You are on page 1of 152

Panduan Praktek Profesi

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2023
Panduan Praktek Profesi
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

TIM PENYUSUN:

NS. MARIA GETRIDA SIMON, MAN


NS. YOHANA HEPILITA, M.KEP

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2023
PANDUAN PROFESI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB) I

PAS FOTO
4X6

NAMA :
NPM :
TANGGAL ……………..s/d …………………….

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS
RUTENG
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga panduan praktik profesi ners
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I pada Program Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng
tahun ajaran 2023/2024 ini telah berhasil diterbitkan. Buku panduan
praktik Keperawatan Medikal Bedah I ini disusun untuk membantu
mahasiswa mencapai kompetensi klinik yang telah ditetapkan sehingga
diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
dalam menerapkan asuhan keperawatan medikal bedah sesuai aspek legal
dan etis.
Panduan praktik profesi keperawatan medikal bedah I ini merupakan
panduan standar sebagai arahan dalam melaksanakan praktik profesi
keperawatan medikal bedah I. Panduan ini berisi informasi tentang keadaan
umum, materi, area kompetensi praktik, lampiran penilaian, dan format
pembuatan laporan praktik profesi keperawatan medikal bedah I. Buku
panduan ini juga diperuntukkan bagi pembimbing dari lahan praktik
maupun akademik sebagai pedoman selama pelaksanaan praktik profesi
keperawatan medikal bedah I dalam upaya mencapai tujuan Profesi Ners
yang unggul dan dapat bersaing secara nasional dan global. Masukan dari
berbagai pihak terkait dalam pencapaian kompetensi dan evaluasi proses
pembelajaran sangat kami harapkan sehingga akan lebih meyempurnakan
panduan ini selanjutnya.

Ruteng, September 2023

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


VISI
Visi “Menjadi Program Studi Keperawatan yang menghasilkan perawat
profesional, berkarakter, berdaya saing nasional, serta unggul dalam Asuhan
keperawatan penyakit tidak menular berbasis keluarga dengan semangat
cinta kasih dan pancasila tahun 2024.”

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mengedepankan inovasi terkini dalam bidang
kesehatan menuju luaran yang unggul dan berdaya saing nasional.
2. Menyelenggarakan penelitian yang inovatif dan berkelanjutan serta
dapat dijadikan landasan praktik keperawatan.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
4. Menyelenggarakan tata kelola yang transparan dan akuntabel
berstandar nasional.
5. Meningkatkan kerja sama nasional dan internasional dalam
mendukung tridarma perguruan tinggi dan penyerapan lulusan.

BAB I
PENDAHULUAN
Mata Ajar : KMB I (Keperawatan Medikal Bedah I)
Program studi: Ners
Beban studi : 4 SKS
Koordinator : TIM Pembimbing Program Ners UNIKA Santu Paulus Ruteng
dan Tim Pembimbing RSUD Ruteng
A. Deskripsi Mata Ajar
Praktik profesi keperawatan medikal bedah merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap ketika melakukan
asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan,
menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan
etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan pada orang dewasa. Praktik Profesi Keperawatan Medikal
Bedah mencakup asuhan keperawatan pada klien dewasa dalam konteks
keluarga yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya
akibat gangguan satu sistem (organ) ataupun beberapa sistem (organ)
tubuhnya yang meliputi sistem pernapasan, kardiovaskuler , endokrin,
pencernaan, dan urologi.

B. Bobot SKS dan Lama Praktik Klinik


1. Bobot SKS : 4 SKS
2. Lama Praktik Klinik
a. Praktik 4 sksx170 menit x16 minggu/49x60= 10880/2940= 4
minggu ( 4x7x16=448 jam), dengan asusmsi lama praktik 7 hari
dinas dalam satu minggu selama 7 jam tiap kali dinas /jaga
b. Dinas : pagi (pukul 07.00-14.00), siang (pukul 14.00-21.00), dinas
malam (pukul 21.00-07.00).

C. Tempat praktik
Praktik klinik keperawatan medikal bedah dilaksanakan di rumah sakit
berdasarkan ketersedian kasus, tipe rumah sakit dan ketersedian
pembimbing klinik yang sesuai dengan standar untuk dapat mencapai
kompetensi. Rumah sakit yang digunakan adalah RSUD Ruteng dengan
ruangan yang memungkinkan peserta didik mempelajari kasus-kasus
dengan pendekatan proses keperawatan sesuai ruang lingkup standar
kompetensi melalui pendekatan proses keperawatan yang terkait
medikal bedah.
BAB II
KOMPETENSI

A. Capaian pembelajaran
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan medikal bedah 1
mahasiswa mampu :
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemerian asuhan
keperawatan pada orang dewasa
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam
kerja tim
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
dan bertanggung jawab
4. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan
legal
5. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik,
agama dan faktor lain dari setiap klien yang unik
6. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien dewasa
7. Mendemosntrasikan keterampilan teknis keperawatan yang
sesuai dengan standar yang berlaku atau secara kreatif atau
inofatif agar pelayanan yang diberikan efektif dan efisien
8. Mengembangkan pola pikri kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan orang dewasa
9. Memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas secara
holistik, kontinyu dan konsisten
10. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya
11. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko
12. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan
13. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akuntabilitas asuhan keperwatan yang
diberikan
14. Mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif
15. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkatkan
kemampuan profesional
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
17. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan
B. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dewasa
yang mengalami gangguan
1. Sistem pernapasan (pneumonia, PPOK, Asma, TBC dan Ca paru,
Bronkhitis, COVID-19)
2. Sistem kardiovaskuler (dekompensasi kordis, penyakit jantung
koroner, hipertensi dan aritmia, akut miokard infark)
3. Sistem Endokrin (diabetes mellitus, hipertiroidisme)
4. Sistem Pencernaan (Apendisitis, hepatitis dan kanker kolorektal,
hepatitis, sirosis hepatitis, pankreatitis akut, gastroenteritis,
kolelitiasis akut, ileus obstruktif, karsinoma saluran cerna, typoid,
gastritis )
5. Sistem urologi (ISK, BPH dan Gagal Ginjal Kronik).
C. Target Asuhan Keperawatan
1. Membuat 1 askep pribadi per Minggu
2. Membuat 1 askep kelompok di Minggu akhir stase
3. Membuat resume di HD

D. Daftar Kasus Keterampilan Klinik


No Keterampilan Klinik Tingkat pencapaian
Observa Dengan Mandiri
si bantuan
1 Pengkajian awal terdiri dari : 30
Alergi, Alasan masuk RS,
Riwayat kesehatan
(genogram),
2 Melakukan pemeriksaan fisik 15
(head to toe)
3 Melakukan pemeriksaan 15
neurologi dasar : GCS, Pupil,
Fungsi motoric, Fungsi
sensibilitas, Fungsi saraf
kranial, Tanda rangsang
meningeal, Tingkat keparahan
stroke dengan Skala NIHSS,
Tingkat kecacatan/ ketunaan
dengan skaka Rankin,
Prognosa stroke dengan skala
Orpington, Skrining fungsi
menelan
4 Melakukan Pemeriksaan dan 5 5 2
analisa spirometri
Memenuhi kebutuhan oksigen
5 Melakukan postural drainase 5 5 10
6 Melakukan fisioterapi dada 5 5 10
Pemantauan respirasi 10
7 Pemantauan saturasi oksigen 10
8 Pemantauan tanda dan gejala 10
hipoksia: gelisah, agitasi,
penurunan kesadaran
9 Pemantauan tanda dan gejala 10
ketidakseimbangan asam dan
basa
10 Pemantauan tanda-tanda 10
hiperventilasi
11 Memberikan oksigen: simple 5 10
mask, rebreathing mask, non-
rebreathing mask,
tracheostomy tube
12 Melakukan suctioning 5 5 10
13 Melakukan perawatan WSD : 5 5 5
ganti balutan, ganti botol,
membuang cairan
14 Pencegahan aspirasi 5 5 10
15 Screening tuberculosis 5 5 10
Memenuhi kebutuhan sirkulasi dan cairan
25 Pemantauan CRT 20
26 Pengambilan sampel darah 10
kapiler dan vena
27 Pemantauan hasil 20
pemeriksaan laboratorium
28 Pemantauan MAP 20
29 Pemantauan perubahan 20
pulsasi eksterimitas
30 Melakukan pemasangan EKG 1 1 10
31 Melakukan pemberian darah : 10 10 5
mengecek instruksi,
mencocokan identitas,
memberikan darah, monitor
selama pemberian, evaluasi
reaksi transfuse
31 Pemasangan monitor jantung 5 5 5
32 Melakukan monitoring dan 2 2 2
evaluasi efekifitas stocking
elastis
33 Mengukur JVP 10
34 Pemantauan kadar elektrolit 10
35 Pemantauan tanda dan gejala 10
hypervolemia
36 Pemantuan tanda dan gejala 10
hipovolemia
37 Pemberian cairan intravena 10
Memenuhi kebutuhan nutrisi
38 Melakukan pemasangan Tube 10 10 4
feeding / Nasogastric
39 Memberikan nutrisi melalui 5 5 10
Tube feeding / Nasogastric
40 Perawatan stoma 5 5 5
Pemberian latihan menelan 10
Irigasi kolostomi 5 5 5
Memenuhi kebutuhan gangguan sistem
endokrin
41 Edukasi pencegahan 10
hipoglikemia
42 Edukasi pencegahan 10
hiperglikemia
43 Edukasi pemantauan kadar 10
glukosa darah
44 Pemntauan tanda dan gejala 10
hiperglikemia
45 Pemantauan tanda dan gejal 10
hipoglikemia
Penatalaksanaan pemberian obat
46 Edukasi pemberian obat 5 5 10
47 Pemantauan efek samping 5 5 10
obat
48 Melakukan pemberian obat 5 5 10
melalui oral
49 Melakukan pemberian obat 5 5 10
melalui nasogastric
50 Melakukan pemberian obat 5 5 10
melalui nebulization
51 Melakukan pemberian obat 5 5 2
melalui intavena
52 Melakukan pemberian obat
melalui injeksi
53 Menghitung dosis obat
Memenuhi kebutuhan cairan dan penatalkasaan
hemodialisa
54 Pemberian edukasi tentang 5 5 10
prosedur hemodialisa
55 Restriksi cairan 10
56 Tindakan mengatasi hipotensi 5 5 10
selama proses hipotensi
57 Edukasi inkotenesia urine 10
58 Edukasi latihan berkemih 10
(blader training)
59 Edukasi pengenalan tanda 10
berkemih
60 Edukasi perawatan kateter 10
urine
61 Edukasi perawatan kateter 10
urine
62 Edukasi rangsangan berkemih 10
63 Edukasi tanda gejala infeksi 10
saluran kemih
64 Edukasi terapi modelitas 10
penguatan otot
panggul/berkemih
65 Pemasangan kateter 5 5 5
66 Identifikasi penyebab retensi 10
urine
67 Irigasi kandung kemih 5 5 5
68 Pemantauan tingkat distensi 2 2 5
kandung kemih
69 Pemberian latihan berkemih 10
70 Pengambilan sample urine 10
tengah (midstream) atau
kultur
71 Pengosongan kandung kemih 10
BAB III
KEGIATAN PRAKTIK KLINIK

A. Metode Pembelajaran Klinik


1. Bed side teaching
2. Pre conference
3. Post conference
4. Presentasi Kasus
5. One-minute preceptorship
6. Laporan askep
7. Presentasi Jurnal

B. Strategi Pembelajaran Klinik


Strategi pembelajaran yang digunakan adalah:
1. Bed Side Teaching (BST)
Metode ini dilaksanakan antara mahasiswa praktikan,
pendidik klinik dengan pasien agar mahasiswa praktikan dapat
mencontoh model peran perawat pendidik klinik. Metode ini
sebagai inti proses pembelajaran klinik sehingga mahasiswa
praktikan dapat dijamin kompetensi klinik dari mencontoh,
melaksanakan sendiri dengan bantuan sampai dengan
melaksanakan secara mandiri dibawah bimbingan pendidik klinik.
Apabila mahasiswa praktikan telah mampu melaksanakan seecara
mandiri maka mahasiswa berhak mendapat penilaian dari
pendidik klinik. Sebagai bukti proses pembelajaran ini digunakan
daftar hadir mahasiswa praktikan dan pendidik klinik disertai
dengan cacatan kompetensi yang dicapai.
Tahapan Bed Side Teaching:
Pra secara teknis pelaksanaan BST dilakukan melalui 3 tahap:
a. Pre rounds (tahap sebelum visit atau berinteraksi langsung
dengan pasien): pada tahap ini pendidik klinik menjelaskan
tujuan pembelajaran dengan BST, perencanaan dan orientasi
kasus pada mahasiswa praktikan.
b. Rounds (tahap berinteraksi langsung dengan pasien): pada
tahap ini pendidik klinik melakukan pengelolaan pasien dari
kegiatan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
analisa data, dan membuat rencana tindakan yang dilakukan
kepada pasien. BST pada minggu awal, mahasiswa praktikan
masih mengobservasi PK dapat meminta mahasiswa praktikan
yang melakukan pengelolaan terhadap pasien dengan supervise
PK.
c. Post Rounds (tahap setelah bertinteraksi dengan pasien): pada
tahap ini dilakukan diskusi tentang kasus, 8iagnose dan refleksi
kasus.
2. Conference
Merupakan sesi diskusi dan menjadi kesempatan yang ideal untuk
menilai kesiapan dan kemampuan mahasiswa, memperbaiki
kemampuan problem solving serta performance mahasiswa secara
keseluruhan dari aspek skill, knowledge dan attitude.
Conference terdiri dari pre conference dan post conference
 Pre-conference bertujuan untuk mengetahui kesiapan knowledge
mahasiswa sebelum memberikan asuhan keperwatan pada klien
kelolaan. Hal ini bisa dinilai dari laporan pendahuluan yang
dibuat mahasiswa.
 Conference: mengelola pasien
 Post conference: bertujuan untuk menilai sejauh mana
kemampuan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap klien kelolaannya. Hal ini bisa dinilai dari laporan
asuhan keperawatan dan follow-up yang dibuat mahasiswa.
3. Case Based Learning
CBL merupakan kegiatan pembelajaran klinik berupa diskusi
kelompok yang difasilitasi oleh Pendidik Klinik di rumah sakit yang
berorientasi pada masalah pasien. CBL ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan penalaran klinik dan dapat
menghubungkan ilmu yang didapatkan pada tahap pendidikan
sarjana maupun dari referensi (evidence-based nursing practice)
dengan kondisi klinis yang ditemui pada pasien. Tutorial klinik ini
diharapkan dapat melatih mahasiswa praktikan untuk melakukan
penalaran klinis dalam memahami perjalanan penyakit pasien,
menangani pasien secara komprehensif berdasarkan bukti ilmiah
terkini yang sesuai serta tanggap terhadap berbagai masalah yang
mempengaruhi penanganan pasien.
Langkah-langkah:
1) Identifikasi masalah; menentukan DS dan DO
2) Hipotesis : menentukan perkiraan masalah yg didasakan pada
DS dan DO; menentukan masalah prioritas.
3) Mekanisme: menggambarkan patofisiologi penyakit
4) More info; data yg dibutuhkan untuk memperkuat masalah
yang sedang didiskusikan.
5) Don’t Know; menyampaikan hal yg belum dipahami oleh
kelompok, masalah dipecahkan berdasarkan teori
6) Learning issu: memastikan masalah yang dipelajari untuk
mencapai kompetensi.
7) Problem Solving; memntukan outcome dan intervensi tindakan
yg akan dilakukan.
4. One minute preceptorship;
Menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan perseptee, berfokus
pada satu topik/poin pembelajaran, perseptee mampu
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Memandu
perseptee untuk belajar mandiri/self guided learning
5. Presentasi kasus dan jurnal
Presentasikasus merupakan metode yang menggambarkan
situasi klinik, perkembangan yang terjadi pada pasien untuk di
review atau dikritisi oleh mahasiswa. Mahasiswa akan
mengaplikasikan konsep, dan teori ke aplikasi praktis,
mengidentifikasi masalah aktual dan potensial, serta pemecahan
masalahnya.
No Metode pembelajaran Sumber Media
pembelajaran instruksiona
l
1 Bed Side Teaching Pembimbing Klien
klinik
2 Case report/laporan Text book, Format
kasus (setiap jurnal, status pegkajian,
mahasiwa membuat kesehatan dan diagnosa,
laporan pendahuluan keperawatan di rencana
dan laporan kasus klinik tindakan,
kelolaan ; pengkajian, implemntasi
diagnosa keperawatan, dan evaluasi
rencana tindakan, yang
implementasi dan dikembangka
evaluasi n oleh tim
KMB
3 Conference (pre/post Pembimbing Laporan
conference) klinik, teman pendahuluan,
satu kelompok jurnal, text
book , kasus
kelolaan
4 One minute Staf rumah sakit Klien, text
preceptorship dan teks book book
(kegiatan belajar
diklinik saat
pembimbing tidak ada
ditempat kegiatan
klinik)
5 Presentasi kasus dan Mahasiswa Ners Klien, Text
presentasi jurnal book

