You are on page 1of 10

1 BAB V

INTEGRASI NASIONAL DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

A. Kebhinnekaan Bangsa Indonesia


Bhinneka Tunggal Ika Tan Hanna Dharma Mangrwa maksudnya adalah berbeda-beda
tetapi satu jua, tak ada hukum yang bersifat mendua. Artinya walaupun bangsa Indonesia terdiri
dari berbagai macam Suku Bangsa, Agama, Ras, Antar golongan (SARA), Bahasa, Budaya tetapi
merupakan satu kesatuan bangsa yaitu Bangsa Indonesia. Satu bangsa, satu bahasa, satu tanah
air, satu hukum nasional, yaitu Indonesia. Walaupun bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-
macam suku bangsa, beranekaragam bahasa, berlainan agama tetapi mereka patuh dan tunduk
pada hukum yang satu yaitu Hukum Nasional Indonesia.
Alat-alat pemersatu bangsa Indonesia, yakni:
1. Dasar Negara Pancasila
2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4. Lambang Negara Burung Garuda
5. Semboyan Bhinneka tunggal Ika
6. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
7. Lagu-lagu perjuangan
Indonesia merupakan Negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan konflik.
Hal ini disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik, budaya, agama
serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia merupakan negara yang
memiliki keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik, bahasa, dan sebagainya
dibandingkan dengan negara lain. Oleh karena itu keberagaman ini jangan dijadikan alasan untuk
memperlemah rasa persatuan dan kesatuan bangsa tetapi justru harus menjadi modal dasar dalam
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan dan kesatuan yang
tertanam di setiap warga negara Indonesia.
Persatuan dalam keberagaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam
keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal
sebagai berikut.
1. Kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.
2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab.
3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah.
4. Pembangunan berjalan lancar.
Untuk menjaga komitmen persatuan, perlu adanya toleransi yang tinggi antarkebudayaan.
Sikap saling menghargai antargolongan, mengenali, dan mencintai budaya lain adalah hal yang
perlu dibudayakan. Contoh nyata implementasi hal tersebut adalah dengan mempertunjukkan
tarian suku-suku yang ada di Indonesia. Dengan demikian, setiap suku mempunyai rasa simpati
satu sama lain
Contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan komitmen persatuan dalam kehidupan sehari-
hari
 Saling menghormati, mengahargai antar suku bangsa yang berbeda
 Saling toleransi antar pemeluk agama yang berlainan
 Tidak menghina terhadap teman yang berbeda SARA

B. Pentingnya Integrasi Nasional dan Faktor Pembentuk Integrasi nasional


Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal
dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan
yang bulat dan utuh. Kata Nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan
antropologis.
1. Secara Politis
Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara Antropologis
Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
masyarakat.
Syarat-syarat keberhasilan integrasi di suatu negara sebagai berikut:
1. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan satu dengan lainnya.
2. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial
yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
3. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses
integrasi sosial.
Faktor-faktor pendorong, pendukung dan penghambat Integarsi Nasional
1. Faktor pendorong tercapainya integrasi nasional
a. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah
b. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila
dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
c. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
d. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan muncul semangat nasionalisme
dikalangan bangsa Indonesia.
2. Faktor pendukung integrasi nasional
a. Penggunaan bahasa Indonesia
b. Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam suatu bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia
c. Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
d. Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang
kuat.
e. Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan yang diderita.
3. Faktor penghambat integrasi nasional
a. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen
b. Kurangnya toleransi antargolongan
c. Kurangnya kesadaran dari masyarakat indonesia terhadap ancaman, gangguan dari luar
d. Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan

C. Tantangan dalam Menjaga Keutuhan NKRI


Tujuan nasional merupakan kepentingan nasional yang abadi dan menjadi acuan dalam
merumuskan tujuan pertahanan negara, yang ditempuh dengan tiga strata pendekatan.
1. Strata mutlak, dilakukan dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan
keselamatan bangsa Indonesia.
2. Strata penting, dilakukan dalam menjaga kehidupan demokrasi politik dan ekonomi,
keharmonisan hubungan antar suku, agama, ras dan golongan (SARA), penghormatan hak
asasi manusia dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup dan
3. Strata pendukung, dilakukan dalam upaya turut memelihara ketertiban dunia.
Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG):
1. Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis.
2. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
3. Hambatan adalah Usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
4. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari
luar negeri maupun dari luar negeri.
Beberapa macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara:
1. Dari luar negeri
a. Agresi
b. Pelanggaran wilayah oleh negara lain
c. Spionase (mata-mata)
d. Sabotase
e. Aksi terror dari jaringan internasional.
2. Dari dalam negeri
a. Pemberontakan bersenjata
b. Konflik horizontal
c. Aksiteror dari dalam negeri
d. Sabotase dari dalam negeri
e. Aksi kekerasan yang berbau SARA
f. Gerakan separatis pemisahan diri membuat Negara baru
g. Pengrusakan lingkungan.
Ancaman non militer adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata tetapi jika di biarkan
akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa dan negara Contohnya penyalahgunaan narkoba, korupsi

D. Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
(Menurut UU Nomor 3 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang Pertahanan Negara) Bukan hanya
sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga merupakan kehormatan warga negara sebagai
wujud pengabdian dan rela berkorban kepada bangsa dan negara
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 Pasal 30 Ayat
(1) dan (2): “Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan Negara dilaksanakan melalui system pemerintahan dan keamanan rakyat
semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai komponen utana, dan rakyat sebagai komponen
pendukung”. Adapula pada Pasal 27 Ayat (3): “Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara”.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ayat
1: “Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”; ayat 2: “Keikutsertaan warga
Negara dalam upaya bela negara dimaksud ayat 1 diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
d. Pengabdian sesuai dengan profesi.
Pembelaan Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan,
kesadaran, keikhlasan dan ketulusan dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara,
menjaga harkat dan martabat bangsa, mempertahankan keutuhan NKRI serta wewujudkan cita-
cita dan tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
 Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945: “Tiap-tiapiap Warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara”.
 Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945: “Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
Contoh bentuk usaha pembelaan negara oleh warga negara:
 Mengikuti ronda malam (siskamling)
 Pelatihan dasar kemiliteran
 Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
 Pengabdian sesuai dengan profesi
Bela negara yang bisa dilakukan oleh para siswa di sekolah:
 Pendidikan Kewarganegaraan
 Mengikuti organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran, seperti Pramuka, Patroli
Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Palang Merah Remaja
(PMR), dan organisasi lainnya.
Ujikom Bab V

1. Pada hakikatnya intregasi nasional mengandung arti menyatupadukan hingga menjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh. berdasarkan hal tersebut jelaskan perbedaan intregasi nasional
secara politis dan antropologis!
2. Mengapa pada negara yang multy cultural, seperti indonesia, konsep intregasi bangsa menjadi
prasyarat utama untuk terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa. jelaskan pendapat anda!
3. Pada hakikatnya intregasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukkan suatu identitas nasional.
berdasarkan hal tersebut sebutkan 3 syarat keberhasilan suatu integrasi nasiona bagi bangsa
indonesia!
4. Pada hakikatnya integrasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai berbagai komponen
dalam masyarakt. berdasarkan hal tersebut sebutkan 5 faktor pendukung suatu integrasi nasional
bagi bangsa indonesia!
5. Pada hakikatnya dalam rangka pembentukkan intregasi nasional, biasanya mengandalkan
persatuan dan kesatuan masyarakt yang secara etnis majemuk sifat sifat kebudayaan yang
berbeda. berdasarkan hal tersebut sebutkan perbedaan faktor pendorong dan faktor penghambat
tercapainya intregasi nasional!

