You are on page 1of 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN WANITA MENOPOUSE

Topik : Wanita menupouse


Sub topic :
1. Pengertian Menopause
2. Etiologi menopause
3. periode menopause
4. faktor-faktor yang mempengaruhi menopause
5. Tanda dan gejala menopause
6. Perubahan Tubuh atau dampak pada Masa Menopause
Sasaran : wanita 40-50 tahun
Tempat : Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi
Hari/tanggal : Sabtu/07 november 2015

1. Tujuan Intruksional umum


Setelah di lakukan penyuluhan selama 30 menit tentang wanita
menupouse peserta penyuluhan wanita 40-50 tahun mampu mengetahui apa itu
menopouse
2. Tujuan Intruksional khusus
Setelah mendapatkan penyuluahan satu kali di harapkan peserta
penyuluhan mampu mengetahui wanita monupouse .
3. Materi ( terlampir )
 Pengertian Menopause
 Etiologi menopause
 periode menopause
 faktor-faktor yang mempengaruhi menopause
 Tanda dan gejala menopause
 Perubahan Tubuh atau dampak pada Masa Menopause
4. Metode
Ceramah dan tanya jawab
5. Media
LCD, leaflet dan Pengeras Suara
6. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. Pembukaan 5  Memberi salam  Menjawab salam
menit  Perkenalan  Mendengarkan dan
 Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
di berikan
2. Inti atau Ø Menanyakan review kepada
Ø Menjawab
uraian materi wanita 40-50 tahun tentang wanita pertanyaan penyuluh
20 menit menopause Ø Mendengar dan
Ø Menjelaskan materi tentang : memperhatikan
 Pengertian Menopause Ø Bertanya pada
 Etiologi menopause penyuluh bila ada
 periode menopause yang belum jelas
 faktor-faktor yang
mempengaruhi menopause
 Tanda dan gejala menopause
 Perubahan Tubuh atau dampak
pada Masa Menopause
3. Penutup 5  Menyimpulkan Ø Menjawab
menit  Mengucapkan salam penutup pertanyaan penyuluh
Ø Memperhatikan
Ø Menjawab salam
7. Evaluasi
Diharapkan wanita 48-50 tahun mengerti tentang wanita menopause.

8. Materi
A. Pengertian Menopause
Kata “Menopause” berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang berati
‘bulan’ dan peusis artinya ‘penghentian sementara’ yang digunakan untuk
menggambarkan berhentinya haid. Sebenarnya secara linguistik yang lebih tepat
adalah ‘Menocease’ yang berarti berhentinya masa menstruasi Menopause
diartikan sebagai suatu masa ketika secara fisiologis siklus menstruasi berhenti,
hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Menopause didefinisikan
sebagai berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita yang
sebelumnya mengalami menstruasi sebagi akibat dari hilangnya aktivitas folikel
ovarium. (Baziad A.2002)
B. Etiologi
Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang
kehidupan seksual seorang wanita kira kira 400 folikel primodial tubuh menjadi
folikel vesikuler dan berevulasi. Sementara beratus ratus dan ribuan ovum
berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel
primodial tetap tertinggal untuk dirangsang oleh FSH dan LH, dan pembentukan
estrogen oleh ovarium berkurang bila jumlah folikel primodial mendekati nol.
Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat lagi
menghambat pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus
ovulasi. Akibatnya, FSH dan LH (terutama FSH) setelah itu dihasilkan dulu
jumlah besar dan tetap. Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis dalam waktu
pendek setelah menopause, tetapi setelah beberapa tahun, waktu sisa terakhir.
Folikel primodial menjadi atretis, pembentukan estrogen oleh ovarium turun
sampai nol (Indarti. 2010)

