You are on page 1of 69

CEREBRO VASCULER ACCIDENT

(CVA)

Ns. Nur Isnaini, S.Kep.,M.Kep


Definisi
▪ Cerebral vascular accident (CVA) juga disebut
Stroke adalah suatu keadaan dimana
terjadinya defisit neurologis yang terjadi
akibat penurunan aliran darah pada area
tertentu pada jaringan otak.
▪ Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA)
adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak. Yang biasanya diakibatkan oleh
trombosis, embolisme, iskemia dan hemoragi
Prevalence

Agus Santosa
Etiology

1. Trombosis ▪ Akibat dari keempat kejadian ini


maka terjadi penghentian suplai
2. Embolisme serebral darah ke otak yang menyebabkan
kehilangan sementara atau
3. Iskemia serebral permanen gerakan, berpikir,
memori, bicara, atau sensasi.
4. Hemoragi serebral

Smeltzer & Bare (2018)


▪ Trombosis (penyempitan pembuluh darah
otak dan leher). Aterosklerosis serebral dan
pelambatan sirkulasi serebral adalah
penyebab utama, trombosis serebral
merupakan penyebab yang umum pada
serangan stroke.
Trombosis
Embolisme serebral (bekuan darah atau material
lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang
lain). Abnormalitas patologik pada jantung kiri,
seperti endokarditis, infeksi, penyakit jantung
rematik dan infark miokard serta infeksi pulmonal
adalah tempat-tempat asal emboli. Embolus
biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau
cabang-cabang yang merusak sirkulasi serebral
▪ Iskemia (penurunan aliran darah ke area
otak). Iskemia serebral (insufisiensi suplai
darah ke otak) terutama karena konstriksi
ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke
otak
▪ Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah
serebral dengan perdarahan kedalam jaringan
otak atau ruang sekitar otak).
Risk factor
Patofisiology
Signs and symthoms
Legs
Mom: Bowel/bladder Voluntary Sensations
Reasoning/judgment Motor Pain & Touch
Long term memory Arms
Taste
Head

Vision &
Hearing/association visual
& Smell & taste memory
Short term Memory

Balance,
Coordination of each
muscle group
CN 5,6,7,8
P,R, B/P CN 9,10,11,12
Tracks cross over
Coordinate
movement,
HR,B/P
Tipe stroke/jenis stroke
▪ Stroke hemoragik yaitu suatu gangguan
fungsi saraf yang disebabkan kerusakan
pembuluh darah otak sehingga
menyebabkan pendarahan pada area
tersebut.
▪ Stroke non hemoragik yaitu gangguan fungsi
saraf yang disebabkan oleh tersumbatnya
pembuluh darah otak sehingga distribusi
oksigen dan nutrien ke area yang mendapat
suplai terganggu.

Feigin (2009)
Locate Hemorrhage stroke
Tipe of Hemorrhage stroke
Non Hemorrhage/Iskemik Stroke
▪ Berdasarkan perjalanan klinisnya stroke non haemoragik
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. TIA (transient ischemik attack) merupakan serangan
stroke sementara yang berlangsung kurang dari 24
jam
2. RIND (reversible ischemic neurologic deficit)
merupakan gejala neurologis yang akan menghilang
antara >24 jam sampai dengan 21 hari
3. Progressing stroke atau stroke in evolution
merupakan kelainan atau defisit neurologis yang
berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai
menjadi berat;
4. Complete stroke atau stroke komplit merupakan
kelainan neurologis yang sudah menetap dan tidak
berkembang lagi
(Junaidi, 2006)
Pemeriksaan penunjang
Instrumen pengkajian defisit neorologis
pasien stroke

▪ Glasgow Coma Scale (GCS),


▪ Allen Score atau Guys Hospitalscore,
▪ Siriraj Stroke Score (SSS),
▪ Algoritma Stroke Gadjah Mada,
▪ aplikasi Dave dan Djoenaidi,
▪ National Institutes of Health Stroke Scale
(NIHSS)
▪ Kurashiki Prehospital Stroke Score (KPSS).
NIH(National Institute Of Health Stroke
Score
ABCD2 Score

