Professional Documents
Culture Documents
(Panduan) Praktikum - Analisis Sediaan Farmasi
(Panduan) Praktikum - Analisis Sediaan Farmasi
PRAKATA
Analisis Sediaan Farmasi adalah salah satu cabang ilmu kimia yang bertujuan
untuk menganalisis sediaan farmasi secara kualitatif dengan pereaksi spesifik dan
secara kuantitatif menggunakan instrumen.
Peran analisis sediaan farmasi dalam dunia farmasi khususnya dalam menguji
bahan baku dalam produk makanan, obat, ataupun kosmetik sebagai salah satu
pengujian kontrol kualitas, tentunya memberikan kontribusi besar dalam bidang
farmasi sehingga pengadaan praktikum analisis sediaan farmasi merupakan suatu
kebutuhan besar. Dalam proses praktikum, tentunya mahasiswa membutuhkan
buku panduan yang bisa dijadikan acuan pokok dalam pelaksanaan praktikum
yang dilakukan, sehingga dibuatlah buku panduan praktikum analisis sediaan
farmasi ini sebagai sarana utama mahasiswa dalam menjalankan prosedur analisis
sediaan farmasi.
Buku panduan praktikum analisis sediaan farmasi ini disusun untuk menunjang
mata kuliah analisis sediaan farmasi dalam program studi S1 Farmasi. Buku
panduan ini telah disusun sesuai dengan standar capaian dalam pembelajaran dan
kebutuhan mahasiswa.
Tim Penyusun
PRAKATA……………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..3
PERATURAN DALAM PRAKTIKUM………………………………...……..4
PENILAIAN PRAKTIKUM…………………………………..………………..7
Praktikum I Analisis Kualitatif Golongan Sulfa……………………….8
Praktikum II Analisis Kualitatif Golongan Fenol……………………...13
Praktikum III Analisis Kualitatif Golongan Asam……………………...18
Praktikum IV Analisis Kualitatif Golongan Barbiturat………………....24
Praktikum V Analisis Kualitatif Merkuri Dalam Kosmetik……….…...28
Praktikum VI Analisis Kualitatif Boraks Dalam Bakso……………..….32
Praktikum VII Analisis Kuantitatif Parasetamol……………………...…36
Praktikum VIII Analisis Kuantitatif Natrium Benzoat………………..….42
LAMPIRAN
ABSENSI
1. Praktikan Analisis Sediaan Farmasi adalah mahasiswa aktif yang telah
mengambil atau sedang menempuh mata kuliah Analisis Sediaan Farmasi serta
telah mengisi Kartu Rencana Studi untuk mata kuliah Analisis Sediaan
Farmasi.
2. Praktikan diwajibkan hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Bagi yang
terlambat dengan alasan yang tidak jelas, tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
3. Apabila praktikan berhalangan hadir, harus membuat surat izin atau surat
keterangan sakit dan harus menghubungi Asisten/Dosen Penanggungjawab
guna penyusunan jadwal praktikum susulan. Praktikan yang tidak mengikuti
praktikum tiga kali berturut-turut tanpa alasan yang jelas atau sah, akan
dikenakan sanksi akademik.
4. Praktikan diwajibkan mengisi absensi sebelum dan sesudah praktikum.
5. Praktikan tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan laboratorium tanpa seizin
Asisten/Dosen Penanggungjawab.
PRAKTIKUM
1. Praktikan diharuskan memakai sepatu tertutup (Tidak diperkenankan memakai
sandal atau sepatu sandal).
2. Praktikan diwajibkan menggunakan jas praktikum berwarna putih bersih dan
dikancingkan dengan rapi selama pelaksanaan kegiatan praktikum, serta
membawa buku panduan praktikum.
3. Praktikan hanya diperbolehkan membawa buku catatan praktikum, buku
panduan praktikum, peralatan praktikum, dan alat tulis ke dalam laboratorium.
4. Setiap kelompok diwajibkan membawa :
a) Handscoon
b) Masker
c) Tisu
d) Label
TEST
1. Tes yang dilakukan meliputi tes awal (lisan dan tulis) dan ujian akhir
praktikum setelah semua percobaan dilakukan.
LAIN-LAIN
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan praktikum ini akan diatur dan
diumumkan kemudian oleh koordinator praktikum.
Kehadiran : 10 %
Kognitif : 15 %
Afektif : 10 %
Psikomotor : 15 %
Laporan : 20 %
Ujian Praktek : 30 %
Total : 100 %
A. Maksud Praktikum
Mengetahui analisis kualitatif terhadap golongan sulfonamida.
B. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi golongan obat sulfonamida dengan analisis kualitatif dengan
menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik.
C. Prinsip Praktikum
Berdasarkan penentuan senyawa-senyawa kimia yang termasuk golongan
sulfonamida dengan menggunakan beberapa pereaksi yang dilihat dari perubahan
warna yang terjadi.
D. Dasar Teori
Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai
bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan. Identifikasi anion
ataupun kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu dan
sediaan untuk senyawa anorganik maupun senyawa organik adalah yang paling
banyak dilakukan. Senyawa-senyawa anorganik pada umumnya merupakan
senyawa ionik yang dapat ditentukan dengan suatu bagan tertentu, sedangkan
senyawa organik umumnya terikat dalam ikatan kovalen, dan hingga sekarang
belum ada suatu skema atau bagan yang dapat digunakan untuk melakukan
identifikasinya. (Tim Dosen UIT, 2010).
Semua sulfonamida merupakan asam lemah (pKa sekitar 5-8) akibat efek
penarikan elektron yang kuat oleh substituen –SO2- dan stabilisasi anion yang
dihasilkan melalui resonansi. Sulfonamida biasanya diberikan dalam bentuk
garam natrium untuk meningkatkan kelarutannya dalam air (Cairns, 2008).
F. Prosedur Kerja
1. Uji Pendahuluan
a) Uji Organoleptik
1) Disiapkan sampel.
2) Dilakukan pengujian organoleptik meliputi bentuk, warna, rasa dan
bau.
3) Dicatat hasil pengamatan dan didokumentasikan.
b) Uji Kelarutan
1) Disiapkan 4 buah tabung reaksi untuk setiap sampel, diberi label
nama pada setiap tabung reaksi (NaOH, HCl, Aquadest, Etanol)
dan dimasukkan ke dalam rak tabung.
2) Dimasukkan 2 mg sampel ke dalam setiap tabung reaksi.
3) Dilarutkan dengan masing-masing pelarut.
4) Dicatat kelarutan sampel dan didokumentasikan.
2. Uji Golongan
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Dimasukkan 2 mg sampel ke dalam masing-masing tabung reaksi.
c) Ditambahkan Pereaksi Vanilin sebanyak 2-3 tetes pada setiap sampel.
d) Diamati perubahan warna. Sampel positif dari golongan sulfa jika
berwarna cokelat atau cokelat merah.
e) Dicatat hasil pengamatan dan didokumentasikan.
3. Uji Penegasan
a) Disiapkan 3 buah tabung reaksi untuk Sampel A1 dan 3 buah tabung
reaksi untuk Sampel A2.
G. Tabel Pengamatan
1) Uji Organoleptik
NO SAMPEL RASA WARNA BAU BENTUK
1 A1
2 A2
2) Uji Kelarutan
KELARUTAN
NO SAMPEL
Aquadest Etanol HCl NaOH
1 A1
2 A2
3) Uji Golongan
PERUBAHAN
NO SAMPEL PEREAKSI PUSTAKA KESIMPULAN
WARNA
1 A1 Vanilin
2 A2 Vanilin
H. Evaluasi
Bagaimana hasil kesimpulan praktikum anda dan faktor kesalahan apa yang
terjadi dalam proses perlakuan ?
A. Maksud Praktikum
Mengetahui analisis kualitatif golongan fenol.
B. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi senyawa dari golongan fenol.
C. Prinsip Praktikum
Berdasarkan penentuan senyawa-senyawa kimia yang termasuk golongan
fenol dengan menggunakan beberapa pereaksi yang dilihat dari perubahan
warna yang terjadi.
D. Teori Dasar
Fenol atau hydroxybenzene dengan rumus molekul C6H5OH dan memiliki
berat molekul sebesar 94, 11 g/mol merupakan komponen campuran yang
memiliki satu atau lebih gugus hidroksil yang terikat pada cincin aromatik.
Pada suhu ruang fenol memiliki ciri fisik berupa kristal putih dan
perlahan berubah menjadi berwarna merah muda apabila terkena paparan
panas atau cahaya. Fenol juga memiliki bau khas yaitu berbau manis. Dalam
kelarutannya, zat ini sedikit sukar larut dalam air pada suhu 0-65oC dan
melarut sempurna pada suhu diatas 65,3oC. Fenol sangat larut dalam alkohol,
benzena, kloroform, eter, dan hampir semua jenis pelarut organik. Fenol juga
biasa disebut asam karbolat, asam fenat, asam fenitilat, fenil hidroksida, fenil
hidroksida, atau oksibenzena. (Othmer, 1962).
