You are on page 1of 13

TUGAS ANALISIS MATERI BERDASARKAN

PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : ABDUL AHAD AL HAFIDZ, S.Pd.I


Kelompok Mapel : PAI 07
Judul Modul : PAI KONTEMPORER
Judul Masalah : Gerakan Radikalisme di Indonesia

KB1
N
Komponen Deskripsi
o
1. Identifikasi Masalah
a. Historis munculnya Islam di a. Secara historis munculnya Islam di Indonesia sangat
Indonesia damai dan toleransi relevan dengan apa yang diajarkan
b. Munculnya radikalisme di oleh para wali melalui singkronitas budaya lokal,
Indonesia bahan saling dapat hidup damai berdampingan dengan
umat lain yang hidup masa itu. Namun sangat
disayangkan dengan perkembangan zaman dan
tuntutan stratifikasi sosial di tengah masyarakat
Indonesia yang begitu luas, maka bermunculanlah
sekte-sekte, aliran-aliran, dan mazhab-mazhab baru
yang mengatasnamakan Islam berkembang pesat
sesuai dengan latar belakang kebudayaan dan kondisi
alam yang eksis di daerah penganutnya.
b. Di sisi lain, munculnya radikalisme di Indonesia
menjadi nyata, seiring perubahan tatanan sosial dan
politik, terlebih setelah hadirnya orang-orang Arab
muda dari Hadramaut Yaman ke Indonesia yang
membawa ideologi baru ke tanah air, turut mengubah
konstelasi umat Islam di Indonesia.

2. Penyebab Masalah
a. Gerakan radikal Islam di a. Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat
Indonesia oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan
atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis
dengan menggunakan cara-cara kekerasan. Namun
bila dilihat dari sudut pandang keagamaan dapat
diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu
pada pondasi agama yang sangat mendasar dengan
fanatisme keagamaan yang sangat tinggi, sehingga
tidak jarang penganut dari paham/aliran tersebut
menggunakan kekerasan kepada orang yang berbeda
paham/aliran untuk mengaktualisasikan paham
keagamaan yang dianut dan dipercayainya untuk
diterima secara paksa.
b. Gerakan radikal Islam di Indonesia baru sebatas pada
tuntutan dipenuhinya aspirasi Islam, seperti
pemberlakuan syariat Islam atau piagam Jakarta.
c. Kemunculan gerakan islam radikal di Indonesia
disebabkan oleh dua faktor; Pertama, faktor internal
dari dalam umat islam sendiri yang telah terjadi
penyimpangan norma-norma agama. Kedua, faktor
eksternal di luar umat Islam, baik yang dilakukan
penguasa maupun hegemoni Barat, seperti kasus
gerakan Warsidi, Salaman hafidz dan Imron atau yang
dikenal sebagai komando Jihad telah membangkitkan
radikalisme di Indonesia

