You are on page 1of 58

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.

“K” GI P0 A0
UMUR KEHAMILAN 36-37 MINGGU DENGAN STRIAE
GRAVIDARUM DI PMB SENGETI
TAHUN 2023

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan

Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

OLEH
Putri Nurtini
PO.71242230007

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


JURUSAN KEBIDANAN PRODI PROFESI BIDAN
2023

i
Lembar Pengesahan

Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan pada ibu hamil di Puskesmas
Sungai Bahar VII Tahun 2023” guna memenuhi tugas Stase Kehamilan Program
Studi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi tahun 2023.

Jambi, Oktober 2023

Mengetahui :
Preseptor Akademik Pembimbing Lahan

(Hj. Suryani, S.Pd. MPH) (Desniati, S.Tr.Keb)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, karena berkat rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini yang berjudul
“Asuhan Kebidanan pada ibu hamil di PMB Desniati, S.Tr.Keb Tahun 2023”.
Dalam penyusunan Laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yuli Suryani,M.Keb selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jambi.
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Jambi.
3. Hj.Suryani, S.Pd. MPH selaku Dosen Pembimbing Institusi
4. Desniati, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan
5. Rekan-rekan sejawat yang telah memberi banyak masukan dan pengarahan
dalam penyusunan Laporan ini sehingga laporan ini diselesaikan dengan
baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran
serta kritik yang membangun dari Dosen pembimbing.
Akhir kata, semoga hasil laporan kasus ini dapat memberikan manfaat
yang berguna bagi yang membutuhkannya.

Jambi, Oktober 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ................................................................................................


i
Kata Pengantar........................................................................................................
ii
Daftar Isi...................................................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah......................................................................................
4
C. Tujuan........................................................................................................
4
D. Manfaat .....................................................................................................
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Kehamilan.....................................................................................
6
B. Manajemen Kebidanan .............................................................................
27
B. Evidence Based Midwivery.......................................................................
17

BAB III. TINJAUAN KASUS


Tinjauan Kasus ........................................................................................
25

BAB IV PEMBAHASAN

iv
Analisis Kasus dengan kajian teori jurnal/EBM ...........................................
31

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................
47
B. Saran .........................................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan mengefektivitasi tubuh ibu secara keseluruhan dengan

menimbulkan perubahan fisiologis yang pada hakikatnya terjadi di seluruh

sistem organ. Sebagian besar perubahan pada tubuh ibu bersifat temporer

dan disebabkan oleh kerja hormonal. Kerja hormonal selanjutnya

berdampak pada uterus, vagina, payudara, traktus urinarius, traktus

alimentarius, traktus respiratorius, skeleton dan persendian, metabolisme,

kardiovaskuler, serta pada kulit. Adanya perubahan pada kulit, yaitu

nampak permukaan kulit yang sangat teregang serta peningkatan sekresi

hormon pada korteks adrenal akibat kehamilan mengakibatkan serabut

kolagen mengalami ruptur, ruptur inilah yang kemudian disebut Stretchmark

(Suhartono, 2018:91).

Prevalensi ibu hamil dengan Stretchmark secara umum berkisar 50-

90%. Stretchmark memberikan rasa gatal, panas, dan kering, serta gangguan

emosional, sehingga menjadikan masalah kepercayaan diri yang serius

(Sharon, 2019:6 ) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Uddin SS dan

Asimas terhadap 80 sampel ibu hamil di Pakistan tahun 2018 didapatkan

berbagai perubahan-perubahan kulit fisio logis selama kehamilan, mayoritas

adalah perubahan pigmentasi (70 %), linea nigra (54,3%), dan Stretchmark

(51, 9%). Etiologi Stretchmark belum diketahui, predisposisinya antara lain

hormonal, elastisitas kulit, serta peregangan mekanik. Hal ini yang

menyebabkan tidak adanya metode efektif untuk melindungi atau mengobati

Stretchmark (Suhartono, 2018:91).

1
Stretchmark lebih umum berkembang pada wanita berkulit tidak putih

atau ras non white. Frekuensi striae gravidraum pada wanita berkulit putih

di Inggris sebanyak 53%. Frekuensi wanita ras Lebanon yang mengalami

perkembangan Stretchmark sebanyak 61%,5 wanita hamil Thailand 98 yang

mengalami perkembangan Stretchmark sebanyak 77,9% dan di Indonesia

sendiri sebanyak 88.2% ibu hamil mengalami perkembangan Stretchmark

(Sinta, 2018: 96-104).

Stretchmark yang timbul karena kehamilan masih banyak terjadi di

negara berkembang, salah satunya Indonesia yaitumencapai angka 95%

dengan gradeatau tingkatan yang bervariasi. Di Indonesia banyak terjadi hal

demikian karena masih minimnya edukasi kesehatan bagi wanita yang

sedang hamilsehingga mereka kurang tepat dalam melakukan penanganan

pada striae gravidarum. Sedangkan berdasarkan profil kesehatan Indonesia

tahun 2019, jumlah ibu hamil yang ada di provinsi Jambi pada tahun 2019

yaitu sebanyak 186.372 jiwa atau sebesar 4,8 % dan yang mengalami strie

gravidarum ada sebanyak 5.355 orang atau 59,8% (BKKBN, 2019:89).

Stretchmark dalam masyarakat sering disebut dengan istilah garis

kehamilan, merupakan salah satu permasalahan yang membuat wanita hamil

merasa minder terhadap perubahan fisik pada perut, paha, pantat dan

payudara. Pada tempat-tempat tersebut muncul garis yang tidak beraturan.

Garis tersebut ada tiga macam yaitu kategori I berwarna merah muda,

kategori II berwarna merah tua, kategori III berwarna ungu dan garis setiap

orang itu berbea-beda. Hal tersebut menimbulkan kurangnya kolagen pada

tubuh yang sangat membantu elastisitas kulit terutama lapisan dermis

2
sehingga mengakibatkan renggangnya kulit, berkurangnya vitamin A, C dan

E (Varney, 2007:105).

Terjadinya Stretchmark sangat berefektivitas dengan lapisan dermis

(kulit), sebab lapisan ini bertugas untuk mendukung kulit dan menjaganya

agar tetap mulus. Dermis juga menjadi rumah bagi pembuluh darah yang

mengangkut nutrisi untuk sel-sel kulit. Lapisan dermis terbuat dari jaringan

elastis yang membuat kulit mampu meregang sesuai kebutuhan tubuh. Tapi

bila tubuh semakin membesar dalam waktu yang singkat, seperti saat hamil,

serat ini akan melemah dan akhirnya pecah akibat kulit yang menipis. Oleh

karena itu, munculnya Stretchmark ditandai dengan menyebarnya pembuluh

darah melalui lapisan dermis (kulit) ke lapisan kulit epidermis yang menipis

(Elvariny, 2018:56).

Dalam bahasa medis stretchmark juga disebut Stretchmark dimana

stretchmark ini dapat terjadi pada masa kehamilan karena peregangan pada

kulit akibat pembesaran rahim, namun Stretchmark tidak hilang dengan

mudah hingga berlanjut pada masa nifas sehingga dapat disebut dengan

stretchmark (Eka, 2022:2).

Dalam mengatasi stretchmark akibat kehamilan yaitu menggunakan

Produk-produk perawatan kulit yang beredar dipasaran hingga saat ini

banyak menggunakan minyak mineral (white oil) sebagai bahan utama

untuk fase minyak yang dapat berfungsi sebagai pelembut (emollient).

Minyak mineral merupakan parafin cair hasil produk samping pengolahan

minyak bumi untukbahan bakar. Alternatif lain pengganti minyak mineral

pada sediaan produk perawatan kulit adalah dengan memanfaatkan minyak

3
yang dapat diekstrak dari tumbuhan atau minyak nabati (Rahmanto et

al.,2018:89).

Virgin Coconut Oil merupakan produk olahan yang terbuat dari

daging kelapa segar yang diolah pada suhu rendah atau tanpa melalui

pemanasan, sehingga kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat

dipertahankan (Tanasale, 2018:45). Kandungan asam lemak (terutama asam

laurat dan oleat) dalam Virgin Coconut Oil, memiliki sifat yang

melembutkan kulit.Selain itu Virgin Coconut Oil digunakan untuk

mencegah terjadinya penguapan airpada kulit dan juga berfungsi untuk

menjaga kelembaban dan menghaluskan kulit (Sihombing et al.,2016:58).

Selain Virgin Coconut Oil Lidah buaya juga dapat digunakan untuk

menyamarkan striae gravidarum, lidah buaya merupakan tanaman obat yang

telah digunakan sejak 1500 SM di banyak negara sebagai obat lokal yang

memiliki daging daun tebal dari keluarga Liliaceae. Senyawa yang terdapat

dalam lidah buaya seperti lignin yang terdapat dalam gel lidah buaya

mampu menembus dan meresap ke dalam kulit serta menahan hilangnya

cairan dari permukaan kulit (Ambarwati et al.,2020:90). Beberapa unsur

yang terkandung dalam lidah buaya juga ada yang berfungsi sebagai

antioksidan seperti senyawa golongan antrakuinon (khususnya emodin dan

aloin), flavonoid, tannin, saponin, dan sterol (Prahesti et al.,2015:66).

