Professional Documents
Culture Documents
6990 12226 1 PB
6990 12226 1 PB
1999, No. 2, 65 - 77
ABSTRACT
Kemarahan merupakan indikasi bahwa (baik yang bersifat emosi, fisik maupun
individu tidak mampu memandang dan sosial) yang dijumpai dalam kehidupannya
berpikir secara positif, reatistis. Reaksi dan ia berusaha untuk mencari jalan
emosi dan perilaku yang tidak adaptif keluarnya. Untuk itu ia akan melihat pada
ditimbulkan oleh pemikiran yang tidak sisi positif dari masalah yang sedang
realistis. Kemampuan individu untuk dihadapinya dan mengelola pikiran dan
mengganti pikiran yang menyimpang perasaannya yang negatif.
dengan pikiran-pikiran yang objektif dan Mabel (dalam Mikulincer dkk, 1998)
rasional akan membuat individu mampu menemukan variasi pada emosi marah.
dalam mengendalikan dirinya (Goldfied & Apabila pendapat tersebut dikaitkan
Davidson, 1976). Berpikir rasional dan dengan gaya kelekatan, setiap gaya
positif adalah salah satu cara yang dapat kelekatan akan mempunyai kemarahan
ditempuh seseorang untuk mengendalikan yang berbeda.
kemarahan yang sedang dirasakannya
(Rubin, 1974). Individu dengan gaya Orang dengan gaya kelekatan cemas
kelekatan aman memiliki penilaian dan akan memandang dirinya sebagai orang
harapan terhadap diri sendiri dan orang lain kurang berharga dan kurang percaya diri,
serta lingkungan yang lebih positif bila demikian halnya dalam memandang orang
dibandingkan dengan individu yang lain penuh dengan prasangka. Ketika dalam
memiliki gaya kelekatan cemas dan situasi yang tidak mengenakkan, maka
menghindar. Orang dengan gaya lekat orang dengan gaya kelekatan cemas merasa
aman cenderung untuk memiliki model kurang mampu mengontrol situasi sehingga
mental yang berisi penilaian dan harapan merasa terancam harga dirinya. Oleh
yang positif terhadap orang lain atau dunia karenanya, kemampuan dalam mengontrol
sosialnya (Kobak & Hazan, 1991). kemarahan sangat rendah dan cenderung
Individu yang dapat berpikir positif dengan mengekspresikan kemarahan pada orang
memusatkan perhatian pada sisi positif dari lain. Hasil penelitian Collins dkk (1998)
suatu keadaan yang sedang dihadapi akan dan Florian (dalam Mikulincer dkk, 1998)
lebih marnpu mempertahankan emosi menyimpulkan bahwa subjek dengan gaya
positifnya dan mencegah emosi yang kelekatan cemas mendapatkan sekor
negatif serta membantu individu dalam kemarahan lebih tinggi dibandingkan gaya
menghadapi situasi yang mengancam dan kelekatan aman, demikian halnya dalam
menimbulkan stres (Cridder, 1983). anger-out dan anger-control. Artinya,
Pendapat ini didukung pula oleh Lazarus subjek dengan gaya kelekatan cemas akan
(1987) dan Goodhart (1985), bahwa mengekspresikan kemarahan ke luar
individu yang berpikir positif menunjukkan (orang/objek) dan kurang mampu
penyesuaian diri yang lebih baik. Peale mengendalikan kemarahan.
