You are on page 1of 7

WP BEDAH MINOR WOUND CARE DAN CLOSURE

Uswatul Fajri
2107101010066
B-01

A. Tinjauan Pustaka

Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan akibat adanya substansi jaringan yang rusak
atau hilang akibat cedera atau pembedahan. Luka merupakan degradasi integritas jaringan
epitel.8 Gangguan keutuhan kulit, permukaan mukosa atau jaringan organ dapat menyebabkan
terbentuknya luka. Luka dapat terjadi sebagai bagian dari proses suatu penyakit atau memiliki
etiologi yang tidak disengajaataudisengaja. Lukayangdisengaja ditujukan sebagai terapi,
misalnya pada prosedur operasi atau pungsi vena. Akan tetapi, luka yang tidak disengaja terjadi
secara accidental. (Wintoko & Yandika, 2020)

Luka akut seperti abrasi ringan, luka pisau, luka lepuh ringan, kulit pecah, dan luka tahap
awal setelah operasi terjadi secara tiba-tiba dan membutuhkan waktu yang lebih cepat untuk
sembuh, yaitu dua sampai tiga minggu. Luka kronis seperti luka ulseratif, ulkus kaki diabetik,
ulkus vena ekstremitas inferior, ulkus arteri ekstremitas inferior, cedera radiasi kronis dan luka
bakar dalam atau melepuh adalah luka dengan proses penyembuhan yang berlangsung lebih
lama, yaitu empat sampai enam minggu. (Zhang et al, 2018)

Pengkajian luka yang umum digunakan adalah Bates-Jansen Wound Assessment Tool
(BWAT) yang mengkaji status luka yang diakibatkan oleh berbagai macam penyebab serta
karena adanya tekanan. BWAT berisi 13 item untuk menilai ukuran luka, kedalaman, tepi luka,
kerusakan jaringan, jenis jaringan nekrotik, jumlah nekrotik, granulasi dan jaringan epitelisasi,
jenis eksudat dan jumlah, warna kulit sekitar luka, edema dan indurasi. Pengkajian BWAT
dapat digunakan untuk memprediksi penyembuhan luka namun pengkajian ini dibuat untuk
mengkaji luka dekubitus. Pengkajian ini tidak melihat beberapa faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka kronik seperti maserasi dan infeksi. Komponen tersebut juga penting
dipertimbangkan penggunaan obat topikal untuk luka serta menentukan intervensi lebih lanjut.
(Rasyid et al, 2018)

Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan


membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang
diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Bedah minor atau operasi kecil
merupakan operasi yang palingsering dilakukan di rawat jalan dan pasien yang dilakukan
tindakan bedah minor dapat dipulangkan pada hari yang sama, contohnya pencabutan gigi,
pengangkatan kutil, kuretase, operasi katarak, dan arthoskopi Penjahitan luka adalah suatu
tindakan mendekatkan tepi luka dengan benang sehingga cukup untuk menahan tekanan
fisiologis dan membantu penyembuhan. (Pebriyani, 2022)

Faktor yang dapat mempengaruhi luka yaitu jenis jahitan. Jenis jahitan yang tepat dapat
mempengaruhi penyembuhan luka dengan menghentikan proses perdarahan. Jenis jahitan luka
pada luka pasca pembedahan dibutuhkan membutuhkan pemahaman tentang jenis benang,
jenis jarum, teknik pembuatan simpul dan teknik penutupan luka. Setiap jenis benang memiliki
karakteristik bahan, daya tahan, reaksi jaringan terhadap bahan tersebut dan ukuran benang
yang berbeda. Jarum memiliki bentuk, ukuran, bagian belakang, bagian tengah dan bagian
ujung yang bervariasi pula dengan kegunaan yang berbeda-beda. Dalam pembuatan simpul
perlu diketahui jenis simpul, cara membuat simpul dengan satu tangan, dua tangan dan
instrumen serta memotong benangnya. (Kusumastuti et al, 2023)

