You are on page 1of 11

Hubungan Antara Agama sebagai Komunikasi Antar Budaya

Kelompok 11 :

1. Selly Pratiwi 2005112536


2. Suci Syabani 2005111030

1. Pendahuluan

Hubungan antara agama dan komunikasi antar budaya sangat erat karena
agama merupakan salah satu unsur kebudayaan yang mempengaruhi cara
berkomunikasi antar budaya. Menurut teori komunikasi antarbudaya Edward T.
Hall, komunikasi dan budaya memiliki hubungan yang sangat erat. Teori Hall
mengaitkan komunikasi dengan budaya dengan pendekatan yang sangat
signifikan. Ia menekankan bahwa komunikasi antar budaya tidak bisa dipahami
secara terpisah dari pengaruh budaya. Dalam pandangan Hall, budaya tidak hanya
mencakup aspek-aspek seperti bahasa, norma, dan nilai-nilai, tetapi juga agama
memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk komunikasi antar
budaya.

Menurut Hall, komunikasi antar budaya dan agama merupakan bentuk


komunikasi antaragama yang melibatkan interaksi antara individu dari berbagai
kelompok, suku bangsa, dan etnis yang berbeda. Agama seringkali menjadi inti
budaya yang menginformasikan norma, nilai-nilai, dan perilaku masyarakat. Oleh
karena itu, dalam konteks komunikasi antar budaya, pemahaman tentang
perbedaan dan kesamaan dalam keyakinan agama menjadi penting.

Dalam komunikasi antar budaya, agama dapat memengaruhi pemahaman


dan interpretasi pesan, serta tindakan dan respons terhadap situasi komunikasi.
Keyakinan agama dapat menciptakan norma yang memandu perilaku komunikatif,
seperti etika dalam berbicara, memahami perbedaan, dan menghormati keyakinan
orang lain. Selain itu, agama juga dapat menjadi sumber konflik atau kerjasama
dalam konteks komunikasi antar budaya, tergantung pada sejauh mana keyakinan
dan praktik agama dihormati dan dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat.

Agama ketika dipandang sebagai sistem kebudayaan, menjadi sebuah


kerangka kerja operasional yang berguna untuk menganalisis dan memahami
hubungan antara sistem kebudayaan dan sistem tindakan dalam suatu masyarakat.
Agama adalah bagian integral dari sistem kebudayaan sebuah masyarakat. Ini
mencakup aspek-aspek seperti keyakinan, praktik keagamaan, simbol-simbol,
mitos, dan ritus yang membentuk identitas budaya masyarakat tersebut.

Ketika kita menganggap agama sebagai bagian dari sistem kebudayaan,


kita dapat mengoperasionalisasikan elemen-elemen agama ini untuk menganalisis
bagaimana mereka memengaruhi dan membentuk tindakan individu dan
kelompok dalam masyarakat. Sistem tindakan mencakup perilaku individu dan
interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Agama dapat berperan sebagai
pengaruh penting dalam membentuk pilihan dan tindakan manusia, termasuk
dalam hal moral, etika, dan nilai-nilai yang mereka terapkan.

Agama sering memberikan norma dan nilai-nilai yang mengatur perilaku


individu. Ini menciptakan panduan etika yang menginformasikan tindakan sehari-
hari, seperti bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain, mengambil
keputusan, dan menjalani kehidupan. Agama juga berperan dalam melestarikan
dan mentransmisikan budaya. Melalui agama, budaya dapat disimpan dan
ditransmisikan dari generasi ke generasi. Ini mencakup pengajaran sejarah, cerita-
cerita rakyat, dan nilai-nilai yang diwariskan melalui praktik keagamaan.

