You are on page 1of 11

501

Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care
ISSN 2527-8487 (Online)

Terapi Komplementer Menggunakan Aromaterapi Minyak Esensial Berpengaruh Terhadap


Insomnia Pada Ibu Menopause di ATMA Home Care Poncokusumo

Ervin Rufaindah1, Patemah2


1,2
Prodi DIII Kebidanan, STIKES Widyagama Husada Malang, Jl. Taman Borobudur Indah 3A
Malang, Jawa Timur, Indonesia
e-mail : ervinrufaindah@widyagamahusada.ac.id

ABSTRACT

Women will experience menopause physiologically at the age of 45 and show different signs & symptoms.
Menopause can cause psychological disturbances like frequent drowsiness, difficulty concentrating, insomnia,
and fatigue. This study aimed to determine the effect of essential oil aromatherapy on insomnia. The pre-
experimental design was used, with the One Group Pretest-Posttest approach to 30 menopausal women with
insomnia in the ATMA Home Care Poncokusumo area, Malang Regency. The sampling technique chosen
was accidental sampling. The data on insomnia was examined by modifying the KSPBJ-IRS-10 questions.
The differences between groups were analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test. The respondents' age
ranged between 46-53 years old (average 48 years), the average length of menopause was two years, and most
graduated from high school, with mild insomnia. After the treatment, the respondents experienced a decrease
in insomnia with a smaller mean score (19.5 to 11.5), p-value = 0.000 <0.05, which means that there was
a significant difference between the score of insomnia. It can be concluded that aromatherapy of essential oils
can reduce the degree of insomnia in menopausal women. It is recommended to properly monitor the evaluation
of the use of aromatherapy online and through home visits, as well as measure the characteristics of respondents.

Keywords: Aromatherapy; insomnia; menopause.

ABSTRAK

Wanita akan mengalami menopause secara fisiologis pada usia 45 tahun dan terdapat
perbedaan setiap gejala yang dialami. Insomnia dapat meninmbulkan gangguan psikologis
berupa sering mengantuk, sulit konsentrasi, dan rasa lelah. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh aromaterapi minyak essensial terhadap insomnia. Desain
penelitian ini menggunakan pre-experimental design, dengan pendekatan One Group Pretest-
Posttest kepada 30 orang ibu menopause dengan insomnia di wilayah ATMA Home Care
Poncokusumo Kabupaten Malang. Teknik sampling yang dipilih yaitu accidental sampling. Data
insomnia dikaji dengan modifikasi kuisioner KSPBJ-IRS-10 soal. Analisa perbedaan antara
nilai pre dan post pada kelompok dikaji dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank
Test. Karakteristik usia responden berkisar antara 46-53 tahun (rerata 48 tahun), rerata lama
menopause dua tahun, tingkat pendidikan SMA, dengan insomnia ringan. Setelah perlakuan
responden mengalami penurunan insomnia ringan dengan rerata skor yang lebih kecil (19,5
menjadi 11,5). Hasil menunjukkan p-value = 0,000 < 0,05 yang artinya ada perbedaan yang
bermakna antara skor insomnia sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Dapat
disimpulkan jika aromaterapi minyak essensial dapat menurunkan derajat insomnia pada
wanita menopause. Direkomendasikan untuk monitoring evaluasi dengan tepat tentang
penggunaan aromaterapi secara online maupun kunjungan rumah, serta melakukan
pengukuran karakteristik responden lebih luas.

Kata Kunci: Aromaterapi; insomnia; menopause


Cara Mengutip: Rufaidah, E, Patemah (2022). Terapi Komplementer Menggunakan Aromaterapi Minyak
Esensial Berpengaruh Terhadap Insomnia Pada Ibu Menopause di ATMA Home Care Poncokusumo. Care
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 10, No 3, Tahun 2022, Hal 501-500. Retrieved from https://jurnal
.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/3884
502
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