Perawatan luka terbagi menjadi 2 yaitu perawatan luka konvensional dan perawatan luka
modern. Perawatan luka konvensional adalah tindakan yang dilakukan untuk menjaga,
memelihara dan mengembalikan keadaan integritas normal kulit dengan cara kuno yang masih
sering digunakan karena sifatnya yang mudah didapat dan tanpa pengawet seperti obat- obatan
kimia saat ini. Contoh luka dan teknik perawatan secara konvensional misalnya luka gigitan
ular menggunakan bahan rimpang jahe dengan teknik rimpang jahe merah ditumbuk dan di
tambahkan sedikit garam letakkan pada bagian tubuh yang terluka. Sedangkan Perawatan luka
modern adalah tekhnik perawatan luka dengan menciptakan kondisi lembab pada luka
sehingga dapat membantu proses epitelasi dan penyembuhan luka, (Siatang, 2022)

Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang melibatkan respon seluler dan biokimia
baik secara lokal maupun sistemik melibatkan proses dinamis dan kompleks dari koordinasi
serial termasuk pendarahan, koagulasi, inisiasi respon inflamasi akut segera setelah trauma,
regenerasi, migrasi dan proliferasi jaringan ikat dan sel parenkim, serta sintesis protein matriks
ekstraselular, remodeling parenkim dan jaringan ikat serta deposisi. Sel yang paling berperan
dari semua proses ini adalah sel makrofag, yang berfungsi mensekresi sitokin pro-inflamasi
dan anti-inflamasi serta growth factors, fibroblast dan kemampuannya mensistesis kolagen
yang mempengaruhi kekuatan tensile..(Primadina et al, 2019)
B. Prosedur Keterampilan
C. Tujuan Pembelajaran

• Mahasiswa mampu melakukan manajemen luka sederhana dengan baik dan benar
• Mahasiswa mampu mengenal dan mempergunakan instrumentasi perawatan luka
sederhana
• Mahasiswa mampu memilih tindakan perawatan luka sesuai kajian luka
• Mahasiswa mampu melakukan tindakan penutupan luka yang sederhana
• Mahasiswa mampu melakukan tindakan balutan luka sederhana

D. Aplikasi Klinis

• Dokter mampu melakukan manajemen luka sederhana dengan baik dan benar
• Dokter mampu mengenal dan mempergunakan instrumentasi perawatan luka
sederhana
• Dokter mampu memilih tindakan perawatan luka sesuai kajian luka
• Dokter mampu melakukan tindakan penutupan luka yang sederhana
• Dokter mampu melakukan tindakan balutan luka sederhana

E. Hal-Hal Yang Belum Dipahami


F. Daftar Pustaka

Wintoko, R., & Yadika, A. D. N. (2020). Manajemen terkini perawatan luka. Jurnal Kedokteran
Universitas Lampung, 4(2), 183-189. Lampung.
Zhang X, Sun D, Jiang GC. (2018). Comparative efficacy of nine different dressings in healing
diabetic foot ulcer: a bayesian network analysis. J Diabetes. 11:418– 26.
Rasyid, N., Yusuf, S., & Tahir, T. (2018). Pengkajian Luka Kaki Diabetes. J Luka Indonesia, 4,
123-37. Universitas Hasanuddin. Makassar
Pebriyani, P. (2022). Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Daerah
Operasi Pada Pasien Post Operasi Bedah Obstetri Dan Ginekologi Di Rsud Singaparna
Medika Citrautama Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021 (Doctoral dissertation,
Universitas Siliwangi).Tasikmalaya.
Kusumastuti, D. A., Indanah, I., Karyati, S., & Yuliati, W. (2023). Hubungan Jenis Luka dan
Jenis Jahitan dengan Kesembuhan Luka Post Episiotomi Pada Ibu Post Partum. In
Prosiding University Research Colloquium (pp. 349-361). Pekalongan.
Siatang, W. (2022). Tindakan Perawatan Luka Dm Tipe Ii Dengan Menggunakan Metode
Pencuci Luka Diklinik Isam Cahaya Holistic Makassar. Altruistik Nursing: Jurnal
Ilmiah Keperawatan, 10(02).Makassar
Primadina, N., Basori, A., & Perdanakusuma, D. S. (2019). Proses penyembuhan luka ditinjau
dari aspek mekanisme seluler dan molekuler. Qanun Medika: Jurnal Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, 3(1), 31-43. Surabaya.

You might also like