You are on page 1of 6

ANALISIS PENAATAN DOKUMEN UKL UPL OLEH PEMRAKARSA PENAMBANGAN

MINYAK BUMI PADA SUMUR TUA DESA BANGOWAN KECAMATAN JIKEN


KABUPATEN BLORA
Wahyu Yuwono 1 *, P. Purwanto 2 dan Dwi P Sasongko 3

1 Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro


2Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

3Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro

*E-mail: wahyuyuwono88@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan penambangan minyak bumi pada sumur tua tentu selain memiliki dampak positif bagi
masyarakat juga memberikan dampak terhadap kondisi lingkungan sekitar. Dalam mengurangi
dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif Pengelola Penambangan Minyak Sumur Tua
diwajibkan untuk menyusun Dokumen UKL UPL. KUD Wargo Tani Makmur Jiken merupakan
pemrakarsa Dokumen UKL UPL pada Kegiatan Pengusahaan Sumur Tua di Lapangan Banyubang
Desa Bangowan Kecamatan Jiken Kabupaten Blora.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penaatan Dokumen UKL UPL yang telah
dilakukan pemrakarsa dan kendala yang dialami untuk melaksanakan penaatan Dokumen UKL UPL.
Untuk menilai kriteria penaatan dilakukan modifikasi dari kriteria Proper dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemrakarsa tidak taat dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan, dikarenakan tidak adanya karyawan yang khusus menangani dan
menguasai pengelolaan lingkungan, belum dianggarkannya dana khusus untuk pengelolaan
lingkungan berkaitan dengan besarnya anggaran yang diperlukan untuk secara kontinyu untuk
pemantauan lingkungan. Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blora terhadap
pemrakarsa masih bersifat menunggu adanya laporan dari masyarakat.
Kata kunci: Analisis Penaatan, Sumur Tua, UKL-UPL

PENDAHULUAN yang untuk selanjutnya disingkat UKL-UPL.


Sumur tua adalah sumur-sumur Minyak Secara khusus tentang kegiatan eksploitasi
Bumi yang dibor sebelum tahun 1970 dan pernah Minyak dan dan Gas Bumi serta pengembangan
diproduksi serta terletak pada lapangan yang produksi dijelaskan pada Lampiran I Peraturan
tidak diusahakan pada suatu Wilayah Kerja yang Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5
terikat Kontrak Kerja Sama dan tidak diusahakan Tahun 2012, bahwa yang di wajibkan untuk
lagi oleh Kontraktor. memiliki Amdal pada kegiatan lapangan minyak
Menurut Undang-undang Nomor 32 bumi di darat adalah yang mempunyai skala
Tahun 2009 Pasal 34 ayat (1) bahwa “setiap usaha produksi lebih dari 5.000 BOPD. Dengan
dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam demikian Kegiatan Penambangan Minyak Pada
kriteria wajib Amdal, wajib memiliki UKL-UPL”. Sumur Tua merupakan kegiatan diwajibkan
Dokumen lingkungan ini digunakan sebagai untuk menyusun dokumen UKL UPL karena
instrumen pencegahan pencemaran yang dibuat mempunyai kapasitas produksi kurang dari 5.000
pada tahap perencanaan usaha dan/atau BOPD (Barrel of Oil per Day) atau setara dengan
kegiatan. Dokumen tersebut dapat berupa 794.936,47 liter/hari. Dengan adanya rekomendasi
maupun dokumen Upaya Pengelolaan UKL UPL dan kegiatan berlangsung pemrakarsa
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan harus melaporkan secara perodik kepada instansi