PENDAHULUAN banyak keluhan-keluhan yang muncul


Pengertian dari usia lanjut adalah yang akan dirasakan oleh wanita
timbulnya suatu perubahan progresif yang perimenoupaus. Transisi yang ke dua
terjadi pada system organisme yang sudah yaitu menapouse yang akan terjadi pada
mencapai suatu kematangan. Perubahan usia 49-51 tahun. Masa transisi yang ke
ini bersifat umum yang akan dialami oleh tiga yaitu masa postmenoupause pada
wanita dan irreversible yaitu kondisi yang wanita usia 52-55 tahun.
akan menetap dan tidak bisa kembali
seperti semula. Menopause merupakan Pada wanita usia 51 tahun ini menjadi
momok atau masalah yang pasti akan di rata-rata usia menapouse, akan tetapi ada
hadapi oleh semua wanita terutama yang beberapa wanita mengalami periode
menuju ke lanjut usia. Seorang wanita menapouse pada usia 40 tahun.
yang dalam waktu 12 bulan tidahk Perubahan hormone estrogen dan
mengalami menstruasi lagi, maka pada progesterone akan terjadi pada beberapa
saat itulah dimualianya periode menstruasi tahun sebelum memasuki masa periode
akhir. Setiap wanita akan menghadapi dan menstruasi yang terakhir. (Roozbeh et al.,
mengalami masa menapouse dan hal itu 2019).
adalah kondisi yang fisiologis dan tidak
menimbulkan rasa sakit dan prosesnya Terjadinya menopause disebabkan oleh
adalah hal yang biologis. Pereubahan ini “matinya” (burning out) pada ovarium.
akan menimbulkan gejala pada fisik dan Setiap wanita yang hidup akan memiliki
pada emosional. Gejala fisik dan gejala folikel promodial yang jumlahnya
emosional yang mungkin muncul yaitu berkisar 400 folikel primordial dan akan
adanya kelainan kulit, gangguan pola tidur, mengalami pertumbuhan menjadi folikel
dan inkontinensia urine yang dapat diobati matang yang siap untuk berovulasi. Ovum
(Gürler et al., 2020). yang berJumlah ratusan hingga sampai
ribuan ini akan berdegenerasi. Pada usia
Ada 3 transisi yang terjadi pada saat wanita sekitar 45 tahun pada wanita hanya
mengalami masa menopause yaitu yang memiliki beberapa folikel-folikel
pertama adalah perimenopause. primordial yang akan dirangsang oleh
Perimenoupause terjadi pada wanita yang FSH dan LH. Keadaan ini akan terus
berusia adalah kondisi terjadinya berlangsung dengan bertambahnya usia
ketidakteruran haid yang dimulai dengan seorang wanita sehingga sampai pada titik
terjadinya haid yang mulai 45 sampai waktu dimana jumlah folikel primordial
dengan 55 tahun. Pada saat ini akan mencapai nol dan kondisi ini dikarenakan
503
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

