You are on page 1of 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI TUMBUH

KEMBANG DENGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 12-36 BULAN

Rina Sari1 ,Isfaizah2


1.2
Sarjana Kebidanan, Universitas Ngudi Waluyo
Semarang
Riinaasarii54@icloud.com
Is.faizah0684@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Pemberian stimulasi tumbuh kembang penting untuk
mengoptimalkan perkembangan balita. Pemberian stimulasi biasanya dilakukan
oleh ibu yang merawat anaknya sehari-hari. Pengetahuan ibu mengenai tumbuh
kembang anak berdampak signifikan terhadap sikap dan perilaku ibu yang secara
tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan anak. Oleh karena itu, tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan
ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan anak balita usia 12-
36 bulan di Wilayah Kerja Posyandu Pelita Metode: Jenis penelitian ini adalah
analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah non probability sampling. Sampel pada peneltiian
ini adalah 72 balita yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dan
DDST. Data yang diperoleh akan diolah menggunakan uji chi square. Hasil:
Sebagian besar pengetahuan ibu balita tentang stimulasi tumbuh kembang berada
pada kategori cukup (75,0%), perkembangan balita berada pada kategori normal
(90,3%), Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara
pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita
di Posyandu Pelita (P = 0,630). Simpulan: Tidak ada hubungan antara
pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan perkembangan balita
di Posyandu Pelita

Kata Kunci: Pengetahuan, Perkembangan balita, Stimulasi tumbuh kembang

Abstract
Background: Giving growth and development stimulation is important to optimize
the development of children. Stimulation is usually carried out by mothers who
take care of their children on a daily basis. Mother's knowledge about child
development has a significant impact on mother's attitudes and behavior which
will indirectly affect child development. Therefore, the purpose of this study was
to determine whether there was a relationship between mother's knowledge about
growth and development stimulation and the development of children ages 12-36
months in the Working Area of Posyandu Pelita. Methods: This type of research is
correlational analytic with a cross-sectional approach. The sampling technique
used is non-probability sampling. The sample in this study was 72 children ages
12-36 months who met the inclusion criteria. Collecting data using a
questionnaire about maternal knowledge about growth and development
stimulation and DDST. The data obtained will be processed using the chi square
test. Results: Most of the knowledge of mothers about growth and development
stimulation was in the sufficient category (75.0%), children development was in
the normal category (90.3%), the results of the chi square test showed that there
was no relationship between mother's knowledge about growth and development
stimulation. with the development of children ages 12-36 months at the Pelita
Posyandu (P = 0.630). Conclusion: There is no relationship between mother's
knowledge about growth and development stimulation and the development of
children ages 12-36 months at the Pelita Posyandu

Keywords: Knowledge, Children development, Stimulation of growth and


development

PENDAHULUAN
Fase balita merupakan fase perubahan berupa pertumbuhan,
perkembangan, pematangan, dan penyempurnaan, baik dari segi jasmani maupun
rohaninya yang berlangsung selamanya, bertahap, dan berkesinambungan (Khairi,
2018). Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses yang sangat berbeda,
keduanya tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi saling berkaitan satu sama lain
(Izah, Bakhar, & Andari, 2018). Kekurangan gizi pada balita dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan yang dapat berdampak pada gangguan perkembangan
anak (Junaidi, 2017). Berdasarkan hasil RISKESDAS (2018) menunjukkan
prevalensi nasional anak balita yang mengalami status gizi kurang berdasarkan
indeks BB/U sebanyak 17,7%. Sedangkan prevalensi balita di Kabupaten Kapuas
Kalimantan Tengah yang mengalami status gizi kurang berdasarkan BB/U
sebanyak 20,33%. Permasalahan gizi kurang pada balita dapat menghambat
perkembangan anak (Indriati & Kresti, 2016).
Gangguan tumbuh kembang balita dapat dicegah diantaranya dengan
pemberian stimulasi tumbuh kembang balita secara dini dan terus-menerus sesuai
dengan tahapan usianya. Nurrahmi & Isfaizah (2021) menyebutkan semakin baik
stimulasi yang diberikan oleh ibu, maka perkembangan anak akan menjadi
semakin baik. Oleh karena itu, ibu merupakan orang yang paling dekat dengan
anak yang memberikan pengasuhan harus dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan yang cukup untuk melakukan stimulasi tumbuh kembang anak
(Destiana, Yani, & Yanuarini, 2017). Pengetahuan ibu tentang perkembangan
anak sangatlah berpengaruh pada sikap dan perilaku ibu untuk lebih berinteraksi
dengan anak serta memberikan stimulasi dini yang tepat sehingga secara tidak
langsung akan berpengaruh pada perkembangan anak (Indrayani, Legiati, &
Hidayanti, 2019).
Penelitian sebelumnya menunjukkan ibu yang memiliki tingkat
pengetahuan baik berhubungan dengan perkembangan anak yang sesuai umur
(Alfiyah & Nafiah, 2016). Penelitian serupa yang dilakukan oleh Firdaus, Ichsan,
& Med (2018) juga menyebutkan ibu dengan tingkat pengetahuan tentang
stimulasi perkembangan anak tinggi 6,96 kali lebih mungkin mendapati balita
mereka dengan perkembangan sosial normal. Sementara ibu dengan tingkat
pendidikan tinggi 7,42 kali lebih mungkin mendapati balita mereka dengan
perkembangan sosial normal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui
hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan anak balita usia 12-36 bulan di Wilayah Kerja Posyandu Pelita.
METODE
Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross-
sectional. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Pelita Kecamatan Selat Kota
Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah sampling secara tidak acak (non probability
sampling). Besar sampel pada penelitian ini adalah 72 sampel. Alat pengumpulan
data yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh
kembang yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelumnay serta
lembar formulis DDST. Data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan uji chi
square.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang
Tabel 1. Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Baik 11 15,3
Cukup 54 75,0
Kurang 7 9,7
Jumlah 72 100,0
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa ibu yang memiliki tingkat
pengetahuan tentang stimulasi tumbuh kembang baik ada sebanyak 11 ibu
(15,3%), pengetahuan cukup sebanyak 54 ibu (75,0%), dan pengetahuan kurang
sebanyak 7 ibu (9,7%).
2. Gambaran Perkembangan Balita
Tabel 2. Frekuensi Perkembangan Balita di Posyandu Pelita