C. Tugas Pembimbimbing klinik (akedemik dan ruangan)


1. Mengisi berita acara sesuai bimbingan dan absensi mahasiswa
(pembimbing lahan dan pembimbing institusi).
2. Memotivasi dan memfasilitasi mahasiswa dalam upaya
pencapaian tujuan pembelajaran
3. Memberikan kesempatan kepada setiap mahasiswa untuk
berkonsultasi secara langsung kepada pembimbing selama jam
kerja
4. Mengobservasi dan melakukan supervisi secara langsung
5. Memperhatikan daftar kehadiran mahasiswa
6. Mengecek absen praktik mahasiswa
7. Menandatangani check-list mahasiswa untuk setiap prosedur
tindakan yang telah dilakukan sesuai target pencapaian
8. Wajib dan berhak mengingatkan mahasiswa yang melalaikan tata
tertib selama praktik.
9. Menilai praktik mahasiswa sesuai dengan target yang ingin
dicapai.
10. Menyerahkan berita acara dan absensi bimbingan mahasiswa ke
koordinator.
11. Berpakaian rapi untuk pembimbing akademik dan menggunakan
ID card.
12. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan conference pada
mahasiswa ( pre dan post conference).
13. Mengikuti semua proses/alur kegiatan pembelajaran klinik
seperti yang tercantum pada buku pedoman praktik klinik
keperawatan Medikal Bedah 1.
14. Mengumpulkan hasil penilaian pada koordinator pada minggu
terakhir praktik.
15. Saling menghargai dan bekerja sama secara baik dengan
pembimbing lain.
16. Memberi contoh peran perawat professional bagi mahasiswa.
17. Bersedia menerima masukan dari tim pembimbing lain jika
terdapat hal yang tidak sesuai dengan aspek etik dan legal.
BAB V
Evaluasi
A. Komponen Evaluasi
No. Komponen evaluasi Bobot
1. Case Based Learning 10%
2. Laporan Askep 15%
3. DOPS/Mini-Cex (ketrampilan) 20%
4. Presentasi Kasus dan Presentasi Jurnal 15%
Ujian Ankhir Stase
5. SOCA 30%
6. Perilaku profesional 10%
Total 100%

B. Ketentuan evaluasi
1. Proses evaluasi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Evaluasi kegiatan preconference dan post conference dilakukan
pada saat mahasiswa mengikuti kegiatan preconference dan post
conference bersama pembimbing
b. Evaluasi pendokumentasian laporan
1) Laporan pendahuluan dievaluasi pada hari praktik oleh
pembimbing klinik
2) Pembimbing klinik dapat meminta mahasiswa melakukan
perbaikan bila LP tidak sesuai
3) Laporan akhir askep dievaluasi diakhir minggu
c. Evaluasi kinerja klinik
d. Kinerja klinik terdiri dari komponen sikap dan teknik
komunikasi selama melaksanakan praktik klinik keperawatan
medikal bedah
e. Evaluasi seminar
f. Evaluasi hasil asuhan keperawatan kelompok dan presentasi
kasus kelolaan oleh kelompok di akhir stase
g. Evaluasi ketrampilan
Evaluasi hasil pencapaian kuanttitatif yang didapatkan oleh
mahasiswa di lahan praktik
h. Evaluasi perlilku profesional
i. Evaluasi ujian akhir stage
1) Ujian akhir stase dilakukan sebanyak 1 kali di akhir stase
keperawatan Medikal Bedah I
2) Ujian dilaksanakan secara komprehensif selama satu hari dan
dinilai oleh 2 penguji dari lahan praktik dan institusi
3) Jadwal dan teknis ujian diatur tersendiri
4) Nilai batas ujian 75 dan diberi kesempatan mengulang
sebanyak 1 kali
2. Nilai kelulusan praktik profesi mata ajar keperawatan Medikal
Bedah I adalah 75 (B).
BAB V
PERATURAN PROGRAM PROFESI NERS

A. Peserta
Peserta program profesi ners adalah mahasiswa yang telah
menyeleseikan program sarjana keperawatan dan lulus uji klinik pra
profesi serta telah menyeleseikan proses administrasi akademik sesuai
ketentuan yang berlaku.

B. Waktu Pelaksanaan
1. Stase program profesi dibuka bila telah memenuhi syarat yaitu
lulus uji klinik pra profesi dan memenuhi kuota minimal 20
mahasiswa yang mendaftar pada administrasi akademik
2. Jumlah setiap kelompok maksimal 8 orang
3. Praktik profesi ners berlangsung selama 2 semester (satu tahun)
4. Waktu jam praktik adalah 7 jam per shift untuk dinas pagi
dan sore termasuk waktu untuk istirahat, pre conference
dan post conference
5. Pre conference dan post conference atau tutorial berlangsung selama 1-
2 jam
6. Praktik profesi dilaksanakan 7 hari dalam seminggu

C. TATA TERTIB
Berikut ini merupakan tata tertib klinik yang harus dipatuhi baik oleh
mahasiswa maupun pembimbing
1. Disiplin
a. Mahasiswa datang 15 menit sebelum praktik dimulai dan
mengisi absensi kehadiran waktu datang dan waktu pulang.
b. Kehadiran 100%
Mahasiswa wajib menjalankan praktik klinik keperawatan yang
telah ditentukan secara penuh. Bila sakit mahasiswa harus
menyertakan surat keterangan sakit dari dokter. Izin diberikan
untuk alasan kematian anggota keluarga inti. Ijin maksimal 3
hari.
c. Menggunakan jam istirahat dengan tepat, secara bergantian dan
memberitahukan kepada pembimbing lahan sebelum dan
sesudah istirahat.
d. Mahasiswa wajib memberitahukan kepada pembimbing dan
perawat di ruangan bila akan pulang.
e. Mahasiswa yang datang terlambat dianggap tidak hadir dan
mahasiswa yang tidak masuk tanpa alasan mengganti dua kali
lipat dari hari tidak masuk, apabila ijin atau sakit mengganti
sesuai hari ijinnya.
2. Sikap dan Tingkah Laku
a. Berperilaku sopan, ramah, dan memperhatikan tata susila serta
mencegah hubungan yang kurang harmonis dengan para
perawat, dokter, karyawan lainnya, pasien dan keluarga serta
pengunjung.
b. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam
praktik.
c. Menjaga ketertiban, ketenangan dan keamanan baik di unit
praktik maupun diluar unit praktik.
d. Menggunakan dan menjaga fasilitas serta sarana di tempat
praktik sesuai dengan ketentuan.
e. Bersikap jujur terhadap barang – barang milik lahan praktik dan
milik sesama.

3. Pelaksanaan Tugas
a. Mengikuti petunjuk pembimbing, kepala unit dan perawat
pembimbing yang ditunjuk.
b. Melaksanakan tindakan keperawatan dengan pendampingan
perawat pembimbing sesuai dengan prosedur lahan praktik.
c. Membaca rekam medik pasien sesuai dengan keperluan dan
mengembalikan ke tempat penyimpanan semula sehingga tidak
menyulitkan orang lain yang memerlukan.
d. Ikut terlibat dalam kegiatan rutin di lahan praktik dan
menggunakan kesempatan sebanyak mungkin untuk praktik.
e. Menghormati hak-hak pasien, terutama hak kerahasiaan dan
privasi.
f. Efektif dan efisien dalam melakukan tindakan keperawatan.
g. Menggunakan alat-alat sesuai dengan pedoman operasional alat
yang tersedia di lahan praktik.
h. Membawa peralatan atau perlengkapan praktik sendiri berupa
stetoskop, alat tensi, termometer, masker, dan handscoon.
i. Mahasiswa dengan kuku tangan panjang wajib dipotong pendek
dan tidak diperkenankan memakai cat kuku dan perhiasan,
kecuali jam tangan.
j. Pemalsuan tanda tangan atau paraf pembimbing merupakan
pelanggaran etika berat, ketika diketahui pelanggaran tersebut
dilakukan mahasiswa maka mahasiswa yang bersangkutan
harus mengulang praktik pada semester berikutnya.
4. Seragam dan Penampilan
a. Memakai seragam lengkap dan rapi sesuai ketentuan Program
Studi Pendidikan Profesi Ners
1) Pakaian sesuai dengan ketentuan Program Studi Pendidikan
Profesi Ners
2) Identitas papan nama dipasang pada tempatnya.
3) Sepatu: tertutup, bersih, tidak berbau, warna hitam dan
putih.
b. Rambut: bersih dan disisir rapi, untuk wanita menggunakan cap
dan hairnet, untuk pria rambut harus digunting pendek (panjang
maksimal 1 cm).
c. Tidak berjenggot dan berkumis.
d. Hanya boleh mengenakan jam tangan.
e. Menggunakan make up sederhana.
f. Mahasiswa dengan pakaian dan atribut yang tidak sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan, tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan praktik dan mengganti 2 kali.
5. Larangan Terhadap Mahasiswa
Mahasiswa dilarang untuk :
a. Melakukan tindakan keperawatan tanpa pengawasan
pembimbing.
b. Melakukan tindakan yang bisa mengganggu kenyamanan pasien.
c. Memberikan keterangan atau informasi medik pada pasien atau
keluarga.
d. Meningggalkan lahan praktik selama praktik, kecuali jam
istirahat.
e. Membuat keributan atau ikut serta dalam keributan yang dapat
mengganggu keamanan, ketertiban dan ketenangan.
f. Meminjam atau membawa pulang alat-alat milik unit praktik,
status pasien dan barang milik pasien.
g. Melakukan hal berikut selama praktik : merokok, minum
minuman keras, mabuk.
h. Menggunakan atau memperdagangkan segala jenis obat
golongan napza (Narkotika, Psikotropika dan zat aditif lainnya).
i. Membawa senjata tajam dan melakukan tindakan kriminal.
j. Menggunakan handphone selama praktik berlangsung.
6. Tata Tertib Selama Praktik
a. Pembimbing klinik berhak dan berkewajiban untuk
mengingatkan mahasiswa yang melalaikan tata tertib.
b. Setiap mahasiswa diharapkan mempertahankan kesehatan diri
sendiri sehingga kehadiran dalam praktik 100%.
c. Mahasiswa yang tidak mengikuti praktik klinik wajib
melaporkan ketidakhadiran pada CI lahan dan CI institusi,
apabila sakit harus membawa surat keterangan sakit dari dokter
dan harus mengganti hari praktik atas persetujuan CI Lahan.
d. Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruangan praktik
tanpa ijin dari CI lahan/kepala ruangan.
e. Mahasiswa wajib mentaati semua peraturan dan tata tertib di
lahan praktik.

7. Ketentuan Umum
a) Mahasiswa wajib mentaati peraturan yang diberlakukan di institusi
pendidikan dan tatanan klinik yang dipakai sebagai lahan praktik.
b) Mahasiswa wajib memenuhi presensi kehadiran 100%
c) Mahasiswa wajib menandatangani daftar hadir dalam buku evaluasi
maupun daftar presensi yang disediakan oleh lahan praktik
d) Mahasiswa wajib hadir dilahan praktik sesuai dengan jadwal
e) Mahasiswa yang bermaksud mengganti jadwal praktik harus melapor
dan baru diperkenankan praktik seijin pembimbing klinik
f) Mahasiswa yang tidak mengikuti praktik harus melaporkan
ketidakhadirannya pada bagian akademik dan pembimbing klinik
(surat keterangan sakit harus ditujukan dan mendapat pengesahan
dari akademik)
g) Mahasiswa wajib menggantikan waktu praktik yang ditinggalkan
dihari lain atas persetujuan pembimbing klinik dengan ketentuan:
a. Tidak hadir karena sakit yang ditujukan dengan surat dokter wajib
mengganti sejumlah hari yang ditinggalkan
b. Tidak hadir tanpa keterangan, mahasiswa wajib mengganti dua kali
dari hari yang ditinggalkan.

