You are on page 1of 16

KELOMPOK 3

KOMUNIKASI
PADA LANSIA
NAMA KELOMPOK 3:
1.RIZKI SYADIYAH NASUTION (203302040012)
2.INDAH SARTIKA (203302040078)
3.ERNESTINE AYU PUTRI LAIA (203302040011)
4.REGINA DESNI NDRURU (203302040051)
5.KRISMAYANTI LUMBANTOBING (203302040005)
6.YUNITA HARAHAP (203302040055)
7.IVAN KRISTIAN DAELI (203302040075)
8.ESRANI MUTIARA SARAGI (203302040066)
9.AZUANA (203302040049)
10.AMSAH (203302040048)
Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare–


communicatio dan communicatus yang berarti suatu alat yang
berhubungan dengan sistem penyampaian dan penerimaan
berita,seperti telepon,telegraf,radio, dan sebagainya.Jadi
komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses
pertukaran,penyampaian,dan penerimaan berita,ide,atau
informasi dari seseorang ke orang lain .
Suasana Komunikasi Pada Orang Dewasa
Dan Lansia :

1. Suasana hormat menghormat


2. Suasana saling menghargai
3. Suasana saling percaya
4. Suasana saling terbuka
Teknik Komunikasi Pada Orang Dewasa
Dan Lansia Serta Penerapannya

Berikut ini teknik komunikasi secara khusus yang harus anda


terapkan saat berkomunikasi dengan orang dewasa/lansia :

1. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa


perantara.Dengan penyampaian langsung maka klien akan
lebih mudah untuk menerima penjelasan yang
disampaikan.
2. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi,maksudnya
komunikasi antara perawat dan pasien dewasa harus ada
keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi.
3. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara
langsung,maksudnya komunikasi timbal balik dapat
meminimalkan kemungkinan terjadi salah perepsi.
4. Komunikasi secara berkesinambungan tidak statis dan
bersifat dinamis.
Karakteristik Lansia
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi :

1. Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun


2. Elderly, antara 60-74 tahun
3. Usia antara 75-90 tahun
4. Very old lebih dari 90 tahun Sedangkan bila di klasifikasi lansia berdasarkan
kronologi usia yaitu :
a.Young old 60-75 tahun
b. Middle old 75-84 tahun
c. Old-old >85 tahun
Masalah dan penyakit yang sering
dihadapi oleh lansia yaitu :
1. Mudah jatuh
2. Mudah lelah
3. Nyeri dada
4. Kekacauan mental
5. Sesak nafas pada waktu
melakukan kerja fisik
6. Berdebar-debar (palpitasi)
7. Pembengkakan kaki bagian
bawah
8. Nyeri pinggang atau
punggung
9. Nyeri pada sendi pinggul
10. Berat badan menurun
Perkembangan Komunikasi Pada Lansia
Perubahan emosi yang sering nampak adalah berupa reaksi penolakan terhadap kondisi lansia.

Berikut ini gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan gagalnya komunikasi lansia
• Tidak percaya terhadap diagnosa,gejala,perkembangan serta keterangan yang diberikan
petugas Kesehatan
• Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa sehingga diterima keliru
• Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit
• Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum,khusunya tindakan yang langsung
mengikutsertakan dirinya
• Menolak nasehat-nasehat misalnya,istirahat baring,berganti posisi tidur terutama bila
nasehat tersebut demi kenyamanan klien.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Lansia

1. Faktor klien meliputi :kecemasan,penurunan sensori (penurunan pendengaran dan


penglihatan,kurang hati-hati,tema yang menetap misal kepedulian terhadap kebugaran
tubuh,kehilangan reaksi,mengulangi kehidupan,takut kehilangan control dan kematian)
2. Faktor perawat meliputi :perilaku perawat terhadap lansia dan ketidakpahaman
perawat
3. Faktor lingkungan yang bising dapat menastimulasi kebingungan lansia dan
terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan
Hambatan Komunikasi Pada Lansia Dan Cara Mengatasinya:

Adapun kendala-kendala dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia :

• Gangguan neurology serring menyebabkan gangguan bicara dan berkomunikasi dapat


juga karena pengobatan medis,mulut yang kering dan lain-lain.

