You are on page 1of 5

Kerangka Pemikiran Karya Inovasi

SCIENCE EXPO 2023

Nama Ketua : Tria Luthfiana (085816136630)


Nama Anggota : 1. Reni Roudhotul K.
2. Ruhul Hasanah
3. Septina Miftahul J.
4. Siti Nur Arfiah
5. Yunia Binti Maulida

BIODIESTIK: Pemanfaatan Limbah Plastik Anyaman Tas sebagai


Bahan Baku Pembuatan Biodiesel

A. Latar Belakang
Cadangan dan produksi bahan bakar minyak bumi (fosil) di Indonesia mengalami
penurunan 10% setiap tahunnya, sedangkan tingkat konsumsi minyak rata-rata naik 6% per
tahun. Permasalahan yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu produksi bahan bakar minyak
bumi tidak dapat mengimbangi besarnya konsumsi bahan bakar minyak, sehingga
Indonesia melakukan impor minyak untuk memenuhi kebutuhan energi bahan bakar
minyak setiap harinya. Hal ini dikarenakan tidak adanya perkembangan produksi pada
kilang minyak dan tidak ditemukannya sumur minyak baru (Kuncahyo, 2013). Solusi yang
bisa ditawarkan untuk mengatasi permasalahan minyak tersebut adalah dengan
menggunakan biodisel. Biodisel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono
alkil ester dari rantai Panjang asam lemak, dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar mesin
diesel dan terbuat dari sumber terbarui seperti minyak nabati. Selain itu biodisel juga dapat
diperoleh dengan cara pirolisis sampah plastik, dengan melihat bahwa sampah plastik
tersusun atas komponen hidrokarbon minyak bumi sehingga berpotensi dikonversi menjadi
BBM.
Salah satu desa yang berada di Ponorogo lebih tepatnya Desa Bulu Kecamatan
Sambit, merupakan desa yang dijadikan sentra industri kerajinan tas anyaman plastik.
Hampir semua ibu rumah tangga di desa bulu ini seorang pengrajin tas anyaman plastik.
Bahkan saat ini anyaman tas plastik tersebut sudah menjadi UMKM di desa Bulu.
Keberadaan UMKM ini sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Disamping itu, UMKM kerajinan anyaman tas plastik juga masih menimbulkan limbah,
yaitu sisa potongan kecil-kecil dari anyaman plastik yang tidak bisa digunakan kembali
(Adetianingrum, 2020).
Sampah plastik merupakan jenis limbah anorganik yang sukar terurai dalam tanah
dan membutuhkan waktu sebanyak 50-80 juta tahun untuk terurai. Sehingga permasalahan
sampah plastik sangat membutuhkan perhatian dan penangganan khusus. Limbah plastik
yang ada pada saat ini pada umumnya hanya dibuang (lanffill), dibakar atau didaur ulang
(recycle). Sehingga proses tersebut belum menyelesaikan semua permasalahan limbah
plastik. Membakar sampah termasuk tindakan yang sering diambil masyarakat dalam
mengurangi sampah, padahal sampah yang terbakar akan mengalami perubahan kimia yang
memberikan dampak lebih berbahaya, terutama bagi kesehatan manusia dan lingkungan
(Yani, 2021).
Anyaman plastik yang digunakan untuk membuat kerajinan tas termasuk kedalam
jenis plastik Polipropilena. Polipropilena merupakan polimer kristalin yang dihasilkan dari
proses polimerisasi gas propilena. Polipropilena mempunyai Transisi gelas (Tg) yang
cukup tinggi (190ºC-200ºC), sedangkan titik kristalisasinya antara 130ºC-135ºC.
Polipropilena mempunyai ketahanan terhadap bahan kimia (chemical resistance) yang
tinggi, tetapi ketahanan pukulnya rendah. Konduktivitas terhadap panas rendah (0,12 w/m),
tegangan permukaan yang rendah, kekuatan benturan yang tinggi, tahan terhadap pelarut
organik, bahan kimia anorganik, uap air, minyak, asam dan basa, isolator yang baik tetapi
dapat dirusak oleh asam nitrat pekat, dan mudah terbakar oleh nyala yang lambat. (Adoe,
2016).
Berdasarkan dari sifat plastik polipropilena sebagai isolator yang baik dan mudah
terbakar maka sampah plastik anyaman dapat berpotensi sebagai alternatif bahan bakar
minyak. Adanya alternatif ini dapat mengubah perspektif masyarakat terhadap sampah,
yang selama ini menganggap sebagai sumber pencemaran lingkungan berubah menjadi
sumber berkah, karena dari sampah dapat mengasilkan bahan bakar minyak yang bernilai
ekonomis, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