Symptom Score
Age > 60 years 1 point
Blood pressure > 140/80 1 point
Clinical (neurological 2 points for hemiparesis
deficit) 1 point for speech problem without
weakness
Duration 2 points for >60 minutes
1 point for 10-60 min
Diabetes 1 point

Maximal score is 7.
REFERENCE: Rothwell et al, Lancet. 2007;369:283-92 EVIDENCE LEVEL 3
Treatment
▪ Control fluid and electrolyte balance
 Mengontrol keseimbangan cairan dan
elektrolitHidrasi yang memadai meningkatkan
perfusi ke otak; namun hidrasi berlebihan dapat
meningkatkan edema serebral
 Total asupan (oral, selang makan, IV dll., 1500-
2000 per hari)Pantau haluaran urine ( jika ADH
yang dikeluarkan pengeluaran urine akan
menurun)
 Larutan IV dengan glukosa dan air
dihindari/hindari. (larutan hipertonik dapat
meningkatkan edema serebral)
▪ Kontrol Intra Cranial Pressure: Peningkatan
ICP dari puncak edema serebral dalam 72 jam
dan dapat menyebabkan herniasi otak.
▪ Kelola ICP: HOB 30--meningkatkan drainase
gravitasi darah vena dan cairan serebrospinal,
menurunkan ICP (Dusenbury, W. L. (2021)
▪ Pertahankan posisi kepala dan leher sejajar
▪ Menghindari fleksi pinggul
Medications

▪ Diuretics (decrease cerebral edema)


 Mannitol (Osmitrol)
 Lasix, (Furosemide)
 Dexamethasone for patients with vasogenic
edema
Drug Therapy

▪ Thrombolytic therapy
 Aktivator plasminogen jaringan rekombinan(t-PA)
untuk membangun kembali aliran darah dan
mencegah kematian sel untuk pasien dengan
stroke iskemik.
 Pasien yang menerima t-PA dalam waktu 3 jam
setelah stroke lebih mungkin mengalami cedera
32% lebih sedikit tiga bulan setelah stroke.
 T-PA bekerja dengan melisiskan trombus/bekuan
dengan mengikat dan mencerna fibrin dan
fibrinogen.
Platelet inhibition/anticoagulant
therapy
▪ Heparin, coumadin, aspirin, ticlipidine
(Ticlid), clopidrogel (Plavix), dipyridamole
(Persantine).
▪ Contraindicated for patients with
hemorrhagic strokes
▪ Monitor PT/ PTT
▪ Monitor patient for bleeding
Drug therapy

▪ Calcium channel blocker diberikan untuk


pasien stroke hemoragik.
▪ Kelebihan kalsium intraseluler dapat
berbahaya bagi jaringan otak.
▪ Nimodipine (Nimotop) menurunkan efek
vasospasme dan meminimalkan kerusakan
jaringan.
▪ Aspirin menurunkan agregasi trombosit di
tempat plak.
Surgery
Revaskularisasi pada stenosis arteri karotis
▪ Endarterektomi carotid (CEA)
 Operasi untuk menghilangkan penyempitan dalam arteri karotid
dapat membantu mencegah stroke.

▪ Carotid artery stenting (CAS)


 Carotid artery stenting (CAS, also referred to as carotid artery
angioplasty with stenting) is a minimally invasive treatment
option for effectively managing carotid artery stenosis and
preventing stroke.

Brain Clot Removal -Transcatheter Embolus


Retrieval
 Operasi untuk menghilangkan pengambilan emboli serebral
dengan menggunakan cateter, pada iskemik stroke
(CEA)
CEA video…
CAS Video…
Brain Clot Removal video 1
Brain Clot Removal video 2
ALGORITMA??

Di RS-MS?