(1977) menyatakan bahwa individu yang Orang dengan gaya kelekatan meng-
cenderung berpikir positif tidak mudah hindar mempunyai kharakteristik model
terpengaruh oleh berbagai tantangan mental diri sebagai orang yang skeptis,
maupun hambatan yang dihadapi. Individu curiga, dan memandang orang lain sebagai
yang berpikir positif akan menerima dan orang yang kurang mempunyai pendirian
menghadapi masalah atau tekanan-tekanan (Simpson, 1990), kurang mampu meng-
Tabel 1. Hasil analisis konsistensi internal aitem-total dan koefisien reliabilitas STAXI
Tabel 2. Hasil analisis korelasi aitem-total dan Koefisien Reliabilitas Skala Gaya
Kelekatan
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
mahasiswa Fakultas Psikologi UGM, A. Hasil Penelitian
Yogyakarta sejumlah 100 orang yang
terdiri atas 16 laki-laki dan 84 perempuan. Hasil penelitian diuraikan dalam tiga
hal yaitu hasil analisis statistika deskriptif,
hasil analisis hipotesis, dan rangkuman
E. Teknik Analisis Data hasil wawancara.
Dalam penelitian ini, data kuantitatif
akan dianalisis dengan analisis deskriptif 1. Hasil Analisis Statistik
dan untuk menguji hipotesis digunakan Hasil analisis Statistika Deskriptif
analisis varian satu jalur dan t-test. Data sebagai berikut pada tabel 3.
kualitatif dilakukan dengan analisis isi
Hasil analisis statistika deskriptif
guna memberikan interpretasi dan
terhadap variabel-variabel penelitian disaji-
melakukan klarifikasi data kuantitatif.
kan pada tabel 4.
Gaya Kelekatan
Variabel Aman Menghindar Cemas
Rerata SD Rerata SD Rerata SD
State Anger 25,16 3,05 28,48 3,15 31,37 3,13
Trait Anger 19,32 3,74 23,36 4,31 27,58 4,74
Anger In 18,54 2,03 22,52 1,60 23,56 1,52
Anger Out 20,54 2,07 24,52 1,50 25,56 1,54
Anger Control 23,49 2,13 27,52 1,50 19,94 2,40
Orang yang memiliki gaya kelekatan rendah bila dibandingkan dengan orang
aman temyata memiliki skor yang lebih bergaya lekat tidak aman. Skor yang
rendah. pada state anger, trait anger, trait diperoleh orang bergaya lekat aman pada
anger temperament, trait anger reaction, anger in juga lebih rendah daripada orang
anger in, anger out, dan anger expression bergaya lekat cemas dan menghindar
bila dibandingkan dengan orang bergaya (Mikulincer, 1998). Orang yang memiliki
kelekatan cemas dan menghindar. Hal gaya kelekatan arnan mempunyai
demikian menunjukkan bahwa orang karakteristik dimana individu
dengan gaya lekat aman mempunyai skor mengembangkan model mental mengenai
intensitas kemarahan dan kecenderungan orang lain dan dunia luar sebagai sesuatu
marah yang lebih rendah daripada orang yang bisa dipercaya dan responsif. Orang
yang bergaya lekat menghindar dan cemas. bergaya ketekatan aman juga memiliki
Orang bergaya kelekatan aman juga penilaian dan harapan yang positif terhadap
memiliki skor yang lebih rendah dalam diri sendiri dan orang lain, sehingga
mengekspresikan kemarahannya, baik apabila orang bergaya lekat aman akan
dengan cara melampiaskan kemarahan mampu mengadakan penyesuaian diri
terhadap objek luar/lingkungan maupun dengan tepat bila dihadapkan pada suatu
dengan menekan/menyimpan kemarahan situasi yang mengandung kemarahan.
yang dirasakannya. Hal ini sejalan dengan Hal ini sejalan dengan hasil wawancara
hasil penelitian yang dilakukan Mikulincer dengan subjek yang mempunyai gaya
(1998), yang menemukan bahwa orang kelekatan aman. Cara mengekspresikan
yang bergaya lekat aman memiliki skor rasa marah dengan cara pertama diam
kecenderungan kemarahan yang lebih terlebih dahulu dan berusaha untuk
mengendalikan rasa marah tersebut. Hal ini penelitian ini sejalan dengan hasil
dapat dilakukan karena subjek mencoba penelitian yang dilakukan Mikulincer &
mengendalikan rasa marah dengan cara Orbach (1995) yang menemukan bahwa
berfikir positif, mengajak bicara, dan orang bergaya kelekatan menghindar
berusaha menyelesaikan masalah. cenderung untuk amat mengontrol ekspresi
Orang bergaya kelekatan menghindar perasaan negatif yang mereka alami.