F. Prosedur Kerja
1. Uji Pendahuluan
a) Uji Organoleptik
1) Disiapkan sampel.
2) Dilakukan pengujian organoleptik meliputi bentuk, warna, rasa
dan bau.
G. Tabel Pengamatan
1) Uji Organoleptik
NO SAMPEL RASA WARNA BAU BENTUK
1 B1
2 B2
2) Uji Kelarutan
KELARUTAN
NO SAMPEL
Aquadest Etanol HCl NaOH
1 B1
2 B2
3) Uji Golongan
PERUBAHAN
NO SAMPEL PEREAKSI PUSTAKA KESIMPULAN
WARNA
1 B1
2 B2
4) Uji Penegasan
PERUBAHAN
NO SAMPEL PEREAKSI PUSTAKA KESIMPULAN
WARNA
FeCl3 + NH4OH
1 A1 FeCl3 + HCl
H2SO4
H2SO4
2 A2 NaOH
H2SO4 + NaOH
A. Maksud Praktikum
Mengetahui analisis kualitatif golongan asam.
B. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi senyawa dari golongan asam.
C. Prinsip Praktikum
Berdasarkan penentuan senyawa-senyawa kimia yang termasuk golongan
asam dengan menggunakan beberapa pereaksi yang dilihat dari perubahan
warna yang terjadi.
D. Teori Dasar
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal
yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur
(bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah
berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti
yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam
kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
Asam menurut Arrhenius adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion
hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali
dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-
zat yang dapat larut dalam air. Menurut Bronsted Lowry adalah pemberi
proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan
asam-basa konjugat. Bronsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan
definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti
pada definisi Arrhenius).
F. Prosedur Kerja
1. Uji Pendahuluan
a) Uji Organoleptik
1) Disiapkan sampel.
2) Dilakukan pengujian organoleptik meliputi bentuk, warna,
rasa dan bau.
3) Dicatat hasil pengamatan dan didokumentasikan.
b) Uji Kelarutan
1) Disiapkan 4 buah tabung reaksi untuk setiap sampel, diberi
label nama pada setiap tabung reaksi (NaOH, HCl,
Aquadest, Etanol) dan dimasukkan ke dalam rak tabung.
2) Dimasukkan 2 mg sampel ke dalam setiap tabung reaksi.
2) Uji Kelarutan
KELARUTAN
NO SAMPEL
Aquadest Etanol HCl NaO
1 C1
2 C2
3 C3
3) Uji Golongan
PERUBAHAN
NO SAMPEL PEREAKSI PUSTAKA KESIMPULA
WARNA
1 C1
2 C2
3 C3
4) Uji Penegasan
PERUBAHAN
NO SAMPEL PEREAKSI PUSTAKA KESIMPUL
WARNA
HNO3
1 C1 Aqua Bromin
Zwikker
H2SO4 + Metanol
2 C2
Zwikker
KMnO4
3 C3 Iodium
Fehling
A. Maksud Praktikum
Mengetahui analisis kualitatif golongan barbiturat.
B. Tujuan Praktikum
Mengidentifikasi senyawa dari golongan barbiturat.
C. Prinsip Praktikum
Berdasarkan penentuan senyawa-senyawa kimia yang termasuk golongan
barbiturat dengan menggunakan beberapa pereaksi yang dilihat dari perubahan
warna yang terjadi.
D. Teori Dasar
F. Prosedur Kerja
1. Uji Pendahuluan
a) Uji Organoleptik
1) Disiapkan sampel.
2) Dilakukan pengujian organoleptik meliputi bentuk, warna, rasa
dan bau.
3) Dicatat hasil pengamatan dan didokumentasikan.
b) Uji Kelarutan
1) Disiapkan 4 buah tabung reaksi untuk setiap sampel, diberi
label nama pada setiap tabung reaksi (NaOH, HCl, Aquadest,
Etanol) dan dimasukkan ke dalam rak tabung.
