You are on page 1of 5

Nama mahasiswa : Dewani Yustika Dakholatul Jannah

NIM : 210104119
Hari/tanggal : Selasa, 13 juni 2023
Nama RS : RSUD M Ashari

Nama pasien No. RM Diagnosa Medis


Ny. D 456XXX CKD on HD

Nama tindakan 1. Pemasangan oksigenasi nasal kanul


keperawatan
Jenis tindakan Mandiri
V Kolaborasi

A. INDIKASI DARI TINDAKAN KEPERAWATAN


Pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen untuk mencegah
terjadinya hipoksemia dan hipoksia
B. RASIONAL TINDAKAN
Mempertahankan suplai oksigenasi dan memenuhi kebutuhan oksigenasi
pasien.

Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
da84c70c82c9c923d7f3c518e03594f5.pdf

C. ANATOMI FISIOLOGI TERKAIT ORGAN YANG AKAN DILAKUKAN


TINDAKAN
GAMBAR

NARASI
1. Hidung
Masuknya udara bermula dari hidung. Hidung merupakan organ pertama
dalam sistem respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagian
internal. Di hidung bagian eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulang
dan hyaline kartilago yang terbungkus oleh otot dan kulit. Struktur interior dari
bagian eksternal hidung memiliki tiga fungsi : (1) menghangatkan, 6
melembabkan, dan menyaring udara yang masuk; (2) mendeteksi stimulasi
olfaktori (indra pembau); dan (3) modifikasi getaran suara yang melalui bilik
resonansi yang besar dan bergema. Rongga hidung sebagai bagian internal
digambarkan sebagai ruang yang besar pada anterior tengkorak (inferior pada
tulang hidung; superior pada rongga mulut); rongga hidung dibatasi dengan
otot dan membrane mukosa (Tortorra and Derrickson, 2014).
2. Faring
Faring, atau tenggorokan, adalah saluran berbentuk corong dengan panjang 13
cm. Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membrane
mukosa. Otot rangka yang terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap
sedangkan apabila otot rangka kontraksi maka sedang terjadi proses menelan.
Fungsi faring adalah sebagai saluran untuk udara dan makanan, menyediakan
ruang resonansi untuk suara saat berbicara, dan tempat bagi tonsil (berperan
pada reaksi imun terhadap benda asing) (Tortorra and Derrickson, 2014).
3. Laring
Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan 3 bagian
berpasangan. 3 bagian yang berpasangan adalah kartilago arytenoid,
cuneiform, dan corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan
dimana jaringan ini mempengaruhi pergerakan membrane mukosa (lipatan
vokal sebenarnya) untuk menghasilkan suara. 3 bagian lain yang merupakan
bagian tunggal adalah tiroid, epiglotis, dan cricoid. Tiroid dan cricoid
keduanya berfungsi melindungi pita suara. Epiglotis melindungi saluran udara
dan mengalihkan makanan dan minuman agar melewati esofagus (Peate and
Nair, 2011).
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati
udara dari laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnar
bersilia sehingga dapat menjebak zat selain udara yang masuk lalu akan
didorong keatas melewati esofagus untuk ditelan atau dikeluarkan lewat dahak.
Trakea dan bronkus juga memiliki reseptor iritan yang menstimulasi batuk,
memaksa partikel besar yang masuk kembali keatas (Peate and Nair, 2011).
5. Bronkus
Bronkus terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra
torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh
jenis sel yang sama. Bronkusbronkus itu berjalan kebawah dan kesamping ke
arah tampak paru-paru (Evelyn C. Pearce, 2011).
6. Bronkiolus
Bronkiolus adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam
rongga tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang
bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang
menuju paru- paru kanan mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang
menuju paru-paru sebelah kiri hanya 2 cabang. Ciri khas bronkiolus adalah
tidak adanya tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal
dari cabang bronkiolus hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel (Evelyn
C. Pearce, 2011)
7. Alvolus
Alveolus adalah struktur anatomi yang memiliki bentuk berongga.Terdapat
pada parenkim paru-paru, yang merupakan ujung dari saluran pernapasan.
Ukurannya bervariasi, tergantung lokasi anatomisnya, semakin negatif tekanan
intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe sel
epitel alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan berbentuk skuamosa,
bertanggungjawab untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe II, yaitu pneumosit
granular, tidak ikut serta dalam pertukaran udara. Sel-sel tipe II inilah yang
memproduksi surfaktan, yang melapisi alveolus dan mencegah kolapsnya
alveolus (Evelyn C. Pearce, 2011).
8. Paru-paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada.
Terletak disebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung
beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam
mediastrum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks
(puncak) di atas dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula didalam dasar
leher. Pangkal paru-paru duduk diatas landai rongga toraks, diatas diafragma.
Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan
dalam yang memuat tumpuk paru-paru, sisi belakang menyentuh tulang
belakang, dan sisi depan menutupi sebagian sisi depan jantung (Evelyn C.
Pearce, 2011).

D. ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN


ALAT : BAHAN :
1. Nasal kanul set 1. Air ro
2. Humidifier
3. Tabung oksigen
4. Aquabidest
5. Plester
6. Gunting

E. PROSEDUR TINDAKAN
1. Tahap orientasi
a. Mengucapkan salam dan memanggil nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan dan langkah prosedur
d. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk bertanya
sebelum dilakukan tindakan
e. Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik pada pasien
f. Pasang sampiran (jaga privasi pasien)
2. Tahap kerja
a. Mencuci tangan
b. Memakai sarung tangan
c. Menyiapkan tabung oksigen dengan manomternya
d. Mengisi aquabidest pada tabung humidifier sesuai batas
e. Menyambungkan selang kanul dengan humidifier
f. Mengatur posisi semifowler/fowler
g. Membuka flowmeter dengan ukuran 2 liter/menit
h. Memastikan ada aliran udara dengan punggung tangan
i. Memasang kanul pada hidung pasien dengan benar
j. Melakukan fiksasi dengan kanul dengan benar
k. Melepas sarung tangan ke dalam bengkok
l. Mencuci tangan
3. Tahap terminasi
a. Melakukan evalusasi tindakan
b. Menyampaikan rencana tindak lajut
c. Berpamitan dengan pasien dan berterimakasih atas kerjasamanya
d. Merapikan alat
e. Mendokumentasikan tindakan dalam lembar catatan keperawatan
F. PRINSIP PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MELAKUKAN TINDAKAN DAN JELASKAN ALASANYA
Prinsip tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
Alasannya agar memberikan kenyaman dan keamanan pada pasien. Memberikan
kebutuhan oksigenasi yang adekuat.

G. RESPON PASIEN SETELAH DILAKUKAN TINDAKAN


Waktu mengkaji 08.00
respon
Respon pasien DS Pasien mengatakan sesak napas sudah berkurang
DO Pasien tampak lebih nyaman, RR 22 x/mnt, SPO2 98%
H. ANALISIS KEBERHASILAN TINDAKAN
Keadaan pasien DS Pasien mengatakan sesak napas
sebelum tindakan DO Pasien tampak sesak, RR 27 x/mnt , SPO2 94%
Keadaan pasien DS Pasien mengatakan sesak napas berkurang
setelah diberikan DO Pasien tampak lebih nyaman RR 22 x/mnt, SPO2
tindakan 98%
Jelaskan apa yang menyebabkan terjadinya perubahan atau sebalikna tidak terjadi
perubahan keadaan pasien :
Pemberian oksigen akan meningkatkan suplai oksigen dalam darah dan sel
sehingga tidak terjadi hipoksia dan hipoksemia, pasien akan mendapat saturasi
oksigen yang baik dan tidak mengalami sesak nafas.

I. KESIMPULAN TERHADAP MANFAAT TINDAKAN


suplai oksigenasi pasien menjadi adekuat

J. REFLEKSI DIRI
Kesiapan diri untuk melakukan tindakan
- Mempersiapkan alat sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan
Kemampuan diri untuk melakukan tindakan
- Mampu melakukannya sesuai dengan standar prosedur operasional
Perbaikan diri di masa yang akan datang
- Lebih memperhatikan Langkah-langkah saat proses priming dan
mempertahankan proses priming sesuai SOP priming hemodialisa

Pemalang …………….. 2023 Nilai


Pembimbing,

…………………………….

You might also like