2
BAB VI
ANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

A. Ancaman terhadap Integrasi nasional


Negara Indonesia berada pada posisi silang dunia yang sangat strategis, baik dari aspek
kewilayahan maupun aspek kehidupan sosial:
 Aspek kewilayahan:
Indonesia diapit oleh dua benua, yaitu Asia dan Australia serta dua Samudra, yaitu samudra
Hindia dan Pasifik
 Aspek kehidupan kehidupan sosial:
Indonesia diapit oleh negara berpenduduk padat (utara) dan jarang (selatan), ideologi
komunisme dan liberalisme, demokrasi rakyat dan demokrasi liberal, ekonomi sosialis
(utara) dan ekonomi kapitalis (selatan), masyarakat sosialis dan masyarakat individualis,
kebudayaan timur dan kebudayaan barat, sistem pertahanan continental (pakta warsawa) dan
sistem pertahanan maritim (NATO).

1. Ancaman Militer
Ancaman adalah segala sesuatu yang membahayakan kedaulatan nasional, kepribadian
bangsa, keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa dan negara, serta kehidupan
demokrasi di Indonesia
Contoh ancaman militer:
a. Agresi/invansi
b. Sabotase
c. Spionase
d. Pelanggaran wilayah oleh negara lain,
e. Pemberontakan bersenjata,
f. Gerakan separatis bersenjata,
g. Aksi teror bersenjata,
2. Ancaman Non Militer
Contoh ancaman non militer:
a. Ancaman di bidang ideologi: paham komunis, zionis, liberalisasi
b. Ancaman di bidang politik: adanya intimidasi, provokasi, blokade politik (eksternal),
adanya separatisme, pergerakan masa, aksi radikal, teroris (internal)
c. Ancaman di bidang ekonomi: free fight liberalism, etatisme, monopoli
d. Ancaman di sosial budaya: adanya budaya konsumtif, hedonisme, individualisme,
westernisasi, KKN, narkoba
3. Strategi dalam mengatasi Ancaman Militer dan Non Militer
a. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Militer
Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta pada hakikatnya merupakan
segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan negara dan seluruh rakyat serta
segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional serta seluruh wilayah
negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh
Strategi bangsa Indonesia menghadapi ancaman militer adalah
1) Memperkuat sishankamrata, yaitu dengan memperkuat kekuatan dan kemampuan
komponen utama (TNI dan POLRI), komponen cadangan (Sumber daya manusia,
alam dan buatan) dan komponen pendukung (rakyat)
2) Mendayagunakan dan mengerahkan seluruh kekuatan nasional dengan pertahanan
berlapis yang diwujudkan melalui fungsi-fungsi diplomasi dan perlawanan tanpa
senjata
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
Pasal 27 ayat (3) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”
Pasal 30 ayat (1) “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”
b. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Non Militer
Strategi bangsa Indonesia menghadapi ancaman non militer, yaitu ancaman dalam
bidang ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya) adalah:
1) Memperkokoh 4 pilar negara: Pancasila, UUD Negara RI 1945, Bhinneka Tunggal
Ika, NKRI , memperkuat rasa nasionalisme dan patriotisme (ideologi)
2) Penegakkan demokrasi, kebebasan, keterbukaan, HAM, supremasi hukum
(politik)
3) Memperkuat sistem ekonomi kerakyatan, memperkuat produk dan pasar
domestik, memprioritaskan pertanian, tidak tergantung pada IMF, WTO
(ekonomi)
4) Meningkatkan iman dan taqwa warga negara, keselarasan pundamental antara
manusia – Tuhan – alam – masyarakat, gerakan ‘aku cinta Indonesia’ (sosial
budaya)
Ideologi Pancasila tidak bisa dikatakan aman dari berbagai macam ancaman dalam
pengimplementasian nilai-nilainya di masyarakat, karena pengaruh arus globalisasi melalui
media informasi dan komunikasi antara lain ideologi liberalis, komunis dan sikap individualis,
hedonis, materialistis, konsumeristis. Oleh karena itu, Pancasila harus menjadi landasan ideologi,
falsafah, etika moral, serta alat pemersatu bangsa.

