You are on page 1of 15

1.

DANAU

Danau merupakan suatu daratan yang cekung (basin) yang digenangi air yang cukup
banyak. Air yang menggenangi danau bisa berasal dari mata air, air tanah, air sungai yang
berpelepasan atau bermuara di danau tersebut atau bisa juga berasal dari air hujan.

Habitatnya

a. Ikan mas
b. Ikan nila
c. Ikan mujair
d. Ikan patin
e. Udang

Manfaat danau

 Memenuhi kebutuhan air sehari-hari


 Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
 Sarana Irigasi
 Membantu Proses Produksi Barang
 Sarana rekreasi menarik
 Memelihara ikan air tawar
 Pengembangan nilai budaya
 Sebagai sarana edukasi dan penelitian ilmiah
 Sebagai sarana penunjang transportasi untuk mendukung mobilitas penduduk
 Sebagai wadah resapan air tanah sehingga dapat membantu mengendalikan banjir dan
erosi
 Membantu mengatur keanekaragaman hayati
 Membantu proses pembentukan tanah
 Membantu menjaga siklus zat-zat yang berguna bagi makluk hidup sekitar
 Sebagai sumber kekayaan hewani seperti udang, ikan, dan sebagainya

Ciri-ciri danau

 Airnya cukup dalam dan sudah terdaoat strata temperater air akibat kedalam an
 erdun yang mengapung tidak menutupi sebagian besar permukaan air , seringkali
hanya pada bagian tepi saja. 3. Ada fenomena berupa gelombang Menurut macam
airnya

2. WADUK

Waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada permukaan tanah yang dimaksudkan
untuk menyimpan/ menampung air saat terjadi kelebihan air/musim penghujan, kemudian air
yang melimpah tersebut dimanfaatkan untuk keperluan pertanian dan berbagai keperluan
lainnya pada saat musim kemarau.
Dalam satu tahun, persediaan air di alam khususnya di Indonesia berubah – ubah,
pada musim penghujan air sangat melimpah sedangkan pada saat musim kemarau tiba air
sangat langka. Dengan kapasitas tampungan yang besar dan elevasi muka air yang tinggi,
sebuah waduk selain dapat mengatur besar aliran sungai di sebelah hilirnya agar menjadi
lebih merata sepanjang tahun, juga dapat berfungsi sekaligus sebagai sarana pengendali banjir
yang efektif dan berbagai manfaat lainnya.

Manfaat waduk

1. Irigasi
Pada saat musim hujan, air hujan yang turun di daerah tangkapan air sebagian besar
akan mengalir ke sungai-sungai, air itu dapat ditampung sehingga pada musim kemarau air
yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk
irigasi lahan pertanian.
2. Penyediaan Air Baku
Waduk selain sebagai sumber untuk pengairan persawahan juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku air minum dimana diperkotaan sangat langka dengan air bersih.
3. Sebagai PLTA
Dalam menjalankan fungsinya sebagai PLTA, waduk dikelola untuk mendapatkan
kapasitas listrik yang dibutuhkan. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah suatu sistem
pembangkit listrik yang biasanya terintegrasi dalam bendungan dengan memanfaatkan energi
mekanis aliran air untuk memutar turbin, diubah menjadi energi listrik melalui generator.
4. Pariwisata dan Olahraga Air
Dengan pemandangan yang indah waduk juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat
rekreasi dan selain tempat rekreasi juga dimanfaatkan sebagai tempat olahraga air maupun
sebagai tempat latihan para atlet olahraga air.
5. Pengendali Banjir
Dengan dibangunnya waduk maka kemungkinan terjadinya banjir pada musim hujan
dapat dikurangi dan pada musim kemarau air yang tertampung tersebut dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pembangkit listrik tenaga air, untuk irigasi lahan
pertanian, untuk perikanan, untuk pariwisata dan lain sebagainya

3. ANAK SUNGAI

Anak sungai ialah sungai lain yang mengalir ke sungai utama. Jika sebuah sungai
mengalir ke sungai kedua, sungai pertama itu merupakan anak sungai dari sungai yang
kedua.

Sebagai contoh, Sungai Missouri di Amerika Serikat merupakan anak sungai Mississippi
karena dia mengalir ke Mississippi.

Sebuah sungai dan anak-anak sungainya membentuk catchment sungai itu.