Agus Santosa
Pengkajian
▪ Keluhan Utama
 Bicara pelo dan tidak bisa menggerakkan anggota
badan sebelah kanan/kiri
▪ Riwayat Penyakit sekarang
 Serangan stroke hemoragik sering kali
berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
sedang melakukan aktivitas.
 Biasanya terjadi nyeri kepala,mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi
otak yang lain.
▪ Riwayat penyakit dahulu
 Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya,
diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan
obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat
adiktif, dan kegemukan.
 Pengkajian obat-obatan yang sering digunakan klien,
seperti pemakaian obat antihipertensi, antilipidemia,
penghambat beta, dan lainnya.
 Adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan
penggunaan obat kontrasepsi oral.
▪ Riwayat penyakit keluarga
 Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,
diabetes mellitus, atau adanay riwayat stroke dari generasi
terdahulu.
▪ Pemeriksaan Fisik
 Kaji TTV TD,N RR, GCS, kekuatan otot
 Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronkhi pada klien
dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan
batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien
stroke dengan penurunan tingkat kesadaran koma.
 Tekanan darah terjadi peningkatan dan dapat terjadi
hipertensi massif (tekanan darah > 200 mmHg).
 Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien stroke
biasanya berkisar pada tingkat letargi, stupor, dan
semikomatosa bahkan mengalami koma
 Pada penilaian kekuatan otot biasanya didapatkan skor 0
pada sisi yang sakit, mengalami gangguan karena
hemiparese dan hemiplegia.
Diagnosa keperawatan

▪ Gangguan perfusi jaringan serebral


▪ Gangguan mobilitas fisik
▪ Kerusakan komunikasi verbal
▪ Defisit perawatan diri
▪ Resiko cidera/jatuh
PROBLEM BEST LEARNING
Review Kasus
• Seorang pria berusia 65 tahun dibawa oleh keluarganya ke RSMS dengan
keluhan pasien nyeri kepala, mata berkunang-kunang, anggota gerak
ekstremitas bawah tidak bisa digerakkan, kejang selama 5 menit, lalu
tidak sadarkan diri. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, pasien
didiagnosa stroke hemoragik.
• Riwayat kesehatan sekarang : Pasien dibawa ke IGD pada tanggal 28
September 2022, dengan keluhan nyeri kepala dan merasa sesak napas
sejak dibawa ke RSMS, keluarga pasien mengatakan sebelumnya klien
mandi dengan masih keadaan berkeringat kemudian merasa sesak dan
sakit kepala, keluarga pasien mengatakan klien tidak bisa menggerakkan
anggota gerak tubuh sebelah kiri. Setelah diperiksa oleh dokter, pasien
didagnosa dengan stroke hemoragik dengan hasil GCS E3M5V3, TD :
181/90 mmHg, N : 98 x/menit, RR : 22 x/menit, kondisi umum pasien
lemah, pasien tidak bisa diajak berkomunikasi
SLIDESMANIA.COM
Pathwaya
Stroke hemoragik

Peningkatan tekanan
sistemik

Perdarahan arachnoid/ventrikel Suplai darah ke jaringan


cerebral tdk adekuat

Hematoma cerebral
Perfusi jaringan cerebral tdk
adekuat
PTIK/ herniasi cerebral

Hemisfer kiri

Penurunan Penekanan saluran


kesadaran pernapasan Gangguan mobilitas
fisik

Risiko perfusi cerebral Pola napas tidak efektif


tidak efektif
SLIDESMANIA.COM
Diagnosa Keperawatan
Risiko Perfusi Cerebral tidak efektif.
Perawat menegakkan diagnosa ini karena adanya tanda gejala yang dialami pasien
yaitu pasien pasien merasa nyeri kepala, pasien tampak menahan nyeri. Pasien
mengeluh mata berkunang-kunang, pandangan mata pasien kabur. Saat dilakukan
pemeriksaan pasien mengalami penurunan kesadaran dengan GCS E3M5V3, TD :
181/90 mmHg, N : 98 x/menit, RR : 22 x/menit, kondisi umum pasien lemah, pasien
tidak bisa diajak berkomunikasi

Pola napas tidak efektif.


