You are on page 1of 13

JURNAL PSIKOLOGI

1999, No. 2, 65 - 77

GAYA KELEKATAN DAN KEMARAHAN


Penny Cahyani, Asmadi Alsa, Avin Fadilia Heimi
Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

This study was purposed to differencences angry (experience angry and


expression anger) on attachment style (secure, with drawl, and anxious). The
hypothesis was that there were differences angry scores (experience angry and
expression angry) on attachment styles (secure withdrawal, and anxious).
Subject with secure attachment was angry score higher than subject with
withdrawal and anxious attachment style.
There was 100 subjects participation in this study. There were two scales,
which are attachment style scale and State-Trait Anger Expression Inventory
(STAXY).
The result is that there is differences experience and expression anger
between three attachment styles. Subject with secure attachment style have
experiences angry (trait anger & state anger) and expressions anger (anger-in,
anger-out) lower than subjects with the others; and mean score anger control
subject’s is higher than the others.
Keywords: attachment style, angry

Kemarahan dapat menimbulkan akibat Bowlby (1973) menyatakan bahwa


negatif bagi individu maupun pihak lain, kemarahan yang dialami oleh seseorang
baik dari segi fisik, psikologis, sosial dipengaruhi salah satunya oleh model
maupun ekonomi. Kemarahan juga sering mental kelekatan yang dipunyainya. Model
menjadi pemicu tirnbulnya agresivitas yang mental yang dimiliki individu sangat
mengarah pada tindak kriminal (Batson, berpengaruh terhadap perasaan dan tingkah
1992). Banyak berita di media massa lakunya. Gaya kelekatan sebagai refleksi
mengungkap kasus-kasus pembunuhan, model mental yang dimiliki individu
perkelahian, tawuran yang dipicu oleh terhadap lingkungan sekitarnya ternyata
perasaan marah yang terakumulasi dan dapat mempengaruhi sikap dan penye-
tidak terkendali, serta dibumbui dendam suaian diri seseorang dalam menghadapi
kesumat. Kasus kerusuhan yang merebak setiap permasalahan hidupnya, juga
di persada Nusantara juga tak luput dari menghadapi kemarahan yang dirasakannya.
kemarahan dan keputusasaan suatu Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
golongan yang merasa diperlakukan tidak apakah perbedaan kemarahan dan berpikir
adil oleh segelintir golongan yang lain. positif yang dialami oleh seseorang dapat

ISSN : 0215 - 8884


66 PENNY CAHYANI, ASMADI ALSA, AVIN FADILIA HEIMI

dijelaskan dengan menggunakan gaya kecenderungan untuk membuat ikatan


kelekatan. afeksional yang kuat terhadap orang-orang
Bowlby (1973) membedakan respon tertentu. Kelekatan itu sendiri diartikan
terhadap kemarahan menjadi dua, yaitu oleh Ainsworth (dalam Johnson &
respon yang fungsional dan respon yang Medinnus, 1976) sebagai suatu ikatan yang
disfungsional. Respon yang fungsional bersifat afeksional pada seseorang yang
memiliki suatu pengharapan akan datang- ditujukan pada orang-orang tertentu atau
nya keadaan yang lebih baik, sedangkan disebut figur lekat dan berlangsung terus-
respon yang disfungsional mengandung menerus.
keputusasaan dalam kemarahan. Model mental yang dimiliki individu
Spielberger (dalam Mikulincer, 1988) sangat berpengaruh terhadap pikiran,
menyatakan bahwa kemarahan terbagi perasaan dan tingkah lakunya. Apabila
menjadi dua komponen, yaitu pengalaman dalam interaksi ibu memperlakukan anak
marah dan ekspresi kemarahan. dengan cara yang responsif, konsisten, dan
Pengalaman marah terdiri dari keadaan penuh perhatian, maka kelekatannya akan
marah dan sifat marah (state and trait terbentuk dan berkembang dengan baik.
anger). Keadaan marah (state anger) Dalam proses berinteraksi dengan figur-
didefinisikan sebagai suatu keadaan emosi figur lekatnya seorang anak akan
yang ditandai dengan perasaan-perasaan mengembangkan suatu penilaian, harapan
subjektif yang bervariasi dari rasa kecewa dan kepercayaan kepada diri sendiri dan
yang ringan atau jengkel sampai dengan orang lain apakah sebagai orang yang
kemarahan yang intens atau meledak-ledak. berharga dan penuh perhatian. Terbentuk-
Sifat atau trait marah didefinisikan sebagai nya penilaian dan kepercayaan terhadap
disposisi atau bawaan untuk menerima diri sendiri dan orang lain akan sangat
suatu jarak yang luas dari situasi-situasi berpengaruh terhadap kegiatan berinteraksi
seperti rasa kecewa atau frustrasi dan antara seseorang dengan orang lain,
kecenderungan untuk merespon situasi- sedangkan pengalaman awal seorang
situasi tersebut dengan lebih seringnya individu dalam berinteraksi dengan figur-
terjadi peningkatan keadaan marah. figur lekatnya akan menjadi prototipe bagi
Ekspresi marah terdiri dari tiga macam, bentuk-bentuk hubungan di masa yang
yaitu ekspresi marah yang ditujukan akan datang.
kepada orang lain atau objek lingkungan Ada tiga jenis gaya kelekatan, yaitu
(anger out), ekspresi kemarahan yang gaya kelekatan aman, menghindar dan
ditujukan ke dalam atau perasaan marah cemas. Hasil penelitian Ainsworth (Collins
yang ditekan atau disimpan (anger in), dan & Read, 1990; Simpson datatn Helni,
usaha individu mengendalikan ekspresi 1992) membuktikan bahwa setiap gaya
marah (anger control). kelekatan yang dimiliki individu dapat
Kelekatan merupakan salah satu gejala mempengaruhi kemampuan berhubungan
dari adanya saling keterikatan pada dengan orang lain. Individu yang memiliki
manusia. Gejala ini merupakan suatu yang kecenderungan gaya kelekatan aman
urnum terjadi karena menurut Bowlby mempunyai ciri dapat berhubungan dengan
(1981) pada dasarnya manusia mempunyai orang lain dengan mudah, karena pada

