Professional Documents
Culture Documents
3 Cva Stroke
3 Cva Stroke
(CVA)
Agus Santosa
Etiology
Vision &
Hearing/association visual
& Smell & taste memory
Short term Memory
Balance,
Coordination of each
muscle group
CN 5,6,7,8
P,R, B/P CN 9,10,11,12
Tracks cross over
Coordinate
movement,
HR,B/P
Tipe stroke/jenis stroke
▪ Stroke hemoragik yaitu suatu gangguan
fungsi saraf yang disebabkan kerusakan
pembuluh darah otak sehingga
menyebabkan pendarahan pada area
tersebut.
▪ Stroke non hemoragik yaitu gangguan fungsi
saraf yang disebabkan oleh tersumbatnya
pembuluh darah otak sehingga distribusi
oksigen dan nutrien ke area yang mendapat
suplai terganggu.
Feigin (2009)
Locate Hemorrhage stroke
Tipe of Hemorrhage stroke
Non Hemorrhage/Iskemik Stroke
▪ Berdasarkan perjalanan klinisnya stroke non haemoragik
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. TIA (transient ischemik attack) merupakan serangan
stroke sementara yang berlangsung kurang dari 24
jam
2. RIND (reversible ischemic neurologic deficit)
merupakan gejala neurologis yang akan menghilang
antara >24 jam sampai dengan 21 hari
3. Progressing stroke atau stroke in evolution
merupakan kelainan atau defisit neurologis yang
berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai
menjadi berat;
4. Complete stroke atau stroke komplit merupakan
kelainan neurologis yang sudah menetap dan tidak
berkembang lagi
(Junaidi, 2006)
Pemeriksaan penunjang
Instrumen pengkajian defisit neorologis
pasien stroke
Symptom Score
Age > 60 years 1 point
Blood pressure > 140/80 1 point
Clinical (neurological 2 points for hemiparesis
deficit) 1 point for speech problem without
weakness
Duration 2 points for >60 minutes
1 point for 10-60 min
Diabetes 1 point
Maximal score is 7.
REFERENCE: Rothwell et al, Lancet. 2007;369:283-92 EVIDENCE LEVEL 3
Treatment
▪ Control fluid and electrolyte balance
Mengontrol keseimbangan cairan dan
elektrolitHidrasi yang memadai meningkatkan
perfusi ke otak; namun hidrasi berlebihan dapat
meningkatkan edema serebral
Total asupan (oral, selang makan, IV dll., 1500-
2000 per hari)Pantau haluaran urine ( jika ADH
yang dikeluarkan pengeluaran urine akan
menurun)
Larutan IV dengan glukosa dan air
dihindari/hindari. (larutan hipertonik dapat
meningkatkan edema serebral)
▪ Kontrol Intra Cranial Pressure: Peningkatan
ICP dari puncak edema serebral dalam 72 jam
dan dapat menyebabkan herniasi otak.
▪ Kelola ICP: HOB 30--meningkatkan drainase
gravitasi darah vena dan cairan serebrospinal,
menurunkan ICP (Dusenbury, W. L. (2021)
▪ Pertahankan posisi kepala dan leher sejajar
▪ Menghindari fleksi pinggul
Medications
▪ Thrombolytic therapy
Aktivator plasminogen jaringan rekombinan(t-PA)
untuk membangun kembali aliran darah dan
mencegah kematian sel untuk pasien dengan
stroke iskemik.
Pasien yang menerima t-PA dalam waktu 3 jam
setelah stroke lebih mungkin mengalami cedera
32% lebih sedikit tiga bulan setelah stroke.
T-PA bekerja dengan melisiskan trombus/bekuan
dengan mengikat dan mencerna fibrin dan
fibrinogen.
Platelet inhibition/anticoagulant
therapy
▪ Heparin, coumadin, aspirin, ticlipidine
(Ticlid), clopidrogel (Plavix), dipyridamole
(Persantine).
▪ Contraindicated for patients with
hemorrhagic strokes
▪ Monitor PT/ PTT
▪ Monitor patient for bleeding
Drug therapy
Di RS-MS?
Agus Santosa
Pengkajian
▪ Keluhan Utama
Bicara pelo dan tidak bisa menggerakkan anggota
badan sebelah kanan/kiri
▪ Riwayat Penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik sering kali
berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
sedang melakukan aktivitas.
Biasanya terjadi nyeri kepala,mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi
otak yang lain.