3. Solusi
a. Dikaitkan dengan teori/ dalil a. Sejak awal Islam sejatinya memang lahir dengan asas
yang relevan keadilan, kemanusiaan dan sarat dengan ajaran yang
b. Sesuaikan dengan moderat, seperti dalam firmanNya Q.S. al-Baqarah
langkah/prosedur yang sesuai [2]: 143. Islam moderat artinya Islam yang tidak
dengan masalah yang akan terlalu kanan, maupun kiri. Tidak keras namun juga
dipecahkan tidak lemah. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin
haruslah senantiasa menyebarkan kedamaian tanpa
adanya paksaan seperti yang telah diajarkan
Rasulullah saw. Namun citra Islam yang penuh
kemudahan dan kedamaian tersebut, juga tidak bisa
diartikan bahwa Islam merupakan agama yang sepele.
Islam sebagai agama yang memiliki dasar hukum yang
tertulis bisa dilihat dari berbagai sudut pandang,
sehingga melahirkan beragam penafsiran.
b. Allah menciptakan segala sesuatu di bumi ini dengan
keadaan yang seimbang. Beragam ayat yang
disebutkan dalam al-Qur’an menjadi bukti
keseimbangan penciptaan Allah SWT. Hal tersebut
semestinya bukan dianggap sebagai fenomena alam
biasa, namun juga harus diresapi sebagai rahmat Allah
SWT sebagai Dzat Yang Maha Bijaksana. Nilai moral
yang dapat dipetik dari prinsip keseimbangan di alam
raya ini, yakni Allah mengingatkan agar manusia
senantiasa menjaganya dengan tidak melakukan
perilaku-perilaku menyimpang, seperti tidak berlaku
adil, tidak jujur, dan kecurangan-kecurangan lainnya.
c. Dalam konteks keseimbangan juga, Rasulullah
melarang umatnya untuk tidak terlalu berlebihan
meski dalam menjalankan agama sekalipun. Beliau
lebih senang jika hal itu dilakukan secara wajar tanpa
adanya pemaksaan diri yang berlebihan. Beberapa
gambaran prinsip keseimbangan inilah yang biasa
dikenal dengan moderasi yang biasa diistilahkan
wasatiyah.
d. Realita teks keagamaan yang multitafsir memberikan
peluang kepada siapa saja yang mempunyai
kepentingan khusus untuk menafsirkan teks
keagamaan sesuai dengan ideologi maupun
kepentingannya masing-masing. Sebagaimana yang
dilakukan oleh sebagian kelompok yang menafsirkan
ayat-ayat al-Qur’an sebagai alat untuk melegalkan
aksi-aksi kekerasan atas nama agama. Mereka bahkan
bersedia mengorbankan apa saja yang tidak masuk
akal; dari berkorban harta sampai jiwa.
e. Ketika teks-teks keagamaan dipahami secara dangkal,
maka tidak menutup kemungkinan akan melahirkan
paham dan gerakan radikal. Karena itulah, untuk
menangkal gerakan radikal, salah satu langkah yang
diperlukan adalah pemahaman yang benar dan
komprehensif atas teks-teks keagamaan tersebut.
TUGAS ANALISIS MATERI BERDASARKAN
PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : ABDUL AHAD AL HAFIDZ, S.Pd.I


Kelompok Mapel : PAI 07
Judul Modul : PAI KONTEMPORER
Judul Masalah : Jual Beli Online dalam Perspektif Islam

KB2
N
Komponen Deskripsi
o
1. Identifikasi Masalah
a. Jual beli dalam Islam a. Jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda
b. Jual beli online menurut Islam (barang) atau jasa yang mempunyai nilai, atas dasar
kerelaan (kesepakatan) antara dua belah pihak sesuai
dengan perjanjian atau ketentuan yang dibenarkan
oleh syara’.
b. Jual beli dalam Islam dapat diartikan dengan tukar
menukar harta dengan cara tertentu yang bermanfaat.
Harta yang dimaksud adalah materi atau manfaat.
Manfaat dari suatu benda dapat diperjualbelikan. Jual
beli merupakan transaksi yang didalamnya terdapat
dua unsur yaitu ijab dan qabul. Melakukan kegiatan
jual beli, sesama umat manusia dapat saling tolong
menolong yang sangat dianjurkan dalam Islam.
c. Yang dimaksud dengan ketentuan syara’ adalah jual
beli tersebut dilakukan sesuai dengan persyaratan-
persyaratan, rukun-rukun dan hal lain yang ada
kaitannya dengan jual beli. Adapun rukun jual beli,
ada empat, yaitu: 1) adanya pembeli; 2) adanya
penjual; 3) adanya barang; dan 4) adanya shighah atau
ijab-qabul.
d. Dalam sudut pandang fiqih jual belin on-line
diperbolehkan dalam islam sesuai dengan kaedah fiqih
“Al-ashl fi mu’amalah al -ibahah, illa idza ma dalla al-
dalil ala khilafihi, asalkan didalam prosesnya tidak
terjadi unsur-unsur yang bertentangan dengan islam
seperti penipuan, ketidak jelasan dan riba.
2. Penyebab Masalah
a. Metode baru dalam transaksi a. Saat ini, internet sangat berpengaruh pada
jual beli perkembangan bisnis-bisnis yang sudah dijalankan.
Bisnis berkembang dengan pesat melalui kegiatan
transaksi jual beli media online yang dikenal dengan
belanja online. Jual beli online dikenal dengan
kemudahannya dalam berbelanja tanpa menghabiskan
waktu dan tenaga. Perdagangan yang dilakukan di
dunia maya tidak memberikan batasan ruang dan
waktu antara pembeli dan penjual. Berbisnis dengan
cara online dilakukan atas dasar kepercayaan karena
pembeli dan penjual tidak saling bertatap muka dalam
melakukan transaksi.
b. Jual beli online sering kali disebut juga dengan online
shopping, atau jual beli melalui media internet.
definisi jual beli online sebagai satu set dinamis
teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang
menghubungkan perusahaan, konsumen, komunitas
tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan
barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan
secara elektronik.