produksi estrogen dari ovarium menimbulkan suatu gejolak atau


berkurang. timbulnya perubahan yang terjadi pada
aspek psikologis maupun pada aspek fisik
Saat terjadi penurunan dari produksi (Lotfipur Rafsanjani et al., 2015).
estrogen sampai di bawah nilai kritis,
maka estrogen tidak lagi menghambat Masalah yang akan terjadi salah satunya
produksi gonadotropin FSH dan LH. adalan gangguan pada pola tidur atau
Sebaliknya, gonadotropin FSH dan LH disebut dengan insomnia. insomnia
(terutama FSH) diproduksi sesudah adalah kondisi yang dialami oleh
menopause dalam jumlah besar dan kontinu, seseorang yang kesulitan dalam pola
tetapi ketika folikel primordial yang tersisa istirahatnya atau tidurnya dimana
menjadi atretik, produksi estrogen oleh seseorang bisa tidur tapi sering terbangun
ovarium turun secara nyata menjadi nol di malam hari atau keadaan dimana
(Hur et al., 2008). seseorang yang terbangun terlalu pagi.
Klasifikasikan Insomnia dibagi dua (2)
Semua wanita akan mengalami kejadian kategori yaitu insomnia dengan tanda
Menopause dan hal ini adalah keadaan yang dimana wanita akan sering terbangun
dianggap sebagai proses fisiologis pada saat tidur dan insomnia yang
yangakan terjada pada usia >45 tahun. bmengalami kesulitan untuktidur.
Wanita yang mengalami proses ini akan Penyebab dari insomnia adalah
merasakan perbedaan gejala antara wanita ketegangan, perasaan gelisah, adanya rasa
yang satu dan yang lainnya, yang sakit, obat-obatan, konsumsi kopi yang
mengakibatkan terhadap kondisi mengandung kafein, rasa cemas, emosi
kesehatannya terutama pada masalah yang tidak seimbang. Kondisi lingkungan
psikologisnya yang akan mengalami fisik dan tempat tidur yang tidak nyaman
gangguan. Seiring dengan bertambahnya menjadi pengaruh yang signifikan pada
usia wanita maka produksi dari hormon kejadian kauss insomnia. Lingkungan
esterogen dan progesterone akan yang tidak nyaman seperti suara bising,
mengalami penurunan. Keadaan ini yang kondisi cahaya yang gelap ataupun terlalu
akan menjadi batas mulai terjadinya terang, ruangan dengan suhu yang terlalu
peralihan masa produktif menuju masa panas atau dingin yang membuat ketidak
non-produktif Kejadian alamiah ini cocokan dalam pola tidur. Munculnya
dikatakan sebagai masa menopause. Usia insomnia juga disebabkan oleh factor dari
wanita menopause disebut juga masa wanita kesehatan fisik (Gürler et al., 2020).
dewasa madya, keadaan ini akan
504
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

Seseorang yang mengalami insomnia akan pengurangan terbangun saat tidur. (Sari &
mengakibatkan gangguan rendahnya Leonard, 2018).
motivasi, kemampuan intelektualnya,
emosi yang tidak stabil, adanya depresi Penanganan secara non farmakologi yaitu
dan beresiko untuk mengalami.terjadinya penanganan terapi dengan menggunakan
penyalahgunaan zat. Insomnia juga akan aroma yang bahannya berasal dari
menimbulkan Efek fisik pada lansia yaitu tumbuhan golongan bunga-bunga.
berupa nyeri otot, kelelahan, konsentrasi penanganan dengan menggunakan aroma
berkurang yang membuat tidak focus, terapi ini merupakan salah satu dari terapi
memperparah hipertensi, penglihatan untuk membantu proses relaksasi.
menjadi kabur. Kwalitas pola tidur atau Proses perjalanan dari terapi dengan
istirahat pada lansia akan kerkurang aroma terapi ini dimulai dari menghirup
karena adanya insomnia (Bachmid et al., aroma dengan hidung dan masuk
2020). kelubang hidung yang selanjutnya akan
diterima oleh silia yang berada dalam
Masalah yang berhubungan dengan pola lubang hidung dan diteruskan ke ujung
tidur dapat di atasi dengan beberapa saluran pembahu di hidung. Silia akan
penanganan. Penanganan pertama secara menerima bau-bauan yang akan diubah
farmakologi dan penanganan kedua menjadi impuls listrik, kemudian melalui
dengan non farmakologi. Penanganan system penghirup akan dipancarkan ke
farmakologis yaitu penanganan arah otak. Sistem limbik yang ada di
menggunakan obat yang efeknya bisa hipotalamus ini akan menerima semua
tidur. Jenis obat yang digunkan dari impuls. Perasaan rileks akan kita rasakan
golongan Kloralhidrat, Prometazin pada saat terjadi peningkatkan gelombang
(Phenergen) dan Benzodazepin. Efek alfa yang ada dalam otak. Keadaan yang
negative yang ditimbulkan oleh obat ini rileks ini akan menjadi sebab turunnya
yaitu berupa mengantuk disiang hari dan stimulus ke sistem aktivasi retikular
rasa mual dan membuat penderita (SAR), yang letaknya berada pada batang
mengalami ketergantungan obat dan hal otak bagian atas, dimana hal ini dapat
ini juga akan membuat ketidak mempertahankan kewaspadaan dan
tercapaaninya kwalitas tidur. Obat terjaga akan diambil alih oleh bagian otak
hipotonik ini mempunyai efek yaitu tidur yang lain yang disebut BSR (bulbar
akan dimulai lebih awal atau memudahkan synchronizing regoin) yang fungsi ini
untuk memulai tidur, waktu untuk tidur kebalikan dengan SAR. Keadaan ini yang
akan lebih panjang dan akan terjadi akan membuat kebutuhan tidur sesuai
505
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