Agama juga berdampak pada dinamika sosial dan perubahan dalam


masyarakat. Perubahan dalam keyakinan dan praktik keagamaan dapat
mempengaruhi tindakan dan perilaku masyarakat secara lebih luas. Dalam
penggunaan agama sebagai sistem kebudayaan untuk analisis, kita dapat menggali
peran agama dalam membentuk budaya dan perilaku manusia. Hal ini membantu
kita memahami bagaimana nilai-nilai, norma, dan keyakinan agama
mempengaruhi sistem tindakan dalam masyarakat, serta bagaimana agama
berperan dalam memelihara dan mentransmisikan kebudayaan dari generasi ke
generasi. Melalui pendekatan ini, kita dapat lebih mendalam memahami dinamika
kompleks antara agama dan kebudayaan dalam masyarakat.

2. Pembahasan
A. Hubungan Antar Agama Sebagai Komunikasi Antar Budaya

Hubungan yang erat antara agama dan komunikasi antar budaya memiliki
potensi besar untuk membawa dampak positif dalam masyarakat yang semakin
multikultural dan terhubung secara global. Agama dapat berfungsi sebagai
jembatan antara berbagai kelompok agama. Dengan berkomunikasi secara efektif
antar budaya dan berbagi pemahaman tentang keyakinan agama, masyarakat dapat
memperkuat kerukunan antar umat beragama dan mengurangi potensi konflik
keagamaan.

Komunikasi antar budaya yang berfokus pada agama membantu individu


memahami perbedaan budaya dan keyakinan agama. Ini membuka pintu bagi
peningkatan toleransi, penghargaan, dan penghormatan terhadap keyakinan dan
praktik agama yang berbeda. Melalui komunikasi antar budaya yang
menggabungkan elemen agama, masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya
multikulturalisme. Ini menciptakan lingkungan yang lebih inklusif di mana
beragam budaya dan agama dihormati dan diakui.

Peningkatan pemahaman antar budaya dan agama dapat mengurangi


ketegangan sosial dan konflik yang seringkali berkaitan dengan perbedaan
keagamaan. Dengan demikian, hal ini dapat mendukung perdamaian dan stabilitas
sosial dalam masyarakat. Komunikasi antar budaya yang berpusat pada agama
juga memungkinkan kerjasama yang lebih baik antara kelompok-kelompok
dengan latar belakang agama yang berbeda. Kolaborasi dalam bidang sosial,
pendidikan, ekonomi, dan lainnya menjadi lebih mungkin.

Kerukunan, pemahaman, dan kerjasama yang ditingkatkan melalui


hubungan antara agama dan komunikasi antar budaya dapat mendukung
pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Ini termasuk perkembangan
ekonomi, pendidikan, dan perbaikan kualitas hidup yang didukung oleh kerjasama
lintas budaya. Secara keseluruhan, hubungan antara agama dan komunikasi antar
budaya adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, damai,
dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan potensi positif dari hubungan ini, kita
dapat menciptakan dunia yang lebih harmonis di mana perbedaan budaya dan
keyakinan agama dihormati dan menjadi sumber kekuatan dalam membangun
masyarakat yang lebih baik.

B. Peran Agama Dalam Komunkasi Antar Budaya

Berikut adalah beberapa peran agama antara lain;

1. Sebagai penghubung antar budaya

Agama dapat menjadi penghubung antar budaya dengan cara memfasilitasi


terjalinnya komunikasi antar budaya dan agama. Dalam beberapa studi kasus,
agama telah membantu membangun hubungan yang harmonis antar budaya dan
agama.

2. Sebagai pemersatu

Agama dapat menjadi pemersatu antar budaya dengan cara memfasilitasi


terjalinnya komunikasi antar budaya dan agama. Dalam beberapa studi kasus,
agama telah membantu membangun kerukunan umat beragama antar budaya dan
agama.

3. Sebagai penghormatan terhadap perbedaan budaya

Agama dapat menjadi penghormatan terhadap perbedaan budaya dengan


cara memfasilitasi terjalinnya komunikasi antar budaya dan agama yang inklusif
dan saling menghormati. Dalam beberapa studi kasus, agama telah membantu
meningkatkan pemahaman dan toleransi antar budaya dan agama.

