Dipindai dengan CamScanner dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. 2 Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: a. Sangat Setuju a, Selalu b. Setuju ae b. Sering c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang d. Tidak setuju d. Tidak pernah e. Sangat tidak setuju a. Sangat positif a. Sangat baik b. Positif b. Baik c. Negatif c. Tidak baik d. Sangat negatif. da Sangat tidak baik Untuk keperluan analisis, kuantitatif,. maka‘ Soran itu dapat diberi skor, misalnya: % 1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 2. Setuju/sering/positif diberi skor 3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 4, Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 5, Sangat tidak setuju/tidak pernah/ diberi skor Bn oR Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. a, Contoh Bentuk Checklist: Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan wchilahat anda, dengan cara memberi tanda (W) pada kolom yang tersedia. 135 © Dipindai dengan CamScanner Jawaban No. Pertanyaan ss ST RG | TS | STS Sekolah ini akan menggunakan 1 teknologi informasi y * | dalam pelayanan administrasi dan akademik a ae ieee cea SS = Sangat Setuju diberi skor 5 ST = Setuju diberi skor 4 RG = Ragu-ragu diberi skor 3 TS = Tidak setuju diberi skor 2 TS = Tidak setuju diberi skor if Kemudian dengan teknik pengumpulan data angket, maka instrumen tersebut misalnya diberikan kepada 100 orang karyawan yang diambil secara random. Dari 100 orang pegawai setelah dilakukan analisis, misalnya: 25. Orang menjawab ss 40 Orang menjawab ST 5; Orang menjawab RG 20 Orang menjawab TS 10 Orang menjawab STS Berdasarkan data tersebut 65 orang (40 + 25) atau 65% stakeholder menjawab setuju dan sangat setuju. Jadi kesimpulannya 136 © Dipindai dengan CamScanner mayoritas stakeholder setuju dengan sekolah yang akan menggunakan teknologi informasi dalam pelayanan administrasi dan akademik Data interval tersebut juga dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang telah ditetapkan dapat ae sebagai berikut. Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawabSS. =, 25x50 =: 125 Jumlah skor untuk 40 orang yang menjawabSS_ |=. 40x4-= 160 Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawabRG = $x 3/0 = 15 Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawabTS = 20x2. =" 20 Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab STS. = 10x. = 10 Jumlah total = 350 Jumlah skor ideal (kriterium) untuk. seluruh item = 5 x'100 = 500 (seandainya semua menjawab SS): Jumlah’skor yang ‘diperoleh dari penelitian = 350. Jadi berdasarkan data’ itu maka. tingkat persetujuan. stakeholder terhadap peggunakan. teknologi. informasi dalam pelayanan administrasi dan akademik sekolah = (350 : 500) x 100% = 70% dari yang diharapkan (100%) Secara kontinum dapat digambarkan seperti berikut:: sTs TS RG st ss 100 200 1 350 7 “500 Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden maka rata- rata 350 terletak pada daerah mendekati setuju. 137 © Dipindai dengan CamScanner 6. Contoh bentuk pilihan ganda Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tanda lingkaran pada nomor jawaban yang tersedia. Kurikulum baru itu akan segera diterapkan di lembaga pendidikan anda? ‘ Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu / netral Setuju Sangat setuju spose Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakkan pada tempat yang berbeda-beda. Untuk jawaban di atas “sangat tidak setuju” diletakkan pada jawaban nomor pertama. Untuk item selanjutnya jawaban “sangat tidak setuju” dapat diletakkan pada jawaban nomor terakhir. Dalam penyusunan instrumen untuk variabel ' tertentu, sebaiknya butir-butir pertanyaan dibuat dalam bentuk kalimat positif, netral atau negatif, sehingga responden dapat menjawab dengan serius dan konsisten. Contoh: 1. Saya setuju dengan Ujian Nasional untuk mengukur kompetensi lulusan sekolah di Indonesia (positif). 