8. Ketentuan Khusus
1. Mahasiswa wajib merumuskan dan menunjukan laporan pendahuluan
pada saat hari pertama masuk (hari Senin) ke setiap ruang/bangsal
perawatan dan menunjukan kepada pembimbing klinik
2. Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan pre dan post konferen secara
berkelompok sesuai jadwal (hari pertama masuk ruangan mulai pukul
07.00-07.30) yang telah ditetapkan dengan materi diskusi sesuai
dengan laporan pendahuluan dan kontrak belajar yang telah
dirumuskan oleh mahasiswa.
3. Mahasiswa harus membuat tugas dengan ketentuan: setiap minggu
mahasiswa harus membuat 1 LP, 1 laporan askep (kasus sesuai LP)
dan 1 laporan resume keperawatan.
4. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas-tugas akademik yang telah
ditentukan, maksimal 2 hari setelah meninggalkan ruangan atau hari
rabu dalam putaran minggu selanjutnya.
5. Tugas dikumpulkan kepada pembimbing klinik dari institusi
pendidikan dalam stop map berwarna biru dengan diberi identitas
yang jelas.
6. Saat mengumpulkan laporan harus disertai format penilaian
(penilaian pendokumentasian LP, laporan resume dan askep).

DAFTAR PUSTAKA

Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An


Evidence-Based Guide to Planning Care, 10e. Mosby elsevier.
Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology for Nurses, 2nd
edition, Belland Bain Ltd, Glasgow
Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C.
(2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e. Philladelphia:
Mosby Elsevier
Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott:
William Wilkins
Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. &
Swanson, S. (2011). NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical
Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3e .
Philladelphia: Mosby Elsevier
Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L, Harding M. M, (2014).
Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical
Problems. Canada: Elsevier.
Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter
Kluwer Health
Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing, 2nd ed.
Jones and Barklet Publisher, Sudbury
McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic Basis for
Disease in Adults and Children, 7e. Elsevier
Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing
Outcomes Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes, 5e.
Mosby Elsevier.
Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and
Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell
Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated Approach (6th
Edition)
Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference Toronto :
Mosby

LAMPIRAN 1
DAFTAR KELOMPOK
NO KELOMPOK 1 NO KELOMPOK 2
1 THOMAS TAEK BITIN 1 VENANSIUS RENTANG
2 ALBERIKA S. DEWI JEHOMAN 2 REINILDIS MALA
3 KRISTINA RETNI 3 KRISDOLISTA ECIN
4 PASKALINAJEFI DAGUL 4 INGGRIDA FLAVIANA KOJA
5 VITRIANA REKU RAJA 5 LUDGARDIS EHOL
6 MARIA YASINTA INDALOI 6 MARIA ORINTIANI MURNI
7 MERLINA MANUR 7 ADELINA SIA
8 MARIA ROSALIA I. LIKO
9 ALFIO N. JELITA
10 ALPHIUS H. NGGENGGOK

NO KELOMPOK 3 NO KELOMPOK 4
1 ANDIKA PRATAMA 1 ANDRI SYAMSURRIZAL
FRANSISKUS SOLANDUS
2 YOHANES BERCHMANS EFRIN 2 HAMBUR
3 MARIA ROSALIA RISTA 3 HESDIANA FATMAWATI MIUS
4 MARIA IVANY SURIATY 4 ANASTASIA IFONA AJENG
5 MARIA C. SAPUTRI 5 ANKARIA LUNUM
6 YUNITA EGE ATE 6 PATRISIA DIRNA
7 MARGARETA SALINA 7 MARIA YUNITA ASUNG

NO KELOMPOK 5 NO KELOMPOK 6
1 KAROLUS FRANSISKUS TONO 1 YOSEP KOPERTINO SESO
2 GREGORIUS GABUT 2 LAURENSIUS DAMA
3 DOROTEA NASVIA 3 FELOMENA MURNI
4 ADELA HELNES NONI 4 SESILIA GRATIA HAMBUR
5 DIDIANA NURHAYATI 5 AURELIA LIS
6 YULIANA SULASTRI AMBUT 6 MARIA SURIANTO SEDIA
7 WALDETRUDIS WAHYUNI 7 MELANIA ARLIANA MEO

RINCIAN ROTASI PRAKTIK

Ruangan/ Okt-2023 Nov-23


Minggu 16-22 23-29 30 -05 06-12 13-19 20-26
Okt Okt Nov Nov Nov Nov
MELATI 1 2 3 4 5 6
DAHLIA 2 3 1 5 6 4
HD 3 1 2 6 4 5

LAMPIRAN 2

LOGBOOK
RENCANA PEMBELAJARAN STASE KMB

PRESENSI MAHASISWA

Hari Tanggal Ruang Datang Pulang


ke- Jam Paraf Jam Paraf
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

PRE-CONFERENCE

PEMBIMBING
TEMP
TOPIK MATERI
TGL AT
STAS
NAMA PARAF
E
1

POST-CONFERENCE

PEMBIMBING
TEMPAT
TOPIK MATERI
TGL STASE
NAMA PARAF

3
LEMBAR KEGIATAN BST

Pembimbing
No. Tanggal Ketrampil Feedback Nama Paraf
an BST
1.

2.

3.

4.

5.

6.
ORM PENILAIAN SEMINAR
KASUS

Waktu (Hari/Tanggal/Jam) :

Diagnosa/Problem. :

Bangsal :

Presenter :

Nilai
No Nama Mhs NIM 1 2 3 4 5 6 7
Akhir

Keterangan:

1. Kemampuan mempresentasikan overview kasus


2. Kemampuan mengidentifikasi data-data yang esensial dari masalah pasien
3. Kemampuan mengidentifikasi dan mendiskusikan mekanisme dasar dalam
bentuk pathway
4. Kemampuan mengintegrasikan dan mengaplikasikan ilmu-ilmu dasar
terhadap kasus
5. Kemampuan penguasaan pengetahuan selama presentasi
6. Organisasi/efisiensi dalam proses penyampaian kasus
7. Performance mahasiswa: attitude, sistematik, dan skill komunikasi

Penilaian:

Sesuai sistem atau standar penilaian pendidikan


klinik yaitu (A≥85,0; AB 80,0 -84,9; B 75,0 –
79,9; BC <75)

Preseptor

………………………
FORM PENILAIAN MINI-CEX

Hari/ Aspek yang Dinilai Rata- Preceptor


No Skills General 1 2 3 4 5 6 7 rata Nama TTD
Tgl

Penilaian:
Sesuai sistem atau standar penilaian pendidikan klinik
yaitu (A≥85,0; AB 80,0 -84,9; B 75,0 – 79,9; BC <75)
FEEDBACK MINI-CEX:

No Komponen Aspek yang perlu Saran untuk Nama dan TTD


Mini- Penilaian ditingkatkan perbaikan preceptor
Cex

11
FORM PENILAIAN DOPS

Prosedur Aspek yang Dinilai Preceptor


N Hari/ Rata
Ketrampilan 6 7 8 9 10 1 Nama TTD
o Tgl 1 2 3 4 5 1 -rata
Keperawatan

Penilaian:
Sesuai sistem atau standar penilaian pendidikan klinik
yaitu (A≥85,0; AB 80,0 -84,9; B 75,0 – 79,9; BC <75)
FEEDBACK DOPS :

No Komponen Aspek yang perlu Saran untuk perbaikan Nama dan TTD
DOPS ditingkatkan preceptor

13
LAPORAN ASKEP

TEMPAT PRECEPTOR
NO TGL KASUS NILAI
STASE NAMA PARAF
1

3
FORM PENILAIANb

N Hari/ ASKEP PADA Aspek yang Dinilai Rata Preceptor


o Tgl KASUS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -rata Nama TTD

Penilaian:
Sesuai sistem atau standar penilaian
pendidikan klinik yaitu (A≥85,0; AB
80,0 -84,9; B 75,0 – 79,9; BC <75
Lampiran 3
DAFTAR TOPIK DISKUSI

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

Paraf
No Topik Diskusi Tanggal Pembimbing

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

Paraf
No Topik Diskusi Tanggal Pembimbing

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

Paraf
No Topik Diskusi Tanggal Pembimbing
Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

Paraf
No Topik Diskusi Tanggal Pembimbing

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

Paraf
No Topik Diskusi Tanggal Pembimbing

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

Paraf
No Topik Diskusi Tanggal Pembimbing

Ruangan : …………………………

Lahan Praktik : …………………………

Paraf
No Topik Diskusi Tanggal Pembimbing
LAMPIRAN 4
KEGIATAN BIMBINGAN KEPERAWATAN (CI LAHAN)

Nama Pembimbing : …………………………

Ruangan : …………………………

No Hari/ Waktu Topik Ttd


Tangga Pembimbing
l
Lampiran 5
KEGIATAN BIMBINGAN KEPERAWATAN (CI Institusi)

Nama Pembimbing : …………………………

Ruangan : …………………………

No Hari/ Waktu Topik Ttd


Tangga Pembimbing
l
Lampiran 6

DAFTAR HADIR PEMBIMBING


No. Tanggal Pembimbing Ruangan/RS
Lampiran 7

FORMAT PENULISAN LAPORAN KASUS

BAB 1 Laporan Pendahuluan


1) Definisi
2) Antomi fisiologi
3) Etiologi
4) Patofisiologi dan patoflowdiagram
5) Manifestasi Klinik
6) Pemeriksaan Diagnostik
7) Komplikasi
BAB 2 Sistematika Laporan Kasus
Tinjauan Kasus Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
2) Pemeriksaan Penunjang
3) Analisis Data
4) Diagnosa Keperawatan yang Muncul
5) Rencana Tindakan sesuai dengan masalah keperawatan
6) Implementasi
7) Evaluasi
Bab 3 Pembahasan
Terdiri dari fakta, teori dan opini
Lampiran 8

SISTEMATIKA PENULISAN RESUME KEPERAWATAN

A. Pengkajian fokus – tuliskan data fokus saja


B. Analisis data
C. Pathway keperawatan kasus
D. Diagnosa keperawatan dan alasan merumuskan diagnosa
E. Perencanaan keperawatan (prioritas diagnose
keperawatan, tujuan, dan criteria hasil dan rencana
tindakan disertai rasional sesuai kasus)
F. Catatan keperawatan
G. Evaluasi (SOAP)
Lampiran 9
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa Yang Mengkaji:
NIM:

Unit : …………………………………..
Autoanamnese : …………………………………..
Kamar : …………………………………..
Alloanamnese : …………………………………..
Tanggal masuk RS : ………………………….……….
Tanggal pengkajian : …………………………..............

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama initial : ………………………………...
Umur : ………………………………..
Jenis kelamin : ……………………………….
Status perkawinan : ……………………………….
Jumlah anak : ………………………………..
Agama/ suku : ………………………………..
Warga negara : ………………………………..
Bahasa yang digunakan : ………………………………..
Pendidikan : ………………………………...
Pekerjaan : ……………………………….
Alamat rumah : ………………………………..
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : ………………………………..
Umur : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
Hubungan dengan pasien : ……………………

II. DATA MEDIK


Diagnosa medik
Saat masuk : …………………………
Saat pengkajian : …………………………

III. KEADAAN UMUM


A. KEADAAN SAKIT
Pasien tampak sakit ringan/ sedang / berat / tidak tampak
sakit
Alasan:
………...............................................................................................................
.............................................................

B. TANDA VITAL
1. Kesadaran (kualitatif): ………………………………
Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a) Respon motorik : …………………………..
b) Respon bicara : …………………
c) Respon membuka mata : …………………
Jumlah:
Kesimpulan : …………………………………………..
2. Tekanan darah :……………………..mmHg
MAP :………………………..mmHg
Kesimpulan : ………………………………………
3. Suhu :………..0C di Oral Axila Rectal
4. Pernapasan: ……….x/menit
Irama : Teratur Bradipnea Takipnea
Kusmaul Cheynes-stokes
Jenis : Dada Perut
5. Nadi : ………..x/menit
Irama : Teratur Bradikardi Takikardi
Kuat Lemah

C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : …………….cm
2. Tinggi badan : …………….cm
3. Berat badan : …………….kg
4. IMT (Indeks Massa Tubuh) : …………...
Kesimpulan : ………………………………….
D. GENOGRAM

3 GENERASI
IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit:
..................................................................................................................
.........................................................
2. Riwayat penyakit saat ini :
a) Keluhan utama:
..........................................................................................................
..................................................
b) Riwayat keluhan utama :
..........................................................................................................
...................................................
3. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
……..........................................................................................................
............................................Riwayat kesehatan keluarga :
..................................................................................................................
..........................................................
4. Pemeriksaan fisik :
a) Kebersihan rambut : ..................................
b) Kulit kepala : ..................................
c) Kebersihan kulit : ...................................
d) Higiene rongga mulut : ...................................
e) Kebersihan genetalia : ..................................
f) Kebersihan anus : ...................................

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
.........................................................

2. Keadaan sejak sakit :


..................................................................................................................
.........................................................
3. Observasi :
…………………………………………………………………………………
…………………………………
4. Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan rambut : ....................................
b) Hidrasi kulit : ....................................
c) Palpebra/conjungtiva : ....................................
d) Sclera : ...................................
e) Hidung : ...................................
f) Rongga mulut : .................... ………..
gusi :....................................
g) Gigi : ..................…………..
gigi palsu :....................................
h) Kemampuan mengunyah keras : ...........................
i) Lidah : ....................................
j) Pharing : ...................................
k) Kelenjar getah bening : ...................................
l) Kelenjar parotis : ....................................
m) Abdomen :
 Inspeksi : …………………………
 Auskultasi : ……………………………
 Palpasi : …………………………
 Perkusi : ………………………..
n) Kulit :
 Edema : Positif Negatif
 Icterik : Positif Negatif
 Tanda-tanda radang : ……………………….
o) Lesi : ……………………………………………..