Perawat mengakkan diagnosa ini karena pada saat dilakkan
pengkajian didapatkan hasil bahwa pasien merasa sesak dengan
pasien terpasang oksigen nasal kanul 7 ltr.
Gangguan Mobilitas Fisik
Perawat mengakkan diagnosa ini karena pada saat dilakkan
pengkajian didapatkan hasil bahwa pasien sulit untuk
menggerakkan ekstremitas bawah,, merasa kesemutan,
penurunan kekuatan otot, dengan nilai kekuatan ekstremitas
bawah 2/5
SLIDESMANIA.COM
Manajemen Keperawatan
DX- Utama : Risiko perfusi serebral tidak efektif b/d hipertensi
Setelah dilakukan tindakan kep 3 x 24 jam diharapkan perfusi serebral pasien dapat diatasi :
Data maladaftif dari analisa data A Tujuan/ Kriteria Hasil/ data Targ SIKI Rasional
w adaftif NOC et Manajemen
al Peningkatan TIK (I.
06194)
❑ DS : o Mengidentifikasi o Mengetahui setiap
o Keluarga pasien mengatakan 3 ❑ Tingkat kesadaran 5 penyebab perubahan yang
klien masih merasakan sakit peningkatan TIK terjadi pada pasien
kepala 2 ❑ Sakit kepala 4 o Memonitor secara dini untuk
❑ DO : tanda/gejala penetapan tindakan
o Pasien ttampak meringis 2 ❑ Gelisah 4 peningkatan TIK yang tepat
o TD : 181/90 mmHg, N : 98 o Memonitor status o Rangsangan aktivitas
x/menit, RR : 22 x/menit pernapasan yang meningkat dapat
o Meminimalkan meningkatkan TIK
stimulus dengan o Mencegah terjadinya
menyediakan aliran darah balik
lingkungan yang
tenang
o Memberikan posisi
semi fowler
Manajemen Keperawatan
DX : Pola napas tidak efektif b/d gangguan neuromuskular
Setelah dilakukan tindakan kep 3 x 24 jam diharapkan pola napas pasien dapat diatasi :
Data maladaftif dari analisa data A Tujuan/ Kriteria Hasil/ data Targ SIKI Rasional
w adaftif NOC et Manajemen Jalan
al Napas (I. 01011)
❑ DS : o Memonitor pola o Posisi semi fowler
o Keluarga pasien mengatakan 3 ❑ Dispnea 5 napas (frekuensi, dapat membantu
klien masih merasakan sakit kedalaman, usaha pengembangan paru
kepala 2 ❑ Penggunaan otot bantu 4 napas) dan mengurangi
❑ DO : napas o Memonitor bunyi tekanan abdomen
o Pasien ttampak meringis 3 5 napas tambahan pada diafragma
o TD : 181/90 mmHg, N : 98 ❑ Frekuensi napas (mis.gurgling, membuat oksigen
x/menit, RR : 22 x/menit 2 4 mengi, wheezing, dalam paru-paru
❑ Kedalaman napas ronkhi kering) meningkat
o Memposisikan o Suara nafas ronkhi
semi fowler atau dan wheezing dapat
fowler mengindikasikan
o memberikan adanya sekret atau
oksigen 7 ltr penyempitan jalan
napas
o Membantu pasien
untuk mempatenkan
jalan napas dengan
mengeluarkan sekret.
Manajemen Keperawatan
DX : Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot
Setelah dilakukan tindakan kep 3 x 24 jam diharapkan mobilitas fisik pasien dapat diatasi :
Data maladaftif dari analisa data A Tujuan/ Kriteria Hasil/ data Targ SIKI Rasional
w adaftif NOC et Dukungan Mobilisasi (I.
al 05173)
❑ DS : o Mengidentifikasi o Untuk melatih
o Keluarga pasien mengatakan 3 ❑ Pergerakan ekstremitas 5 adanya nyeri atau ekstremitas pasien
klien masih merasakan sakit keluhan fisik lainya untuk berlatih dalam
kepala 2 ❑ Kekuatan otot 4 o Mengidentifikasi batas aman
❑ DO : toleransi fisik o Untuk menyamankan
o Pasien ttampak meringis 2 ❑ Rentang gerak (ROM) 4 melakukan dan membantu pasien
o TD : 181/90 mmHg, N : 98 pergerakan saat berdiri
x/menit, RR : 22 x/menit 2 ❑ Gerakan terbatas 4 o Memonitor kondisi o Mengetahui
umum selama kemampuan klien saat
2 ❑ Kelemahan fisik 4 melakukan melakukan pergerakan
mobilisasi o Mengetahui keinginan
o Melibatkan klien untuk berlatih
keluarga untuk
membantu pasien
dalam meningkatkan
pergerakan
o Menjelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
o Menganjurkan
melakukan
mobilisasi dini
Komplikasi
Stroke hemoragik juga disebut perdarahan intraserebral atau intracerebral
hemorrhage (ICH). ICH terjadi ketika pembuluh darah pecah dan darah menumpuk
di jaringan sekitar pembuluh yang pecah. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan
pada otak dan kehilangan banyak darah di area sekitarnya.
SLIDESMANIA.COM
Prognosis
Prognosis pasien membaik karena pasien mengikuti anjuran dari dokter maupun perawat
meliputi : pasien setelah dilakukan edukasi dukungan mobilisasi tentang melatih gerak
ROM pasif dan aktif yang dibantu oleh perawat dan melibatkan keluarga, pasien selalu
minum obat yang diberikan oleh perawat sesuai dengan anjuran dokter.