2) Uji Kelarutan
KELARUTAN
NO SAMPEL
Aquadest Etanol HCl NaOH
1 D1
2 D2
3) Uji Golongan
PERUBAHAN
NO SAMPEL PEREAKSI PUSTAKA KESIMPULAN
WARNA
1 D1
2 D2
4) Uji Penegasan
PERUBAHAN
NO SAMPEL PEREAKSI PUSTAKA KESIMPULA
WARNA
Parry
1 D1 Aqua Bromin
Zwikker
Parry
2 D2 Aqua Bromin
Zwikker
H. Evaluasi
A. Maksud Praktikum
Untuk mengetahui keberadaan merkuri pada sampel kosmetik yang beredar di
pasaran.
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengidentifikasi keberadaan merkuri pada sampel kosmetik.
C. Prinsip Praktikum
Berdasarkan penentuan keberadaan senyawa merkuri pada sampel kosmetik
dengan menggunakan beberapa pereaksi yang dilihat dari perubahan warna
yang terjadi.
D. Teori Dasar
Merkuri merupakan logam berat dengan efek toksisitas sangat berbahaya bagi
makhluk hidup. Di antara semua unsur logam berat merkuri (Hg) menduduki
urutan pertama dalam hal sifat racunnya dibandingkan dengan logam berat
lainnya kemudian diikuti oleh logam berat Cd, Ag, Ni, Pb,As, Cr, Sn,dan Zn
(Bernhoft, R.A 2012). Semua spesies merkuri beracun, dengan senyawa
organik merkuri umumnya menjadi lebih beracun dari spesies anorganik
(Azimi, S, dkk.,
2013). Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
beragam kosmetik muncul di pasaran. Namun tidak semua kosmetika itu
memenuhi aturan farmasetika yaitu aman, berkhasiat, dan berkualitas
(Wasitaatmadja, 1997 di dalam Fithriani A, dkk., 2013). Merkuri pada
kosmetika yang sudah umum digunakan ialah merkuri klorida dan merkuri
amido klorida (Ralph, 1982).
F. Prosedur Kerja
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Ditimbang masing-masing 2 gram sampel yang akan digunakan
menggunakan cawan porselen.
3) Ditambahkan asam nitrat (HNO3) sebanyak 5 ml.
4) Dipanaskan dan disaring.
5) Filtrat dimasukkan sebanyak 2 ml dalam masing-masing tabung reaksi
dan diberi label.
6) Pada masing-masing tabung reaksi dimasukkan 2-3 tetes larutan .
Kalium Iodida, 2-3 tetes Asam Klorida, dan 2-3 tetes Natrium
Hidroksida.
7) Diamati perubahan warna. Sampel yang mengandung merkuri akan
menunjukkan hasil berwarna endapan merah jingga, endapan putih,
atau endapan kuning.
8) Dicatat hasil pengamatan dan didokumentasikan.
PERUBAHAN WARNA
NO SAMPEL PUSTAKA KESIMPULAN
KI HCl NaOH
1 E1
2 E2
3 E3
H. Evaluasi
Apa fungsi penambahan Asam Nitrat pada penyiapan sampel kosmetik untuk
identifikasi merkuri ?
A. Maksud Praktikum
Untuk mengetahui keberadaan boraks pada sampel makanan yang beredar di
pasaran.
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa boraks pada sampel makanan.
C. Prinsip Praktikum
Penentuan keberadaan senyawa boraks pada makanan dengan menggunakan
beberepa pereaksi dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
D. Teori Dasar
Boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam berat Boron (B), Boraks
merupakan antiseptik dan pembunuh kuman. Bahan ini banyak digunakan
sebagai bahan anti jamur, pengawet kayu, dan antiseptik pada kosmetik.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 033 tahun 2012 tentang bahan
tambahan pangan, boraks merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan
pangan yang dilarang digunakan dalam produk makanan. Dampak buruk dari
mengkonsumsi boraks yaitu menyebabkan iritasi saluran cerna, yang ditandai
dengan sakit kepala, pusing, muntah, mual, dan diare. Gejala lebih lanjut
ditandai dengan badan menjadi lemas, kerusakan ginjal, bahkan shock dan
kematian bila tertelan 5 – 10 g/kg berat badan. Bakso banyak dikonsumsi
karena penyajiannya yang praktis dan banyak tersedia diberbagai tempat
seperti pasar tradisional, pasar swalayan, dan masih banyak lagi, serta dijual
dengan jenis dan harga yang terjangkau bagi semua kalangan masyarakat
namun beberapa publikasi menyebutkan bahwa boraks sering digunakan
sebagai pengenyal dan pemberi rasa gurih. Badan Pengawas Obat dan
Makanan menyatakan bahwa bila boraks diberikan pada bakso akan membuat
bakso tersebut sangat kenyal, warna cenderung agak putih dan memiliki rasa
gurih, sedangkan pada kerupuk
F. Prosedur Kerja
a) Penyiapan Sampel
1) Sampel bakso dihaluskan menggunakan blender sampai menjadi
bubur atau dapat menggunakan tambahan air panas kemudian
dihaluskan dengan mortar.