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
................................................................ Keadaan sejak sakit :
..................................................................................................................
.........................................................
2. Observasi :
..................................................................................................................
................................................................ Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : …………….x/menit
b) Palpasi kandung kemih: Penuh Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal: Positif Negatif
d) Mulut uretra : ……………………………
e) Anus :
 Peradangan : ………………………
 Hemoroid : ………………………
 Fistula : ………………………

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
.........................................................
2. Keadaan sejak sakit :
..................................................................................................................
..........................................................
3. Observasi :
..................................................................................................................
..........................................................
a) Aktivitas harian :
 Makan : …….
 Mandi : …….
 Pakaian : …….
 Kerapihan : …….
 Buang air besar : …….
 Buang air kecil : …….
 Mobilisasi di tempat tidur : …….
0 : mandiri
1 : bantuan dengan alat
2 : bantuan orang
3 : bantuan alat dan orang
4 : bantuan penuh

b) Postur tubuh : ………………………


c) Gaya jalan : ………………………
d) Anggota gerak yang cacat : ……………
e) Fiksasi: : ………………………
f) Tracheostomi : ………………………
4. Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah
Berbaring : …………..mmHg
Duduk : …………..mmHg
Berdiri : …………..mmHg
Kesimpulan : Hipotensi ortostatik : Positif
Negatif
b) HR : …………………x/menit
c) Kulit :
Keringat dingin : ………………………
Basah : ……………………..
d) JVP : ……………………..cmH2O
Kesimpulan : ……………………………………...
e) Perfusi pembuluh kapiler kuku : …………………
f) Thorax dan pernapasan
 Inspeksi:
Bentuk thorax : ……………………..
Retraksi interkostal : …………………..
Sianosis : ……………………
Stridor : ……………………
 Palpasi :
Vocal premitus : ………………………
Krepitasi : ………………………
 Perkusi :
Sonor Redup Pekak
Lokasi : ………………………
 Auskultasi :
Suara napas : …………………..
Suara ucapan : ……………………
Suara tambahan : ……………………
g) Jantung
 Inspeksi :
Ictus cordis : ………………
 Palpasi :
Ictus cordis : ………………
 Perkusi :
Batas atas jantung : ……………
Batas bawah jantung : ……………
Batas kanan jantung : ……………
Batas kiri jantung : ……………
 Auskultasi :
Bunyi jantung II A : ……………
Bunyi jantung II P : ……………
Bunyi jantung I T : ……………
Bunyi jantung I M : ……………
Bunyi jantung III irama gallop : ………
Murmur : …………………
Bruit : Aorta : ……………
A.Renalis : ……………
A. Femoralis : ……………

h) Lengan dan tungkai


 Atrofi otot : Positif Negatif
 Rentang gerak : ……………………
Kaku sendi : ……………………
Nyeri sendi : ……………………
Fraktur : ……………………
Parese : ……………………
Paralisis : ……………………
 Uji kekuatan otot
Kanan Kiri
Tangan

Kaki

Keterangan :
Nilai 5 : kekuatan penuh
Nilai 4 : kekuatan kurang dibandingkan
sisi yang lain
Nilai 3 : mampu menahan tegak tapi tidak
mampu melawan tekanan
Nilai 2 : mampu menahan gaya gravitasi
tapi dengan sentuhan akan jatuh
Nilai 1 : tampak kontraksi otot, ada sedikit
gerakan
Nilai 0 : tidak ada kontraksi otot, tidak
mampu bergerak
 Refleks fisiologi : …………………………..
 Refleks patologi : …………………………
Babinski, Kiri : Positif Negatif
Kanan : Positif Negatif
 Clubing jari-jari : …………………
 Varises tungkai : ………………
i) Columna vetebralis:
a) Inspeksi : Lordosis Kiposis Skoliosis
 Palpasi : ……………………
Kaku kuduk : ……………………

E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT


1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
.........................................................
2. Keadaan sejak sakit :
..................................................................................................................
..........................................................
3. Observasi :
..................................................................................................................
.........................................................
Ekspresi wajah mengantuk : Positif Negatif
Banyak menguap : Positif Negatif
Palpebra inferior berwarna gelap :
Positif Negatif

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
.........................................................
2. Keadaan sejak sakit :
..................................................................................................................
..........................................................
3. Observasi :
..................................................................................................................
................................................................ Pemeriksaan fisik :
a) Penglihatan
 Kornea : ……………………………
 Pupil : …………………………….
 Lensa mata : ………………………………
 Tekanan intra okuler (TIO) : …………………
b) Pendengaran
 Pina : …………………….
 Kanalis : …………………….
 Membran timpani : ………………
c) Pengenalan rasa pada gerakan lengan dan tungkai
…………………………………………………………………………
……….………………………

G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
................................................................ Keadaan sejak sakit :
..................................................................................................................
.........................................................
2. Observasi :
..................................................................................................................
................................................................
a) Kontak mata : ………………………
b) Rentang perhatian : ………………………
c) Suara dan cara bicara : ………………………
d) Postur tubuh : ………………………
3. Pemeriksaan fisik :
a) Kelainan bawaan yang nyata : ……………
b) Bentuk/postur tubuh : ……………
c) Kulit : ……………

H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA


1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
..........................................................

2. Keadaan sejak sakit :


..................................................................................................................
.........................................................
3. Observasi :
..................................................................................................................
...........................................
I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
.........................................................
2. Keadaan sejak sakit :
..................................................................................................................
.........................................................
Observasi :
..................................................................................................................
............................................Pemeriksaan fisik :
…………………………………………………………………………………
…………………………………

J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP


STRES
1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
.........................................................
2. Keadaan sejak sakit :
..................................................................................................................
........................................................
3. Observasi :
..................................................................................................................
........................................................

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Keadaan sebelum sakit :
..................................................................................................................
................................................................

2.
Keadaan sejak sakit :
..................................................................................................................
................................................................
3. Observasi :
..................................................................................................................
................................................................
V. UJI SARAF KRANIAL
A. N I : …………………………………………………………
B. N II : ………………………………………………………..
C. N III, IV, VI : ………………………………………………

D. N V :
Sensorik : ..…………………………………………………
Motorik : ..…………………………………………………
E. N VII :
Sensorik : …..………………………………………………
Motorik : …..……………………………………………….
F. N VIII :
Vestibularis : ….……………………………………………
Akustikus : …..……………………………………………
G. N IX : ………………………………………………………
H. N X : ………………………………………………………
I. N XI : ………………………………………………………
J. N XII : ……………………………………………………..

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


VII. TERAPI

Tanda Tangan Mahasiswa Yang Mengkaji

(……………………………………………..)
RENCANA TINDAKAN
Nama klien :..…………………………….
No. Register :………………………..........

Umur :……………………………..
Diagnosa Medis :……………………………..
Ruang :……………………………..
Alamat :……………………………..
No Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan Kriteria
Hasil

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : …………… No. Register :………………
Umur : …………… Diagnosa Medis :………….
Ruang :……………... Alamat:……………………
No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Nama/TTD
Dx
S:
O:
A:
P:

DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN

1. Nama obat : ...................................................


2. Klasifikasi/golongan obat : ...................................................
3. Dosis umum : ...................................................
4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan: .......................................
5. Cara pemberian obat : .................................................................
6. Mekanisme kerja dan fungsi obat:
..................................................................................................................................
.....................................................................

7. Alasan pemberian obat pada


Pasien yang bersangkutan :

..................................................................................................................................
.....................................................................

8. Kontra indikasi :
..................................................................................................................................
.....................................................................

9. Efek samping obat :


..................................................................................................................................
.....................................................................

Lampiran 10

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN ASUHAN


KEPERAWATAN KMB I
A. Pengkajian
1. Pengumpulan dan pengelompokan data-sesuai format
2. Analis data

B. Pathway Keperawatan berdasarkan Masalah


Keperawatan yang Muncul pada Pasien
DATA FOKUS
C. (SUBYEKTIF/S) DAN MASALAH ETIOLOGI
NO OBYEKTIF (P) (E)

Diagnosa keperawatan-tulis sesuai prioritas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama/Umur :..................................................................
Ruang/Kamar:...................................................................
N DIAGNOSA KEPERAWATAN
O

D. Perencanaan

Nama klien :..…………………………….


No. Register :………………………..........
Umur :……………………………..
Diagnosa Medis :……………………………..
Ruang :……………………………..
Alamat :……………………………..
No Diagnosa Tujuan & Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan Kriteria
Hasil

E. Catatan keperawatan (implementasi)

No. Waktu Tindakan Respon Tanda


diag pasien/hasil
nosa (tgl/ (S,O)
jam) Keperawatan Tangan

F. Catatan perkembangan (evaluasi)

No Waktu Respon Tanda


Digno perkembangan
sa (S,O,A,P)
(tgl/jam) Tangan

Lampiran 11
INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRE/POST CONFERENCE

Skor
Komponen yang
dinilai 1 2 3 4
A Persiapan
1. Ketersediaan laporan pendahuluan
2. Ketersediaan kontrak belajar
3. Mengidentifikasikan masalah atau
mengemukakan isu untuk
berdiskusi kelompok
B Partisipasi dalam kegiatan
1. Memberikan perhatian dan aktif dalam
kegiatan pre dan post
conference
2. Memberikan ide selama proses diskusi
pre dan post conference
3. Mensintesa pengetahuan dan
mengungkapkan pendekatan berfikir
kritis terhadap masalah yang dibahas di
dalam kelompok
4. Menerima ide-ide orang lain
5. Mengontrol diri sendiri
Total skor
Total skor
Nilai= x 100% =
32

Lampiran 12

INSTRUMEN PENILAIAN PENDOKUMENTASIAN LAPORAN

Nama mahasiswa : NIM :

Komponen yang dinilai Skor Penilaian


1 2 3 4
A Laporan pendahuluan (20%)
Kesesuaian sistematika penulisan
Kesesuaian lp dengan masalah
klien
Ketepatan rumusan patologi
Kebenaran rumusan pathway
Kelengkapan diagnosa
keperawatan
Ketepatan rumusan tujuan dan
kriteria hasil
Ketepatan rumusan tindakan
keperawatan dan rasionalnya
Rujukan daftar pustaka mutakhir
Total skor
Total skor
Nilai= x 100 =
32

B Laporan resume kasus (20%)


Kesesuaian sistematika penulisan
Ketepatan & kelengkapan data
fokus
Ketepatan analisis data
Ketepatan rumusan pathway
Ketepatan dan kesesuaian
rumusan diagnosa kep dengan
kasus
Ketepatan rumusan fokus
intervensi rasionalnya
Ketepatan pendokumentasian
catatan keperawatan
Ketepatan analisa respon
perkembangan
Total skor
Total skor
Nilai= x 100 =
32

C Laporan askep kasus kelolaan


(60%)
Kesesuaian sistematika penulisan
Kelengkapan pengkajian data
dasar
Ketepatan identifikasi data fokus
Ketepatan analisis data
Ketepatan rumusan pathway
Ketepatan dan kesesuaian
rumusan diagnosa kep dengan
kasus
Ketepatan penentuan prioritas
diagnosa keperawatan
Ketepatan rumusan tujuan dan
kriteria hasil
Ketepatan rumusan fokus
intervensi dan rasionalnya
Ketepatan pendokumentasian
catatan keperawatan
Ketepatan analisa respon
perkembangan
Merumuskan rencana tindak
lanjut
Total skor
Total skor
Nilai= x 100 =
32

Paraf dan nama penilai

(………………………………..)

Keterangan :
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik

(Ax20%) + (Bx20%) + (Cx60%)


Nilai akhir = =
100
Lampiran 13

FORMAT PENILAIAN UJIAN PRAKTIK KLINIK


MAHASISWA

Komponen yang dinilai Bobo Nilai Nilai


t x
Bobo
t
1. Keterampilan kognitif 1 2 3 4
a. Kemampuan menjawab 3
pertanyaan
b. Kemampuan memberikan 3
argumentasi
c. penguasaan konsep terkait 3
d. Sikap percaya diri & santun 2
2. Analisa dan aplikasi proses
keperawatan
a. Melakukan pengkajian 6
b. Menganalisa data dan 6
mengidentifikasi diagnosa
c. keperawatan dengan tepat
d. Menuliskan prioritas dengan 6
tepat
e. Merumuskan perencanaan 6
asuhan keperawatan secara
tepat
f. Menilai dan megevaluasi 6
respon perkembangan pasien
secara tepat
g. Merumuskan rencana tindak 5
lanjut asuhan keperawatan
3. Keterampilan
motorik/pengelolaan
a. Prosedur tindakan
keperawatan
1) Persiapan alat
a) Tepat sesuai kebutuhan & 3
fungsi
b) Tanpa bantuan 2
c) Mempertahankan kesterilan 3
& keamanan
2) Persiapan tindakan
a) Menjelaskan tujuan tindakan 3
b) Menjelaskan langkah 3
prosedur
c) Menyiapkan pasien & 3
lingkungan
3) Pelaksanaan prosedur
a) Strategi penempatan alat 3
b) Pelaksanaan sistematis 4
c)Menjagakesterilan/kebersihan 4
& keamanan
d) Tindakan efisiensi 2
e) Mengevaluasi respon klien 2
f) Keberhasilan tindakan 3
b. Pendidikan kesehatan
1) Persiapan
a) Satpel lengkap & sistematis 3
b) Media sesuai dengan 2
sasaran materi
c) Mempersiapkan 3
klien/keluarga/lingkungan
d) Menguasai materi 4
2) Pelaksanaan
a) Mengulang kontrak 2
b) Menjelaskan tujuan 2
c) Kejelasan penyampaian 4
materi
d) Ketepatan menggunakan 3
media
e) Memotivasi keterlibatan 3
klien dan keluarga
3) Evaluasi
a) Melakukan evaluasi 3
b) Hasil evaluasi sesuai 3
tujuan
c) Waktu efisien 3
4) Aspek sikap
a) Membina hubungan saling 3
percaya
b) Berespon pada klien atau 3
keluarga
c) Memperlihatkan sikap 3
bertanggung jawab
dan bertanggung gugat
d) Bekerjasama dan 3
berpartisipasi dalam
kegiatan ruangan
e) Melaporkan kondisi klien 3
dan melakukan
pendokumentasian secara
benar
Total 100

Nilai x Bobot
Nilai = =
4

Paraf dan nama penilai

(………………………………..)
Lampiran 14
PENILAIAN SEMINAR/PRESENTASI INDIVIDU

Nilai Nilai
No Aspek yang dinilai Bobo 1 2 3 4 x
t bobot
Penyaji mempersiapkan
1 10
presentasi dengan
baik
Tujuan presentasi
2 10
dikemukakan
(didefinisikan dengan jelas)
Penyaji menjelaskan kerangka
3 15
konsep/informasi dengan jelas
Penyaji menyimpulkan
4 konsep/informasi yang telah 10
disampaikan sebelumnya
menyajikan konsep yang baru
Penyaji mendorong untuk
5 10
berdiskusi
dengan baik
6 Pembagian waktu diatur 10
dengan baik
Memakai media dan metode
7 10
presentasi
digunakan dengan tepat
Isu masalah selama presentasi
8 15
dianalisa
secara tepat
Menghargai pendapat orang
9 10
lain dan
mampu mengontrol emosi
Total 100
Nilai x Bobot
Nilai = =
4

Lampiran 15

ACUAN PENULISAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


Aturan Umum
1) Batas Kertas
Atas : 3 cm
Bawah : 3 cm
Kiri : 4 cm
Kanan : 4 cm
2) Huruf menggunakan Times New Roman 12 pt
3) Laporan menggunakan spasi 1,5
4) Setiap lembar diberi halaman yang terletak di bagian
bawah tengah (lembar persetujuan diberi halaman ii)
5) Ukuran kertas F4
Penulisan Cover
1) Warna cover sesuai buku kompetensi
2) Penulisan judul asuhan keperawatan dilengkapi dengan
judul diagnosa keperawatan prioritas
3) Secara umum struktur cover adalah sebagai berikut :
Judul Laporan
Logo
Nama dan NPM
Program Pendidikan Profesi Ners

Lampiran 16
Contoh Cover
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN………………
DI…………

OLEH :
…………………………….
NPM. ………………………

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS
RUTENG
2021-2022

Lampiran 17

LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan ………………..ini telah disetujui pada


tanggal……………….

