You are on page 1of 66

i

LEMBAR PENGESAHAN.ESAHAN

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh: Disahkan oleh :

Viedy D. Aditya Zainal Abidin Marullah Marzuq


Manager HCRD Sekretaris Yayasan Ketua Yayasan
PERINGATAN !
Perlindungan Hak Cipta. Tidak sebagianpun dari terbitan ini dapat digandakan,
disimpan dalam sistem yang diperbaiki atau dipindahkan dalam bentuk atau dengan
cara apapun;
baik elektronik, mekanik, photo copy, dicatat atau lainnya;
terutama tanpa izin tertulis dari Pembina Yayasan dan atau Ketua Yayasan

SEKOLAH ALWAFI ISLAMIC BOARDING SCHOOL


Kampus A : Jl. Raya Arco No.1. RT.02/01
Ragamukti Kelurahan Citayam, Kecamatan Tajur Halang, Bogor 16320

Kampus B : Jl. Raya Pengasinan, kel. Pengasinan, Kec. Bojongsari, Kecamatan


Sawangan
Depok, Jawa Barat 16518

Phone : 0251-858 3333 – 0251-858 4444


Email : info@al-wafi.sch.id

Status Distribusi *) :

 DIKENDALIKAN
 TIDAK DIKENDALIKAN
Penerima Distribusi : …………………

Tanggal Distribusi : _____/______/____

Nomor Distribusi : _____/____(**)

*) Beri tanda  untuk yang sesuai


1
DAFTAR ISI
BUKU PERATURAN KEPEGAWAIAN (BPK)

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………............... i

DAFTAR ISI ………………………….……………………………………. ii

MUKADIMAH …………….……………………………………………… iii

VISI DAN MISI YAYASAN AL-SUDAIS INDONESIA ……………….. iv

BAB I Pendahuluan ………………………………………………… 1

BAB II Hak Dan Kewajiban Yayasan – Pegawai …………………. 4

BAB III Waktu Kerja, Prosedur Lembur, Dan Dinas Luar ………. 9

BAB IV Pengadaan Pegawai ………………………………………… 14

BAB V Pengembangan SDM Dan Golongan Jabatan ……………. 19

BAB VI Penggajian, Tunjangan – Fasilitas, Dan Santunan ………. 26

BAB VII Cuti, Perizinan, Dispensasi, Dan Dinas Luar …………….. 31

BAB VIII Keselamatan Dan Perlindungan Kerja …………………… 37

BAB IX Tata Tertib, Sanksi, Penyelesaian Masalah ………………. 38

BAB X Pengakhiran Dan Pemberhentian Pegawai ………………. 50

BAB XI Penutup ……………………………………………………… 54

2
MUKADIMAH

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Yayasan Al-Sudais Indonesia (YASI) menyadari sepenuhnya bahwa untuk menjamin
terpeliharanya hubungan kerja yang baik, kondusif, harmonis, dan kooperatif antara
Yayasan/Lembaga dan Pegawai diperlukan adanya peraturan yang mengatur hak-hak
dan kewajiban-kewajiban para pihak yang tertuang berupa Peraturan Yayasan (PY)
dalam Buku Pedoman Kepegawaian (BPK).

Berdasarkan Peraturan Yayasan (PY) ini telah dipahami bersama bahwa usaha
menjalankan dan memimpin yayasan ini merupakan hak, kewajiban dan
tanggungjawab yayasan. Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya, semua
komponen yang berada di dalamnya harus mentaati dan melaksanakan semua
ketentuan Peraturan Yayasan dalam Buku Pedoman Kepegawaian (BPK) ini serta
tetap mengacu dalam peraturan per-Undang–undangan Republik Indonesia.

Guna mencapai kerja sama yang baik dalam suasana saling menghargai, perlu adanya
kejujuran dan itikad baik oleh kedua belah pihak dalam segala hal, termasuk dalam
pelaksanaan Peraturan Yayasan ini. Oleh karena itu setiap perbedaan diantara yayasan
dan komponen di dalamnya perlu diselesaikan dengan baik berdasarkan kaidah dan
norma yang ada, jujur, penuh tanggungjawab dengan menempuh cara musyawarah
untuk mufakat dengan mengindahkan peraturan yang berlaku.

Mengingat pentingnya Peraturan Yayasan (PY) ini baik untuk semua karyawan
maupun yayasan mempunyai tanggungjawab bersama untuk memenuhi semua
kewajiban yang telah disetujui dalam BPK ini atau yang berhubungan dengan
pelaksanaanya. Yayasan sepakat selama masa berlakunya PY ini tidak ada satu pihak
manapun yang akan mengajukan permintaan apapun untuk mengubah PY ini yang
dapat melampaui atau mengurangi makna dari ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati.

Penyusunan PY ini, secara umum telah mengikuti perundang-undangan yang berlaku


yaitu: Undang-Undang No. 13 tahun 2003 dengan perubahan UU No. 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja. Jika dikemudian hari terjadi perubahan-perubahan karena
perkembangan yayasan dan kebijakan pemerintah, maka Peraturan Yayasan ini akan
disesuaikan sebagaimana mestinya.

Bogor, 01 Januari 2023


Pembina Yayasan Al-Sudais Indonesia

Ustadz Ali Saman Hasan, Lc, MA

3
VISI DAN MISI
YAYASAN AL-SUDAIS INDONESIA
(SK Yayasan Nomor: SK.047/YASI/XI/2021)

VISI
Membentuk generasi muslim yang memiliki kesadaran agama yang tinggi dan
memiliki sikap positif terhadap globalisasi dengan mengikuti jejak para ulama
Mu’tabar atau Masyhur

MISI
1. Menyelenggarakan Pendidikan yang berkualitas dan berstandar Internasional
(World Class) dengan konsep Islami secara holistik
2. Menyelenggarakan Pendidikan berlandaskan Ahlaqul Karimah yang terintegrasi
dalam kehidupan sehari-hari
3. Mencetak peserta didik dalam bermuamalah dengan lingkungan yang berprinsip
Leaderpreunership
4. Membentuk karakter peserta didik yang unggul dalam menyikapi perubahan global
yang terjadi berdasarkan pemahaman para ulama Mu'tabar atau masyhur dalam
dunia Islam

AL WAFI CHARACTERS
KURIKULUM ISLAM - Sebagai core curriculum Pesantren Al Wafi, Islamic
Curriculum berfokus pada penguatan aqidah, akhlaq, pemahaman ilmu fiqih dan
amalan ibadah harian sesuai ahsul sunnah wal jama’ah. Siswa akan diberikan
pembinaan dalam bentuk forum di kelas, tausiyah umum, forum diskusi kelompok
(halaqoh) dan praktik ibadah harian.
KURIKULUM NASIONAL - Kurikulum ini merujuk pada standar isi yang telah
ditetapkan oleh dinas pendidikan nasional yaitu Kurikulum K13 dengan tujuan utama
mengembangkan kemampuan Critical Thinking, logika-intelektual, afektif dan
psikomotorik santri. Dalam proses belajar, materi ajar akan diintegrasikan dengan
konsep dan nilai-nilai Islam sehingga siswa se- makin menyadari keagungan Allah
SWT, dengan metode Active Learning and Islamic Character Integrated.
KURIKULUM INTERNASIONAL, Kurikuklum ini mengacu pada standar masuk
Universitas Islam Madinah dan timur tengah lainnya sesuai kajian kajian ulama
salafussholih.
KURIKULUM QURAN, Target Pesantren Al Wafi melahirkan santri santri yang
mampu mengha- fal Al Quran dengan baik (insya Allah Mutqin) dengan target 5 Juz,
10 Juz, 15 Juz sampai 30 Juz dan professional - profesional penghafal Al Quran

4
dibawah bimbingan Jamiatul Qur an dengan model kelompok kelompok
pendampingan.
PROGRAM BAHASA, Program bahasa ini bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan bahasa Arab dan Inggris siswa. Dengan kurikulum yang praktis dan prak-
tek berbahasa yang aktif dan kuat, siswa diharapkan akan mampu menggunakan
bahasa Arab dan Inggris baik dalam interaksi harian maupun untuk keperluan
pembelajaran dan pencarian informasi global. Kurikulum disusun mengedepankan
program bahasa satu bulan di tahun ajaran baru fokus di penguasaan bahasa,
penyusunan projek- projek khitobah (ceramah) dengan berbahasa arab, dan projek-
projek bahasa inggris dengan Public Speaking.
PROGRAM LIFE SKILL, Pesantren membekali santri dengan kecakapan hidup (Life
Skill) masuk kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, seperti islamic
leadership, IT, disain grafis, video editing, disain web dan skill sesuai dengan era 5.0.

5
BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 1
Daftar Istilah
Istilah-istilah dalam Buku Pedoman Kepegawaian (BPK) di bawah ini berserta
definisinya untuk disepakati oleh yayasan dan pekerja untuk menghindari terjadinya
pengertian yang berbeda.

No ISTILAH PENGERTIAN

1. YAYASAN Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai


maksud dan tujuan bersifat sosial keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota dan didirikan
dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan
dalam undang-undang No 16 tahun 2001 dan Undang-
undang No 28 tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-
undang No 16 tahun 2001. Akta No. 12 yang dikeluarkan
pada tanggal 21 Desember 2016 oleh Notaris Eva Junaida,
SH. dengan kantor pusat yang berkedudukan di Jl. Raya Arco
No.1 RT.02/01 Ragamukti, Kelurahan Citayam, Kecamatan
Tajurhalang, Bogor, Jawa Barat 16320
2. LEMBAGA Tempat berlangsungnya seluruh aktivitas kerja pada masing-
masing unit/bidang yang berada dalam naungan yayasan
2 PERATURAN Adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh yayasan
YAYASAN yang memuat syarat-syarat kerja, hak-hak, dan kewajiban
yayasan dan pegawai serta Tata Tertib Yayasan
3 PEGAWAI Adalah setiap orang yang bekerja dan terikat perjanjian kerja
di yayasan dengan menerima gaji dan tunjangan lainnya.
4 MUDIR Adalah orang yang diangkat oleh Yayasan sebagai pelaksana
manajemen Pesantren baik kependidikan, kesantrian dan
program tahfidz yang bertanggungjawab langsung kepada
Yayasan.
5 MANAGER Adalah orang yang diangkat oleh Yayasan sebagai pelaksana
operasional pesantren yang bertanggungjawab langsung
kepada Yayasan.

6
6 KEPALA Adalah orang yang diangkat oleh Yayasan sebagai pelaksana
operasional dan program Divisi/Biro serta bertanggungjawab
langsung kepada Mudir.
7 PEGAWAI Adalah pegawai yang hubungan kerjanya dengan yayasan
TETAP menggunakan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
(PKWTT). Yayasan menerbitkan Surat Ketetapan mengenai
pengangkatan sebagai Pegawai Tetap yang ditandatangani
oleh Pengurus Yayasan
8 PEGAWAI Adalah pegawai yang hubungan kerjanya dengan yayasan
TIDAK TETAP menggunakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
(PEGAWAI yang pelaksanaannya berpedoman pada peraturan
KONTRAK) perundang-undangan yang berlaku
9 MANAJEMEN Adalah Pegawai dengan posisi/jabatan struktural yang diberi
wewenang secara terbatas oleh yayasan untuk mewakili
yayasan dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yayasan
dan kegiatan operasional lainnya
10 WAKTU KERJA Adalah waktu yang ditetapkan oleh yayasan untuk bekerja
bagi pegawai
11 PERJANJIAN Adalah suatu perjanjian secara tertulis antara yayasan dengan
KERJA pegawai, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu
tidak tertentu, yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban yayasan dan pegawai
10 PKWT Adalah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara yayasan
dengan pegawai untuk mengadakan hubungan kerja dalam
waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu yang
dilaksanakan dengan berpedoman kepada perundang-
undangan yang berlaku
11 PKWTT Adalah Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu yang dibuat
tertulis untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat
tetap
12 PEMUTUSAN Adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu
HUBUNGAN yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
KERJA (PHK) Pegawai dan Yayasan
13 UPAH Adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari yayasan atau
pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi
7
pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa
yang telah atau akan dilakukan. Upah terdiri dari Upah
Pokok dan Tunjangan
14 JAM KERJA Jam kerja yang sesuai dengan jadwal dan hari kerja yang
ditentukan oleh yayasan.
PEGAWAI Pegawai Kependidikan adalah guru/musyrif/muhafidz yang
KEPENDIDIKAN bertugas mendidik, mengajar, membimbing, membina dan
melatih peserta didik.
PEGAWAI NON Pegawai Non Kependidikan adalah Pegawai yang
KEPENDIDIKAN ditempatkan sebagai penunjang pelaksana kegiatan
akademik maupun non akademik yang selanjutnya disebut
dengan pegawai.
PEGAWAI Pegawai Harian Lepas adalah orang yang terikat pada
HARIAN LEPAS hubungan kerja secara terbatas dengan Yayasan atas dasar
pekerjaan harian secara terputus-putus yang sewaktu-waktu
sifatnya dan dengan masa kerja terus menerus kurang dari 3
(tiga) bulan dan setiap bulan tidak lebih dari 20 (dua puluh)
hari kerja dan tidak terikat pada jam kerja yang secara umum
berlaku di Yayasan sebagaimana ditentukan dalam peraturan
perundang-perundangan yang berlaku
PEGAWAI Pegawai Asing adalah Warga Negara Asing yang terikat
ASING hubungan kerja secara terbatas berdasarkan perjanjian kerja
dengan Yayasan atas dasar keahlian khusus untuk pekerjaan,
atau keahlian yang belum dikuasai oleh Warga Negara
Indonesia dengan masa kerja sesuai yang ditetapkan oleh
Yayasan dalam peraturan tersendiri.
GURU Guru adalah tenaga pendidik yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran dan Pengasuhan di
Jam Pendidikan, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan akhlak dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
MUSYRIF Musyrif adalah tenaga pendidik yang bertugas memberikan
pendidikan, pembinaan dan pengawasan dalam hal ibadah,
disiplin, sopan santun, etika, akhlak, moral, kebersihan,
kerapihan, leadership, dan kemandirian bagi santri.
MUHAFIDZ Muhafidz adalah tenaga pendidik yang bertugas
memberikan bimbingan, pengawasan dan pendampingan
berupa tahsin, tilawah dan tahfidz santri.
8
KELUARGA Keluarga Pegawai adalah seorang istri atau suami dan atau
PEGAWAI anak-anak Pegawai yang sah dan disertai surat nikah dan atau
surat keterangan kelahiran atau catatan sipil dan atau surat
keterangan yang sah dari pihak berwenang yang menjadi
tanggungan Pegawai sebagaimana telah sah terdaftar di
Yayasan dan Pesantren.
ANAK Anak Pegawai adalah anak yang sah dari Pegawai yang
PEGAWAI ditanggung sepenuhnya oleh Pegawai serta memenuhi
seluruh ketentuan di bawah ini:
- Berusia sampai batas 18 (delapan belas) tahun
- Belum pernah menikah
- Belum mempunyai penghasilan
- Masih menjadi tanggungan Pegawai
- Telah terdaftar di Yayasan dan Pesantren
HARI LIBUR Hari Libur adalah hari libur resmi yang ditetapkan oleh
Pemerintah atau Pesantren dan hari-hari yang dianggap perlu
diliburkan oleh Pesantren.

Pasal 2
Pihak Dalam Perjanjian
Buku Pedoman Kepegawaian (BPK) ini dibuat oleh Yayasan Al-Sudais Indonesia
untuk dijadikan acuan/pedoman aturan bagi Yayasan dan pegawai Al-Sudais
Indonesia.
Pasal 3
Ruang Lingkup Perjanjian
3.1 Peraturan Yayasan ini berlaku bagi semua pegawai YASI yang bekerja di Al-
WAFI Islamic Boarding School. Pegawai YASI sesuai pasal 1.1 meliputi pegawai
yang bekerja penuh (full time) yaitu dengan status PKWTT dan PKWT, part
time/paruh waktu, serta pegawai yang ditugaskan di lingkungan dan/atas nama Al-
Wafi Islamic Boarding School.
3.2 Peraturan Yayasan (PY) ini mempunyai kekuatan yang mengikat dan berlaku bagi
seluruh pegawai
3.3 Peraturan Yayasan yang terdapat dalam Buku Pedoman Kepegawaian ini
mengacu pada Undang-undang Cipta Kerja No. 11 Tahun 2020 serta Peraturan
Pemerintah yang bersinggungan juga ketetapan kebijakan Yayasan Al-Sudais
Indonesia sendiri.
3.4 Dengan tidak mengurangi ketentuan yang berlaku dalam kitab Undang–undang
Hukum Pidana (KUHP) dan Perdata, pegawai yang melakukan pelanggaran
disiplin akan dijatuhi sanksi.