Perkembangan Balita Jumlah Persentase (%)


Normal 65 90,3
Meragukan 4 5,5
Abnormal 3 4,2
Jumlah 72 100,0
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa balita yang memiliki tingkat


perkembangan normal ada sebanyak 65 balita (90,3%), perkembangan meragukan
sebanyak 4 balita (5,5%), dan yang abnormal sebanyak 3 balita (4,2%).
3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang dengan
Perkembangan Balita di Posyandu Pelita
Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang
dengan Perkembangan Balita di Posyandu Pelita

Perkembangan Balita P-
Pengetahuan Ibu Normal Meragukan Value
N % N %
Baik 11 15,3 0 0
Cukup 54 75 7 9,7 0,585
TOTAL 65 90,3 7 9,7
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang


berpengetahuan baik memiliki perkembangan balita normal (15,3%), sebagian
besar ibu yang berpengetahuan cukup memiliki perkembangan balita normal
(65,3%), dan sebagian besar ibu yang berpengetahuan kurang memiliki
perkembangan balita normal (9,7%). Sementara itu, hasil uji chi-square yang
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi
tumbuh kembang dengan perkembangan balita menunjukkan nilai P-value = 0,585
(>0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi
tumbuh kembang dengan perkembangan balita di Posyandu Pelita.
Pembahasan
1. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang
Tabel 1 menunjukkan sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang
cukup tentang stimulasi tumbuh kembang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sukmawati (2017) yang menyebutkan sebagian besar ibu balita
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai stimulasi tumbuh kembang. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu, seperti pendidikan, pekerjaan,
usia, lingkungan, sosial budaya, pengalaman serta informasi yang sangat berperan
penting dalam meningkatkan pengetahuan ibu.
Fatnamartiana et al., (2018) menyebutkan pendidikan merupakan faktor
yang dapat berpengaruh terhadap pengetahuan. Dengan tingkat pendidikan yang
semakin tinggi akan semakin mempermudah seseorang dalam mencerna informasi
yang diperoleh sehingga tingkat pengetahuannya pun menjadi semakin baik.
Gunardi, Sekartini, Medise, Wibowo, & Basrowi (2017) juga menyebutkan
Tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu menentukan sikap dan perilaku ibu
dalam memberikan nutrisi, kelekatan, frekuensi, dan stimulasi yang ibu berikan
kepada anaknya. Tingkat pengetahuan serta pendidikan ibu, terkhusus tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai peran besar pada cara
mencapai kesehatan anak yang optimal.
2. Gambaran Perkembangan Balita
Tabel 2 menunjukkan sebagian besar balita memiliki tingkat
perkembangan yang normal. Sejalan dengan penelitian Sitorus (2018) yang
menemukan bahwa pertumbuhan anak usia 2 sampai 3 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Tebing Satria pada tahun 2018 lebih banyak dari pertumbuhan anak
normal yaitu 73 orang (89%). Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar usia
ibu yang masih tergolong muda, yaitu 21-30 tahun. Maqfirah & Hasan (2017)
menyebutkan perkembangan anak yang normal dapat disebabkan umur ibu masih
dalam keadaan produktif, baik secara fisik dan psikososial. Selain itu, faktor lain
yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah pola asuh. Pola asuh
orang tua dikatakan positif ketika orang tua dapat bersikap positif terhadap anak,
yang akan membutuhkan sikap dan pikiran positif serta harga diri. Dengan adanya
pola asuh tersebut dapat membentuk kepribadian balita. Pola asuh yang positif
akan membuat perkembangan balita menjadi optimal (Safitri, 2017).
Pada penelitian ini juga menunjukkan masih ada 3 balita dengan
