You are on page 1of 10

Dosen : rita

NCP

KEK

DISUSUN OLEH :

 NAMA : RIVALDI SAPUTRA


 NIM : P00331019028
 PRODI : DIII A
 KELOMPOK : 2

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KASUS

2. Seorang anak bernama YM, perempuan berusia 1,6 tahun, beragama Islam,
memiliki BB 8,2 kg kg, PB 68 cm. MRS pd tgl 1 April 2005 dirawat diruang anak
kelas III. MRS karena di rujuk dari puskesmas dengan diagnose Marasmus.
Sebelumnya kakak pasien juga pernah menderita penyakit yang sama pada usia
1 tahun, dan sekarang telah berusia 4 tahun. Tidak ada riwayat penyakit yg
sama dlm keluarga pasien. Hasil anamnese riwayat gizi : diketahui frekuensi
makan pasien ≥ 1x/hr, tetapi jumlahnya hanya 2-3 sendok per sekali makan.
Sejak usia 2 bulan anak mulai diberikan pisang kerik dan nasi lembik, anak tsb
juga me sesekali mengkonsumsi biskuit. Saat lahir berat badannya tidak
diketahui karena lahir dirumah dengan bantuan seorang dukun. Berat badan
terus berkurang sejak MJ berusia 8 bulan. Hasil anamnese gizi : mendapatkan
ASI hingga usia 6 bulan setelah itu berhenti karena ASI ibu yang semakin
berkurang dan hilang samasekali pada usia YM memasuki 9 bulan. Sejak usia 5
bulan YM juga diperkenalkan dengan makanan keluarga, yakni nasi 2-3x/hari (@
20 gr/kali makan), kerupuk, dan kecap, kadang-kadang dengan tempe atau tahu
(@ 15 gr/kali makan). Perubahan BB (+), tidak ada nafsu makan sejak MRS,
muntah (+), diare (+), sejak MRS, terlihat cengeng dan rewel, lemah, turgor kulit
2 detik, Hasil recall 24 jam diketahui pasien mendapatkan Modisco ½ sebanyak
6 kali/hari (@ 200 cc) melalui oral dan NGT. Energi 757,23 kkal, protein 7,4 gr,
lemak 19,23 gr, KH 97,26 gr, Cairan 600 Pemeriksaan cc. Pemeriksaan
laboratorium terakhir menunjukkan : Hb 10,3 gr/dl, Leukosit 12.500, Trombosit
cukup, albumin 2,7 gr/dl. Hasil pemeriksaan fisik : KU lemah, CM, wajah terlihat
kusam, kulit terutama bagian pantat terlihat hipotrofi. Pemeriksaan klinis : C, RR
30x/m, nadi 124x/menit. YM adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara. AyahTensi
108/80 mmHg, suhu 38, bekerja sebagai pemulung dan ibu buruh cuci. dengan
penghasilan keluarga Rp. 15.000/hari. Susun NCP !
NUTRITION CARE PROCESS

A. Identitas pasien
Nama : YM.
Umur : 1,6 tahun
Sex : Perempuan
Tgl MRS : 1 april 2005
Alamat : tidak diketahui
Diagnosa medis : marasmus
Agama : islam
Penghasilan keluarga : 15 Rp/hari

Tahap 1 Pengkajian gizi

a. Keluhan utama
- Perubahan BB
- Tidak ada nafsu makan
- Muntah
- Diare
- Cengeng dan rewel
- Lemah
- Turgor kulit 2 detik

b. Antropometri (A)
TB : 68 cm
BB : 8,2 kg
 IMT = 2n(thun) + 8 = 1,6 + 8 = 9,6
Jadi, status gizi dari anak tersebut adalah Kurang gizi

 BBI = ( usia dalam thun x 2 ) + 8


= ( 1,6 x 2 ) + 8
= 3,2 + 8
= 11,2 kg.

c. Pemeriksaan labolatorium
- HB : 10,3 gr/dl
- leukosit : 12.500
- trombosit : cukup
- albumin : 2,7 gr/dl

d. Pemeriksaan Fisik
- Ku lemah
- CM
- Wajah kusam
- Kulit terutama bagian pantat terlihat hipotrofi

e. Pemeriksaan klinis
- Tensi : 108/80 mmHg
- Suhu : 38º C
- RR : 30x/m
- Nadi : 124x/m

f. Dietary history ( D )
1. Food dietary
 Riwayat nutrisi sekarang :
diketahui frekuensi makan pasien ≥ 1x/hr, tetapi jumlahnya
hanya 2-3 sendok per sekali makan.
Hasil recall :
Energi = 757,23 kal
Protein = 7,4 gr
Lemak = 19,23 gr
KH = 97,26 gr.
 Riwayat nutrisi dahulu
Sejak usia 2 bulan anak mulai diberikan pisang kerik dan
nasi lembik, anak tsb juga me sesekali mengkonsumsi
biskuit. Saat lahir berat badannya tidak diketahui karena
lahir dirumah dengan bantuan seorang dukun. Berat badan
terus berkurang sejak MJ berusia 8 bulan.