2. Ujian nasional telah banyak diterapkan di negara-negara maju. (netral). 3. Saya tidak setuju dengan Ujian Nasional, untuk mengukur kompetensi lulusan sekolah di Indonesia (negatif). Dengan cara demikian maka kecenderungan responden untuk menjawab pada kolom tertentu dari bentuk checklist dapat dikurangi. Dengan model ini juga responden akan selalu membaca pertanyaan setiap item instrumen dan juga jawabannya. Pada bentuk checklist, sering jawaban tidak dibaca, karena letak jawaban sudah menentu. Tetapi dengan bentuk checklist, maka akan didapat keuntungan dalam 13R © Dipindai dengan CamScanner hal ini singkat dalam pembuatannya, hemat kertas, mudah mentabulasikan data, dan secara visual lebih menarik. Data yang diperoleh dari skala tersebut adalah berupa data interval. 2. Skala Guttman Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat. setuju” sampai *sangat tidak setuju”, maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Contoh: 1, Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat Kepala Sekolah di sini? a, Setuju b.. Tidak setuju 2. Pernahkah Penilik Sekolah melakukan pemeriksaan di ruang kelas anda? a. Tidak pernah b. Pernah Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0. Analisa dilakukan seperti pada skala Likert. Pernyataan yang berkenaan dengan fakta benda bukan termasuk dalam skala pengukuran interval dikotomi. Contoh : 1. Apakah sekolah anda dekat Jalan Protokol? 120 © Dipindai dengan CamScanner a. Ya b. Tidak 2. Apakah Anda punya ijazah sarjana? a. Tidak b. Punya 3. Semantic Defferensial Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial di- kembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif? terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. Contoh : Mohon diberi nilai gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Bersahabat 5 (4, 3 2 1 Tidak bersahabat Tepat janji Sua (6) 2 1 Lupa Janji Bersaudara 6) 4 3..2. 1. Memusuhi Memberi pujian Sper Ais 2 Bol Ds 0) Mencela Mempercayai 54 @) 2 1 ~~ Mendominasi Responden dapat memberi jawaban,° pada rentang jawaban yang positif sampai dengan negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada yang dinilai. Responden yang memberi penilaian dengan angka 5, berarti persepsi responden terhadap Kepala Sekolah itu sangat positif, sedangkan bila memberi jawaban pada angka 3, berarti netral, dan bila 140 © Dipindai dengan CamScanner memberi jawaban pada angka 1, maka persepsi responden terhadap Kepala Sekolah sangat negatif. 4. Rating Scale Dari ke tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating-scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak ‘setuju, pernah — tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif' yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu ratingscale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain. Yang penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Orang tertentu memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu belum tentu sama maknanya dengan orang lain yang juga memilih jawaban dengan angka 2. Contoh 1: Seberapa baik ruang kelas di sekolah ini A? Berilah jawaban dengan angka: 4. bila tata ruang itu sangat baik 3. bila tata ruang itu cukup baik 2.. bila tata ruang itu kurang baik 1. bila tata ruang itu sangat tidak baik 1A1 © Dipindai dengan CamScanner Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenamya No. Item Pertanyaan tentang tata ruang kantor Interval jawaban 1. 2. Penataan meja murid dan guru sehingga komunikasi lancar Pencahayaan alam tiap ruangan Pencahayaan buatan/listrik _tiap Tuang sesuai dengan kebutuhan. Warna lantai sehingga tidak menimbulkan pantulan cahaya yang dapat mengganggu pegawai Sirkulasi udara setiap ruangan Keserasian warna media pendidikan, perabot dengan ruangan kelas Penempatan almari buku Penempatan ruangan guru Meningkatkan keakraban sesama murid Kebersihan ruangan Bila instrumen tersebut digunakan sebagai angket dan diberikan kepada 30 responden, maka sebelum dianalisis, ‘data dapat ditabulasikan seperti pada pada tabel 6.1 halaman berikut. 