perkembangan yang abnormal. Dua dari balita tersebut mengalami gangguan pada
perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Sedangkan balita yang satunya
mengalami gangguan pada perkembangan motorik halus, motorik kasar, dan
perkembangan sosial. Ketiga balita tersebut sama-sama memiliki ibu yang berusia
20-35 tahun dan tidak bekerja. Pengetahuan ibu balita juga sama-sama cukup.
Penyebab masih adanya balita yang abnormal dapat disebabkan karena keadaan
ekonomi yang rendah. Karena meskipun pengetahuan yang dimiliki oleh ibu
cukup, tapi tidak memiliki keuangan yang baik, maka asupan makan balita
menjadi kurang. Apabila asupan makan kurang, maka dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang dengan
Perkembangan Balita di Posyandu Pelita
Tabel 3 menunjukkan menunjukkan nilai P-value = 0,585 (>0,05) yang
artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh
kembang dengan perkembangan balita di Posyandu Pelita. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rahmah (2017)juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu tidak
ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang balita
dengan perkembangan balita. Hal ini dapat disebabkan masih banyak faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan balita, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi perkembangan balita
adalah asupan makan. Zat gizi yang masuk kedalam tubuh balita tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi saja tetapi juga digunakan untuk proses
perkembangan balita (Maghfuroh, 2018). Prado & Dewey (2014) menyebutkan
kekurangan gizi pada awal kehidupan dapat berdampak negatif pada proses
perkembangan struktur saraf, fungsi perkembangan otak, pengalaman anak, dan
perilaku. Sehingga meskipun pengetahuan ibu balita cukup atau kurang, tapi
asupan gizinya baik maka pertumbuhan dan perkembangan balita pun menjadi
normal sesuai dengan usianya.
Pengalaman dalam mengurus anak juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perkembangan balita. Yang dimaksudkan disini adalah
pengalaman ibu yang telah memiliki anak sebelumnya. Karena apabila sudah
pernah memiliki anak, maka secara tidak sadar ibu akan menjadi mengerti
bagaimana langkah yang tepat untuk membuat perkembangan anak lebih optimal.
Selain itu, ibu yang sudah pernah memiliki anak juga dapat dengan jelas
mengetahui bagaimana tahapan perkembangan anak yang normal sesuai dengan
usianya (Bornstein, Yu, & Putnick, 2020).
Saat ini, anak usia 12-36 bulan sudah belajar di jenjang PAUD yang mana
tujuan dari pembelajarannya adalah untuk merangsang anak sehingga
perkembangan pun menjadi optimal. Usaha guru di PAUD dalam mewujudkan
aktivitas verbal mengkonstruksi interaksi edukatif dengan pengalaman emosional
yang mengubah perasaan dan emosi anak menjadi pengetahuan nyata tentang
realitas berdasarkan pengalaman kontak dengan orang lain dan terserap dalam
otak anak (Dyankova & Dermendzchieva, 2018). Sehingga meskipun ibu
memiliki pengetahuan yang cukup, namun anak tetap mendapatkan stimulasi saat
di sekolah sehingga perkembangannya pun optimal.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu balita di Posyandu Pelita
tentang stimulasi tumbuh kembang berada pada kategori cukup sebanyak 54
responden (75,0%), sebagian besar perkembangan balita di Posyandu Pelita
berada pada kategori normal sebanyak 65 responden (90,3%), dan tidak ada
hubungan antara pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan balita di Posyandu Pelita (P-value = 0,630).
Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui variabel lain yang berhubungan dengan perkembangan anak, seperti
keadaan ekonomi, pola asuh, pendidikan orang tua, asupan makan, dan status gizi.