2. Kesadaran gizi
Pasien belum pernah mendapatkan edukasi gizi dan diet khusus
atau informasi gizi terkait penyakitnya yg dideritanya

3. Kegiatan fisik
 Dahulu : tidak diketahui
 Sekarang : tidak diketahui

g. Lain – lain
1. Sosial atau ekonomi
 Ayah bekerja sebagai pemulung
 Ibu sebagai buruh cuci dengan penghasilan 15Rp/hari
2. Riwayat penyakit
 Riwayat penyakit sekarang : tidak diketahui
 Riwayat penyakit dahulu : tidak diketahui
 Riwayat penyakit keluarga : Sebelumnya kakak pasien juga
pernah menderita penyakit yang sama pada usia 1 tahun,
dan sekarang telah berusia 4 tahun

3. Riwayat pengobatan
 Dahulu : tidak diketahui
 Sekarng : tidak diketahui
Identifikasi masalah :

1. Asupan makanan yang kurang terkait dengan pengetahuan gizi yang kurang
2. Kekurangan berat badan berlebih setiap hari karena kurang nya asupan
makanan
3. Jarang mengkonsumsi buah
4. Kekeliruan pola makan
5. Pengetahuan yang kurang dikaitkan dengan pangan dan gizi
6. Kesadaran orang tua ttg pentingnya asupan energy yg baik untuk tubuh
7. Factor ekonomi dan pengetahuan gizi keluarga yang membuat anaknya
terkena marasmus

Tahap 2 Diagnosa gizi

1. Domain intake/Asupan (NI)


- NI 5.2 Malnutrisi (gizi kurang) berkaitan dengan penyebab fisiologis yang
meningkatkan kebutuhan gizi karena adanya KEP maramus fase taransisi
di tunjukan oleh IMT 9,6 kg/m2 menunjukan underwight
2. Domain klinis
- NC.1.4 perubahan fungsi gastroinstestinal perubahan fungsi
gastroinstestinal berkaitan dengan perubahan struktur dan fungsi GIT
ditunjukkan dengan diare ( positif gula feses)

- NC.2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi (berkaitan dengan kurangnya


asupan nutrisi dalam tubuh di tunjukan dengan Hemoglobin : 10,3 gr % (N
12 – 16) Albumin : 2.7 gr % (N 3.5 – 3.5) )
- NC.3.1 berat badan kurang / underweight berkaitan dengan asupan energi
dan protein yang inadekuat di tunjukan oleh kurangnya berat badan
pasien 8,2 kg (underwight) terhadap kenormalan berat badan ideal 11,2
kg
3. Domain prilaku/ lingkungan
- NB.1.4 kualitas asupan makanan yang buruk ditandai kurang nya
konsumsi energy

Tahap 3 Intervensi Gizi

A. Intervensi diet
1. Tujuan
- Memperbaiki jaringan tubuh dan meningkatkan berat badan hingga
ideal
- Mengupayakan perubahan sikap terhadap gizi seimbang untuk
anak
- Meningkatkan BB hingga mencapai normal
- Meningkatkan nafsu makan
- Mempertahan keseimbangan cairan elektrolit
- Meningkatkan kadar HB agar mencapai normal

2. Syarat
- Memberikan makanan sesuai kebutuhan yaitu E 1130 kal, P 56,5 L
25,1, KH 169,5
- Memberikan makanan porsi kecil tapi sering
- Memberikan makanan cukup vitamin dan mineral
- Memberikan serat yg cukup untuk mencegah konstipasi
- Menghindari pemberian makanan merangsang pencernaan
- Memberikan makanan sumber Fe, seperti telur, daging sapi, ikan,
bayam, kangkung dan kacang hijau.

3. Cara pemesanan
- DRL I
- DER I
4. Perhitungan kebutuhan gizi
TB = 68 cm
BB = 8,2 kg
UMUR= 1,6 tahun

 AMB = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)


= 66 + (13,7 x 8,2) + (5 x 68) – (6,8 x 1,6)
= 66 + 112,34 + 340 – 10,88
= 507,46 kkal

 BEE = AMB x FA x FT
= 507,46 x 1,3 x 1,3
= 857,60 kkal

 Protein = 1,7gr/kg x BBI


= 1,7 x 11,2
= 19,04 x 4 / 857,60 x 100 %
=8%

 Lemak = 20% x 857,60 / 9 = 19,05

 KH = 62% x 857,60 / 46 = 11,55 gr

B. Intervensi edukasi
1. Tujuan
- Memberikan pengetahuan yang baik tentang pentingnya makanan
tinggi protein yang baik sebagai agar mengurangi terjadinya
penyakit marasmus dan motivasi agar pasien bisa menyadari
kesalahan dalam ketidaksesuaian pemilihan makanan dan
Kekeliruan pola makan.
2. Materi

- Menjelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai kebutuhan


tubuh

- Menjelaskan Bahan Makanan yang di anjurkan dan yang harus


dibatasi.

- Menjelaskan defisiensi zat gizi dan memperbaiki gizi.

- Menjelaskan tentang penyakit yang berlanjut akibat marasmus

3. Isi materi
- Pengertian pola makan menu seimbang
- Bahan makanan yang dilarang/tidak dilarang
- Kebutuhan gizi pasien
- Sasaran : para orang tua
- Metode : konseling/konsultasi
- Alat peraga : leaflet/flipchart
- Waktu : 110 menit
- Tempat : aula puskesmas
Tahap 4 Monitoring dan Evaluasi

A. Monitoring
Adapun masalah yang harus dimonitoring yaitu :
- Memberikan asupan energy dan cairan sesuai dengan kebutuhan
pasien dan daya terima pasien
- Terjadi peningkatan BB pada pasien.
- Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pola
makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pasien

B. Evaluasi
- Status gizi pasien dan simpanan nutrisi optimal serta asupan
energy pasien terpenuhi
- Status gizi kembali normal
- Terjadinya perubahan perilaku pasien dan keluarga terkait
pengetahuan dan pola makan yang seimbang

You might also like