ISSN : 0215 - 8884


GAYA KELEKATAN DAN KEMARAHAN 67

dasamya mereka mempunyai model mental menjadi respon yang disfungsional


yang positif mengenai dirinya sendiri dan (kemarahan akibat keputusasaan).
orang lain. Orang dengan gaya kelekatan Bowlby (1973) juga menyatakan bahwa
aman memandang dirinya dan orang lain pengalaman kelekatan yang aman dan
sebagai orang yang percaya diri dan hangat memudahkan tumbuhnya
bersahabat, karena itu orang dengan gaya kepercayaan bahwa orang lain memberikan
kelekatan aman dapat dengan mudah dan perhatian, perilaku orang lain yang bersifat
merasa nyaman menyadarkan diri pada negatif hanya berlangsung sementara dan
orang lain dan juga tidak merasa terganggu dapat dimaafkan, dan seseorang memiliki
bila orang lain yang menyadarkan diri respon yang sesuai untuk menghadapi
padanya. Orang dengan gaya kelekatan perilaku yang negatif tersebut. Kemarahan
menghindar mempunyai ciri kurang dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan
berhubungan baik dengan orang lain, orang lain untuk berperilaku negatif di
karena individu tersebut mengembangkan masa yang akan datang, untuk mengatasi
model mental mengenai diri sebagai orang hambatan dalam berhubungan dengan
yang harus curiga dan sukar untuk orang lain, dan untuk memelihara ikatan
mempercayai orang lain dan memandang kelekatan dengan orang lain. Ketika
orang lain sebagai orang yang tidak dapat kemarahan gagal untuk tidak mem-
berpendirian tetap. Individu dengan gaya persoalkan perilaku negatif orang lain, dan
kelekatan cemas mempunyai ciri negatif individu mengalami ancaman penolakan
dalam kemampuan berhubungan dengan dan diabaikan, maka individu dapat
orang lain, karena pada dasarya individu mengalami kemarahan yang disfungsional.
dengan gaya kelekatan cemas Hal tersebut ditandai dengan kemurkaan
mengembangkan penilaian dan harapan yang memuncak dan perilaku destruktif
terhadap diri sebagai orang yang kurang yang tidak terkontrol. Kemarahan yang
percaya diri dan kurang berharga serta disfungsional melemahkan jalinan hubung-
memandang orang lain sebagai orang yang an baik dan membuat pasangan/teman
tidak berpendirian tetap. Individu dengan menjadi tersisihkan (Bowlby, 1988). Hal
gaya kelekatan cemas akan merasa tidak ini dapat terjadi pada orang yang bergaya
mampu untuk bersahabat dengan orang lain lekat tidak aman yang berkembang dalam
karena pada dasarnya ia merasa tidak lingkungan figur lekat yang tidak sensitif.
nyaman dekat dengan orang lain dan tidak Mikulincer dan Orbach (1995) menemukan
dapat mempercayainya. bahwa orang dengan gaya lekat tidak aman
Bowlby (1973) menyatakan bahwa memiliki kemarahan yang lebih tinggi pada
kemarahan yang dialami oleh seseorang model mentalnya.
dipengaruhi oleh model mental kelekatan Orang dengan gaya lekat aman
yang dipunyainya. Kemarahan adalah memiliki penyesuaian yang adaptif ter-
sebuah reaksi protes yang fungsional atas hadap emosi yang dimilikinya. Sementara
perilaku kelekatan negatif yang ditunjuk- orang dengan gaya kelekatan tidak aman
kan orang lain, sedangkan gaya lekat tidak (cemas dan menghindar) memiliki
aman mengubah respon fungsional ini penyesuaian dan pengaturan emosi yang
(kemarahan yang memiliki harapan) kurang tepat (Collins, 1998).