142 © Dipindai dengan CamScanner TABEL 6.1 JAWABAN 30 RESPONDEN TENTANG Qoenerrnenewonnnwewenoman SAA RSALAMARRSRAARGS &ag Ia om co a aaa aaad TAtntonamaAmamaNAnnamaAdatamttaAaa MAMAAAATAA AMMAN AANANAtT ant tt est 818 AmAMANHT NAHM MATAMaMAns Mates BTA M BHAT MAAR AMAT AMM MAM tM TANT ATANMMAAMTAAAMAANTAMAMMMtMMATAAM AI MMM MANNTANAMAMTAMAAMATNTATAANR TAMA M ANAM TAMAMAMTAMAAMAtTHTATAAN TATA RUANG KELAS MTAMAMANNTHMAATATANMAMN tM TATA AA MATAAMAANTAMANATHTAMM AMM MAM TMM PTHKANTAEMAMTNTAMMAAMAMI NTT =4, 30. 1200. Untuk ini skor tertinggi tiap butir 10 dan jumlah responden 4x 10x30 Jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor jumlah butir tertinggi) 143 © Dipindai dengan CamScanner Jumlah skor hasil pengumpulan data = 818. Dengan demikian kualitas tata ruang kelas lembaga lembaga pendidikan A menurut persepsi 30 responden itu 818 : 1200 = 68% dari kriteria yang ditetapkan. Hal ini secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut. 300 600 900 121 K 318/ Cukup Sangat arom balk baik : balk baik Nilai 818 termasuk dalam kategori interval “kurang baik dan cukup baik”. Tetapi lebih mendekati cukup baik. Contoh 2: Seberapa tinggi pengetahuan anda terhadap mata pelajaran berikut sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan dan tatiban. Arti setiap angka adalah sebagai berikut. 0 = bila sama sekali belum tahu 1 = telah mengetahui sampai dengan 25% 2 = telah’mengetahui sampai dengan 50% 3 = telah mengetahui sampai dengan 75% 4 = telah mengetahui 100% (semuanya) 144 © Dipindai dengan CamScanner Mohon dijawab dengan cara melingkari nomor sebelum dan sesudah latihan Pengetahuan Pengetahuan sebelum mengikuti Mata pelajaran sesudah mengikuti diklat diklat 0 1 2 3 4 | Komunikasi Oo 12 3 4 0 1 2 3 4 | Tata ruang kantor Ober 2345-4 ea) 353 cg eeengambllan od 34 keputusan Oeste 2.2.3 odie) SMASM BEMbUREAN GV a a 4 laporan 0 1. 2 3.4 | Pemasaran OB ead 3.4 0 1 2 3 4 | Akutansi Ot 2.03 4 0 1 2 3 = 4-| Statistik OF Lesi2) Bh 4 Dengan dapat diketahuinya pengetahuan sebelum dan sesudah mengikuti diklat, maka pengaruh pendidikan dan latihan dalam menambah pengetahuan para pegawai yang mengikuti diklat dapat dikenali. Data dari pengukuran sikap dengan skala sikap adalah berbentuk data interval, demikian juga dalam pengukuran tata ruang. Tetapi data hasil dari pengukuran penambahan pengetahuan seperti tersebut di atas akan menghasilkan rasio. Selain instrumen seperti yang telah dibicarakan di atas, ada instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data nominal dan ordinal. 41. Instrumen untuk menjaring data nominal Contoh: a. Berapakah jumlah guru di sekolah anda? b. Berapakah Guru yang dapat berbahasa Inggris 145 © Dipindai dengan CamScanner c. Berapa murid yang paling Anda sukai? ................ murid d. Berapakah jumlah komputer yang dapat digunakan di lembaga pendidikan Anda? . komputer. e. Dari mana Anda mengetahui lokasi sekolah ini? .............. 2. Instrumen untuk menjaring data ordinal Contoh: Berilah rangking terhadap prestasi belajar sepuluh murid di kelas ini? TABEL 6.2 RANGKING TERHADAP SEPULUH MURID DI SEKOLAH A Misalnya murid bernama E adalah yang paling baik prestasinya, maka murid tersebut diberi_tersebut diberi rangking 1. Pada tabel 6.3 berikut ini juga diberikan contoh instrumen untuk mendapatkan data ordinal. Dengan instrumen tersebut responden diminta untuk mengurutkan rangking 23 faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Misalnya sistem pembinaan karir merupakan faktor yang paling berperan dalam mempengaruhi produktivitas, maka