Menyetujui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik
…………………………………………… ……………………………………………
… ….
NIDN. NIP.

TARGET KETERAMPILAN
PERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

A. Keterampilan prosedur dasar keperawatan medikal


bedah
Mandiri
Kompeten Obser Bantua
No si v. n Para
Tempat tanggal f
Memberikan
1 kompres 1.
2.
3.
Melakukan
2 perawatan luka 1.
2.
3.
Mengangkat jahitan
3 luka 1.
Operasi 2.
3.
4 Melakukan skin test 1.
2.
3.
Memberikan obat
5 melalui 1.
injeksi (iv, im, sc, ic) 2.
3.
Melakukan
6 pemasangan infus 1.
2.
3.
Memasang transfusi
7 darah 1.
2.
3.
Menghitung
8 keseimbangan 1.
Cairan 2.
3.

B. Keterampilan melakukan prosedur pada klien dengan


gangguan sistem pernapasan

Mandiri
Obser Bantu
No Kompetensi v. an
Tempat tanggal Paraf

Pemeriksaan
fisik sistem
1 pernapasan 1.
2.
3.
Postural
2 drainage 1.
2.
3.
Fisioterapi
3 dada 1.
2.
3.
4 Batuk efektif 1.
2.
3.
Melakukan
5 nebulizer 1.
2.
1.
2.
3.
6 Perawatan WSD
1.
2.
Perawatan
7 trakeostomi 3
1.
2.
3.
Pemberian
8 Oksigen
9 Memberikan 1.
pendidikan
klien dengan 2.
3.
gangguan
pernapasan

C. Keterampilan melakukan prosedur pada klien dengan


gangguan sistem pencernaan
Mandiri
Komp Obser Bantua
No etensi v. n
Tempat tanggal Para
Melakukan
pemeriksaan
fisik
1 pencernaan 1.
2.
3.
2 Memasang NGT 1.
2.
3.
Perawatan post
3 kolostomi 1.
2.
3.
Melakukan
4 lavage lambung 1.
2.
3.
Melakukan
5 enema 1.
2.
3.
Menyiapakan
pemeriksaan
diagnostik
sistem
6 pencernaan 1.
2.
3.
Pemberian obat
7 supposituoria 1.
2.
3.
1.
Memberikan 2.
pendidikan
8 kesehatan 3.

Memberikan 1.
makanan dengan 2.
menggunakan
9 NGT 3.

D. Keterampilan melakukan prosedur pada klien dengan


gangguan sistem kardiovaskuler
Kom Bantuan Mandiri
pete Obser
No nsi v.
Tempat tanggal Paraf
Mengkaji
1 denyut jantung 1.
2.
3.
Menentukan
2 iktus kordis 1.
2.
3.
Menyiapkan
pasien yang
akan
3 melakukan cvp 1.
2.
3.
Mengukur dan
menilai cvp
4 /jvp 1.
2.
3.
1.
Mengukur nadi 2.
dan tekanan
5. darah 3.
Menyiapkan
pemeriksaan 1.
diagnostik 2.
sistem
6 kardiovaskuler 3.
7 Melakukan 1.
tindakan EKG
2.
3.
1.
Memberikan 2.
Pendidikan
8 Kesehatan 3.

E. Keterampilan melakukan prosedur pada klien dengan


gangguan sistem Endokrin
Kom Mandiri
pete Obser Bantua
No nsi v. n
Tempat tanggal Paraf
Mengambil/
1 menyiapkan 1.

Pemeriksaan
gula darah 2.
3.
Memberikan
2 injeksi insulin 1.

2.
3.
Melakukan
pemasangan
3 kateter 1.

2.
3.
4 Melakukan 1.
perawatan luka
ulkus gangren

2.
3.
Memberikan
5 pendidikan 1.

Kesehatan
dengan klien
ulkus 2.
Gangren 3.

1.1. Laporan Kegiatan Harian/Daily Log


Nama Preseptee :
Nama Preceptor :
Ruang/Unit :
Departemen :

Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT


Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
Hari/ Rencana Kegiatan Kegiatan yang Telah TT
Tanggal Dilakukan Preceptor
PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM

A. PENGERTIAN
Ada beberapa jenis pemeriksaan sputum yaitu :
1. BTA (Basil Tahan Asam)
2. Sitologi
3. Kultur dan Sensitifitas
4. Gram stain : bakteri grm negative/positive

B. TUJUAN
1. BTA : untuk mengidentifikasi kuman basil tahan asam
pada klien yang diduga menderita TBC, pemeriksaan
dilakukan secara berturut-turut selama 3 hari.
2. Sitologi: untuk mengidentifikasi adanya sel-sel ganas
pada klien yang tersangka kanker paru.
3. Kultur dan sensitifitas: untuk menegakkan diagnosis,
menentukan jenis mikroorganisme, dan menentukan
sensitifitas klien terhadap terapi antibiotika
4. Gram stain untuk mengidentifikasi : bakteri gram
negative/positif

C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medik
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Label identifikasi
 Bengkok
 Kantong plastik kecil untuk
membawa spesimen ke
laboratorium
 Sarung tangan bersih
 Tissu (k/p)
 Sikat gigi (k/p)
 Masker (k/p)
 Formulir laboratorium
 Kom muntah (k/p)
 Bokal sputum steril yang diberi
label

TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
6 Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
7. Cuci tangan dan gunakan sarung
tangan bersih
8. Beri kesempatan klien berkumur
9 Berikan bokal sputum steril dan
berutahu klien untuk tidak menyentuh
bagian dalam bokal steril
10 Anjurkan klien untuk batuk efektif
dengan cara menarik nafas dalam
beberapa kali lalu membatukkan
sputum (bukan saliva) langsung ke
dalam bokal steril
11 Ulangi sampai sputum yang terkumpul
± 15 cc
12 Anjurkan klien untuk berkumur dan
berikan tissue
13 Lepas dan buang sarung tangan ke
tempat yang ditentukan
14 Kembalikan alat ke tempatnya
15 Segera mengirim bahan ke
laboratorium
TAHAP TERMINASI
25 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
26 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
27 Cuci tangan
28 Dokumentasi
29 Sikap :
Ramah
Bertanggung jawab
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
OKSIGENASI

A. PENGERTIAN
Memberikan tambahan oksigen pada klien yang
membutuhkan

B. TUJUAN
a. Kanul
Untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi
relative rendah saat kebutuhan oksigen minimal
b. Masker Wajah
Untuk memeberikan tambahan oksigen dengan kadar
konsentrasi sedang dan kelembaban yang lebih tinggi
dibandingkkan dengan kanul
c. Tenda Wajah
 Untuk memberikan kelembaban tinggi
 Untuk memberikan oksigen bila masker tidak
ditoleransi
 Untuk memberikan oksigen aliran tinggi saat
dihubungkan dengan system vanturi

C. JENIS PEMBERIAN
No Jenis Keterangan
1 Kateter Nasal Aliran : 1-6 liter, konsentrasi
23 – 44%. Jarang digunakan
dibandingkan dengan nasal
kanul
2 Nassal Kanul Aliran : 1-6 liter, konsentrasi
23 - 44 %
3 Simple face mask Aliran : 6 -8 liter/mnt,
konsentrasi 40 – 60 %
4 Partial rebreather Aliran : 8 -12 liter/menit,
mask konsentrasi 60 – 80 %
5 Non rebreather Aliran : 12 – 15 liter/mnt,
mask konsentrasi 80 – 100%

D. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Nasal kateter/kanule/masker
 Stetoskop
 Tabung oksigen lengkap
dengan flow meter, humidifier.
 Aqua
 Jelly/vaselin
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
6 Cara pemberian oksigen melalui
nasal kateter
Mengukur jarak dari lubang hidung-
telinga dan diberi tanda
Melumasi kateter dengan jelly/vaselin
Memasukkan kateter ke dalam lubang
hidung sampai batas tanda
Pindahkan kateter ke lubang hidung
lain masimal setiap 8 jam atau lebih
sering
7 Cara pemberian oksigen melalui
nasal kanule
Memasang kanul oksigen ke hidung
pasien
Mengatur pengikat kanul dan pastikan
kanul terikat dengan aman
Cek lubang hidung setiap setiap 8 jam
k/p beri jelly/vaselin steril
8 Cara pemberian oksigen melalui
masker
Pasang masker pada wajah klien,
pastikan alat metal pada masker
terpasang dengan tepat
Kaji kulit sekitar area pemasangan
masker, k/p beri kassa pada sekitar
area pemasangan masker
Pada klien yang menggunakan
rebreather mask, pastikan kkantong
penampung (reservoir) berfungsi
(berisi udara) dan tidak terlipat
9 Beri posisi semi fowler/fowler
10 Kontrol volume oksigen
11 Cek aliran oksigen setiap 4 jam
TAHAP TERMINASI
12 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
13 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
14 Cuci tangan
15 Dokumentasi
16 Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

MELAKUKAN FISIOTERAPI DADA POSTURAL DRAINAGE

A. MACAM – MACAM
 Latihan nafas
 Latihan batuk efektif
 Perkusi dada dan vibrasi
 Postural drainage
B. TUJUAN
 Mengeluarkan sekresi bronkus
 Meningkatkan ventilasi
 Meningkatkan efisiensi dari otot pernafasan
C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Sputum pot berisi airan
desinfektan (Lysol 2 %)
 Bengkok
 Handuk
 K/p oksigen dan suction
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
6 Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
7 Langkah-langkah claping
Perawat mencuci tangan
Membantu klien dalam posisi duduk
atau posisi tidur miring kiri/kanan
Melakukkan claping dengan cara
kedua tangan perawat menepuk
punggung klien secara bergantian
sampai ada rangsangan batuk
Merapikan klien atau lingkungan
Membereskan alat
Mencuci tangan
8 Langkah-langkah Vibrasi
Menganjurkan klien menarik nafas
dalam pada waktu mengeluarkan
nafas, kedua tangan perawat
diletakkan di atas bagian samping
depan dari cekungan iga, kemudian
membuat getaran-getaran lembut.
Merapikan klien dan lingkungan
Membersihkan alat dan
mengembalikan pada tempatnya
Mencuci tangan
TAHAP TERMINASI
8 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
9 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
10 Cuci tangan
11 Dokumentasi
12 Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai
X 100
Total skor

MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR


MELALUI MULUT, HIDUNG, DAN TRACHEOSTOMY

A. PENGERTIAN
Penghisapan : suatu teknik untuk mempertahankan
keutuhan jalan nafas dengan cara memasukkan kateter
kecil ke dalam saluran nafas atas dengan tekanan negative
untuk mengeluarkan lendir.
B. TUJUAN
 Mempertahankan keutuhan jalan nafas dengan
mengeluarkan lender
 Mencegah aspirasi pulmonal terhadap cairan tubuh
seperti darah/muntahan (misalnya: klien tidak sadar)
C. PENGATURAN TEKANAN PENGHISAPAN
Vacum setting Wall Portable
Infant 60 – 100 mmHg 3 – 5 mmHg
Children 100-120 mmHg 5 – 10 mmHg
Adults 120 – 150 7 – 5 mmHg
mmHg

Sebelum dilakukan tindakan penghisapan perlu melakukan


pengkajian meliputi : auskultasi suara nafas, observasi TTV,
observasi status respiratori (gelisah, tachypnea, sesak nafas),
observasi tada-tanda hipoksia, sianosis

D. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Alat penghisap lender dengan
botol berisi larutan desinfektan
 Kateter penghisap steril
dengan ukuran
 2 kom kecil (berisi larutan NaCl
dan larutan desinfektan
 1 pasang sarung tangan steril
 100 cc normal saline
 Handuk bersih
 Stetoskope
 Tissue
 Bengkong
 Kantong plastic
 Tabung oksigen dan kateternya
 Spatel (pada klien tidak sadar)
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
1 Perawat mencuci tangan
2 Tempatkan handuk secara melintang di
atas dada klien
3 Atur tekanan negative pada alat
penghisap lendir
4 Buka kateter steril, upayaka agar tidak
menyenth area yang tidak steril
5 Buka kom steril, isi dengan cairan NaCl
6 Memakai sarung tangan steril
7 Hubungkan kateter steril dengan pipa
penghisap. Ambil kateter steril dengan
tangan dominan, hubungkan dengan
pipa penghisap yang dipegang dengan
tangan tidak dominan
8 Menghidupkan mesin, control fungsi
alat dengan memasukkan ujung kateter
pada com berisi NaCl
9 Bila klien menggunakan O2, lepaskan
O2 dengan tangan non dominan lalu
segera masukkan kateter penghisap
dengan tangan dominan dalam
keadaan mesin penghisap tidak
berfungsi
10 Lakukan intermitten enghisapan
dengan gerakkan rotasi sambil
menarik kateter keluar. Lama
penghisapan 10-15 detik
11 Anjurkan nafas dalam, kalau perlu beri
oksigen 1 – 2 menit
12 Bilas kateter dengan normal saline
13 Prosedur dia atas dapat diulang sampai
jalan nafas bersih. Beri cukup waktu di
antara penghisapan untuk ventilasi
14 Kaji status kardiopulmonal di antara
penghisapan
15 Matikan mesin, lepas sarung tangan
dan kateter. Masukkan dalam kantong
plastic
16 Tutup pipa penyambung dengan kasssa
steril
17 Angkat handuk, tempatkan di kom
untuk dicuci
18 Atur posisi klien, k/p ajurkan untuk
kumur-kumur
19 Merapikan alat
TAHAP TERMINASI
20 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
21 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
22 Cuci tangan
23 Dokumentasi
24 Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

MEMBERIKAN INHALASI MELALUI NEBULIZER

A. PENGERTIAN
Merupakan salah satu tindakan pemeliharaan pada system
pernafasan dalam upaya hygiene bronchial dengan
pembersihan secret, pelembapan udara, inspirasi, dan
pemberian terapi.
B. INDIKASI
 Merelaksasi jalan nafas
 Memobilisasi mengencerkan secret
 Menurunkan edema mukosa