4
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam laporan kasus ini adalah untuk mengetahui

gambaran tentang Asuhan Kebidanan Ibu hamil menggunakan

manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney

2. Tujuan Khusus

1. Melaksanakan pengkajian dan pengumpulan data pada kehamilan

di PMB Desniati,S.Tr.Keb Tahun 2023

2. Mampu menginterprestasikan data untuk mengindentifikasi

diagnosa, masalah kehamilan pada Ny. K di PMB

Desniati,S.Tr.Keb Tahun 2023

3. Mampu menganalisis dan menentukan diagnosa kehamilan pada

Ny. K di PMB Desniati,S.Tr.Keb Tahun 2023

4. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik

mandiri, kalaborasi, maupun rujukan dalam memberikan asuhan

kebidnaan pada kehamilan pada Ny. K di PMB Desniati,S.Tr.Keb

Tahun 2023

5. Mampu menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat dan

rasional berdasarkan kebutuhan pada kehamilan pada Ny. K di

PMB Desniati,S.Tr.Keb Tahun 2023

6. Mampu menerapkan tindakan asuhan kebidanan yang diberikan

sesuai dengan rencana yang efisien dan aman pada kehamilan pada

Ny. K di PMB Desniati,S.Tr.Keb Tahun 2023

5
7. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil asuhan

kehamilan pada Ny. K di PMB Desniati,S.Tr.Keb Tahun 2023

C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas Sungai Bahar VII

Hasil penelitian dapat dijadikan alternative bagi Petugas

kesehatan dalam memberikan edukasi kepada ibu nifas untuk

membantu menyamarkan stretchmark yaitu dapat menggunakan bahan

alami seperti Virgin Coconut Oil dan aloe vera.

2. Bagi Poltekkes Jurusan Kebidanan

Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, yang dapat dimanfaatkan

oleh mahasiswi untuk meningkatkan pengetahuan tentang Virgin

Coconut Oil dan aloe vera sebagai salah satu alternative dalam

menyamarkan stretchmark.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang

lebih mendalam mengenai stretchmark pada ibu postpartum dengan

desain dan variabel yang berbeda.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Kehamilan Normal

a. Pengertian

Menurut federasi obstetric ginekologi internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlansung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana

trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15

minggu/minggu ke 13 hingga ke 27 dan trimester ketiga 13

minggu/minggu ke 28 hingga 40 (Saifudin,2016:213).

Proses kehamilan merupakan merantai yang bersunambungan

dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implamentasi) pada uterus, pembentukan

plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Ovulasi

adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal

yang kompleks. Pembentukan spermatozoa merupakam proses yang

kompleks. Seperti matogonium berasal dari sel primitive tubulus,

menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi

spermatid, akhirnya spermatozoa (Manuaba, 2010:75).

7
b. Perubahan fisiologis kehamilan

Menurut Manuaba (2010:85) dengan terjadinya kehamilan maka

seluruh sistem genetalia wanita mengalami perubahan yang membesar

sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan

hormone somatomamotropin, estrogen dan progesterone yang

menyebabkan perubahan pada bagian-bagian tubuh dibawah ini:

1) Uterus

Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau

beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia,

sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot

rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar,

lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan

janin. Perubahan pada isthumus uteri rahim (rahim) menyebab

isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada

pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.

Perlunakan isthumus disebut tanda hegar. Hubungan antara

besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui karena

kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil kembar,

hamil mola hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan teraba

lebih besar.

2) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah

8
dan kebiru-biruan (tanda chandwicks).

3) Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang

mengandung korpus loteum gravidarum akan meneruskan

fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia

16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan villi

korealis yang mengeluarkan hormone korionik gonadotropin yang

mirip dengan hormone luteotropik hipofisis anterior.

4) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan pemberian ASI pada saat laktasi.

c. Perubahan dan perkembangan janin

Menurut (Varney, 2010:504) perubahan dan perkembangan

janin adalah sebagai berikut :

1) Trimester I : seluruh periode zigot dan embrionik dan dua minggu

pertama periode janin (dari total 10 minggu kehidupan setelah

fertilisasi) berada pada 12 minggu pertama kehamilan dihitung

dari masa menstruasi terakhir yang merupakan trimester pertama.

Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan momen fertilisasi

dan proses fusi pronukleus pada wanita dan pria masing-masing

dari ovum dan sperma. Proses fusi ini menghasilkan sebuah sel

tunggal yang disebut dengan zigot. Pada saat ini individu baru

berbentuk dengan gambaran uniknya yang ditentukan oleh

kombinasi kromosom dan gen-gen baru secara total.

9
2) Trimester II dan trimester III : trimester ke dua berlangsung 15

minggu, mencakup minggu ke 13 hingga minggu ke 27 mengacu

pada LMP. Usia kehamilan ini ekuivalen dengan minggu ke 11

hingga minggu ke 25 sejak pascafertilisasi. Trimester ke III,

berlangsung 13 minggu, mencakup minggu ke 28 hingga ke 40

mengacu pada LMP. Usia ini ekuivalen dengan minggu ke 26

hingga ke 38 sejak pascafertilisasi.

a) Minggu ke 13 hingga 16 (bulan ke empat) kelopak mata

mengalami fusi dan kepala berkembang lambat, sementara

telinga bergerak ke posisi yang lebih tinggi pada kepala dan

dagu tampak lebih jelas dengan terbentuknya mandibula.

b) Minggu ke 17 hingga ke 20 (bulan kelima) perkembangan

tubuh yang pesat tetap berlanjut. Kaki telah mencapai panjang

total dan kuku pada jari-jari kaki mulai tumbuh.

c) Minggu ke 21 hingga ke 24 (bulan ke enam) pertumbuhan

rambut terlihat lebih jelas pada bulan ke enam. Seluruh tubuh

janin dilapisi lanugo, yakni rambut halus yang menurun. Alis,

bulu mata, dan rambut kepala mulai muncul.

d) Minggu ke 25 hingga ke 28 (bulan ketujuh) meski lemak mulai

sedikit disimpan dan kontur mulai membulat, janin masih

terlihat kurus dan masih tampak tua dan berkerut selama bulan

ketujuh.

10
e) Minggu ke 29 hingga ke 32 (bulan kedelapan) simpanan lemak

subkutan mulai memperhalus kerutan, tetapi kerutan janin

masih belum hilang sepenuhnya.

f) Minggu ke 33 hingga ke 36 (bulan ke Sembilan) pada akhir

bulan Sembilan, kulit menjadi halus tanpa kerutan karena

lemak subkutan menebal dari cadangan tambahan.

g) Minggu ke 37 hingga ke 40 (bulan kesepuluh) merupakan

waktu untuk sentuhan akhir yang penting. Pertumbuhan dan

perkembangan utuh telah dicapai.

d. Sirkulasi darah ibu

Peradaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain

meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim,

terjadi hubungan lansung antara arteri dan vena pada sirkulasi

retroplasenter dan pengaruh hormone estrogen dan progesterone

makin meningkat.

e. Tanda-tanda bahaya kehamilan

Menurut Sulistyawati (2019:155) tanda bahaya kehamilan pada

kehamilan lajut adalah sebagai berikut :

1) Perdaran pervagina yang terdiri dari plasenta previa dan solusio

plasenta.

2) Sakit kepala yang hebat

3) Penglihatan kabur

4) Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

11
5) Keluar cairan pervagina

6) Gerakan janin tidak terasa

7) Nyeri perut yang hebat

f. Pemeriksaan palpasi kehamilan

Menurut Manuaba (2010:117) pemeriksaan palpasi digunakan

untuk menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan

terdiri dari pemeriksaan menurut leopold I-IV atau pemeriksaan

yang sifatnya membantu pemeriksaan leopolt :

1) Membantu leopold II (pemeriksaan menurut Budine,

pemeriksaan menurut Ahlfeld)

2) Membantu pemeriksaan leopold III (pemeriksaan kneble).

Pemeriksaan pembantu leopolt adalah sebagai berikut :

1) Pemeriksaan budine, digunakan pada letak membujur, untuk

lebih menetapkan dimana punggung janin berada. Teknik fundus

uteri didorong kebawah, badan janin akan melengkung sehingga

punggung mudah ditetapkan

2) Pemeriksaan menurut Ahlfeld. Janin dengan letak membujur

didorong kesalah satu sisi sehingga janin mengisi ruangan yang

lebih terbatas. Dengan mendorong janin kesatu arah, maka

pemeriksaan penunjang janin lebih mudah dilakukan.

3) Pemeriksaan menurut Kneble. Pemeriksaan ini sama dengan

pemeriksaan menurut leopolt III

Tahap pemeriksaan menurut leopolt :

1) Leopold I

12
a) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk melakukan

tinggi fundus uteri sehingga perkiraan usia kehamilan dapat

disesuaikan dengan tanggal haid terakhir

b) Bagian apa yang terletak difundus uteri. Pada letak membujur

sunsang, kepala bulat keras, melenting pada goyangan pada

letak kepala akan teraba bokong pada fundus uteri. Tidak

keras tak melenting dan tidak bulat pada letak lintang, fundus

uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.