3. Solusi
a. Dikaitkan dengan teori/ dalil a. Dari sudut pandang ilmu fiqih, kegiatan ekonomi
yang relevan bukanlah termasuk bab Ibadah mudhah, melainkan
b. Sesuaikan dengan bab mu’amalah. Oleh karena itu berlaku kaidah fiqih
langkah/prosedur yang sesuai yang menyatakan bahwa “Al-ashl fi mu’amalah al -
dengan masalah yang akan ibahah, illa idza ma dalla al-dalil ala khilafihi, yakni
dipecahkan suatu perkara mu’amalah pada dasarnya
diperkenankan (halal) untuk dilakukan,kecuali jika ada
larangan dari sumber agama (Kitab dan Sunnah).
b. Kaidah fiqih dalam mu’amalah diatas memberikan arti
bahwa dalam kegiatan mu’amalah yang notabene
adalah urusan keduniaan, manusia diberikan
kebebasan sebebas bebasnya untuk melakukan apa
saja yang bisa memberikan manfaat kepada dirinya
sendiri, orang lain dan lingkungannya, selama hal
tersebut tidak ada ketentuan yang melarangnnya.
Kaidah ini didasarkan kepada Hadist dari Rasulullah
yang menyatakan “antum a’lamu bi’umurid
dunyakum” (kamu lebih tahu atas urusan duniamu).
Bahwa untuk urusan kehidupan dunia yang penuh
perubahan atas ruang dan waktu, islam memberikan
kebebasan mutlak kepada manusia untuk menentukan
jalan hidupnya.
c. Salah satu fenomena mu’amalah dalam bidang
ekonomi adalah transaksi jual beli yang mengunakan
media elektronik, perkembangan teknologi telah
memacu perubahan kebiasaan individu termasuk salah
satunya dalam hal melakukan transaksi jual beli.
Apabila dahulu yang dimaksudkan dengan transaksi
jual beli harus dilakukan dengan cara bertatap muka
dimana terjadi peralihan barang secara langsung dari
penjual kepada pembeli, yaitu pembeli harus bertemu
dengan penjual dipasar nyata. Saat ini telah beralih
kepada era dimana transaksi tidak lagi dilakukan
secara tatap muka, melainkan sudah melalui media on-
line. Tidak lagi harus ada pertemuan antara pembeli
dengan penjual di pasar, melainkan cukup dengan
menggunakan teknologi internet dan transaksipun
sudah bisa dilakukan antara pembeli dengan penjual.
d. Fiqh muamalah Islam menjelaskan Jual beli secara
online memiliki kesamaan dengan jual beli pesanan
yang disebut dengan salam. Jual beli salam adalah
transaksi yang dilakukan dengan menyerahkan uang
terlebih dahulu sebelum barang diterima. Transaksi
seperti ini dianggap sah apabila memenuhi persyaratan
yang sudah ditentukan Islam. Dasar hukum salam
dalam Islam dikategorikan jual beli yang
diperbolehkan. Hal tersebut berdasar pada Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 282.
e. Sehingga dalam sudut pandang fiqih jual belin on-line
diperbolehkan dalam islam sesuai dengan kaedah fiqih
“Al-ashl fi mu’amalah al -ibahah, illa idza ma dalla al-
dalil ala khilafihi, (Hukum asal dalam muamalah
adalah boleh, kecuali hingga datang dalil yang
melarangnya) dan asalkan didalam prosesnya tidak
terjadi unsur-unsur yang bertentangan dengan syariat
islam.
TUGAS ANALISIS MATERI BERDASARKAN
PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : ABDUL AHAD AL HAFIDZ, S.Pd.I