2) Sampel yang telah halus disaring menggunakan kertas saring.
3) Masing-masing sampel diambil sebanyak 3 ml dan dimasukkan ke
masing-masing tabung reaksi.
1 F1 AgNO3
Kertas
2 F2
Tumerik
Kertas
3 F3
Boraks
H. Evaluasi
A. Maksud Praktikum
Untuk mengetahui kadar parasetamol pada sampel obat secara
Spektrofotometri
UV-Vis.
B. Tujuan Praktikum
Untuk menganalisis secara kuantitatif kadar parasetamol pada sampel secara
Spektrofotometri UV-Vis.
C. Prinsip Praktikum
Penentuan kadar parasetamol pada sampel didasarkan pada prinsip kerja
Spektrofotometer melalui penyerapan cahaya yang dilihat dengan perhitungan
panjang gelombang.
D. Teori Dasar
Obat merupakan bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia. Dalam proses pembuatan obat dibutuhkan bahan atau campuran
bahan zat aktif lain yang apabila digunakan dapat menciptakan khasiat
farmakologi atau efek langsung dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan,
pengobatan atau pencegahan penyakit, atau untuk memengaruhi struktur dan
fungsi tubuh (Dirjen POM, 2011).
Pada industri farmasi, pengawasan mutu merupakan salah satu bagian dari
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk memberikan kepastian bahwa
produk mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya, agar hasil
produksi yang dipasarkan memenuhi persyaratan CPOB. Pada persyaratan ini
G. Tabel Pengamatan
1) Data Panjang Gelombang Maksimum
Konsentrasi ʎ Maksimal Adsorbansi
A =Ɛ×b×c A =Ɛ×b×c
0,2 = 668 × 1 × c 0,8 = 668 × 1 × c
c = 2,9940 X 10-4 g/100 mL c = 1,19760 X 10-3 g/100 mL
c = 2,9940 X 10-4. 1000 mg/100 mL c = 1,19760 X 10-3. 1000 mg/100 mL
c = 2,9940 X 10-4. 10000 mg/1000 mL c = 1,19760 X 10-3. 10000 mg/1000 mL
c = 2,9940 ppm c = 11,9760 ppm
I. Evaluasi
Jelaskan apakah hasil penelitian saudara sesuai dengan literatur dan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi hasil penelitian menggunakan instrumen !
A. Maksud Praktikum
Untuk mengetahui kadar natrium benzoat pada produk yang beredar di pasaran
secara spektrofotometri UV-Vis.
B. Tujuan Praktikum
Untuk melakukan analisis kuantitatif natrium benzoat pada produk saus tomat
yang beredar di pasar secara spektrofotometri UV-Vis.
C. Prinsip Praktikum
Penentuan keberadaan senyawa boraks pada makanan dengan menggunakan
beberepa pereaksi dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
D. Teori Dasar
F. Prosedur Kerja
a) Analisis Kualitatif
1. Sebanyak 20 g sampel dimasukkan ke dalam beaker gelas sampai
volume 100 mL dengan larutan NaCl jenuh.
2. Selanjutnya sampel ditambahkan dengan larutan NaOH 10%
sampai larutan bersifat alkalis, distirer selama 5 menit, dibiarkan
semalam dan disaring.
3. Filtrat ditambahkan dengan 2 mL larutan HCl pekat sampai larutan
bersifat asam.
4. Larutan asam diekstraksi sebanyak 3 kali dengan kloroform
masing- masing 10 mL
5. Ekstrak kloroform dipanaskan pada suhu 80oC di atas penangas air.
6. Residu yang diperoleh dilarutkan dalam akuades dan dipanaskan
dalam penangas air selama 10 menit pada suhu antara 80 - 85.
7. Larutan yang diperoleh didinginkan sejenak dan ditambahkan
beberapa tetes larutan FeCl3 5%. Apabila terbentuk endapan
berwarna salmon atau cincin merah kecoklatan hal itu
menunjukkan keberadaan benzoat dalam sampel.