4. SUNGAI

Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih
tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang
lebih besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan)
biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai
seringkali berliku-liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang
sungai. Sungai merupakan jalan air alami.

Manfaat sungai

 sungai dapat menampung debit air yang turun ke tanah melalui hujan.
 Mengalirkan air ke hilir
 Pembangkit listrik
 Pusat dari ekosistem
 Mencari nafkah
 Sumber bahan konsumsi

 Tempat rekreasi
 Lokasi mencari ketenangan dan relaksasi

Secara garis besar, bagian-bagian sungai terdiri dari bagian hulu, tengah, dan hilir.

Pada bagian hulu, sungai memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Arus air deras.


2. Arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal).
3. Lembahnya curam.
4. Lembahnya berbentuk V.
5. Kadang-kadang terdapat air terjun.
6. Tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).

Berbeda dengan bagian hulunya, maka karakteristik fisik sungai di bagian tengah adalah
sebagai berikut.

1. Arus air sungai tidak begitu deras.


2. Erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal).
3. Aliran sungai mulai berkelok-kelok.
4. Mulai terjadi proses sedimentasi (pengendapan) karena kecepatan air mulai
berkurang.

Pada bagian hilir sungai memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Arus air sungai tenang.


2. Banyak terjadi sedimentasi.
3. Erosi ke arah samping (horizontal).
4. Sungai berkelok-kelok (terjadi proses meander).
5. Kadang-kadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati
atau danau tapak kuda (oxbow lake).
6. Di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.

5. ESTUARIA

Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut,
sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar (Pickard, 1967).
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu komunitas yang
khas, dengan kondisi lingkungan yang bervariasi, antara lain 1. tempat bertemunya arus
sungai dengan arus pasang surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat
pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh
besar pada biotanya. 2. pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat
fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut. 3.
perubahan yang terjadi akibat adanya pasang surut mengharuskan komunitas mengadakan
penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya. 4. tingkat kadar garam di
daerah estuaria tergantung pada pasangsurut air laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus
lain, serta topografi daerah estuaria tersebut.

Ciri khas perairan estuari :

 Produksi primer tinggi,


 Ekosistemnya memiliki keterkaitan dengan ekosistem darat, mangrove, lamun,
terumbu karang, dan ekosistem laut lepas,
 Struktur jaringan makanan yang khas karena dicirikan oleh banyak terakumulasinya
bahan detritus organik,
 Organisme estuari rentan terhadap perubahan lingkungan perairan seperti peningkatan
suhu air, perubahan salinitas, dan penurunan kadar oksigen terlarut,
 Merupakan daerah peralihan dari kondisi perairan tawar ke laut,
 Terdapat berbagai macam kepentingan yang sering menimbulkan konflik.

Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai,
kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Estuaria didominasi oleh subsrat lumpur yang
berasal dari endapan yang dibawa oleh air laut atau air tawar.

Manfaat estuaria
 Sebagai tempat pemukiman;
 Sebagai tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan;
 Sebagai jalur transportasi;
 Sebagai pelabuhan dan kawasan industri.

Jenis organisme
1. Hewan :
 Jenis endemik ( seluruh hidupnya tinggal di estuaria)
Contoh : kerang dan kepiting serta berbagai macam ikan seperti famili
Clupeidae,Engraulidae, Gobiidae, dan Leoignathidae
 Jenis estuaria yang tinggal di estuaria untuk sementara waktu
Contoh : larva, beberapa jenis udang dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi ke laut,
seperti genus Plotosius

 Jenis ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur migrasi dari laut ke sungai dan
sebaliknya seperti seperti sidat dan ikan salmon

2. Tumbuhan

 Lamun
 Alga makro (rumput laut) tumbuh di dasar perairan
 Alga mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup melekat pada daun lamun
Jumlah ekosistem yang mendiami ekosistem estuaria lebih sedikit karena fluktuasi
kondisi lingkungan, sehingga hanya jenis yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu
bertahan di estuaria. Keruhnya estuaria yang membuat hanya tumbuhan memucat yang dapat
tumbuh mendominasi.

6. TAMBAK

Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi
air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur).
Ciri-ciri tambak Intensif adalah sebagai berikut:
1. Air didalam tambak ttidak tergantung pada pasang surutnya air laut.
2. Petak tambak berbentuk teratur.
3. Ketinggian air didalam kolam lebih dari 1 meter.