Kelompok Mapel : PAI 07
Judul Modul : PAI KONTEMPORER
Judul Masalah : Kesetaraan Gender dalam Pandangan Islam

KB3
N
Komponen Deskripsi
o
1. Identifikasi Masalah
a. Ketimpangan Peran Laki-laki a. Persepsi masyarakat tentang peran laki-laki dan
dan Perempuan perempuan terbangun melalui proses internalisasi
budaya laki-laki. Oleh karena itu, pandangan gender
tidak terlepas dari dominasi budaya laki-laki
(patriarki), bahkan dominasi budaya laki-laki tidak
hanya mempengaruhi perilaku masyarakat saja, tetapi
juga penafsiran terhadap teks-teks agama (Al-Qur’an
dan al-Hadits khususnya yang berkaitan dengan
gender) juga tidak luput dari patriarki.
b. Pada dasarnya perempuan dan laki-laki berbeda pada
karakteristik secara fisik dan perbedaan itu menjadi
suatu masalah ketika dijadikan suatu ketidakadilan,
pertentangan, penekanan dan penindasan, sehingga
memunculkan adanya ketidakadilan dan
ketidaksetaraan.
c. Gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan
perempuan yang dibangun dari interaksi sosial dan
budaya. Sebagai contoh bahwa perempuan lebih
dipahami sebagai seseorang yang feminim, lemah
lembut, serta memiliki sifat-sifat keibuan. Sementara
laki-laki lebih dipahami sebagai sosok seseorang yang
maskulin, rasionalis, serta memiliki kekuatan yang
lebih dari perempuan. Namun, kedua sifat tersebut
esensinya dapat dipertukarkan
2. Penyebab Masalah
a. Tuntutan untuk kesetaraan a. Membahas tentang gender berarti memberikan ruang
Gender dan kesempatan yang sama antara laki-laki untuk
berkontribusi dalam pembangunan, ekonomi, politik
dan budaya. Dengan demikian kesetaraan gender
bermakna memberikan akses yang sama kepada laki-
laki dan perempuan untuk menikmati pembangunan.
b. Negara memiliki tanggung jawab besar dalam
menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan
karena berkembangnya praktik diskriminasi terhadap
perempuan sangat terkait erat dengan berbagai
persoalan yang menjadi tanggung jawab negara,
seperti kemiskinan, menguatnya fundamentalisme
ataupun konservatisme agama dan budaya, serta
pembatasan hak-hak perempuan baik dalam politik
maupun untuk berkiprah di ruang public.
c. Dengan demikian, Indonesia mempunyai tanggung
jawab untuk menghapus segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan dan menerapkan prinsip
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam
hukum dan kehidupan sehari-hari.

3. Solusi
a. Dikaitkan dengan teori/ dalil a. Salah satu Pokok ajaran Islam adalah persamaan
yang relevan derajat di antara manusia, baik laki-laki atau
b. Sesuaikan dengan perempuan, antar suku bangsa atau keturunan. Al-
langkah/prosedur yang sesuai Qur’an tidak membeda-bedakan derajat kemuliaan
dengan masalah yang akan manusia atas dasar itu semua, melainkan tinggi
dipecahkan rendahnya derajat kemuliaan manusia itu diukur
dengan tinggi rendahnya tingkat ketakwaan dan nilai-
nilai pengabdian terhadap Allah.
b. Mengenai kedudukan perempuan dalam pandangan
Islam tidak seperti yang diduga dan dipraktikkan oleh
sebagian anggota masyarakat, tidak pula seperti yang
dituduhkan oleh orang-orang yang tidak menyukai
Islam. Ajaran Islam (Al-Qur’an), sangat memuliakan
dan memberikan perhatian serta penghormatan yang
besar kepada perempuan tidak ubahnya seperti halnya
kepada laki-laki. Allah Swt telah berfirman dalam
Q.S. an-nisa’ [4] ayat 1, Q.S. al-hujurat [49] ayat 13
dan Q.S. an-nahl [16] ayat 97.
c. Islam adalah agama anti-patriarki, yang menjunjung
tinggi keadilan dan menghargai manusia bukan atas
dasar jenis kelaminnya, melainkan usahanya. Oleh
karena itu, diperlukan pemahaman baru terhadap
agama dengan menggunakan perspektif keadilan
gender, yang lebih bisa membuka mata masyarakat
Muslim akan pesan keadilan gender dalam al-Qur’an.
d. Sesuai dengan kodratnya, laki-laki dan perempuan
dilahirkan dengan struktur anatomi tubuh dan
kekuatan yang berbeda. Ada jenis pekerjaan yang
hanya dapat dilakukan oleh perempuan, ada pula yang
hanya sesuai untuk laki-laki.
e. Allah tidak membebani hambanya dengan sesuatu
pekerjaan diluar kesanggupannya. Kesetaraan gender
dalam ajaran Islam bukanlah penyamarataan antara
laki-laki dan perempuan dalam segala hal. Adanya
perbedaan dalam pembagian tugas antara laki-laki dan
perempuan di dalam ajaran Islam sama sekali bukan
untuk merendahkan martabat perempuan, melainkan
pembagian tugas secara proporsional yang justru
untuk memuliakan perempuan.
TUGAS ANALISIS MATERI BERDASARKAN
PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : ABDUL AHAD AL HAFIDZ, S.Pd.I