faktor no 10 tersebut diberi rangking 1. © Dipindai dengan CamScanner TABEL 6.3 RANGKING FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA GURU Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja awan, latar belakang pendidikan formal dorongan keluarga training sebelum bekerja magang sebelum bekerja bakat seseorang pengawasan atasan peranan pemimpin gaji bulanan uang lembur 10. pembinaan karier 11. pekerjaan sesuai minat 12. hubungan dengan teman kerja 13. hubungan dengan pemimpin 14. kejelasan apa yang dikerjakan 15, kreativitas 16. kebersihan ruangan 17. cahaya ruangan 18. sirkulasi udara 19. waktu istirahat 20. alat-alat kerja 21. kesehatan kerja 22. harapan yang dipenuhi 23. disiplin kerja PRN AWAYNS B. Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling 147 © Dipindai dengan CamScanner rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Emory, 1985). Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan teliabilitasnya. Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter, variabel suhu maka instru- mennya adalah thermometer, variabel panjang maka instrumennya adalah mistar (meteran), variabel' berat maka instrumennya adalah timbangan berat. Instrumen-instrumen tersebut mudah didapat dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya, kecuali yang rusak dan palsu. Instrumen-instrumen yang rusak atau palsu bila digunakan untuk mengukur harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu. Instrumen-instrumen dalam penelitian pendidikan' memang ada yang sudah tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya, seperti instrumen untuk mengukur motif berprestasi, (n-ach) untuk mengukur sikap, mengukur IQ, mengukur bakat dan lain-lain. Walaupun instrumen-instrumen tersebut sudah ada tetapi sulit untuk dicari, dimana harus dicari dan apakah' bisa dibeli atau tidak. Selain itu instrumen-instrumen dalam bidang sosial walaupun telah teruji validitas analisis reliabilitasnya, tetapi bila digunakan untuk tempat tertentu belum tentu tepat dan mungkin tidak valid dan reliabel lagi. Hal ini perlu dimaklumi karena gejala/fenomena sosial itu cepat berubah dan sulit dicari kesamaannya. Instrumen, tentang kepemimpinan mungkin valid untuk kondisi Amerika, tetapi mungkin tidak valid untuk Indonesia. Untuk itu maka peneliti-peneliti dalam bidang- pendidikan instrumen penelitian yang digunakan sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. 148 © Dipindai dengan CamScanner Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang “Pengaruh kepemimpinan dan iklim kerja sekolah terhadapprestasi belajar anak”. Dalam hal ini ada tiga instrumen yang perlu dibuat yaitu: 1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan 2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja sekolah, 3. Instrumen untuk mengukur prestasi belajar murid Cc. Cara Menyusun Instrumen Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya bidang pendidikan khususnya yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu maka peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian’ dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”. Sebagai contoh misalnya variabel penelitiannya “tingkat kekayaan” Indikator kekayaan misalnya: rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis makanan yang. sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan sebagainya. Untuk indikator rumah, bentuk pertanyaannya misalnya : 1) berapa jumlah rumah, 2) dimana letak rumah, 3) berapa Iuas masing-masing rumah, 4) bagaimana kualitas bangunan rumah dan sebagainya. Untuk bisa menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya. Penggunaan teori untuk menyusun instrumen harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang valid. Caranya dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi (seperti buku, jurnal) membaca_hasil- 149 © Dipindai dengan