B. Ancaman di Bidang Poleksosbudhamkam


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman non-militer atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan
ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer,
karena ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi
serta keselamatan umum. Berikut ini berbagai ancaman bagi bangsa
1. Ancaman di Bidang Ideologi
a. Paham komunis dan zionis
b. Pengaruh liberalisme, globalisasi
2. Ancaman di Bidang Politik
a. Intimidasi, provokasi dan blokade politik terhadap Indonesia
b. Pengerahan masa untuk menumbangkan pemerintahan yang berkuasa
c. Menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintahan
d. Ancaman separatisme, provinsialisme
3. Ancaman di Bidang Ekonomi
a. Perdagangan dan pasar bebas dengan adanya penghapusan seluruh batasan dan
hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa
b. Penguasaan ekonomi oleh pihak aseng dan asing
c. Pencabutan subsidi pada sektor ekonomi kerakyatan
d. Free fight liberalism, etatisme dan monopoli
4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya
a. Aaya hidup konsumeristik, materialistik dan individualistik
b. Sifat hedonisme dan gejala westernisasi
c. Isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi
titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti premanisme, separatisme, terorisme,
kekerasan, dan bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
5. Ancaman di Bidang Hankam
a. Masalah teror dan konflik SARA
b. Lemahnya penerapan, penegakkan hukum dan keadilan.

C. Peran serta masyarakat untuk mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Integrasi
nasional
Kesadaran adalah sikap yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi hati ikhlas tanpa ada
tekanan dari luar. Konsep atau makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang
tumbuh dari kemauan diri dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas / rela tanpa tekanan dari
luar untuk bertindak yang umumnya dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk
diri sendiri dan lingkungannya.
Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi
nasional di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan sebagainya
2. Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya
3. Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
4. Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
5. Menggunakan segala fasilitas umum dengan baik
6. Mau dan bersedia untuk berkerja sama dengan segenap lapisan atau golongan masyarakat
7. Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik
8. Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.
9. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
10. Mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
11. Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam
negeri.
12. Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan dengan aman dan
nyaman
13. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat dan pemerintah
14. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
15. Bersedia untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia..
Kebhinekaan yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan.
Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena hal tersebut akan membuat bangsa kita menjadi bangsa
yang besar dan memiliki kekayaan yang melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan
budaya yang dapat menarik minat para wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia.
Kebhinekaan bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman, karena
dengan adanya kebhinekaan tersebut mudah membuat penduduk Indonesia berbeda pendapat
yang lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu-waktu
bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan
bangsa. Oleh karena itu, segenap warga negara mesti mewaspadai segala bentuk ancaman yang
dapat memecah belah bangsa Indonesia dengan senantiasa mendukung segala upaya atau strategi
pemerintah dalam mengatasi berbagai acaman tersebut.
Invasi pada dasarnya merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan
menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki
wilayah Indonesia. Bangsa Indonesia pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh
Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19
Desember 1948.

Ujikom Bab VI

1. Pada hakikatnya kebhinnekaan bangsa indonesia merupakan rahmat Allah SWT sekaligus
merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan bagi bangsa indonesia. Jelaskan maksud
pernyataan tersebut!
2. Ancaman militer pada hakikatnya berkaitan dengan ancaman di bidang pertahanan dan keamanan.
Jelaskan dan berikan contoh terkait dengan ancaman di bidang militer!
3. Agresi suatu negara yang mengancam kedaulatan suatu negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa indonesia mempunyai bentuk-bentuk mulai dari yang berskala
paling besar sampai dengan yang terendah, jelaskan dan berikan contoh bentuk agresi yang
berskala paling besar yang pernah dialami bangsa Indonesia!
4. Ancaman non militer pada hakikatnya disebabkan oleh pengaruh negatif dari globalisasi. Jelaskan
hubungan ancaman non militer dengan pengaruh globalisasi!
5. Pada hakikatnya ancaman dalam kebhinnekaan yang berdimensi politik dan bersumber dari dalam
negeri dapat berupa pengerahan massa dan separatisme. Jelaskan maksud pernyataaan tersebut!
BAB VII
3 WAWASAN NUSANTARA DALAM KONTEKS NKRI