ISSN : 0215 - 8884


68 PENNY CAHYANI, ASMADI ALSA, AVIN FADILIA HEIMI

Kemarahan merupakan indikasi bahwa (baik yang bersifat emosi, fisik maupun
individu tidak mampu memandang dan sosial) yang dijumpai dalam kehidupannya
berpikir secara positif, reatistis. Reaksi dan ia berusaha untuk mencari jalan
emosi dan perilaku yang tidak adaptif keluarnya. Untuk itu ia akan melihat pada
ditimbulkan oleh pemikiran yang tidak sisi positif dari masalah yang sedang
realistis. Kemampuan individu untuk dihadapinya dan mengelola pikiran dan
mengganti pikiran yang menyimpang perasaannya yang negatif.
dengan pikiran-pikiran yang objektif dan Mabel (dalam Mikulincer dkk, 1998)
rasional akan membuat individu mampu menemukan variasi pada emosi marah.
dalam mengendalikan dirinya (Goldfied & Apabila pendapat tersebut dikaitkan
Davidson, 1976). Berpikir rasional dan dengan gaya kelekatan, setiap gaya
positif adalah salah satu cara yang dapat kelekatan akan mempunyai kemarahan
ditempuh seseorang untuk mengendalikan yang berbeda.
kemarahan yang sedang dirasakannya
(Rubin, 1974). Individu dengan gaya Orang dengan gaya kelekatan cemas
kelekatan aman memiliki penilaian dan akan memandang dirinya sebagai orang
harapan terhadap diri sendiri dan orang lain kurang berharga dan kurang percaya diri,
serta lingkungan yang lebih positif bila demikian halnya dalam memandang orang
dibandingkan dengan individu yang lain penuh dengan prasangka. Ketika dalam
memiliki gaya kelekatan cemas dan situasi yang tidak mengenakkan, maka
menghindar. Orang dengan gaya lekat orang dengan gaya kelekatan cemas merasa
aman cenderung untuk memiliki model kurang mampu mengontrol situasi sehingga
mental yang berisi penilaian dan harapan merasa terancam harga dirinya. Oleh
yang positif terhadap orang lain atau dunia karenanya, kemampuan dalam mengontrol
sosialnya (Kobak & Hazan, 1991). kemarahan sangat rendah dan cenderung
Individu yang dapat berpikir positif dengan mengekspresikan kemarahan pada orang
memusatkan perhatian pada sisi positif dari lain. Hasil penelitian Collins dkk (1998)
suatu keadaan yang sedang dihadapi akan dan Florian (dalam Mikulincer dkk, 1998)
lebih marnpu mempertahankan emosi menyimpulkan bahwa subjek dengan gaya
positifnya dan mencegah emosi yang kelekatan cemas mendapatkan sekor
negatif serta membantu individu dalam kemarahan lebih tinggi dibandingkan gaya
menghadapi situasi yang mengancam dan kelekatan aman, demikian halnya dalam
menimbulkan stres (Cridder, 1983). anger-out dan anger-control. Artinya,
Pendapat ini didukung pula oleh Lazarus subjek dengan gaya kelekatan cemas akan
(1987) dan Goodhart (1985), bahwa mengekspresikan kemarahan ke luar
individu yang berpikir positif menunjukkan (orang/objek) dan kurang mampu
penyesuaian diri yang lebih baik. Peale mengendalikan kemarahan.
(1977) menyatakan bahwa individu yang Orang dengan gaya kelekatan meng-
cenderung berpikir positif tidak mudah hindar mempunyai kharakteristik model
terpengaruh oleh berbagai tantangan mental diri sebagai orang yang skeptis,
maupun hambatan yang dihadapi. Individu curiga, dan memandang orang lain sebagai
yang berpikir positif akan menerima dan orang yang kurang mempunyai pendirian
menghadapi masalah atau tekanan-tekanan (Simpson, 1990), kurang mampu meng-