9
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN YAYASAN – PEGAWAI

Pasal 4
Umum
4.1 Hubungan antara yayasan dan pegawai adalah hubungan timbal balik yang saling
membutuhkan dan menguntungkan berupa kebutuhan pegawai oleh yayasan, dan
kebutuhan pegawai untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Hubungan ini ditandai dengan persetujuan pegawai dengan yayasan dalam bentuk
Surat Perjanjian Kerja.
4.2 Untuk menyederhanakan dan mengakomodir kepentingan kedua belah pihak
dengan mempertimbanghkan kondisi di tempat kerja, maka kedua belah pihak
sepakat untuk membuat peraturan dan tata tertib kerja kolektif berupa Surat
Kesepakatan/Perjanjian Kerja (SKK) yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dalam Buku Pedoman Kepegawaian (BPK) ini.
4.3 Yayasan dan pegawai wajib mentaati dan mematuhi peraturan dan tata tertib kerja
yang tercantum dalam Buku Pedoman Kepegawaian (BPK) ini dengan baik dan
benar.
4.4 Maksud dan tujuan Peraturan Yayasan ini juga mengatur persyaratan kerja,
kepastian hak dan kewajiban yayasan serta pegawai sehingga menciptakan
lingkungan kerja yang maksimal.
4.5 Dengan adanya peraturan ini bisa menumbuhkan, memupuk dan
mengembangakan hubungan kerja yang sehat dan harmonis antara sesama
pegawai dengan cara yang sebaik-baiknya.
4.6 Menumbuhkan iklim kerja yang professional dan kondusif bagi perkembangan
yayasan.

Pasal 5
Hak Dan Kewajiban Yayasan
5.1 Yayasan mempunyai hak dan kewenangan dalam memimpin, serta menentukan
kebijakan demi berlangsungnya seluruh bidang kegiatan terutama dalam
mewujudkan Visi dan Misi
5.2 Yayasan berkewajiban menjelaskan isi, maksud dan tujuan peraturan ini kepada
semua pegawai.
5.3 Yayasan wajib menjaga dan memelihara suasana dan iklim kerja yang baik, demi
ketenteraman dan ketenangan bekerja.
5.4 Yayasan wajib mentaati dan melaksanakan pasal-pasal yang tercantum dalam
peraturan ini
5.5 Yayasan berkewajiban saling mengingatkan apabila salah satu pihak (pegawai)
tidak melaksanakan ketentuan yang diatur dalam peraturan ini.

10
5.6 Yayasan bersama pegawai berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan
disiplin, produktifitas, kualitas, dan efektifitas kerja, sehingga kegiatan lembaga
dapat berjalan dengan baik.
5.7 Pelaksanaan Promosi, Mutasi, dan Efisiensi Pegawai merupakan hal yang sudah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan Yayasan.

Pasal 6
Hak Dan Kewajiban Pegawai
6.1 Pegawai mempunyai hak di dalam yayasan, sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi, minat, bakat, dan kompetensi diri dalam upgrade
diri dan pelatihan.
2. Memiliki hak mendasar berupa kesehatan, jaminan sosial, dan keselamatan
kerja
3. Mendapatkan upah/mukafa’ah menurut kompetensi dan posisi sesuai dengan
peraturan, dan kebijakan serta kemampuan dari yayasan
4. Mendapatkan istirahat kerja, libur, serta cuti sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam peraturan dan kebijakan Yayasan.

6.2. Adapun kewajiban yang harus dilaksanakan pegawai dengan baik dan penuh
tanggungjawab sebagai berikut:
1. Beraqidah as-shahihah dan bermanhaj ahlul sunnah wal jama’ah.
2. Memelihara dan meningkatkan ukhuwah islamiyah.
3. Menjalankan Sholat wajib berjamaah tepat waktu Ketika berada di Pesantren
4. Melaksanakan tugasnya yang telah ditentukan oleh Unit Kerja dan atau
lembaga dengan jujur, tertib, cermat, dan bersungguh-sungguh.
5. Memperhatikan dan melaksanakan segala peraturan dan ketentuan kedinasan
yang berlaku di lingkungan lembaga dengan penuh dedikasi, kesadaran dan
tanggung jawab.
6. Menjaga perilaku dan sikap kerja antara lain dengan menghormati sesama
pegawai, menjaga kesopanan, dan kesusilaan serta menciptakan dan
memelihara suasana kerja yang baik dan harmonis.
7. Hadir ditempat bekerja tepat waktu, dan jika terlambat karena ada udzur
syar’i wajib memberitahu kepada atasan langsungnya mengenai alasan
keterlambatan tersebut.
8. Pegawai yang hendak meninggalkan pekerjaan pada jam kerja karena suatu
keperluan atau udzur syar’i, wajib minta ijin terlebih dahulu kepada atasan
langsung atau pihak berwenang.
9. Memberikan keterangan yang sebenar-benarnya mengenai data pribadi,
keluarga, maupun pekerjaan yang diminta lembaga.
10. Melaporkan setiap perubahan data pribadi untuk kepentingan administrasi
kepada HCRD - bagian Kepegawaian, seperti:
a. Perubahan nama;
b. Perubahan alamat;
11
c. Kelahiran/kematian anak;
d. Perubahan status anak;
e. Perkawinan yang bersangkutan atau anak kandung;
f. Perceraian;
g. Kematian suami/istri;
h. Perubahan nomor telepon atau handphone;
i. Perubahan rekening gaji.
11. Menyimpan rahasia jabatan dan lembaga dengan sebaik-baiknya.
12. Saling menghormati dalam perbedaan pendapat serta selalu mengutamakan
kebaikan.
13. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat
merugikan dan membahayakan kepentingan pribadi, lembaga, pemerintah
maupun agama Islam dan umatnya terutama dalam bidang keamanan,
keuangan, dan material.
14. Berpakaian menutup aurat, rapi, dan sopan sesuai syariat Islam dengan wajib
menggunakan seragam, dan Sepatu Formal sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, serta menggunakan ID Card/Tanda Pengenal selama di lingkungan
mahad/sekolah
15. Tatanan rambut rapi bagi Ikhwan/pegawai laki-laki (tidak gondrong/panjang)
16. Menggunakan dan memelihara barang-barang inventaris lembaga dengan
sebaik-baiknya.
17. Menjaga kebersihan lingkungan kerja lembaga, memperhatikan keamanan
dan keselamatan kerja.
18. Mengikuti kajian Islam yang dilaksanakan oleh lembaga kecuali ada udzur
syar’i atau mempunyai jadual dakwah.
19. Melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan uraian pekerjaannya, disamping
tugas lain yang berhubungan dengan operasional lembaga.
20. Terus menerus meningkatkan profesionalisme dan amanah dalam bekerja
sesuai dengan bidangnya.
21. Menandatangani Surat Perjanjian Kerja sebagai pegawai kontrak dan Surat
Pengangkatannya (Letter of Appointment) sewaktu diangkat sebagai Pegawai
Tetap.
Pasal 7
Larangan Bagi Pegawai
Beberapa larangan yang akan mempunyai dampak/konsekuensi bagi pegawai sebagai
berikut:
1. Melakukan kesyirikan dan kebid’ahan.
2. Melakukan perbuatan asusila baik berupa pornoaksi, pornografi, dan berzina.
3. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan martabat pegawai, lembaga, dan
agama Islam pada umumnya.
4. Melakukan tindakan yang bersifat negatif terhadap orang lain di dalam maupun di
luar kerjanya.

12
5. Menyalahgunakan wewenang dan jabatan atau menolak tugas-tugas kedinasan
yang ditetapkan oleh lembaga atau Unit Kerja maupun bagian Kepegawaian.
6. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat
pegawai, lembaga, dan agama Islam, seperti bioskop, diskotik, dan sejenisnya.
7. Tercatat aktif sebagai ASN atau pegawai instansi lain yang mengganggu kinerja.
8. Selama jam kerja pegawai tidak diperbolehkan:
a. Meninggalkan tempat kerja tanpa izin atasan, kecuali untuk kegiatan di luar
lembaga yang berhubungan dengan pekerjaan dan untuk kepentingan
lembaga dengan membuktikan surat resmi pimpinan terkait kepada Security.
b. Menerima pengunjung pribadi tanpa izin dari atasan.
c. Merokok di lingkungan tempat bekerja
9. Menjadi anggota/pengurus partai politik ataupun organisasi yang berada di bawah
partai politik tertentu atau organisasi massa lain yang bertentangan dengan ajaran
Islam.
10. Melakukan tindakan kriminal antara lain penggelapan, pencurian, menipu,
membunuh, dan berjudi.
11. Menyebarkan berita-berita provokatif dan isu-isu yang tidak bertanggungjawab
tentang lembaga sehingga menimbulkan keresahan di antara sesama pegawai.
12. Menggunakan waktu dan fasilitas yang ada untuk kepentingan pribadi, kecuali
untuk keperluan mendesak dengan ijin tertulis dari atasan yang berwenang.
13. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menggelapkan, menyewakan atau
meminjamkan barang-barang, dokumen atau surat berharga milik lembaga secara
tidak sah.
14. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun dalam melaksanakan
tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan ataupun pihak lain.
15. Mengambil atau merusak barang milik lembaga secara sengaja atau kelalaian.
16. Menerima hadiah (gratifikasi) atau sesuatu pemberian berupa apapun tanpa seizin
pihak lembaga.
17. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya atau rekan kerja.
18. Membocorkan dan memanfaatkan rahasia lembaga yang diketahui untuk
kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain.
19. Mencukur jenggot, isbal, atau memakai celana ketat.
20. Mentato badan dengan sengaja, minum minuman keras, berjudi, dan
menggunakan obat-obatan terlarang atau zat adiktif sejenisnya.
21. Melaksanakan kegiatan diluar ketentuan yang telah ditetapkan Lembaga.
22. Tidur dan makan (yang semestinya) pada saat jam kerja.
23. Menghasut, memfitnah pimpinan lembaga dan keluarganya.
24. Menghasut, memfitnah atasan dan atau antar sesama pegawai.
25. Melakukan ikatan kontrak/akad di tempat kerja lain dengan kondisi masih
menjalankan perikatan dengan Yayasan Al-Sudais Indonesia
26. Saling memberikan informasi gaji (mukafaah) antar sesama karyawan dalam
bentuk apapun
27. Bertindak sendiri atau bermufakat melanggar peraturan dalam Buku Pedoman
Kepegawaian ini
13
BAB III
WAKTU KERJA, PROSEDUR LEMBUR,
DAN DINAS LUAR

Pasal 8
Hari Dan Jam Kerja
8.1 Hari dan Jam kerja pegawai di Al Wafi IBS adalah:
a. Kependidikan:
Senin s/d Jum’at : Pukul 07:00 – 16:00 WIB (Istirahat 12:00 – 13:00 WIB)
Sabtu : 07:30 – 12:30 WIB
b. Kepengasuhan-Kesantrian:
Senin s/d Ahad : Pukul 15:00 – 07:00 WIB (Istirahat diatur kemudian)
(Untuk jadwal kerja dan libur Musyrif/ah diatur tersendiri oleh Divisi
Kepengasuhan)
c. Manajemen dan Staf
Senin s/d Jum’at : Pukul 07:30 – 16:30 WIB (Istirahat 12.00 – 13.00 WIB)
Sabtu : 07.30 – 13.00 WIB
(Untuk kerja hari sabtu, akan di uraikan kembali dengan jadwal kerja
“weekend” duty)
d. Bulan Ramadhan akan diumumkan melalui Internal Memo.
8.2 Jam kerja Security, Office Boy/Girl, Laundry, Kitchen, dan MEP diatur secara
tersendiri yang ditentukan sesuai kebutuhan operasional departemen masing-
masing.
8.3 Seluruh Pegawai wajib menunaikan Sholat berjama’ah Ketika Jam Kerja di
Masjid Pesantren.
8.4 Pegawai wajib hadir tepat waktu dan tetap berada di tempat bekerja selama jam
kerja.
8.5 Pegawai wajib mencatatkan waktu kedatangan dan kepulangan pada alat yang
disediakan (finger print machine).
8.6 Waktu istirahat disesuaikan dengan jadwal kerja masing-masing, tidak melebihi
60 menit.
8.7 Pegawai wajib hadir pada hari pertama setiap semester baru dimulai.
8.6 Apabila sekolah mengadakan acara di luar jam kerja, termasuk pada hari libur dan
atau hari libur yang ditentukan sebagai hari kerja pada durasi waktu yang telah
ditetapkan, maka Pegawai yang terlibat wajib hadir untuk berpartisipasi tanpa
mendapat imbalan tambahan. Pegawai wajib mencatatkan waktu kedatangan dan
kepulangan pada alat yang disediakan (finger print machine). Bagi pegawai yang
bekerja melebihi durasi waktu yang sudah ditentukan dan pegawai tersebut
memiliki hak lembur, maka persetujuan lembur dapat diajukan kepada HCRD
oleh atasan dari pegawai yang bersangkutan.
8.7 Jam mengajar adalah waktu yang dipergunakan guru untuk berinteraksi dengan
siswa di kelas atau tempat lain dalam proses belajar mengajar intra kurikuler.
8.8 Lamanya jam mengajar per-periode maksimal 45 menit.
14
8.9 Musyrif/ah tetap memiliki kewajiban serta tanggungjawab moral mengawasi
santri di kamarnya, walau santri beristirahat pada malam hari.
8.10 Kewajiban Guru tidak terbatas mengajar di kelas saja, namun guru juga memiliki
kewajiban dan tanggungjawab pengasuhan seperti membangunkan santri saat
Qoilullah, serta mengawasi santri selama jam KBM.

Pasal 9
Izin Dalam Jam Kerja
9.1 Pegawai yang memerlukan izin keluar selama jam kerja, harus meminta izin
tertulis dari atasannya langsung dengan mengisi form izin keluar dan diserahkan
ke HCRD.
9.2 Pegawai yang izin datang terlambat, harus mengisi form izin yang ditandatangani
oleh atasan langsung dan diserahkan ke HCRD.
9.3 Pegawai yang meninggalkan atau keluar dari tempat bekerja tanpa izin akan
tercatat telah melakukan pelanggaran dengan sanksi teguran tertulis.

Pasal 10
Tata Laksana Pendidik
10.1 Tugas dan fungsi pokok pendidik ditetapkan sesuai dengan peraturan
Permendikbud No. 15 tahun 2018
10.2 Pendidik pengganti yang melaksanakan tugas, harus disepakati dan disetujui
sebelumnya oleh pimpinan unit Pendidikan dan HCRD
10.3 Ketentuan kelebihan jam mengajar juga berlaku bagi guru pengganti yang
menggantikan guru lain secara tetap selama > 1 bulan kerja berturut-turut, Karena
menggantikan guru dengan kondisi di bawah ini namun tidak terbatas pada:
▪ sakit
▪ sakit berkepanjangan,
▪ cuti menjalankan ibadah,
▪ cuti melahirkan
▪ cuti di luar tanggungan.
10.4 Penugasan untuk mengajar sebagai guru pengganti dilaksanakan berdasarkan
surat perintah mengajar yang dibuat dan disetujui oleh Kepala Sekolah, Mudir
dan ditembuskan kepada HCRD.
10.5 Kompensasi kelebihan jam mengajar diberikan kepada guru status full-time.
10.6 Kompensasi kelebihan jam mengajar tidak berlaku bagi Pejabat Struktural,
kecuali ditugaskan diluar dari job description-nya, di luar jam kerja, dan disetujui
oleh Mudir.
10.7 Perhitungan kompensasi kelebihan jam mengajar didasarkan pada kelebihan jam
mengajar dalam satu minggu yang pembayarannya dilakukan secara bulanan.
10.8 Besarnya nilai kompensasi kelebihan per jam mengajar perbulan ditetapkan
dalam peraturan tersendiri.
15
Pasal 11
Pelaksanaan Kerja Lembur atau Insentif Tambahan

11.1 Kriteria Umum :


a. Lembur adalah kerja tambahan diluar jam kerja / jadwal kerja resmi, yang
perlu dilakukan oleh pegawai untuk menuntaskan tugas penting Yayasan
dengan segera atas persetujuan atasannya.
b. Kompensasi diberikan kepada pegawai dengan posisi-posisi pekerjaan
tertentu yang melaksanakan kerja lembur berupa Upah Lembur atau Insentif
Tambahan.
c. Pegawai yang dapat mengajukan Upah lembur adalah pegawai dengan
kriteria: Kitchen, Driver, Helper/Asisten Juru Masak, Steward/Pramusaji,
Petugas Keamanan, Petugas Kebersihan atau pemegang posisi pekerjaan
lainnya yang tidak memiliki fungsi koordinasi / supervisi atas sub-ordinat /
bawahannya.
d. Pegawai yang tidak memenuhi kriteria pada butir 3 di atas dapat diberikan
insentif kegiatan tertentu semisal apabila diperbantukan pada kepanitian atau
lainnya berdasarkan keputusan Yayasan.
e. Pegawai yang berhak untuk mengajukan upah lembur dan melaksanakan
kerja lembur pada waktu yang bersamaan dengan waktu perbantuan pada
kepanitiaan yang telah diberikan insentif secara khusus, maka hanya
mendapatkan salah satunya saja.
11.2 Perhitungan Upah Lembur atau Insentif Tambahan
Diskripsi Nilai Satuan

Jumlah jam kerja dalam 1


40 - 46 Jam
minggu

Jumlah minggu dalam 1 tahun 52 Minggu

Jumlah bulan dalam 1 tahun 12 Bulan

Jumlah minggu dalam 1 bulan 52 : 12 = 4 ½ Minggu

45 x 4½ = 202 ½
Jumlah jam kerja dalam 1 bulan Jam
dibulatkan menjadi 202

Upah Lembur per jam 1/202 x Gaji Pokok Rupiah

Penentuan jumlah jam lembur disesuaikan dengan peraturan perundangan dan


sesuai Kemampuan Yayasan serta ditetapkan dalam SK Yayasan tersendiri.
11.3 Tata Cara Pelaksanaan Kerja Lembur atau Insentif Tambahan
a. Jam lembur mulai dihitung apabila bekerja lebih dari 60 menit (1 jam) selepas
jam kerja.
b. Setiap bekerja lembur 4 jam, pegawai diberikan istirahat selama 1 jam.
16
c. Mengacu kepada pasal 1 Kep-102/MEN/VI/2004 maka Yayasan Al-Sudais
Indonesia membatasi pegawai dalam melakukan kerja lembur paling banyak
3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) pekan
pada hari-hari kerja.
d. Pasal 1 Kep-102/MEN/VI/2004 tidak mengatur jika pegawai hendak
melakukan kerja lembur di luar hari kerja (Sabtu, Ahad/Minggu atau hari libur
nasional), maka Yayasan Al-Sudais Indonesia memberikan batas minimal
waktu lembur adalah 4 (empat) jam per hari dan maksimum 16 (enam belas)
jam per minggu.
e. Syarat sebelum melakukan kerja lembur adalah:
• Ada perintah tertulis dari atasan langsung dan kepala Divisi pegawai
yang akan melaksanakan kerja lembur dengan menggunakan form
SPKL (Surat Perintah Kerja Lembur) dan ada Laporan Kegiatan.
• Adanya rincian yang akan dikerjakan pada saat kerja lembur di hari
tersebut.
• Menyerahkan SPKL ke HCRD paling lambat 3 hari setelah kerja lembur
dilaksanakan.
• Pegawai mengisi form Rekapitulasi Kerja Lembur berdasarkan form
SPKL dan menyampaikan kepada Divisi HCRD maksimal tanggal 20
bulan berjalan.
f. Syarat-syarat yang tertera di atas merupakan persyaratan untuk pembayaran
upah lembur bagi pegawai dan mendapatkan makan pada saat kerja lembur.
g. Periode Penghitungan untuk pengajuan uang lembur adalah tanggal 21 bulan
sebelumnya sampai dengan tanggal 20 bulan yang berjalan.