▪ Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya,
diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan
obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat
adiktif, dan kegemukan.
Pengkajian obat-obatan yang sering digunakan klien,
seperti pemakaian obat antihipertensi, antilipidemia,
penghambat beta, dan lainnya.
Adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan
penggunaan obat kontrasepsi oral.
▪ Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,
diabetes mellitus, atau adanay riwayat stroke dari generasi
terdahulu.
▪ Pemeriksaan Fisik
Kaji TTV TD,N RR, GCS, kekuatan otot
Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada klien
dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan
batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien
stroke dengan penurunan tingkat kesadaran koma.
Tekanan darah terjadi peningkatan dan dapat terjadi
hipertensi massif (tekanan darah > 200 mmHg).
Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien stroke
biasanya berkisar pada tingkat letargi, stupor, dan
semikomatosa bahkan mengalami koma
Pada penilaian kekuatan otot biasanya didapatkan skor 0
pada sisi yang sakit, mengalami gangguan karena
hemiparese dan hemiplegia.
Diagnosa keperawatan
Peningkatan tekanan
sistemik
Hematoma cerebral
Perfusi jaringan cerebral tdk
adekuat
PTIK/ herniasi cerebral
Hemisfer kiri
Prognosis pada stroke iskemik dipengaruhi oleh umur, komorbiditas, dan komplikasi.
Angka kematian pada 30 hari setelah stroke telah dilaporkan mencapai 28%. Angka
kesintasan 1 tahun pada pasien stroke iskemik dilaporkan sebesar 77%. National Institute
of Health Stroke Scale (NIHSS) dapat digunakan untuk memprediksi risiko kematian awal.
Peningkatan 1 poin dari NIHSS telah dikaitkan dengan penurunan kemungkinan luaran
yang baik.
Pada stroke hemoragik, ukuran perdarahan, lokasi perdarahan, dan Glasgow coma
scale (GCS) menentukan prognosi. Semakin besar volume darah yang ditemukan dan
semakin rendah GCS kemungkinan luaran menjadi lebih buruk sehingga meningkatkan
mortalitas. Selain hal tersebut, lokasi perdarahan di ventrikel juga berkaitan dengan
luaran yang buruk.
SLIDESMANIA.COM
SOAL
Laki-laki usia 65 tahun datang ke IGD RSMS dengan kondisi umum lemah, keluarga pasien mengatakan
klien mengalami nyeri kepala, anggota gerak bawah tidak bisa digerakkan, mata berkunang-kunang,
dan mengalami penurunan kesadaran dengan respon mata terbuka jjika ada suara/panggilan, pasien
bergerak ketika direspon rangsang nyeri, dan pasien mengucapkan kata-kata yang tidak
jelas/bergumam. saat dikaji TTV, didapatkan hasil TD : 181/90 mmHg, N : 98 x/menit, RR : 22 x/menit ,
SPO2 94%, turgor kulit elastis,, CRT <2 detik, sesak napas. Berapakah skor nilai GCS pada kasus diatas
A. E3M4V6
B. E3M5V3
C. E2M5V3
D. E2M4V4
E. E3M4V4
SLIDESMANIA.COM
Reference
▪ Tsao, C. W., Aday, A. W., Almarzooq, Z. I., Alonso, A., Beaton, A. Z., Bittencourt, M. S.,
... & American Heart Association Council on Epidemiology and Prevention Statistics
Committee and Stroke Statistics Subcommittee. (2022). Heart disease and stroke
statistics—2022 update: a report from the American Heart Association. Circulation,
145(8), e153-e639.
▪ Kleindorfer, D. O., Towfighi, A., Chaturvedi, S., Cockroft, K. M., Gutierrez, J.,
Lombardi-Hill, D., ... & Williams, L. S. (2021). 2021 guideline for the prevention of
stroke in patients with stroke and transient ischemic attack: a guideline from the
American Heart Association/American Stroke Association. Stroke, 52(7), e364-e467.
▪ Craig, L., Hoo, Z. L., Yan, T. Z., Wardlaw, J., & Quinn, T. J. (2022). Prevalence of
dementia in ischaemic or mixed stroke populations: systematic review and meta-
analysis. Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry, 93(2), 180-187.
▪ Dusenbury, W. L. (2021). Evaluation and Feasibility of a Head Positioning Intervention
in Patients with Intraparenchymal Hemorrhage.