ISSN : 0215 - 8884


GAYA KELEKATAN DAN KEMARAHAN 69

ekspresikan emosi, kurang hangat, kurang B. Definisi Operasinal


terbuka, dan kurang bersedia mengenal
Defmisi operasional variable-variabel
orang lain lebih mendalam. Ketika
penelitian adalah sebagai berikut:
mengalami situasi yang tidak mengenak-
kan, orang dengan gaya kelekatan 1. Gaya kelekatan adalah kecenderungan
menghindar ini cenderung mengekspresi- perilaku lekat individu terhadap figur
kan kemarahannya ke dalam (anger-in) dan lekatnya yang terdiri atas tiga macam
masih mampu mengontrol kemarahan yaitu aman, cemas, dan menghindar.
(anger control) dengan cukup baik bila Ketiga macam gaya kelekatan tersebut
dibandingkan dengan orang yang akan diungkap dengan Skala Gaya
mempunyai gaya kelekatan cemas. Kelekatan.
Orang dengan gaya kelekatan aman 2. Kemarahan adalah perilaku agresif,
mempunyai model mental tentang diri dan baik verbal maupun non-verbal, yang
dunia sosial dengan baik. Kemarahan akan terbagi dalam dua komponen yaitu
diekspresikan dengan cara yang lebih pengalaman dan ekspresi kemarahan.
konstruktif (anger control) dibandingkan Pengalaman kemarahan terdiri atas
dengan gaya kelekatan cemas dan state anger dan trait anger. Ekspresi
menghindar. kemarahan terdiri atas anger in, anger
out, dan anger control Kemarahan
diukur melalui STAXI (State - Trait
HIPOTESIS Expression Inventory).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
ada perbedaan sekor pengalaman dan C.Alat Pengukuran Data
ekspresi kemarahan antara ke tiga macam
gaya kelekatan. Subjek dengan gaya 1. State-TraitAngerExpressionInventoiy
kelekatan cemas mempunyai sekor (STAXY)
kemarahan lebih tinggi dibandingkan
dengan subjek dengan gaya kelekatan State - Trait Anger Expression
menghindar. Subjek dengan gaya kelekatan Inventory (STAXY) merupakan alat ukur
menghindar mempunyai sekor kemarahan pengalaman dan ekspresi marah yang
lebih tinggi dibandingkan dengan subjek disusun Spielberger (1988) yang terdiri
dengan gaya kelekatan aman. atas 44 aitem. Adapun komponen-
komponennya sebagai berikut:
a. State anger (S-anger) yaitu terdiri atas
METODE PENELITIAN
10 aitem yang mengukur intensitas
A. Variabel Penelitian perasaan marah pada suatu waktu.
Variabel bebas : gaya kelekatan b. Trait anger (T-anger) yaitu terdiri atas
10 aitem yang mengukur perbedaan
Variabel tergantung : kemarahan
individu dalam kecenderungan marah.

ISSN : 0215 - 8884


70 PENNY CAHYANI, ASMADI ALSA, AVIN FADILIA HEIMI

c. Anger Expression (AX/ Ex) yaitu terdiri (sering), K (kadang-kadang), T (Tidak


atas 24 aitem yang mengukur anger in, Pemah).
anger out, dan anger-con. Uji coba dilakukan pada mahasiswa
Untuk masing-masing aitem, subjek Fakultas Psikologi UGM sejumlah 130.
menilai dirinya sendiri dengan tingkat Hasil uji konsistensi internal aitem dengan
alternatif jawaban. Altenatif jawaban yang total sekor dan koefien reliabilitas seperti
diberikan adalah SS (sangat sering), S dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Hasil analisis konsistensi internal aitem-total dan koefisien reliabilitas STAXI

Koefien korelasi Koefisien Reliabilitas


STAXI Komponen
aitem-total Alpha
Pengalaman State anger 0.3146 - 0,7882 0,8014
Trait anger 0,5729 - 0,8163 0,9053
Ekspresi Anger-in 0,6113 - 0,7511 0,8969
Anger-out 0,5538 - 0,7526 0,8779
Anger-control 0,5620 - 0,7577 0,8745

2. Skala Gaya Kelekatan Ujicoba aitem dilakukan pada maha-


Skala ini terdiri atas aitem-aitem yang siswa Fakultas Psikologi UGM sejumiah
mengungkap kecenderungan tiga gaya 130 orang. Hasil ujicoba aitem terlihat
kelekatan yaitu gaya kelekatan aman, dalam tabel 2.
menghindar, dan cemas. Adapun altematif
jawaban terdiri atas lima, dari SS (Sangat 3. Wawaneara
Sesuai), S (Sesuai), R (Ragu-ragu), TS Metode wawancara dalam, penelitian
(Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak dilakukan pada tiga orang subjek yang
Sesuai). Skala ini disusun berdasarkan mewakili gaya kelekatan aman, meng-
pendapat Collins dan Read (1991) bahwa hindar, dan cemas. Masing-masing subjek
gaya kelekatan sebagai referensi. Jumlah diberi serangkaian pertanyaan yang
keseluruhan aitem adalah 90 dan masing- berkaitan dengan pengalaman dan ekspresi
masing gaya kelekatan terdiri atas 30 marah, cara pengendalian, dan kemarahan
aitem. sebagai proses modeling.

Tabel 2. Hasil analisis korelasi aitem-total dan Koefisien Reliabilitas Skala Gaya
Kelekatan

Koefien korelasi aitem- Koefisien Reliabilitas


Skala Gaya Kelekatan
total Alpha
Aman 0,7999 - 0,9386 0,9916
Menghindar 0,7654 - 0,9017 0,9861
Cemas 0,7257 - 0,8526 0,9809

ISSN : 0215 - 8884


GAYA KELEKATAN DAN KEMARAHAN 71

D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
mahasiswa Fakultas Psikologi UGM, A. Hasil Penelitian
Yogyakarta sejumlah 100 orang yang
terdiri atas 16 laki-laki dan 84 perempuan. Hasil penelitian diuraikan dalam tiga
hal yaitu hasil analisis statistika deskriptif,
hasil analisis hipotesis, dan rangkuman
E. Teknik Analisis Data hasil wawancara.
Dalam penelitian ini, data kuantitatif
akan dianalisis dengan analisis deskriptif 1. Hasil Analisis Statistik
dan untuk menguji hipotesis digunakan Hasil analisis Statistika Deskriptif
analisis varian satu jalur dan t-test. Data sebagai berikut pada tabel 3.
kualitatif dilakukan dengan analisis isi
Hasil analisis statistika deskriptif
guna memberikan interpretasi dan
terhadap variabel-variabel penelitian disaji-
melakukan klarifikasi data kuantitatif.
kan pada tabel 4.