2) Leopold II

a) Kedua tangan diturunkan menulusuri tepi uterus untuk

menetapkan bagian apa yang terletak dibagian samping

b) Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang

teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci

c) Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin

3) Leopold III

a) Menetapkan bagian apa yang terdapat diatas simfisis pubis

b) Kepala akan teraba bulat dank eras sedangkan bokong teraba

tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simfisis pubis

akan kosong

4) Leopold IV

a) Pemeriksaan menghadap kearah aki ibu untuk menetapkan

bagian terendah janin yang masuk pintu atas panggul

b) Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran

terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan

13
divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk

PAP maka tangan pemeriksaan konvergen

g. Pemeriksaan denyut jantung janin

Menurut Manuaba (2010:116) pemeriksaan denyut jantung

janin adalah sebagai berikut :

1) Kaki ibu hamil diluruskan sehingga punggung janin lebih dekat

dengan dinding perut ibu

2) Punktum maksimum denyut jantung jantung janin ditetapkan

disekitar scapula

3) Denyut jantung janin dihitung dengan cara menghitung 5 detik

pertama, interval 5 detik dilanjutkan menghitung untuk 5 detik

kedua, interval 5 detik dilanjutkan menghitung untuk 5 detik

ketiga. Jumlah perhitungan selama tiga kali setiap 5 detik

dikalikan empat, sehingga debyut jantung janin selama satu

menit dapat ditetapkan.

h. Standar Asuhan Kehamilan

Menurut Susilawati (2019:7) asuhan kehamilan standar

minimal 10T yaitu sebagai berikut :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2) Pemeriksaan Tekanan darah

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4) Pemeriksaan Tinggi fundus uteri (puncak rahim)

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

14
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan.

7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8) Test laboratorium (rutin dan khusus)

9) Tatalaksana kasus

10) Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca

persalinan.

i. Perubahan Psikologis Trimester III

Menurut Sulystyawati (2019) perubahan psikologis ibu hamil

Trimester III adalah sebagai berikut :

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan

tidak menarik

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi lahir tidak tepat waktu

3) Tajut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan , khawatir akan keselamatan

4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya

5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya

6) Merasa kehilangan perhatian

7) Perasaan mudah terluka (sensitive)

8) Libido menurun

1. Gangguan penglihatan

2. Pembengkakan pada wajah atau tangan

15
3. Nyeri abdomen (epigastrik)

4. Gerak janin berkurang

B. Stretchmark

1. Pengertian

Stretchmark yaitu suatu guratan yang muncul di permukaan kulit

akibat peregangan yang berlebihan pada jaringan kulit. Stretchmark dapat

muncul di abdomen, payudara, paha maupun lengan bagian atas, dan

nampak jelas mulai bulan ke 6-7 kehamilan. Guratan halus ataupun kasar

ini dapat muncul pada sebagian wanita hamil, berkenaan dengan tingkat

elastisitas kulit dan penambahan berat badan atau deposit lemak (Ummah,

2019:85).

Striae adalah lesi seperti parut garis, cekung, atropik, berwarna

merah muda atau ungu, kemudian menjadi putih yang terdapat di

abdomen, payudara, pantat dan paha (Nupur Nandi dan Arun Paul

Choudhury, 2018). Striae disebabkan oleh multifaktor termasuk faktor

fisik yaitu meregangnya kulit akibat jaringan elastis karena penambahan

berat badan yang signifikan dan faktor hormon yaitu efek dari hormone

adrenocortical steroids (ACTH), esterogen, relaksin di jaringan kulit serta

riwayat di keluarga juga mempunyai resiko munculnya Stretchmark

(Nupur et al, 2018:88).

Stretchmark adalah lesi umum yang mempengaruhi hampir

setengah dari remaja dan dewasa muda, terutama perempuan hamil.

Stretchmark muncul secara progresif, berkelanjutan dan lesi berbentuk

16
linearatau fusiform dengan panjang yang bervariasi. Permukaan

Stretchmark sering halus dan tegang saat baru muncul. Lesi yang lebih tua

cenderung berlekuk atrofik, sehingga memberikan sensasi kosong saat di

palpasi (Pierard et al, 2019:91).

Salah satu masalah yang membuat ibu hamil minder atau tidak

percaya diri adalah stretch mark. Pasalnya, stretch mark dapat

menyebabkan perubahan fisik pada perut, paha, bokong, dan payudara. Di

area ini, muncul garis tidak beraturan. Garis tersebut memiliki 3 kategori,

yaitu tipe I merah muda karena merupakan jenis stretchmark yang baru

muncul atau masih dalam proses pembentukan atau tipe ringan, tipe 2

merah tua dan tipe ini termasuk dalam stretchmark sedang dan yang

selanjutnya adalah stretchmark tipe 3 yaitu guratan yang berwarna putih,

tipe ini termasuk ke dalam stretchmark tingkat berat karena stretchmark

tipe ini lebih sulit dihilangkan daripada stretchmark merah karena stretch

mark ini sudah menua, dan garis tiap orang berbeda-beda. Hal ini

menyebabkan kurangnya kolagen di dalam tubuh, dan kolagen berperan

dalam membantu elastisitas kulit terutama dermis, yang berujung pada

peregangan kulit dan mengurangi vitamin A, C dan E (Lidia 2020:98).

2. Histologi Stretchmark

Histologi dari Stretchmark adalah bekas luka dan pengembangan

Stretchmark sama dengan penyembuhan luka dan bekas luka.

Perkembangan Stretchmark muncul dan terjadi secara alami. Lesi aktif

Stretchmark adalah lesi awal terutama dari serat elastic yang halus. Seiring

dengan bertambahnya waktu, lesi menjadi lebih tebal dan ketebalan

17
lapisan dermis menajdi turun, sehingga menyebabkan kulit yang terkena

menjadi lebih tipis dibandingkan dengan kulit normal. Hasil biopsy

membandingkan striae untuk kulit normal, pada kulit yang mengalami

Striae menunjukkan reorganisasi dan peregangan jaringan elastic pada

serat kulit. Pada pemeriksaan mikroskopis, lesi striae tampak perubahan

pada epidermis seperti atrofi dan hilangnya rate ridges, serta tampak

adanya jaringan parut. Striae tidak semua sama, keparahan dan

perkembangan lesi tampaknya lebih bergantung pada karakteristik

individu yang terkena yang kemungkinan genetic (Pierard et al, 2019:92).

Stretchmark yang baru atau immature bertekstur rata pada daerah

kulit dengan rona merah dan merah muda yang mungkin gatal dan sedikit

menonjol. Stretchmark kemudian bertambah panjang dan berubahn

menjadi warna ungu gelap. Seiring bertambahnya waktu Stretchmark

menjadi putih. Menurut Mohammed EL, Leslie EB (2019) pada

penelitiannya yang berjudul Striar Distance (Strech Mark) and Different

Modalities of Therapy, Penilaian dengan calori meter menggunakan

resolusi tinggi Stretchmark dibagi menjadi empat tipe yaitu warna putih

(striae alba), merah atau eritematosa (striae rubrae), kebiruan (striae

caeruleae), kehitaman (striae nigra) (Pierard, et al, 2019:92).

18
Gambar 2.1 Stretchmark

Sumber : Anonim (2023)

3. Etiologi Stretchmark

Menurut Ghasemi et al (2017) etiologi Stretchmark dikaitkan

dengan beberapa teori yaitu akibat pengaruh hormonal

(adrenocorticosteroiid, estradiol, relaksin), peregangan, peningkatan

ukuran abdominal (Physical Stretch). Menurut Rachel N, Anthony VB

(2016: 41-49) dalam bukunya yang berjudul Cosmetic Aspect of

Pregnancy Clinics in Dermatology menyebutkan terdapat dua factor yang

diperkirakan terkait dengan munculnya Stretchmark , pertama pada dermis

priming terjadi peningkatan kadar esterogen dan relaksin. Bersama-sama

hormone ini ditingkatkan pula produksi kolagen dan mucopolysaccharides

dalam kulit akan menarik air yang bertindak mengurangi kekuatan kohesif

antara serat kolagen yang kemudian akan mengarah ke pemisahan. Factor

kedua adalah peregangan fisik pada dermis priming yang menyebabkan

fase istirahat di jaringan kolagen.

Relaksin adalah hormone yang dapat menghambat jaringan ikat

yang berlebihan dengan mengurangi produksi kolagen dan menurunkan

kekuatan kolagen. Peran relaksin pada kehamilan tidak sepenuhnya

19
sempurna. Hormone relaksin dapat menghambat kontraktilitas

miometrium sampai masa nifas dan membuat terjadinya pematangan

serviks pada saat persalinan.

Menurut Samuel et al (2017) dalam penelitiannya yang berjudul

Association of SerumRelaxin with Stretchmark In Pregnant Women

menemukan bahwa pada ibu hamil dengan Stretchmark memiliki tingkat

serum relaksin lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak muncul

Stretchmark pada 36 minggu kehamilan. Peningkatan Stretchmark terkait

dengan tingkat peregangan dari abdominal, perubahan berat badan ibu,

genetic dan perubahan hormonal (esterogen, adrenokortikol dan relaksin)

yang memberikan pengaruh pada perubahan jaringan kulit.

