You are on page 1of 8

1.

Pasien Pediatri -> obat sirup (turun panas)


Indikasi
Obat sirup biasa digunakan untuk mengatasi demam pada pasien anak yang tidak bisa menelan tablet
atau kapsul
Efek samping
- Obat sirup dapat menimbulkan efek samping seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare
- Jika seorang anak mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan profesional kesehatan
Kontraindikasi
- Obat sirup sebaiknya tidak diberikan kepada anak yang alergi terhadap salah satu bahannya
- Obat sirup tidak boleh diberikan kepada anak yang memiliki penyakit hati atau ginjal tanpa
berkonsultasi dengan ahli kesehatan
Penyimpanan
- Obat sirup sebaiknya disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung
- Obat sirup harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak

2. Pasien geriatri -> obat salep kulit (gatal-gatal)


Indikasi
- Obat topikal biasa digunakan untuk mengatasi kulit gatal pada pasien geriatri.
- Kulit gatal bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk eksim, psoriasis, dan reaksi alergi.
Cara pemberian
- Obat topikal harus dioleskan ke area yang terkena sesuai dengan petunjuk pada label
atau seperti yang diarahkan oleh ahli kesehatan.
- Daerah yang terkena harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum mengoleskan obat.
- Obat harus dioleskan dalam lapisan tipis dan digosok dengan lembut.
Efek samping
- Obat topikal dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi kulit, kemerahan, dan
gatal-gatal.
- Jika pasien mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan profesional
kesehatan.
Kontraindikasi
- Obat topikal tidak boleh digunakan pada luka terbuka atau kulit rusak.
- Obat topikal tidak boleh digunakan pada area kulit yang terinfeksi atau mengalami
ruam tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Penyimpanan
- Obat topikal harus disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari
langsung.
- Obat topikal harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
2. Pasien dewasa -> obat inhalasi
Indikasi
- Obat inhalasi biasanya digunakan untuk mengobati kondisi pernafasan seperti asma,
penyakit paru obstruktif kronik (COPD), dan bronkitis.
- Obat inhalasi juga dapat digunakan untuk mengantarkan obat langsung ke paru-paru,
sehingga lebih efektif dibandingkan obat oral untuk kondisi tertentu.
Cara pemberian
- Obat inhalasi harus diberikan sesuai dengan petunjuk pada label atau seperti yang
diarahkan oleh profesional kesehatan.
- Obat harus diberikan menggunakan alat nebulizer atau inhaler.
- Pasien harus menghirup obat dalam-dalam ke paru-parunya dan menahan napas
selama beberapa detik sebelum menghembuskan napas.
Efek samping
- Obat yang dihirup dapat menimbulkan efek samping seperti batuk, mengi, dan iritasi
tenggorokan.
- Jika pasien mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan profesional
kesehatan.
Kontraindikasi
- Obat inhalasi tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap salah satu
bahannya.
- Obat inhalasi tidak boleh digunakan sebagai obat penyelamat untuk gejala yang tiba-
tiba tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Penyimpanan
- Obat inhalasi harus disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari
langsung.
- Obat inhalasi harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
3. Pasien dewasa -> obat suppositoria
Indikasi
- Obat supositoria biasanya digunakan untuk mengobati kondisi seperti sembelit, wasir,
dan demam.
- Obat supositoria juga dapat digunakan untuk mengantarkan obat langsung ke rektum,
sehingga lebih efektif dibandingkan obat oral untuk kondisi tertentu.
Cara pemberian
- Obat supositoria harus diberikan sesuai dengan petunjuk pada label atau sesuai
arahan ahli kesehatan.
- Pasien harus berbaring miring dengan satu kaki ditekuk dan kaki lainnya lurus.
- Supositoria harus dimasukkan dengan hati-hati ke dalam rektum menggunakan jari
atau aplikator.
- Pasien harus tetap berbaring selama beberapa menit agar supositoria larut.
Efek samping
- Obat supositoria dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi pada dubur, rasa
terbakar, dan gatal-gatal.
- Jika pasien mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan profesional
kesehatan.
Kontraindikasi
- Obat supositoria tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap salah satu
bahannya.
- Obat supositoria tidak boleh digunakan pada pasien yang mengalami pendarahan atau
peradangan rektum tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Penyimpanan
- Obat supositoria harus disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari
langsung.
- Obat supositoria harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
4. Pasien gangguan kejiwaan -> obat tablet
Indikasi
- Obat biasanya digunakan untuk mengobati gangguan kesehatan mental seperti
depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia.
- Obat juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi lain seperti tekanan darah tinggi
dan diabetes.
Cara pemberian
- Obat harus diberikan sesuai dengan petunjuk pada label atau seperti yang diarahkan
oleh profesional kesehatan.
- Obatnya bisa berbentuk tablet, kapsul, atau suntikan, tergantung obatnya.
- Pasien harus meminum obat sesuai resep dan tidak boleh berhenti minum obat tanpa
berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Efek samping
- Obat dapat menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, pusing, dan
mengantuk.
- Beberapa obat juga dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius seperti
penambahan berat badan, disfungsi seksual, dan peningkatan risiko bunuh diri.
- Jika pasien mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan profesional
kesehatan.
Kontraindikasi
- Obat tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap bahan apa pun.
- Obat tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti
penyakit hati atau ginjal, tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Penyimpanan
- Obat harus disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari langsung.
- Obat harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak.