Tabel 3. Frekuensi Karakteristik Gaya kelekatan dari Subyek Penelitian

Gaya Kelekatan Total


Subjek
Aman Menghindar Cemas
Laki-laki 7 6 3 16
Perempuan 52 19 13 84
Total 59 25 16 100
Prosentase 59% 25% 16% 100%

Tabel 4. Hasil Analisis Statistika Deskriptif terhadap Variabel-variabel Penelitian.

Gaya Kelekatan
Variabel Aman Menghindar Cemas
Rerata SD Rerata SD Rerata SD
State Anger 25,16 3,05 28,48 3,15 31,37 3,13
Trait Anger 19,32 3,74 23,36 4,31 27,58 4,74
Anger In 18,54 2,03 22,52 1,60 23,56 1,52
Anger Out 20,54 2,07 24,52 1,50 25,56 1,54
Anger Control 23,49 2,13 27,52 1,50 19,94 2,40

ISSN : 0215 - 8884


72 PENNY CAHYANI, ASMADI ALSA, AVIN FADILIA HEIMI

2. Hasil Analisis Hipotesis 29,190; p < 0,05), Trait Anger (F =31,225;


p < 0,05), Anger in (F = 68,062; p < 0,05),
Hasil analisis untuk menguji hipotesis
Anger out (F = 68,082; p < 0,05), dan
disajikan dalain tabel berikut ini.
Anger Control (F = 70,673; p < 0,05) di
antara 3 gaya kelekatan. Subjek dengan
Tabel 5. Hasil Analisis Variansi Satu Jalan
gaya kelekatan arnan mempunyai rerata
Rangkuman Hasil yang lebih rendah pada state anger ( X =
Analisis Variansi Satu 25,16), Anger in (15,54), Anger out
Variabel (20,54), dan mempunyai rerata yang lebih
Jalan
F p tinggi pada Anger Control ( X = 23,49)
State Anger 29,190 < 0,05 dibandingkan dengan gaya kelekatan
Trait Anger 31,225 < 0,05 menghindar ( X = 27,52) dan gaya
Anger In 68,062 < 0,05 kelekatan cemas ( X = 19,94). Dengan
Anger Out 68,082 < 0,05 demikian, hipotesis penelitian ini diterima.
Anger Control 70,673 < 0,05
Pengalaman hubungan kelekatan pada
masa kanak-kanak sangat penting artinya
Berdasarkan tabel 4 dan 5 dapat
bagi perkembangan kepribadian individu.
dinyatakan bahwa ada perbedaan state
Kualitas hubungan kelekatan akan sangat
anger (F = 29,190; p < 0,05), Trait Anger
mempengaruhi kemampuan individu dalam
(F =31,225; p < 0,05), Anger in (F =
berinteraksi dengan orang lain. Hal ini
68,062; p < 0,05), Anger out (F = 68,082; p
sangat dipengaruhi oleh model mental yang
< 0,05), dan Anger Control (F = 70,673; p
dimiliki individu yang merupakan hasil
< 0,05) di antara 3 gaya kelekatan. Subjek
internalisasi dari pengalaman tersebut.
dengan gaya kelekatan aman mempunyai
Model mental yang dimiliki individu
rerata yang lebih rendah pada State, Anger,
merupakan komponen pusat dari kepri-
Anger in, Anger out, dan mempunyai rerata
badian yang mengorganisasikan pikiran,
yang lebih tinggi pada Anger Control
perasaan, dan perilaku individu.Gaya
dibandingkan dengan gaya kelekatan
kelekatan aman yang ditandai oleh adanya
menghindar dan gaya kelekatan cemas.
model mental yang baik merupakan suatu
hasil dari hubungan kelekatan yang
3. Rangkuman Hasil Wawancara
berkualitas baik antara anak dengan
Hasil wawancara dibuat rangkuman pengasuh utamanya, yang pada umumnya
dalam kategori-kategori seperti terlihat adalah orang tua. Dengan dimilikinya
pada tabel 6. model mental yang baik, individu akan
memiliki kemampuan yang baik pula dalam
berhubungan dengan orang lain, termasuk
B. Diskusi
dalam mengelola dan mengekspresikan
Berdasarkan analisis hipotesis yang emosinya dalam konteks interaksi dengan
telah dilakukan seperti terlihat pada tabel 5 orang lain.
bahwa ada perbedaan State anger (F =