4. Penyebab terjadinya Stretchmark

Terjadinya stretchmark atau stretch mark disebabkan karena

peregangan kulit, hal ini sangat berpengaruh dengan lapisan dermis, sebab

lapisan ini bertugas untuk mendukung kulit dan menjaganya agar tetap

mulus. Dermis juga mengandung pembuluh darah yang mengangkut

nutrisi ke sel kulit. Dermis terbuat dari jaringan elastis, yang

memungkinkan kulit meregang sesuai kebutuhan tubuh manusia. Namun,

jika tubuh tumbuh dalam waktu singkat, seperti pada masa kehamilan,

serat tersebut akan melemah dan akhirnya pecah akibat penipisan kulit.

Sebab, munculnya stretchmark ditandai dengan meluasnya pembuluh

darah melalui dermis hingga penipisan epidermis (Lidia 2020:98).

Stretchmark muncul karena kulit sangat meregang selama

kehamilan. Kenaikan berat badan yang cepat dan pembengkakan tiba-tiba

20
pada bagian tubuh tertentu dapat menyebabkan stretchmark atau guratan

ini. Pada orang dengan kulit lembut atau lentur, stretchmark tidak akan

terlalu banyak muncul. Tetapi , wanita yang memiliki kulit kurang lentur

atau yang tidak pernah meregang sebesar waktu hamil memungkinkan

mengalami stretchmark lebih banyak (Chakrawati, 2018:32).

Tidak setiap wanita memiliki Stretchmark , karena beberapa wanita

beruntung memiliki faktor genetik yang dapat menyelamatkannya dari

striae graidarum. Misalnya, jika ibu kita cenderung mengalami

Stretchmark , kemungkinan besar kita akan mewarisinya. Selain masalah

genetik, stretch mark juga rentan terjadi pada kulit kering dibanding pada

kulit lembab (Nadia, 2019: 87).

Munculnya stretchmark disebabkan oleh pengaruh hormon

kehamilan dan karena adanya pembesaran kulit karena menampung

pertumbuhan janin. Dengan kata lain, stretchmark terbentuk saat kulit

meregang dengan cepat, dan jaringan di dalamnya rusak akibat peregangan

kulit yang berlebihan (Naviri, Tim. 2018:261).

5. Gejala dan tanda stretchmark

Stretchmark adalah lesi garisar yang paling sering ditemukan pada

payudara, perut, pinggul dan paha. Lokasi tergantung pada daerah yang

mengalami peregangan misalnya lesi di aksila pada lengan atlet angkat

besi. Striae diawali sebagai lesi ungu kemerahan, semkin lama akan

semakin kehilangan pigmentasi dan atrofi akhirnya muncul sebagai lesi

scarlike berwarna putih yang berkerut halus.

Gejala Stretchmark menyebabkan gatal, panas, kering dan tekanan

21
emosional tetapi hal ini sering hanya dianggap sebagai kosmetik saja

sehingga terabaikan secara klinis. Pasien yang terkena dampak

Stretchmark akhirnya mencari pengobatan sendiri.

6. Penilaian Klasifikasi Stretchmark

Klasifikasi Stretchmark menurut tingkat keparahan yaitu dengan

menggunakan empat metode dan system numeric yang berkisar menurut

jumlah garis dan tingkat eritema. Stretchmark diperiksa pada perut yang

dibagi menjadi 4 kuadran. Pada setiap kuadran dapat mencapai skor 6

poin. Skor untuk jumlah striae adalah nol=tidak ada striae, kurang dari 5

striae=1, antara 5-10 striae=2 dan lebih dari 10 striae=3. Tingkat eritema

diklasifikasikan sebagai berikut nol=tidak eritema, eritema ringanyaitu

berwarna merah atau merah muda=1, eritema sedang berwarna merah

gelap=2, dan eritema berat berwarna ungu=3, skor total maksimum 24.

Berdasarkan skor akhir kemudian dibagi menjadi 4 kelompok, skor 0-3

tidak memiliki striae secara signifikan; 4-9 kelompok ringan; 10-

12kelompok moderat atau sedang dan >16 kelompok dengan striae yang

berat (Maia M, at al, 2019:88).

Tabel 2.1
Skor Penilaian Stretchmark
Score 0 Score 1 Score 2 Score 3
Jumlah Garis Tidak ada Jumlah garis Jumlah garis Jumlah garis
SG striae striae kurang striae 5-10 striae lebih
dari 5 dari 10
Warna SG Tidak eritema Pink (merah Merah KeunguanCoklat
muda)Coklat gelapCoklat tua kehitaman
muda muda
Sumber : Marcon C (2019)
7. Faktor predisposisi munculnya Stretchmark

a. Primigravida

22
Primigravida dikaitkan dengan waktu munculnya Stretchmark .

Menurut hasil penelitian Rashmi K, TJ J, Mohan TD yang berjudul A

Clinical Study of Skin Changes in Pregnancy Tahun 2017 di India

79,7% (488 pasein) Stretchmark dialami primigravida. Penelitian

tahun 2018 di Libanon 61% Stretchmark dialami primigravida. Hal ini

didasarkan bahwa munculnya Stretchmark ini dikaitkan salah satunya

dengan elastisitas kulit sehingga gravid pertama menjadi ukuran

meskipun belum sepenuhnya benar apabila dikaitkan dengan kulit

yang mengalami peregangan (Marcon, 2019).

b. Usia

Mekanisme patofisiologi Stretchmark masih belum diketahui

sacara pasti, tetapi mungkin terkait dengan peregangan kulit yang

disebabkan oleh kerusakan mikrofibril dalam fibrilin. Pada wanita

dengan usia muda, fibrilin lebih rapuh dan rentan untuk pecah, namun

penelitian selanjutnya diperlukan apakah hal ini dipengaruhi oleh

jumlah atau bentuknya yang kurang terhadap predisposisi konsekuensi

untuk munculnya striae akibat peregangan sehingga menunjukkan

bahwa rentang usia yang meningkatkan dapat menjadi faktor

protekftif (Maia M et al, 2019:44).

Penelitian yang dilakukan Maia, (2019) dalam journalnya yang

berjudul Striae Distence in Pregnancy: Risk Factors in Primipara

memengatakan bahwa usia merupakan factor yang signifikan

berhubungan dengan Stretchmark (odds ratio 4,9:95% Cl 2,4-9,5).

c. Perubahan berat badan

23
Perubahan berat badan ibu selama hamil diduga sebagai factor

risiko dalam munculnya Stretchmark . Penelitian di Bangkok Tahun

2018 mendapatkan hasil bahwa tingginya Body Mass Index (BMI)

secara signifikan berhubungan dengan SG, tetapi temuin ini bertolak

belakang dengan peneliti sebelumnya. Penelitian di Brazil (2019)

menunjukkan bahwa Stretchmark terjadi pada 50% perempuan yang

mengalami kenaikan berat badan sampai 12 kg selama kehamilan dan

75% dan perempuan mengalami kenaikan berat badan 12kg atau lebih

selama kehamilan.

Berat badan dalam kehamilan adalah variabel yang signifikans

secara statistic berhubungan dengan munculnya Stretchmark , hal ini

dikaitkan dengan resiko kulit untuk mengalami peregangan yang lebih

besar, demikian juga bagi perempuan yang memiliki berat badan bayi

baru lahir besar. Frekensi tertinggi Stretchmark terdeteksi pada subyek

yang lebih muda (<25tahun).

d. Umur kehamilan

Beberapa penelitiain melibatkan umur kehamilan terhadap

resiko munculnya Stretchmark. Penelitian di Bangkok Tahun 2018

mendapatkan hasil bahwa usia kehamilan rata-rata untuk awal

munculnya Stretchmark sekitar 24,6 minggu. Penelitian di kota yang

sama tahun 2019 mendapatan hasil bahwa rata-rata munculnya

Stretchmark berkisar pada usia kehamilan 23,4±5,3 minggu.

e. Alcohol

Alkohol dikenal berbahaya bagi kehamilan, tetapi mekanisme

24
alkohol yang mempengaruhi Stretchmark harus dilakukan penelitian

lebih lanjut. Rata-rata wanita di Bangkok yang memiliki Stretchmark

mengkonsumsi alcohol.

8. Dampak Stretchmark

Masalah yang terjadi pada ibu hamil akibat stretchmark adalah

dapat menimbulkan masalah kulit seperti mudah memar, merasa gatal di

bagian perut, rasa gatal dan jika digaruk akan menimbulkan luka, iritasi

kulit, regenerasi kulit yang terganggu, kulit kasar dan kering, kulit yang

menipis, serta ibu akan merasa tidak percaya diri dengan adanya

stretchmark di bagian perut ibu dan dapat mempengaruhi faktor

psikologisnya yaitu menyebabkan ketidaknyamanan dan kurang percaya

diri akibat dari adanya stretchmark (Lidia 2020:88).

Karena ibu menghadapi banyak perubahan selama kehamilan,

maka tidak jarang ibu merasa cemas dan tertekan dengan perubahan

tersebut. Pada tahun 2004, 21,9% dari 8.000 ibu hamil di Amerika Serikat

mengalami kecemasan. Di Indonesia terdapat 1007.000 ibu hamil dengan

gangguan kecemasan (28,7%). Kecemasan bisa menjadi sangat berbahaya

bagi ibu hamil karena mempengaruhi kesehatan janin dan kesehatan ibu

(Susilawati, 2017:115).

C. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Menejemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam

25
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada

klien (Varney 1997 dalam Sulystiawati, 2019:45).

