Professional Documents
Culture Documents
Resume Pengatar Ilmu Pertanian
Resume Pengatar Ilmu Pertanian
b. Arah Kebijakan
Pada tataran nasional, inti persoalan dalam mewujudkan ketahanan pangan
nasional selama lima tahun terakhir terkait dengan pertumbuhan permintaan yang lebih
cepat dari pertumbuhan penyediaannya. Permintaan pangan meninngkat sejalan
dengan laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat,
serta perkembangan selera.Dinamika ini menyebabkan kebutuhan nasional meningkat
dengan cepat, baik dalam jumlah, mutu dan keragamannya. Sementara itu kapasitas
produksi pangan nasional terkendala oleh kompetisi pemanfaatan lahan dan penurunan
kualitas sumber daya alam.
Pada tataran rumah tangga, persoalan yang menonjol dalam pemantapan
ketahanan pangan adalah masih besarnya proporsi kelompok masyarakat yang
mempunyai daya beli rendah, ataupun yang tidak mempunyai akses atas pangan
karena berbagai sebab sehingga mengalami kerawanan pangan kronis maupun
sementara saja (transien).
Pada sisi lain, Indonesia mempunyai keunggulan komparatif sebagai negara
agraris dan maritim. Keunggulan komparatif tersebut merupakan fundamental
perekonomian yang senantiasa di dayagunakan melalui proses pembangunan menjadi
keunggulan bersaing. Dengan pendekatan demikian, perekonomian yang ada di
Indonesia memiliki landasan yang kuat yaitu pada sumberdaya domestic, serta memiliki
kemampuan bersaing yang tinggi. Dalam kaitan ini, pembangunan ekonomi dibidang
panganakan memperkuat ketahanan pangan nasional. Oleh sebeb itu, pembangunan
ekonomi dibidang pangan ini merupakan prioritas strategis dalam pembangunan
nasional.Dengan arahan tersebut maka kebijakan ketahan pangan terdapat pada Sisi
ketersediaan, pada aspek distibusi dan pada aspek konsumsi.
d. Strategi Umum
Strategi untuk mewujudkan ketahanan pangan mengacu pada strategi jalur
ganda (twin-track strategy).Untuk mencapai berbagai target dan untuk mempertahankan
ketahanan pangan, pengembangan bioenergi nasional, diperlukan strategi dan
kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan, Strategi tersebut adalah
Mengoptimalakan pemanfaatan sumber daya lahan eksisting agar lebih produktif dan
lestari baik secara kuantitas dan kualitas, yaitu dengan intensifikasi dan peningkatan
intensitas tanam, pengembangan inovasi tekhnologi, dan pengendalian konversi lahan.
Perluasan areal pertanian, seperti ekstensifikasi dengan memanfaatkan lahan
potensial.Dan Percepatan penyiapan dan pelaksanaan beberapa kebijakan dan regulasi
kelembagaan untuk melindungi lahan pertanian tanaman pangan.
1. Jagung
Di Madura dan wilayah tertentu di Pulau Jawa seperti Boyolali, masyarakatnya
terbiasa makan nasi jagung sebagai sumber karbohodrat.Nilai gizi dan kandungan
karbohidratnya sebagian besar terdiri atas pati sehingga tidak kalah dari
nasi.Mengonsumsi nasi jagung juga mengenyangkan.
3. Sagu
Pohon sagu tumbuh subur di kawasan Indonesia timur dan dijadikan pangan
potensial sumber karbohidrat karena kandungannya cukup tinggi, yaitu 84,7 gram
per 100 gram bahan. Namun, sagu termasuk bahan pangan yang minim protein.
Kandungan protein tepung sagu hanya 0,7 g/100 g, jauh lebih rendah daripada
tepung beras, jagung, dan terigu.
Kadar vitamin dan mineral pada sagu lebih rendah jika dibandingkan dengan
bahan makanan pokok lainnya, sehingga sagu dikonsumsi bersama-sama dengan
bahan makanan lainnya.Misalnya, papeda.Konsep diversifikasi konsumsi pangan
itulah yang dilakukan masyarakat tradisional Maluku dan Papua dengan
mengombinasikan sagu dengan ikan (sebagai sumber protein) dan berbagai sayuran
(sebagai sumber vitamin, mineral, antioksidan, dan serat pangan).
4. Umbi-umbian
Indonesia kaya dengan jenis umbi-umbian, di antaranya ubi jalar yang bergizi
tinggi, kaya vitamin dan mineral.Konsumsi ubi jalar sepanjang tahun hanya ada di
Papua dan Maluku.Selebihnya, di daerah lainnya di Indonesia, ubi jalar hanya
dikonsumsi dalam bentuk makanan tradisional saja seperti ubi goreng, ubi rebus,
kolak, getuk, dan keripik.
Jenis umbi-umbian lain adalah ganyong (Canna Edulis Kerr). Ada dua varietas
ganyong yang paling dikenal, yaitu ganyong merah dan ganyong putih.Ganyong
merupakan tanaman yang cukup potensial sebagai sumber karbohidrat.
Umbinya yang sudah dewasa dapat dimakan setelah diolah untuk diambil
patinya. Sedangkan umbi yang muda dapat dimakan dengan cara dibakar atau
direbus. Ganyong juga dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan
nasi jagung. Ada umbi Garut yang memiliki kadar pati cukup tinggi sehingga tidak
kalah dengan jenis umbi-umbian lain. Pati umbi Garut mempunyai tekstur yang
sangat halus dan mudah dicerna.Umbi ini dapat dijadikan campuran produk yang
menggunakan tepung ubi kayu, seperti cendol dan kerupuk.
Secara umum potensi dan psopek dalam mewujudkan ketahanan pangan yang
berkelanjutan adalah besarnya jumlah penduduk sebagi pasar produk pangan
sekaligus penggerak ekonomi nasional. Di samping itu perkembangan teknologi
informasi merupakan penunjang bagi efektivitas manajemen pembangunan
ketersediann, distribusi dan konsumsi pangan. Disis ketersediann pangan, selama
masih tersedia sumber daya alam yang belum termanfaatkan secara optimal untuk
produksi pangan, juga tersedia teknologi untuk meningkatkan produksi bahan pangan
primer maupun olahan. Adapun peluang pengembangan sistem distribusi pangan di
tunjang oleh kemajuan teknologi komunikasi dan alat transportasi yang apabila
didayagunakan dapat membuka keterisolasian daerah terpencil. Di bidang konsumsi
potensi peningkatan juga di tunjang oleh kemajuan teknologi komunikasi.
1. Gandum
Suatu jenis tanaman yang tak kalah penting dengan tanaman lainnya. Sekitar
20 % dari bahan makanan (kalori) yang dikonsumsi di dunia berasal dari
gandum, sedangkan beras juga 20% dan 60% lainnya berasal dari jagung,
kentang dan lain-lain. Hampir 43 negara di dunia, makanan pokoknya adalah
gandum yaitu sekitar 35% dari seluruh penduduk dunia.
2. Sorgum
Sorgum adalah tanaman lokal di Flores. Sorgum sangat cocok jadi
alternatif pangan di Indonesia karena tumbuh subur walau musim kemarau
panjang.Sorgum bisa tumbuh di daerah yang kering, bertanah marjinal,
berpasir, bahkan berbatu sekalipun.Sorgum juga tidak membutuhkan pupuk
sehingga tidak membahayakan unsur hara dalam tanah. Kandungan gizi
sorgum jauh lebih unggul dibanding beras.