Jenis organisme perikanan

Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang.
Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengaair payau atau air laut. Kolam yang
berisiair tawar biasanya disebut kolam saja atau empang.

7. RAWA GAMBUT

Hutan rawa gambut merupakan hutan dengan lahan basah yang tergenang yang biasanya
terletak di belakang tanggul sungai (backswanp). Hutan ini didominasi oleh tanah-tanah yang
berkembang dari tumpukan bahan organik, yang lebih dikenal sebagai tanah gambut atau
tanah organic (Histosols). Dalam skala besar, hutan ini membentuk kubah (dome) dan
terletak diantara dua sungai besar.

Manfaat rawa gambut


Pemanfaatan lahan gambut saat ini diatur berdasarkan Keputusan Presiden No.32 tahun1990
tentang Pengelolaan Kawasan Lindung yang mana salah satunya larangan pemanfaatan lahan
gambut dengan kedalaman di atas 3 meter.

8. HUTAN NIPAH

Nipah adalah sejenis palem (palma) yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau
daerah pasang-surut dekat tepi laut. Tumbuhan ini juga dikenal dengan banyak nama lain
seperti daon, daonan (Sd., Bms.), buyuk (Jw., Bali), bhunyok (Md.), bobo (Menado, Ternate,
Tidore), boboro (Halmahera), palean, palenei, pelene, pulene, puleanu, pulenu, puleno,
pureno, parinan, parenga (Seram, Ambon dan sekitarnya).[1]

Manfaat hutan nipah


Daun nipah yang telah tua banyak dimanfaatkan secara tradisional untuk membuat
atap rumah yang daya tahannya mencapai 3-5 tahun. Daun nipah yang masih muda mirip
janur kelapa, dapat dianyam untuk membuat dinding rumah yang disebut kajang. Daun nipah
juga dapat dianyam untuk membuat tikar, tas, topi dan aneka keranjang anyaman. Di
Sumatra, pada masa silam daun nipah yang muda (dinamai pucuk) dijadikan daun rokok—
yaitu lembaran pembungkus untuk melinting tembakau—setelah dikelupas kulit arinya yang
tipis, dijemur kering, dikelantang untuk memutihkannya dan kemudian dipotong-potong
sesuai ukuran rokok.[1] Beberapa naskah lama Nusantara juga menggunakan daun nipah
sebagai alas tulis, bukannya daun lontar.

Tangkai daun dan pelepah nipah dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar yang
baik. Pelepah daun nipah juga mengandung selulosa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan pulp (bubur kertas). Lidinya dapat digunakan untuk sapu, bahan anyam-
anyaman dan tali.

belum mekar. Nira yang dikeringkan dengan dimasak dipasarkan sebagai gula nipah
(palm sugar). Dari hasil oksidasi gula nipah dapat dihasilkan cuka. Di Pulau Rote dan Sawu,
Nusa Tenggara Timur, nira nipah diberikan ke ternak babi di musim kemarau. Konon, hal ini
bisa memberikan rasa manis pada daging babi.

Di Filipina dan juga di Papua, nira ini diperam untuk menghasilkan semacam tuak
yang dinamakan tuba (dalam bahasa Filipina). Fermentasi lebih lanjut dari tuba akan
menghasilkan cuka. Di Malaysia, nira nipah dibuat sebagai bahan baku etanol yang dapat di
jadikan bahan bakar nabati pengganti bahan bakar minyak bumi. Etanol yang dapat
dihasilkan adalah sekitar 11.000 liter/ha/tahun, jauh lebih unggul dibandingkan kelapa sawit
(5.000 liter/ha/tahun).

Umbut nipah dan buah yang muda dapat dimakan. Biji buah nipah yang muda, yang
disebut tembatuk, mirip dengan kolang-kaling (buah atep), dan juga diberi nama attap chee
("chee" berarti "biji" menurut dialek China tertentu). Sedangkan buah yang sudah tua bisa
ditumbuk untuk dijadikan tepung.

Di Kalimantan arang dari akar nipah digunakan untuk obat sakit gigi dan sakit kepala.
Habitat
Hutan mangrove pinggiran (fringing mangrove forest) . Berada di sepanjang perbatasan garis
pantai banyak dipengaruhi oleh jangkauan pasang surut, mudah tekena erosi dan akan lama
untuk kembali ke bentuk daratan semula jika terpapar ombak besar saat terjadi pasang surut.