C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medik
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Nebulizer dan perlengkapan (1
set)
 Obat dan pengencernya
 Sputum pot
 Sarung tangan bersih
 Tissu
 Suction
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
6 Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
7 Perawat mencuci tangan dan
menggunakan sarung tangan bersih
8 Memasukkan obat ke dalam nebulizer
9 Menghubungkan nebulizer dengan
listrik
10 Menghidupkan nebulizer dan cek out
flow apakah timbul uap (embun)
11 Memasang alat menutupi hidung dan
mulut klien
12 Menginstruksikan klien untuk nafas
dalam, tahan sebentar lalu ekspirasi
18 Mengecek keadaan umum klien, tanda-
tanda vital dan lakukan auskultasi
paru secara berkala
19 Menganjurkan klien batuk efektif
untuk mengeluarkan sekret
20 Merapikan klien dan lingkungan
21 Membersihkan alat dan
mengembalikan pada tempatnya
22 Perawat tidak boleh meninggalkan
klien selama tindakan serta terus
mengobservasi reaksi klien terhadap
efek samping obat
TAHAP TERMINASI
23 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
24 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
25 Cuci tangan
26 Dokumentasi
Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

MERAWAT KLIEN DENGAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

A. PENGERTIAN
Merupakan system drainage yaitu dengan memasukkan
satu/lebih selang ke dalam rongga dada atau thoraks,
difiksasi dengan jahitan ada dinding dada dan dihubungkan
dengan suatu unit drainage tertutup dengan atau tanpa
suction
Merawat klien dengan WSD meliputi :
1. Mengganti balutan selang WSD
2. Memonitor kepatenan dan fungsi system WSD
3. Mengganti botol WSD

B. TUJUAN
 Mengeluarkan udara/cairan/darah dari rongga dada
atau thoraks
 Mempertahankan tekanan negative paru-paru

C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Set angkat jahitan
 Tuffer dan kassa steril
 Sarung tangan bersih
 Sarung tangan steril
 Klem 2 buah
 Betadin sol 10%
 Alcohol 70%
 Bensin
 Aseline zalf
 Plester dan gunting
 Bengkok
 Perlak pengalas
 Kantung balutan kotor
 Skrem
 Botol WSD steril (bila botol
WSD yang sedang dipakai
sudah penuh/pecah)
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
6 Memberikan kesempatan bertanya

TAHAP KERJA
7 Perawat mencuci tangan dan memakai
sarung tanagn bersih
8 Memasang tabir/skerm
9 Membebaskan pakaian atas klien
10 Mengatur posisi klien:
 Member posisi semi fowler
atau duduk
 Menyokong dinding dada dekat
pemasangan selang
 Merubah posisi pasien tiap dua
jam
 Menganjurkan klien untuk
batuk efektif dan nafas dalam
11 Mengobeservasi luka pungsi dan
sekitarnya
12 Membuka dan melapas balutan denga
sangat hati-hati, masukkan ke dalam
kantong yang tersedia
13 Mengamati kondisi luka apakah ada
tanda-tanda infeksi
14 Melakukan palpasi sekitar luka dan
selang adanya bengkak dan krepitasi.
15 Membuka set angakat jahitan, secara
steril, memakai sarung tangan steril
dan merawat luka secara steril
16 Monitor kepatenan system drainage
 Observasi kepatenan fiksasi selang
ada dada dan pada botol WSD
 Fiksasi selang dada pada alat tenun
dengan klem
 Perhatikan tekanan pada botol
suction sesuai masing-masing
system
 Memeriksa kebocoran udara dengan
memonitor gelembung-gelembung
udara di ruang water seal
 Menjaga agar posisi selang selalu
lebih rendah daripada dada
 Memijat selang tiap 30 menit jika
cairan drainage adalah darah
 Memastikan bahwa 2 buah klem
selalu tersedia di samping tempat
tidur klien
TAHAP TERMINASI
17 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
18 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
19 Cuci tangan
20 Dokumentasi
21 Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER


A. Pengertian
Pemeriksaan fisik pada sistem kardiovaskuler merupakan
peninjauan pada sistem kardiovaskuler khususnya
jantung dan pembuluh darah yang memberikan informasi
objektif tentang klien dan menungkinkan perawat untuk
membuat penilaian klinis

B. Tujuan
(1) Mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien
(2) Untuk menambah, menginformasi atau menyangkal
data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan
(3) Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi
diagnose keperawatan
(4) Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan
status kesehatan klien dan penatalaksanaanya
(5) Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
(6) Mengidentifikasi area promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.

C. Prosedur

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Pengkajian :
Riwayat Penyakit :
Kaji riwayat penyakit klien
dengan gejala penyakit yang
berhubungan dengan
kardiovaskuler antara lain :
- Dyspnea
- Fatigue
- Paroxysmal nocturnal dyspnea
(PND)
- Orthopnea
- Chest pain
- Palpatations
- Dependent edema
- Cyanosis
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
4. Persiapan alat
 Sphygmanometer dan stetoskop
 Thermometer
 Sarung tangna
 Penggaris
 Pulpen
TAHAP ORIENTASI
5. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
6. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
7 Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
8 Berikan privacy kepada klien
9 Menutup tirai
Inspeksi dan Palpasi
10 Anjurkan pasien untuk membuka
pakian bagian atas
11 Inspeksi dan palpasi impuls apikal
Tekanan vena jugularis
12 Amati vena jugularis untuk
mengetahui adanya distensi saat klien
berada pada posisi semifowler
13 Apabila terdapat distensi jugularis,kaji
tekanan vena jugularis (JVP). Posisikan
pasien supine dengan kepala
ditinggikan 30 derajat.
14 Tentukan lokasi titik tertinggi distensi
vena jugularis interna.
15 Ukur tinggi vertikal titik tersebut
(dalam sentimeter)dari sudut sternum
yakni titik pertemuan kedua klivikula.
16 Gunakan dua penggaris.Buat garis dari
dari tepi bawah penggaris biasa
dengan ujung area pulsasi di vena
jugularis.Kemudian ambl penggaris
sentimeter dan buat tegak lurus
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
dengan pengaris pertama setinggi
sudut sternum. Ukur dengan
sentimeter jarak antara penggaris
kedua dan sudut sterna.
17 Ulangi langkah di atas pada sisi
disebalahnya.
Perkusi
18 Lakukan perkusi jantung :
Batas Kiri atas : ICS II
linea parasternalis kiri
Batas Kiri Bawah : ICS V
linea midklavikularis sinistra
Batas kanan atas Jantung : ICS II
linea parasternalis kanan
Batas kanan bawah jantung : ICS III-
IV linea parasternalis kanan

Auskultasi
19 Auskultasi bunyi jantung
Daerah auskultasi untuk BJ I
1. Katup Mitralis : ICS V linea
midkalvikularis kiri
2. Katup Trikuspidalis : ICS IV-V
linea sternalis kiri.
Daerah auskultasi untuk BJ II :
1. Katup aorta : ICS II linea
sternalis kanan
2. Katup pulmonal : ICS II linea
sternalis kiri
TAHAP TERMINASI
20 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
21 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
22 Cuci tangan
23 Dokumentasi : Hasil pemeriksaan
fisik sistem kardiovaskuler
24 Sikap :
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
1. Menjaga privacy
2. Ramah
3. Bertanggung jawab

Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

MENYIAPKAN KLIEN UNTUK PEMERIKSAAN EKG


A. PENGERTIAN
Rekaman EKG (Elektrokardiogram) menunjukkan
gambaran aktifitas listrik atau variasi potensi listrik pada
atrium dan ventrikel saat depolarisasi dan repolarisasi.
Aliran listrik yang mengalir melalui jantung akan
dikonduksikan ke permukaan tubuh dan dideteksi melalui
elektroda untuk kemudian diukur saat mencapai
permukaan.

B. TUJUAN
Mengetahui gambaran perubahan aktivitas listrik jantung
yang menunjukkan pada ganggguan fisiologis ataupun
patologis jantung.

C. PROSEDUR

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Pengkajian :
- Kaji adanya penggunaan alat
logam termasuk gigi palsu
4. Persiapan alat
 Mesin EKG
 Kabel EKG (12 lead)
 6 chest electrode (kabel elektroda
dada)
 4 limb electrode (kabel elektoda
ekstremitas)
 Jelly
 Alat cukur kalau perlu
 Kapas alcohol
 Bengkok
 Washlap basah
 Tissue
 Kertas EKG
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
6 Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
7 Minta klien untuk melepaskan semua
alat logam yang dipakai termasuk gigi
palsu.
8 Anjurkan klien untuk tidak bergerak,
batuk, atau tertawa selama rekaman
9 Anjurkan klien utuk tidak memegang
pagar tempat tidur serta tetap
berbaring selama rekaman
10 Mencuci tangan
11 Menutup tirai
12 Membuka pakaian atas klien
13 Bersihkan area ekstremitas dan dada
yang akan dipasangi electrode dengan
kapas kapas alkohol
14 Beri jelly pelumas pada area
pemasangan dan pada elektrode
15 Pasang elektroda dan kabel elektroda
sesuai dengan lokasi elektroda
(hindari memasang elektroda di atas
massa otot yang besar dan struktur
tulang):
 Kabel merah (R) untuk tangan
kanan
 Kabel kuning ( L) untuk tangan kiri
 Kabel hijau (F) untuk kaki kiri
 Kabel hitam (N) untuk kaki kanan
 Kabe C1 untuk V1 di ICS 4 linea
sternalis kanan
 Kabel C2 untuk V2 di ICS 4 linea
sternalis kiri
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
 Kabel C3 untuk V3 di ICS di antara
V2 dan V4
 Kabel C4 untuk V4 di ICS 5 linea
midclavikularis kiri
 Kabel C5 untuk V5 sejajar V4 di
lenea axilaris anterior
 Kabel C6 untuk V6 sejajar V4 di
linea mid axilaris
16 Hindari memasang electrode di atas
massa otot yang besar atau tulang
17 Hubungkan kabel listrik EKG ke
sumber listrik
18 Nyalakan system power listrik.
19 Setting parameter sebagai berikut :
kecepatan 25 mm/detik. Kekuatan
voltase 1 mVolt. Pada kondisi tertentu
voltase dapat dinaikkan memjadi 2
mVolt atau diturunkan menjadi 0,5
mVolt, dan dibuat penadaan kalibrasi
pad setiap lead
20 Kalibrasi mesin EKG sebanyak 3 buah
21 Mulai merekam setiap lead 3-4 beat,
khusus untuk lead II panjang dibuat 6
beat
22 Setelah selesai matikan power listrik
dan lepaskan kabel/elektroda di tubuh
klien, kemudian bersihkan sisa jelly
yang menempel
23 Rapihkan klien
25 Rapihkan alat-alat dan kembalikan
pada tempatnya
TAHAP TERMINASI
26 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
23 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
24 Cuci tangan
25 Dokumentasi : Nama pasien, umur,
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
jam, bulan, dan tahun pembuatan,
nama pembuat
26 Sikap :
1. Menjaga privacy
2. Ramah
3. Bertanggung

Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

PROSEDUR PEMASANGAN NGT

A. PENGERTIAN
Pemasangan pipa lambung/ Naso Gastic Tube (NGT) adaah
memasukan pipa lambung melalui hidung ke dalam
lambung
B. TUJUAN
 Memasukkan makanan air atau obat-obatan air atau
padat yang diairkan
 Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada
dalam lambung
 Mengirigasi karena perdarahan/keracunan dalam
lambung
 Mencegah atau mengurangi nausea dan vomiting setelah
pembedahan atau trauma
 Mengambil specimen pada lambung untuk studi
laboratorium
C. DILAKUKAN PADA
 Pasien tidak sadar (koma)
 Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas :
stenosis esophagus, tumor mulut/faring/esophagus,
dll)
 Pasien yang tidak mampu menelan
 Pasien pasca operasi pada mulut/faring/esophagus

Sebelum dilakukan tindakan perlu dilakukan kembali


pengkajian meliputi : program medic, riwayat perdarahan
hidung, deviasi septum, operasi hidung, kebutuhan klien
untuk pemasangan NGT dan kesediaan klien untuk
dilakukan prosedur.
D. PROSEDUR
No Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2
TAHAP PRA INTERAKSI
1 Mengecek catatan medis
2 Mencuci tangan
Pengkajian :
1. Pesanan medik
2. Riwayat perdarahan hidung
3. Deviasi septum
4. Operasi hidung
5. Kebutuhan klien untuk pemasangan
NGT
3 Menyiapkan peralatan dan tempat
Alat :
 Slang nasogastrik sesuai
ukuran (ukuran 14-18 fr)
 Pelumas/ jelly
 Spuit berujung kateter 50 ml
 Stetoskop
 Lampu senter/ pen light
 Klem
 Handuk kecil
 Tissue
 Spatel lidah
 Sarung tangan dispossible
 Plester
 Nierbekken
 Bak instrument
 Com berisi cairan
TAHAP ORIENTASI
4 Memberi salam dan memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama
tindakan
6 Beri kesempatan klien untuk bertanya
TAHAP KERJA
7 1) Cuci tangan dan atur peralatan
2) Jelaskan prosedur pada pasien
3) Bantu pasien untuk posisi Fowler
4) Berdirilah disisi kanan tempat tidur
pasien bila anda bertangan dominan
kanan(atau sisi kiri bila anda
bertangan dominan kiri)
5) Periksa dan perbaiki kepatenan nasal.
Minta pasien untuk bernafas melalui
satu lubang hidung saat lubang yang
lain tersumbat, ulangi pada lubang
hidung yang lain, Bersihkan mukus
dan sekresi dari hidung dengan tissue
lembab atau lidi kapas. Periksa adakah
infeksi dll
6) Tempatkan handuk mandi diatas dada
pasien.
7) Persiapkan tissue dalam jangkauan.
8) Gunakan sarung tangan
9) Tentukan panjang slang yang akan
dimasukkan dan ditandai dengan
plester.
Ukur jarak dari lubang hidung ke daun
telinga, dengan menempatkan ujung
melingkar slang pada daun telinga;
Lanjutkan pengukuran dari daun
telinga ke tonjolan sternum; tandai
lokasi di tonjolan sternum dengan
plester kecil.
10) Minta pasien menengadahkan kepala,
masukkan selang ke dalam lubang
hidung yang paling bersih
11) Pada saat anda memasukkan slang
lebih dalam ke hidung, minta pasien
menahan kepala dan leher lurus dan
membuka mulut.
12) Ketika slang terlihat dan pasien bisa
merasakan slang dalam faring,
instruksikan pasien untuk menekuk
kepala ke depan dan menelan.
13) Masukkan slang lebih dalam ke
esofagus dengan memberikan tekanan
lembut tanpa memaksa saat pasien
menelan (jika pasien batuk atau slang
menggulung di tenggorokan, tarik
slang ke faring dan ulangi langkah-
langkahnya), diantara upaya tersebut
dorong pasien untuk bernafas dalam
14) Ketika tanda plester pada selang
mencapai jalan masuk ke lubang
hidung, hentikan insersi selang dan
periksa penempatannya:minta pasien
membuka mulut untuk melihat slang,
Aspirasi dengan spuit dan pantau
drainase lambung, tarik udara ke
dalam spuit sebanyak 10-20 ml
masukkan ke selang dan dorong udara
sambil mendengarkan lambung
dengan stetoskop jika terdengar
gemuruh, fiksasi slang.
15) Untuk mengamankan slang: gunting
bagian tengah plester sepanjang 2
inchi, sisakan 1 inci tetap utuh,
tempelkan 1 inchi plester pada lubang
hidung, lilitkan salah satu ujung,
kemudian yang lain, satu sisi plester
lilitan mengitari slang.
16) Plesterkan slang secara melengkung
ke satu sisi wajah pasien. Pita karet
dapat digunakan untuk memfiksasi
slang.
TAHAP TERMINASI
Evaluasi 0 1 2
Mengevaluasi respon klen
Membuat kontrak selanjutnya
Cuci tangan
Dokumentasi
Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
MEMBERI MAKAN MELALUI NASOGASTRIC TUBE (NGT)