4. Sebagai sarana untuk membangun kesadaran multikulturalisme


Agama dapat menjadi sarana untuk membangun kesadaran
multikulturalisme dengan cara memfasilitasi terjalinnya komunikasi antar budaya
dan agama yang inklusif dan saling menghormati. Dalam beberapa studi kasus,
agama telah membantu meningkatkan kesadaran multikulturalisme di masyarakat.

C. Ritual Keagamaan Sebagai Alat Komunikasi Budaya

Ritual keagamaan dapat menjadi alat komunikasi budaya yang penting. Berikut
adalah beberapa contoh dari ritual keagamaan sebagai alat komunikasi budaya
yang dapat ditemukan dalam beberapa sumber:

1. Ritual Kompolan Sabellesen

Ritual Kompolan Sabellesen adalah ritual keagamaan yang dilakukan oleh


masyarakat desa Bluto, Sumenep, Madura. Ritual ini merupakan media
komunikasi agama dan budaya yang dikemas dalam ritual keagamaan yang
dipadukan dengan praktik kultural sehingga menjadi sarana memperkokoh
Ukhuwwah Islamiyyah dalam rangka membentuk masyarakat yang harmonis dan
humanis.

2. Ritual adat dalam perkawinan dan berumah tangga di kehidupan Orang Dayak

Ritual adat dalam perkawinan dan berumah tangga di kehidupan Orang


Dayak juga dapat menjadi alat komunikasi budaya. Ritual ini merupakan bagian
dari kehidupan Orang Dayak dan menjadi sarana untuk memperkuat hubungan
antar budaya.

3. Pengajian online bulanan di Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian


PUPR

Pengajian online bulanan di Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian


PUPR juga dapat menjadi alat komunikasi budaya. Pengajian ini merupakan
sarana untuk memperkuat hubungan antar budaya dan agama di lingkungan kerja.
4. Ritual ibadah di Desa Tawakua Kabupaten Luwu Timur

Ritual ibadah di Desa Tawakua Kabupaten Luwu Timur juga dapat


menjadi alat komunikasi budaya. Ritual ini merupakan sarana untuk memperkuat
hubungan antar budaya dan agama di masyarakat. Dalam studi kasus ini,
masyarakat Desa Tawakua berhasil membangun hubungan yang harmonis dan
saling menghormati antar budaya dan agama.

Dengan demikian, ritual keagamaan dapat menjadi alat komunikasi budaya yang
penting. Ritual keagamaan dapat menjadi sarana untuk memperkuat hubungan
antar budaya dan agama, membangun kesadaran multikulturalisme, dan
memperkuat Ukhuwwah Islamiyyah dalam rangka membentuk masyarakat yang
harmonis dan humanis.

D. Dampak Positif Dan Negatif Hubungan Antar Agama Sebagai Komunikasi


Antar Budaya

Hubungan antara agama dan komunikasi antar budaya memiliki dampak


positif dan negatif. Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif sebagai
berikut:

a Dampak Positif:
(1) Meningkatkan pemahaman dan toleransi antar budaya dan agama
(2) Membangun hubungan yang harmonis antar budaya dan agama
(3) Memperkuat Ukhuwwah Islamiyyah dalam rangka membentuk masyarakat
yang harmonis dan humanis
(4) Meningkatkan kesadaran multikulturalisme di masyarakat
(5) Membangun kerukunan umat beragama antar budaya dan agama

b Dampak Negatif:
(1) Terjadinya konflik antar agama dan budaya
(2) Terjadinya perpecahan dalam masyarakat akibat perbedaan agama dan
budaya
(3) Terjadinya diskriminasi terhadap budaya atau agama tertentu
(4) Terjadinya prasangka dan persepsi negatif terhadap budaya atau agama
tertentu
(5) Terjadinya konversi agama yang dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku
individu

Dengan memperhatikan dampak positif dan negatif hubungan antara


agama dan komunikasi antar budaya, masyarakat dapat membangun hubungan
yang inklusif dan saling menghormati antar budaya dan agama dengan
memperhatikan dampak-dampak tersebut.