1. Langkah Manajemen Kebidanan

Menurut (Varney, 2007:26-28) proses manajemen kebidanan terdiri

atas langkah-langkah berikut ini :

a. Menyelidiki dengan cara memperoleh semua data yang dibutuhkan untuk

melengkapi evaluasi ibu dan bayi baru lahir.

Langkah pertama adalah mengumpulkan data dasar yang

menyeluruh untuk mengevaluasi ibu dan bayi baru lahir. Data dasar ini

meliputi pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik dan pelvic sesuai

indikasi, meninjau kembali proses perkembangan keperawatan saat ini

atau catatan rumah sakit terdahulu, dan meninjau kembali data hasil

laboratorium dan laporan penelitian terkait secara singkat, data dasar

yang diperlukan adalah semua data yang berasal dari sumber informasi

yang berkaitan dengan kondisi ibu dan bayi baru lahir. Bidan

mengumpulkan data dasar awal lengkap, bahkan jika ibu dan bayi baru

lahir mengalami komplikasi yang mengharuskan mereka mendapatkan

konsultasi dokter sebagai bagian dari penatalaksanaan kolaborasi. Pada

waktu tertentu, langkah satu tumpang tindih dengan langkah 5 dan

langkah 6 (atau menjadi bagian dari sebuah alur berkelanjutan) karena

upaya memperoleh data tambahan dari uji laboratorium atau penelitian

diagnosis lain dapat merupakan bagian dari rencana (Varney, 2007:27).

26
b. Membuat sebuah identifikasi masalah atau diagnosis dan kebutuhan

perawatan kesehatan akurat berdasarkan perbaikan intervensi data yang

benar.

Langkah kedua bermula dari data dasar, menginterpretasikan data

untuk kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis serta

kebutuhan perawatan kesehatan yang diidentifikasi khusus. Masalah dan

diagnosis sama-sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat

didefenisikan sebagai sebuah diagnosis, tetapi tetap perlu

dipertimbangkan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan

yang mneyeluruh. Masalah seringkali berkaitan dengan bagaimana ibu

mengahadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini sering kali bisa

dididentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam menangani masalah

(Varney, 2007:27).

c. Mengantisipasi masalah atau diagnosis yang terjadi lainnya, yang dapat

menjadi tujuan yang diharapkan, karena telah masalah atau diagnosis

yang diidentifikasi

Langkah katiga mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial

berdasarkan masalah dan diagnosis saat ini berkenaan dengan tindakan

antisipasi, pencegahan jika memungkinkan, menunggu dengan waspada

penuh, dan persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul.

Langkah ini adalah langkah yang sangat penting dalam memberikan

keperawatan kesehatan yang aman (Varney, 2007:27).

d. Mengevaluasi kebutuhan akan intervensi dan/atau konsultasi

bidan/dokter yang dibutuhkan dengan segera, serta manajemen

27
kalaborasi dengan anggota tim tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan

kondisi yang diperlihatkan oleh ibu dan bayi baru lahir

Langkah keempat mencerminkan sifat kesinambungan proses

pelaksanaan, yang tidak hanya dilakukan selama perawatan primer atau

kunjungan prenatal periodi, tetapi juga saat bidan melakukan perawtan

berkelanjutan bagi pasien (Varney, 2007:27).

e. Mengembangkan sebuah rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh,

didukung oleh penjelasan rasional yang valid, yang mendasari keputusan

yang dibuat dan didasarkan pada langkah-langkah sebelumnya

Langkah kelima mengembangkan sebuah rencana keperawatan

yang menyeluruh ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau

diagnosis yang diidentifikasikan baikpada saat ini maupun yang dapat

diantisipasiserta perawatan kesehatan yang dibutuhkan. Langkah ini

dilakukan dengan mengumpulkan setiap informasi tambahan yang hilang

atau diperlukan untuk melengkapi data dasar (Varney, 2007:27).

f. Mengemban tanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana perawatan

yang efisien dan aman

Langkah keenam adalah melaksanakan rencana perawatan secara

menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan oleh bidan

atau dilakukan sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan atau anggota tim

kesehatan lain (Varney, 2007:28).

28
g. Mengevaluasi efekttivitas perawatan kesehatan yang diberikan, mengolah

kembali dengan tepat setiap aspek perawatan yang belum efektif melalui

proses penatalaksanaan diatas.

Langkah terakhir evaluasi merupakan tindakan untuk

memeriksakan apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-benar

telah mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan ibu, seperti yang

diidentifikasi pada langkah kedua tentang masalah, diagnosis, maupun

kebutuhan perawatan kesehatan (Varney, 2007:28).

D. Penerapan Asuhan Kebidanan Terfokus


Menurut Varney (1997) proses dokumentasi manajemen kebidanan,
yaitu suatu proses penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya yang
dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa
dalam melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan
berfikir secara kritis untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial
kebidanan. Selain itu, diperlukan kemampuan kolaborasi atau kerja sama. Hal
ini digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kebidanan selanjutnya
(Hidayat, 2009).
a. Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini akan dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua
data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap,
yaitu:
a) Riwayat Kesehatan
b) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
b. Interprestasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
dasar data-data yang telah dikumpulkan.

29
c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengindentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang
telah diindentifikasi.
d. Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera.
e. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.
f. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan
langkah- langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi.
g. Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dilangkah kelima
harus dilaksanakan secara efisien dan aman.
h. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi di
dalam masalah dan diagnosis (Muslihatun, 2013).
Menurut Kepmenkes RI Nomor 369 tahun 2007,manajemen asuhan
kebidanan adalah pendekatan dan kerangka piker yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sitimatis (Rahayu dkk,
2015). Berdasarkan Kepmenkes RI nomor 938 tahun 2007, standar asuhan
kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Standar asuhan kebidanan terdiri dari.

30
a. Pengkajian
Bidan mengmpulkan semua informasi yang akurat, relevan,dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Perumusan Diagnosa dan atau masalah Kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterprestasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnose
dan maslaah kebidanan yang tepat.
c. Perencanaan
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah
yang ditegakkan
d. Implementasi
Bidan melaksanakan rencana asuha kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien, dan aman berdasarkan evidenced based kepada pasien, dalam bentuk
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
e. Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien.
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas
mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan. Pendokumetasiannya menggunakan SOAP.
a. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa.
b. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
c. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
d. P adalah penatalaksanaan yang mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan secara komprehensif.

31
E. Evidance Based
Tabel 2.1
Evidance Based
Penulis tahun Metode penelitian Hasil penelitian
dan judul
Evi Hasnita Metode penelitian yang HHasil Penelitian menunjukan
(2019) digunakan Quasi bahwa rerata waktu pemudaran
Pemudaran eksperimen dengan desain stretch markmenggunakan
Stretch Mark Non Equivalent Control Olive Oil adalah (2.2000) dan
Dengan Olive Group.Penelitian telah rerata pemudaran stretch
Oil Dan dilakukan pada bulan April markmenggunakan Ektra
Ektralidah 2019, populasi semua ibu Lidah Buaya (Aloe Vera)
Buaya(Aloe nifas primigragravida adalah (1.0000) uji statistic
Vera) dengan teknik pengambilan diperoleh nilai signifikasi .001
sampel accidental < 0.05 sehingga dapat
sampeling. Uji statistic disimpulkan bahwa ada
menggunakan uji T-test perbedaan waktu pemudaran
Independent stretch mark menggunakan
Olive Oil dan Ektra Lidah
Buaya (Aloe Vera).Ektra
Lidah Buaya (Aloe Vera)
sangat efektif dalam
pemudaran stretch mark
dibandingkan Olive Oil
Friska Apriani Metode studi kasus : Asuhan HHasil dari kajian I ditemukan
Sihombing, Kebidanan pada ibu hamil ibu mengeluh menculnya
(2020) yang mengalami stetch gurat-gurat putih didaerah
Pemberian mark menggunakan 7 sekitar perut membuat ibu
LidahBuaya langkah varney dan SOAP merasa tidak nyaman akan
Dan Minyak penampulannya serta dengan
Zaitun Dapat rasa gatal. Setelah pemakaian
Mengurangi minyak zaitun dan lidah buaya
Keluhan didapatkan hasil setelah
Stretch Mark kunjungan kedua guratan
Di halusnya sudah mulai
SekitarPerut berkurang.
Selama
Kehamilan Di
Kelurahan
Pasir Bidang
2020

32
Penulis tahun Metode penelitian Hasil penelitian
dan judul
Endo Pebri DaniRrancangan yang digunakan Dari hasil penelitian dapat
Putra (2022) dalam penelitian ini adalah diambil kesimpulan
Pengaruh Rancangan Acak Lengkap bahwaPenambahan gel lidah
penambahan (RAL) dengan 5 perlakuan buaya (Aloe vera) pada
gel lidah dan 3 kali ulangan. Data pembuatan skin lotion
buaya (Aloe pengamatan dianalisis memberikan pengaruh
vera) pada dengan uji F terhadap bobot jenis,
pembuatan kelembaban produk, pH dan
skin lotiondari aktivitas antioksidan serta
minyak kelapa tidak berpengaruh terhadap
murni (virgin viskositas dan stabilitas
coconut oil) emulsi. Produk terbaik
berdasarkan uji organoleptic
adalah skin lotion dengan
Penambahan gel lidah buaya 5
g
Sari Ida Miharti Ppenelitian ini menggunakan Hhasil penelitian ini didapatkan
(2020) desain penelitian Quasi rata-rata diberikan Minyak
Efektifitas Eksperiment dengan Zaitun 11,50, rata-rata
Pemberian Nonequivalent Control diberikan Minyak Zaitun Dan
Minyak Zaitun Group Design. Pengambilan Ekstrak Kentang 9,50. Dan
Dan Ekstrak sampel penelitian ini hasil analisis didapatkan p
Kentang menggunakan teknik value 0,005 artinya ada
Terhadap Purposive Sampling pengaruh Minyak Zaitun Dan
Pemudaran sebanyak 10 Ekstrak Kentang terhadap
Stretch Mark pemudaran stretch mark.
Pada Ibu Nifas Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa
pengaruh Minyak Zaitun Dan
Ekstrak Kentang terhadap
pemudaran stretch mark lebih
banyak dari pada Minyak
Zaitun. Diharapkan responden
untuk menggunakan Minyak
Zaitun Dan Ekstrak Kentang
sebagai salah satu alternatif
untuk membantu memudarkan
stretch mark pada ibu nifas.