Pasal 12
Kegiatan Diluar Tugas
12.1 Pegawai yang bekerja penuh (full time) tidak dibenarkan untuk mengikat
hubungan kerja dengan pihak lain kecuali atas Izin tertulis Yayasan.
12.2 Pegawai dilarang melakukan pekerjaan/kegiatan di luar Al-Wafi IBS, apabila:
▪ Menggunakan waktu bekerja di Sekolah Al-Wafi Islamic Boarding School
untuk melakukan pekerjaan/kegiatan tersebut;
▪ Menggunakan prasarana, sarana, fasilitas atau resources (dalam bentuk dan
berupa apapun) yang ada di Sekolah Al-Wafi Islamic Boarding School;
▪ Mendahulukan kepentingan pekerjaan/kegiatan tersebut daripada
kewajibannya sebagai Pegawai Sekolah Al-Wafi Islamic Boarding School;
▪ Melakukan pekerjaan/kegiatan yang menimbulkan citra buruk terhadap
Sekolah Al-Wafi Islamic Boarding School bahkan Pegawai yang
bersangkutan.
12.3 Pegawai yang diketahui melakukan pelanggaran atas ketentuan larangan tersebut
dalam poin 12.2, dinyatakan sebagai melakukan pelanggaran dan kepadanya
dapat diberikan Surat Peringatan (SP) sampai dengan Pengakhiran Hubungan
Kerja (PHK).
17
12.4 Pegawai dapat meningkatkan kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan
melalui kegiatan di luar kedinasan, dan berbagi dengan pihak lain dalam bentuk
penulisan artikel, sebagai pelatih atau penyaji makalah dalam loka karya, seminar
atau kegiatan lainnya dengan mengatasnamakan Sekolah Al-Wafi Islamic
Boarding School.
12.5 Kegiatan pegawai di luar tugas yang berkaitan dengan memberikan pelatihan dan
pelatihan tersebut bersifat kerjasama dalam jangka waktu tertentu, maka harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengurus Yayasan atau Mudir.
12.6 Pegawai yang mendapat penugasan untuk memberikan pelatihan wajib
memberikan materi/makalahnya kepada Balitbang untuk diperiksa dan mendapat
persetujuan terlebih dahulu.
12.7 Pegawai wajib melaporkan pelaksanaan kegiatan pemberian pelatihan kepada
Balitbang sebagai bagian dari penilaian/konduite pegawai, selambat-lambatnya
satu minggu setelah pelaksanaan.
12.8 Pegawai hanya boleh melakukan kegiatan sebagai peserta training, pelatihan,
nara sumber, atau penyaji makalah dalam loka karya, seminar atau kegiatan
lainnya sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dalam satu semester, dan tidak lebih
dari dua hari kerja tidak terbatas pada pegawai yang memiliki hak cuti. Untuk
kegiatan yang melebihi batasan tersebut, diperlukan izin tertulis dari Pengurus
Yayasan atau Mudir.

18
BAB IV
PENGADAAN PEGAWAI

Pasal 13
Umum
13.1 Kualifikasi dan jumlah/komposisi pegawai yang diperlukan diajukan oleh
pimpinan Unit Kerja kepada Mudir untuk diteruskan ke HCRD bagian
kepegawaian.
13.2 Waktu pengajuan jumlah dan kualifikasi pegawai pada bulan Januari setiap
tahunnya
13.3 Penerimaan pegawai dilaksanakan berdasarkan rencana formasi / analisis
kepegawaian lembaga yang telah ditetapkan
13.4 Penerimaan calon pegawai dilakukan dengan menerima surat lamaran yang telah
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan melalui berbagai saluran
rekrutmen sesuai dengan kondisi dan situasi.

Pasal 14
Persyaratan Umum Calon Pegawai
14.1 Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh calon pegawai adalah:
a. Sehat jasmani maupun rohani;
b. Pendidikan sesuai dengan persyaratan yang ada dalam Sistem SDM YASI;
c. Dewasa, berusia minimal 20 tahun kecuali ditentukan lain sesuai dengan
profesi/jabatan.
d. Berkelakuan baik dan tidak sedang dalam proses pengadilan karena tindak
pidana;
e. Menyerahkan persyaratan administrasi (copy surat) yaitu:
e.1. KTP;
e.2. NPWP;
e.3. Foto terbaru berwarna ukuran 4x6;
e.4. Surat Lamaran;
e.5. Daftar Riwayat Hidup;
e.6. Surat pengalaman kerja/surat referensi dan surat keterangan
sehat
e.7. Salinan ijazah terakhir (bila diperlukan dengan menunjukkan ijazah
asli);
e.8. Salinan transkrip nilai terakhir (bila diperlukan dengan menunjukkan
transkrip nilai asli);
e.9. Sertifikat TOEFL atau EPT yang masih berlaku untuk posisi guru
Bahasa Inggris

19
14.2 Persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh calon pegawai adalah :
Persyaratan ini dapat berubah disesuaikan dengan kondisi dan situasi. Berikut
rinciannya :
14.2.1 Pendidik
a. Guru KB/TK
a.1 Berijazah minimal PGTK (D3) atau S1 yang diakui pemerintah,
diutamakan mempunyai pengalaman mengajar minimal 1 (satu)
tahun.
a.2 Umur minimal 20 tahun maksimal 35 tahun
b. Guru SD
b.1 Berijazah min PGSD/PGMI lebih diutamakan S1 yang diakui
pemerintah, diutamakan mempunyai pengalaman mengajar
minimal 2 (dua) tahun.
b.2 Umur minimal 21 tahun maksimal 35 tahun.
c. Guru Diniyyah dan Musyrif/ah
c.1 Berijazah S1 yang diakui dan/atau D2 atau D3 (musyrif/ah)
diutamakan dengan Pengalaman minimal 2 (dua) tahun
c.2 Umur minimal 20 tahun maksimal 35 tahun
c.3 Mahir berbahasa arab aktif dan/atau Bahasa Inggris Pasif
c.4 Hafalan minimal 3 juz dengan kemampuan Tahsin yang baik
d. Guru Umum SMP dan SMA
d.1 Serendah-rendahnya berijazah S1 yang diakui pemerintah,
diutamakan dari prodi kependidikan dan linier dengan mata
pelajaran yang diampu serta mempunyai pengalaman mengajar
minimal 2 (dua) tahun.
d.2 Umur minimal 23 tahun maksimal 35 tahun
d.3 Aktif berbahasa Inggris dan/atau Bahasa Arab dasar yang baik
14.2.2 Pegawai Tenaga Kependidikan
a. Berijazah serendah-rendahnya SMA/sederajat atau mendapat
rekomendasi dari pihak terpercaya dan khusus untuk bagian
Kebersihan (OB/OG), MEP, Dapur/Chef, Loundry, serta Security
sesuai dengan keahlian dan tugas yang ditangani
b. Berijazah serendah-rendahnya D3 untuk bagian administrasi dan
keuangan.
14.2.3 Hanya calon pegawai yang lulus seleksi yang diterima untuk menjadi
pegawai. Tahapan seleksi yang dimaksud seperti:
i. seleksi administrasi
ii. wawancara pendahuluan HCRD
iii. seleksi kemampuan akademik (Psikotes)
iv. seleksi wawasan dan pemahaman oleh Head Divisi/User
v. microteaching (bagi calon guru)
vi. wawancara HCRD Manager
vii. wawancara/Validasi akhir End User (Mudir/Ketua Yayasan) *)

20
Pasal 15
Prosedur Seleksi
Seleksi terhadap Pendidik dan Tenaga Kependidikan dilaksanakan melalui
serangkaian proses sebagai berikut:
15.1 Calon pegawai mengikuti seleksi/tes yang dilakukan oleh Bagian Kepegawaian
yang meliputi:
a. Seleksi administrasi.
b. Tes pemahaman Aqidah dan Manhaj.
c. Tes tertulis (Akademik).
d. Tes micro teaching dan pembuatan RPP (khusus untuk Pendidik).
e. Psikotest.
f. Tes membaca dan menulis Al Qur’an.
g. Tes bahasa Arab dan bahasa Inggris.
h. Tes kemampuan komputer/media pembelajaran.
i. Wawancara dengan pimpinan terkait.
15.2 Calon yang lulus seleksi diajukan oleh pimpinan Unit Kerja dan Mudir terkait ke
HCRD (bagian Rekrutmen) yang seanjutnya dilaporkan kepada Yayasan.
15.3 Jika diterima atau ditolak maka HCRD (bagian Rekrutmen) menginformasikan
kepada calon pelamar (diterima atau ditolak).
15.4 Calon yang lulus akan dihubungi oleh bagian Rekrutmen untuk menandatangani
surat perjanjian kerja (SKK) untuk selanjutnya menandatangani PKWT dimana
didalamnya terdapat masa induksi/percobaan.

Pasal 16
Pegawai Percobaan/Induksi
16.1 Masa percobaan/induksi hanya diberikan kepada pegawai pada posisi tertentu
yang sudah dinilai cakap dan mempunyai pengalaman dalam bidang kerjanya
serta untuk menentukan apakah pegawai tersebut layak diposisi tersebut.
16.2 Masa percobaan/Induksi di evaluasi per 3 (Tiga) bulan selama masa 1 (satu)
Tahun pegawai tersebut sebagai Pegawai Kontrak Waktu Tertentu (PKWT).
16.3 Pegawai percobaan dapat diperpanjang PKWT bilamana :
a. Telah menjalankan nilai-nilai ke-Islaman sesuai dengan manhaj ahlul sunnah.
b. Telah menunjukkan kinerja yang baik/tanpa ada pelanggaran
c. Telah menunjukkan loyalitas dan kompetensi yang diharapkan
d. Mematuhi semua peraturan kepegawaian.
e. Direkomendasikan oleh kepala Bidang/Unit kepada HCRD dengan dasar
hasil penilaian kinerja selama masa percobaan tersebut.
16.4 Dalam masa kerja sebagai pegawai percobaan dan Pegawai PKWT selama 1
(satu) tahun, pegawai yang bersangkutan dapat diberhentikan atau tidak
diperpanjang PKWT oleh lembaga atas usulan HCRD dan atasan terkait, apabila
yang bersangkutan tidak memenuhi poin 16.3 tersebut di atas.
21
Pasal 17
Pegawai Kontrak (PKWT)
17.1 Pegawai kontrak diwajibkan mengikuti masa percobaan/orientasi/induksi dalam
masa 1 (satu) tahun PKWT.
17.2 Pegawai Kontrak dapat diperpanjang PKWT bilamana:
a. Telah menjalankan nilai-nilai ke-Islaman sesuai dengan manhaj ahlul sunnah.
b. Telah menunjukkan kinerja yang baik.
c. Telah menunjukkan loyalitas.
d. Mematuhi semua peraturan kepegawaian.
e. Direkomendasikan oleh Pimpinan Unit dan Dewan Mudir kepada HCRD
dengan dasar hasil penilaian selama masa pelatihan untuk selanjutnya dibuat
SKK dengan persetujuan Ketua Yayasan
17.3 Dalam masa kerja sebagai pegawai kontrak (PKWT) dan terdapat Penilaian
Induksi didalamnya, pegawai yang bersangkutan dapat diberhentikan oleh
yayasan dengan usulan dari HCRD berdasarkan penilaian Pimpinan Unit dan
Dewan Mudir, apabila yang bersangkutan tidak mampu bekerja atau melanggar
peraturan yang berlaku.
17.4 Pegawai yang telah dinyatakan lulus seleksi akan diangkat sebagai Pegawai
Kontrak (PKWT) dalam masa 1 (satu) tahun terhitung dengan masa
orientasi/induksi.
17.5 Pegawai kontrak PKWT dapat diperpanjang selama 2 (dua) tahun berikutnya
bilamana:
a. Telah menunjukkan kinerja yang baik.
b. Telah menunjukkan loyalitas.
c. Mematuhi semua peraturan.
d. Direkomendasikan oleh Kepala Bidang/Unit kepada HCRD dengan dasar
hasil penilaian kinerja selama masa kerjanya.
17.6 Pegawai Kontrak PKWT dalam masa 1 (satu) tahun apabila mengajukan
pengunduran diri dan/atau tidak menyelesaikan kontrak tanpa udzur syar’i serta
tanpa persetujuan Yayasan, maka yang bersangkutan akan dikenakan Penalti
berupa membayar Mukafa’ah sebesar bulan yang belum terselesaikan.

Pasal 18
Pegawai Tetap (PKWTT)
18.1 Pegawai PKWT yang memenuhi persyaratan dapat diangkat menjadi pegawai
PKWTT.
18.2 Yayasan akan memberitahu pegawai mengenai status kepegawaiannya (diangkat
menjadi Pegawai Tetap/PKWTT, diperpanjang kontraknya, atau diakhiri kontrak
kerjanya) selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum masa kontraknya berakhir.

22
18.3 Yayasan menerbitkan Surat Ketetapan mengenai pengangkatan sebagai Pegawai
Tetap yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan, dan disampaikan kepada
pegawai paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum masa kontrak berakhir.
18.4 Apabila Pegawai Kontrak (PKWT) diangkat sebagai Pegawai Tetap (PKWTT)
maka masa kerja Pegawai tersebut selama dalam status PKWT akan
diperhitungkan.
18.5 Prosedur untuk menetapkan peningkatan status kepegawaian Pegawai Kontrak
(PKWT) menjadi Pegawai Tetap (PKWTT) adalah sebagai berikut:
a. Pegawai Kontrak telah bekerja di Al-Wafi IBS selama maksimal 5 (lima)
tahun dan tidak dalam jabatan struktural tertentu;
b. Pegawai untuk jenis pekerjaan/jabatan struktural tertentu yang ditetapkan
Yayasan dan menjalani masa percobaan karena Jabatan selama 3 bulan serta
telah menjalani PKWT dengan Yayasan minimal 3 (tiga) tahun;
c. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, pegawai yang bersangkutan
menunjukkan kinerja dan perilaku yang baik:
- Tidak terlambat membuat lesson plan/worksheet/evaluasi/soal/report
(khusus guru);
- Mempunyai kemampuan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab;
- Memiliki hasil performance management yang memuaskan selama 2
semester terakhir;
d. Belum pernah mendapatkan sanksi Surat Peringatan (SP) Tertulis I
(Pertama) dalam waktu 2 tahun terakhir;
e. Lulus penilaian dalam seleksi kepatutan (fit and proper test)
f. Manajemen sekolah dapat merekomendasikan pengangkatan Pegawai
Kontrak menjadi Pegawai Tetap diluar kriteria di atas dengan persetujuan
Pengurus Yayasan.
18.6 Rekomendasi untuk pengangkatan Pegawai Kontrak menjadi Pegawai Tetap
disampaikan kepada HCRD paling lambat 1 (satu) bulan sebelum akhir tahun.