Hutan mangrove sungai (riverine mengrove forest): Merupakan bagian terlebat pada
mangrove yang ada di sepanjang sungai dan anak sungai. Zona hutan mangrove ini banyak
dilewati ari segar dalam jumlah besar berupa air tawar yang akan menuju laut sepanjang
sungai, aliran air membawa tanah yang mengendap membentuk endapan liat berupa tanah
alluvial mengandung banyak nutrisi yang membuat tegakan vegetasi lebih tinggi dan tumbuh
dengan cepat

9. HUTAN MANGROVE

Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau
secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak

Manfaat Hutan Mangrove


Hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi ekosistem
hutan, air dan alam sekitarnya.

Secara fisik hutan mangrove berfungsi dan bermanfaat sebagai :

 penahan abrasi pantai


 penahan intrusi (peresapan) air laut
 penahan angin
 menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara, dan bahan-bahan
pencemar di perairan rawa pantai.

Secara Biologi hutan mangrove berfungsi dan bermanfaat sebagai :

 tempat hidup (berlindung, mencari makan, pemijahan dan asuhan) biota laut seperti
ikan dan udang)
 sumber bahan organik sebagai sumber pakan konsumen pertama (pakan cacing,
kepiting dan golongan kerang/keong)
 menjadi sumber makanan bagi konsumen di atasnya dalam siklus rantai makanan
dalam suatu ekosistem
 tempat hidup berbagai satwa liar, seperti monyet, buaya muara, biawak dan burung.

Ciri-ciri hutan megrove

Hutan mangrove memiliki ciri-ciri fisik yang unik di banding tanaman lain. Hutan mangrove
mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis pohon yang selalu berdaun.
Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove tumbuh, mempunyai faktor-faktor yang
ekstrim seperti salinitas air tanah dan tanahnya tergenang air terus menerus. Meskipun
mangrove toleran terhadap tanah bergaram (halophytes), namun mangrove lebih bersifat
facultative daripada bersifat obligative karena dapat tumbuh dengan baik di air tawar.
Hal ini terlihat pada jenis Bruguiera sexangula, Bruguiera gymnorrhiza, dan Sonneratia
caseolaris yang tumbuh, berbuah dan berkecambah di Kebun Raya Bogor dan hadirnya
mangrove di sepanjang tepian sungai Kapuas, sampai ke pedalaman sejauh lebih 200 km, di
Kalimantan Barat. Mangrove juga berbeda dari hutan darat, dalam hal ini jenis-jenis
mangrove tertentu tumbuh menggerombol di tempat yang sangat luas. Disamping Rhizophora
spp., jenis penyusun utama mangrove lainnya dapat tumbuh secara “coppice”. Asosiasi hutan
mangrove selain terdiri dari sejumlah jenis yang toleran terhadap air asin dan lingkungan
lumpur, bahkan juga dapat berasosiasi dengan hutan air payau di bagian hulunya yang hampir
seluruhnya terdiri atas tegakan nipah Nypa fruticans.

10. TERUMBU KARANG

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.[1] Terumbu karang termasuk dalam jenis filum
Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.[1] Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan
secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.[2]

manfaat
Bagi Kehidupan Manusia dan juga bagi biota laut itu sendiri, Terumbu Karang seperti
yang dapat kita baca terdiri dari Dua kata, Kata pertama terumbu yang bisa kita artikan
sebagai endapan batu kapur, yaitu kalsium karbonat, yang dihasilkan oleh hewan karang dan
biota-biota lain, Dan Kata kedua adalah Karang yang mana bisa kita artikan sebagai sejenis
hewan yang berasal dari ordo Scleractinia yang mampu menyekresi kalsium karbonat.

Akan tetapi Terumbu Karang tidaklah bisa di artikan secara terpisah karena jika di
artikan perkata maka pengertianya seperti di atas, dan maksud dari terumbu karang itu adalah
Sekompulan ekosistem di bawah Laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang
batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-
jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota
lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis
nekton.