A. PENGERTIAN
Memasukan makanan cair ke dalam lambung pasien
melalui NGT

B. TUJUAN
 Memenuhi kebutuhan nutrisi
 Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan

C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Baki
 Makanan air sesuai diet
 Air putih untuk pembilas
 Corong dan spuit
 Bila ada obat, dihaluskan dan
dilarutkan dengan air putih
secukupnya
 Stetoskop
 Tisu atau serbet makan
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
6. Memeriksa perut pasien kembung atau
tidak
7. Mengatur posisi pasien semi fowler
8. Mengontrol kembali posisi pipa dengan
cara auskultasi dan aspirasi
9 Meletakkan serbet/tissue di bawah pipa
untuk melindungi makanan yang tercecer
10 Memakai sarung tangan
11 Membuka pipa sambil dijepit dengan jari
agar udara tidak masuk melalui pipa
12 Memasang corong pada pipa
13 Memasukkan cairan makanan/obat
secara pelan-pelan melalui corong sambil
jepitan dibuka sampai makanan habis
14 Memasukkan air putih untuk membilas,
sesudahnya pipa ditutup/diklem kembali
TAHAP TERMINASI
15 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
16 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
17 Cuci tangan
18 Dokumentasi
Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

MELAKUKAN TINDAKAN BILAS LAMBUNG

A. PENGERTIAN
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), lavage lambung
adalah aspirasi isi lambung dan pencucian lambung dengan
menggunakan selang lambung. Bilas lambung, atau disebut
juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu
prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut
dengan cara mengurasnya.
B. TUJUAN
 untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya
menurunkan absorpsi sistemik;
 untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur
endoskopik;
 untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan
menghentikan hemoragi.

C. CAIRAN YANG DIGUNAKAN


Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas
lambung akan berpotensi hiponatremi karena merangsang
muntah. Pada umumnya digunakan air hangat (tap water)
atau cairan isotonis seperti NaCl 0,9 %. Pada orang dewasa
menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan
pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali memasukkan ke
lambung pasien.

D. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 3
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Slang NGT
 Klem
 Spuit 10 cc
 Stetoskop atau gelas berisi air
matang
 Plester & gunting
 Kain kassa
 Pelumas (jelly)
 Perlak atau pengalas
 Bengkok
 Sarung tangan
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
6. Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
7. Menjaga privacy
8. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi
fowler atau fowler (jika tidak ada kontra
indikasi
9 Memakai sarung tangan
10 Membersihkan lubang hidung pasien
11 Memasang pengalas diatas dada
12 Mengukur panjang NGT dan memberi
tanda (dari prosessus xipoideus ke
hidung dan belok ke daun telinga)
13 Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai
panjang NGT yang akan di pasang
14 Mengatur pasien pada posisi fleksi
kepala, dan masukkan perlahan ujung
NGT melalui hidung (bila pasien sadar
menganjurkan pasien untuk menelan
ludah berulang-ulang)
15 Memastikan NGT masuk kedalam
lambung dengan cara: menginspirasi
NGT dengan spuit atau memasukkan
udara 10 cc sambil di auskultasi di region
lambung atau memasukkan kedalam
gelas berisi air)
16 Menutup ujung NGT dengan spuit/klem
atau disesuaikan dengan tujuan
pemasangan
17 Melakukan fiksasi NGT di depan hidung
dan pipi
TAHAP TERMINASI
18 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
19 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
20 Cuci tangan
21 Dokumentasi
Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

PERAWATAN KOLOSTOMI

A. PENGERTIAN
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan
mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai
kebutuhan
B. TUJUAN
 Menjaga kebersihan klien
 Mencegah terjadinya infeksi
 Mencegah iritasi kulit sekitar

C. PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Kantong kolstomi
 Satu set ganti balut (pinset
anatomi, pinset chirurgis, kom
kecil, dan gunting)
 Kapas
 Kassa steril
 Larutan NaCl 0,9%
 Zink salep/zink oil
 Betadin sol (k/p)
 Plester (k/p)
 Sepasang sarung tangan
 Bengkok/piala ginjal
 Perlak dan pengalas
 Kantong plastic
 Tempat sampah
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
6. Memberikan penjelasan pada klien
tentang tujuan tindakan
7. Mengatur posisi tidur klien (supinasi)
8. Mengatur tempat tidur klien dan
lingkungan klien
9 Mencuci tangan dan memakai sarung
tangan
10 Meletakkan perlak dan pengalasnya
disebelah kanan/kiri klien sesuai
dengan letak stoma
11 Meletakkan bengkok di atas perlak dan
didekatkan ke tubuh klien
12 Membuka set ganti balut dan
menyiapkan airan NaCl 0,9%
13 Mengobservasi produk stoma (warna,
konsistensi, bbau, jumlah)
14 Membuka kantong kolstomi yang
terpasang pada tubuh klien dengan
sangat hati-hati dengan menggunakan
pinset dan tangan kiri menekan kulit
klien
15 Membuang kantong kolostomi kotor ke
tempat sampah/plastik
16 Mengganti sarung tangan
17 Membuka kulit sekitar stoma dengan
kassa NaCl 0,9%
18 Membersihkan stoma dan sisa
feses/produk stoma dengan kapas NaCl
0,9% dengan sangat hati-hati (hindari
perdarahan)
19 Mengeringkan kulit sekitar stoma
dengan kasssa streril kering
20 Mengobeservasi stoma dan kulit sekitar
stoma
21 Memberikan zink salep/zink oil jika
perlu (jika ada iritasi)
22 Mengukur stoma dan memebuat lubang
pada kantong stoma yang akan dipakai
sesuai ukuran stoma
23 Membuka salah satu sisi perekat
kantong kolostomi dan menempelkan
kantong kolostomi dengan posisi
vertical/horizontal/miring sesuai
kebutuhan klien (sesuuaikan dengan
kativitas klein)
24 Memasukkan stoma ke lubang kantong
kolostomi dengan menggunakan pinset
25 Membuka perekat kantong kolostomi
pada sisi yang lain dan menempel
dengan tepat dengan menghindari
udara masuk kantong kolostomi
26 Merapikan klien dan lingkungan
TAHAP TERMINASI
27 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
28 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
29 Cuci tangan
30 Dokumentasi
Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

MELAKUKAN LAVEMENT COLOSTOMY


(IRIGASI KOLOSTOMI)

 PENGERTIAN
Mengosongkan colon dari gas, feses, dan mucus sehingga
klien merasa lebih nyaman dan aktivitas social klien
menjadi tidak terganggu, karena stoma tidak memiliki
aktifitas otot yang disadari untuk mengatur proses
devekasi.

 KOMPLIKASI
 Dapat terjadi perforasi karena kateter tidak dimasukkan
secara tepat ke dalam stoma
 Ketidakseimbangan cairan elektronik dapat terjadi karena
menggunakan cairan irigasi terlalu berlebihan

 PROSEDUR
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medic
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat
 Kanul khusus irigasi (kateter
Nelaton no.22 dari bahan
karet)
 Irrigator
 Vaselin
 Sarung tangan disposable
 Bengkok
 Cairan sesuai program medic,
biasanya air hangat pada suhu
sekitar 37,8 0 C sebanyak 1000
ml atau larutan normal saline
 Kursi (jika dibutuhkan di
kamar mandi)
 Perlak untuk alas pot sebnyak
2 buah (jika dilakuakan di
tempat tidur)
 Kapas bensin
 Handuk
 Skort
 Sabun mandi dan waslap
 Bedpan
TAHAP ORIENTASI
4. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
6. Mengatur posisi klien (jika di kamar
mandi posisi duduk, jika ditempat
tidur posisi setengah duduk atau
miring
7. Mencuci tangan
8. Jika klien di tempat tidur, letakkan
perlak di bawahnya
9 Mengguanakan sarung tangan dan
baju ruangan
10 Membuka kantong/balutan colostomy
11 Mengisi irrigator dengan cairan yang
ditentukan,, menghubungkan irrigator
dengan kanul irigasi dan
mengkosongkan udara dalam selang
irrigator
12 Letakkan irrigator setonggo 45-50 cm
dari stoma sambil irigasi diklem
13 Memberi kassavaselin pada ujung
kannul
14 Masukkan ujung kanul ke dalam stoma
dengan perlahan-lahan sedalam
kurang lebih 8 cm
15 Membuka klem pipa irigasi dan
membiarkan air masuk secara
perlahan. Air sebaiknaya masuk ke
colon sekitar 10 – 15 menit (jika klien
mengeluh kram, lambatkan aliran atau
hentikan, selang tetap dipertahankan
dan anjurkan klien menarik nafas
dalam sampai kram berkurang)
16 Mengeluarkan kanul
17 Tunggu sampai cairan irigasi selesai
dikeluarkan kurang lebih 10 – 15
menit
18 Jika irigasi bertujuan untuk
membersihkan usus, ulangi prosedur
dengan larutan normal saline hangat
sampai cairan tampak bersih
19 Bersihkan area sekitar stoma dengan
sabun, air, dan waslap
20 Menutup colostomy dengan balutan/
kantung colostomy bersih
21 Membereskan alat-alat dan mebuang
kotoran
22 Mencuci selang irigasi
23 Melepaskan baju ruanagn dan sarung
tangan
24 Mencuci tangan
TAHAP TERMINASI
25 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
26 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
27 Cuci tangan
28 Dokumentasi
30 Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

MEMBERIKAN HUKNAH
A. PENGERTIAN
Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon sigmoid
(untuk huknah rendah) atau sampai kolon desenden (untuk
huknah tinggi)
B. TUJUAN
 Merangsang peristaltic usus agar pasien bias buang air
besar
 Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi

C. INDIKASI
 Pasien obstipasi
 Akan dilakukan operasi
 Pemeriksaan diaknostik

 PROSEDUR

No ASPEK YANG DINILAI Nilai


0 1 2
TAHAP PRA INTERAKSI
1 Mengecek catatan medis
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan peralatan dan tempat
Alat :
 Irigator lengkap dengan kanul
dan slang
 Air hangat
a. Bayi : 150 – 250 cc
b. Anak : 250 – 350 cc
c. Usia sekolah : 300 – 500 cc
d. Remaja : 500 – 700 cc
e. Dewasa : 750 – 1000 cc
 Perlak dan pengalas
 Bengkok
 Pispot dan botol cebok
 Selimut mandi
 Tissue toilet
 Jelly
 Sarung tangan

TAHAP ORIENTASI
4 Memberi salam dan memperkenalkan
diri
5 Menjelaskan tujuan, prosedur dan
lama tindakan
6 Beri kesempatan klien untuk
bertanya
TAHAP KERJA
7 1) Menjaga privacy
2) Mengatur posisi (miring kiri untuk
huknah rendah, miring kanan
untuk huknah tinggi)
3) Meletakkan perlak dan pengalas
dibawah bokong klien
4) Mengganti selimut pasien dengan
selimut mandi
5) Meletakkan pispot dekat tempat
tidur
6) Menggantungkan irrigator yang
telah diisi air hangat pada
standart dengan ketinggian 50 cm
(huknah rendah) atau 30 cm
(huknah tinggi)
7) Mengeluarkan udara dalam selang,
kemudian menutup klem kembali
8) Menggunakan hand schoen
9) Membuka bokong hingga anus
terlihat
10) Mengoleskan jelly pada kanule
rectal kemudian memasukkannya
secara perlahan , mengarah ke
Umbilicus, panjang insersi (D: 7,5
– 10 cm, A: 5 –7,5 cm, B: 2,5 – 3,5
cm)
11) Menginstruksikan pasien untuk
tidak menahan masuknya kanul
ke anus dengan cara
menghembuskan nafas perlahan
melalui mulut
12) Membuka kran dan biarkan
larutan masuk dengan perlahan
13) Menutup kran bila air dalam
irrigator habis atau bila pasien
tidak dapat menahan untuk BAB
14) Memegang pangkal kanule dengan
tissue, tarik kanule dari anus
15) Memasang pispot dibawah bokong
pasien untuk BAB
16) Membersihkan anus
17) Merapikan pasien

TAHAP TERMINASI
11 Evaluasi
Mengevaluasi respon klen
12 Membuat kontrak selanjutnya
13 Mencuci tangan
14 Dokumentasi
Mendokumentasikan semua tindakan
keperawatan
Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

PEMERIKSAAN GULA DARAH


A. Pengertian
Pemeriksaan gula darah adalah salah satu jenis
pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi kadar gula
darah di dalam darah dalam kondisi sewaktu, puasa dan 2
jam setelah makan
B. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mengetahui kadar gula darah pada pasien
C. Prosedur
No Tahapan Prosedur Penilaian
0 1 2
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengecek catatan medis
2. Mencuci tangan
3. Pengkajian :
Kaji adanya keluhan
A. Persiapan Alat
4. Alat BS (Blood Sugar).
5. Stik untuk pemeriksaan gula darah
6. Lancet
7. Kapas alcohol 70%
8. Bengkok
TAHAP ORIENTASI
B. Persiapan Pasien
9. Menjelaskan kepada klien tentang maksud
dan tujuan tindakan
C. Persiapan Lingkungan
10. Menutup sampiran atau melaksanakan
tindakan di ruangan khusus
TAHAP KERJA
D. Pelaksanaan
11. Mencuci tangan dan menggunakan
handscoon
12. Alat BS ditekan ON setelah muncul kode yang
sesuai dengan stik yang akan digunakan
13. Stik dimasukkan pada alat BS