dengan harapan, sehingga kualitas tidur Khalili et al. (2021) menjelaskan bahwa
akan meningkat. (Khalili et al., 2021). aroma terapi dengan minyak atsiri mawar
dan aurantium memiliki efek
Pengunaan terapi dengan menggunakan menguntungkan pada kualitas tidur orang
aroma merupakan salah satu pengobatan tua.
sebagai solusi untuk pengobatan dari
penyakit. Pengobatan ini termasuk Studi pendahuluan yanh dilakukan di
penanganan non farmakolugi karena Atma Home Care Poncokusumo,
menggunakan bahan-bahan yang yang didapatkan hasil bahwa 6 ibu menopause
berasal dari tanaman bunga berbau harum yang mengalami gangguan tidur atau
yang mengandung minyak atsiri dan bau insomnia. Keadaan ini perlu
gurih. mendapatkan penanganan agar dampak
yang kurang baik pada kesehatan wanita
Terapi dengan menggunakan Aroma bisa di minimalisasi sehingga wanita
terapi merupakan salah satu cara untuk menopause menjadi aktif dan kembali
menyembuhkan suatu penyakit serta prduktif lagi. Berdasarkan hasil studi
untuk perawatan tubuh dengan didapatkan permasalahan yang perlu
menggunakan minyak essensial (essential diselesaikan sehingga dipandang perlu
oil). Aroma terapi dari minyak atsiri untuk melakukan penelitian tentang
mempunyai sifat serbaguna yang biasanya Pengaruh Terapi Komplementer
digunakan untuk terapi yaitu Eukalipus Menggunakan Aromaterapi Minyak
(Eucalyptus Globulus), Langon Kleri Essensial Terhadap Insomnia Ibu
(Salvia Scarea), Geranium (Pelargonium Menopause. aromaterapi dengan minyak
Graveolens), Lemon (Citrus Linonem), atsiri mawar dan aurantium memiliki efek
Lavender (Lavendula Vera Officianals), menguntungkan pada kualitas tidur orang
Peppermint (Mentha Piperita), Rosmari tua
(Rosmarinus Officinals) Petitgrain (Daun
Citus Aurantium) dan Pohon teh (Yuliana METODE PENELITIAN
et al., 2019). Penelitian ini menggunakan desain
penelitian pre-experimental design,
Gürler et al. (2020) menemukan bahwa dengan pendekatan One Group Pretest-
Kualitas tidur dan hidup akan meningkat Posttest Design yaitu suatu cara pendekatan
pada wanita yang menggunakan dengan melakukan pre test dulu sebelum
aromaterapi inhalasi yang berasal dari pemberian perlakuan. Post tes dilakukan
lavender pada masa menopause. setelah di lakukan perlakuan atau
506
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