A. Wawasan Nusantara
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata wawasan dan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan
penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap
indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata
nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan
letak antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua
benua, yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai pengganti nama
Indonesia.
Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.
Sedangkan terminologis, wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut.
a. Menurut Prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua
aspek kehidupan yang beragam.”
b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang
dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.”
2. Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam pengertian cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional.
Hal tersebut berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara harus berpikir,
bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia.
Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi,
hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata
lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Dalam
GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan
kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
3. Asas Wawasan Nusantara
Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk bangsa
Indonesia terhadap kesepakatan bersama. Adapun, asas Wawasan Nusantara tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Kepentingan yang sama.
b. Keadilan.
c. Kejujuran.
d. Solidaritas.
e. Kerja sama.
f. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan Negara
Indonesia.
B. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan visi
bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan
konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh
pula. Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran Republik
Indonesia.
1. Kedudukan
Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran
yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat Indonesia agar tidak terjadi penyesatan atau
penyimpangan dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian,
wawasan Nusantara menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan
nasional.
2. Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-
rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi
penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada
kepentingan individu, kelompok golongan, suku bangsa atau daerah.

C. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara


Konsepsi wawasan nusantara merupakan suatu konsep di dalam cara pandang dan
pengaturan yang mencakup segenap kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra, yang meliputi
aspek alamiah (trigatra) dan aspek sosial (pancagatra).
1. Aspek Trigatra
Yang termasuk aspek Trigatra (aspek alamiah) wawasan Nusantara, antara lain :
a. Letak dan Bentuk Geografis
Negara Indonesia adalah negara kepulauan (archipelago) yang sangat strategis,
yaitu terletak antara Benua Asia di sebelah utara dan Benua Australia di sebelah selatan
serta Samudra Indonesia di sebelah barat dan Samudra Pasifik di sebelah timur
b. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah sekelompok manusia yang mendiami suatu tempat atau wilayah.
Adapun faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional adalah jumlah
penduduk dan distribusi penduduk
c. Keadaan dan kekayaan alam
Sumber daya alam harus diolah atau dimanfaatkan dengan berprinsip atau asas
maksimal, lestari, dan berdaya saing
1) Asas maksimal
Artinya sumber daya alam yang dikelola atau dimanfaatkan harus benar-benar
menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
2) Asas lestari
Artinya pengolahansumber daya alam tidak boleh menimbulkan kerusakan
lingkungan, menjaga keseimbangan alam.
3) Asas berdaya saing
Artinya bahwa hasil-hasil sumber daya alam harus bisa bersaing dengan sumber
daya alam negara lain.

2. Aspek Pancagatra
Pancagatra adalah aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan
pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-
aturan dan norma-norma tertentu. Hal-hal yang termasuk aspek pancagatra adalah sebagai
berikut.
a. Ideologi
Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip yang
dijadikan dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar atau cita-cita. Ideologi
merupakan konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang
ingin diiperjuangkan dalam kehidupan nyata. Ideologi dapat dijabarkan ke dalam
sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan
merupakan kebulatan ajaran dan doktrin. Dalam strategi pembinaan ideologi berikut
adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
1) Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI.
2) Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
3) Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
4) Aktualisasi ideologi dikembangkan kearah keterbukaan dan kedinamisan.
5) Ideologi Pancasila mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa dan dijadikan
alat untuk menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat.
6) Kalangan elit eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus harus mewujudkan cita-cita
bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan kepentingan
bangsa.
7) Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi humanis, relijius, demokratis,
nasionalis, dan berkeadilan. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga negara
dengan meningkatkan motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
b. Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang diguna-kan untuk
mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi kedalam dua sektor
yaitu sektor masyarakat yang memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi
sebagai output. Sistem politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan
kehidupan politik di negara yang bersangkutan.
c. Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam
mengelola faktor produksi dan distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan rakyat.
Ekonomi kerakyatan harus menghindari free fight liberalism, etatisme, dan tidak
dibenarkan adanya monopoli.
Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan dalam meningkatkan kemandirian
ekonomi. Ketahanan di bidang ekonomi dapat ditingkatkan melalui pembangunan
nasional yang berhasil.
d. Sosial Budaya
Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi
keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ancaman, tantangan, halangan, dan gangguan (ATHG). Gangguan dapat datang dari
dalam maupun dari luar, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
membahayakan kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
e. Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamika dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ATHG yang membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup
bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ketahananan Nasional. Prinsip-prinsip
Sistem Ketahanan Nasional antara lain adalah sebagai berikut.
1) Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.
2) Pertahanan keamanan berlandasan pada landasan ideal Pancasila, landasan
konstitusional UUD 1945, dan landasan visional wawasan nusantara.
3) Pertahanan keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan segenap
potensi dan kekuatan nasional.
4) Pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan
keamanan nasional (Sishankamnas) dan sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta (Sishankamrata).