33
BAB III
TINJAUAN KASUS

LANGKAH I : PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
Pada tanggal 1 Oktober 2023 Pukul 09.00 WIB
1.1 Data Subjektif
1. Biodata
Nama istri : Ny. ”K” Nama suami : Tn. P
Umur : 23 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Indonesia/Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sengeti
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama ingin melakukan pemeriksaan
kehamilan yang rutin dan mengatakan terjadi perubahan kulit pada
perut ibu muncul garis putih keunguan seperti guratan.
3. Riwayat Kebidanan
Ibu mengatakan dalam keadaan sehat dan tidak menderita penyakit
apapun yang mengganggu kehamilannya seperti TBC, asma,
hipertensi.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengtakan tidak pernah masuk RS dan keguguran, Ibu juga
mengatakan tidak mempunyai penyakit menapun dan menular. Seperti
DM, jantung, hypertensi, TBC dan asma.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit
menahun dan menular seperti DM, jantung, hypertensi, TBC dan asma.
Juga tidak ada keturunan kembar.

34
6. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus :  28 hari
- Lamanya :  6 hari
- Banyaknya : hari 1-3 ganti softek 3x/hr, hari 4-6 ganti softek
2x/hr
- Warna : merah
- Bau : anyir
- Konsistensi : encer
- Disminarchea : kadang-kadang
- Flour albus : Banyaknya, menjelang dan sesudah menstruasi,
tidak gatal, tidak bau, putih jernih, kental.
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
- Hamil ke : I
- Amernohoe : 7 bulan
- HPHT : 19 Januari 2023
- HPL : 26 Oktober 2023
- Umur kehamilan : 36 minggu 1 hari
- Keutuhan selama hamil : TM I : Pusing, mual, muntah
TM II : Tidak ada keluhan
- ANC : TM I : 3x dibidan
TM II : 3x dibidan
- Pergerakan anak mulai dirasakan :  5 bulan
- Obat-obatan yang pernah dirasakan : Fe, kalk, B6
- Imunisasi TT : TT2
- Penyuluhan yang pernah didapat : Gizi Ibu hamil
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. : Hamil saat ini
7. Keadaan psikologis
Hubungan klien dengan suami, keluarga dan tetangga baik
Ibu merasa cemas dan banyak bertanya tentang persalinan
8. Latar belakang sosial budaya

35
Ibu tidak pernah berpantangan terhadap jenis makanan apapun
Selama ibu hamil tidak pernah minum jamu
Selama hamil diadakan selamatan pada usia kehamilan 7 bulan
Saat melahirkan nanti ibu ingin ditolong bidan
9. Pola kegiatan sehari-hari
Pola nutrisi
Sebelum hamil
Makan : 3x/hari, porsi sedang, dengan menu nasi, lauk,
sayur, kadang buah
Minum ; 6 gelas/hari (air putih, teh)
Selama hamil
Makan : 3x/hari, porsi sedang, dengan menu nasi, lauk,
sayur, kadang buah
Minum : 6-8 gelas/hari (air putih, teh, terkadang susu)
Pola Eliminasi
Sebelum hamil
BAK : 4-5 x/hari, warna kuning jernih, bau khas
BAB : 1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas,
tidak nyeri
Selama hamil
BAK :  7-10x/hari, warna kuning jernih, bau khas tidak
nyeri
BAB : 1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas,
tidak nyeri
Pola Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri
seperti membersihkan rumah, memasak dan
mencuci baju
Selama hamil : Ibu tetap melakukan pekerjaan rumah
sendiri tetapi hanya yang ringan-ringan saja
Pola Istirahat
Sebelum hamil : Siang : ± 2 jam, pukul 12.30 – 14.30

36
Malam : ± 7 jam, pukul 21.30-04.30
Selama hamil : Siang : ± 1 jam, pukul 13.00 – 14.00
Malam : ± 7 – 8 jam, pukul 21.30-05.00
Pola Personal Hygiene
Sebelum hamil : Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju
2x/hari, cuci rambut 3x/minggu
Sebelum hamil : Mandi 2-3x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
baju 2x/hari, cuci rambut 3x/minggu
Pola Seksualitas
Sebelum hamil : Ibu melakukan hubungan seksual dengan
suaminya 2-3 dalam 1 minggu dan tidak ada
keluhan
Selama hamil :
Trimester I : Klien melakukan hubungan seks 2x dalam
seminggu
Trimester II : Klien melakukan hubungan seks 1x dalam
seminggu dan tidak ada keluhan
Trimester III : -

1.2 Data Obyektif


1. Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Postur tubuh : lordosis
Cara berjalan : tegak, tidak pincang
Tinggi badan : 156 cm
Berat badan : 73 kg
Berat badan sebelum hamil : 62 kg
Kenaikan berat badan : 11 kg
LILA : 26 cm
2. TTV
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 78 x/mnt
Tekanan darah: 120/80 mmHg

37
RR : 18 x/mnt
3. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kepala : Rambut hitam, lurus sebahu, kulit kepala bersih,
dan tidak berketombe
Muka : Tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum,
oedem pada wajah tidak ada
Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis, dan skelra
tidak ikterus
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut &gigi: Simetris, bibir tidak kering, tidak terdapat
stomatitis, gigi bersih tidak ada caries, tidak ada
gigi palsu
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis
Dada : Dada simetris, putting susu menonjol, payudara
simetris dan membesar, hyperpigmentasi aerola
mammae, payudara bersih
Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan, terdapat linea
nigra, ada striae albican, tidak ada bekas operasi
Genetalia : Vulva bersih tidak ada varises, tidak oedem,
tidak terdapat condiloma, tidak ada flour albus,
tidak ada bekas jahitan
Anus : Tidak ada hemoroid
Eks atas : Simetris, tidak ada oedema, tidak varises,
pergerakan aktif
Eks bawah : Simetris, tidak ada oedem, tidak varises,
pergerakan aktif
2. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis

38
Payudara : Tidak ada benjolan, kolostrum kanan dan kiri
sudah keluar, tidak ada nyeri tekan
Abdomen
Leopold I : Tinggi fundus uteri 2 jari bawah prosesus
xipoideus, pada fundus teraba bokong
Leopold II : Sebelah kanan teraba punggung janin (puka) dan
sebelah kiri teraba bagian terkecil janin
Leopold III: Bagian terendah janin adalah kepala
Leopold IV: Kepala janin belum masuk PAP
Auskultasi
Djj (+) (12-12-11) atau 140 x/mnt terdengar di sebelah kiri
perut klien dibawah pusat, jelas dan teratur
3. Perkusi
Reflek patella +/+
4. Pemeriksaan panggul
- Distansia spinarum : 24 cm
- Distansia cristarum : 27 cm
- Conjugata externa : 20 cm
- Lingkar panggul : 82 cm

5. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 29-09-2023
- Hb : 11 gr %
- Urine albumin : negatif
- Urine reduksi : negative
- USG

LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN


KEBUTUHAN
Diagnosa : GIP0, UK 36-37 minggu, tunggal hidup intra uteri, presentasi
kepala, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik.