ISSN : 0215 - 8884


GAYA KELEKATAN DAN KEMARAHAN 73

Tabel 6. Kemarahan ditinjau dari Gaya Kelekatan Subjek

Kategori Gaya Ketekatan


Kemarahan Aman Menghindar Cemas
Gejala • Merasa tegang Jantung • Merasa tegang • Merasa tegang,
berdebar- debar • Jantung berdebar- debar • Jantung berdebar-debar
• Lidah terasa kaku • Lidah terasa kaku • Lidah terasa kaku
• Dada terasa sesak, • Dada terasa sesak • Dada terasa sesak, gemetar.
gemetar gemetar.
Ekspresi • Diam • Menekan ekspresi • Membentak
• Berusaha kemarahan • Berteriak-teriak, memaki,
mengendalikan • Menggunakan kata-kata dan
sindiran • Tindakan fisik
Pengontrol • Berpikir positif untuk Menghindari orang • Kurang marnpu mengontrol
an mengendalikan ataupun hal-hal yang kemarahan
kemarahannya berkaitan dengan • Dengan melampiaskan
• Mengajak bicara empat kemarahannya dalam kemarahan, subyek merasa
mata mengendalikan kemarahan lebih lega
• Berusaha menyelesai- yang dirasakannya
kan masalah

Orang yang memiliki gaya kelekatan rendah bila dibandingkan dengan orang
aman temyata memiliki skor yang lebih bergaya lekat tidak aman. Skor yang
rendah. pada state anger, trait anger, trait diperoleh orang bergaya lekat aman pada
anger temperament, trait anger reaction, anger in juga lebih rendah daripada orang
anger in, anger out, dan anger expression bergaya lekat cemas dan menghindar
bila dibandingkan dengan orang bergaya (Mikulincer, 1998). Orang yang memiliki
kelekatan cemas dan menghindar. Hal gaya kelekatan arnan mempunyai
demikian menunjukkan bahwa orang karakteristik dimana individu
dengan gaya lekat aman mempunyai skor mengembangkan model mental mengenai
intensitas kemarahan dan kecenderungan orang lain dan dunia luar sebagai sesuatu
marah yang lebih rendah daripada orang yang bisa dipercaya dan responsif. Orang
yang bergaya lekat menghindar dan cemas. bergaya ketekatan aman juga memiliki
Orang bergaya kelekatan aman juga penilaian dan harapan yang positif terhadap
memiliki skor yang lebih rendah dalam diri sendiri dan orang lain, sehingga
mengekspresikan kemarahannya, baik apabila orang bergaya lekat aman akan
dengan cara melampiaskan kemarahan mampu mengadakan penyesuaian diri
terhadap objek luar/lingkungan maupun dengan tepat bila dihadapkan pada suatu
dengan menekan/menyimpan kemarahan situasi yang mengandung kemarahan.
yang dirasakannya. Hal ini sejalan dengan Hal ini sejalan dengan hasil wawancara
hasil penelitian yang dilakukan Mikulincer dengan subjek yang mempunyai gaya
(1998), yang menemukan bahwa orang kelekatan aman. Cara mengekspresikan
yang bergaya lekat aman memiliki skor rasa marah dengan cara pertama diam
kecenderungan kemarahan yang lebih terlebih dahulu dan berusaha untuk

ISSN : 0215 - 8884


74 PENNY CAHYANI, ASMADI ALSA, AVIN FADILIA HEIMI

mengendalikan rasa marah tersebut. Hal ini penelitian ini sejalan dengan hasil
dapat dilakukan karena subjek mencoba penelitian yang dilakukan Mikulincer &
mengendalikan rasa marah dengan cara Orbach (1995) yang menemukan bahwa
berfikir positif, mengajak bicara, dan orang bergaya kelekatan menghindar
berusaha menyelesaikan masalah. cenderung untuk amat mengontrol ekspresi
Orang bergaya kelekatan menghindar perasaan negatif yang mereka alami.
temyata memiliki skor yang lebih rendah Orang yang memiliki gaya kelekatan
pada state anger, trait anger, trait anger menghindar cenderung untuk mengalami
temperament, trait anger reaction, anger kemarahan yang disfungsional. Hal
in, anger out, dan anger expression bila tersebut disebabkan karena orang bergaya
dibandingkan dengan orang bergaya lekat lekat menghindar cenderung untuk
cemas. Hal ini menunjukkan bahwa orang menjaga jarak terhadap situasi yang penuh
bergaya kelekatan menghindar mempunyai problema, memendan pikiran dan perasaan
skor intensitas kemarahan dan yang menyakitkan, dan mencoba untuk
kecenderungan yang lebih rendah daripada menampilkan diri mereka sepositif
orang yang bergaya lekat cemas. Orang mungkin (Mikulincer, 1998). Hal ini sesuai
bergaya lekat menghindar juga memiliki dengan hasil wawancara subjek dengan
skor yang lebih rendah dalarn gaya lekat menghindar, dalam meng-
mengekspresikan kemarahannya, baik ekspresikan kemarahan subjek, dengan
dengan cara melampiaskan kemarahan cara menekan dan jika tidak dapat ditekan,
terhadap objek luar/lingkungan maupun maka diekspresikan dengan kata-kata
dengan menekan/menyimpan kemarahan sindiran. Pada subjek ini, cara
yang dirasakannya bila dibandingkan pengontrolan kemarahan dengan meng-
dengan orang bergaya lekat cemas. Hal ini hindarkan diri dari orang atau hal-hal yang
sejalan dengan hasil penelitian yang membuatnya marah.
dilakukan Mikulincer (1998) yang Orang bergaya kelekatan cemas
menemukan bahwa orang yang bergaya temyata memiliki skor yang lebih tinggi
lekat menghindar memiliki skor pada state anger, trait anger, trait anger
kecenderungan kemarahan yang lebih temperament, trait anger reaction, anger
rendah bila dibandingkan dengan orang in, anger out, dan anger expression bila
bergaya lekat cemas. Skor yang diperoleh dibandingkan dengan orang bergaya lekat
orang bergaya lekat menghindar pada aman dan menghindar. Hal demikian
anger in juga lebih rendah daripada orang menunjukkan bahwa orang bergaya
bergaya lekat cemas (Mikulincer, 1998). kelekatan cemas mempunyai skor intensitas
Namun orang bergaya lekat menghindar kemarahan dan kecenderungan yang lebih
memiliki skor yang lebih tinggi pada anger tinggi daripada orang yang bergaya lekat
control bila dibandingkan dengan orang aman dan menghindar. Orang bergaya lekat
bergaya lekat aman dan cemas. Skor yang cemas juga memiliki skor yang lebih tinggi
tinggi pada anger control disebabkan dalam mengekspresikan kemarahannya,
karena orang yang bergaya lekat baik dengan cara melampiaskan kemarahan
menghindar sangat menekankan kontrol terhadap objek luar/lingkungan maupun
pribadi (Shaver & Hazan, 1993). Hasil dengan menekan/menyimpan kemarahan