5. Pasien Pediatri -> obat diare (sirup)


Indikasi
- Obat sirup biasa digunakan untuk mengatasi diare pada pasien anak.
- Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain infeksi virus atau bakteri,
alergi makanan, dan obat-obatan tertentu.
Cara pemberian
- Obat sirup harus diberikan sesuai dengan petunjuk pada label atau seperti yang
diarahkan oleh ahli kesehatan.
- Dosisnya harus berdasarkan berat badan dan usia anak.
- Obat sirup harus diberikan dengan sendok takar atau alat suntik untuk memastikan
dosis yang akurat.
Efek samping
- Obat sirup dapat menimbulkan efek samping seperti sakit perut, mual, muntah, dan
diare.
- Jika seorang anak mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan
profesional kesehatan.
Kontraindikasi
- Obat sirup sebaiknya tidak diberikan kepada anak yang alergi terhadap salah satu
bahannya.
- Obat sirup tidak boleh diberikan kepada anak-anak yang mengalami dehidrasi parah
atau ada darah di tinja tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan.

Penyimpanan
- Obat sirup sebaiknya disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari
langsung.
- Obat sirup harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
6. Pasien dewasa (salep mata)
Indikasi
- Obat salep mata biasa digunakan untuk mengatasi infeksi mata, peradangan, dan
kekeringan.
- Obat salep mata juga dapat digunakan untuk memberikan obat langsung ke mata,
sehingga lebih efektif dibandingkan obat oral untuk kondisi tertentu.
Cara pemberian
- Obat salep mata sebaiknya diberikan sesuai petunjuk pada label atau sesuai arahan
ahli kesehatan.
- Pasien harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah mengoleskan salep.
- Pasien harus memiringkan kepala ke belakang dan menarik kelopak mata bagian
bawah untuk membuat kantong kecil.
- Salep harus dimasukkan ke dalam saku dan pasien harus menutup mata selama
beberapa detik agar salep menyebar.
Efek samping
- Obat salep mata dapat menimbulkan efek samping seperti penglihatan kabur, perih,
dan rasa terbakar.
- Jika pasien mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan profesional
kesehatan.
Kontraindikasi
- Obat salep mata sebaiknya tidak digunakan oleh pasien yang alergi terhadap salah
satu bahannya.
- Obat salep mata tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki kondisi medis
tertentu, seperti glaukoma, tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Penyimpanan
- Obat salep mata sebaiknya disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar
matahari langsung.
- Obat salep mata sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak-anak.