E. Faktor faktor yang mempengaruhi hubungan antar budaya sebagai


komunikasi antar agama.

Berikut adalah pengaruh budaya, sosial, ekonomi, dan politik pada


hubungan antara agama dan komunikasi antar budaya:

a. Budaya, Budaya mempengaruhi hubungan antara agama dan komunikasi antar


budaya. Setiap budaya memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang berbeda,
sehingga dapat mempengaruhi cara berkomunikasi antar budaya dan agama.

b. Sosial, Faktor sosial juga mempengaruhi hubungan antara agama dan


komunikasi antar budaya. Persepsi dan prasangka negatif terhadap budaya atau
agama tertentu dapat menghambat terjalinnya komunikasi yang efektif antar
budaya dan agama.

c. Ekonomi, Faktor ekonomi juga mempengaruhi hubungan antara agama dan


komunikasi antar budaya. Negara yang memiliki ekonomi berkembang akan
mengalami ketergantungan dengan negara yang memiliki tingkat
perekonomian tinggi. Sehingga, terjadilah perpindahan pekerjaan dan terjadilah
penyatuan budaya dalam.
d. Politik, Kepentingan politik juga ikut andil memberikan dampak munculnya
komunikasi antar budaya. Kunjungan negara inilah yang mendatangkan
komunikasi antar budaya. Selain itu, persoalan yang terkait dengan otonomi
daerah bisa saja muncul dari aspek politik, sosial ekonomi, dan komunikasi
antar budaya di daerah otonom.

F. Kendala Hubungan antar agama sebagai komunikasi antar budaya

Berdasarkan beberapa sumber yang ada, terdapat beberapa kendala dalam


memperkuat hubungan antara agama dan komunikasi antar budaya, yaitu:

a. Prasangka dan persepsi negatif terhadap budaya atau agama tertentu dapat
menghambat terjalinnya komunikasi yang efektif antar budaya dan agama
b. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dapat menghambat terjalinnya
komunikasi yang efektif antar budaya dan agama
c. Perbedaan bahasa dapat menyulitkan terjalinnya komunikasi yang efektif antar
budaya dan agama
d. Adanya hambatan dalam pemeliharaan kelompok atau kolektivitas serta
memperkuat terbangunnya hubungan dapat menghambat terjalinnya hubungan
inklusif antar budaya dan agama
e. Terdapatnya perbedaan dalam hakikat agama, kecenderungan kelompok
beragama sebagai kelompok etnik namun tetap inklusif, serta hubungan antar
agama yang sama-sama memahami makna perbedaan bagi setiap ajaran yang
dianut

Dalam memperkuat hubungan antara agama dan komunikasi antar budaya,


perlu diperhatikan faktor-faktor tersebut dan diupayakan untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi kendala tersebut adalah
dengan membangun hubungan yang inklusif dan saling menghormati antar
budaya dan agama.
G. Solusi Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan Toleransi Antar Budaya

Berikut adalah beberapa solusi untuk meningkatkan pemahaman dan


toleransi antar budaya melalui agama yang dapat ditemukan dalam beberapa
sumber.

1. Menerapkan konsep moderasi beragama,

Konsep moderasi beragama mengajarkan sikap saling menghormati dan


toleransi di antara kelompok agama yang berbeda. Konsep ini mengajarkan bahwa
setiap orang memiliki hak untuk memilih dan mengamalkan agamanya masing-
masing, tanpa adanya tekanan atau intimidasi dari pihak lain. Selain itu, moderasi
beragama juga mengajarkan pentingnya dialog dan kerja sama antara kelompok
agama, serta menekankan bahwa semua agama memiliki prinsip-prinsip yang
sama dalam membangun kebaikan dan keadilan