93
lingkungan hidup sesuai wilayah administrasi- belum dilihat secara utuh dan belum merupakan
nya (Said 2006). Seluruh kewajiban yang kesadaran tetapi lebih mengarah pada per-
tercantum dalam UKL-UPL juga wajib dilaksana- masalahan limbah dan bukan merupakan
kan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kesadaran untuk memberikan perlindungan
kegiatan dan dilaporkan secara berkala kepada lingkungan tetapi lebih karena adanya
instansi lingkungan hidup kabupaten/ kota sesuai pengawasan dan pengaduan masyarakat serta
dengan kewenangannya. Hal ini sesuai dengan belum dirasakan keuntungan secara langsung
apa yang tertuang dalam Peraturan Menteri justru menjadi beban dari segi biaya (Wahyono et
Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun al. 2012). Menurut Goesty (2012) pemrakarsa
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen belum taat dalam melaksanakan dokumen UKL
Lingkungan Hidup. UPL disebabkan: 1) Belum menyadari bahwa
Isu yang senantiasa muncul dalam setiap lingkungan hidup adalah kepentingan publik
kegiatan penambangan sumur tua adalah limbah yang tidak boleh rusak, 2) SDM dan sarana yang
hasil dari penambangan baik berupa air limbah kurang memadai, 3) Anggaran yang diperlukan
maupun lumpur sludge yang masuk kategori B3, besar.
ditambah lagi dengan Keselamatan Kerja para Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
penambang, karena dalam pelaksanaan meng- tingkat penaatan pemrakarsa dan kendala-
gunakan teknologi sederhana. Pencemaran kendala apa saja yang dihadapi dalam
lingkungan terutama disebabkan oleh residu air mengimplementasikan dokumen UKL-UPL pada
yang telah dipisahkan dari minyak merembes kegiatan Penambangan Minyak pada Sumur Tua
dan mengalir kesungai sehingga menurunkan di Lapangan Banyubang serta pengawasan yang
kualitas air sumur yang digunakan oleh warga, dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup
meskipun Pertamina telah memiliki penam- Kabupaten Blora.
pungan air sisa penambangan yang diinjeksikan
kedalam tanah. Air limbah yang telah dihasilkan METODE PENELITIAN
oleh penambangan tradisional disatukan oleh Ruang lingkup penelitian ini dilakukan
pertamina karena ada bentuk lumpur yang pada pemrakarsa usaha kegiatan penambangan
bercampur minyak yang tidak memungkinkan minyak bumi sumur tua KUD Wargo Tani
ditangani sendiri oleh penambang. Semua pihak Makmur Jiken sebagai pengelola sumur tua
yang terlibat dalam penambangan untuk Lapangan Banyubang Desa Bangowan
membangun tempat pengolahan residu, supaya Kecamatan Jiken Kabupaten Blora.
limbah yang dibuang dalam kondisi steril dan Untuk menganalisis tingkat penaatan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap pemrakarsa digunakan kriteria penaatan dengan
lingkungan (Jati & Sugiyanto 2013; modifikasi dari kriteria Proper dalam Peraturan
Rocmaningrum 2012). Menteri Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2011
Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja
lingkungan yang dilakukan oleh industri belum Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
mengarah pada kesadaran melestarikan Hidup. Kriteria pelaksanaan pengelolaan dan
lingkungan, keterlibatan dan keperdulian pemantauan berupa: dokumen UKL-UPL :
masyarakat dalam pengelolaan dan pemantauan Kepemilikan, implementasi dan pelaporan,
lingkungan masih rendah, pengelolaan dan pengendalian pencemaran air (air bersih dan air
pemantauan lingkungan dilaksanakan karena limbah): pemantauan, pelaporan, perizinan,
pengawasan pemerintah dan untuk mencegah ketaatan terhadap ketentuan teknis, pengen-
gejolak masyarakat, pengawasan yang dilakukan dalian pencemaran udara (ambien) : pemantauan,
Instansi terkait lingkungan hidup bersifat pasif pelaporan, pengendalian gangguan kebisingan:
dan reaktif, koordinasi yang kurang antara pemantauan, pelaporan
Instansi terkait, belum adanya peraturan daerah Dari kriteria yang ada kemudian dibagi
mengenai pengelolaan lingkungan hidup (Tias menjadi 3 jenjang dan diberi skor 1 sampai 3,
2009). Pelaksanaan UKL UPL oleh pemrakarsa untuk skor 1 artinya tidak taat, skor 2 artinya