Kelompok Mapel : PAI 07
Judul Modul : PAI KONTEMPORER
Judul Masalah : Sikap Toleransi dalam Moderasi Beragama dan Implementasinya
dalam Kehidupan Sosial

KB 4
No Komponen Deskripsi
1. Identifikasi Masalah
a. Sering terjadinya konflik antar a. Indonesia adalah bangsa yang kompetisi
suku, ras maupun agama etnisnya sangat beragam. Begitu pula
dengan agama, aliran kepercayaan, bahasa,
adat istiadat, orientasi kultur kedaerahan
serta pandangan hidupnya. Jika diurai lebih
terperinci, bangsa Indonesia memiliki
talenta, watak, karakter, hobi, tingkat
pendidikan, warna kulit, status ekonomi,
kelas sosial, pangkat dan kedudukan, varian
keberagamaan, cita-cita, perspektif,
orientasi hidup.
b. Salah satu fakta yang tidak dapat kita
pungkiri dalam kehidupan sosial adalah
keragaman agama yang dipeluk oleh
masyarakat

2. Penyebab Masalah
a. Tingginya pluralisme bangsa a. Bangsa Indonesia Merupakan salah satu
Indonesia membuat potensi bangsa yang memiliki suku, etnis dan
konflik bangsa Indonesia juga budaya yang paling banyak didunia.
tinggi Sehingga, Potensi perpecahan dan
b. Negara Indonesia mengakui kesalahpahaman juga tinggi. Baik konflik
beberapa agama dalam skala kecil maupun besar. Dalam
skala kecil, konflik tercermin pada
komunikasi yang tidak tersambung atau
tidak berjalan sebagaimana mestinya,
sehingga menyebabkan rasa tersinggung,
marah, frustasi, kecewa, dongkol, bingung,
bertanya-tanya dan lain-lain.
Sementara itu konflik dalam skala besar
mewujud dalam, misalnya kerusuhan sosial,
kekacauan multi budaya, perseturuan antar
ras, etnis, dan agama dan lain-lain.
b. Setiap masyarakat selalu menghadapi
persoalan bagaimana meneruskan peranan
sosial yang telah dibangun dan diwariskan
pada generasi berikunya.
c. Toleransi beragama memiliki arti sikap
lapang dada seseorang untuk menghormati
dan membiarkan pemeluk agama untuk
melaksanakan Ibadah mereka menurut
ajaran dan ketentuan agama masing-
masing. Toleransi merupakan suatu
perbuatan yang melarang diskriminasi
terhadap kelompok atau golongan yang
berbeda. Toleransi ini biasanya terlihat jelas
pada Agama (keyakinan). Sikap toleransi
yang tumbuh dari masing-masing individu
dapat memberikan nilai tersendri apabila
terjun langsung ke masyarakat.

