You are on page 1of 4

Nama : Nur Rifqi Febriska Siregar

NIM : 2012101010125

FILSAFAT ILMU
A. Falsafah Ilmu
Filsafat ilmu adalah cabang ilmu filsafat yang memelajari dan memertanyakan
secara sistematis mengenai hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah-
masalah filosofis dan fundamental yang terdapat pada ilmu untuk mencapai pengetahuan
yang ilmiah. Secara umum, filsafat ilmu adalah filsafat dengan pokok bahasan ilmu
sebagai inti dari apa yang dipertanyakan mengenai kebenaran (Suaedi, 2016).
Untuk memperdalam pemahaman terhadap filsafat ilmu, maka harus benar-benar
memahami yang dimaksud dengan filsafat.
1. Pengertian
Filsafat terdiri atas dua kata yaitu : philos (cinta) atau philia (persahabatan,
tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan
atau kebenaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan
pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Manusia filosofis adalah
manusia yang memiliki kesadaran diri dan akal sebagaimana ia juga memiliki jiwa yang
independen dan bersifat spiritual. (Ginting, syafrizal. 2008)
Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu
secara sistematis, radikal, dan kritis. Berarti filsafat merupakan sebuah proses bukan
sebuah produk. Maka proses yang dilakukan adalah berpikir kritis yaitu usaha secara
aktif, sistematis, dan mengikuti pronsip-prinsip logika untuk mengerti dan mengevaluasi
suatu informasi dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima atau ditolak.
Dengan demikian filsafat akan terus berubah hingga satu titik tertentu
2. Ciri-Ciri Filsafat
Ciri-ciri filsafat yaitu menyeluruh, mendasar, dan spekulatif. Berikut merupakan
ciri berfilsafat.
a. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan tidak hanya
ditinjau dari satu sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui
hubungan antara ilmu yang satu dan ilmuilmu lainnya, hubungan ilmu dan moral, seni,
serta tujuan hidup.
b. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang fundamental atau
esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap
nilai dan keilmuan. Filsafat tidak hanya berhenti pada kulit-kulitnya (periferis) saja, tetapi
sampai menembus ke kedalamannya (hakikat).
c. Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi pemikiran
selanjutnya. Hasil pemikiran berfilsafat selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk
menelusuri bidang-bidang pengetahuan yang baru. Namun demikian, tidaklah berarti
hasil pemikiran kefilsafatan tersebut meragukan kebenarannya karena tidak pernah
tuntas.(suaedi, 2016)
3. Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “alima” dan berarti pengetahuan. Pemakaian
kata ini dalam bahasa Indonesia kita ekuivalenkan dengan istilah “science”. Science
berasal dari bahasa Latin: Scio, Scire yang juga berarti pengetahuan.
Ilmu adalah pengetahuan. Namun, ada berbagai macam pengetahuan. Dengan
“pengetahuan ilmu” dimaksud pengetahuan yang pasti, eksak, dan betulbetul terorganisir.
Jadi, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan tersusun baik. (suaedi, 2006)
4. Jenis-Jenis Ilmu
1. Ilmu praktis, ia tidak hanya sampai kepada hukum umum atau abstraksi, tidak hanya
terhenti pada suatu teori, tetapi juga menuju kepada dunia kenyataan. Ia mempelajari
hubungan sebab-akibat untuk diterapkan dalam alam kenyataan.
2. Ilmu praktis normatif, ia memberi ukuran-ukuran (kriterium) dan normanorma.
3. Ilmu proktis positif, ia memberikan ukuran atau norma yang lebih khusus daripada
ilmu praktis normatif. Norma yang dikaji ialah bagaimana membuat sesuatu atau
tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai hasil tertentu.
4. Ilmu spekulatif ideografis, yang tujuannya mengkaji kebenaran objek dalam wujud
nyata dalam ruang dan waktu tertentu.
5. Ilmu spekulatif nomotetis, bertujuan mendapatkan hukum umum atau generalisasi
substantif.
6. Ilmu spekulatif teoretis, bertujuan memahami kausalitas. Tujuannya memperoleh
kebenaran dari keadaan atau peristiwa tertentu. (suaedi,2006)
5. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya. Pengetahuan tiap orang akan berbeda-beda tergantung dari bagaimana
penginderaannya masing-masing terhadap objek atau sesuatu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasaan, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. (Notoatmodjo, 2003).
6. Jenis Pengetahuan
1. pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah
common sense, sering diartikan dengan Good sense karena seseorang memiliki
sesuatu dimana ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu
merah karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas
dan sebagainya.
2. pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science yang pada prinsipnya
merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense,
suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti
menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara
objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna
terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya
melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan
menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral dalam arti tidak
dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian karena dimulai dengan fakta.
3. pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu
bidang pengetahuan yang sempit, filsafat membahas hal yang lebih luas dan
mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis
sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
4. pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para
pemeluknya. (suaedi, 2016)
7. Perbedaan Pengetahuan dengan Ilmu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu disamakan artinya dengan
pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Dari asal katanya, kita dapat ketahui bahwa
pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge, sedangkan ilmu
diambil dari kata science dan peralihan dari kata arab alima (ilm).
Adapun syarat-syarat yang dimiliki oleh pengetahuan ilmiah adalah: a. harus
memiliki objek tertentu (objek formal dan materil), b. harus bersistem, c. memiliki
metode tertentu, dan d. sifatnya umum.
Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu.
Perbedaan itu terlihat dari sifat sistematisnya dan cara memperolehnya. Dalam
perkembangannya, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti
material keduanya mempunyai perbedaan. (suaedi,2016)

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
P Ginting, SH situmorang. 2008. Flsafat Ilmu dan Metode Riset. Pertaman. Medan
USUpress
Suaedi. (2016). Pengantar filsafat ilmu. PT Penerbit IPB Press: Bogor.

You might also like