14. Memberikan antiseptic pada jari tangan yang


akan dipungsi dengan menggunakan kapas
alkohol

15. Melakukan pungsi pada jari dengan


menggunakan lancet atau jarum
16. Bila sudah ada tanda ‘darah’ berkedip-kedip
pada alat BS, maka segera dekatkan stik
dengan darah klien sampai terdengar bunyi
dari alat dan tunggu beberapa saat untuk
mendapatkan hasil BS.
17. Memberikan kapas alcohol pada jari tangan
yang sudah dipungsi
18. Setelah selesai, klien dirapikan dan bereskan
alat-alat
19. Melepaskan handscoon dan mencuci tangan
TAHAP TERMINASI
20. Dokumentasi
E. Sikap
21. Komunikatif
22. Teliti
23. Menjaga kerapian

Nilai Total : Jumlah nilai X 100


Total skor
Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri

PEMBERIAN INJEKSI INSULIN


A. Pengertian
Insulin adalah hormon yang digunakan untuk
menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus.
B. Tujuan
Mengontrol kadar gula darah (hiperglikemia) dan
penurunan HbA1C
C. Prosedur

No Tahapan Prosedur Penilaian


0 1 2
TAHAP PRE INTERAKSI
1. Mengecek catatan medis
2. Mencuci tangan
3. Pengkajian :
- Kaji instruksi medik tentang
rencana pemberian terapi insulin
(prinsip 6 benar : nama klien,
obat/jenis insulin, dosis, waktu,
cara pemberian dan
dokumentasi)
- Kaji tanggal kadaluarsa insulin
- Kaji tanda dan gejala
hipoglikemia
- Observasi kadar gula darah
- Kaji lokasi penyuntikan.Tidak
boleh menyuntik pada area yang
mengalami lipohipertrofi sampai
jaringan abnormal kembali ke
normal
- Kaji pengetahuan klien tentang
prosedur dan tujuan pemberian
terapi insulin
A. Persiapan Alat
4. Daftar obat
5. Spuit insulin/insulin pen
6 Kapas alcohol 70%
7 Bengkok
TAHAP ORIENTASI
B. Persiapan Pasien
8. Menjelaskan kepada klien tentang
maksud dan tujuan tindakan
C. Persiapan Lingkungan
9. Menutup sampiran atau
melaksanakan tindakan di ruangan
khusus
TAHAP KERJA
D. Pelaksanaan
10. Mencuci tangan dan menggunakan
handscoon
11 Mengambil insulin pen sebanyak
dosis yang diperlukan
12 Menganti jarum pada insulin pen
dengan jarum yang baru.
13 Memilih lokasi suntikan . Periksa
apakah dipermukaan kulit terdapat
kebiruan, inflamasi , edema dan
lipoherptrofi
13 Melakukan rotasi tempat/lokasi
penyuntikan insulin.
14. Membersihkan area yang akan
diinjeksi dengan kapas yang
dibasahi dengan alkohol dan
keringkan
15. Memutar beberapa unit insulin pada
pen insulin sejumlah yang
dibutuhkan
16. Mencubit kulit (lapisan lemak)
menggunakan dua jari kemudian
mendorong jarum ke dalam kulit
dengan sudut 90 derajat dan
menekan bawah plunger
17. Menahan pen insulin selama 5-10
detik
18. Melepaskan kulit dan jarum dan
tidak boleh di massage
19. Membersihkan kulit dengan
menggunakan kapas alkohol
20. Setelah selesai, klien dirapikan dan
bereskan alat-alat
21. Melepaskan handscoon dan mencuci
tangan
TAHAP TERMINASI
20. Dokumentasi
- Mencatat respon klien setelah
pemberian injeksi insulin
- Mencatat lokasi dan kondisi area
injeksi insulin
- Mencatat tanggal dan waktu
pemberian injeksi insulin.
E. Sikap
21. Komunikatif
22. Teliti
23. Menjaga kerapian
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

Keterangan
0: Tidak dapat melakukan secara mandiri
1 : Dapat melakukan dengan bantuan
2 : Dapat melakukan secara mandiri
SOP PERAWATAN LUKA

A. PENGERTIAN
Melakukan tindakan perawatan terhadap luka, mengganti
balutan dan membersihkan luka.
B. TUJUAN
a) Mencegah infeksi
b) Membantu penyembuhan luka
c) Memberikan rasa nyaman pada pasien
C. Indikasi:
Prosedur ini dilakukan untuk mengganti balutan luka
D. PROSEDUR

N ASPEK YANG DINILAI NILAI


O
A PERSIAPAN 0 1 2
I. Persiapan alat :
1. Handschoen bersih 1 pasang
2. Handschoen steril 1 pasang
3. Set perawatan luka steril yang
berisi:
1) Pinset anatomis 1 buah
2) Pinset cirurgis 1 buah
3) Gunting jaringan 1 buah
4. Kom steril 2 buah
5. Kapas steril
6. Kasaa steril
7. Korentang
8. Alkohol
9. NaCl 0,9%
10. Hipavik
11. Gunting verban
12. NaCl 0,9%
13. Lidi waten
14. Salep luka
15. Perlak
16. Bengkok
17. Alat tulis dan status pasien
II. Persiapan Lingkungan
a. Menjaga privasi pasien dengan
menutup ruangan atau
menggunakan tabir
III. Persiapan Pasien
a. Memperkenalkan diri
b. Memeriksa kembali identitas
pasien
c. Menjelaskan prosedur dan
tujuan tindakan
B PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Memakai handschoen bersih
3. Menuangkan NaCl 0,9% ke
dalam kom steril
4. Mengambil kasa steril
secukupnya, kemudian
masukan ke dalam kom steril
berisi larutan NaCl 0,9%
5. Pasangkan perlak di bawah
luka klien
6. Buka balutan luka klien,
sebelumnya basahi dulu plester
atau hipafiks dengan NaCl atau
semprot dengan alkohol
7. Masukan balutan yang sudah
kotor ke dalam bengkok
8. Observasi keadaan luka klien,
jenis luka, luas luka, adanya pus
atau tidak dan kedalaman luka
9. Ganti handschoen bersih
dengan handschoen steril
10. Lakukan perawatan luka:
11. Buang jaringan yang sudah
membusuk (jika ada)
menggunakan gunting jaringan
12. Bersihkan luka dengan kasa
yang sudah di beri larutan NaCl
0,9%
13. Oleskan obat luka (jika ada)
14. Tutup luka dengan kasa kering
steril secukupnya
15. Fiksasi luka dengan hipafiks
16. Rapikan alat
17. Rapikan pasien
C SIKAP
1. Komunikatif
2. Sabar
3. Teliti
4. Sopan dan Hati - hati

Nilai Ceklist = Nilai Total


X 100
Nilai Total Ceklist
MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY

E. PENGERTIAN
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka
dinding depan/anterior trakea untuk mempertahankan
jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan
memintas jalan nafas bagian atas
F. TUJUAN
1. Mencegah obstruksi jalan nafas
2. Sarana untuk mengangkat sekret
3. Meningkatkan kerja paru
4. Mencegah infeksi
5. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar
trakeostomi
G. INDIKASI
1. Tumor laring
2. Injuri/trauma berat
3. Obstruksi jalan nafas
4. Memasang alat bantu pernafasan (respirator)
5. Mengeluarkan sekret pada bronkus yang tidak dapat
dikeluarkan secara fiisologis, misalnya pada pasian
dalam keadaan koma
6. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas
atas seperti rongga mulut, sekitar lidah, dan faring

H. PROSEDUR

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
TAHAP PRE-INTERAKSI
1. Mengecek catatan medik
2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan
tindakan
3 Memberitahu dan menjelaskan tujuan
tindakan
4 Mencuci tangan
Pengkajian :
Kaji pernapasan klien termasuk
kebutuhan klien akan pengisapan dan
pembersihan trakeostomi
5. Persiapan alat
 set rawat luka
 Kasa steril dalam tromol
 Korentang
 Hypapix dan gunting
 Nierbekken/kantong balutan
kotor
 Alkohol 70%
 Bethadin 10%
 Handscoon steril
TAHAP ORIENTASI
6. Memberi salam dan memperkenalkan
diri
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
8. Memberikan kesempatan bertanya
TAHAP KERJA
9 Perawat mencuci tangan
10 Tinggikan tempat tidur sampai
ketinggian yang nyaman untuk bekerja
11 Bantu klien untuk mengambil posisi
semi fowler atau telentang
12 Jika diperlukan, hubungkan selang
penghisap ke apparatus penghisap.
Letakkan ujung selang di tempat yang
mudah di jangkau dan hidupkan
penghisap
13 Letakkan handuk melintang di dada
klien
14  Buka set atau peralatan
penghisap. Buka juga bungkus
alat-alat yang diperlukan untuk
pembersihan trakheostomi
 Letakkan perlak paling
bawah dan atur peralatan
penghisap
 Atur mangkuk steril kedua
dekat. Jangan sentuh bagian
dalam mangkuk
 Tuangkan 50 ml hidrogen
peroksida ke mangkuk kedua.
Jangan sampai menetes ke
perlak.
 Buka sikat steril dan letakkan
di sebelah mangkuk yang
berisi hidrogen peroksida
 Buka ketiga bungkus kasa 10 x
10 cm. pertahankan sterilitas
kasa. Tuangkan hidrogen
peroksida di atas kasa pertama
dan normal salin di kasa kedua.
Biarkan kasa ketiga tetap
kering.
 Buka swab berujung kapas.
Tuangkan hidrogen peroksida
pada satu paket swab dan
normal salin pada paket swab
lainnya.
 Jika anda menggunakan kanul
dalam sekali pakai, buka
bungkusnya sehingga kanul
dapat dengan mudah diambil.
Pertahankan sterilsasi kanula
dalam.
 Tetapkan panjang tali pengikat
trakheostomi yang diperlukan
dengan menggandakan lingkar
leher dan menambah 5 cm
dan gunting tali pada
panjang tersebut.
15 Lakukan prosedur pengisapan.
Pastikan bahwa anda telah
menggunakan mantel pelindung dan
sarung tangan steril
16 Lepaskan bib trakheostomi dari
keliling pipa trakheostomi dan buang
bib tersebut
17 Lepaskan sarung tangan yang sudah
basah dan kenakan sarung tangan
steril yang baru. Tangan dominan
anda harus tetap steril sepanjang
prosedur dilakukan. Bersihkan kanul
dalam
18  Mangganti kanul dalam sekali
pakai ( dispossible inner-
canula).
 Buka dan dengan hati-hati
lepaskan kanul dengan
menggunakan tangan tak
dominan anda.
 Lakukan pengiapan dengan
teknik steril, jika diperlukan.
 Keluarkan kanul dalam baru
steril dalam bungkusnya dan
siramkan sejumlah normal
salin steril pada kanul baru
tersebut. Biarkan normal salin
menetes dari kanul dalam.
 Bantalan kasa pertama di
gunakan untuk membersihkan
kulit di sektar trakheostomi.
Kasa kedua digunakan untuk
mengangkat debris yang
dilunakkan oleh hidrogen
peroksida, dan kasa ketiga
digunakan untuk mengeringkan
kulit.
 Swab digunakan untuk
membersihkan sekitar
trakheostomi.
 Kanul dalam steril harus sudah
siap dipasang setelah anda
membersihkan kulit.
 Tali menahan trakheostomi di
tempatnya tanpa menghambat
sirkulasi.
19 Membersihkan jalan udara sehingga
pembersihan trakheostomi menjadi
lebih efisien. Pengisapan merupakan
prosedur steril. Mantel pelindung
mencegah kontak dengan cairan tubuh
klien
20 Kulit harus dibersihkan untuk
mencegah kerusakan kulit
21  Menurunkan penyebaran
mikroorganisme.
 Kanul dalam harus dilepaskan
dan diganti untuk mengurangi
penyebaran mikroorganisme
dan untuk meningkatkan
pernapasan.
 Melepaskan kanul dalam dapat
menstimulasi batuk dan klien
mungkin membutuhkan
pengisapan.
 Normal salin yang menetes ke
dalam trakheostomi dapat
menyebabkan klien batuk.
 Dengan hati-hati dan cermat
pasang kanul dalam ke dalam
bagian luar kanul dan kunci
kembali agar tetap berada di
tempatnya
14 Hubungkan kembali klien dengan
sumber oksigen
15  Membersihkan kanul dalam tak
disposible
 Lapaskan kanul dalam
menggunakan tangan tak
dominan anda dan letakkan
kanul tersebut dalam mangkuk
yang berisi hidrogen
peroksida.
 Bersihkan kanul dalam dengan
sikat ( tangan dominan anda
memegang sikat dan tangan
tak dominan anda memegang
kanul dalam).
 Pegang kanul di atas magkuk
yang berisi hidrogen peroksida
dan tuangkan normal salin
pada kanul tersebut sampai
semua kanul terbilas dengan
baik. Biarkan normal salin
memetes dari kanul dalam.
 Pasang kembali kanul dalam ke
dalam kanul luar dan kunci
agar tidak berubah letaknya.
 Hubungkan kembali ke sumber
oksigen
16 Gunakan kasa dan swab berujung
kapas yang dibasahi dengan
hidrogen peroksida untuk
membersihkan permukaan luar dari
kanul luar dan area kulit
sekitarnya.bersihkan juga area kulit
tepat di bawah kanul. Lalu bilas
menggunakan kasa dan swab yang
dibasahi dengan normal salin.
Kemudian keringkan dengan
menggunakan kasa kering
17 Ganti tali pengikat trakheostomi.
Biarkan tali yang lama tetap di
tempatnya sementara anda
memasang tali yang baru. Sisipkan
tali yang baru pada salah satu sisi
dari faceplate. Lingkarkan kedua
ujung bebasnya mengelilingi bagian
belakang leher lain ke sisi lainnya
dari faceplate. Sisipkan salah satu
ujung bebasnya pada salah satu sisi
faceplate dan ikat dengan kuat
tetapi tidak ketat. Gunting tali yang
lama
18 Letakkan bib trakheostomi atau
balutan bersih mengelilingi kanul
luar di bawah tali pengikat
faceplate. Periksa untuk
memastikan bahwa tali pengikat
tidak terlalu ketat tetapi pipa
trakheostomi telah dengan aman
tertahan di tempatnya
19  Mengempiskan dan
mengembangkan manset (cuff)
pipa trakheostomi.
 Pakai sarung tangan steril
 Lakukan penghisap jalan
orofaring klien
TAHAP TERMINASI
20 Evaluasi
Mengevaluasi reaksi klien
21 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
22 Cuci tangan
23 Dokumentasi
24 Sikap
Jumlah
Nilai Total : Jumlah nilai X 100
Total skor

You might also like