intervensi. Sebagai pretest, peneliti , oleh Komisi Etik Penelitian STIKES


mengukur tingkat insomnia sebelum Karya Husada Kediri. Alat untuk
intervensi, mendemonstrasikan pengumpulan data insomnia menopause
penggunaan aromaterapi bahwa menggunakan kuisioner Kelompok Studi
aromaterapi (minyak essensial) sebanyak 2 Psikiatri Biologik Jakarta – Insomnia Rating
tetes di larutkan dalam air mendidih (suhu Scale (KSPBJ-IRS) yang sudah di
1000 C) 200 ml yang diletakkan di dalam modifikasi sebanyak 10 soal. Penggunaan
mangkok kaca. Kemudian sebelum tidur, analisis dalam penelitian ini yaitu dengan
responden menghirup uap panas melalui analisis perbedaan antara nilai pre dengan
hidung, dihembuskan lewat mulut, selama nilai post pada kelompok dengan uji
5 menit, dengan jarak antara hidung dan Wilcoxon.
mangkok 30 cm. Penelitian dilakukan
selama 30 hari. Responden dianjurkan HASIL
menghirup uap panas yang sudah diberi Tabel 1.
Analisis deskriptif
minyak essensial tiap hari. Peneliti Median
melakukan pendampingan secara online (Minimum-
Maksimum)
untuk memastikan bahwa responden Usia (n=30) 48 tahun (46-53
melakukan teknik tersebut dan jika ada tahun)
Lama menopause 2 tahun (1-7 tahun)
kendala bisa disampaikan. Setelah 30 hari, (n=30)
Tingkat
peneliti mengukur kembali tingkat Pendidikan (n=30)
8
insomnia responden. Dalam penelitian ini SD
7
SMP
menggunakan populasi ibu-ibu 9
SMA
4
PT
menopause dengan insomnia dengan
kondisi sehat fisik dan mentalnya, tidak
Tabel 1. Tabel diatas menjelaskan bahwa
sedang menjalani terapi komplementer
umur dari responden berkisar 46-53 tahun
lain dan terapi hormon, tidak
dengan rata-rata umur 48 tahun.
mengkonsumsi obat tidur, tidak alergi
Tabel 2.
terhadap aromaterapi minyak essensial di Perbedaan skor insomnia sebelum dan
sesudah perlakuan
wilayah ATMA Home Care Median
Poncokusumo Kabupaten Malang. (Minimum- p
Maksimum)
Penggunaan teknik sampling yaitu Skor insomnia 19,50 (11-35) 0,000
menggunakan accidental sampling. sebelum
perlakuan
Penelitian ini sudah lolos uji etichal clearance (n=30)
Skor insomnia 11,50 (7-25)
dengan nomor setelah
150/EC/LPPM/STIKES/KH/VI/2022 perlakuan
(n=30)
507
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

Wilcoxon Signed Rank Test, 30 subjek nilai dengan rentang 1-7 tahun. Hal tersebut
skor insomnia lebih rendah setelah
perlakuan sejalan dengan penelitian Gürler et al.
(2020) yaitu tentang perimenopause. Pada
Tabel 2. menjelaskan sebelum perlakuan periode perimenapouse ini wanita akan
insomnia ringan pada responden dengan mengalami penurunan produksi dari
rata-rata skor 19,5, dan setelah pemberian hormone estrogen serta progesterone.
perlakuan insomnia ringan yang dialami Kedua hormone ini yang ikut juga
penurunan yang lebih kecil yaitu 11,5. bertanggung jawab dalam kebutuhan pola
Kemudian dilakukan analisis, dengan hasil tidur wanita. Dengan adanya perubahan
analisis Wilcoxon Signed Rank Test jumlah kadar kedua hormone ini maka
didapatkan p value sebesar 0,000 di mana terkadang akan menimbulkan masalah
kurang dari batas kritis penelitian 0,05 atau berupa sleep apnea.
berarti terdapat perbedaan bermakna
antara skor insomnia sebelum dan sesudah Kadar estrogen yang rendah akan
perlakuan. membuat seorang wanita rentan terhadap
kondisi lingkungan serta faktor lain yang
PEMBAHASAN
bisa menyebabkan timbulnya ggangguan
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa
pada pola tidur yang berkwalitas. Hot
penelitian ini sesuai dengan Farisin (2018)
flashes membuat sulit tidur, akan tetapi
usia 45-55 tahun seorang perempuan akan
kadang kesulitan tidur dimalam hari
memasuki masa menopause. Pada waktu
disebabkan oleh turunnya kadar estrogen
memasuki usia pertengahan 40 tahun
turun danadanya kenaikan pada gula
perempuan akan mengalami penurunan
darah.
dari fungsi ovarium yang menyebabkan
ketidakseimbangan kadar hormone dalam
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
tubuh. Rentang usia menopause pada
sebagian besar tingkat pendidikan adalah
penelitian ini yaitu 46-53 tahun, dimana
SMA. Hal tersebut sesuai dengan
pada saat usia ini wanita masuk dalam fase
penelitian dos Reis Lucena (2021), yang
klimakterium. Saat fase klimakterium akan
menunjukkan bahwa Pendidikan
mengalami prubahan pada tubuh baik fisik
responden memiliki tingkat pendidikan
ataupun psikologis yang mengakibatkan
yang cukup tinggi (dos Reis Lucena et al.,
timbulnya keluhan-keluhan dalam
2021). Kasus Insomnea cenderung terjadi
kehidupan. (Farisin & Kumaat, 2018).
pada pasien dengan berpendidikan yang
rendah. Pendidikan rendah pada
Pada hasil penelitian menunjukkan rata-
masyarakat akan cenderung memiliki
rata lama menopause yaitu 2 tahun,
508
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