temyata memiliki skor yang lebih rendah Orang yang memiliki gaya kelekatan
pada state anger, trait anger, trait anger menghindar cenderung untuk mengalami
temperament, trait anger reaction, anger kemarahan yang disfungsional. Hal
in, anger out, dan anger expression bila tersebut disebabkan karena orang bergaya
dibandingkan dengan orang bergaya lekat lekat menghindar cenderung untuk
cemas. Hal ini menunjukkan bahwa orang menjaga jarak terhadap situasi yang penuh
bergaya kelekatan menghindar mempunyai problema, memendan pikiran dan perasaan
skor intensitas kemarahan dan yang menyakitkan, dan mencoba untuk
kecenderungan yang lebih rendah daripada menampilkan diri mereka sepositif
orang yang bergaya lekat cemas. Orang mungkin (Mikulincer, 1998). Hal ini sesuai
bergaya lekat menghindar juga memiliki dengan hasil wawancara subjek dengan
skor yang lebih rendah dalarn gaya lekat menghindar, dalam meng-
mengekspresikan kemarahannya, baik ekspresikan kemarahan subjek, dengan
dengan cara melampiaskan kemarahan cara menekan dan jika tidak dapat ditekan,
terhadap objek luar/lingkungan maupun maka diekspresikan dengan kata-kata
dengan menekan/menyimpan kemarahan sindiran. Pada subjek ini, cara
yang dirasakannya bila dibandingkan pengontrolan kemarahan dengan meng-
dengan orang bergaya lekat cemas. Hal ini hindarkan diri dari orang atau hal-hal yang
sejalan dengan hasil penelitian yang membuatnya marah.
dilakukan Mikulincer (1998) yang Orang bergaya kelekatan cemas
menemukan bahwa orang yang bergaya temyata memiliki skor yang lebih tinggi
lekat menghindar memiliki skor pada state anger, trait anger, trait anger
kecenderungan kemarahan yang lebih temperament, trait anger reaction, anger
rendah bila dibandingkan dengan orang in, anger out, dan anger expression bila
bergaya lekat cemas. Skor yang diperoleh dibandingkan dengan orang bergaya lekat
orang bergaya lekat menghindar pada aman dan menghindar. Hal demikian
anger in juga lebih rendah daripada orang menunjukkan bahwa orang bergaya
bergaya lekat cemas (Mikulincer, 1998). kelekatan cemas mempunyai skor intensitas
Namun orang bergaya lekat menghindar kemarahan dan kecenderungan yang lebih
memiliki skor yang lebih tinggi pada anger tinggi daripada orang yang bergaya lekat
control bila dibandingkan dengan orang aman dan menghindar. Orang bergaya lekat
bergaya lekat aman dan cemas. Skor yang cemas juga memiliki skor yang lebih tinggi
tinggi pada anger control disebabkan dalam mengekspresikan kemarahannya,
karena orang yang bergaya lekat baik dengan cara melampiaskan kemarahan
menghindar sangat menekankan kontrol terhadap objek luar/lingkungan maupun
pribadi (Shaver & Hazan, 1993). Hasil dengan menekan/menyimpan kemarahan
yang dirasakannya. Hal ini sejalan dengan tersebut akan membuat kita mengingat
hasil penelitian yang dilakukan Mikulincer kembali mengenai perlakuan figur lekat
(1998) yang menemukan bahwa orang yang kurang memberikan respon yang
yang bergaya lekat cemas memiliki skor positif sehingga anak yang mengembang-
kecenderungan kemarahan yang lebih kan gaya kelekatan cemas dan menghindar.