7. Pasien geriatri (tetes hidung)


Indikasi
- Obat tetes hidung biasa digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat, alergi, dan
infeksi sinus pada pasien geriatri.
- Obat tetes hidung juga dapat digunakan untuk mengalirkan obat langsung ke saluran
hidung, sehingga lebih efektif dibandingkan obat oral untuk kondisi tertentu.
Cara pemberian
- Obat tetes hidung harus diberikan sesuai dengan petunjuk pada label atau sesuai
arahan ahli kesehatan.
- Pasien harus membuang ingus sebelum menggunakan obat.
- Pasien harus memiringkan kepalanya ke belakang dan memasukkan obat ke dalam
satu lubang hidung.
- Pasien harus bernapas dengan lembut melalui hidung dan kemudian menghembuskan
napas melalui mulut.
- Proses ini harus diulangi untuk lubang hidung lainnya.

Efek samping
- Obat tetes hidung dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi pada hidung, rasa
terbakar, dan perih.
- Jika pasien mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan profesional
kesehatan.
Kontraindikasi
- Obat tetes hidung tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap salah satu
bahannya.
- Obat tetes hidung tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki kondisi medis
tertentu, seperti tekanan darah tinggi, tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Penyimpanan
- Obat tetes hidung sebaiknya disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar
matahari langsung.
- Obat tetes hidung harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
8. Pasien dengan gangguan pendengaran (tetes telinga)
Indikasi
- Obat tetes telinga biasanya digunakan untuk mengobati infeksi telinga, peradangan,
dan penumpukan kotoran pada pasien dengan gangguan pendengaran.
- Obat tetes telinga juga dapat digunakan untuk memberikan obat langsung ke telinga,
sehingga lebih efektif dibandingkan obat oral untuk kondisi tertentu.
Cara pemberian
- Obat tetes telinga harus diberikan sesuai dengan petunjuk pada label atau sesuai
arahan ahli kesehatan.
- Pasien harus berbaring miring dengan telinga yang terkena menghadap ke atas.
- Daun telinga harus ditarik perlahan ke bawah dan ke belakang untuk meluruskan
saluran telinga.
- Obat harus diteteskan ke dalam liang telinga dan pasien harus tetap berbaring selama
beberapa menit agar obat dapat menyebar.
Efek samping
- Obat tetes telinga dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi telinga, gatal, dan
rasa terbakar.
- Jika pasien mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan profesional
kesehatan.
Kontraindikasi
- Obat tetes telinga tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap salah satu
bahannya.
- Obat tetes telinga tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki gendang telinga
atau tabung telinga berlubang tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Penyimpanan
- Obat tetes telinga sebaiknya disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar
matahari langsung.
- Obat tetes telinga harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
9. pasien gangguan jiwa (obat salep mata)
Indikasi
- Obat salep mata biasa digunakan untuk mengatasi infeksi mata, peradangan, dan
kekeringan pada pasien gangguan kesehatan mental.
- Obat salep mata juga dapat digunakan untuk memberikan obat langsung ke mata,
sehingga lebih efektif dibandingkan obat oral untuk kondisi tertentu.

Cara pemberian
- Obat salep mata sebaiknya diberikan sesuai petunjuk pada label atau sesuai arahan
ahli kesehatan.
- Pasien harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah mengoleskan salep.
- Pasien harus memiringkan kepala ke belakang dan menarik kelopak mata bagian
bawah untuk membuat kantong kecil.
- Salep harus dimasukkan ke dalam saku dan pasien harus menutup mata selama
beberapa detik agar salep menyebar.
Efek samping
- Obat salep mata dapat menimbulkan efek samping seperti penglihatan kabur, perih,
dan rasa terbakar.
- Jika pasien mengalami efek samping apa pun, konsultasikan dengan profesional
kesehatan.
Kontraindikasi
- Obat salep mata sebaiknya tidak digunakan oleh pasien yang alergi terhadap salah
satu bahannya.
- Obat salep mata tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki kondisi medis
tertentu, seperti glaukoma, tanpa berkonsultasi dengan ahli kesehatan.
Penyimpanan
- Obat salep mata sebaiknya disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar
matahari langsung.
- Obat salep mata sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak-anak.