Pasal 19
Pejabat Struktural
19.1 Pegawai yang akan memangku jabatan struktural (Manager, Mudir, Kepala
Bidang/Unit dan Kepala Biro), maka diuji melalui fit and proper test oleh tim
khusus lembaga dan setelah direkomendasikan oleh tim maka calon pejabat
tersebut diajukan HCRD kepada Yayasan.
19.2 Pejabat struktural akan menjalani masa kerja sebagai Pelaksana Harian (PLH)
selama 3 (tiga) bulan, kemudian akan dievaluasi oleh tim Lembaga sebelum
ditetapkan sebagai pejabat struktural definitif.
19.3 Masa jabatan struktural diampu selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang
secara periodik sesuai dengan kebutuhan.
19.4 Pejabat struktural dapat diberhentikan sewaktu-waktu sesuai prosedur apabila
melanggar Peraturan Yayasan yang tertera dalam Buku Pedoman Kepegawaian.

23
BAB V
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAN GOLONGAN JABATAN

Pasal 20
Penilaian Pegawai/Key Performance Indicator (KPI)
20.1 Setiap pegawai dilakukan penilaian kinerja secara rutin, minimal 1 (satu) bulan
sekali dan maksimal 6 (enam) bulan sekali, sesuai ketentuan yang berlaku.
20.2 Pelaksanaan penilaian dilaksanakan oleh kepala Unit Kerja, Mudir, dan HCRD.
20.3 Hasil penilaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) pada pasal ini
dituangkan dalam suatu daftar penilaian pegawai yang bersifat rahasia, yang
formatnya ditetapkan oleh HCRD.
20.4 Data penilaian pegawai dipergunakan sebagai bahan dalam mempertimbangkan
penempatan, mutasi jabatan, demosi, dan promosi.

Pasal 21
Pelatihan Dan Pengembangan Pegawai
21.1 Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan pegawai diselenggarakan oleh HCRD
bersama dengan Balitbang dan atau bekerjasama dengan pihak yang ditunjuk
oleh lembaga.
21.2 Pelatihan dan pengembangan merupakan bentuk pelatihan dalam periode tertentu
yang diberikan kepada pegawai untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan atau perilakunya.
21.3 Pelatihan dan pengembangan yang diadakan oleh Lembaga baik di lingkungan
internal maupun eksternal harus diikuti oleh seluruh pegawai.
21.4 Pelatihan dan pengembangan yang diadakan oleh instansi atau lembaga lain,
maka lembaga dapat menunjuk pegawai untuk mewakili atas usulan dari
Unit/Biro terkait.
21.5 Pelatihan diberikan kepada Pegawai Tetap dan Pegawai Kontrak yang memenuhi
persyaratan tertentu dan memiliki dedikasi, prestasi kerja serta loyalitas yang
tinggi pada lembaga, yang prosedur dan syaratnya ditetapkan dalam keputusan
tersendiri.
21.6 Pengembangan diberikan kepada Pegawai Tetap yang memenuhi persyaratan
tertentu dan memiliki dedikasi, prestasi kerja serta loyalitas yang tinggi pada
lembaga, yang prosedur dan syaratnya ditetapkan dalam keputusan tersendiri.

Pasal 22
Peningkatan Kompetensi Dan Promosi
22.1 Yayasan melakukan penyesuaian tingkat yang lebih tinggi dalam golongan
pegawai dan atau mempromosikan pegawai berdasarkan hasil pengembangan,
pelatihan, pendidikan, pengalaman kerja dan atau masa kerja, prestasi kerja dan
kompetensi kerja

24
22.2 Penyesuaian tingkat dalam golongan pegawai didasarkan kepada kompetensi
yang sesuai dan relevan yang telah dicapai oleh pegawai tersebut untuk pekerjaan
yang bersangkutan dan/atau golongan yang diusulkan serta pegawai telah
memperlihatkan standar kinerja yang disyaratkan sesuai yang ditentukan oleh
Penilaian Kinerja Karyawan.
22.3 Semua promosi dan penyesuaian tingkat golongan jabatan harus mengikuti
prinsip-prinsip kompetensi seperti yang diuraikan di atas dan mengakui prinsip–
prinsip keterbukaan, obyektivitas keadilan, kesetaraan dan dilakukan tanpa
diskriminasi.

Pasal 23
Penempatan Pegawai
23.1 Penempatan Sementara
a. Untuk memenuhi persyaratan dan kebutuhan yayasan, penempatan
sementara atau relokasi dapat dilaksanakan.
b. Sebelum melaksanakan penempatan sementara, yayasan akan
membicarakan penempatan ini dengan pegawai pada waktu yang tepat dan
menjelaskan kepada pegawai tentang alasan penempatan sementara itu.
c. Masa penempatan sementara itu maksimal 6 (enam) bulan, dapat
diperpanjang 1 kali 6 (enam) bulan kemudian. Penempatan sementara
dilakukan secara tertulis.
23.2 Penempatan tetap
a. Yayasan dapat melaksanakan pemindahan atau penempatan pegawai secara
tetap guna memenuhi syarat dan kebutuhan operasional yayasan.
b. Penempatan tetap merupakan pemindahan pegawai untuk jangka waktu tak
tertentu dari satu bidang pekerjaan kebidang pekerjaan lain atau lintas
divisi/departemen dalam lingkup yayasan.
c. Penempatan ini dilakukan berdasarkan kebutuhan dan evaluasi yayasan serta
keadaan fisik atau psikis dari pegawai, asalkan penempatan tersebut
didukung dengan evaluasi dan kebutuhan yayasan.

Pasal 24
Penghargaan (Reward)
24.1 Lembaga memberikan penghargaan kepada pegawai berdasarkan penilaian
kinerja dan atau prestasi luar biasa yang patut dijadikan teladan bagi pegawai
lainnya.
24.2 Penghargaan dapat diberikan berupa piagam, uang, barang, promosi jabatan,
umroh, atau haji.
24.3 Setiap pegawai berhak atas bonus prestasi yang dilaksanakan atas penilaian
kinerja yang dilakukan oleh masing-masing pimpinan Unit atau Biro.
24.4 Penetapan pemberian penghargaan kepada pegawai diatur Yayasan.

25
Pasal 25
Tugas Belajar
25.1 Untuk memenuhi kebutuhan SDM Sekolah, maka lembaga dapat memberikan
fasilitas berupa penugasan belajar kepada pegawai, di dalam maupun di luar
negeri guna mengikuti:
1. Pelatihan, loka karya, seminar atau kegiatan lainnya;
2. Kursus;
3. Pendidikan pada strata yang lebih tinggi, atau disiplin ilmu yang baru, atau
spesialisasi pada keilmuan yang telah dimiliki.
25.2 Pada prinsipnya Yayasan mendukung pegawai untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap profesionalisme melalui pendidikan formal,
non formal dan informal. Namun demikian pelaksanaannya tidak boleh
mengganggu kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dan mengabaikan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai.
25.3 Ketentuan Tugas Belajar dibagi menjadi:
25.3.1 Pegawai Tugas Belajar
1. Pegawai Tugas Belajar adalah pegawai yang ditugaskan oleh lembaga
dan atas biaya lembaga, sponsor atau pihak lain yang diusahakan oleh
lembaga untuk mengikuti program pendidikan pada strata yang lebih
tinggi, atau disiplin ilmu yang baru, atau spesialisasi pada keilmuan
yang telah dimiliki untuk memenuhi kebutuhan lembaga.
2. Waktu belajar dapat berbentuk:
a. di luar jam kerja;
b. menggunakan sebagian jam kerja, atau
c. seluruhnya menggunakan jam kerja.
3. Status Dalam Masa Pendidikan Bagi Pegawai Tugas Belajar:
a. Selama pegawai menjalani tugas belajar yang menggunakan
seluruh jam kerjanya, secara administratif gaji pokok dan
tunjangan tidak mengalami perubahan;
b. Masa kerja pegawai selama menjalani tugas belajar
diperhitungkan sebagai masa kerja penuh.
4. Hak Pegawai Selama Tugas Belajar:
Selama tugas belajar, Pegawai Tetap menerima gaji dan tunjangan-
tunjangan tetap, secara penuh.
5. Kewajiban Pegawai:
a. Menyelesaikan masa belajar dalam waktu yang telah ditetapkan;
b. Memberikan laporan berkala dan laporan akhir sehubungan
dengan tugas belajar kepada atasan masing-masing dan bagian
personnel;
c. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang diperolehnya bagi
manfaat sesama pegawai;
d. Menjalani Ikatan Dinas dengan ketentuan sebagai berikut:
d.1. Ikatan Dinas Pegawai Tugas Belajar:

26
d.1.1 Pegawai yang menjalani tugas belajar, melanjutkan
pendidikan pada strata yang lebih tinggi dengan
menggunakan jam kerja dan dibiayai penuh oleh
yayasan akan dikenakan ikatan dinas sebesar (2n+1)
tahun setelah selesai menjalani pendidikan, dimana
n adalah bilangan dalam tahun (masa perkuliahan)
semua biaya diluar masa perkuliahan yang telah
ditetapkan tidak ditanggung;
d.1.2. Pegawai yang menjalani tugas belajar, melanjutkan
pendidikan pada strata yang lebih tinggi dengan
menggunakan sebagian jam kerja dan dibiayai oleh
yayasan akan dikenakan ikatan dinas sebesar (2n)
tahun setelah selesai menjalani pendidikan, dimana
n adalah bilangan dalam tahun;
d.1.3. Pegawai yang menjalani tugas belajar, melanjutkan
pendidikan pada strata yang lebih tinggi diluar jam
kerja dan dibiayai oleh yayasan akan dikenakan
ikatan dinas (n) tahun setelah selesai menjalani
pendidikan, dimana n adalah bilangan dalam tahun.
25.3.2 Pegawai Sambil Belajar
1. Pegawai Sambil Belajar adalah Pegawai atas biaya sendiri atau
beasiswa dari pihak lain untuk mengikuti pendidikan yang ada
hubungannya maupun tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
pegawai yang bersangkutan atas izin lembaga.
2. Waktu belajar dapat berbentuk:
a. di luar jam kerja, atau
b. menggunakan sebagian jam kerja, tetapi tidak melebihi 2
jam dalam sehari atau 4 jam dalam seminggu.
3. Ikatan Kerja Pegawai Sambil Belajar:
a. Pegawai Sambil Belajar yang sesuai pasal 21.3.2 poin 2.b.
akan dikenakan ikatan kerja. Lamanya ikatan kerja adalah
½n (n adalah masa belajar) setelah menamatkan pendidikan
atau diperhitungkan sesuai kebijakan dan rekomendasi dari
Ketua Yayasan;
b. Pegawai Sambil Belajar yang jangka waktunya kurang dari
1 bulan tidak dikenakan ikatan kerja.
25.4 Bagi Pegawai yang melaksanakan tugas belajar atau sambil belajar diluar
ketentuan 21.3.1. dan 21.3.2. diatas, maka waktu kerja yang terpakai akan
diperhitungkan sebagai cuti diluar tanggungan lembaga atau diperhitungkan
sesuai kebijakan yayasan.
25.5 Persyaratan Tugas Belajar dibagi menjadi:
25.5.1 Pegawai Tugas Belajar:
a. Telah menjadi Pegawai Tetap, atau telah bekerja minimal 5
(lima) tahun;
27
b. Memiliki penilaian kinerja yang baik;
c. Belum pernah mendapatkan Surat Peringatan (SP) Tertulis;
d. Dinilai dapat menyerap ilmu yang akan dipelajarinya dan
menyebarluaskan kompetensi/pengetahuan tersebut kepada
pegawai lainnya;
e. Loyal (dedicated);
f. Sesuai dengan kebutuhan atau linier dengan sebelumnya (bagi
yang melanjutkan)
g. Bersedia menandatangani ikatan dinas.
h. Direkomendasi dan disetujui oleh Ketua Yayasan
25.5.2 Pegawai Sambil Belajar:
a. Biaya sendiri/beasiswa dari pihak lain;
b. Jadwal kuliah tidak menggunakan jam kerja, kecuali atas
persetujuan dari Dewan Mudir, HCRD, dan Ketua Yayasan.
25.6 Ikatan dinas tertentu, dapat berlaku pada kondisi khusus sesuai dengan
persyaratan yang diminta oleh pihak sponsor.

28
Pasal 26
Pengangkatan Pegawai Dan Golongan Pangkat Jabatan
26.1 Secara ringkas Sistem Kepangkatan, Jabatan dan Golongan karyawan sebagai
berikut:

No. Gol Kepangkatan Jabatan Kualifikasi

Pendidikan Pengalaman Kerja


1. 7 Yayasan Ketua; 1. S3 1. 3 Tahun
Wakil Ketua; 2. S2 2. 5 Tahun
Sekretarisa 3. S1 3. 7 Tahun
2. 6 Direksi Mudir/Direktur; 1. S3 1. 3 Tahun
General Manager; 2. S2 2. 5 Tahun
3. S1 3. 7 Tahun
3. 5 Managerial Manager 1. S3 1. 1 Tahun
Ketua Ma’had 2. S2 2. 3 Tahun
Aly/Sekolah Tinggi; 3. S1 3. 5 Tahun
Tenaga Pengajar
Asing
4. 4 Kepala Unit Kepala Pendidikan, 1. S2 1. 1 Tahun
Kepala Pengasuhan, 2. S1 2. 4 Tahun
Kepala Sekolah,
Kepala Biro,
Kepala Divisi,
Wakil Kepala,
Wakil Manager
5. 3 Senior Staff Staf Pengajar (Guru, 1. S2 1. 0 Tahun
musyrif/ah, 2. S1 2. 2 Tahun
muhafidz/ah),
Staf HCRD,
Keuangan,
Marketing, PPSB,
Koordinator Divisi
6. 2 Junior Staff Staf Admin, 1. S1 1. 1 Tahun
Minimarket, Media, 2. D3 2. 2 Tahun
IT, Laundry 3. SLTA 3. 3 Tahun
7. 1 Non-Staff Driver, Security, SLTA/ 1 Tahun
OB/OG, MEP, Sederajat
Laundry, Sewing.

29
26.2 Setiap karyawan memiliki hak yang sama untuk naik golongan yang didasarkan
atas prestasi kerja, kinerja dan jasanya terhadap yayasan.
26.3 Human Capital Recognation and Development (HCRD) melakukan evaluasi dan
analisis kinerja Pegawai minimal 1 (satu) tahun sekali, sehingga pegawai dan
yayasan mendapatkan masukan yang obyektif terhadap yang telah dilakukan dan
dipertanggung jawabkannya.

BAB VI
PENGGAJIAN, TUNJANGAN – FASILITAS
DAN SANTUNAN

Pasal 27
Komponen Gaji
27.1 Kepada seluruh pegawai diberikan Gaji THP (Take Home Pay)
27.2 Komponen THP terdiri dari:
- Gaji Pokok Bulanan (GPB)
- Tunjangan Jabatan (TJ)
- Tunjangan Kehadiran (TH)
- Tunjangan Tempat Tinggal
- Tunjangan Beasiswa Anak Pegawai
- Tunjangan Lain-lain (TL) jika ada
27.3 Besarnya gaji yang diterima pegawai ditinjau setahun sekali dengan
mempertimbangkan kinerja dan kemampuan Yayasan
27.4 Ketentuan mengenai gaji pegawai diatur sesuai dengan kebijakan yang ada di
yayasan.

Pasal 28
Pembayaran Gaji
28.1 Gaji dibayarkan setiap awal bulan hingga 1 (satu) pekan ke depan:
a. Tanggal 1: Pegawai/Staf Operasional, OB/OG, Security, Laundry, Driver.
b. Tanggal 3: Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Musyrif/ah
c. Tanggal 5: Manajer atau Setingkat Manajemen (Mudir, Manager, Kepala)
kecuali jika ada kondisi yang tidak memungkinkan diatur menurut kebijakan
yayasan
28.2 Gaji yang diterima tersebut termasuk lembur bulan sebelumnya.
28.3 Besarnya gaji yang diterima oleh pegawai yang mulai masuk kerja dan atau
mengakhiri masa kerja kurang dari 1 (satu) bulan akan diperhitungkan secara
prorata dari hari bulan yang bersangkutan.
28.4 Gaji ditransfer ke dalam rekening masing-masing pegawai di bank yang ditunjuk
yayasan.
30
28.5 Bagi pegawai yang cuti diluar tanggungan, pemotongan gaji dilakukan pada
bulan berjalan sesuai dengan periode penghitungan gaji di bulan tersebut.
28.6 Cut Off periode penghitungan komulatif presensi/finger print seluruh pegawai
adalah per-tanggal 20 atau sebelumnya setiap bulannya.

Pasal 29
Pajak Penghasilan
29.1 Pajak Penghasilan pada dasarnya merupakan tanggungjawab pegawai sesuai
dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku.
29.2 Semua pegawai wajib memiliki NPWP.