tinggi bila dibandingkan dengan orang Respon yang kurang positif ini dapat
bergaya lekat aman dan menghindar. berwujud kurangnya perhatian yang
Orang bergaya kelekatan cemas diberikan kepada anak. Apabila anak
cenderung untuk mengalami kemarahan merasa kurang mendapat perhatian dan
yang disfungsional. Hal tersebut kasih sayang, mereka akan mudah
merupakan manifestasi dari model mental mengalami frustrasi, mengalami konflik-
mereka. Kecenderungan mereka untuk konflik psikologis, mengalami luapan-
mengalami intensitas kemarahan yang luapan emosi negatif (khususnya
tinggi dan pengharapan negatif yang kemarahan) yang semuanya itu mudah
mereka miliki terhadap respon orang lain mendorong anak melakukan tindakan yang
dalam suatu episode kemarahan mungkin agresif. Dalam mengekspresikan
diakibatkan oleh kepercayaan dasar (basic kemarahan, subjek dengan gaya kelekatan
believe) yang mereka miliki. Orang cemas dengan cara disfungsional yaitu
bergaya lekat cemas memiliki kepercayaan dengan berteriak, membentak, memaki, dan
bahwa orang yang lain yang ada di sekitar tindakan fisik. Pada umumnya, mereka
mereka tidak sensitif dan responsif kurang mampu mengontrol kemarahan dan
terhadap segala kebutuhan mereka. dengan pelampiasan secara spontan subjek
Penelitian yang dilakukan Mikulincer & merasa lega.
Orbach (1995) mendapatkan hasil bahwa Berdasarkan hasil wawancara dengan
orang yang bergaya lekat cemas tidak ketiga subjek dapat disimpulkan bahwa
memiliki kontrol yang cukup kuat ketika gejala-gejala kemarahan secara fisiologis
mengalami kemarahan dan cenderung sama yaitu merasa tegang, jantung
untuk tenggelam dalam perasaan berdebar-debar, lidah terasa kaku, dada
kemarahan. Hal tersebut diakibatkan terasa sesak, dan gemetar. Ekspresi marah
kebiasaan mereka dalam cara pengendalian ketiga subjek menyatakan sesuai dengan
perasaan yang memungkinkan mereka cara-cara pengekspresian orang tuanya.
untuk memilih perasaan negatif tanpa Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa
membatasinya. Berkowitz (1995) menyata- ekspersi marah merupakan suatu proses
kan bahwa kondisi kemarahan yang timbul modelling anak dari orang tua.
karena perasaan tidak senang dan tidak
adanya kesesuaian antara keinginan dan
KESIMPULAN DAN SARAN
kenyataan dapat membangkitkan frustrasi
pada diri anak dan remaja yang dapat Berdasarkan hasil penelitian, disimpul-
mendorong terjadinya perilaku agresif. kan bahwa perbedaan pengalaman dan
Dalam hal ini perasaan tidak senang ekspresi kemarahan dipengaruhi oleh gaya
tersebut berkaitan dengan harapan akan kelekatan.
perhatian yang diperoleh dari orangtua. Hal
Individu yang memiliki gaya kelekatan sifat marah, keadaan marah, dan ekspresi
aman memiliki tingkat pengalaman dan kemarahan yang dimiliki individu.
ekspresi kemarahan yang relatif lebih
rendah bila dibandingkan dengan individu
DAFTAR PUSTAKA
yang bergaya kelekatan menghindar dan
individu yang bergaya lekat cemas, Batson, D., 1992. Emotion. Review of
sehingga gaya kelekatan merupakan salah Personally and Social Psychology.
satu bagian dari kepribadian yang cukup Tokyo: Sage Publications, Inc.
berpengaruh terhadap keadaan marah, sifat Bowlby, J., 1973. Attachment and Loss.
marah, dan ekspresi kemarahan yang Separation: Anxiety and Anger. No. 1.
dimiliki individu. New York: Basic Books.
Gaya kelekatan yang dimiliki individu ______, 1981. Attachment and Loss. Vol.
merupakan bagian dari kepribadian. 3. Loss. New York: Basic Books.