CamScanner hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, dan konsultasi pada orang yang dipandang abli. Haryono (2006) dalam tesisnya yang berjudul Pengaruh Kinerja Komite Sekolah, Profesionalisme Guru, dan Kepemimpinan Kepala__ Sekolah terhadap _pelaksanan _MPMBS ___(Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah) di SMK Kabupaten Magelang, kisi-kisi instrumennya ditunjukkan pada tabel 6.1 berikut. TABEL 6.1 KISI-KISI INTRUMEN PENELITIAN No. Variabel Aspek Indikator Jumlah butir Pelaksanaan MPMBS Pilar Mutu Visi-misi, dan tujuan penyelenggaraan pendidikan Mempunyai program unggulan Terselenggarakannya pendidikan berwawasan mutu Diketahui hasil output pendidikan di SMK. Partisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK Kemandiriaan dalam penyelenggaraan SMK_ Transparansi dalam penyelenggaraan pendidikan © Dipindai dengan CamScanner Pertimbangan dim 4 oe ee Perencanaan Sekolah an Pendukung ~—_Pelaksanaan 2 Program Pertimbangan dalam Zz Sebagai pengeloaan sumber daya, badan sarana dan prasarana pendukun . [Pendukung dalam| 2 Kinerja pengelolaan anggaran Komite Kontrol perencanaan 2 Sekolah | Sebagai pendidikan Badan Kontrol pelaksanaan 2 Pengontrol program \ Kontrol output pendidikan 2 Komite Penghubung perencanaan: Sekolah é ! sebagai Penghubung ., pelaksanaan 5 penghubung | program Menyusun. rencana 1 pembelajaran Melaksanakan _interkasi 2 Profesio belajar mengajar : nalisme | Mengelola | Penilaian prestasi, belajar| 3 guru embed | siswa Melaksanaan. tindak ‘lanjut: 3 hasil penilaian Bimbingan belajar siswa 1 Pengembang | Pengembangan diri 1 an Profesi Pengembangan profesional 4 Menguasai Memahami wawasan 3 Pemnamnune, kependidikan iP 7 7 akademik Menguasai bahan_ kajian 3 akademik 151 © Dipindai dengan CamScanner mimpin Kepala Sekolah Sebagai Manajer Memahami Visi, Misi dan Tujuan sekolah Melakukan perencanaan Melakukan warga sekolah Pengorganisasian es | Menggerakkan seluruh Melakukan pengawasan melekat Sebagai pemimpin Memotivasi Kepribadian Pengambilan keputusan Komunikasi Pendelegasian Sebagai wirausahawan Analisis tantangan dan Pemanfaatan sumber daya eh Menghargai waktu 1 2 1 1 1 1 2 1 Pencipta Iklim kerja Menciptakan ruang dan lingkungan kerja yg | nyaman. 1 Suasana kerja Sebagai pendidik Pembinaan Ketatausahaan Bimbingan kpd warga sekolah Menyelenggarakan program diklat bagi guru dan staf Menyelenggarakan konsultasi Menciptakan tatatertib di sekolah Melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi © Dipindai dengan CamScanner Suyud (2005) mengembangkan instrumen Kinerja Profesional Guru dengan subvariabel: Penguasaan bahan Ajar, Pemahaman Karakteristik Siswa, Penguasaan Pengelolaan Kelas, Penguasaan Metode dan Strategi Pembelajaran, Penguasaan Evalusi Pembelajaran, dan kepribadian. Masing-masing subvariabel tersebut dengan indikator sebagai berikut. a ( a. Penguasaan bahan Ajar, dengan indikator: 1) Membuat satuan pelajaran (SP) untuk setiap unit atau. pokok bahasan 2) Membuat rencana pelajaran setiap pertemuan 3) Menyusun silanus mata pelajaran ; 4) Merumuskan tujuan secara jelas dan realistik 5) Membuat hand out (bahan penyerta pelajaran) 6) Memulai pelajaran dengan menjajagi kemampuan siswa terlebih dulu 7) Mengaitkan materi pelajaran dengan sre SH) sehari-hari atau permasalahan yang relavan 8). Mengintegrasikan life skill dalam pembelsjaran 9) Menyampaikan materi pelajaran secara menarik dan mudah difahami siswa 10) Menjawab pertanyaan siswa dengan jelas, sesuai subtansi yang ditanyakan 11) Menanggapi komentar siswa dengan baik dan memberi penjelasan yang relevan 12) Menggunakan sumber buku acuan untuk keperluan pembelajaran 13) Menggunakan sumber lain untuk penunjang 14) Aktif mencari sumber lain 15)Memiliki motivasi atau rasa ingin tahu yang tinggi terhadap perkembangan ilmu yang relevan dengan bidang yang