1. Di apotek trjd kehilangan barang, stlh ditelusuri dugaan jatuh kpd asisten apoteker senior,
bgaimana cara anda mengatasi permasalahan ini?
- Selidiki kejadiannya: Langkah pertama yang dilakukan adalah menyelidiki kejadian
tersebut secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab hilangnya barang
tersebut. Hal ini mungkin melibatkan peninjauan rekaman keamanan, wawancara
anggota staf, dan pemeriksaan catatan inventaris.
- Atasi masalah dengan staf: Jika penyelidikan mengungkapkan bahwa ada karyawan
yang bertanggung jawab atas barang yang hilang, masalah tersebut harus ditangani
dengan anggota staf yang bersangkutan. Hal ini mungkin memerlukan tindakan
disipliner atau pelatihan tambahan untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa
mendatang.
- Menerapkan kebijakan dan prosedur baru: Untuk mencegah kejadian kehilangan
barang di masa depan, mungkin perlu menerapkan kebijakan dan prosedur baru di
apotek. Hal ini dapat mencakup pengendalian inventaris yang lebih ketat, langkah-
langkah keamanan tambahan, dan pelatihan staf yang lebih sering.
- Berkomunikasi dengan pelanggan: Jika barang yang hilang adalah milik pelanggan,
penting untuk berkomunikasi dengan mereka dan menawarkan penyelesaian. Hal ini
mungkin melibatkan penggantian barang yang hilang atau menawarkan
pengembalian dana atau diskon untuk pembelian di masa mendatang.
- Tindak lanjuti dengan pelanggan: Setelah menyelesaikan masalah, penting untuk
menindaklanjuti dengan pelanggan untuk memastikan bahwa mereka puas dengan
penyelesaiannya dan untuk mengatasi kekhawatiran tambahan yang mungkin mereka
miliki.