C. Periode Menopause
a. Pre menopause (klimakterium)
Premenopause adalah masa sekitar usia 40 tahun dengan
dimulainya siklus haid yang tidak teratur, memanjang, sedikit, atau
banyak, yang kadang-kadang disertai dengan rasa nyeri. Pada wanita
tertentu telah muncul keluhan vasomotorik atau keluhan sindroma prahaid.
Dari hasil analisis hormonal dapat ditemukan kadar FSH dan estrogen
yang tinggi atau normal. Kadar FSH yang tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan sehingga kadang-kadang
dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi. Keluhan yang muncul pada
fase premenopause ini ternyata dapat terjadi baik pada keadaan sistem
hormon yang normal maupun tinggi, sedangkan keluhan yang muncul
pasca menopause umumnya disebabkan oleh kadar hormon yang masih
normal maupun tinggi, hingga kini belum diketahui(Proverawati, A. 2010).
b. Peri menopause
1) Pengertian
Perimenopause merupakan masa perubahan antara pramenopuse
dan pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari dan sisanya
<18 hari. Sebanyak 40% wanita mengalami siklus haid yang
anovulatorik. Pada sebagian wanita, telah muncul keluhan vasomotorik,
atau keluhan sindrom prahaid. Kadar FSH, LH dan estrogen sangat
bervariasi. Disini Universitas Sumatera Utara juga terlihat bahwa
keluhan klimakterik dapat terjadi tidak hanya pada kadar hormon yang
rendah saja(Proverawati, A. 2010).
2) Tanda tanda pre menopause
Wanita yang mengalami masa menopause, baik menopause dini,
pre-menopause dan post menopause, umumnya mengalami gejala
puncak (klimakterium) dan mempunyai masa transisi atau masa
peralihan. Fase ini disebut dengan periode klimakterium
(climacterium= tahun perubahan, pergantian tahun yang berbahaya).
Periode klimakterium ini disebut pula sebagai periode kritis yang
ditandai dengan rasa terbakar (hot flush), haid tidak teratur, jantung
berdebar dan nyeri saat berkemih. Hal ini disebabkan karena keluarnya
hormon dari ovarium (indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak
teratur dan kemudian hilang sama sekali. Perubahan-perubahan dalam
system hormonal ini mempengaruhi segenap konstitusi psikosomatis
(rohani dan jasmani),sehingga berlangsung proses kemunduran
(Proverawati, A. 2010).
Banyaknya perubahan dan kemunduran tersebut menimbulkan
krisis dalam kehidupan psikis pribadi yang bersangkutan Pada
umumnya, menopause ini diawali dengan suatu proses “pengakhiran”
maka munculah tanda –tanda .antara lain:
 Menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak teratur
 “Kotoran” haid yang keluar banyak sekali, ataupun sangat
sedikit.
 Muncul gangguan-gangguan vasomotoris berupa penyempitan
atau pelebaran pada pembuluh-pembuluh darah
 Merasa pusing disertai sakit kepala
 Berkeringat tiada hentinya
 Neuralgia atau gangguan/sakit syaraf.
Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris, akibat dari
timbulnya modifikasi atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar selain
terjadi perubahan-perubahan fisik, pada tahap pre menopause terjadi
pula pergeseran atau erosi dalam kehidupan psikis pribadi yang
bersangkutan(Proverawati, A. 2010).
c. Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia semakin meningkat. Hingga
pada suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen
berkurang dan haid tidak terjadi lagi. Yang berakhir dengan terjadinya
menopause. Setelah memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar
FSH yang tinggi (>35 mIU/ml). Perubahan dan keluhan psikologi baik
fisik makin menonjol. Terjadi pada usia 56-60 tahun(Proverawati, A.
2010).
 Pada Fisik terjadi: ketidakteraturan siklus haid, gejolak panas,
kekeringan vagina, perubahan kulit, keringat dimalam hari, sulit
tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, penyakit mulai
muncul.
 Pada psikologis terjadi : Ingatan menurun, kecemasan, mudah
tersinggung, stress, depresi. Terjadi pada usia 56-60 tahun. Tanda-
tanda terjadinya menopause antara lain Perdarahan, Rasa panas dan
keringat malam, gangguan berkemih, gejala emosional, perubahan
fisik yang lain
d. Pasca Menopause
Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senium
yang dimulai setelah 12 bulan amenorea. Kadar FSH dan LH sangat tinggi
(>35 mIU/ml) dan kadar estrodiol yang rendah mengakibatkan
endometrium menjadi atropi sehingga haid tidak mungkin terjadi lagi.
Namun, pada wanita yang gemuk masih dapat ditemukan kadar estradiol
yang tinggi. Hampir semua wanita pasca menopause umumnya telah
mengalami berbagai macam keluhan yang diakibatkan oleh rendahnya
kadar estrogen(Proverawati, A. 2010).
e. Senium
Seorang wanita dikatakan senium bila telah memasuki usia
pascamenopause lanjut sampai usia >65 tahun.
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi menopause
Menurut Baziad A.(2002) Saat masuknya seorang dalam fase menopause
sangat berbeda –beda. Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia
menopause. Faktor-faktornya yaitu:
a. Menarche (umur haid pertama kali)
Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama
mendapat haid pertama dengan umur sewaktu memasuki menopause.
Semakin muda umur sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua
usia memasuki menopause.
b. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan
Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah
dan bekerja, umur memasuki menopause lebih muda disbanding dengan
wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah.
c. Jumlah anak
Meskipun kenyataan ini masih kontronersial, ada peneliti yang
menemukan, semakin sering melahirkan. makin tua baru memasuki usia
menopause. Kelihatanya kenyataan ini lebih terjadi pada golongan
ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan masyarakat
ekonomi kurang mampu.
d. Penggunaan Obat-obat
Keluarga berencana (KB) Karena obat-obat KB menekan fungsi
hormone dari indung telur, kelihatannya wanita yang menggunakan pil
KB lebih lama baru memasuki umur menopause.
e. Merokok
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia
menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
f. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut
Dari penelitian yang masih sedikit dilakukan, kelihatannya
wanita yang tinggal diketinggian lebih dari 2000-3000m dari
permukaan laut lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause
dibanding dengan wanita yang tinggal di ketinggian 100m dari
permukaan laut.
g. Sosial-ekonomi
Seperti juga usia pertama mendapat haid, menopause juga
kelihatannya dipengaruhi oleh faktor status sosial-ekonomi, disamping
pendidikan dan pekerjaan suami

