Professional Documents
Culture Documents
Logbook Kelompok 9 Desain Pembelajaran Biologi
Logbook Kelompok 9 Desain Pembelajaran Biologi
Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based Learning menurut The
George Lucas Educational Foundation (2005) adalah sebagai berikut :
1. Project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project Based
Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi
dalam kurikulumnya. Melalui Project Based Learning, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta
didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi)
dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik
dapatmelihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin
yang sedang dikajinya.
2. Project-based learning asks a question or poses a problem that each student can answer.
Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pendidik
mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing
- masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based
Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik
pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.
3. Project-based learning asks students to investigate issues and topics addressing
realworld problems while integrating subjects across the curriculum. Project Based
Leraning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat
“jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini,
peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project
Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal
ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
4. Project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to explore
complex issues. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang
memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna.
1
Adapun langkah‐langkah pembelajara dengan metode ProjectBased Learning
adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok‐kelompok kecil dan masing masing kelompok
melaksanakan proyek nyata(connecting theproblem).
2. Masing‐masing kelompok diberikan penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab
(setting the structure) yang harus dilakukan oleh kelompoknya dalam praktik.
3. Peserta didik di masing‐masing kelompok berusaha maksimaluntuk
mengidentifikasikan masalah bisnis (visiting the problem) yang dihadapi sesuai
pengetahuan yang dimiliki; (a). mengidentifikasi masalah dengan seksama untuk
menemukan inti problem bisnis yang sedang dihadapi dan(b) mengidentifikasi cara
untuk memecahkan masalah.
4. Peserta didik di masing‐masing kelompok mencari informasi dariberbagai sumber
(buku, pedoman dan sumber lain) atau bertanya pada pakar yang mendampingi untuk
mendapatkan pemahaman tentang masalah (re‐visiting the problem).
5. Berbekal informasi yang diperoleh peserta didik saling bekerjasama danberdiskusi
dalam memahami masalah dan mencari solusi (produce the product) terhadap masalah
dihadapi dan langsung diaplikasikan. Pelatih bertindak sebagai pendamping.
6. Masing‐masing kelompok mensosialisasikan pengalaman dalammemecahkan masalah
kepada kelompok lainnya untuk mendapatkan masukan dan penilaian (evaluation) dari
kelompok lainnya.
Langkah‐langkah pembelajaran dengan metode Project Bsed learningmenurut
pendapat Delise (1997:27‐35) bahwa terdapat 6 langkahProject Based Learning sebagai
berikut:
1. Connecting with the problem. Yaitu pelatih memilih, merancang dan menyampaikan
masalah yang dihubungkan dengan kehidupan seharihari peserta didik , terkait dengan
masalah.
2. Setting up the structure. Setelah peserta didik telah terlibat dengan masalah, pendidik
menciptakan struktur untuk bekerja melalui masalah yang dihadapi.Struktur ini akan
memberikan rancangan tugas‐tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik. Struktur
menjadi kunci dari keseluruhan proses bagaimana peserta didik latihan berfikir melalui
situasi nyata dan mencapai solusi yang tepat.
3. Visiting the problem. Pendidik fokus pada ide‐ide yang dimiliki peserta didik pelatihan
2
bagaimana menyelesaikan masalah. Fokus tersebut diarahkan untuk menghasilkan fakta
dandaftar item yang membutuhkan klarifikasi lebih lanjut.
4. Revisiting the problem. Setelah peserta didik dalam kelompok kecil telah
menyelesaikantugasmandiri, mereka harus segera bergabung kembali dalam kelas untuk
menemukan kembalimasalah‐masalah tersebut. Pendidik pertama‐tama meminta
kelompok kecil untuk melaporkan hasil pengamatan mereka. Pada saat itu pendidik
menilaisumber yang mereka pakai sebagaireferensi, waktu yang digunakan,
danefektivitas rencana tindakan yang akandilakukan.
5. Producing a product/performance. Membuat hasil pemecahan masalahyang disampaikan
kepada pendidik untukdievaluasi tentang mutu isi danpenguasaan skill mereka.
6. Evaluating performance and theproblem. Pendidik memintapesertadidik untuk
mengevaluasi hasil kerja(performance) dari kajian masalah danalternatif solusi yang
diajukan.
3
9. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks
dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.
Project based learning memang memiliki banyak kelebihan, namun di sisi lain
pembelajaran yang berbasis proyek seperti ini juga memiliki kelemahan. Kelemahan dalam
project based learning antara lain:memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah,
membutuhkan biaya yang cukup banyak, banyak pendidik yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana pendidik memegang peran utama di dalam kelas,banyaknya peralatan
yang harus disediakan, peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan, ada kemungkinan peserta didik ada yang
kurang aktif dalam kerja kelompok, ketika topik yang diberikan pada masing-masing
kelompok berbeda, dan dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan.
4
Adapun beberapa karakteristik proses Problem based learning menurut Tan [7] diantaranya :
1. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
2. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara
mengambang.
3. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa
menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya telah
diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
4. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah
pembelajaran yang baru.
5. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
6. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.
7. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja dalam
kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.
Pelaksanaan model Problem Based Learning terdiri dari 5 tahap proses, yaitu :
1. Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi
peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan
masalah.
2. Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik
kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
3. Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini
guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,
melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4. Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu
peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model,
dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya.
5. Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan
5
Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru
Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik
Orientasi peserta didik pada yang diperlukan, mengajukan fenomena atau demonstrasi
masalah atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa
untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
6
5. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata.
7. Mengembangkan minat siswa untuk secaraterus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
8. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan
masalah dunia [8].
Disamping kelebihan di atas, Problem based learning juga memiliki kelemahan,
diantaranya:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang ingin
mereka pelajari.
METODE INKURI
Nurhadi dkk (2004: 43) mengemukakan bahwa dalam metode inkuiri peserta didik
didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dan mengadakan suatu penelitian
(percobaan) untuk menemukan suatu penemuan tertentu. Melalui inkuiri memacu peserta
didik untuk mengetahui serta memotivasi peserta didik untuk memecahkan masalah secara
mandiri dan memiliki keterampilan kritis dalam menganilis informasi. Inkuiri memberikan
kepada peserta didik pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif. Peserta didik
dilatih bagaimana cara memecahkan masalah, membuat keputusan, dan memperoleh
keterampilan.
7
DISCOVERY LEARNING
Discovery Learning Method adalah gaya belajar aktif dan langsung yang
dikembangkan oleh Jerome Bruner pada tahun 1960-an. Bruner menekankan bahwa belajar itu
harus sambil melakukan atau learning by doing. Dengan metode ini, pesrta didik secara aktif
berpartisipasi, bukan hanya menerima pengetahuan secara pasif. Discovery Learning
menunjukkan pendekatan instruksional umum yang mewakili pengembangan pembelajaran
konstruktivis untuk lingkungan belajar berbasis sekolah. Bruner (1961) mengembangkan
pembelajaran penemuan dari studi kontemporer dalam psikologi kognitif, dan merangsang
pengembangan metode instruksional yang lebih spesifik.
Karakteristik yang paling penting dari pembelajaran penemuan adalah bahwa peserta
didik harus menghasilkan unit dan struktur pengetahuan abstrak (seperti konsep dan aturan)
menggunakan penalaran induktif mereka sendiri tentang materi pembelajaran non-abstrak
(Holland, Holyoak, Nisbett & Thagard, 1986). Bruner (2001) menganggap bahwa Discovery
Learning sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan secara otomatis
memberikan hasil terbaik dalam strategi ini. Metode Discovery Learning menciptakan proses
pembelajaran aktif di mana materi atau konten tidak diberikan oleh guru di awal pembelajaran
secara langsung. Selama proses belajar berlangsung, peserta didik diminta untuk dapat
menemukan sendiri cara bagaimana memecahkan masalah (Tampubolon, 2017). Lebih lanjut
bisa dijelaskan bahwa model pembelajaran ini adalah bagaimana peserta didik memahami
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan. Discovery terjadi bila peserta didik terlibat terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui
kegiatan observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas
disebut cognitive process atau the mental process of assimilating concepts and principles in the
mind (PG Dikdas, 2020).
8
LANGKAH DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA METODE DISCOVERY
LEARNING
9
KELEBIHAN DALAM METODE DISCOVERY LEARNING
Kekurangan metode ini yang antara lain: 1). Penggunaan metode ini
menghabiskan banyak waktu; 2). Penerapan metode ini membutuhkan lingkungan
belajar yang kaya sumber daya: 3). Kualitas dan keterampilan peserta didik menentukan
hasil atau efektifitas metode ini; 4). Kemampuan memahami dan mengenali konsep
tidak bisa diukur hanya dari keaktifan siswa di kelas; 5). Peserta didik sering
mengalami kesulitan dalam membentuk opini, membuat prediksi, atau menarik
kesimpulan; 6). Sebagian guru belum tentu mahir mengelola pembelajaran Discovery;
7). Tidak semua guru mampu memantau kegiatan belajar secara efektif.
10
DAFTAR RUJUKAN
Khasinah, S. (2021). DISCOVERY LEARNING: DEFINISI, SINTAKSIS, KEUNGGULAN
DAN KELEMAHAN. Jurnal MUDARRISUNA: MEDDIA KAJIAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM, XI(3), 402-413.
Nurhadi, d. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam KBK. Malang: UM
Press.
Sa'ud, U. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
11
KELOMPOK 9 DESAIN PEMBELAJARAN BIOLOGI
ANGGOTA : Muhammad Noval Riandi (A1C422028)
Putri Ambarwati Sukardi (A1C422063)
Yunita Jumaini (A1C422089)
Friskilla Hariati Pakpahan (A1C422118)
Kelas : Reguler B (R002)
Tanggal-Bulan-Tahun : 19 September 2023
12
Tanggal-Bulan-Tahun: 26 September 2023
• Observasi 1 dan • Adapun yang didapat Kendalanya sama Sehingga solusi yang
mewawancarai dari hasil wawancara seperti sebelumnya yaitu dilakukan yaitu
guru biologi karena observasi yang anggota kelompok
mengenai desain ialah, kami
dilakukan padat dan tadi tetap mengikuti
pembeljaran di mendapatkan soft file
jadwal observasi yang observasi dengan
SMAN 07 Kota mengenai promes,
Jambi lain terbagi bagi pada cara menyusul ke
prota, silabus, serta satu hari itu sehingga sekolah yang
modul ajar mata ada anggota kelompok menjadi tempat
pelajaran biologi dari yang tidak bisa sampai observasi
SMAN 07 Kota Jambi akhir karena ada yang
pulang lebih dulu untuk
mengikuti observasi
matakuliah yang
lainnya secara
bergantian
13