kerugian social seperti keadaan tempat meningkatkan gairah seksual, mengurangi


tinggal yang tidak sehat ( seperti : kumuh, keluhan fisik, mencegah kecemasan pada
kotor, bisik, bau tidak sedap, lembah dll), menopause. Penurunkan rasa cemas
dan kondisi ini akan meningkatkan secara tidak langsung akan dapat
terjadinya kejadian insomnia. meningkatkan kualitas tidur menopause
(Roozbeh et al., 2019).
Gürler et al. (2020) juga melakukan
penilitian yang berkaitan dengan linalil asetat merupakan kandungan yang
menopause yang mengalami peningkatan utama dari aroma . Senyawa yang
kwalitas tidur setelah menggunakan berhubungan dengan efek anti neuro
aromaterapi inhalasi lavender. Salah satu depresif dan sedatif yang mampu
bagian dari terapi relaksasi yang berguna mengendorkan dan melemaskan otot-otot
untuk mengatasi masalah kualitas tidur tegang dan sistem kerja urat-urat saraf ini
yaitu dengan menggunakan Aroma terapi yang di miliki oleh linalil asetat. Dengan
lavender. Aromaterapi lavender intervensi inhalasi maka linalil asetat akan
mempunyai kandungan kimia yaitu linalyl dihantarkan kepuncak hidung. Sebagai
ester yang berkhasiat menimbulkan reseptor yang ada didalam hidung yaitu
perasaan rileks dan memberikan rambut getar, yang berfungsi untuk
ketenangan pada sistem saraf pusat menghantarkan aroma sebagai pesan ke
dengan cara menstimulasi saraf olfaktorius. pusat emosi dan daya ingat dan melalui
Semua impuls yang melewati saraf system sirkulasi dalam tubuh akan
olfaktorius sampai pada system lim-bik, mengantarkan kembali pesan balik ke
dimana system limbik ini ada tubuh. Substansi neuri kimia akan
hubungannya dengan memori, dilepaskan bila ada pesan yang diantar
pembelajaran, keadaan dari suasana keseluruh tubuh dan di konfeksikan
perasaan hati, dan kondisi emosi wanita. menjadi satu aksi yang berupa rasa rilek,
Sistem limbik yang menerima semua bau perasaan senang, ataupun perasaan yang
yang mempengaruhi kimia akan tenang. Otak akan terangsang dengan bau
berhubungan dengan suasana hati (Gürler yang menyebabkan timbulnya rilex yang
et al., 2020). kemudian mensekresikan serotonin
(hormon pemberi rasa senang dan
Berdasarkan penelitian Roozbeh et al. nyaman) sebagai pengantar pada
(2019) didapatkan hasil bahwa seseorang untuk mulai tidur (Roozbeh et
aromaterapi lavender dapat meningkatkan al., 2019).
kualitas tidur, mencegah depresi,
509
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