2. Menghargai perbedaan

Menghargai perbedaan agama dan keyakinan orang lain merupakan hal


yang sangat penting dalam moderasi beragama. Hal ini dapat dilakukan dengan
tidak merendahkan atau mengolok-olok agama orang lain, serta tidak
mengekspresikan keyakinan secara berlebihan yang dapat memicu konflik

3. Meningkatkan pemahaman tentang agama dan keyakinan orang lain

Salah satu cara untuk meningkatkan toleransi dan menghindari


kesalahpahaman adalah dengan meningkatkan pemahaman tentang agama dan
keyakinan orang lain. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca literatur agama,
mengikuti dialog antaragama, dan menghadiri acara keagamaan orang lain

4. Menciptakan dialog antaragama

Dialog antaragama merupakan salah satu cara untuk memperkuat


hubungan antar kelompok agama. Dalam dialog ini, setiap pihak diharapkan untuk
mendengarkan dan memahami pandangan orang lain, serta mencari solusi yang
dapat memperkuat hubungan antaragama
5. Menerapkan sikap toleransi

Sikap toleransi antar perbedaan agama, suku, budaya hingga bahasa akan
meningkatkan rasa persaudaraan sehingga dapat terhindar dari konflik[5]. Sikap
toleransi juga dapat menciptakan kekompakan walaupun dengan latar belakang
berbeda.

Dengan memperhatikan solusi-solusi tersebut, masyarakat dapat


membangun hubungan yang inklusif dan saling menghormati antar budaya dan
agama dengan memperhatikan solusi-solusi tersebut.

Kesimpulan

- Agama dapat menjadi alat komunikasi antar budaya yang penting untuk
membangun hubungan yang harmonis antar budaya dan agama.

- Agama dapat menjadi sarana untuk membangun kesadaran multikulturalisme di


masyarakat.

- Agama dapat menjadi penghubung antar budaya dengan cara memfasilitasi


terjalinnya komunikasi antar budaya dan agama.

- Agama dapat menjadi pemersatu antar budaya dengan cara memfasilitasi


terjalinnya komunikasi antar budaya dan agama.

- Agama dapat menjadi penghormatan terhadap perbedaan budaya dengan cara


memfasilitasi terjalinnya komunikasi antar budaya dan agama yang inklusif dan
saling menghormati.

Namun, hubungan antara agama dan komunikasi antar budaya juga memiliki
dampak negatif seperti terjadinya konflik antar agama dan budaya, terjadinya
perpecahan dalam masyarakat akibat perbedaan agama dan budaya, dan terjadinya
diskriminasi terhadap budaya atau agama tertentu. Oleh karena itu, diperlukan
solusi untuk meningkatkan pemahaman dan toleransi antar budaya melalui agama
seperti menerapkan konsep moderasi beragama, menghargai perbedaan,
meningkatkan pemahaman tentang agama dan keyakinan orang lain, menciptakan
dialog antaragama, dan menerapkan sikap toleransi.

Daftar bacaan

Miqdad, M. Komunikasi Antar Budaya Dan Agama Tentang Kerukunan Umat


Beragama Golongan Sunni Dan Syiah (Bachelor's thesis, FAKULTAS
ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M).

Sahrul, S. (2022). Komunikasi antar budaya dalam menjaga kerukunan antar


umat beragama: studi kasus masyarakat islam dan kristen di Desa Mbawa
Kec. Donggo kab. Bima (Doctoral dissertation, UIN Mataram).

Hafil, A. S. (2016). KOMUNIKASI AGAMA DAN BUDAYA (Studi atas


Budaya Kompolan Sabellesen Berdhikir Tarekat Qadiriyah
Naqshabandiyah di Bluto Sumenep Madura). Al-Balagh: Jurnal Dakwah
Dan Komunikasi, 1(2), 161-182.

Suparlan, E. (2013). Dinamika Komunikasi antar budaya dan Agama di desa


Tawakua Kabupaten luwu timur (studi kasus etnik bali dan jawa). Skripsi,
UIN Alauddin Makassar, 1.

You might also like