2. Ada apoteker yg dtg tepat wkt dan ada bbrp apoteker yg tdk dtg tepat wkt, selaku pimpinan
bgaimana anda mengatasi prmsalahan ini?
- Identifikasi akar permasalahan: Penting untuk mengidentifikasi akar penyebab
masalah. Hal ini mungkin melibatkan pembicaraan dengan apoteker secara individu
untuk memahami alasan mereka terlambat dan mengatasi masalah mendasar.
- Menerapkan konsekuensi: Jika masalah terus berlanjut, mungkin perlu menerapkan
konsekuensi atas keterlambatan. Hal ini dapat mencakup peringatan lisan atau
tertulis, skorsing, atau pemutusan hubungan kerja.
- Memberikan dukungan: Penting untuk memberikan dukungan kepada apoteker
untuk membantu mereka meningkatkan ketepatan waktu. Ini mungkin termasuk
pelatihan tambahan, pendampingan, atau konseling.
- Memimpin dengan memberi contoh: Sebagai seorang pemimpin, penting untuk
memimpin dengan memberi contoh dan mencontohkan ketepatan waktu dan
profesionalisme. Hal ini dapat membantu menciptakan budaya ketepatan waktu dan
akuntabilitas di kalangan apoteker.
3. Seorang asisten apoteker bertugas di pelayanan rawat inap dan satunya lg bertugas di
pelayanan rawat jalan. Dlm hal ini ada kecemburuan ttg tugas dan tanggung jwb, apa yg
anda lakukan selaku pimpinan
- Memberikan pemahaman tentang peran dan tanggung jawab masing-masing asisten
apoteker: Saya akan memberikan pemahaman yang jelas tentang peran dan
tanggung jawab masing-masing asisten apoteker di pelayanan rawat inap dan
pelayanan rawat jalan. Hal ini akan membantu mereka memahami tugas dan
tanggung jawab masing-masing dan mengurangi rasa cemburu.
- Menjelaskan pentingnya kerja sama tim: Saya akan menjelaskan pentingnya kerja
sama tim dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang baik dan memastikan
bahwa pasien mendapatkan perawatan yang optimal. Hal ini akan membantu mereka
memahami bahwa setiap tugas dan tanggung jawab memiliki peran yang sama
pentingnya dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang baik.
- Menetapkan standar kinerja yang jelas: Saya akan menetapkan standar kinerja yang
jelas untuk masing-masing asisten apoteker dan memastikan bahwa mereka
memahami standar tersebut. Hal ini akan membantu mereka fokus pada tugas dan
tanggung jawab mereka dan mengurangi rasa cemburu.
- Memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang: Saya akan memberikan
kesempatan untuk belajar dan berkembang bagi masing-masing asisten
apoteker. Hal ini akan membantu mereka meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan mereka dalam pelayanan kefarmasian dan memastikan bahwa mereka
merasa dihargai dan diakui.
- Mendorong komunikasi terbuka: Saya akan mendorong komunikasi terbuka antara
masing-masing asisten apoteker dan memastikan bahwa mereka merasa didengar
dan dihargai. Hal ini akan membantu mengurangi rasa cemburu dan meningkatkan
kerja sama tim.
4. Seorang asisten apoteker mndapatkan tugas dr apoteker pengelola apotek. smpai deadline
yg ditentukan tugas blm selesai. Apa yg akan anda lakukan
- Meninjau kembali tugas yang diberikan: Saya akan meninjau kembali tugas yang
diberikan oleh apoteker pengelola apotek untuk memastikan bahwa tugas tersebut
realistis dan sesuai dengan kemampuan asisten apoteker.
- Penyediaan bantuan dan dukungan: Saya akan menyediakan bantuan dan dukungan
kepada asisten apoteker untuk membantu mereka menyelesaikan tugas yang
diberikan. Hal ini dapat berupa bantuan dari apoteker senior atau pelatihan
tambahan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
- Konsekuensi dari ketidakselesaan tugas: Saya akan menjelaskan konsekuensi dari
ketidakselesaan tugas yang diberikan oleh apoteker pengelola apotek, seperti
tertundanya pelayanan kefarmasian atau kerugian finansial bagi apotek.
- Menetapkan prioritas: Saya akan membantu asisten apoteker untuk menetapkan
prioritas dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan memastikan bahwa mereka
fokus pada tugas yang paling penting dan mendesak.
- Menjalin komunikasi terbuka: Saya akan menyampaikan komunikasi terbuka dengan
asisten apoteker untuk memastikan bahwa mereka merasa dihargai dan dihargai. Hal
ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan motivasi untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan.

5. Seorang pasien usia 50th marah2 tdk terkendalikan di dpn asisten apoteker di pelayanan.
Asisten apoteker meminta bantuan kpd apoteker. Apa yg akan anda lakukan apabila anda
sbg apoteker senior
- Menenangkan pasien: Saya akan mencoba menenangkan pasien dengan berbicara dengan
nada yang tenang dan ramah. Saya akan meminta pasien untuk menjelaskan masalahnya
dengan jelas dan mencoba memahami perspektif pasien.
- Memberikan solusi: Saya akan mencoba memberikan solusi yang memuaskan bagi pasien. Saya
akan menjelaskan dengan jelas tentang obat yang diberikan dan memberikan alternatif lain jika
obat yang diminta tidak tersedia.
- Menjaga profesionalisme: Saya akan tetap menjaga profesionalisme dan tidak terpengaruh
oleh emosi pasien. Saya akan tetap berbicara dengan sopan dan menghindari konfrontasi.
- Minta bantuan dari asisten apoteker: Saya akan meminta bantuan dari asisten apoteker untuk
membantu menenangkan pasien dan memberikan informasi yang dibutuhkan.
- Evaluasi kembali pelayanan kefarmasian: Saya akan melepaskan kembali pelayanan kefarmasian
yang diberikan dan mencari cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di
apotek.
- Catat kejadian: Saya akan mencatat kejadian tersebut dan memberikan laporan kepada
apoteker pengelola apotek untuk dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan.

You might also like