DAFTAR PUSTAKA
Alfiyah, N., & Nafiah, U. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
stimulasi dengan perkembangan anak usia 0-24 bulan di desa Triguno
Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Jurnal Ilmu Kebidanan dan
Kesehatan. Journal of Midwifery Science and Health, 7(2).
Bornstein, M. H., Yu, J., & Putnick, D. L. (2020). Mothers’ parenting knowledge
and its sources in five societies: Specificity in and across Argentina,
Belgium, Italy, South Korea, and the United States. International Journal of
Behavioral Development, 44(2), 135–145.
https://doi.org/10.1177/0165025419861440
Destiana, R., Yani, E. R., & Yanuarini, T. A. (2017). Kemampuan ibu melakukan
stimulasi untuk perkembangan bayi usia 3-6 bulan di wilayah kerja
puskesmas puhjarak. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(1), 56–65.
Dinas Kesehatan, B. (2019). Kabupaten Bireuen 2019. Jurnal Kesehatan
Almuslim, 2(1), 11–14.
Dyankova, G., & Dermendzchieva, S. (2018). ATRIBUTIVE FUNCTIONS OF
SPEECH ACTIVITY THE CHILDHOOD TEACHER FOR
STIMULATING THE SOCIAL COMPETENCE IN THE CHILD AT PRE-
SCHOOL AGE Gergana Dyankova. KNOWLEDGE – International Journal,
26, 521–526.
Fatnamartiana, S., Yamin, A., & Prunama, D. (2019). Gambaran pengetahuan ibu
tentang stimulasi tumbuh kembang balita di wilayah kerja Puskesmas Guntur
Garut tahun 2018. Jurnak Kesehatan Bhakti Husada, 5(1), 16–24.
Firdaus, N. D., Ichsan, B., & Med, M. (2018). Hubungan Tingkat Pendapatan
Keluarga, Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Anak,
dan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Perkembangan Sosial Anak Balita di
Kota Madiun. In Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Indrayani, D., Legiati, T., & Hidayanti, D. (2019). Kelas Ibu Balita Meningkatkan
Pengetahuan dan Keterampilan Ibu dalam Stimulasi Tumbuh Kembang.
Jurnal Kesehatan Prima, 13(2), 115–121.
Indriati, R., & Kresti, Y. (2016). Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan
Anak Usia 1-5 Tahun di Posyandu Desa Srinoboyo Kabupaten Wonogiri.
Kosala, 4(1), 47–55.
Izah, N., Bakhar, M., & Andari, I. D. (2018). Pengaruh penggunaan aplikasi
stimulasi tumbuh kembang terhadap pengetahuan ibu dan pertumbuhan balita
umur 9–24 bulan. Siklus: Journal Research Midwifery Politeknik Tegal, 7(2),
328–331.
Junaidi. (2017). Pengaruh kecukupan zat gizi dan stimulasi pola asuh terhadap
kesehatan intelegensi pada anak baduta. AcTion: Aceh Nutrition Journal,
2(1), 55–60.
Khairi, H. (2018). Karakteristik perkembangan anak usia dini dari 0-6 tahun.
Jurnal Warna, 2(2), 15–28.
Maghfuroh, L. (2018). STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK
USIA TODDLER. Journal of Health Sciences, 11(2), 114–120.
Maqfirah, A., & Hasan, N. (2017). HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS INDRAPURI ACEH BESAR. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Keperawatan, 2(4), 1–8.
Nurrahmi, S., & Isfaizah. (2021). Pemberian Stimulasi Oleh Ibu Berhubungan
dengan Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun di Wilayah Kerja Bidan Desa
Kertaharja. Journal of Holistics and Health Sciences, 3(2), 246–255.
Prado, E. L., & Dewey, K. G. (2014). Nutrition and brain development in early
life. Nutrition Reviews, 72(4), 267–284. https://doi.org/10.1111/nure.12102
RISKESDAS. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI Tahun 2018.
Safitri, Y. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perkembangan
Bahasa Balita di UPTD Kesehatan Baserah Tahun 2016. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 148.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i2.35
Sitorus, N. (2018). HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN
ANAK USIA 2SAMPAI 3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SATRIA KOTATEBING TINGGI TAHUN 2018. Skripsi.
Soedjatmiko, S., Gunardi, H., Sekartini, R., Medise, B. E., Johnson, I., Wibowo,
Y., & Basrowi, R. W. (2018). Efektivitas Seminar pada Perubahan Sikap Ibu
dalam Pemberian Dukungan Nutrisi dan Stimulasi selama Pemantauan
Tumbuh Kembang. Sari Pediatri, 19(4), 201.
https://doi.org/10.14238/sp19.4.2017.201-8
Sukmawati. (2017). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
STIMULASI TUMBUH KEMBANG DENGAN PERKEMBANGAN
BATITA USIA 12-36 BULAN DI POSYANDU KELURAHAN WUA-
WUA PUSKESMAS WUA-WUA KOTA KENDARI. Karya Tulis Ilmiah.

You might also like