3. Solusi
a. Dikaitkan dengan teori/dalil a. Dalam Al-Qur’an, sikap toleransi ini
yang relevan banyak diulas baik secara eksplisit maupun
b. Sesuaikan dengan implisit. Diantaranya terdapat pada Q.S
langkah/prosedur yang sesuai Yunus ayat 40-41, dalam Q.S Al-Hujurat
dengan masalah yang akan ayat 13 dan pada Ayat yang paling populer
dipecahkan berbicara tentang toleransi bahkan utuh
dalam satu surat adalah surat al-Kafirun
ayat 1-6 yang artinya: “Katakanlah: Hai
orang-orang kafir, aku tidak akan
menyembah apa yang kalian sembah, dan
kalian bukan penyembah apa yang aku
sembah, dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kalian sembah, dan
kalian bukan penyembah apa yang aku
sembah, bagi kalian agama kalian dan
bagiku agamaku.”
b. Dalam surah Al Kafirun yang memiliki arti
“Untukmu agamamu, dan untukku
agamaku”, kita dapat mengambil
kesimpulan jika Islam selalu mengajarkan
kita untuk bertoleransi pada setiap agama
apapun. Kita harus memahami bahwa
Tuhan yang kita sembah sebagai umat
Islam tentu berbeda dengan Tuhan dari
agama lain. Begitu halnya dengan tempat
ibadah yang kita gunakan. Oleh karena itu,
kita tidak boleh memaksakan pemeluk
agama lain untuk menganut ajaran Islam
yang kita yakini. Begitu pun kita tidak
seharusnya menghina atau menganggu umat
agama lain yang memiliki perbedaan
keyakinan dengan yang kita jalani.
c. Selain itu, sikap saling menghormati antar
umat beragama penting untuk dilakukan
agar tidak menimbulkan perpecahan di
tengah masyarakat. Pada dasarnya, hidup
rukun dan saling bertoleransi antar setiap
umat beragama tidak menunjukkan adanya
ikut campur antara ajaran agama yang satu
dan yang lainnya. Namun, dengan adanya
sikap toleransi di tengah perbedaan tersebut
akan semakin mengokokohkan rasa
kebersamaan dan perdamaian antar
masyarakat.
d. Mewujudkan kerukunan dan toleransi
dalam pergaulan hidup antar umat
beragama merupakan bagian usaha
menciptakan kemaslahatan umum serta
kelancaran hubungan antara manusia yang
berlainan agama, sehingga setiap golongan
antar umat beragama dapat melaksanakan
bagian dari tuntutan agama masing-masing.
Kerukunan yang berpegang kepada prinsip
masing-masing agama menjadi setiap
golongan antar umat beragama sebagai
golongan terbuka, sehingga memungkinkan
dan memudahkan untuk saling
berhubungan. Bila anggota dari suatu
golongan umat beragama telah
berhubungan baik dengan anggota dari
golongan agama-agama lain, akan terbuka
kemungkinan untuk mengembangkan
hubungan dalam berbagai bentuk kerjasama
dalam bermasyarakat dan bernegara.
Agama merupakan sebuah sistem
keyakinan yang berisikan suatu ajaran dan
petunjuk bagi para penganutnya supaya
selamat (dari api neraka) dalam kehidupan
setelah mati. Begitu juga agama sebagai
suatu sarana manusia untuk melakukan
hubungan/ komunikasi dari agama yang
satu kepada agama yang lainnya. Negara
Indonesia ini telah memberikan kebebasan
untuk memilih/memeluk agama yang
merupakan wujud dari terselenggaranya
demokrasi dan hidup saling menghormati
satu dengan yang lainnya.
e. Sehubungan dengan hal tersebut, yang
paling penting untuk ditanamkan pada
setiap siswa adalah membina akhlak.
Akhlakul karimah yang dimana setiap nilai
yang ditanamkan akan memberi pengaruh
terhadap manusia. Oleh karena itu
penanaman dan pembinaan akhlak
sangatlah penting untuk memperbaiki
generasi yang akan datang yang mampu
mencerminkan perilaku yang baik sehingga
dengan tidak langsung akan mempengaruhi
kehidupan bermasyarakat.

You might also like