11. PANTAI BERLUMPUR

Jika pantai berlumpur dilihat dengan menggunakan foto udara kawasan delta di pantai
Utara Jawa Tengah. Kenampakan yang didapatkan meliputi rataan lumpur, dataran delta,
tanggul fluvio deltaik. Rataan lumpur ada di sepanjang aliran muara, dataran delta muncul
pada ujung-ujung muara yang menghambat aliran air sungai sehingga muara-muaranya
membentuk percabangan baru. Disamping kenampakan tersebut terdapat tanggul fluvio
deltaik dengan kenampakan yang lebih cerah tapi kadang telah ditumbuhi vegetasi sehingga
tidak begitu tampak nyata. Tidak dapat diidentifikasi rataan pasutnya, karena foto yang ada
merupakan waktu yang bersamaan. Delta yang terbentuk memanjang, menandakan bahwa
energi darat lebih kuat dari pada energi gelombang maupun pasut. Arti penting delta
diantaranya adalah merupakan gerbang perpindahan species aquatik, terutama dalam
menjalani siklus reproduksi. Merupakan tempat berlindung, bertelur dan membesarkan
anak. Merupakan area yang kaya nutrisi, banyak jenis tumbuhan marin dan pantai. Daerah
estuarinya memiliki produktivitas yang tinggi dalam menunjang perikanan. Merupakan
daerah yang kaya mineral dan minyak.

12. PANTAI BERPASIR :

Pada foto udara dari arah laut tampak warna hitam disusul segaris warna putih yang
merupakan kenampakan ombak pecah dan disusul dengan kenampakan abu-abu yang
merupakan pasir basah. Semakin ke atas kenampakan bergradasi menjadi warna abu-abu
cerah. terdiri dari bura, gisik, beting gisik, swalle. Bura terdapat langsung di sekitar batas
warna putih (hempasan ombak), disusul gisik dengan kenampakan abu-abu cerah, merupakan
area terbuka dengan arah memanjang berbatasan dengan beting gisik. Gisik berbatasan
dengan beting gisik dan swalle yang tersusun di jalur berikutnya ke arah darat, dengan
kenampakan abu-abu cerah hingga keputih-putihan. Pada jalur berikutnya kadang terbentuk
gumuk-gumuk pasir yang merupakan hasil aktifitas marin-aeolin. Kenampakan abu-abu
cerah, tapi tidak selalu demikian karena kadang telah ditumbuhi vegetasi.

Sebagian besar pantai di wilayah tropis adalah pantai berpasir. Pantai berpasir secara
ekologis penting sebagai habitat dari berbagai macam organisme, termasuk kepiting dan
burung, dan pada beberapa lokasi berfungsi sebagai tempat bertelur bagi penyu. Pantai
berpasir dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena banyak dari pantai ini merupakan
kawasan rekreasi yang penting.

Pantai berpasir juga banyak digunakan oleh perahu-perahu ikan dan berbagai aktivitas
perikanan sebagai landasan (base) atau lokasi kegiatan. Minyak umumnya akan terakumulasi
pada permukaan sedimen di kawasan antara-pasang-surut (intertidal), dan dapat
menimbulkan dampak pada organisme –organisme termasuk burung-burung dan penyu yang
mendarat di pantai.

Minyak juga dapat masuk kedalam lapisan bawah permukaan, tingkat penetrasi ini
dipengaruhi oleh ukuran butir sedimen, tingkat penterasi air, kekentalan minyak, dan
keberadaan lubang jejak-jejak jalan kepiting atau cacing.

Penetrasi minyak kedalam pasir kuarsa lebih besar dibanding pasir halus, sementara
kemungkinan penetrasi minyak kedalam sedimen yang memiliki lubang jalan air lebih kecil
dibanding sedimen yang kering. Minyak ringan dapat melakukan penetrasi dengan mudah,
sedang minyak yang kental cenderung tetap berada pada permukaan.

Minyak yang masuk kedalam lubang jejak-jejak jalan kepiting atau cacing dapat
mengakibatkan dampak kematian pada kepiting atau cacing yang hidup dalam lubang-lubang
tersebut. Minyak yang tetap berada pada atau sekitar permukaan pasir dan minyak yang
terkena aksi gelombang yang besar tidak akan tinggal pada pantai berpasir dalam jangka
waktu lama, namun minyak yang berada di lapisan bawah pemrukaan dapat tetap tinggal
hingga beberapa tahun, kecuali dibersihkan secara mekanis.
Sedimen minyak yang terangkat dari permukaan pantai berpasir oleh aksi gelombang
dapat terbawa dan terendapkan pada kawasan yang lebih kearah lepas pantai, dimana minyak
dapat memberi dampak pada organisme di dasar perairan. Kandungan minyak hidrokarbon
pada daging kerang telah terdeteksi dari beberapa kasus tumpahan minyak, khususnya pada
kawasan teluk yang landai.