Prognosis pada stroke iskemik dipengaruhi oleh umur, komorbiditas, dan komplikasi.
Angka kematian pada 30 hari setelah stroke telah dilaporkan mencapai 28%. Angka
kesintasan 1 tahun pada pasien stroke iskemik dilaporkan sebesar 77%. National Institute
of Health Stroke Scale (NIHSS) dapat digunakan untuk memprediksi risiko kematian awal.
Peningkatan 1 poin dari NIHSS telah dikaitkan dengan penurunan kemungkinan luaran
yang baik.

Pada stroke hemoragik, ukuran perdarahan, lokasi perdarahan, dan Glasgow coma
scale (GCS) menentukan prognosi. Semakin besar volume darah yang ditemukan dan
semakin rendah GCS kemungkinan luaran menjadi lebih buruk sehingga meningkatkan
mortalitas. Selain hal tersebut, lokasi perdarahan di ventrikel juga berkaitan dengan
luaran yang buruk.
SLIDESMANIA.COM
SOAL
Laki-laki usia 65 tahun datang ke IGD RSMS dengan kondisi umum lemah, keluarga pasien mengatakan
klien mengalami nyeri kepala, anggota gerak bawah tidak bisa digerakkan, mata berkunang-kunang,
dan mengalami penurunan kesadaran dengan respon mata terbuka jjika ada suara/panggilan, pasien
bergerak ketika direspon rangsang nyeri, dan pasien mengucapkan kata-kata yang tidak
jelas/bergumam. saat dikaji TTV, didapatkan hasil TD : 181/90 mmHg, N : 98 x/menit, RR : 22 x/menit ,
SPO2 94%, turgor kulit elastis,, CRT <2 detik, sesak napas. Berapakah skor nilai GCS pada kasus diatas

A. E3M4V6
B. E3M5V3
C. E2M5V3
D. E2M4V4
E. E3M4V4
SLIDESMANIA.COM
Reference
▪ Tsao, C. W., Aday, A. W., Almarzooq, Z. I., Alonso, A., Beaton, A. Z., Bittencourt, M. S.,
... & American Heart Association Council on Epidemiology and Prevention Statistics
Committee and Stroke Statistics Subcommittee. (2022). Heart disease and stroke
statistics—2022 update: a report from the American Heart Association. Circulation,
145(8), e153-e639.
▪ Kleindorfer, D. O., Towfighi, A., Chaturvedi, S., Cockroft, K. M., Gutierrez, J.,
Lombardi-Hill, D., ... & Williams, L. S. (2021). 2021 guideline for the prevention of
stroke in patients with stroke and transient ischemic attack: a guideline from the
American Heart Association/American Stroke Association. Stroke, 52(7), e364-e467.
▪ Craig, L., Hoo, Z. L., Yan, T. Z., Wardlaw, J., & Quinn, T. J. (2022). Prevalence of
dementia in ischaemic or mixed stroke populations: systematic review and meta-
analysis. Journal of Neurology, Neurosurgery & Psychiatry, 93(2), 180-187.
▪ Dusenbury, W. L. (2021). Evaluation and Feasibility of a Head Positioning Intervention
in Patients with Intraparenchymal Hemorrhage.

You might also like