B. Penjelasan Ide Inovasi Produk


Bahan bakar minyak merupakan salah satu kebutuhan yang sangat pokok bagi
masyarakat Indonesia dalam membantu aktifitas kehidupan sehari hari. Seperti yang kita
ketahui bahwa minyak bumi tergolong dalam salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui dan akan semakin menipis apabila terus dieksploitasi untuk kebutuhan manusia.
Oleh karena itu perlu adanya inovasi untuk mengurangi penggunaan minyak bumi, salah
satunya dengan menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar. Biodiesel merupakan bahan
bakar yang terdiri dari campuran mono alkil ester dari rantai Panjang asam lemak, dipakai
sebagai alternatif bagi bahan bakar mesin diesel dan terbuat dari sumber terbarui seperti
minyak nabati. Biodiesel yang banyak dikembangkan saat ini berbahan baku minyak nabati
yaitu minyak jelantah yang tidak digunakan lagi. Kelompok kami berinisiatif membuat
biodiesel dengan memanfaatkan bahan baku dari limbah yang banyak di jumpai di Desa
Bulu, Kecamatan Sambit, Ponorogo, yaitu limbah plastik sisa anyaman.
Alasan pemilihan bahan baku dari plastic dikarenakan plastik dapat menghasilkan
senyawa hidrokarbon apabila dipanaskan dalam suhu yang tinggi dalam ruang tertutup.
Sifat senyawa hidrokarbon cair dari hasil pembakaran plastik mirip dengan senyawa
hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah, sehingga dapat diolah menjadi minyak
pelumas (Ermawati, 2011). Tahapan dalam pembuatan biodiesel yaitu:
1. Persiapan alat dan bahan
Alat
• Kaleng,
• Botol kaca,
• Korek api
• Tungku pembakaran,
• Wadah hasil biodiesel
Bahan
• Limbah plastik anyaman tas
2. Tahap pirolisis
Pirolisis merupakan teknik pembakaran limbah plastic tanpa O2 dan dilakukan pada
suhu yang tinggi (8000C-10000C). Pada tahap ini kami membakar plastic yang
diletakkan di dalam kaleng dengan api yang besar. Penggunaan kaleng agar oksigen
dari luar tidak masuk pada saat pembakaran.
3. Pada saat dipanaskan plastic akan menghasilkan uap dan uap tersebut langsung
dihubungkan dengan botol kaca. Uap yang masuk ke botol lama kelaman menjadi cair
yang disebut dengan biodiesel.

Dari hasil pembuatan untuk menguji keberhasilan dari biodiesel yaitu dengan uji
nyala api, apabila didekatkan dengan api nyala berarti berhasil dan biodiesel yang kami buat
ketika didekati api nyala. Terlihat bentuk fisiknya menyerupai solar, yakni warnanya
kecoklatan dan teksturnya berminyak. Akan tetapi parameter keberhasilan dari segi
kandungan kami belum mengecek, hal ini bisa dijadikan sebagai rencana tindak lanjut.

Minyak Hasil Pembakaran Percobaan Minyak

C. Impact To Society
Produk bahan bakar minyak yang akan dikembangkan mempunyai sejumlah dampak
pada masyarakat di lingkungan sekitar, diantaranya:
a. Ramah lingkungan
Produk dikemas menggunakan botol bekas minuman. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi limbah botol.
b. Kepedulian terhadap lingkungan
Keberadaan UMKM ini sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat. Namun, masih menimbulkan limbah, yaitu sisa potongan kecil-kecil dari
anyaman plastik yang tidak bisa digunakan kembali. Dengan memanfaatkan sisa
potongan anyaman sebagai bahan baku pembuatan produk, sehingga dapat mengurangi
limbah plastik dan meningkatkan rasa peduli kita terhadap lingkungan yang bersih.
c. Menciptakan lapangan kerja baru
Penggunaan bahan dasar dari potongan limbah anyaman plastik memberikan
kesempatan pada beberapa pihak untuk menciptakan lapangan kerja baru. Pihak-pihak
terkait meliuti, masyarakat sekitar pengrajin anyaman tas, masyarakat umum dalam
bagian produksi, dan reseller.

D. Target Market / Customer


a. Target Konsumen
Target dari usaha BIODISTIK adalah masyarakat umum sebagai bahan bakar
minyak yang ramah lingkungan.
b. Segmentasi Pasar
Berdasarkan segmentasi pasar, usaha ini membidik kepada kalangan masyarakat
umum dan orang dewasa. Keduanya mempunyai peluang dalam penjualan yang sama
besar.
c. Bisnis Model
Pengrajin tas anyaman sebagai key supplier mendapat keuntungan dari hasil
sampah-sampah plastik bekas anyaman yang dijual. Jasa penitipan sebagai key partner
mendapat keuntungan sebagai pemegang tempat penitipan. Secara garis besar bisnis dari
produk yang akan dikembangkan dijabarkan dalam Business Model Canvas (BMC),
yakni sebagai berikut.