Pembentukan kepribadian itu sendiri
dimulai sejak masa bayi, dan perilaku atau ______, 1988. A Secure Base: Clinical
sikap orangtua, terutama pengasuh utama Applications of Attachment Theory.
sangat besar pengarulmya terhadap London-Routledge.
pembentukan kepribadian tersebut. Oleh Collins, N. L.; Reads, S. J., 1991. Adult
karena itu, salah satu usaha yang dapat Attachment, Working Models and
dilakukan orangtua agar anak memiliki Relationship Quality in Dating Couples.
gaya kelekatan aman adalah sejak dini Journal of Personality and Social
membina hubungan yang hangat dan Psychology, 58 (674-663).
responsif dengan anak-anaknya, dimana Collins, N.L.; Shaver, P.R.; Cooper, M.L.,
orangtua mengembangkan sensitivitasnya 1998. Attachment Styles, Emotion
dalam menangkap tanda-tandayang ber- Regulation, and Adjustment in
kaitan dengan kebutuhan anak, baik yang Adolescence. Journal of Personality
bersifat fisik maupun psikologis, serta and Social Psychology, 74 (1380-
merespon secara tepat tanda-tanda tersebut 1397).
sesuai dengan kebutuhan, suasana hati, dan
kemampuan kognisi anak. Di sisi lain Cridder, A.B.; Goethals, G.R.; Kavanough,
orangtua perlu pula memiliki kemampuan R.D.; Solomon, D.R., 1983.
untuk mengekspresikan kehangatan, Psychology. New York: Scot Foresman
penerimaan, memberikan dukungan atau & Company.
pujian pada saat anak melakukan suatu Goldfried, M.R.; Davidson, G.C., 1976.
perilaku yang baik dan berbicara atau Clinical Behavior Therapy. New York:
bertindak lemah lembut. Pemberian respon Holt, Rinehart, and Winston.
yang baik diharapkan akan mempengaruhi Goodhart, D.E., 1985. Some Psychological
pembentukan persepsi yang positif pada Effect of Positive and Negative
anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun Thinking About Stressfull Events
terhadap orang lain. Persepsi yang positif Overcomes: Was Pollyanna Right?
ini yang merupakan ciri dari gaya Journal of Personality and Social
kelekatan aman yang berpengaruh terhadap Psychology, 48 (216-232).
Helmi, A.F., 1992, Gaya Kelekatan dan Mikulincer, M.; Orbach, I., 1995.
Gaya Berhubungan Romantis pada Attachment Styles and Repressive and
Remaja. Laporan Penelitian. Tidak Defensiveness. Journal of Personality
dipublikasikan. Yogyakarta: Fakultas and Cocial Psychology, 68 (917-925).
Psikologi UGM. Mikulincer, M., 1998. Adult Attachment
Johnson, R.C.; Medinnus, G.T., 1976. Style and Individual Deferences in
Child and Adolescent Psychology 2th Functional versus Dysfunctional
ed. New York: John Willey & Sons, Experiences of Anger. Journal of
Inc. Personality and Social Psychology, 74
Kobak, R.R.; Hazan, C., 1991. Attachment (513-524).
in Mariage: Effect of Security and Rubin, T.I., 1974. Please Make Me Happy:
Accuracy of Working Models. Journals The Commonsense Book of Mental
of Personality and Social Psychology, Health. New York: Arbor House
60 (861-869). Publishing Company.
Lazarus, R., 1987. Pattern of Adjustment. Peale, N.V., 1977. Cara Hidup dan
Tokyo: Mc Graw-Hill Khogakhusa Ltd. Berpikir Positif. Jakarta: Gunung Jati.
Mikulincer, M.; Florian, V.; Tomacz, R., Simpson, J.A., 1990. Influence of
1990. Attachment Styles and Fear of Attachment Styles on Romantic
Personal Death: A Case Study of Affect Relationship. Journal of Personality
Regulation. Journal Personality and and Social Psychology, 59 (971-980).
Social Psychology, 58 (273-280).