You are on page 1of 4

Nama : Naafi Sejatining Sekar

NIM : 13020119140121
Mata Kuliah : Prosa Amerika BC
The Old Man at the Bridge

Gangguan Mental dan Pergolakan Batin dalam karakter utama The Old
Man dari Cerita Pendek “The Old Man at the Bridge” oleh Ernest
Hemingway

I. Pendahuluan

Menurut Abram, tokoh adalah orang-orang yang muncul dalam sebuah prosa atau
novel naratif dan ditafsirkan oleh pembaca sebagai orang yang memiliki kualitas
moral dan kecenderungan tertentu seperti diungkapkan dalam apa yang mereka
katakan dan apa yang mereka lakukan (Abrams, 1982). Karakter adalah orang
yang dapat berkontribusi pada sebuah cerita dalam beberapa cara (Dickinson,
1996).
Penokohan biasanya disamakan maknanya dengan tokoh, dan dispensasi tokoh
mengacu pada penempatan tokoh tertentu dengan tokoh tertentu dalam sebuah
cerita, menurut Nurgiyantoro (2012:165). Penokohan membantu kita dalam
memahami karakter dan perannya dalam memperluas plot.
Metode deskriptif kualitatif akan digunakan dalam penelitian ini. Eksplorasi data
untuk mengidentifikasi suatu konsep atau pola, diikuti dengan deskripsi kategori-
kategori tersebut, merupakan metode deskriptif kualitatif. Cerita pendek "The Old
Man at the Bridge" oleh Ernest Hemingway dan jurnal internet yang terkait
dengan topik digunakan sebagai sumber data untuk penelitian ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis gangguan jiwa, dalam
hal ini karakterisasi Posttraumatic Stress Disorders (PTSD), pada tokoh utama
“The Old Man at the Bridge” karya Ernest Hemingway, The Old Man. Dalam
mempelajari karakter The Old Man, penulis akan menggunakan kriteria
Posttraumatic Stress Disorders (PTSD) dari buku American Psychological
Association dan teori Psikoanalisis Sigmund Freud untuk pemaparan data dan
metode pendekatan, serta dialog dari drama sebagai sumber utama pembuktian.