diajarkan 16) Mendorong siswa untuk memanfaatkan berbagai sumber informasi 17) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) sendiri 18) Menulis buku mata pelajaran yang diampu 153 © Dipindai dengan CamScanner b. Pemahaman Karakteristik Siswa 1) Berusaha memahami perbedaan potensi siswa 2) Berusaha mengenali variasi gaya belajar siswa 3) Memperlakukan setiap siswa sebagai pribadi yang unik dan utuh 4) Memperlakukan siswa secara adil, tanpa memandang suku, ras dan status sosial 5) Mengembangkan rasa empati dengan. memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa 6) Melatih kerjasama kelompok siswa 7) Hafal nama-nama siswa 8) Menciptakan hubungan akrab dengan siswa 9) Mengarahkan siswa untuk belajar mandiri dan berprestasi secara optimal sesuai dengan potensinya 10) Memantau kemajuan belajar siswa 11) Mendiskusikan permasalahan dan kemajuan belajar siswa dengan orang tua atau wali 12) Bekerja sama dengan orang tua atau fihak lain yang kompeten untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa c. Penguasaan Pengelolaan Kelas 1) Menjabarkan kurikulum menjadi program yang lebih rinci 2) Merencanakan dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia di sekolah dan alam sekitar 3) Melaksanakan berbagai strategi dan cara pengelolaan kelas 4) Tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran 5) Memotivasi siswa dalam melakukan berbagai. kegiatan pembelajaran yang bersifat interaktif 6) Menumbuhkan dinamika kelompok dalam pembelajaran 7) Menjaga motivasi siswa dalam kelas agar tetap tinggi selama berlangsungnya proses belajar mengajar 8) Mengevaluasi rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan 9) Mendokumentasikan data kesulitan belajar siswa © Dipindai dengan CamScanner 10)Menggunakan data kesulitan siswa untuk penyesuaian dalam strategi pembelajaran 11) Melaksanakan tugas di kelas dengan penuh semangat d. Penguasaan Metode dan Strategi Pembelajaran 1) Melakukan penilaian kemampuan awal siswa ° 2) Menggunakan pendekatan pembelajaran yang membuat. siswa aktif 3) Mengupayakan proses pembelajaran Derlangeune dalam suasana yang menyenangkan 4) Membuat joke (lelucon) untuk menyegarkan suasana kelas 5) Menyediakan aktivitas yang menyenangkan tetapi realistik dan dapat dicapai seluruh siswa 6) Mengembangkan belajar dalam kelompok © % 7) Memfasilitasi dan mendorong siswa menemukan dan ‘merumuskan. .” sendiri pengetahuan 8) Mengaitkan topik/materi pembelajaran dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa 9) Menerapkan kegiatan inquiry ‘dalam pembelajaran 10) Menggunakan metode demonstrasi untuk memperjélas materi pembelajaran 11) Mengajukan pertanyaan untuk ‘mendorong siswa aktif dan kreatif he dalam pembelajaran 12) Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi 13) Melakukan ujicoba’ metode baru untuk | meningkatkan pembelajaran lebih efektif 14) Menggunakan alat peraga atau atau multi media pembelajaran 15) Membangkitkan rasa ingin’ tahu siswa dengan mendorong siswa aktif bertanya 16) Memberi kesempatan yang luas pada siswa untuk mengemukakan gagasan secara leluasa 17)Memberi penguatan (reinforcement) kepada siswa dalam pembelajaran © Dipindai dengan CamScanner 18) Menghargai setiap usaha dan karya siswa 19) Memaparkan karya siswa yang baik atau menarik 20) Mengkondisikan siswa belajar secara konitinu melalui berbagai pemberian tugas 21) Memberi kesempatan pada siswa untuk memikirkan kembali apa- apa yang baru saja dipelajari e. Penguasaan Evalusi Pembelajaran 1) Melaksanakan evaluasi hasil belajar secara berkesinambungan 2) Melakukan evaluasi belajar secara komprehensif, meliputi evaluasi konteks, input, proses dan produk 3) Melakukan penilaian terhadap berbagai aspek seperti tugas terstruktur, aktivitas siswa di kelas, portofolio yang menggambarkan kualitas siswa 4) Memahami dan terampil menerapkan