94
belum taat, dan skor 3 artinya taat. Setelah itu masing-masing kriteria penaatan pengendalian
skor untuk semua kriteria dijumlah dan didapat pencemaran air bersih mendapatkan masing-
jumlah skor total . Tingkat ketaatan pemrakarsa masing skor 1.
berdasarkan skor total tersebut disajikan dalam Untuk Pengendalian pencemaran air
Tabel 1. limbah baku mutu yang sebagai acuan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No 19 Tahun
Tabel 7 Tingkat Penaatan 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
Skor Tingkat Penaatan Dan/Atau Kegiatan Minyak Dan Gas Serta Panas
12 – 19 tidak taat Bumi. Pemrakarsa telah melakukan uji kualitas
20 – 27 belum taat air limbah dengan menggunakan laboratorium
28 – 36 taat Pusdiklat Migas dengan parameter yang diuji
suhu, pH serta lemak dan minyak, berdasarkan
Untuk mengetahui kendala pemrakarsa baku mutu tentang pengelolaan kualitas air dan
dan pengawasan yang telah dilakukan oleh di pengendalian pencemaran air Peraturan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blora Pemerintah Nomor : 82 Tahun 2001 Kelas II.
maka digunakan data primer hasil wawancara Dengan demikian untuk pemenuhan baku mutu
dengan panduan daftar pertanyaan . diberikan skor 2. Pemrakarsa tidak melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN pemantauan air limbah secara rutin, sehingga
Tingkat Penaatan Pemrakarsa diberikan skor 2. Pemrakarsa telah melaporkan
KUD Wargo Tani Makmur Jiken memiliki kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup Blora satu kali, sehingga masuk kriteria
(DPLH) pada tahun 2011 dengan diterbitkannya melakukan pelaporan namun tidak rutin
surat rekomendasi Kepala Badan Lingkungan sehingga diberikan skor 2. Pemrakarsa tidak
Hidup Kabupaten Blora Nomor 660.1/740A/IX/ mempunyai izin pembuangan limbah cair,
2011 tanggal 27 September 2011, hal ini sehingga diberikan skor 1. Pemrakarsa dalam
disebabkan KUD Wargo Tani Makmur Jiken menguji limbah menggunakaan laboratorium
telah melaksanakan kegiatan usahanya pada Pusdiklat Migas yang telah terakreditasi,
Tahun 2009 sehingga pemrakarsa diwajibkan pemrakarsa memisahkan saluran air limbah
untuk memiliki Dokumen UKL UPL. Pemrakarsa dengan air yang berasal dari limpasan air hujan,
tidak melakukan pelaporan rutin setiap 6 (enam) serta membuat saluran air limbah. Dari kriteria
bulan kepada Badan Lingkungan Kabupaten ketentuan teknis pemrakarsa belum memenuhi
Blora tentang pengelolaan dan dan pemantauan semua ketentuan teknis sehingga diberikan skor
yang telah dilakukan oleh pemrakarsa. 2.
Pemrakarsa baru satu kali melaporkan Pemrakarsa tidak pernah melakukan
Pelaksanaan Pelaporan setelah adanya Surat dari pemantauan kualitas udara karena lokasi yang
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten terletak jauh dari pemukiman penduduk dan
Blora Nomor 660.1/142/BLH.I/III/2014 perihal belum ada komplain dari masyarakat sekitar.
Teguran Tertulis, yaitu pada tanggal 14 Maret Dengan tidak adanya pemantauan maka
2014. Dengan kondisi tersebut sesuai dengan pemrakarsa juga tidak melaporkan kepada Badan
kategori kepemilikan, implementasi dan Lingkungan Hidup Kabupaten Blora mengenai
pelaporan dapat diberikan skor 2, karena kualitas udara ambien, sehingga dari 2 kriteria
pemrakarsa tidak melakukan pelaporan secara tersebut masing masing mempunyai skor 1.
rutin. Pemrakarsa tidak pernah melakukan
Dalam pengendalian pencemaran air pemantauan gangguan kebisingan dan belum
bersih, pemrakarsa belum melakukan pernah melaporkan kepada Badan Lingkungan
pemantauan secara rutin terhadap parameter Hidup Kabupaten Blora. Kondisi penambangan
kualitas air bersih, dan tidak melaporkan kepada yang jauh dari lokasi pemukiman dan tidak
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blora. Dari adanya laporan dari masyarakat menjadikan
alasan pemrakarsa tidak melakukan pemantauan.