Pasal 30
Tunjangan Hari Raya
30.1 Lembaga memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK) bagi seluruh
Pegawai sesuai dengan Undang-undang Cipta Kerja Tahun 2020 mengenai
Ketenagakerjaan.
30.2 Besarnya THR adalah sebagai berikut:
a. Bagi pegawai yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan terus menerus
atau lebih adalah sebesar Gaji Pokok dan Tunjangan Tetap;
b. Bagi pegawai yang mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan secara terus
menerus tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan, diberikan proposional
dengan masa kerjanya yaitu (Masa Kerja dalam bulan) / 12 x GPB;
c. Bagi pegawai yang mempunyai masa kerja kurang dari 3 (tiga) bulan
tidak mendapatkan THR;
d. Waktu pembayaran THR paling lambat 1 (satu) minggu sebelum hari
raya Idul Fitri melihat kemampuan Yayasan.
e. Penetapan pemberian THRK diatur dalam Surat Keputusan Yayasan
tersendiri.
30.3 Bagi pegawai yang mengundurkan diri, hak THRK berdasarkan kebijakan
Yayasan dianggap berakhir pada hari terakhir bekerja.
30.4 Apabila terjadi keadaan tidak biasa / Force Majure, semisal bencana alam, resesi
ekonomi yang sulit baik nasional maupun internasional dan menyebabkan hak
THRK tidak terbayarkan, maka akan diatur dalam Surat Yayasan tersendiri.

Pasal 31
Fasilitas Anak Pegawai
31.1 Al-Wafi IBS memberikan fasilitas/Benefit kepada Pegawai Tetap (PKWTT) atau
Pegawai Kontrak (PKWT) dengan Masa Kerja 1 (satu) tahun, untuk
menyekolahkan anak kandungnya di sekolah yang dikelola oleh Yayasan. Anak
kandung adalah anak yang dilahirkan dari pasangan yang salah satunya adalah
pegawai Al-Wafi yang telah mendapatkan pengesahan dari catatan sipil bahwa
anak tersebut merupakan anak sah dari pasangan suami atau istri yang menjadi

31
pegawai. Pegawai yang memiliki anak angkat atau anak tiri tidak memiliki hak
untuk mendapatkan fasilitas.
31.2 Fasilitas menyekolahkan anak di Sekolah yang dikelola oleh Yayasan dapat
digunakan mulai Kelas 1 SD – 12 SMA dengan mempertimbangkan ketersediaan
tempat pada kelas yang akan dituju, dan mengisi Form yang telah di sediakan.
31.3 Dengan berbagai pertimbangan yayasan berhak untuk menolak atau menerima
penggunaan fasilitas menyekolahkan anak pegawai yang diajukan.
31.4 Pegawai dengan status suami-istri hanya diperbolehkan salah satunya yang dapat
menggunakan fasilitas tersebut.
31.5 Persyaratan pegawai yang dapat menggunakan fasilitas menyekolahkan anak ini
adalah:
a. Telah menjadi Pegawai Tetap (PKWTT) atau Pegawai Kontrak (PKWT) yang
telah bekerja lebih dari 1 (satu) tahun pada tahun ajaran dimulainya
pemberian fasilitas ini;
b. Mempunyai prestasi atau kinerja yang baik selama 1 (satu) tahun terakhir
secara berturut-turut;
c. Tidak pernah menerima Surat Peringatan dalam 1 (satu) tahun terakhir;
d. Mendapat rekomendasi dari atasan langsung dan mendapat persetujuan dari
Ketua Yayasan.
31.6 Prosedur untuk memperoleh fasilitas menyekolahkan anak pegawai adalah:
a. Pegawai mengajukan permohonan kepada Ketua Yayasan dengan mengisi
formulir yang tersedia;
b. Permohonan diajukan selambatnya bulan Desember sebelum tahun ajaran
berlangsung dan pegawai memberikan konfirmasi selambatnya pada bulan
April;
c. Pegawai yang terlambat mengajukan permohonan harus menunggu
penutupan pendaftaran siswa dengan memperhatikan kursi yang tersedia
d. Ketua Yayasan langsung melakukan review dan meneruskan surat
permohonan tersebut kepada bagian PPSB disertai rekomendasinya;
31.7 Jika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang bukan disebabkan karena
pegawai meninggal dunia maka:
a. Fasilitas menyekolahkan anak di sekolah yang dikelola oleh yayasan berakhir
pada hari terakhir pegawai bekerja;
b. Jika suami atau istri masih bekerja di Al-Wafi Islamic Boarding School maka
kewajiban atas biaya yang timbul akan menjadi beban pegawai yang masih
bekerja di Al-Wafi Islamic Boarding School.
31.8 Jika terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) disebabkan karena pegawai
meninggal dunia maka
a. Fasilitas menyekolahkan anak di sekolah yang dikelola oleh Yayasan berakhir
pada hingga jenjang pendidikan sekolah sedang diikuti tanpa dikenakan
biaya;
b. Jika karyawan masih mempunyai sisa pinjaman maka sisa pinjamannya akan
dilunasi dari hak-hak pegawai yang meninggal dunia

32
c. Jika suami atau istri bekerja di Al-Wafi Islamic Boarding School maka
kewajiban yang timbul akan menjadi beban pegawai yang masih bekerja di
Al-Wafi IBS.

Pasal 32
Fasilitas Kesehatan
32.1 Seluruh pimpinan struktural berhak atas BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan
32.2 Seluruh pegawai (non struktural) yang telah bekerja selama 1 (satu) tahun
didaftarkan untuk mengikuti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sesuai
dengan undang-undang dan ketentuan yang berlaku.

Pasal 33
Batas Usia Kerja
33.1 Batas usia kerja bagi seorang Pegawai adalah 58 (lima puluh delapan) tahun
dengan mendapatkan hak-haknya sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
33.2 Pegawai yang telah mencapai batas usia kerja (point 33.1) dapat dipekerjakan
kembali berdasarkan kesepakatan antara yayasan dan pegawai yang
bersangkutan.
33.3 Yayasan secara resmi memberitahukan kepada pegawai mengenai tanggal
Pemberhentian Dengan Hormat/Purna tugas 3 (tiga) bulan sebelum akhir tahun
ajaran, setelah pegawai berusia 65 tahun.
33.4 Masa 1 (satu) bulan sebelum pemberhentian/Purna Tugas tersebut dihitung
sebagai Masa Persiapan Pemberhentian Dengan Hormat Pegawai Usia Lanjut
(MPPDHPUL). Pensiun dini bisa diajukan bagi pegawai yang sudah berusia 58
tahun atas persetujuan ketua yayasan dan diketahui oleh pengurus yayasan.

Pasal 34
Purna Bhakti / Pensiun
34.1 Yayasan menyantuni hari tua untuk Pegawai Tetap (PKWTT) saat pensiun
melalui kontribusi iuran kesertaan program Jaminan Hari Tua BPJS
Ketenagakerjaan.
34.2 Yayasan berkontribusi atas iuran kesertaan program Jaminan Hari Tua Jamsostek
kepada setiap Pegawai sebesar 3,70% dari kewajiban 5,70% yang harus
dibayarkan ke BPJS Ketenagakerjaan, sedangkan 2,00% sisanya menjadi
kewajiban Pegawai. Masa kerja Pegawai untuk perhitungan iuran pensiun adalah
sejak didaftar menjadi peserta program Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan
sampai dengan batas usia kerja yaitu 58 tahun.

33
34.3 Pemberian fasilitas BPJS Ketenagakerjaan diberikan kepada pegawai setelah 1
(satu) tahun bekerja di Yayasan Al-Sudais Indonesia.

Pasal 35
Santunan Kematian
35.1 Apabila pegawai meninggal dunia, maka seluruh hubungan kerjanya dengan
pihak lembaga terputus, dan lembaga akan memberikan santunan kepada ahli
warisnya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemberian yang menyangkut hak kepada yang bersangkutan menurut
ketentuan/ditetapkan yayasan
b. Bantuan biaya pemakaman
c. Uang pensiun dari keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan
35.2 Apabila salah seorang anggota keluarga dari pegawai, yaitu suami / istri dan anak
kandung yang sah menurut hukum dan tercatat di data lembaga, meninggal dunia,
maka lembaga akan memberi santunan sesuai dengan kebijakan yayasan.
35.3 Bagi pegawai yang belum menikah, pihak lembaga akan memberikan santunan
pemakaman sesuai dengan kebijakan yayasan.

34
BAB VII
CUTI, PERIZINAN, DISPENSASI,
DAN DINAS LUAR

Pasal 36
Umum
36.1 Lembaga memberikan cuti kepada pegawai untuk tidak masuk bekerja sesuai
dengan aturan normatif yang berlaku karena alasan tertentu, dalam bentuk:
a. Cuti melahirkan,
b. Cuti keguguran,
c. Cuti nikah,
d. Cuti sakit,
e. Cuti menjalankan ibadah haji/umroh,
f. Cuti di luar tanggungan.
36.2 Cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja hanya untuk Pegawai Operasional, tidak
termasuk Divisi Pendidikan dan Pengasuhan yang telah ditentukan mengikuti
libur semester.
36.3 Dengan mempertimbangkan beban dan kebutuhan pekerjaan yang ditinggalkan
maka karyawan wajib meminta izin tertulis terlebih dahulu kepada Kepala Divisi
dan pengaturan jadwal cuti di sesuaikan dengan kebijakan Yayasan.
36.4 HCRD berkewajiban mengadministrasikan berbagai cuti dan izin yang diberikan
kepada masing-masing pegawai.
36.5 Selama masa cuti, pegawai menerima gaji yang besarannya disesuaikan dengan
ketentuan SK Pengurus Yayasan mengenai pengelolaan SDM, kecuali cuti di luar
tanggungan lembaga.
36.6 Apabila jumlah hari cuti atau izin melebihi ketentuan, Sekolah akan
mengkompensasikan dalam perhitungan gaji pegawai yang bersangkutan secara
prorata. Karyawan akan dikenakan sanksi sesuai dengan buku pedoman atau
peraturan yang berlaku.
36.7 Bagi pegawai non staff yang ditugaskan libur pada Hari Raya akan mendapatkan
kompensasi penggantian hari libur atas persetujuan atasan.
36.8 Cuti yang tidak diambil oleh pegawai tidak bisa diuangkan dan tidak dapat
diakumulasikan ditahun berikutnya.

Pasal 37
Izin Tidak Masuk Kerja
37.1 Permohonan izin tidak masuk kerja harus diajukan kepada atasan langsung
masing-masing pegawai disertai alasan yang dapat diterima dengan mengisi
formulir permohonan izin selambatnya sehari sebelumnya.

35
37.2 Pemohon izin tidak masuk kerja wajib mencantumkan nama pengganti yang
telah disepakati kedua pihak dengan persetujuan pimpinan/atasannya,
selanjutnya diserahkan kembali ke HCRD
37.3 Persetujuan pemberian ijin dilaksanakan sesuai dengan tata aturan jenjang
jabatan, jika seorang pimpinan maka sampai dengan Yayasan
37.4 Izin tidak masuk kerja disetujui terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
37.5 Atasan pegawai dapat menolak permohonan izin dengan berbagai pertimbangan.
37.6 Pegawai yang izin karena sakit, diwajibkan menyampaikan Surat Keterangan
Dokter setelah Pegawai masuk Kembali kepada HCRD.
37.7 Ketidakhadiran Pegawai tanpa izin dari atasan langsung merupakan suatu
pelanggaran dan akan menentukan konduite pegawai serta dapat mengakibatkan
diberikannya teguran atau surat peringatan kepada pegawai yang bersangkutan,
dan/atau ketidakhadiran tersebut dianggap sebagai cuti di luar tanggungan yang
akan mengurangi gaji bulanan yang bersangkutan secara prorata.

Pasal 38
Cuti
Yayasan memberikan cuti tahunan kepada pegawai dengan ketentuan sebagai berikut:
38.1 Educational Position, Educational Support, Managerial Position (Mudir Umum,
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah) cuti tahunannya dilakukan secara
bersama mengikuti libur siswa, dengan ketentuan wajib masuk kerja selama-
lamanya seminggu sebelum liburan berakhir yang ditetapkan oleh Ketua
Yayasan.
38.2 Managerial Support dan Managerial Position (seluruh Manager, Wakil
Manager, dan Koordinator) cuti tahunannya selama 12 (dua belas) hari kerja
dalam satu tahun termasuk didalamnya beberapa hari libur bersamaan dengan
Educational Position, Educational Support, Managerial Position sesuai dengan
pelaksanaannya dengan mengajukan izin kepada atasan satu minggu sebelum
pelaksanaan cuti.
38.3 Bagi pegawai yang mengundurkan diri, hak cuti tahunan dianggap berakhir pada
hari terakhir bekerja.

Pasal 39
Cuti Melahirkan
39.1 Pegawai wanita yang melahirkan berhak atas cuti bersalin dengan ketentuan:
a. Masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun bagi PKWTT, mendapatkan hak cuti
selama 3 (tiga) bulan; Cuti dapat diambil secepat-cepatnya 30 hari sebelum
perkiraan waktu kelahiran dan 30 hari sesudah melahirkan.
b. Masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun bagi PKWTT dab/atau 1 (satu) tahun
atau lebih bagi PKWT, mendapatkan hak cuti selama 2 (dua) bulan. Cuti dapat
diambil secepat-cepatnya 15 hari sebelum perkiraan waktu kelahiran dan 15
hari sesudah melahirkan.
36
39.2 Permohonan cuti melahirkan harus disampaikan 1 (satu) minggu sebelumnya
dengan menunjukkan Surat Keterangan Dokter.

Pasal 40
Cuti Keguguran
Keguguran yang dimaksud adalah:
Keguguran karena alasan medis dan atau kesehatan lamanya sesuai dengan waktu
yang direkomendasikan secara tertulis oleh dokter, dan selama-lamanya 15 hari
kalender.

Pasal 41
Cuti Nikah
41.1 Pegawai yang melangsungkan pernikahan sesuai dengan Undang-Undang
pernikahan yang berlaku berhak memperoleh cuti menikah selama:
a. 6 (enam) hari kerja dengan masa kerja sudah 1 (satu) tahun,
b. 4 (empat) hari kerja dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun,
41.2 Permohonan cuti nikah ini harus diajukan kepada atasannya paling lambat 2
(dua) minggu sebelum dimulainya cuti tersebut.
41.3 Pegawai yang bersangkutan wajib memberikan copy surat nikah atau keterangan
lainnya dari pihak yang berwenang dan diserahkan kepada bagian HCRD.
41.4 Cuti Menikah tidak berlaku bagi pegawai yang melangsungkan pernikahan pada
hari libur sekolah.

Pasal 42
Dispensasi Kerja Pegawai
42.1 Dispensasi kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut:
No. Dispensasi Kerja Lamanya

1. Meninggal dunia:
1.1 Suami/istri/anak • 3 (tiga) hari kerja berturut-turut
1.2 Orang tua/mertua (poin 1.1 - 1.3)
1.3 Saudara kandung • 1 (satu) hari kerja (poin 1.4)
1.4 Orang lain yg tinggal serumah
2. Menikah:
• 6 (enam) hari kerja berturut-turut
2.1 Pegawai ybs. dengan suami/istri
(poin 2.1)
pertama
• 3 (tiga) hari kerja berturut-turut
2.2 Pegawai ybs. dengan istri yang kedua
(poin 2.2)
sampai ke empat
3. Istri Pegawai melahirkan 3 (tiga) hari kerja berturut-turut
4. 4.1 Menikahkan anak
2 (dua) hari kerja berturut-turut
4.2 Mengkhitankan anak
37
5. 5.1 Melayat (menjenguk pegawai lain
yang sakit, pemakaman pegawai
lain atau tanggungannya)
5.2 Mengantar tanggungan ke rumah Waktu yang wajar atas persetujuan
sakit atasan
5.3 Memenuhi panggilan Instansi
Pemerintah atau instansi terkait
lainnya
6. 6.1 Pindahan tempat tinggal • 1 (satu) hari kerja (poin 6.1)
6.2 Tempat tinggal tertimpa • 2 (dua) hari kerja berturut-
bencana/musibah turut (poin 6.2)
7. Menunaikan Ibadah Haji 40 hari
8. Menunaikan Ibadah Umroh 10 hari

42.2 Apabila pegawai tidak masuk kerja melebihi ketentuan di atas, maka akan
dipotong dari cuti tahunan yang menjadi hak pegawai operasional, apabila hak
cuti telah habis ditahun tersebut, maka dianggap cuti diluar tanggungan. Izin
untuk meninggalkan pekerjaan tersebut harus diambil pada hari-hari terjadinya
peristiwa dimaksud.
42.3 Untuk pegawai yang tidak mendapat hak cuti tetapi mendapatkan hak libur, maka
kelebihan atas izin tersebut dianggap cuti diluar tanggungan.

