You are on page 1of 2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hidrogen Sianida (HCN), Garam, dan Sabun


Garam adalah bahan padatan yang memiliki warna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium chlorida
(>80%) serta senyawa lainnya seperti magnesium chlorida, magnesium sulfat,
kalsium chlorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat atau karakteristik
higroskopis yang artinya mudah menyerap air. Garam merupakan salah satu
sumber yang mengandung sodium dan klorida dimana kedua unsur tersebut
diperlukan untuk metabolisme tubuh. Penggunaan garam dalam kehidupan secara
garis besar dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu garam untuk konsumsi manusia,
garam untuk pengasinan aneka pangan, dan garam untuk industri. Sabun
merupakan campuran dari senyawa natrium dengan asam lemak, serta NaOH yang
sifatnya tidak mudah larut air sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat,
busa, engan atau tanpa zat tambahan lain serta tidak menimbulkan iritasi pada
kulit. (Laily, 2012).
Tingkat ketoksikan sianida ditentukan jenis, konsentrasi dan pengaruhnya
terhadap organisme hidup. Ketoksikan sianida umumnya berhubungan dengan
pembentukan kompleks dengan logam yang berperan sebagai kofaktor enzim.
Sebagai contoh, sianida berikatan dengan enzim yang mengandung logam yang
berperan dalam respirasi sehingga proses respirasi terganggu Enzim Fe(III)
sitokrom-oksidase adalah salah satu contoh enzim dalam proses respirasi yang
dihambat oleh sianida. Sianida dalam bentuk hidrogen sianida (HCN) dapat
menyebabkan kematian yang sangat cepat jika dihirup dalam konsentrasi tertentu.
mencatat bahwa konsentrasi HCN yang fatal bagi manusia jika dihirup selama 10
menit adalah 546 ppm. Beberapa gangguan pada sistem pernapasan, jantung,
sistem pencernaan dan sistem peredaran darah berhubungan dengan paparan
terhadap sianida pada manusia dalam konsentrasi tertentu telah terdeteksi. Selain
itu, sistem saraf juga menjadi sasaran utama sianida. Paparan HCN secara lama
dalam konsentrasi tinggi dapat menstimulasi sistem saraf pusat yang kemudian
diikuti oleh depresi Kejang kejang, lumpuh dan kematian. (Cahwati, 2017).

You might also like