• Penurunan daya pikir sering menyebabkan gangguan dalam mendengarkan,mengingat


dan respon pada pertanyaan seseorang.

• Perawat sering memanggil dengan nenek,sayang,dan lain-lain.Hal tersebut membuat


tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama panggilannya.

• Dianjurkan menegur dan mendengarkan dengan penuh perhatian.

• Perbedaan budaya hambatan komunikasi,dan sulit menjalin hubungan saling percaya.

• Gangguan penglihatan sehingga sulit menginterprestasikan pesan-pesan non-verbal.


• Overload dari sensoris : terlalu banyak informasi dalam satu waktu atau banyak orang
berkomunikasi dalam yang sama sehingga kognitif berkurang.

• Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan misalnya focus pada
rasa sakit,haus,lapar,capai,kandung kemih penuh,udara yang tidak enak,dan lain-lain.

• Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan misalnya focus pada
rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh,udara yang tidak enak,dan lain-lain.

• Hambatan pada pribadi : penurunan sensoris, ketidaknyamanan fisik, efek pengobatan


dan kondisi patologi,gangguan fungsi psikososial,karena depresi atau dimensia,gangguan
kontak dengan realita.

• Hambatan dalam suasana/lingkungan tempat wawancara : ribut/berisik, terlalu banyak


informasi dalam waktu yang sama,terlalu banyak orang yang ikut bicara,perbedaan
budaya,perbedaan bahasa,prejudice,dan strereotipes.
Cara mengatasi hambatan komunikasi pada lansia antara
lain:

1. Gunakan umpan balik (feedback)


2. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik
3. Gunakan komunikasi langsung (face to face
4. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah
Teknik komunikasi yang dapat digunakan perawat dalam
berkomunikasi dengan lansia adalah:
1. Teknik asertif

Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya,terima klien apa adanya.Perawat


bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan
memperhatikan klien serta berusaha untuk mengerti/memahami klien.Sikap ini
membantu perawat untuk menjaga hubungan terapeutik dengan lansia.

2. Responsif Reaksi

Spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien dan segera melakukan
klarifikasi tentang perubahan tersebut.Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat
kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien. Berespon
berarti bersikap aktif tidak menunggu permintaan dari klien.Contoh : “apa yang ibu
fikirkan saat ini? Apa yang bisa saya bantu untuk ibu?.
3. Fokus
Dalam berkomunikasi sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar dan
mengungkapkan pernyataan-pernyataan di luar materi dan tidak relevan dengan tujuan
terapi. Sehubungan dengan hal tersebut maka perawat harus tetap fokus pada topik
pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik untuk mencapai
tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang diinginkan.

4. Supportif
Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah.Perubahan ini perlu disikapi
dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan dukungan
(suppotif) Contoh sikap supportif : Tersenyum dan mengangguk ketika lansia
mengungkapkan perasaan n y a s eb agai s ik ap h ormat d an men gh argai lan s ia
berbicara.Contoh ungkapan yang bisa memberi suppor/motivasi kepada lansia adalah:
“saya yakin bapak mampu melakukan tugas bapak dengan baik”.
5. Klarifikasi

Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi yang
disampaikan klien,klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau
meminta klien memberi penjelasan ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang
dengan tujuan menyamakan persepsi.Contoh : “coba ibu jelaskan kembali bagaimana
perasaan ibu saat ini?”

6. Sabar dan Ikhlas

Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-kanakan.
Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dengan
klien lansia dapat efektif dan terapeutik.Sabar dan ikhlas dilakukan supaya tidak muncul
kejangkelan perawat yang dapat merusak komunikasi dengan hubungan perawat dan klien.
TERIMA KASIH

You might also like