8. Penentuan Kurva Standar dan Pembuatan Larutan Standar
1) Pembuatan larutan induk 100 mg/L yang dibuat dengan
melarutkan 25 mg natrium benzoat ke dalam kloroform pada
labu takar 250 mL.
Auterhoff, Khofar. 1981. Identifikasi Obat : Terbitan Kelima. ITB Press : Bandung
Awang, R. 2003. Kesan Pengawet Dalam Makanan, National Poison Center :
Malaysia
Azimi, S., dan Moghaddam, M.S. 2013. Effect of Mercury Pollution on the Urban
Environment and Human Health, Journal of Chemical Education 1(1): 12-
20.
Bernhoft, R.A. 2012. Mercury Toxicity and Treatment: A Review of the Literature,
Article 460508.
Cairns, Donald. 2008. Intisari Kimia Farmasi. EGC : Jakarta
Dirjen POM. 1999. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang
Bahan Tambahan Pangan. Depkes RI : Jakarta
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta
Edward R. Garrett. Jacek T. Bojarski, Gerald J. Yakatan. 2006. Kinetics of
Hydrolysis of Barbituric Acid Derivatives. Journal of Pharmaceutical
Sciences. 60 (8): 1145–54
Ganiswara. 1995. Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia : Jakarta
Marina, J. Tiwow, A. Gideon, D. Sonny. 2019. Identifikasi Boraks Pada Mie
Basah yang Beredar di Supermarket dan Pasar Tradisional di Kota
Bitung. Jurnal Biofarmaseutika Tropis : Tomohon
Neal, 2006. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta
Othmer, Kirk. 1962. Encyclopedia of Chemical Technology 3th Edition.
John Wiley & Son Inc : New York
Setiabudy, Rianto. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta
Suseno, D. 2019. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Boraks Pada
Bakso Menggunakan Kertas Turmerik. Indonesian Journal of Halal : Jakarta
Tim Dosen. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. UIT-Press: Makassar
Tjay, Tan hoan, 2007. Obat - Obat Penting. Gramedia : Jakarta
Yana, 2016. Penelitian Merkuri pada kosmetik. Unimed. : Medan
Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Universitas Indonesia
: Jakarta
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS SEDIAAN FARMASI
ANALISIS KUALITATIF GOLONGAN OBAT
OLEH:
Masukkan latar belakang praktikum disini. Jika ada pustaka maka cantumkan di
akhir kalimat dengan format (Nama Pengarang, Tahun Terbit).
A. TEORI UMUM
B. URAIAN BAHAN
C. Prosedur Kerja
(buat dalam bentuk poin. Mulailah dengan menggunakan kalimat pasif)
a) Pendahuluan
1) Uji Organoleptik
1. Disiapkan sampel.
2. Dilakukan pengujian organoleptik meliputi bentuk, warna, rasa
dan bau.
3. Dicatat hasil pengamatan dan didokumentasikan.
A. Tabel pengamatan
1. Uji Organoleptik
NO SAMPEL RASA WARNA BAU BENTUK
1 B1
2 B2
2. Uji Kelarutan
KELARUTAN
NO SAMPEL
Aquadest Etanol HCl NaOH
1 B1
2 B2
3. Uji Golongan
PERUBAHAN
NO SAMPEL PEREAKSI PUSTAKA KESIMPULAN
WARNA
1 B1
2 B2
4. Uji Penegasan
PERUBAHAN
NO SAMPEL PEREAKSI PUSTAKA KESIMPULAN
WARNA
FeCl3 + NH4OH
1 A1 FeCl3 + HCl
H2SO4
H2SO4
2 A2 NaOH
H2SO4 + NaOH
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Tuliskan kesimpulan disini. Dibuat kalimat pasif dengan singkat dan jelas.
2. Tambahkan poin jika perlu
B. Saran
Diharapkan bimbingan dan arahan dari dosen pada saat praktikum dan
penyusunan laporan.(Contoh)
Nama Penulis (Nama Keluarga didepan), Tahun. Judul Buku. Penerbit : Kota.
Contoh :
Jika pustaka dari internet, maka ditulis dengan format sebagai berikut :
Contoh :
1. Skema kerja
Pembahasan
Kesimpulan
KETERANGAN
NO PRAKTIKUM
RESPONSI LAPORAN UTEK
1
2
3
4
5
6
7
8