Kondisi rileks ini akan menurunkan alternatif dalam proses penyembuhan


stimulus ke Sistem aktivasi reticular suatu penyakit (Bachmid et al., 2020).
(SAR), dimana (SAR) yang berlokasi pada
batang otak teratas yang dapat Berdasarkan dari paparan tersebut maka
mempertahankan kewaspadaan dan peneliti berasumsi faktor eksternal dan
terjaga. Dengan demikian akan diambil faktor internal pada menopause dapat
alih oleh bagian otak yang lain yang mempengaruhi kualitas tidur. Faktor
disebut BSR (bulbarsynchronizing region) internal ini yaitu keadaan psikologis dan
yang fungsinya berkebalikan dengan SAR, fisik pada seseorang berbeda antara satu
keadaan ini bisa menyebabkan seseorang dengan yang lain sehingga apabila terjadi
tidur sesua dengan harapan yang pada adanya perubahan psikologis dan fisik
akhirnya akan meningkatkan kwalitas yaitu timbulnya penyakit seperti gatal-
tidur (Hur et al., 2008). gatal, hipertensi, serta penyakit lainnya
dan juga dengan gangguan mood, dimana
Kebutuhan tidur pada menopause yang keadaan ini akan berpengaruh pada
berkwalitas dapat menggunakan kualitas dari tidur seseorang. Seseorang
aromaterapi Lavender yang akan yang mengalami perubahan faktor
membantu untuk memenuhi kebutuhan eksternal yaitu adanya perubahan pada
tidur yang baik secara kualitas ataupun suhu ruangan tempat tidur, perubahan
secara kuantitas. Penangan dengan terapi pada lingkungan tempat tinggal,
nonfarmakologi ini pada menapouse ini perubahan rutinitas pada menopause
lebih baik dari pada menggunakan terapi terutama pada waktu siang hari yang
farmakologi. Hal ini karena seorang yang mengakibatkan menopause terhambat
menopause, akan mengalami penurunan dalam melakukan aktivitas seperti
dari kemampuan tubuhnya dalam hal menonton tv, jalan-jalan dan tidur siang
metabolisme dan saat ini menopause hari. Keadaan ini akan menyebabkan
sedang dalam proses degenerative menopause lebih mudah terbangun di
Keadaan menjadi salah satu alasan yang waktu tengah malam dan keadaan ini
perlu dipertimbangkan agar para membuat sulit untuk kembali memulai
menapouse dapat menggunakan terapi tidurnya.
nonfarmakologi salah satunya adalah
aroma terapi Lavender. Barcan (2014) Dengan tidur yang berkwalitas akan
juga mengungkapkan bahwa menimbulkan dampak yaitu timbulnya
penyembuhan penyakit bisa peningkatan kesehatan psikologis dan
menggunakan minyak aromaterapi sebagai fisiologis. Bentuk dari tercapainya
510
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

kesehatan fisiologis yaitu badan terasa menurunkan insomnia pada menopause


segar sehingga rasa lesu akan berkurang, (Lotfipur Rafsanjani et al., 2015).
tidak merasakan pusing setelah bangun
tidur di pagi hari. Kesehatan psikologis KESIMPULAN
yaitu berupa mood menjadi baik, sehingga Aromaterapi Minyak Essensial dapat
tidak mudah marah. Keadaan ini menurunkan derajat insomnia menopause
menunjukkan tidak terjadi gangguan mood. sehingga dapat disimpulkan, adanya
Hal tersebut menandakan bahwa gejala- pengaruh Aromaterapi Minyak Essensial
gejala yang menyebabkan kualitas tidur terhadap insomnia pada menopause.
buruk mengalami penurunan bahkan tidak Diharapkan untuk peneliti selanjutnya
terjadi kembali. Suasana hati dipengaruhi untuk dapat melakukan monitoring
oleh aroma terapi yang diberikan untuk evaluasi dengan tepat tentang cara
merangsang korteks olfaktorius yang penggunaan aromaterapi selain secara
menstimulasi otak dan impuls mencapai online dan kunjungan rumah. Serta
sistem limbik. seseorang yang mengukur karakteristik responden lebih
mendapatkan terapi ini akan merasakan luas lagi.
rileks dan keadaan rileks ini akan
mempengaruhi suasana hati pada UCAPAN TERIMAKASIH
seseoramg menapose. Keadaan yang rileks Kami berterimakasih kepada ibu-ibu
ini akan membuat menapouse menjadi menopause di wilayah ATMA Home Care
mudah mengawali tidur dan tidak Poncokusumo yang bersedia dalam
terbangun-bangun dan tidurnya akan berpartisipasi untuk membantu dan
nyenyak yang disebut dengan tidur mendukung dalam penelitian ini.
berkwalitas. Pemberian Aromatherapy ini
akan menurunkan terjadinya kasus REFERENSI
insomnia. Daya ingat seseorang yang Bachmid, A. F., Suciaty, S., & A. Caput, J.
(2020). Karakteristik Pasien
sifatnya emosional yang wujudnya dalam Menopause Yang Berobat Di
reaksi fisik yaitu berupa tingkah laku Poliklinik Penyakit Dalam Rsu
Anutapura Palu Tahun 2017. Medika
setelah mencium aroma minyak dari Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran
esensial dimana indra penciuman yang Dan Kesehatan, 2(1), 13–16.
https://doi.org/10.31970/ma.v2i1.4
berperan dalam merangsang daya ingat 2
kita. Sehingga terapi nonfarmakologi dos Reis Lucena, L., dos Santos-Junior, J.
G., Tufik, S., & Hachul, H. (2021).
dengan aroma terapi Lavender ini bisa Lavender essential oil on
digunakan sebaga salah satu cara dalam postmenopausal women with
insomnia: Double-blind randomized
trial. Complementary Therapies in
511
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 10, No 3,Tahun 2022, hal 501-511