Pasal 43
Sakit Berkepanjangan
Pegawai yang menderita sakit berkepanjangan dan dinyatakan harus menjalani
perawatan di RS/rumah dalam jangka waktu panjang berdasarkan Surat Keterangan
Dokter, maka akan diberikan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan dalam SK
Yayasan tersendiri

Pasal 44
Cuti Diluar Tanggungan
44.1 Cuti meninggalkan pekerjaan tanpa gaji (cuti diluar tanggungan) sampai dengan
30 (tiga puluh) hari dapat diberikan kepada pegawai dengan ketentuan bahwa
Pegawai tersebut telah menjadi pegawai tetap untuk:
a. Ketua Yayasan dilakukan atas persetujuan Pengurus Yayasan;
b. Managerial Position dilakukan atas persetujuan Ketua Yayasan;
c. Educational Position dan Educational Support dilakukan atas persetujuan
HCRD serta diketahui oleh Ketua Yayasan;
d. Managerial Support dilakukan atas persetujuan Mudir Umum dan HCRD dan
diketahui oleh Ketua Yayasan.
44.2 Permohonan cuti beserta alasannya diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum cuti dimulai.
38
44.3 Cuti diluar tanggungan yang diijinkan adalah: pegawai yang melakukan tugas
belajar, ikut suami/istri. Yang dimaksud dengan ikut suami/istri adalah
suami/istri yang sah yang sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan
yang berlaku yang sedang bertugas atau belajar yang lokasinya di luar
kota/daerah/negara yang dibuktikan dengan surat tugas dari instansi dimana
suami/istri bekerja.
44.4 Cuti di luar tanggungan lebih dari 30 (hari) dan paling lama 1 (satu) tahun dapat
diberikan kepada pegawai dengan ketentuan bahwa pegawai tersebut telah
menjadi pegawai tetap dan mendapat persetujuan dari Ketua Yayasan.
Permohonan cuti diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) semester sebelum cuti
dimulai.
44.5 Selama pegawai dalam status cuti di luar tanggungan, pegawai tidak berhak
mendapatkan gaji, tunjangan tetap maupun tidak tetap, THRK, fasilitas kesehatan
dan fasilitas lainnya.
44.6 Selama pegawai dalam status cuti diluar tanggungan, masa kerja pegawai tidak
diperhitungkan.
44.7 Apabila pegawai mengalami sakit, musibah/kecelakaan, lembaga tidak
berkewajiban menanggung akibat dari kejadian tersebut.
44.8 Setelah pegawai selesai melaksanakan cuti diluar tanggungan, yayasan dapat
menerima pegawai tersebut untuk bekerja kembali sesuai dengan posisi yang
tersedia atau sesuai dengan kebutuhan di lembaga. Apabila tidak ada posisi yang
tersedia, pegawai tersebut dianggap mengundurkan diri dan akan diproses
pemutusan hubungan kerjanya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
44.9 Apabila pegawai tidak akan melanjutkan bekerja, maka pegawai tersebut harus
memberitahukan secara tertulis kepada lembaga dalam waktu 3 (tiga) bulan
sebelum masa cutinya berakhir.

Pasal 45
Dinas Luar Pegawai
45.1 Untuk kepentingan Yayasan, pegawai dapat melakukan Perjalanan Dinas
(Business Trip) di dalam kota (Jabodetabek), luar kota maupun luar negeri.
45.2 Dinas luar yang dimaksud pada ayat 1 pasal ini berlaku jika pegawai
melaksanakan tugas di luar kantor lebih dari 1 x 24 Jam.
45.3 Dinas luar yang kurang dari 1 x 24 Jam cukup mendapatkan ijin dari atasan
langsung.
45.4 Surat ijin melaksanakan dinas luar yang sudah terprogram diajukan selambat-
lambatnya satu bulan sebelum waktu pelaksanaan.
45.5 Perjalanan Dinas adalah kegiatan atau perjalanan yang dilakukan pegawai untuk
kepentingan lembaga/yayasan di luar kegiatan rutin pegawai. Kegiatan rutin
pegawai dalam hal ini seperti perjalanan dari rumah pegawai menuju tempat kerja
(pergi-pulang) untuk bekerja, rapat dan melakukan kegiatan-kegiatan di tempat
kerja.

39
45.6 Tempat kerja adalah Sekolah Al-Wafi Islamic Boarding School di Jalan Raya
Arco dan Jalan Raya Pengasinan atau tempat lain yang ditentukan yayasan.
45.7 Perjalanan dinas termasuk kegiatan untuk training/pelatihan, seminar, workshop,
pendidikan, field trip, menjaga pameran, dan kegiatan untuk kepentingan
lembaga/yayasan diluar kegiatan rutin.
45.8 Pengaturan perihal perjalanan dinas pegawai diatur dalam Surat Keputusan
Yayasan tersendiri
45.9 Bagi pegawai yang melaksanakan dinas luar yang tidak sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan lembaga.

40
BAB VIII
KESELAMATAN DAN PERLINDUNGAN KERJA

Pasal 46
Keselamatan Dan Perlengkapan Kerja
46.1 Al-Wafi Islamic Boarding School memberikan santunan kepada pegawai atas
kecelakaan kerja pegawai yang terjadi melalui kontribusi iuran kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja. (Setelah diangkat
sebagai pegawai tetap)
46.2 Setiap pegawai berkewajiban untuk menjaga keselamatan dirinya dan orang lain,
serta peralatan, sarana dan prasarana di lingkungan kerja.
46.3 Setiap pegawai harus mengikuti peraturan keselamatan kerja yang ada di Al-Wafi
IBS.
46.4 Apabila pegawai menemukan hal-hal yang membahayakan dirinya, pegawai lain,
atau peralatan, dan sarana prasarana yang ada, wajib melaporkan kepada atasan
langsung atau kepada pengurus Yayasan/Mudir/Manager/ Pimpinan Unit.
Kelalaian pegawai atas hal ini, merupakan suatu pelanggaran.
46.5 Pegawai tidak diperkenankan menggunakan perlengkapan lembaga untuk
kepentingan pribadi tanpa izin dari atasan langsung atau Ketua
Yayasan/Manager/Mudir Umum.
46.6 Pegawai berkewajiban untuk menciptakan situasi dan lingkungan kerja yang
mendorong terbentuknya iklim yang kondusif bagi perkembangan santri dan
pegawai lain

Pasal 47
Jaminan Kecelakaan Kerja
47.1 Apabila pekerja mengalami cedera sewaktu sedang melakukan pekerjaan untuk
yayasan maka pegawai akan menerima tunjangan tidak mampu bekerja
sementara berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek);
47.2 Pegawai yang diberhentikan dari pekerjaanya karena tidak mampu lagi untuk
bekerja yang disebabkan karena kecelakaan di tempat kerja, akan menerima
jaminan sesuai dengan yang ditetapkan di dalam Undang-undang No. 3 Tahun
1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
47.3 Jaminan bagi pekerja apabila meninggal dunia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yayasan

41
BAB IX
TATA TERTIB, SANKSI, DAN
PENYELESAIAN MASALAH

Pasal 48
Tata Tertib
48.1 Pegawai wajib mentaati dan tidak melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundangan yang berlaku, Peraturan Yayasan, Etika Sosial Masyarakat, dan
peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan atau diadopsi oleh yayasan.
48.2 Yayasan menegakkan sikap dan perilaku yang baik serta penuh pengertian
terhadap kewajiban, hak dan tanggungjawab, sesama pegawai, serta antara
yayasan dengan pegawainya.
48.3 Yayasan memberikan panduan, petunjuk dan bimbingan kepada semua pegawai,
antara lain melalui atasan masing-masing, sehingga pengambilan tindakan/sanksi
dapat dibatasi seminimal mungkin.
48.4 Tujuan yayasan dalam memberikan sanksi adalah bersifat mendidik dan
merupakan bagian dari upaya perbaikan, karenanya yayasan memberikan
kesempatan kepada pegawai yang melakukan pelanggaran peraturan untuk
memperbaiki sikap dan perilakunya.
48.5 Apabila pelanggaran yang dilakukan pegawai tersebut, ternyata termasuk
kategori pelanggaran berat, atau melanggar Undang-undang dan Peraturan-
peraturan yang berlaku (PY), atau melanggar Etika Sosial Masyarakat, maka
yayasan akan menggunakan haknya untuk memutuskan hubungan kerja kepada
pegawai yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 49
Pakaian
49.1 Seluruh Pegawai wajib berpakaian untuk bekerja. Pakaian kerja yang dikenakan
pada prinsipnya harus memenuhi sifat:
1. Formal untuk kerja; (sesuai dengan jadwal yang ditentukan)
2. Sesuai Syariat
2.1. Pria: Tidak isbal, tidak ketat, terdapat gambar makhluk hidup dan
menyerupai wanita.
2.2. Wanita: Gamis, Jilbab minimal sepanjang pinggang, bercadar,
tidak ketat, dan menggunakan kaus kaki
3. Sopan dan sesuai norma yang berlaku di tempat kita berada, bukan kaos
oblong, T-Shirt lengan pendek, atau sejenisnya;
4. Bentuk/model, warna dan corak/motif disesuaikan dengan kegiatan,
situasi, dan kondisi;
5. Rapi: disetrika dengan baik, tidak kusut, tidak kucal, tidak kusam dan
tidak berbau.
42
49.2 Agar lebih mudah mengatur pakaian kerja apa yang harus dikenakan sesuai
dengan situasi, kondisi atau acara, berikut adalah pembagian jenis pakaian yang
harus dikenakan:
1. Attire A
Adalah pakaian kerja formal yang dikenakan pada hari kerja dari Senin – Jum’at,
sesuai yang diberikan YASI dan tidak melanggar syari’at.
2. Attire B
Adalah pakaian religius formal yang dikenakan pada hari kerja Jum’at seperti
pakaian koko atau gamis
3. Attire C
Adalah pakaian formal berupa batik yang dikenakan pada saat acara/pertemuan
formal/resmi, seperti Welcome Day, Parent Teacher Conference, Courtecy Call,
dan acara/pertemuan resmi lainnya baik di dalam lingkungan maupun di luar Al-
Wafi IBS.
49.3 Ketentuan Umum tentang Pakaian Kerja
49.3.1 Jenis bahan pakaian (baju, celana panjang non isbal) adalah tailor fabric
a) bukan dari bahan jeans, denim, kaos, viscose, nylon, corduroy, rajutan
atau bahan transparan;
b) menyelaraskan warna dan corak antara bagian-bagian pakaian.
49.3.2 Celana panjang:
a) tidak bercorak/motif
b) tidak Isbal
c) tidak berkantong tempel seperti model celana jeans.
49.3.3 Tidak diperkenankan memakai pakaian yang mengandung unsur:
a) identitas suatu badan atau organisasi lain;
b) sponsor suatu badan atau organisasi lain;
c) promosi suatu kegiatan; atau
d) yang menyinggung kelompok lain (SARA).
49.4 Lembaga memberikan identitas berupa ID Card, dan pakaian seragam kerja yang
wajib dikenakan selama jam kerja, dengan konsekuensi pemberian sangsi jika
tidak dilaksanakan oleh pegawai yang telah diamanahkan

Pasal 50
Perbuatan Pelanggaran Ringan
Perbuatan yang digolongkan sebagai pelanggaran ringan:
50.1 Mangkir selama 1 (satu) hari kerja tanpa keterangan;
50.2 Menerima tamu pribadi selama jam kerja di lingkungan Al-Wafi tanpa izin dari
atasannya (Yayasan/Mudir/Pimpinan terkait);
50.3 Menggunakan barang-barang/fasilitas milik lembaga untuk urusan pribadi atau
hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan Al-Wafi IBS;
50.4 Menerima pembayaran dari orang tua santri Al-Wafi IBS atas pelajaran
tambahan/les privat

43
Pasal 51
Perbuatan Pelanggaran Sedang
Perbuatan yang digolongkan sebagai pelanggaran sedang:
51.1 Mangkir selama 2 (dua) hari kerja tanpa keterangan;
51.2 Menyerahkan atau melimpahkan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada
pegawai lain kecuali bila dibenarkan oleh atasan langsung (Manager, Mudir
Umum, atau Pengurus Yayasan lain)
51.3 Menggunakan atau memperbaiki suatu peralatan milik lembaga tanpa
persetujuan atasannya;
51.4 Bekerja atau melakukan jenis kegiatan komersial lainnya ke tempat selain Al-
Wafi IBS tanpa persetujuan tertulis dari Ketua Yayasan;
51.5 Bekerja menyalahi standar operational procedure (SOP) yang berlaku;
51.6 Melakukan sesuatu yang melanggar norma dan etika sosial yang berlaku di
masyarakat yang dapat mencemarkan nama baik lembaga;
51.7 Mengambil peralatan atau barang-barang lain milik lembaga;
51.8 Meminta dan atau menerima barang, hadiah, jasa atau pemberian dari
rekanan/supplier/vendor dan orang tua Santri dengan tujuan yang melanggar
etika;
51.9 Mempergunakan dan atau memberikan kepada pihak lain yang tidak berhak
atas data/informasi/pengetahuan/keterangan mengenai kegiatan, rencana,
keadaan keuangan lembaga untuk kepentingan pribadi atau kepentingan pihak
lain;
51.10 Melakukan/menerima pembayaran berupa uang ataupun barang yang tidak
sah menurut Undang-undang maupun ketentuan yang berlaku di lembaga;
51.11 Mengikuti suatu kegiatan sosial/kemasyarakatan tertentu di luar lingkungan Al-
Wafi IBS yang dapat mengakibatkan pegawai tersebut berada dalam situasi
terjadinya pertentangan kepentingan dan tujuan, kecuali ada izin tertulis
terlebih dahulu dari Ketua Yayasan;
51.12 Melakukan hukuman fisik kepada siswa.
51.13 Terlambat masuk kerja melebihi dari 3 (tiga) kali dalam sebulan
51.14 Tidak menjalankan instruksi dari Ketua Yayasan/Mudir/Manager/Pimpinan
Unit terkait
51.15 Membuat pertikaian dengan rekan sejawat
51.16 Dengan sengaja meminta data yang bersifat privasi yayasan kepada divisi lain
/ Rekan kerja lain dengan tujuan yang tidak jelas tanpa seizing dari pihak yang
berwenang didalamnya.

44
Pasal 52
Perbuatan Pelanggaran Berat
Perbuatan yang digolongkan sebagai pelanggaran berat, yaitu:
52.1 Mangkir atau tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari kerja tanpa keterangan;
52.2 Mangkir atau tidak masuk kerja selama 5 (lima) hari kerja secara berturut-turut
tanpa izin tertulis dari atasan langsung (Manager, Mudir, atau Pimpinan Unit
terkait), dan mengabaikan pemanggilan yang telah diberikan sebanyak 2 (dua)
kali oleh HCRD
52.3 Abai terhadap proses serah terima pekerjaan yang menjadi tanggungjawab
kepada pegawai yang ditunjuk hingga pegawai yang bersangkutan memahami
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
52.4 Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
lembaga bahkan negara.
52.5 Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan.
52.6 Memakai, menyimpan atau mengedarkan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya.
52.7 Merokok di Kawasan/lingkungan Al-Wafi IBS baik saat beraktifitas bekerja
maupun tidak
52.8 Mengikatkan diri dalam hubungan kerja dengan pihak lain di luar Al-Wafi IBS
tanpa izin tertulis dari Yayasan
52.9 Memiliki Sekolah atau institusi bisnis lain yang customer/pegawainya adalah
orangtua/siswa/guru Al-Wafi Islamic Boarding School dan berpotensi
melahirkan conflict of interest dengan Yayasan/Al-Wafi Islamic Boarding
School.
52.10 Melakukan perbuatan yang dapat mencemarkan nama baik lembaga.
52.11 Melakukan penipuan, pencurian dan atau penggelapan barang-barang/uang
lembaga, rekan kerja, siswa, atau relasi Al-Wafi IBS
52.12 Menyampaikan, mengedarkan, mempertontonkan atau melakukan hal-hal
yang bersifat pornografi dan pornoaksi dalam bentuk dan media apapun.
52.13 Membina hubungan khusus yang melanggar etika, budaya, ataupun agama
dengan sesama pegawai dalam kondisi di mana salah satu atau kedua pegawai
masih mempunyai suami/istri;
52.14 Melakukan perbuatan asusila atau perjudian.
52.15 Memukul, menyerang, menganiaya, menghina, memfitnah, mengintimidasi
atau mengancam atasan, bawahan, teman sekerja dan/atau keluarganya.
52.16 Menarik keuntungan pribadi, menggunakan, mengambil atau
memperdagangkan barang lembaga tanpa izin untuk diri sendiri, keluarga,
saudara, teman atau golongan.
52.17 Menggunakan dana lembaga untuk urusan pribadi.
52.18 Menimbulkan, menerima atau melibatkan diri dalam suatu keadaan yang
berakibat terjadinya pertentangan kepentingan, yaitu antara kepentingan
pribadi dan kepentingan Sekolah yang dapat merugikan sekolah dan
mempengaruhi Pegawai dalam melaksanakan tugas.