berbagai teknik evaluasi 5) Memilih jenis test sesuai materi pembelajaran 6) Mengoreksi hasil pekerjaan siswa secara cermat dan obyektif 7) Menentukan nilai akhir secara obyektif dan adil 8) Mengembalikan hasil pekerjaan siswa 9) Membahas hasil pekerjaan siswa atau hasil test kepada siswa di depan kelas 10) Melakukan analisis belajar siswa 11) Membuat data kemajuan tiap siswa 12)Merencanakan dan melaksanakan. program pengayaan atau perbaikan ; 13) Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran lebih lanjut 14) Menyusun kisi-kisi butir soal 15) Membuat dan memiliki bank soal f. Kepribadian 1) Melaksanakan ajaran agama yang dianut 2) Sopan santun, ramah kepada orang lain dan siswa 156 © Dipindai dengan CamScanner 3) Memberi teladan yang baik 4) Memberi pelayanan tanpa pilih kasih 5) Menyadari adanya kebinekaan dan hak individu yang perlu dihormati bersama 6) Melaksanakan tugas sesuai peraturan 7) Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban sebagai guru 8) Dissiplin dalm bekerja 9) Berbapakaian dengan sopan dan baik 10) Terbuka menerima pendapat orang lain dan dari siswa_ Hoy and Miskel. (2001) memberikan: indikator efektivitas sekolah pada aspek Input, Proses dan Output seperti ditunjukkan pada gambar 6.1 berikut. Fhysical Facilities 5 h Student Readiness ._ Motivation level Teacer . School and capabilities Technology resources Parental Support Policies ans standard Leadership quality Gambar 6.1. Indikator Sekolah yang efektif 157 © Dipindai dengan CamScanner Selanjutnya tiga peneliti (Edmonds; Scheerens and Bosker; Smith and Purkey dalam Hoy and Miskel 2001) menemukan variabel- variabel yang mempengaruhi efektivitas sekolah seperti ditunjukkan pada gambar 6.2a, 6.2.b, 62.c berikut. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS SEKOLAH 1. Principle Leadership 2. Emphasis on basic skill EFEKTIVITAS 3. High expectations for student achievement SEO 4. Frequent and systematic evaluation of student 5. Oderly environment Gambar 6.2a Faktor-fator/variabel yg mempengaruhi :: efektivitas sekolah menurut Edmonds FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS SEKOLAH Achievement orientation Educational leadership Consensus and cohesion Curriculum quality School climate EFEKTIVITAS Classroom clemate SEKOLAH Parental involvement Evaluative potential Effective learning time 10. Structured instruction 11. Independent learning 12. Adaptive instruction . Feedback and reinforcement PEN Awa YN Gambar 6.2b Faktor-fator/variabel yg mempengaruhi efektivitas sekolah menurut Scheerens and Bosker 158 © Dipindai dengan CamScanner FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS SEKOLAH Instructional leadership Planed and purposeful curriculumm 3. Clear goal amd high expectations 4, Time in task 5. Recognition of academic success 6. Orderley climate 7. 8. 9, I rhe EFEKTIVITAS A SEKOLAH Sence of community Staff development ). Staff stability 0. Collegial and collaborative planning * 11. School site management 12. Parental support and involvement . Direct support Gambar 6.2c Faktor-fator/variabel yang mempengaruhi ‘efektivitas sekolah menurut Smith and Purkey D. Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang Dikembangkan Judul Penelitian: GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA | TERHADAP = JKLIM KERJA _ORGANISAST SEKOLAH Judul tersebut terdiri atas dua variabel indepeden dan satu dependen. Masing-masing instrumennya adalah: a. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan b. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan c. Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi 159 © Dipindai dengan CamScanner Supaya penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah untuk dikontrol, dikoreksi, dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen seperti pada tabel 6.5 dan 6.6 Selanjutnya untuk menyusun item-item instrumen, maka indikator dari variabel yang akan diteliti dijabarkan menjadi item-item instrumen. Item-item instrumen harus disusun dengan bahasa yang jelas sehingga semua fihak yang berkepentingan tahu apa yang dimaksud dalam item instrumen tersebut. Indikator-indikator variabel itu sering disebut suatu “construct” dari suatu instrumen, yang dalam membuatnya diperlukan berbagai konsep dan teori serta hasil penelitian yang memadai. Berikut ini diberikan contoh instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan, dan iklim kerja organisasi dari suatu populasi penelitian (misalnya unit kerja tertehtu). Item-item setiap instrumen merupakan muatan atau penjabaran dari indikator variabel yang diteliti. Instrumeri gaya kepemimpirian terdiri atas 22 butir pertanyaan, situasi kepemimpinan 18 butir pertanyaan, dan iklim kerja organisasi 14 butir pertanyaan. Berapa jumlah item/butir instrumen yang diperlukan ? Jawabannya adalah yang paling sedikit tetapi memadai untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Termometer pengukur suhu badan hanya memuat 8 butir pertanyaan (apakah suhu badannya : 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42 °C), tetapi instrumen ini sudah cukup memadai untuk mengukur suhu badan. Suhu badan orang tidak ada yang di bawah 35° C atau di atas 42° C. Termometer suhu badan menjadi tidak memadai bila digunakan untuk mengukur.suhu udara, yang rentangnya berbeda dengan suhu badan. 160 © Dipindai dengan CamScanner TABEL 6.6 KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR GAYA KEPEMIMPINAN, SITUASI KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH Indikator No. item instrumen . Kepemimpinan direktif 2. Kepemimpinan supportive . Kepemimpinan partisipatif . Kepemimpinan Goal Oriented 1, 4, 7, 10, 13, 16 2, 5,8, 11, 14,17 3,6, 9, 12, 15, 18 19, 20, 21, 22, 23, 24 . Hubungan pemimpin dengan anggota, . Tugas-tugas. . Power position 1, 2,3, 4, 5, 6, 7,8,9,10, 11,12 13, 14,15, 16,17, 18 . Otonomi dan fieksibilitas. _ . Menaruh kepercayaan dan terbuka . Simpatik dan memberi dukungan |. Jujur dan menghargai . _Kejelasan tujuan . Pekerjaan yang resiko . Pertumbuhan kepribadian 161 © Dipindai dengan CamScanner Hd Instrumen yang © diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan kepala’ sekolah tertentu. ~ Sumber datanya adalah guru dan karyawan ‘Bentuk Sy aneletnvass adalah. eine Chole (pliner see % Mohon dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan hasil pengamatan Bapak/Ibu/Sdr. 1. Apakah Kepala Sekolah menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan guru? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 2. Apakah Kepala Sekolah menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat kerja guru? a. Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah 3. Apakah Kepala Sekolah pee Sakehalder, eee -sama, merumuskan tujuan sekolah? a. Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah 4. Apakah Kepala Sekolah memberitahukan kepada para guru tentang apa yang harus dan bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan? 162 © Dipindai dengan CamScanner a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering ad Selalu . Apakah Kepala Sekolah berupaya mengembangkan suasana bersahabat? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu . Apakah Kepala Sekolah bekerja sama’ dengan Pera guru. untuk menyusun tugasnya masing-masing? a. Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah . Apakah Kepala Sekolah menetapkan hubungan kerja yang jelas antara satu orang dengan orang yang lain? a. Selalu b. Sering c. Jarang sekali d. Tidak pernah . Apakah Kepala Sekolah memberi kesempatan kepada para guru untuk menyampaikan perasaan dan perhatiannya? a. Tidak pernah b. Jarang sekali c. Sering d. Selalu 163 © Dipindai dengan CamScanner

You might also like