Medicine, 59(April), 102726. Sexual Desire, Vasomotor,


https://doi.org/10.1016/j.ctim.2021 Psychological and Physical Symptom
.102726 among Menopausal and Elderly
Farisin, M. S., & Kumaat, N. A. (2018). Women: A Systematic Review.
Pengaruh Latihan Senam Bugar Journal of Menopausal Medicine, 25(2),
Lansia Terhadap Menopause Rating 88.
Scale (Mrs) Pada Wanita Madya https://doi.org/10.6118/jmm.1815
Lansia Panti Werdha Surya Surabaya. 8
Jurnal Kesehatan Olahraga, 2(7), 6–13. Sari, D., & Leonard, D. (2018). Pengaruh
Gürler, M., Klzlllrmak, A., & Baser, M. Aroma Terapi Lavender Terhadap
(2020). The Effect of Aromatherapy Kualitas Tidur Lansia Di Wisma
on Sleep and Quality of Life in Cinta Kasih. Jurnal Endurance, 3(1),
Menopausal Women with Sleeping 121.
Problems: A Non-Randomized, https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2
Placebo-Controlled Trial. 433
Complementary Medicine Research, 27(6), Yuliana, N., Fauzi, M., & Hastuti, S.
421–430. (2019). Pengaruh Mesase
https://doi.org/10.1159/000507751 Aromaterapi Lavender Terhadap
Hur, M.-H., Yang, Y. S., & Lee, M. S. Penurunan Tingkat Insomnia Pada
(2008). Aromatherapy Massage Lansia Di Balai Sosial Lanjut Usia
Affects Menopausal Symptoms in Mandalika Mataram. Jurnal Riset
Korean Climacteric Women: A Pilot- Kajian Teknologi Dan Lingkungan
Controlled Clinical Trial. Evidence- (JRKTL), 2(2), 84–88.
Based Complementary and Alternative
Medicine, 5(3), 325–328.
https://doi.org/10.1093/ecam/nem
027
Khalili, Z., Taraghi, Z., Ilali, E., &
Mousavinasab, N. (2021).
Comparison of the effect of
aromatherapy with essential of
Damask Rose and Citrus aurantium
on the sleep quality of the elderly
people. Journal of Nursing and Midwifery
Sciences, 8(1), 9.
https://doi.org/10.4103/JNMS.JN
MS_39_20
Lotfipur Rafsanjani, S. M., Vaziri Nejad,
R., Ismailzadeh, S., Ansari Jaberi, A.,
Bekhradi, R., Ravari, A., & Akbari, J.
(2015). Comparison of the Efficacy
of Massage and Aromatherapy
Massage with Geranium on
Depression in Postmenopausal
Women: A Clinical Trial. Zahedan
Journal of Research in Medical Sciences,
17(4), 63–69.
https://doi.org/10.17795/zjrms970
Roozbeh, N., Ghazanfarpour, M.,
Khadivzadeh, T., Kargarfard, L.,
Dizavandi, F. R., & Shariati, K.
(2019). Effect of Lavender on Sleep,

You might also like