45
52.19 Meminta dan atau menerima pinjaman uang atau apapun dari rekanan/
supplier/vendor yang mempunyai hubungan bisnis dengan lembaga dan orang
tua santri
52.20 Menganjurkan atau membujuk kolega untuk melakukan hal yang bertentangan
dengan hukum atau kesusilaan.
52.21 Dengan sengaja membiarkan barang-barang milik lembaga rusak.
52.22 Membiarkan dirinya atau koleganya terancam bahaya.
52.23 Membongkar atau membocorkan rahasia lembaga yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara.
52.24 Melakukan ancaman, intimidasi, perlakuan fisik kepada Santri, sesama pegawai
dan keluarganya.
52.25 Melakukan kegiatan sendiri maupun bersama dengan atasan, teman sejawat,
bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerja dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain yang
merugikan lembaga.
52.26 Menyalahgunakan wewenang dan tanggungjawab.
52.27 Melakukan manipulasi data atau keterangan yang menyebabkan kerugian
lembaga atau pihak lain.
52.28 Menjadi anggota suatu organisasi, atau menyatakan simpati dan memberikan
dukungan kepada sesuatu yang dinyatakan terlarang oleh pemerintah.
52.29 Membuat pertikaian dengan rekan sejawat sehingga menyebabkan ketidak-
harmonisan dan perkelahian
52.30 Berhenti kerja tanpa pemberitahuan yang sesuai dengan kebijakan Al-Wafi
Islamic Boarding School dan serta mengajak orang lain untuk ikut berhenti.
52.31 Pelanggaran berat lain, selain yang tersebut di atas, dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 53
Tujuan Tindakan Disiplin
Tujuan tindakan disisplin adalah sebagai pendorong perbaikan tingkah laku dan
kinerja pegawai kearah yang lebih baik dan positif, yang bersifat pencegahan,
pendidikan dan pembinaan yang tepat, terukur dan adil sehingga tercipta hasil kerja
yang produktif dan lingkungan yang kondusif.

Pasal 54
Ketentuan Tindakan Disiplin
54.1 Pegawai wajib menataati disiplin kerja yang termuat dalam BPK ini dan
ketentuan yayasan lainya. Pelanggaran atas disiplin kerja akan diberikan sanksi
tindakan disiplin.

46
54.2 Ketentuan tindakan disiplin disusun untuk mendorong perilaku dan kinerja
pegawai kearah yang lebih baik. Ketentuan tersebut haruslah bersifat
mencegah, mendidik dan membina secara adil, kecuali pemutusan hubungan
kerja.
54.3 Tindakan disiplin harus dilakukan sesegera mungkin karena penundaan dapat
menyebabkan kaburnya fakta, ingatan dan juga dapat ditafsirkan oleh pegawai
sebagai pemberiaan maaf dari yayasan atas pelanggaran disiplin yang pernah
dilakukanya.
54.4 Yayasan menjamin penerapan tindakan disiplin bagi semua pegawai tanpa
terkecuali, melakukan proses administrasi termasuk mendokumentasikan dan
mengevaluasi rekomendasi tindakan disiplin agar selaras dengan peraturan dan
perindang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.
54.5 Pelaksanaan tindakan disiplin pada dasarnya dilandasi oleh peraturan yayasan
yang dilandasi undang-undang yang berlaku

Pasal 55
Jenis Tindakan Disiplin
Jenis tindakan disiplin yang diterapkan oleh yayasan adalah sebagai berikut:
55.1 Peringatan/Teguran Lisan
- Peringatan lisan diberikan sehubungan dengan adanya pelanggaran ringan
sesuai pasal 39 jika dilakukan 1 (satu) kali
- Masa berlaku peringatan lisan adalah 7 (tujuh) hari kalender terhitung mulai
tanggal terjadinya pelanggaran disiplin kerja yang dilakukan masing-masing
atasannya langsung
- Peringatan lisan tersebut tidak mempengaruhi kenaikan gaji, bonus kerja,
pergeseran atau promosi kerja
55.2 Peringatan Tertulis I (SP I)
- Peringatan Tertulis I (Pertama) diberikan kepada pegawai karena melakukan
pengulangan pelanggaran disiplin kerja ringan baik yang sama atau berbeda,
dapat diberikan tanpa melalui peringatan lisan
- Masa berlaku Peringatan tertulis I (Pertama) adalah 6 (enam) bulan
terhitung sejak waktu penetapan
- Surat Tertulis I (SP I) dikeluarkan dan ditandatangani oleh atasannya
langsung dengan tembusan HCRD dan Ketua Yayasan
55.3 Peringatan Tertulis II (SP II)
- Peringatan Tertulis II (Kedua) diberikan kepada pekerja karena melakukan
pengulangan pelanggaran disiplin kerja yang sama kategori pelanggaran
sedang, dan dapat diberikan tanpa harus melalui tahap SP I;
- Masa berlaku peringatan tertulis II ini adalah 6 (enam) bulan terhitung mulai
waktu penetapan
- Peringatan kategori ini akan berpengaruh pada promosi kerja, kenaikan gaji
karena perlu lagi ditelaah ulang akan komitmen yang bersangkutan pada
masa peringatan ini.
47
- Surat Tertulis II (SP II) dikeluarkan dan di tandatangi oleh atasannya
langsung dan Mudir Umum dengan mengetahui HCRD dan Ketua Yayasan
55.4 Peringatan Tertulis III (SP III)
- Peringatan Tertulis III (Ketiga) diberikan kepada pegawai karena melakukan
pelanggaran kategori berat serta mengulang kembali pelanggaran kategori
sedang dengan sengaja setelah diberikan peringatan tertulis II, dan dapat
diberikan tanpa melalui pemberian SP II;
- Masa berlaku Peringatan tertulis III (Ketiga) adalah 6 (enam) bulan
terhitung mulai waktu penetapan
- Peringatan ini merupakan tindakan pembinaan terakhir, apabila pegawai
melakukan pelanggaran disiplin kerja yang sama ataupun yang berbeda pada
masa berlakunya peringatan tersebut, maka PHK akan diberlakukan.
- Peringatan kategori ini akan mempengaruhi kenaikan gaji, bonus kinerja,
promosi jabatan
- Surat Tertulis III (SP III) dikeluarkan dan di tandatangi oleh Mudir dan
HCRD dengan mengetahui Ketua Yayasan

Pasal 56
Alur Pemberian Konsekuensi
56.1 Bagi pegawai yang tidak memenuhi peraturan/tata tertib lembaga yang berlaku
akan dikenakan sanksi/konsekuensi, dengan urutan sebagai berikut:
Jenis Pelanggaran Sanksi
Ringan a. Teguran / peringatan lisan tercatat
b. Peringatan Tertulis
c. Surat Peringatan I (atasan langsung) jika
mengulang
Sedang a. Surat Peringatan II (atasan langsung dan
Mudir Umum)
a. Peringatan Tertulis III atau terakhir
Berat (Mudir Umum dan HCRD
b. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh
HCRD dan Ketua Yayasan

56.2 Pegawai yang melakukan pelanggaran berat sebagaimana dinyatakan dalam


pasal di atas dapat langsung diputus hubungan kerjanya (PHK) tanpa harus
menunggu ketetapan hukum tetap dan tanpa harus melalui urutan sanksi yang
ditetapkan dalam pasal di atas. Lembaga tidak akan memberikan pesangon dan
penghargaan masa kerja.
56.3 Semua sanksi yang dikeluarkan oleh pihak lembaga kecuali peringatan lisan akan
ditandatangani (counter signed) oleh Pegawai bersangkutan.
48
56.4 Tindakan sanksi tersebut merupakan salah satu bahan untuk penilaian konduite
Pegawai pada saat dilakukan penilaian oleh atasan.
56.5 Pelanggaran sebagaimana yang diatur dalam pasal di atas namun dilakukan
berulang, dapat dinaikkan tingkatan sanksi peringatannya atau dianggap
sebagai pelanggaran berat.
56.6 Pegawai yang melakukan pelanggaran akan diberikan peringatan tertulis secara
bertahap sesuai dengan tingkatan pelanggarannya.
56.7 Masa berlakunya semua Surat Peringatan (SP) baik SP I, SP II, maupun SP III
adalah masing-masing selama 6 (enam) bulan. Dalam masa peringatan tersebut,
diharapkan pegawai dapat melakukan perbaikan sikap, perilaku, dan
kinerjanya.
56.8 Seorang pegawai yang masih dalam masa suatu peringatan kemudian
melakukan pelanggaran lain, maka kepadanya akan diberikan peringatan satu
tingkat selanjutnya yang masanya dihitung sejak berlakunya surat peringatan
tersebut.
56.9 Seorang pegawai yang masih dalam masa suatu peringatan kemudian
melakukan pengulangan pelanggaran yang sama, maka kepadanya akan
diberikan peringatan kedua yang masanya dihitung sejak berlakunya surat
peringatan tersebut.
56.10 Skorsing dapat dikenakan kepada pegawai yang melakukan pelanggaran Tata
Tertib Sekolah atau tidak menjalankan kewajibannya sesuai dengan peraturan
yang ada.
56.11 Jangka waktu skorsing adalah satu bulan, kecuali menunggu proses PHK.
56.12 Selama menjalani masa skorsing kepada pegawai yang bersangkutan
Tidak dibayarkan tunjangan kehadiran.
56.13 Pegawai yang dikenai skorsing akan ditunda kenaikan pangkat/gajinya
selama 1 (satu) tahun.
56.14 Pemutusan Hubungan Kerja dapat diambil sebagai langkah terakhir oleh
pihak lembaga, apabila tidak ada perbaikan yang dicapai oleh pihak pegawai
yang mendapatkan peringatan atau skorsing.
56.15 Pelanggaran yang tidak tercantum dalam pasal di atas akan ditentukan
tingkatannya berdasarkan hasil rapat manajemen lembaga

Pasal 57
Penanganan dan Penegakan Tindak Disiplin
Ketentuan Umum:
57.1 Yayasan dan pegawai harus menyadari bahwa disiplin adalah salah satu pilar
utama di dalam Yayasan ini untuk mencapai tujuan bersama.
57.2 Yayasan dan Pekerja wajib mewujudkan dan meningkatkan disiplin yang baik,
saling menghargai, dan mengakui hak dan kewajiban serta tanggung jawab
antara yayasan dan anggota di dalamnya termasuk bawahan tanpa terkecuali,
agar semua yang termuat dalam BPK ini dapat dilaksanakan dalam rangka
menciptakan suasana kerja yang harmonis, efisien, efektif, produktif dan
berkeadilan.
49
57.3 Setiap tindakan disiplin yang diberikan kepada pekerja harus dicatatat oleh
yayasan melalui HCRD dengan menggunakan lembaran Tindakan Disiplin dan
ditandatangani oleh pegawai. Tindakan Disiplin akan tetap berlaku meskipun
pegawai menolak menandatangani.
57.4 Setiap pernyataan yang dicatatat dalam lembaran Tindakan Disiplin harus
menggunakan Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris agar dapat dimengerti.
57.5 Yayasan menjamin kebijakan tindakan disiplin dilakukan dengan tepat, terukur
dan adil bagi semua pegawai tanpa terkecuali sesuai dengan BPK ini atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
57.6 Tindakan disiplin peringatan tertulis akan mempengaruhi promosi ketika sedang
masa pengajuan.
57.7 Yayasan mendokumentasikan semua tindakan disiplin yang diberikan kepada
pegawai
57.8 Dokumen tindakan disiplin dikelola dengan baik oleh HCRD
57.9 Semua kepala divisi wajib memberikan masukan dan arahan selalu kepada
bawahanya dan tetap mengkoordinasikan kepada HCRD semua pelanggaran
yang terjadi di departemen itu oleh bawahannya.

Pasal 58
Pelaporan Pelanggaran Disiplin Kerja
58.1 Setiap pegawai wajib melaporkan adanya dugaan pelanggaran disiplin kerja
yang dilakukan oleh pegawai lainya yang diketahuinya kepada HCRD melaui
media elektronik maupun menemui langsung.
58.2 Laporan pelanggaran tersebut secara singkat menerangkan:
- Siapa yang diduga melakukan pelanggaran disiplin kerja
- Apa pelanggaran didiplin tersebut
- Kapan (hari, tanggal dan waktu) terjadinya
- Dimana pelanggaran terjadi
- Siapa saja yang turut menyaksikan pelanggaran tersebut
- Keterangan lain yang perlu disampaikan.
58.3 Setiap laporan pelanggaran disiplin kerja sekurang-kurangnya menerangkan
mengenai ketentuan di atas
58.4 HCRD Mencatat laporan dugaan pelanggaran segera setelah menerima laporan
dugaan pelanggaran disiplin kerja dan melengkapi keterangan kemudian
menyampaikan kepada yayasan untuk diputuskan untuk memberikan tindakan.
58.5 Setiap petugas keamanan yang mendapati pegawai tertangkap tangan
melakukan pelanggaran wajib memberitahukan HCRD dan yayasan agar di
tindak.
58.6 Pelanggaran kategori merugikan asset yayasan bisa melibatkan pihak yang
berwajib dengan melakukan proses investigasi terlebih dahulu.

50
Pasal 59
Verifikasi Dugaan Pelanggaran
59.1 HCRD melakukan verifikasi terhadap formulir dugaan pelanggar yang masuk
59.2 Sehubungan dengan proses verifikasi ini HCRD berkewajiban dan berwenang
untuk memeriksa dan melengkapi:
- Keterangan dari saksi
- Barang bukti
- Bukti surat, screenshoot whatsapp/media sosial
- Data elektronik
59.3 Berdasarkan keterangan dalam pemeriksaan HCRD membuat laporan verifikasi
59.4 Verifikasi dilakukan sesegera mungkin setelah laporan dugaan pelanggaran
diterima oleh HCRD

Pasal 60
Investigasi Pelanggaran
60.1 Pada pelanggaran disiplin kerja dengan ancaman PHK maka perlu dibentuk tim
investigasi atas persetujuan Yayasan
60.2 Tim Investigasi dapat terdiri dari:
- Yayasan
- HCRD
- Dewan Mudir
60.3 Kategori pelanggaran yang membutuhkan tenaga ahli bisa menggunakan bantuan
tim Audit Internal, ekternal atau Penegak Hukum
60.4 Investigasi dilakukan secara rapi, dan terstruktur agar tidak menimbulkan
kekacauan.
60.5 Hasil investigasi bisa dirapatkan bersama dengan Yayasan dan segera
memutuskan tindakan yang akan diberikan kepada pelaku penaggaran tersebut.

Pasal 61
Proses Pembuktian
61.1 Bukti-bukti atas suatu dugaan pelanggaran kerja adalah:
- Pegawai tertangkap tangan saat melakukan pelanggaran tersebut
- Pengakuan dari pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin kerja
- Keterangan setidaknya 2 (dua) saksi yang melihat, mendengar, mengalami
dan/atau terlibat dugaan pelanggran tersebut
- Surat, termasuk print out email, screenshoot media sosial, keterangan dokter
atau visum et repertum, laporan kepala divisi/departemen, daftar hadir yang
menerangkan dugaan pelanggran disiplin tersebut.
- Data elektronik, terrmasuk rekaman suara, gambar atau cctv yang merekam
dugaan pelanggaran tersebut.
- Barang bukti yang digunakan untuk melakukan atau hasil dari dugaan
pelanggaran disiplin kerja
- Keterangan saksi ahli jika diperlukan
51
61.2 Kecuali dalam hal tertangkap tangan diatas maka setidaknya dibutuhkan 2 (dua)
bukti pembuktian yang diatur dalam poin diatas

Pasal 62
Penyelesaian Masalah
62.1 Setiap pegawai yang mempunyai masalah, dapat disampaikan secara tertulis
kepada atasan langsung, untuk dapat diselesaikan selambat-lambatnya 3 (tiga)
hari setelah masalah disampaikan.
62.2 Apabila tidak selesai, masalah diteruskan kepada Kepala Bidang terkait untuk
dapat diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 3 hari sejak masalah
disampaikan.
62.3 Apabila tidak selesai, selambat-lambatnya satu pekan sejak masalah
disampaikan, penyelesaiannya harus diputuskan dalam surat keputusan lembaga
atau pejabat yang ditunjuk.

52
BAB X
PENGAKHIRAN DAN
PEMBERHENTIAN PEGAWAI

Pasal 63
Ketentuan Umum Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan tindakan disiplin terakhir setelah usaha
pencegahan dan pembinaan serta perbaikan tidak membuahkan hasil yang memuaskan
atau gagal, kecuali terhadap tindakan tertentu yang dimungkinkan untuk diambil
tindakan PHK oleh lembaga sesuai Peraturan Yayasan dan atau perundang-undangan
ketenagakerjaan yang berlaku.