8 (key 7 (key activities) 2 (value 3 (customer 1


partner) propositions) relationships) (customer
Membuat dan segments)
Pengrajin tas memproduksi minyak, Bahan baku Perjanjian kerja sama,
anyaman, jasa menciptakan susasana limbah plastik, media sosial, pembelian Masyarakat
tempat yang nyaman untuk mengatasi langsung, marketplace umum
penitipan pelanggan permasalahan
penjualan penumpukan
6 (key resources) limbah 4 (distribution channel)

Melimpahnya limbah Brand produk: Toko retail, toko online


plastik dari pembuatan BIODISTIK
tas anyaman, juru Promosi melalui endorse,
pengolahan bahan baku memposting produk di
dan tim produksi berbagai media sosial,
promosi secara face to
face

9 (crost structure) 5 (revenue streams)

Biaya operasional, biaya promosi Pendapatan melalui setiap produk yang terjual

Key Activities yang mahal: proses pembuatan


plastik menjadi minyak

ECO-SOCIAL COSTS ECO-SOCIAL BENEFITS

Ramah lingkungan, dapat mengurangi limbah Menciptakan lapangan kerja baru. Pihak yang
plastik, memperhatikan kualitas lingkungan yang diuntungkan: masyarakat yang membuat tas
bersih anyaman, sehingga dapat menambah pemasukan.
Keuntungan juga dapat ditransformasikan dalam
bentuk Value Proposition sehingga mengurangi
intensitas limbah plastik

d. Strategi Marketing
Pemasaran produk melalui beberapa cara yaitu penjualan langsung, livechat,
media sosial, dan lain sebagainya. Cara mendapatkan konsumen pertama adalah dengan
mengunjungi masyarakat terdekat untuk melakukan testimori produk. Sedangkan,
untuk penjualan dengan konsistensi promosi dan pemasaran produk, dengan
memanfatkan berbagai media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan Whatsapp
dengan menyertakan link marketplace.

E. Keunikan Produk (Unique Product Value)


Keunikan dari produk yang kami buat di buat dengan bahan yang sudah tidak terpakai
yang bisa jadi mengakibatkan pencemaran jika tidak di daur ulang kembali. Nah kemudian
kita mempunyai ide dimana membuat biodiesel dengan menggunakan bekas sampah atau
bekas anyaman tas dari desa bulu kecamatan sambit dimana bekas tersebut tidak digunakan
kembali. Keunikannya terletak pada sebuah sampah plastik anyaman tersebut dan di olah
menjadi biodiesel sederhana. Kebanyakan orang di luar memanfaatkan minyak jlantah di
bandingkan dengan sampah tertentu semisal menggunakan sampah plastik bekas anyaman
bukan menggunakan sampah plastik" biasa seperti kantong kresek bekas. Kemungkinan
besar nilai dari biodiesel yang sederhana ini bisa menarik perhatian kalangan masyarakat
untuk meminimalisir sampah-sampah di sekitar dengan menjadikan barang tersebut
mempunyai daya jual. Adanya pembuatan biodiesel sederhana ini mereka tidak lagi
membelinya akan tetapi bisa mengolah dengan sendirinya dan sangat bisa untuk
dikembangkan serta merasakan manfaatnya. Selain mempunyai keunikannya dari bahan
limbah plastik anyaman produk ini bisa menghemat bahan pengganti BBM.

Referensi:
Adetianingrum, Tiansi Evi. 2020. Peran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus Pada CV. Sido Mulyo Desa
Bulu Kec. Sambit Kab. Ponorogo). Skripsi: IAIN Ponorogo.
Adoe, Dominggus G.H. Dkk. 2016. Pirolisis Sampah Plastik PP (Polyprophylene) menjadi
Minyak Pirolisis sebagai Bahan Bakar Primer. LONTAR Jurnal Teknik Mesin
Undana. 3(1): 17-26.
Ermawati, Rahyani. (2011). Konversi Limbah Plastik sebagai Sumber Energi Alternatif.
Jurnal Riset Industri, 5(3), 257-263.
Kuncahyo, Priyohadi. Dkk. 2013. Analisa Prediksi Potensi Bahan Baku Biodiesel Sebagai
Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Di Indonesia. Jurnal Teknik Pomits. 2(1): 62-
66.
Yani. A, (2021). Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak Untuk Mengatasi
Sampah Plastik Di Kota Bontang. Jurnal Sains Terapan. 7(2). 36-41

You might also like