E. Tanda dan Gejala Menopause


Tanda gejala menopause meliputi (indarti,2010):
1. Gejala fisik Gejala fisik yang pada umumnya terjadi adalah hot fluses
(rasa panas) pada wajah, leher, dan dada yang berlangsung selama
beberapa menit, berkeringat dimalam hari, berdebar-debar (detak
jantung meningkat/mengencang), susah tidur, sakit kepala, keinginan
buang air kecil lebih sering.
2. Gejala psikologis Gejala psikologis ditandai dengan sikap yang mudah
tersinggung, depresi, cemas, suasana hati (mood) yang tidak menentu,
sering lupa, dan susah berkonsentrasi.
3. Gejala seksual Gejala seksual ditandai dengan kekeringan vagina,
mengakibatkan rasa tidak nyaman selama berhubungan seksual dan
menurunnya libido.
Menurut Baziad.A (2002), tanda-tanda dan gejalanya adalah sebagai
berikut:
 Gejolak panas
 Jantung berdebar-debar
 Gangguan tidur
 Depresi
 Mudah tersinggung, merasa takut,gelisah dan mudah marah
 Sering sakit kepala
 Cepat lelah,sulit berkonsentrasi,mudah lupa,kurang tenaga
 Kesemutan
 Gangguan libido
 Obstipasi
 Berat badan bertambah
 Nyeri tulang dan otot