II. Isi

The Old Man at the Bridge adalah cerita pendek yang ditulis Ernest Hemingway
yang berlatar pada tahun 1930an saat terjadi Perang Spanyol. Ceita ini berlatar
tempat di jembatan pontoon di Sungai Ebro. The Old Man at the Bridge
menceritakan tentang narrator cerita, seorang pengintai yang bertugas mencari
lokasi musuh, bertemu dengan The Old Man yang duduk ditengah kerumunan
orang yang mengungsi kea rah Barcelona. Narator cerita kemudian berhenti dan
berbicara dengan The Old Man. Dalam percakapan, The Old Man menceritakan
tentang latar belakang kehidupannya dan apa saja dampak perang yang harus ia
lalui hingga sampai di jembatan itu. The Old Man menceritakan kesengsaraannya
secara tersirat dengan bahasa paling baik dan halus kepada narrator.
The Old Man at the Bridge ditulis Ernest Hemingway sebagai penggambaran
kesengsaraan yang diderita korban peperangan yang tidak bersalah. Ernest
Hemingway adalah penulis sekalogus jurnalis yang pada periode itu hadir
ditengah peperangan yang terjadi di Spanyol tahun 1930an. Hemingway ingin
menunjukkan lewat The Old Man at the Bridge bahwa perang hanya membawa
pengaruh buruk terhadap masyarakat tak bersalah.
Gangguan mental adalah gangguan utama dalam pemikiran, perasaan, atau
perilaku individu yang mencerminkan masalah dalam fungsi mental. Gangguan
jiwa menyebabkan penderitaan atau kecacatan dalam aktivitas sosial, pekerjaan,
atau keluarga. Ada 7 jenis gangguan mental yang umum ditemui, diantaranya
depresi, gangguan kecemasan, Obsessive-Compulsive Disorder (OCD),
Posttraumatic Stress Disorder (PTSD), gangguan bipolar, dan skizofrenia.
Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) adalah gangguan mental yang ditandai
dengan kegagalan untuk pulih setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa
yang menakutkan. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders, ada 7 gejala yang dapat menjadi acuan pemeriksaan penderita PTSD,
diantaranya
a. Paparan kematian secara langsung atau terancam mati, cedera serius, atau
kekerasan seksual
Dalam cerita, The Old Man secara langsung menyaksikan dan merasakan
dampak dari perang saudara Spanyol di kampung halamannya di San Carlos.
The Old Man terpaksa meninggalkan San Carlos supaya tidak terluka atau
mati karena perang. Ditunjukkan dalam dialog dimana The Old Man
mengatakan dia dipaksa pergi dari San Carlos karena artileri.
“”
b. Adanya gejala intrusi yang terkait dengan peristiwa traumatis, dimulai setelah
peristiwa traumatis terjadi
The Old Man dalam cerita meninggalkan memori nya disaat ia masih bekerja
merawat hewan-hewan di kampung halamannya. Dia hanya fokus di
memorinya saat masih di San Carlos dan dipaksa pergi artillery secara paksa.
Ditunjukkan dalam dialog dimana The Old Man mengulang bahwa dia bekerja
merawat hewan tiga kali dengan raut muka kosong, sedih, dan tanpa semangat
hidup.
“”
c. Penghindaran persisten dari rangsangan yang terkait dengan peristiwa
traumatis, dimulai setelah peristiwa traumatis terjadi
d. Perubahan negatif dalam kognisi dan suasana hati yang terkait dengan
peristiwa traumatis, mulai atau memburuk setelah peristiwa traumatis terjadi.
Pada awalnya, The Old Man adalah orang yang positif, hidup sederhana, dan
cukup bahagia dengan pekerjaannya merawat hewan-hewan. Namun setelah
dipaksa pergi dari kampung halamannya, The Old Man mengalami perubahan
suasana hati menjadi sedih dan tertekan. Dia terpaksa berjalan jauh
meninggalkan kesenangannya demi menyelamatkan nyawanya dari perang.
“”
e. Perubahan nyata dalam gairah dan reaktivitas yang terkait dengan peristiwa
traumatis, mulai atau memburuk setelah peristiwa traumatis terjadi
The Old Man dalam cerita kehilangan semangatnya sama sekali untuk lebih
lama menyelamatkan dirinya, berjalan menyeberangi Sungai Ebro. Dia sudah
berjalan kurang lebih 400km dari San Carlos, dia kelelahan, dan semangat
hidupnya masih tertinggal di kampung halamannya. The Old Man tidak
bergairah untuk menyelamatkan dirinya dengan tetap duduk di jembatan itu
dengan arti dia memilih untuk tinggal dengan hewan yang ia tinggalkan di San
Carlos.
“”
f. Gangguan tersebut menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
Setelah pengusiran yang dilakukan tantara kepadanya, The Old Man
mengalami penurunan fungsi dasar selama hidupnya. Dari penjelasan narrator,
The Old Man terlihat lelah, dan memutuskan untuk tidak berjalan kembali.
Tidak ada niatan untuk menyelamatkan diri, mengisi perut, ataupun meminta
tolong orang lain untuk membantunya atau sekedar bercengkrama dengannya.
“”
g. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (misalnya, obat-
obatan, alkohol) atau kondisi medis lainnya.
Dari keseluruhan cerita pendek The Old Man at the Bridge, The Old Man jelas
tidak sedang mengkonsumsi obat dan depresinya disebabkan oleh perang yang
harus memisahkannya dengan satu-satunya alasan dia hidup dan bisa bahagia
.
Menurut Freud, psikologis manusia terdiri dari tiga aspek yang mempengaruhi
bagaimana manusia akan bersikap dan mengambil keputusan. Aspek tersebut
diantaranya adalah
a. Id
Id adalah hasrat atau nafsu manusia yang selalu merasa ingin dipenuhi tanpa
melihat dari factor lain seperti pantas atau tidak pantas, baik atau buruk, atau
benar atau salah. Keinginan tersebut bersifat egois dan berada di sisi
ketidaksadaran.
Contoh Id dalam cerita The Old Man at the Bridge adalah keinginan The Old
Man tidak meninggalkan hewan hewan yang ia rawat di San Carlos. Hewan
tersebut adalah sumber kebahagiaan The Old Man yang menjadi satu-satunya
alasan ia hidup.
b. Ego
Ego adalah aspek yang menengahi Id dan Super Ego. Bersifat realistis dan
berada diantara kesadaran dan ketidaksadaran manusia.
Contoh Ego dalam cerita The Old Man at the Bridge adalah terjadinya
perdebatan antara Id dan Super Ego The Old Man yang menghasilkan ke
stagnan an. The Old Man akhirnya memutuskan untuk berhenti ditengah
perjalanan kerumunan menyebrangi sungai Ebro. Dia berada di jembatan itu
karena dia sudah berjuang memenuhi Super Egonya menyelamatkan diri dari
gencatan musuh, namun memilih untuk duduk dan tinggal di jembatan karena
dia sudah tidak bisa mengalah pada Id. Dengan kata lain, Super Egonya sudah
melebihi kapasitas diri dan dia tinggal supaya dia memenuhi keinginan Id nya,
tidak lebih jauh meninggalkan hewan-hewan yang ia rawat di San Carlos.
c. Super Ego
Super Ego adalah hal yang berhubungan dengan norma masyarakat. Sifatnya
sangat amat realistis dan menghambat manusia memenuhi keinginan atau
kesenangan manusia dalam Id. Super Ego menyadarkan manusia akan sesuatu
yang pantas dilakukan dan tidak pantas dilakukan sesuai norma yang ada.
Contoh Super Ego dalam cerita The Old Man at the Bridge adalah keputusan
The Old Man untuk meninggalkan San Carlos dan menyelamatkan diri
bersama kerumunan menuju Barcelona.

III. Penutup
Dari karakteristik gangguan mental PTSD menurut buku Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders, jika memenuhi lebih dari 4 karakteristik
gangguan mental, maka dapat disimpulkan bahwa individu terkait benar
mengalami gangguan tersebut. Sehingga, menurut karakteristik dalam buku DSM-
5, The Old Man menderita gangguan mental Posttraumatic Stress Disorder
(PTSD).
Pergolakan batin yang dialami oleh The Old Man adalah hasil dari perdebatan Id
dan Super Ego didalam pikiran The Old Man. Hal tersebut jugalah yang
mendasari bagaimana The Old Man akhirnya mengalami gangguan mental yaitu
Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) setelah menjadi korban perang saudara di
Spanyol.
Dilansir dari teori Sigmund Freud tentang Psikoanalisis, Super Ego yang terlalu
kuat dan mendominasi dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi, merasa
terisolasi, terlalu menghakimi orang lain, dan atau berakhir menyakiti diri sendiri
atau orang lain.
Dari cerita ini secara moral dapat disimpulkan bahwa perang berbentuk
apapun hanya akan membawa dampak negative kepada masyarakat yang
turut serta berperang maupun masyarakat tidak bersalah yang menjadi
korban perang. Ernest Hemingway dalam cerita pendek The Old Man at the
Bridge ingin menyampaikan kepada pembaca salah satu contoh yang
mungkin terjadi kepada korban peperangan berdasarkan pengalamannya
menjadi jurnalis ditengah perang.

REFERENCES

You might also like