ISSN : 0215 - 8884


GAYA KELEKATAN DAN KEMARAHAN 75

yang dirasakannya. Hal ini sejalan dengan tersebut akan membuat kita mengingat
hasil penelitian yang dilakukan Mikulincer kembali mengenai perlakuan figur lekat
(1998) yang menemukan bahwa orang yang kurang memberikan respon yang
yang bergaya lekat cemas memiliki skor positif sehingga anak yang mengembang-
kecenderungan kemarahan yang lebih kan gaya kelekatan cemas dan menghindar.
tinggi bila dibandingkan dengan orang Respon yang kurang positif ini dapat
bergaya lekat aman dan menghindar. berwujud kurangnya perhatian yang
Orang bergaya kelekatan cemas diberikan kepada anak. Apabila anak
cenderung untuk mengalami kemarahan merasa kurang mendapat perhatian dan
yang disfungsional. Hal tersebut kasih sayang, mereka akan mudah
merupakan manifestasi dari model mental mengalami frustrasi, mengalami konflik-
mereka. Kecenderungan mereka untuk konflik psikologis, mengalami luapan-
mengalami intensitas kemarahan yang luapan emosi negatif (khususnya
tinggi dan pengharapan negatif yang kemarahan) yang semuanya itu mudah
mereka miliki terhadap respon orang lain mendorong anak melakukan tindakan yang
dalam suatu episode kemarahan mungkin agresif. Dalam mengekspresikan
diakibatkan oleh kepercayaan dasar (basic kemarahan, subjek dengan gaya kelekatan
believe) yang mereka miliki. Orang cemas dengan cara disfungsional yaitu
bergaya lekat cemas memiliki kepercayaan dengan berteriak, membentak, memaki, dan
bahwa orang yang lain yang ada di sekitar tindakan fisik. Pada umumnya, mereka
mereka tidak sensitif dan responsif kurang mampu mengontrol kemarahan dan
terhadap segala kebutuhan mereka. dengan pelampiasan secara spontan subjek
Penelitian yang dilakukan Mikulincer & merasa lega.
Orbach (1995) mendapatkan hasil bahwa Berdasarkan hasil wawancara dengan
orang yang bergaya lekat cemas tidak ketiga subjek dapat disimpulkan bahwa
memiliki kontrol yang cukup kuat ketika gejala-gejala kemarahan secara fisiologis
mengalami kemarahan dan cenderung sama yaitu merasa tegang, jantung
untuk tenggelam dalam perasaan berdebar-debar, lidah terasa kaku, dada
kemarahan. Hal tersebut diakibatkan terasa sesak, dan gemetar. Ekspresi marah
kebiasaan mereka dalam cara pengendalian ketiga subjek menyatakan sesuai dengan
perasaan yang memungkinkan mereka cara-cara pengekspresian orang tuanya.
untuk memilih perasaan negatif tanpa Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa
membatasinya. Berkowitz (1995) menyata- ekspersi marah merupakan suatu proses
kan bahwa kondisi kemarahan yang timbul modelling anak dari orang tua.
karena perasaan tidak senang dan tidak
adanya kesesuaian antara keinginan dan
KESIMPULAN DAN SARAN
kenyataan dapat membangkitkan frustrasi
pada diri anak dan remaja yang dapat Berdasarkan hasil penelitian, disimpul-
mendorong terjadinya perilaku agresif. kan bahwa perbedaan pengalaman dan
Dalam hal ini perasaan tidak senang ekspresi kemarahan dipengaruhi oleh gaya
tersebut berkaitan dengan harapan akan kelekatan.
perhatian yang diperoleh dari orangtua. Hal