95
Dengan demikian untuk masing-masing kriteria berlaku. Pasal 53 ayat (1) menyatakan “Pemegang
diberikan skor 1. izin lingkungan berkewajiban:
Dari perhitungan didapatkan kriteria a. menaati persyaratan dan kewajiban yang
penaatan pemrakarsa penambangan minyak dimuat dalam Izin Lingkungan dan izin
sumur tua lapangan Banyubang bernilai 17, perlindungan dan pengelolaan
sehingga dapat dinilai tidak taat terhadap lingkungan hidup;
pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada b. membuat dan menyampaikan laporan
kegiatan penambangan minyak pada sumur tua pelaksanaan terhadap persyaratan dan
lapangan Banyubang. kewajiban dalam Izin Lingkungan
Menurut Yusuf selaku Manajer KUD kepada Menteri, gubernur, atau bupati/
Wargo Tani Makmur, banyaknya parameter yang walikota; dan
belum dilakukan pemantauan lingkungan serta c. menyediakan dana penjaminan untuk
belum rutinnya pelaporan karena ketidaktahuan pemulihan fungsi lingkungan hidup
terhadap isi dari Dokumen UKL UPL, bahwa sesuai dengan peraturan perundang-
parameter yang sangat diutamakan selama ini undangan.
adalah air limbah hasil minyak bumi, hal ini ter- Teguran tertulis yang disampaikan Badan
lihat dari adanya tenaga khusus untuk pengelola- Lingkungan Hidup Kabupaten Blora merupakan
an limbah. Parameter udara, kebisingan masih salah bentuk sanksi administratif kepada
dianggap tidak perlu dilakukan karena lokasi pemrakarsa ketika pemrakarsa tidak membuat
penambangan minyak bumi yang jauh dari dan dan menyampaikan laporan pelaksanaan
pemukiman warga. KUD Wargo Tani Makmur terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin
baru satu kali melakukan pelaporan terhadap lingkungan kepada Bupati Blora secara berkala
pengelolaan dan pemantauan lingkungan, setelah setiap 6 (enam) bulan sekali. Hal ini telah diatur
adanya teguran tertulis dari Badan Lingkungan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
Hidup Kabupaten Blora. Dalam hal pelaporan 2012 tentang Izin Lingkungan dengan Pasal 71
pemrakarsa ingin melaporkan setelah semua data ayat (1) Pemegang Izin Lingkungan yang
yang ingin dilaporkan ada, namun karena melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
keterbatasan waktu maka enggan untuk dalam Pasal 53 dikenakan sanksi administratif
melaksanakannya. Kendala yang dialami yang meliputi:
pemrakarsa dalam pelaporan pemantauan a. teguran tertulis;
disebabkan tidak adanya karyawan yang khusus b. paksaan pemerintah;
menangani dan menguasai pengelolaan c. pembekuan Izin Lingkungan; atau
lingkungan dan belum dianggarkanya dana d. pencabutan Izin Lingkungan.
khusus untuk pengelolaan lingkungan berkaitan Pemberian sanksi administratif kepada
dengan besarnya anggaran yang diperlukan pemrakarsa didasari dengan yang tertuang di
untuk secara kontinyu untuk pemantauan dalam Pasal 72 yang menyatakan bahwa
lingkungan. “Penerapan sanksi administratif sebagaimana
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) didasarkan
2012 tentang Izin Lingkungan menyatakan atas:
bahwa “Dokumen lingkungan yang telah a. efektivitas dan efisiensi terhadap
mendapat persetujuan sebelum berlakunya pelestarian fungsi lingkungan hidup;
Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan tetap b. tingkat atau berat ringannya jenis
berlaku dan dipersamakan sebagai Izin pelanggaran yang dilakukan oleh
Lingkungan”. Dengan demikian DPLH pemegang Izin Lingkungan;
pemrakarsa dapat dipersamakan dengan izin c. tingkat ketaatan pemegang Izin Ling-
lingkungan. Dengan dipersamakannnya dengan kungan terhadap pemenuhan perintah
izin lingkungan maka kewajiban pemrakarsa atau kewajiban yang ditentukan dalam
untuk memenuhi ketentuan dalam pasal 53 juga izin lingkungan;