39
Ds : Ibu mengatakan hamil anak pertama ingin melakukan
pemeriksaan kehamilan yang rutin dan mengatakan terjadi
perubahan kulit pada perut ibu muncul garis putih keunguan
seperti guratan.
Do : - TFU 2 jari bawah prosesus xipoideus, puka
- Djj (+) 12-12-11 (140 x/mnt), teratur, jelas
- Tp : 25 Desember 2023
- Hb : 11 gr%
- LILA : 24 cm
- TTV : Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
Suhu : 36,5 0C
RR : 22 x/mnt
- Leopold I : Tinggi fundus uteri 2 jari bawah prosesus
xipoideus, pada fundus teraba bokong
- Leopold II : Sebelah kanan teraba punggung janin (puka) dan
sebelah kiri teraba bagian terkecil janin
- Leopold III: Bagian terendah janin adalah kepala
- Leopold IV: Kepala janin belum masuk PAP

Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan, terdapat linea nigra, ada striae
albican, tidak ada bekas operasi
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan
a. Penanganan striae gravidarum
b. Olahraga

LANGKAH III : ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

LANGKAH IV : IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

40
LANGKAH V : MENGEMBANGKAN RENCANA
1. Diagnosa : GIP0, UK 36-37 minggu, tunggal hidup intra uteri, presentasi
kepala, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan 1x15 menit, klien dapat
mengerti dan memahami keadaan kehamilannya.
Kriteria : - Klien dapat mengulangi kembali penjelasan tentang
kehamilannya dengan benar
- Timbul rasa percaya pada tenaga kesehatan yang telah
memeriksanya.
Intervensi
1) Lakukan pendekatan pada klien
R/ Dengan pendekatan terjalin kerja sama dan kepercayaan antara klien
dan petugas kesehatan sehingga klien lebih kooperatif
2) Lakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 10T
R/ Pemeriksaan 10T merupakan pemeriksaan standart yang dapat
mencakup dan mendeteksi secara dini adanya kelainan dan
komplikasi
3) Beritahu klien tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
R/ Klien dapat mengetahui keadaan yang dialaminya, sehingga klien
akan lebih dapat kooperatif
4) Jelaskan pada klien tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
R/ Mendeteksi secara dini adanya kelainan pada kehamilan
5) Anjurkan pada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin tiap
1 bulan sekali
R/ Mendeteksi dini adanya kelainan baik pada klien maupun janin
6) Anjurkan klien istirahat dan mengurangi kerja berat
R/ Merelaksasi dari otot-otot uterus
7) Anjurkan ibu untuk menggunakan Lidah Buaya Dan Minyak Zaitun Dapat
Mengurangi Keluhan untuk mengurangi keluhan striae gravidarum
R/ Penelitian Priska (2020) Hasil dari kajian I ditemukan ibu mengeluh
menculnya gurat-gurat putih didaerah sekitar perut membuat ibu merasa
tidak nyaman akan penampulannya serta dengan rasa gatal. Setelah

41
pemakaian minyak zaitun dan lidah buaya didapatkan hasil setelah
kunjungan kedua guratan halusnya sudah mulai berkurang

LANGKAH VI : PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI


1. Melakukan pendekatan kepada klien
2. Melakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 10T
3. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
4. Menjelaskan pada klien tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
5. Menganjurkan pada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin
tiap 1 bulan sekali
6. Menganjurkan klien istirahat dan mengurangi kerja berat.
7. Menganjurkan ibu untuk menggunakan Lidah Buaya Dan Minyak Zaitun
Dapat Mengurangi Keluhan untuk mengurangi keluhan striae gravidarum

LANGKAH VII : EVALUASI


S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan
oleh petugas dan ibu akan melaksanakan penjelasan dari petugas
dengan benar
O : - TD : 120/80 x/mnt
- Nadi : 82 x/mnt
- Suhu : 36,5 0C
- RR : 22 x/mnt
- TFU 2 jari bawah prosesus xipodeus, puka
- Djj (+) 12-11-11 (136 x/mnt), teratur, jelas
- Belum masuk PAP
- Hb : 11 gr%
A : Dapat teratasi sebagian
P : Lanjutkan rencana
Lakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 10T
Anjurkan pada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin tiap 1 minggu sekali

42
Anjurkan ibu untuk menggunakan Lidah Buaya Dan Minyak
Zaitun Dapat Mengurangi Keluhan untuk mengurangi keluhan
striae gravidarum

43
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Pengkajian
Data yang ditemukan penulis saat melakukan pengkajian melalui
anamnesa, pemeriksaaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan
laboratorium. Menurut Varney (2006:27) bahwa langkah pertama adalah
mengumpulkan data dasar yang menyeluruh. Data dasar ini meliputi
pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik, meninjau catatan terbaru atau
catatan sebelumnya dan meninjau data laboratorium serta
membandingkan nya dengan hasil studi.
Pengkajian tentang identitas ibu dan suami (nama, umur,
pekerjaan, agama, suku, dan alamat) penting dilakukan karena menurut
teori Hani (2011:87) bertujuan untuk identifikasi (mengenal) klien dan
menentukan status social ekonominya yang harus kita ketahui, misalnya
untuk menentukan anjuran apa yang yang akan diberikan. Umur juga
merupakan hal yang penting karena ikut menentukan prognosis
kehamilan. Apabila umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka
persalinan lebih banyak resikonya.
Pengkajian riwayat kehamilan sekarang ditemukan bahwa klien
pertama kali memeriksakan kehamilannya pada usia 12 minggu. Sesuai
dengan teori Dewi (2017:151) bahwa pengkajian riwayat kehamilan
sekarang bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dengan tepat dan
dapat merencanakan tindakan awal tentang keluhan kehamilan yang
biasa terjadi dan dapat mendeteksi adanya komplikasi.
Pengkajian riwayat kebidanan yang lalu tidak ditemukan masalah.
Menurut Dewi (2017:152) pengkajian riwayat kebidanan yang lalu
penting dilakukan karena bertujuan untuk membantu mengelola asuhan
pada kehamilan ini (konseling khusus, tes, tindak lanjut, dan rencana
persalinan).
Pemeriksaan fisik dilakukan secara umum telah dilakukan sesuai
teori Kuswanti (2019:141) yang terdiri dari pemeriksaan kepala, leher,

44
dada, payudara, ekstremitas atas, abdomen, pemeriksaan panggul,
genetalia luar, rectum dan ekstremitas atas.dan pemeriksaan umum yang
meliputi keadaan umum, tinggi badan, berat badan sebelum hamil dan
sesudah hamil, LILA dan tanda-tanda vital. Akan tetapi pemeriksaan
panggul tidak dilakukan karena tidak tersedianya alat (jangka
panggul).Pemeriksaan genatalia luar dan rectum juga tidak dilakukan
karena pasien tidak bersedia dan tidak ada indikasi. Pemeriksaan
anogenital tidak dilakukan dan pemeriksaan dalam tidak dilakukan
karena tidak ada indikasi. Uji reflek patela positif kanan kiri.
Pemeriksaan penunjang laboratoriun dilakukan oleh spot pelayan
Puskesmas didapatkan hasil tes urin reduksi (-) dan protein urin (-) dan
Hb 11 gr% yang dilakukan pada usia kehamilan 9-10 minggu dan 38-39
minggu karena mengalami udema. Hal ini sesuai dengan peraturan
Kemenkes RI, (2015:87) menyatakan bahwa pemeriksaan antenatal care
menggunakan standar 10T yaitu timbang BB, ukur tekanan darah, ukur
LILA, ukur TFU, Tentukan presentsi janin dan denyut jantung janin
(DJJ), beri imunisasi TT, berikan tablet Fe (90 tablet selama hamil), tes
Laboratorium, tatalaksana kasus dan temu wicara. Bila tidak dilakukan
secara legkap maka seandainya berisiko dapat dideteksi secara dini,
Maka semakin lengkap pemeriksaan kehamilan semakin kecil risiko dan
deteksi dini komplikasi dapat segera diatasi.
Selama kehamilan, Ny.K memeriksakan kehamilannya sebanyak 8
kali, menurut peraturan Kemenkes RI (2015:87) bahwa pelayanan
kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal
sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan, dengan
distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan
12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24
minggu sampai persalinan).
Namun ada kunjungan yang frekuensinya tidak sesuai dengan
teori (Varney, 2006:531) bahwa penjadwalan kunjungan ulang bagi
wanita yang mengalami perkembangan normal selama kehamilan

45
biasanya dijadwalkan setiap empat minggu hingga usia kehamilan 28
minggu, setiap 2 minggu hingga kehamilan 36 minggu dan setiap
minggu dari kehamilan 36 minggu hingga persalinan.

2. Analisa Masalah/Interpretasi Data Dasar


Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai daftar nomenklatur
kebidanan tentang kehamilan normal. Kehamilan ini dikatakan normal
karena usia kehamilan tidak lewat dari 42 minggu, perkembangan janin
sesuai dengan usia kehamilan, janin teraba intauterin, dan presentasi
kepala. Menurut teori Manuaba (2010:75) bahwa proses kehamilan
merupakan mata rantai yang bersinambungan yang terdiri dari ovulasi,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan disebut aterm apabila telah
mencapai usia kehamilan 37 sampai 42 minggu.
Pada kunjungan pertama dan kedua ANC Ny. K mengalami
masalah-masalah yang sering muncul pada kehamilan yaitu kram pada
kaki. Sesuai dengan teori Varney (2006:543) perubahan pada pusat
gravitasi akibat uterus yang membesar dan bertambah berat badan dapat
menyebabkan wanita mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh
kebelakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan
berat bagian depannya dan lengkung punggungnya. Postur ini diduga
menyebabkan menekan pada saraf median dan ulnar lengan, yang akan
mengakibatkan dan berat yang bertambah sehingga dapat menyebabkan
kram pada kaki.
3. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial pada Ny. K karena tidak ada data yang
menunjang, menurut teori Varney (2006:27) yang menyatakan bahwa
mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

46
4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan tindakan segera karena tidak di temukan tanda-tanda
kegawatdaruratan yang membutuhkan tindakan segera. Menurut teori
(Varney, 2006:27) bahwa mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi
klien.

5. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan diagnosa Ny. K rencana tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan teori Varney (2007:28) bahwa perencanaan di
dapatkan dari pengembangan masalah atau diagnosis yang diidentifikasi
baik pada saat ini maupun yang diantisipasi serta perawatan kesehatan
yang di butuhkan. Sesuai dengan pengembangan masalah atau diagnosis
yang di identifikasi maka rencana asuhan kehamilan yang dilakukan
sebagai berikut :
Beritahu ibu semua hasil pemeriksaan, sesuai dengan teori
Saifuddin (2016:44) bahwa hak-hak perempuan pada waktu
mendapatkan perawatan maternitas yaitu berhak untuk mendapatkan
informasi tentang keadaan kesehatannya.
Beritahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang berat dan penglihatan kabur. Sesuai
dengan tanda-tanda bahaya kehamilan. Menurut Sulistyawati (2019:155)
tanda bahaya kehamilan pada kehamilan lajut adalah Perdaran pervagina
yang terdiri dari plasenta previa dan solusio plasenta, sakit kepala yang
hebat, penglihatan kabur, bengkak diwajah dan jari-jari tangan, keluar
cairan pervagina, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut yang hebat.
Anjurkan ibu untuk istirahat dan tidur yang cukup yaitu 6-8
jam/hari serta posisi tidur yang dianjurkan untuk ibu hamil menurut
Kuswanti (2014:123) pada trimester akhir kehamilan sering diiringi
dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga kadang ibu kesulitan untuk
menetukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur

47
yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus,
kaki kanan sedikit menekuk dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut
ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri.
Anjurkan ibu untuk meningkatkan nutrisi dan pola makan, sesuai
dengan teori Ibrahim (2019:92) yaitu mengkonsumsumsi sumber
karbohidrat seperti nasi 5 piring/hari, sumber protein yang didapatkan
dari 2 butir telur, 200 gram ayam atau daging, mengkonsumsi lemak < 1
sendok teh, serta mengkonsumsi vitamin dan mineral yang didapatkan
dari sayur-sayuran dan buah. Pentingnya nutrisi dan stimulasi bagi janin
karena sel-sel otak janin sudah tumbuh dan berkembang sejak bulan
pertama dalam kandungan. Lalu membelah cepat sampai 100 miliyar
sel, sambil berkembang sesuai tempat dan fungsi masing-masing.
Ingatkan ibu untuk meminum suplemen yang telah diberikan,
karena menurut Kemenkes RI (2015:87) untuk mencegah anemia gizi
besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama dan menurut
Saifuddin (2010:286) kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5
gram/hari. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh
adalah susu, keju, yogurt dan kalsium karbonat (Kalk).
Beritahu ibu kunjungan ulang berikutnya, menurut Varney
(2006:531) bagi wanita yang mengalami perkembangan normal selama
kehamilan biasanya dijadwalkan setiap empat minggu hingga usia
kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu hingga kehamilan 36 minggu
dan setiap minggu dari kehamilan 36 minggu hingga persalinan.
Jelaskan pada ibu tentang ketidak nyamanan pada trimester III.
Menurut Varney (2007:536) tentang ketidak nyamanan yang terjadi
selama kehamilan trimester III seperti keletihan, nyeri punggung bagian
atas, peningkatan frekuensi berkemih, flatulen, konstipasi, hemoroid,
kram tungkai, edema dependen, dispareunia, nokturia, insomnia, nyeri
pada ligamentum teres uteri, nyeri bagian bawah, hiperventilasi dan
sesak napas, kesemutan dan baal pada jari.

48
Anjurkan ibu untuk menggunakan Lidah Buaya Dan Minyak
Zaitun Dapat Mengurangi Keluhan untuk mengurangi keluhan striae
gravidarum sesuai penelitian Endo Pebri Dani Putra (2022) Pengaruh
penambahan gel lidah buaya (Aloe vera) pada pembuatan skin lotiondari
minyak kelapa murni (virgin coconut oil). Dari hasil penelitian dapat
diambil kesimpulan bahwaPenambahan gel lidah buaya (Aloe vera) pada
pembuatan skin lotion memberikan pengaruh terhadap bobot jenis,
kelembaban produk, pH dan aktivitas antioksidan serta tidak
berpengaruh terhadap viskositas dan stabilitas emulsi. Produk terbaik
berdasarkan uji organoleptic adalah skin lotion dengan Penambahan gel
lidah buaya 5 g.
Sari Ida Miharti (2020) Efektifitas Pemberian Minyak Zaitun Dan
Ekstrak Kentang Terhadap Pemudaran Stretch Mark Pada Ibu Nifas.
Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata diberikan Minyak Zaitun 11,50,
rata-rata diberikan Minyak Zaitun Dan Ekstrak Kentang 9,50. Dan hasil
analisis didapatkan p value 0,005 artinya ada pengaruh Minyak Zaitun
Dan Ekstrak Kentang terhadap pemudaran stretch mark. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh Minyak Zaitun Dan
Ekstrak Kentang terhadap pemudaran stretch mark lebih banyak dari
pada Minyak Zaitun. Diharapkan responden untuk menggunakan
Minyak Zaitun Dan Ekstrak Kentang sebagai salah satu alternatif untuk
membantu memudarkan stretch mark pada ibu nifas.
Friska Apriani Sihombing, (2020) Pemberian Lidah Buaya Dan
Minyak Zaitun Dapat Mengurangi Keluhan Stretch Mark Di
SekitarPerut Selama Kehamilan Di Kelurahan Pasir Bidang 2020. Hasil
dari kajian I ditemukan ibu mengeluh menculnya gurat-gurat putih
didaerah sekitar perut membuat ibu merasa tidak nyaman akan
penampulannya serta dengan rasa gatal. Setelah pemakaian minyak
zaitun dan lidah buaya didapatkan hasil setelah kunjungan kedua
guratan halusnya sudah mulai berkurang.

49
6. Pelaksanaan tindakan
Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan yang
telah dibuat sebelumnya, yaitu sesuai dengan kebutuhan ibu. Menurut
Varney (2006:28) yang menyatakan bahwa rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah V, dilaksanakan secara
efisien dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh
bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau oleh anggota tim kesehatan
lainnya, Dalam melaksanakan pada ibu hamil disesuaikan dengan
kondisi ibu. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: umur
kehamilan, kesinambungan, hak-hak pasien.

7. Evaluasi
Seluruh asuhan yang diberikan pada Ny.K dapat dilaksanakan dan
dimengerti, bahkan ibu dapat menjelaskan kembali materi yang
diberikan bidan dari perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Hal ini
sesuai dengan teori Varney (2006:28) yang menyatakan bahwa evaluasi
merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang
dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan yaitu memenunuhi
kebutuhan ibu seperti yang diidentifikasi pada langkah kedua tentang
masalah, diagnosa, maupun kebutuhan ibu.

50
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil asuhan
kebidanan pada Ny. ”K” kehamilan 36-37 minggu, didapatkan
kesimpulan bahwa : dalam melakukan pengkajian kasus pada Ny. ”K”
perlu dilakukan dengan teliti, baik pengumpulan data subjektif maupun
objektif supaya mendapat data yang akurat. Pemeriksaan penunjang
diagnosa dan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan klien serta
ditunjang oleh sarana yang tersedia.
2. Identifikasi diagnosa dan
masalah pada tinjauan kasus adalah G IP0 UK 36-37 minggu, hidup,
tunggal, intrauterine, presentasi kepala, keadaan jalan lahir normal,
keadaan umum Ibu baik, tanpa ditemukannya masalah.
3. Pada tinjauan kasus,
tidak didapatkan masalah potensial jadi tidak ditemukan antisipasi
masalah potensial.
4. Identifikasi kebutuhan
segera mengidentiifikasi situasi yang gawat dimana diperlukan tindakan
segera untuk keselamatan jiwa Ibu. Dalam tinjauan kasus tidak
ditentukan adanya tindakan segera yang diperlukan untuk keselamatan
jiwa Ibu.
5. Interview merupakan
rencana asuhan menyeluruh yang ditemukan dari langkah-langkah
sebelumnya berdasarkan tujuan dan kriteria yang diharapkan, asuhan
yang diberikan harus sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan
semua aspek asuhan. Pada tinjauan kasus rencana asuhan berdasarkan
tujuan dan kriteria yang diharapkan dan sudah mencakup semua aspek
asuhan yang diberikan.

51
6. Implementasi
merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh, pada kasus rencana
asuhan yang ditentukan dapat dilaksanakan secara menyeluruh.
7. Pada evaluasi langsung,
dilakukan setelah melakukan tindakan dengan hasil klien mengerti dan
memahami penjelasan yang diberikan serta klien sudah tidak khawatir
lagi dengan kehamilannya.

4.2 Saran
b. Bagi Klien
Hendaknya klien dapat bekerja sama atau bisa kooperatif dengan tenaga
kesehatan agar dapat melakukan asuhan kebidanan dengan baik.
c. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan manajemen kebidanan
Varney dalam praktek kebidanan
d. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan.

52
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP.SP.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Saifuddin, Abdul Bari. 2016. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Varney. H. Varney’s Midwifery, Third Edition. 1997. Jones and Bartlett. New York,
Ny.

Unpadj. Obstetri Fisiologi. Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung.

53

You might also like