Astagatra dalam pendekatan kesejahteraan dan keamanan mempunyai peranan


tergantung dari sifat setiap gatra.
1) Gatra alamiah mempunyai peranan sama besar baik untuk kesejahteraan maupun
untuk keamanan.
2) Gatra ideologi, politik dan sosial budaya mempunyai peranan sama besar untuk
kesejahteraan dan keamanan.
3) Gatra ekonomi relatif mempunyai peranan lebih besar untuk kesejahtera-an
daripada peranan untuk keamanan.
4) Gatra pertahanan dan keamanan relatif mempunyai peranan lebih besar untuk
keamanan daripada peranan untuk kesejahteraan.
D. Peran Serta Warga Negara Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaaan
Wawasan nusantara harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap warga
negara Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Karena itu, implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus
tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan
kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau golongan. Dengan kata lain, wawasan
nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka
menghadapi, menyikapi, atau menangani berbagai masalah menyangkut kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Adapun peran serta dalam penerapan asas-asas wawasan nusantara dalam tata kehidupan
nasional memerlukan kesamaan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak dalam seluruh proses
penyelenggaraan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mengisi pembangunan.
Peranan siswa dalam mendukung implementasi wawasan nusantara adalah sebagai berikut.
1. Mendukung persatuan bangsa.
2. Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
individu atau golongan.
4. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.
5. Mempunyai kemampuan berfikir, bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas
sebagai intelektual.
6. Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela negara yang
dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
7. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8. Memanfaatkan secara aktif ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, berbangsa dan bernegara.
9. Mewujudkan kepentingan nasional.
10. Memelihara dan memperbaiki demokrasi.
11. Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa.
12. Menciptakan kerukunan umat beragama.
13. Memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
14. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
15. Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar.
16. Merubah budaya negatif yang dapat menciptakan perselisihan.
17. Mengembangkan kehidupan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik.
18. Memelihara nilai-nilai positif (hidup rukun, gotong-royong, dll) dalam masyarakat.

Ujikom Bab VII

1. Wawasan Nusantara pada hakikatnya merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. Jelaskan
bagaimana pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks NKRI?
2. Wawasan Nusantara sebagai visi bangsa menjadikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang satu
dengan wilayah yang satu dan utuh pula serta sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran Republik
Indonesia. Berdasarkan hal tersebut jelaskan kedudukan, fungsi dan tujuan dari konsepsi
Wawasan Nusantara bagi bangsa Indonesia!
3. Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan negara di dalam
mendayagunakan secara optimal gatra alamiah. Jelaskan aspek trigatra dalam Wawasan
Nusantara!
4. Ketahanan nasional pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan negara di dalam
mendayagunakan modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam
penyelenggaraan kehidupan nasional. Berdasarkan hal tersebut jelaskan aspek pancagatra dalam
Wawasan Nusantara!
5. Implementasi Wawasan Nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah
tanah air secara utuh dan menyeluruh. Jelaskan implementasi Wawasan Nusantara dalam bidang
IPOLEKSOSBUDHANKAM bagi bangsa Indonesia!

You might also like