F. Perubahan Tubuh atau dampak pada Masa Menopause


Perubahan –perubahan yang terjadi akibat berhentinya haid, sebagai
berikut Baziad.A (2002):
1. Perubahan fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami
ketidak nyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-
tiba disekujur tubuh.
Beberapa keluhan fisik merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a. Ketidakteraturan siklus haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala
haid muncul tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya.
Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah sangat banyak,
tidak seperti volume darah haid yang normal.
b. Gejolak rasa panas
Arus panas biasanya timbul pada saat haid mulai berkurang dan
berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Munculnya hot flases ini
sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah menjalar ke beberapa
daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua atau tiga menit
yang disertai pula oleh keringat banyak.
c. Kekeringan vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresi
lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan
liang vagina menjadi tipis, lebih kering, dan kurang elastis alat kelamin
mulai mengerut. Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri
pada waktu senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan
ini membuat hubungan seksual terasa sakit dan tidak nyaman.
d. Perubahan kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi
berhenti, maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada
daerah wajah, leher dan lengan. Kulit dibagian bawah mata menjadi
mengembang seperti kantong dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi
lebih permanen dan jelas.
e. Keringat dimalam hari
Berkeringat dimalam hari, bangun bersimpuh peluh. Sehingga perlu
mengganti pakaian dimalam hari, mengganggu pasangan tidur.
Akibatnya diantara keduanya mudah lelah dan tersinggung, karena
tidak dapat tidur nyenyak.
f. Sulit tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada masa menopause, tetapi
mungkin hal ini ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat
pada malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.
g. Perubahan pada mulut
Kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka,
sementara mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah
tanggal.
h. Kerapuhan tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporoses
(kerapuhan tulang). Osteoporoses merupakan penyakit kerangka yang
paling umum dan merupakan persoalan bagi yang berumur, paling
banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita
kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan.
i. Badan menjadi gemuk
Banyak wanita menjadi gemuk dalam menopause. Rasa letih yang
dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang
sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada
masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan dan kurang
olahraga.
j. Penyakit
Beberapa penyakit yang sering kali dialami oleh wanita menopause
diantaranya adalah penyakit jantung, dan kanker rahim.