Dampak ini cenderung tidak terjadi pada pantai yang terbuka, dimana sedimen
terkontaminasi minyak dapat tersebar dan terendapkan dalam lingkungan kawasan yang lebih
luas.

13. PANTAI BERBATU


Pantai berbatu adalah pantai dengan tebing cliff, sehingga karena adanya tenaga
gelombang sebagian tebing tersebut runtuh dan terbawa kembali ke arah pantai sehingga
membentuk pantai dengan serpihan batu karang.

Pantai berbatu dapat tersusun dan batuan keras atau kumpulan batu besar atau kerikil.
Pantai berbatu di huni oleh banyak spesies alga dan binatang tak bertulang belakang
(invertebrata).

Binatang invertebrata ini menghasilkan sejumlah besar telur dan larva yang masuk
kedalam perairan dekat pantai, yang selanjutnya merupakan bagian dari sumber makanan
bagi ikan-ikan hias. Kotoran-kotoran dari alga juga masuk kedalam rantai makanan dari
sistem perairan dekat pantai.

Ikan-ikan dapat mencari makan secara langsung pada pantai berbatu saat air pasang,
sementara burung laut mencari makan pada pantai berbatu saat air surut. Pantai berbatu yang
relatif jauh ke arah laut dapat merupakan lokasi tempat bertelur yang penting bagi burung
laut. Beberapa spesies pada pantai berbatu (seperti mussels dan rocky oyster), merupakan
sumber makanan bagi masyarakat pesisir.

Banyak pantai berbatu di wilayah tropis terdiri atas karang atau jenis batuan gamping
lainnya yang memiliki lubang-lubang dan celah-celah yang dalam. Minyak cenderung
memiliki waktu tinggal yang relatif lama pada pantai berbatu dengan kondisi tersebut, dan hal
ini akan menyulitkan operasi pembersihan.

14. PADANG LAMUN

Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi yang
dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan
berkeping tunggal (Monokotil) yang mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air
laut (Sheppard et al., 1996). Komunitas lamun berada di antara batas terendah daerah
pasangsurut sampai kedalaman tertentu dimana cahaya matahari masih dapat mencapai dasar
laut (Sitania, 1998).

Ciri-ciri ekologis padang lamun antara lain adalah :


 Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir
 Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu
karang
 Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung
 Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.
 Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya
terbenam air termasuk daur generatif
 Mampu hidup di media air asin
 Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik

Manfaat lamun

Secara ekologi, kebun lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir.
Lamun merupakan sumber utama produktivitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia
dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme (dalam bentuk detritus).
Selanjutnya mereka berfungsi menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan spesies
tumbuh, terutama dengan sisten akr yang padat dan saling menyilang. Penstabilan dasar olah
akar ini sangat kuat dan mampu bertahan dalam topan badai sekalipun. Sebaliknya, sistem ini
dapat melindungi banyak organisme. Jadi terdapat banyak hewan umum yang dijumpai di
kebun lamun, tetapi tidak berhubungan dengan tingkatan makanan secara langsung. Kebun
lamun berperan juga sebagi tempat pembesaran bagi banyak spesies yang menghabiskan
waktu dewasanya dilingkungan lain. (Nyabaken, JW. 1992)
Menurut den Hartog (1977), rumput laut / lamun diseluruh dunia hanya mencakup
sekitar 50 spesies. Ini adalah yang terkecil dibanding dengan kepentingan ekologinya.
Kebanyakan spesies lamun mempunyai morfologi luar yang secara kasar hampir serupa.
Mereka mempunyai daun-daun yang panjang, tipis, dan mirip pita yang mempunyai saluran-
saluran air, serta bentuk pertumbuhannya monopodial. Tumbuhan ini tumbuh dari rizoma
yang merambat. Jika dibandingkan dengan tumbuhan perairan tawar, jumlah spesies lamun
lebih sedikit dan ragam morfologinya juga lebih sedikit. (Nyabaken, JW. 1992)

You might also like