Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 3
Kelompok 3
KOMUNIKASI
PADA LANSIA
NAMA KELOMPOK 3:
1.RIZKI SYADIYAH NASUTION (203302040012)
2.INDAH SARTIKA (203302040078)
3.ERNESTINE AYU PUTRI LAIA (203302040011)
4.REGINA DESNI NDRURU (203302040051)
5.KRISMAYANTI LUMBANTOBING (203302040005)
6.YUNITA HARAHAP (203302040055)
7.IVAN KRISTIAN DAELI (203302040075)
8.ESRANI MUTIARA SARAGI (203302040066)
9.AZUANA (203302040049)
10.AMSAH (203302040048)
Pengertian Komunikasi
Berikut ini gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan gagalnya komunikasi lansia
• Tidak percaya terhadap diagnosa,gejala,perkembangan serta keterangan yang diberikan
petugas Kesehatan
• Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa sehingga diterima keliru
• Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit
• Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum,khusunya tindakan yang langsung
mengikutsertakan dirinya
• Menolak nasehat-nasehat misalnya,istirahat baring,berganti posisi tidur terutama bila
nasehat tersebut demi kenyamanan klien.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Lansia
• Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan misalnya focus pada
rasa sakit,haus,lapar,capai,kandung kemih penuh,udara yang tidak enak,dan lain-lain.
• Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan misalnya focus pada
rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh,udara yang tidak enak,dan lain-lain.
2. Responsif Reaksi
Spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien dan segera melakukan
klarifikasi tentang perubahan tersebut.Teknik ini merupakan bentuk perhatian perawat
kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk memberikan ketenangan klien. Berespon
berarti bersikap aktif tidak menunggu permintaan dari klien.Contoh : “apa yang ibu
fikirkan saat ini? Apa yang bisa saya bantu untuk ibu?.
3. Fokus
Dalam berkomunikasi sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar dan
mengungkapkan pernyataan-pernyataan di luar materi dan tidak relevan dengan tujuan
terapi. Sehubungan dengan hal tersebut maka perawat harus tetap fokus pada topik
pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik untuk mencapai
tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi
komunikasi yang diinginkan.
4. Supportif
Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah.Perubahan ini perlu disikapi
dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara memberikan dukungan
(suppotif) Contoh sikap supportif : Tersenyum dan mengangguk ketika lansia
mengungkapkan perasaan n y a s eb agai s ik ap h ormat d an men gh argai lan s ia
berbicara.Contoh ungkapan yang bisa memberi suppor/motivasi kepada lansia adalah:
“saya yakin bapak mampu melakukan tugas bapak dengan baik”.
5. Klarifikasi
Klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas informasi yang
disampaikan klien,klarifikasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan ulang atau
meminta klien memberi penjelasan ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang
dengan tujuan menyamakan persepsi.Contoh : “coba ibu jelaskan kembali bagaimana
perasaan ibu saat ini?”
Perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan seperti kekanak-kanakan.
Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas agar hubungan antara perawat dengan
klien lansia dapat efektif dan terapeutik.Sabar dan ikhlas dilakukan supaya tidak muncul
kejangkelan perawat yang dapat merusak komunikasi dengan hubungan perawat dan klien.
TERIMA KASIH