2. Perubahan psikologi
Aspek psikologi yang terjadi pada wanita menopause amat penting
perananya pada kehidupan sosial, terutama dalam menghadapi masalah-
masalah yang berkaitan dengan pensiun, hilangnya jabatan, atau pekerjaan
sebelumnya sangat menjadi kebanggaan. Beberapa gejolak psikologi yang
menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur,
tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, cemas dan depresi sampai
kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan
seksual(supari, 2005). Beberapa keluhan psikologi yang merupakan tanda
dan gejala dari menopause yaitu(supari, 2005):
a. Ingatan menurun
Gejala ini terlihat bahwa sebclumnya wanita menopause dapat
menginat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi
kemunduran dalam mengingat, bahwa sering lupa pada hal-hal yang
sederhana, padahal sebelumnyn otomatis langsung ingat.
b. Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekawatiran pada ibu-ibu menopause yang bersifat relatif, artinya ada
orang yang kembali cemas dan dapat kembali tenang, setelah mendapat
semangat atau dukungan dari orang sekitarnya. Akan tetapi banyak juga
wanita mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang
tidak berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama
saja dengan pubertas yang dialami oleh seorang remaja sebagai awal
berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada
yang kawatir, namun juga yang biasa-biasa saja sehingga tidak
menimbulkan gejolak. Adapun gejolak-gejolak psikologi adanya
kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, adalah:
 Suasana hati: Yaitu keadaan yang menunjukkan ketidak tenangan
psikis seperti mudah marah dan perasaan sedang.
 Pikiran: Yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu seperti khawatir,
sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman,
memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
 Motivasi: Yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti
menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan
diri, lari dari kenyataan.
 Perilaku gelisah: Yaitu keadaan diri yang tidak terkendali, seperti
gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
Reaksi-reaksi biologi yang tidak terkendali
 Gangguan kecemasan dianggap berasal dan suatu mekanisme
pertahanan din yang dipilih secara alamiah oleh mahiuk hidup bila
menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya.
 Mudah tersinggung: Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan
kecemasan. Wanita menopause lebih mudah tersinggung dan marah
terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu.
 Stress: Tidak ada orang bisa lepas sama sekali dan was-was dari rasa
cemas, termasuk para menopause. Ketegangan perasaan atau stress
selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan. Pergaulan sosial,
kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup kedalam tidur.
 Depresi: Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih.
Karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena
kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan
sluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
G. Diabetes dan menopouse
1.7.1. Diabetes dan menopause secara bersamaan dapat menimbulkan efek
yang bersamaan pada tubuh seperti:
1. Perubahan pada kadar gula darah
Hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi bagaimana
sel-sel tubuh merespons insulin. Setelah menopause, perubahan tingkat
hormon tubuh dapat memicu fluktuasi dalam kadar gula darah. Hal ini
menyebabkan kadar gula darah lebih sulit diprediksi dibandingkan pada
masa sebelum menopause. Jika kadar gula darah tidak terkontrol, maka
akan memiliki risiko komplikasi diabetes yang lebih tinggi.
2. Berat badan
Peningkatan berat badan wanita selama masa transisi menopause
dan setelah menopause dapat meningkatkan kebutuhan insulin atau obat
diabetes oral.
3. Infeksi
Bahkan pada masa sebelum menopause, kadar gula darah yang
tinggi dapat menjadi faktor terjadinya infeksi saluran kemih dan vagina.
Setelah menopause akan terjadi penurunan estrogen, maka bakteri dan
jamur akan lebih mudah berkembang di saluran kemih dan vagina.
4. Gangguan tidur
Setelah menopause, keluar keringat pada malam hari dapat
membuat Anda terjaga pada malam hari. Padahal kurang tidur dapat
membuat lebih sulit untuk mengontrol kadar gula darah.
5. Gangguan seksual
Diabetes dapat merusak sel-sel saraf yang melapisi vagina. Hal
ini dapat mengganggu gairah dan orgasme. Vagina yang terlalu kering
merupakan gejala yang umum saat menopause, hal ini dapat
menyebabkan rasa sakit selama melakukan hubungan seks.
1.7.2. Diabetes dan menopause: Apa yang dapat dilakukan?
Menopause dapat menyebabkan kesulitan mengontrol diabetes. Tetapi ada
banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengelola diabetes dan menopause
dengan lebih baik.
1. Gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat seperti makan makanan yang sehat dan
berolahraga secara teratur adalah merupakan bagian yang penting dari
rencana perawatan diabetes. Makanan sehat dan aktivitas fisik secara
teratur dapat membantu tubuh menjadi lebih sehat meskipun telah
menopause.
2. Sering cek kadar gula darah
Setelah menopause, sebaiknya lebih sering memeriksakan kadar
gula darah. Hasil pemeriksaan kadar gula darah dari waktu ke waktu
sebaiknya tetap disimpan, data ini dapat membantu dokter untuk
menentukan pengobatan yang akan dilakukan.
3. Berkonsultasi kepada dokter untuk obat diabetes yang sesuai
Jika kadar gula darah masih tinggi, mungkin perlu peningkatan
dosis obat diabetes atau perlu diganti dengan obat baru, terutama jika berat
badan meningkat atau aktivitas fisik berkurang. Demikian juga, jika kadar
gula darah menurun, kemungkinan perlu pengurangan dosis obat diabetes.
4. Berkonsultasi kepada dokter tentang obat penurun kolesterol
Jika memiliki diabetes, akan berisiko terkena penyakit
kardiovaskular. Risiko meningkat ketika telah menopause. Untuk
mengurangi risiko tersebut, maka sebaiknya makan makanan sehat dan
berolahraga secara teratur. Dokter mungkin juga akan merekomendasikan
obat penurun kolesterol.
5. Kenali gejala menopause dan segera tindak lanjuti
Jika mengalami gejala menopause seperti, vagina yang terlalu
kering, penurunan respons seksual atau gejala menopause lainnya, maka
berkonsultasilah dengan dokter. Dokter mungkin merekomendasikan
pelumas vagina untuk mengembalikan kelembaban vagina atau terapi
estrogen vagina untuk memperbaiki penipisan dan peradangan dari dinding
vagina (atrofi vagina). Jika kenaikan berat badan menjadi masalah, maka
dapat berkonsultasi dengan seorang ahli gizi. Bagi beberapa wanita, terapi
hormon dapat menjadi pilihan.

You might also like