96
d. riwayat ketaatan pemegang Izin Ucapan Terimakasih
Lingkungan; dan/atau Penulis mengucapkan terimakasih kepada
e. tingkat pengaruh atau implikasi pelang- Kepala Pusat Pembinaan Pendidikan dan
garan yang dilakukan oleh pemegang Pelatihan Perencanaan Pembangunan Nasional
Izin Lingkungan pada lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan
hidup.” Bupati Blora atas beasiswa dan kesempatan
belajar yang diberikan.
Pengawasan Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Blora REFERENSI
Pengawasan yang dilakukan Badan Goesty, P.A., 2012. Analisis Penaatan Pemrakarsa
Lingkungan Hidup Kabupaten Blora masih Kegiatan Bidang Kesehatan di Kota
berdasarkan ada tidaknya laporan dari Magelang terhadap Pengelolaan dan
pemrakarsa. Hal ini disebabkan adanya kendala Pemantauan Lingkungan. Jurnal Ilmu
sumber daya manusia yang belum memadai baik Lingkungan, 10(2), pp.89–94.
dari segi jumlah dan kualitas. Sumber daya yang Jati, K.P. & Sugiyanto, R., 2013. Geo Image (
ada pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Spatial-Ecological-Regional ) Info Artikel.
Blora banyak bukan merupakan tenaga teknis, , 2(2), pp.14–22.
jadi untuk melaksanakan kegiatan pengawasan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
masih belum terlaksana, selain itu dana untuk Nomor 01 Tahun 2008 tentang Pedoman
pengawasan tidak ada secara kontinyu setiap Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi
tahunnya. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten pada Sumur Tua,
memberikan sanksi administratif kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
pemrakarsa setelah mempertimbangkan sejak 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
pemberian rekomendasi sampai periode Maret Dan/Atau kehiatan yang wajib memiliki
2014 tidak melaporkan pengelolaan dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
pemantauan lingkungan kepada Bupati Blora, Hidup,
dalam hal Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Blora selaku instansi teknis yang bertanggung Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011
jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan tentang Program Penilaian Kinerja
lingkungan hidup di Kabupaten Blora. Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup,
KESIMPULAN Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27
Pemrakarsa kegiatan penambangan minyak Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
pada sumur tua lapangan Banyubang Desa Rocmaningrum, F., 2012. Perkembangan
Bangowan Kecamatan Jiken setelah dinilai Tambang Minyak Blok Cepu Dan
berdasarkan kriteria pelaksanaan pengelolaan Pengaruhnya Terhadap Sosial Ekonomi
dan pemantauan mempunyai skor 17, Masyarakat Desa Ledok Tahun 1960-2004.
berdasarkan tingkat penaatan termasuk kategori Journal of Indonesian History, 1(2), pp.92–
tidak taat dalam pengelolaan dan pemantauan 99.
lingkungan. dikarenakan tidak adanya karyawan Said, N.I., 2006. Pelaksanaan AMDAL , UKL dan
yang khusus menangani dan menguasai UPL serta IPLC Di DKI Jakarta. JAI, 2(2),
pengelolaan lingkungan, belum dianggarkanya pp.149–162. Available at:
dana khusus untuk pengelolaan lingkungan ejurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/vi
berkaitan dengan besarnya anggaran yang ew/67/33 [Accessed June 4, 2014].
diperlukan untuk secara kontinyu untuk Tias, N.P., 2009. Efektivitas Pelaksanaan Amdal dan
pemantauan lingkungan. Pengawasan Badan UKL UPL dalam Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Hidup Kabupaten Blora terhadap Hidup di Kabupaten Kudus. Universitas
pemrakarsa masih bersifat menunggu adanya Diponegoro.
laporan dari pemrakarsa.

97
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Wahyono, Suntoro & Sutarno, 2012. Efektivitas
Pelaksanaan Dokumen Lingkungan
Dalam Perlindungan dalam Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kabupaten Pacitan Tahun 2012. Jurnal
Ekosains, IV(2), pp.43–52.
(Goesty 2012)

98

You might also like