Pasal 64
Jenis Pengakhiran Hubungan Kerja
64.1 PHK karena pelanggaran disiplin dilakukan karena melakukan pelanggaran
ketentuan perusahaan sudah diatur didalam BPK ini. Perusahaan dapat
melakukan PHK setelah pekerja yang bersangkutan diberikan peringatan
tertulis pertama, kedua dan ketiga secara akumulatif dan atau berturut-turut
64.2 PHK karena mangkir 5 (lima) hari sebagaimana diatur dalam pasal 81 angka 42
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dapat diputus
hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri. Oleh karenanya
lembaga tidak akan menempuh keseluruhan proses ini melainkan
menyampaikan kepada pegawai perihal pengunduran diri tersebut
64.3 PHK Karena tindak pidana dilakukan karena pegawai ditahan oleh pihak yang
berwajib atas tindak pidana sesuai dengan ketentuan perusahaan dan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.
64.4 PHK dalam masa percobaan, dimana lembaga atau pekerja berhak untuk
memutuskan hubungan kerja setiap saat pada masa percobaan sebagaimana
diatur dalam ketentuan perusahan dan atau peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan yang berlaku. Apabila PHK pada masa percobaan ini dan
ternyata pekerja tersebut dalam keadaan sakit, maka pelaksanaan pemulangan
pekerja ketempat penerimaan ditunda sampai yang bersangkutan dianggap
sembuh atau diijinkan untuk pulang oleh Yayasan.
64.5 PHK atas permintaan pekerja (Pengunduran Diri) adalah pegawai yang
mengundurkan diri setelah menyelesaikan masa kontrak (PKWT dan/atau
PKWTT) dengan mengajukan permohonan tertulis kepada HCRD langsung
atau kepala Divisi/Departemen paling sedikit 30 (Tiga Puluh) hari sebelum
tanggal berlaku pengunduran diri tersebut, kecuali apabila yayasan menentukan
lain. Pembayaran akhir kepada pegawai yang mengundurkan diri secara baik
dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yayasan akan memberikan surat rekomendasi.
53
64.6 PHK karena perubahan status/restrukturisasi organisasi yayasan dilakukan
karena perubahan status ini termasuk penggabungan, peleburan atau perubahan
yang ditentukan oleh Yayasan, penyelesaianya dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
64.7 PHK Karena yayasan tutup yang disebabkan kerugian dapat disebabkan karena
yayasan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun atau
keadaan memaksa (force majeur) Dalam hal PHK dimaksud, penyelesaianya
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang
berlaku.
64.8 PHK karena pekerja meninggal dunia, dalam hal PHK ini penyelesaiannya
dilakukan sesuai dengan ketentuan yayasan dan atau peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan yang berlaku.
64.9 PHK karena pekerja mencapai usia pensiun normal yaitu pekerja yang telah
mencapai usia pensiun menurut BPK ini. Pemberitahuan PHK karena pensiun
dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari dimuka kepada pegawai dimuka
kecuali disetujui lain oleh kedua belah pihak sesuai dengan BPK dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal terjadi PHK karena mencapai
usia pension ini, perusahaan akan membantu pegawai untuk mengurus dana
pensiun yayasan, Jaminan Hari Tua serta pembayaran dan atau tunjangan
terkait lainya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
64.10 PHK karena pegawai yang tidak mampu bekerja akibat sakit/kecelakaan baik
dalam hubungan kerja maupun diluar hubungan kerja. Dalam hal PHK
dimaksud penyelesaianya dilakukan sesuai dengan ketentuan yayasan dan atau
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

Pasal 65
PHK Karena Tindak Pidana
65.1. Proses pidana hanya akan terlebih dahulu dilakukan dalam hal pekerja
melakukan kesalahan berat di lingkungan kerja sebagai berikut:
- Memakai dan mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat adiktif
- Melakukan kejahatan terhadap nyawa (pembunuhan)
- Melakukan kejahatan seksual dan sejenisnya.
65.2 Selain dari kesalahan berat tersebut di atas, maka yayasan dapat menempuh
upaya penyelesaian melalui proses pidana atau menempuh upaya lembaga yang
berwenang.

54
Pasal 66
Penjelasan Umum
66.1 Pemutusan hubungan kerja dapat terjadi karena:
a. Pegawai mengundurkan diri atas permintaan pegawai sendiri
b. Pegawai meninggal dunia.
c. Pegawai dinyatakan mangkir
d. Pegawai mencapai batas usia kerja (sesuai kebijakan).
e. Pegawai terkena pasal Tindakan Disiplin
66.2 Pegawai melakukan pelanggaran berat yang dinyatakan dalam pasal Tindakan
Disiplin
66.3 Pegawai yang mengundurkan diri atas permintaan Pegawai sendiri, meninggal
dunia, atau mencapai batas usia kerja, akan diberhentikan dengan hormat.
66.4 Pegawai yang melakukan pelanggaran berat, akan diberhentikan dengan tidak
hormat dan diproses sesuai pasal PHK

Pasal 67
Pengunduran Diri
67.1 Apabila Pegawai mengundurkan diri, maka Pegawai tersebut harus
memberitahukan kepada pihak unit dan HCRD. Sesuai dengan etika dan moral
bahwa program pendidikan dibuat dalam satu tahun pelajaran dan harus berjalan
dalam satu tahun pelajaran, oleh karena itu untuk tidak mengganggu program
pendidikan bagi pegawai yang akan mengundurkan diri, surat pemberitahuan
kepada pihak Lembaga (HCRD) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bagi Tenaga Pendidik dan Kependidikan (Guru, Musyrif/ah, IT, Admin, BK,
UKS, dan Staf lain) paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun
pelajaran berlangsung.
b. Bagi Pimpinan (Manager/Mudir/Kepala Unit/Biro) paling lambat 3 (tiga)
bulan sebelum berakhirnya tahun pelajaran dan terlebih dahulu
menyelesaikan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Bagi General Affair-Building Development (Security / OB-OG / MEP /
Kitchen / Loundry / Koperasi) paling lambat 1 (satu) bulan sebelumnya.
67.2 Tahun pelajaran dimulai pada tanggal 1 Juli dan diakhiri pada tanggal 30 Juni
tahun berikutnya.
67.3 Pegawai yang mengundurkan diri tidak akan mendapatkan gaji dibulan yang
berjalan
67.4 Pegawai yang mengundurkan diri/resign sebelum masa berakhirnya kontrak
kerja akan mendapatkan sanksi ganti rugi (Pinalty) sebesar satu kali GPB dikali
sisa waktu/bulan yang akan ditinggalkan
67.5 Pegawai yang non aktif wajib mengembalikan semua fasilitas yang diberikan
(seragam, atribut/tanda pengenal, serta hal lain yang melekat)

55
Pasal 68
Pemberhentian Pegawai Dengan Terhormat
68.1 Pemberhentian pegawai atas permintaan sendiri diatur sebagai berikut :
a. Bagi seluruh pegawai yang akan mengundurkan diri harus mengajukan surat
permohonan resmi disampaikan kepada Lembaga melalui pimpinan unit
masing-masing sekurang-kurangnya 3 bulan sebelumnya.
b. Setelah surat tersebut disetujui pimpinan unit terkait, pegawai tersebut masih
diwajibkan bekerja sampai batas waktu yang telah ditentukan.
68.2 Pemberhentian dari lembaga dapat terjadi karena :
a. Pegawai meninggal dunia.
b. Pegawai sakit lebih dari 1 (satu) tahun/tidak sehat jasmani dan rohani
c. Pegawai telah mencapai masa pensiun (jika tidak dikaryakan kembali)
d. Masa kontrak (PKWT) berakhir.
e. Adanya penyederhanaan/penyesuaian pegawai.

Pasal 69
Pemberhentian Pegawai Dengan Tidak Terhormat
69.1 Pegawai diberhentikan dengan tidak hormat apabila yang bersangkutan
melanggar peraturan yang masuk dalam kategori pelanggaran berat.
69.2 Pegawai yang diberhentikan dengan tidak hormat, tidak mendapat pesangon dan
uang jasa, maupun sejenisnya.
69.3 Tidak adanya pemberian surat keterangan atau pengalaman bekerja (Paklarin)
bagi pegawai yang melakukan pelanggaran berat.

56
BAB XI
LAIN-LAIN

Pasal 70
Keadaan Memaksa/Force Majure

Bilamana ketentuan Pasal-Pasal tertulis diatas tidak terlaksana dikarenakan keadaan


diluar kendali keadaan normal/keadaan terpaksa, seperti Musibah, bencana alam,
keadaan ekonomi sulit dan atau kondisi Yayasan yang tidak stabil; Maka ketentuan
atau Peraturan lain akan diatur berdasarkan Surat Keputusan Yayasan.

Pasal 71
Penutup
71.1. Buku Pedoman Kepegawaian ini dibagikan kepada setiap pegawai untuk
dipahami dan dilaksanakan.
71.2 Apabila terdapat syarat-syarat kerja dalam Peraturan Yayasan yang kurang atau
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka batal
demi hukum dan yang diberlakukan adalah peraturan perundangan yang berlaku.
71.3 Hal-hal yang tidak tercantum dalam Peraturan Yayasan ini diberikan dalam
bentuk Surat Keputusan lain dalam bentuk Addendum.
71.4 Buku Pedoman Kepegawaian Yayasan Al-Sudais Indonesia ini berlaku sejak
tanggal mulai ditetapkan, dan akan dilaksanakan peninjauan kembali/evaluasi
tiap 3 (tiga) tahun dengan mengikuti dinamika peraturan yang ada.
71.5 Amandemen Peraturan Yayasan (PY) ini akan dilakukan bilamana diperlukan
penyesuaian yang terjadi menurut peraturan perundang-undangan yang ada.

Bogor, 30 Januari 2023

57
JENIS-JENIS PELANGGARAN DAN SANKSINYA

Jenis Sanksi
No. Macam Pelanggaran
Tercatat SP I SP II SP III PHK

1. Terlambat masuk kerja atau


pulang lebih awal selama 3 (tiga) Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
kali dalam sebulan tanpa
keterangan.
2. Tidak masuk kerja 2 (dua) hari
dalam sebulan tanpa keterangan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
yang sah.
3. Tidak melakukan fingerprint Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
tanpa keterangan yang sah.
4. Tetap membuat kotor tempat
kerja atau membiarkan tempat
kerja dalam keadaan kotor Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
setelah ditegur atasan sebanyak 3
(tiga) kali dalam sebulan.
5. Atasan tidak memberikan sanksi
kepada bawahan yang
melanggar disiplin sepekan
setelah pelanggaran, dan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
berubah menjadi SP I jika dalam
waktu satu bulan atasannya
masih belum memberikan
sanksi.
6. Tidak memakai seragam dan ID
Card yang ditentukan oleh Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
lembaga.
7. Mengisi jam kehadiran yang Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
tidak sesuai dengan waktunya.
8. Membubuhkan paraf dan jam
kehadiran pada daftar hadir Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
bukan pada waktu yang
diharuskan hadir.
9. Memerintahkan orang lain untuk
membubuhkan kehadiran Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
miliknya atau membubuhkan
milik orang lain.
10. Tidak mengikuti rapat general Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
dan kajian rutin khusus pegawai.

58
Jenis Sanksi
No. Macam Pelanggaran
Tercatat SP I SP II SP III PHK

11. Tidak melaporkan perubahan


data pribadi untuk kepentingan Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
adminstrasi lembaga.
12. Melakukan pelanggaran lain
yang dapat dipandang setara Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
dengan yang disebutkan di atas.
13. Meminta dan atau memberi
komisi kepada pegawai lainnya - Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
dan pihak ketiga untuk
kepentingan pribadi.
14. Tidak melindungi, memelihara
atau menjaga sarana kerja yang
menjadi tanggung jawabnya - Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
yang mengakibatkan hilang atau
rusaknya sarana tersebut.
15. Menolak perintah atau
penugasan yang layak dari - Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
atasan yang berkaitan dengan
operasional lembaga.
16. Menyalahgunakan fasilitas
lembaga untuk kegiatan yang - Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
tidak berhubungan dengan
kepentingan lembaga.
17. Tidak masuk kerja tanpa alasan
yang jelas selama 3 (tiga) hari - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
berturut-turut.
18. Menjadi pengurus organisasi - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
masa/lembaga lainnya.
19. Berta’ashub pada organisasi
masa, harokah, dan paham - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
tertentu.
20. Mencukur jenggot, isbal, dan - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
memakai celana ketat.
21. Tidak mau melakukan presensi - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
(finger print)
22. Tidak mengikuti musyawarah
kerja lembaga dan rapat kerja - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
Unit Kerja tanpa alasan yang
jelas.

59
Jenis Sanksi
No. Macam Pelanggaran
Tercatat SP I SP II SP III PHK

23. Mengadakan rapat di lingkungan


lembaga yang tidak berkaitan - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
dengan kegiatan lembaga.
24. Melakukan pelanggaran lain
yang dapat dipandang setara - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
dengan yang disebutkan di atas.
25. Tidak masuk kerja selama 4
(hari) hari berturut-turut tanpa - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
alasan yang jelas.
26. Menggunakan fasilitas atau
sarana milik lembaga untuk - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
kepentingan pribadi atau
kegiatan di luar lembaga.
27. Terbukti merokok di dalam - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
lingkungan kerja.
28. Melakukan pelanggaran lain
yang dapat dipandang setara - - Ke-1 Ke-2 Ke-3
dengan yang disebutkan di atas.
29. Tidak masuk kerja selama 5
(lima) hari berturut-turut tanpa - - - Ke-1 Ke-2
alasan yang jelas.
30. Bekerja di lembaga/tempat lain - - - Ke-1 Ke-2
tanpa ijin.
31. Tidak cakap melakukan
pekerjaan walaupun sudah
diberikan kesempatan sebanyak - - - Ke-1 Ke-2
2 (dua) kali periode penilaian
kerja.
32. Bersikap kasar, tidak sopan,
lancang, bicara kotor, atau
meremehkan atasan, rekan kerja, - - - Ke-1 Ke-2
dan atau mitra kerja lembaga di
hadapan pegawai lainnya.
33. Melakukan pelanggaran lain
yang dapat dipandang setara - - - Ke-1 Ke-2
yang dengan disebutkan di atas.
34. Tidak masuk kerja selama
minimal 6 (enam) hari kerja - - - - Ke-1
berturut-turut tanpa alasan yang
jelas, setelah melalui
60
Jenis Sanksi
No. Macam Pelanggaran
Tercatat SP I SP II SP III PHK

pemanggilan sebanyak 2 (dua)


kali secara tertulis.
35. Melakukan penipuan, pencurian,
atau penggelapan barang dan - - - - Ke-1
atau uang milik lembaga.
36. Memberikan keterangan palsu
atau yang dipalsukan sehingga - - - - Ke-1
merugikan lembaga.
37. Terbukti memakai dan atau
mengedarkan narkotika,
psikotropika, dan zat sejenis - - - - Ke-1
lainnya di dalam maupun di luar
lingkungan kerja.
38. Membenarkan dan melakukan - - - - Ke-1
perbuatan syirik dan bid’ah.
39. Melakukan perbuatan asusila,
perjudian, riba, dan perbuatan - - - - Ke-1
kriminal lainnya
40. Membocorkan rahasia lembaga
yang mengakibatkan pegawai - - - - Ke-1
lainnya resah.
41. Membujuk teman sekerja atau
pimpinan lembaga untuk
melakukan perbuatan yang - - - - Ke-1
bertentangan dengan peraturan
kepegawaian.
42. Dengan ceroboh atau sengaja
membiarkan teman sekerja atau - - - - Ke-1
pimpinan dalam keadaan bahaya
di tempat kerja.
43. Melakukan perbuatan lainnya di
lingkungan lembaga yang - - - - Ke-1
diancam pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih.
44. Menyerang, menganiaya,
mengancam, atau
mengintimidasi teman sekerja, - - - - Ke-1
pimpinan lembaga atau staf
Mitra lembaga.

61
Jenis Sanksi
No. Macam Pelanggaran
Tercatat SP I SP II SP III PHK

45. Menjadi simpatisan, aktivis, dan - - - - Ke-1


pengurus partai politik.
46. Menjadi CPNS atau pegawai - - - - Ke-1
pada instansi lain.
47. Menghukum peserta didik yang
mengakibatkan cacat, luka atau - - - - Ke-1
sakit fisik dan psikis secara
permanen.
48. Mengajak dan atau mendatangi - - - - Ke-1
tempat-tempat maksiat.
49 Menyampaikan, mengedarkan,
mempertontonkan atau
melakukan hal-hal yang bersifat - - - - Ke-1
pornografi dan pornoaksi dalam
bentuk dan media apapun.
50 Membina hubungan khusus yang
melanggar etika, budaya,
ataupun agama dengan sesama - - - - Ke-1
pegawai dalam kondisi di mana
salah satu atau kedua pegawai
masih mempunyai suami/istri;
51 Melakukan pelanggaran lain
yang dapat dipandang setara - - - - Ke-1
dengan yang disebutkan di atas.

62
Diketahui oleh Wakil Yayasan Al Sudais Indonesia

NO NAMA UNIT/DIVISI TANDA TANGAN

Marullah
1 Ketua Yayasan
Marzuq

2 Zainal Abidin Sekretaris Yayasan

3 Viedy D. Aditya HCRD Manager

4 Andi Gunawan Mudir Litbang

5 Ryan Hidayat Mudir Sekolah Banin

6 M. Asadullah Mudir Sekolah Banat

7 Mushobirin Manager GA

8 Taufik Manager Unit Usaha

9 Syahrul Manager Humas

10 Rudi Karijono Manager Building Dev.

11 Suworo Manager Marketing

12 R. Taopik Manager Keuangan

13 Iskandar Jayadi Ketua Mahad Aly

63
64

You might also like