ISSN : 0215 - 8884


76 PENNY CAHYANI, ASMADI ALSA, AVIN FADILIA HEIMI

Individu yang memiliki gaya kelekatan sifat marah, keadaan marah, dan ekspresi
aman memiliki tingkat pengalaman dan kemarahan yang dimiliki individu.
ekspresi kemarahan yang relatif lebih
rendah bila dibandingkan dengan individu
DAFTAR PUSTAKA
yang bergaya kelekatan menghindar dan
individu yang bergaya lekat cemas, Batson, D., 1992. Emotion. Review of
sehingga gaya kelekatan merupakan salah Personally and Social Psychology.
satu bagian dari kepribadian yang cukup Tokyo: Sage Publications, Inc.
berpengaruh terhadap keadaan marah, sifat Bowlby, J., 1973. Attachment and Loss.
marah, dan ekspresi kemarahan yang Separation: Anxiety and Anger. No. 1.
dimiliki individu. New York: Basic Books.
Gaya kelekatan yang dimiliki individu ______, 1981. Attachment and Loss. Vol.
merupakan bagian dari kepribadian. 3. Loss. New York: Basic Books.
Pembentukan kepribadian itu sendiri
dimulai sejak masa bayi, dan perilaku atau ______, 1988. A Secure Base: Clinical
sikap orangtua, terutama pengasuh utama Applications of Attachment Theory.
sangat besar pengarulmya terhadap London-Routledge.
pembentukan kepribadian tersebut. Oleh Collins, N. L.; Reads, S. J., 1991. Adult
karena itu, salah satu usaha yang dapat Attachment, Working Models and
dilakukan orangtua agar anak memiliki Relationship Quality in Dating Couples.
gaya kelekatan aman adalah sejak dini Journal of Personality and Social
membina hubungan yang hangat dan Psychology, 58 (674-663).
responsif dengan anak-anaknya, dimana Collins, N.L.; Shaver, P.R.; Cooper, M.L.,
orangtua mengembangkan sensitivitasnya 1998. Attachment Styles, Emotion
dalam menangkap tanda-tandayang ber- Regulation, and Adjustment in
kaitan dengan kebutuhan anak, baik yang Adolescence. Journal of Personality
bersifat fisik maupun psikologis, serta and Social Psychology, 74 (1380-
merespon secara tepat tanda-tanda tersebut 1397).
sesuai dengan kebutuhan, suasana hati, dan
kemampuan kognisi anak. Di sisi lain Cridder, A.B.; Goethals, G.R.; Kavanough,
orangtua perlu pula memiliki kemampuan R.D.; Solomon, D.R., 1983.
untuk mengekspresikan kehangatan, Psychology. New York: Scot Foresman
penerimaan, memberikan dukungan atau & Company.
pujian pada saat anak melakukan suatu Goldfried, M.R.; Davidson, G.C., 1976.
perilaku yang baik dan berbicara atau Clinical Behavior Therapy. New York:
bertindak lemah lembut. Pemberian respon Holt, Rinehart, and Winston.
yang baik diharapkan akan mempengaruhi Goodhart, D.E., 1985. Some Psychological
pembentukan persepsi yang positif pada Effect of Positive and Negative
anak, baik terhadap dirinya sendiri maupun Thinking About Stressfull Events
terhadap orang lain. Persepsi yang positif Overcomes: Was Pollyanna Right?
ini yang merupakan ciri dari gaya Journal of Personality and Social
kelekatan aman yang berpengaruh terhadap Psychology, 48 (216-232).

ISSN : 0215 - 8884


GAYA KELEKATAN DAN KEMARAHAN 77

Helmi, A.F., 1992, Gaya Kelekatan dan Mikulincer, M.; Orbach, I., 1995.
Gaya Berhubungan Romantis pada Attachment Styles and Repressive and
Remaja. Laporan Penelitian. Tidak Defensiveness. Journal of Personality
dipublikasikan. Yogyakarta: Fakultas and Cocial Psychology, 68 (917-925).
Psikologi UGM. Mikulincer, M., 1998. Adult Attachment
Johnson, R.C.; Medinnus, G.T., 1976. Style and Individual Deferences in
Child and Adolescent Psychology 2th Functional versus Dysfunctional
ed. New York: John Willey & Sons, Experiences of Anger. Journal of
Inc. Personality and Social Psychology, 74
Kobak, R.R.; Hazan, C., 1991. Attachment (513-524).
in Mariage: Effect of Security and Rubin, T.I., 1974. Please Make Me Happy:
Accuracy of Working Models. Journals The Commonsense Book of Mental
of Personality and Social Psychology, Health. New York: Arbor House
60 (861-869). Publishing Company.
Lazarus, R., 1987. Pattern of Adjustment. Peale, N.V., 1977. Cara Hidup dan
Tokyo: Mc Graw-Hill Khogakhusa Ltd. Berpikir Positif. Jakarta: Gunung Jati.
Mikulincer, M.; Florian, V.; Tomacz, R., Simpson, J.A., 1990. Influence of
1990. Attachment Styles and Fear of Attachment Styles on Romantic
Personal Death: A Case Study of Affect Relationship. Journal of Personality
Regulation. Journal Personality and and Social Psychology, 59 (971-980).
Social Psychology, 58 (273-280).

ISSN : 0215 - 8884

You might also like