You are on page 1of 21

BAYI TABUNG

Keperawatan Islami
Kelompok 3
- Rina Pertiwi
- Annisa Akmalia
- Nadia Fadilla
- Ananda Munawwarah
- Juvina Santia
- Dian Ariyanti
Pengertian
 Bayi tabung adalah bayi yang di dalam kejadiannya ditempuh dengan cara
inseminasi buatan, yaitu suatu cara memasukkan sperma ke dalam kelamin
Wanita tanpa melalui senggama. Dalam Bahasa Arab, inseminasi buatan
disebut dengan istilah At-Talqihus-Sina’i.

 Proses bayi tabung adalah sperma dan ovum yang telah dipertemukan dalam
sebuah tabung, dimana setelah terjadi pembuahan, kemudian disarangkan ke
dalam rahim wanita, sehingga sampai pada saatnya lahirlah bayi tersebut.
Jenis-Jenis

01 02 03
Bayi tabung yang menggunakan Bayi tabung yang menggunakan Bayi tabung yang
sperma dan ovum dari pasangan sperma dan ovum dari pasangan menggunakan sperma dari
suami-istri, kemudian embrionya suami-isteri, lalu embrio- nya suami dan ovumnya berasal
ditrans-plantasikan ke dalam ditransplan-tasikan ke dalam dari donor, lalu embrionya
rahim isteri rahim ibu pengganti (surrogate ditrans-plantasikan ke dalam
mother) rahim isteri.
Con’t…

04 05 06
Bayi tabung yang menggunakan Bayi tabung yang menggunakan Bayi tabung yang
sperma dari donor, sedangkan sperma do- nor, sedangkan menggunakan sperma dari
ovumnya berasal dari isteri lalu ovumnya berasal dari isteri lalu suami, sedangkan ovumnya
embrionya ditransplantasikan ke embrionya ditransplantasikan ke berasal dari donor, kemudian
dalam rahim isteri dalam rahim surrogate mother embrionya ditransplantasikan
ke dalam rahim surrogate
mother
Con’t…

07 08
Bayi tabung yang menggunakan Bayi tabung yang menggunakan
sperma dan ovum dari donor, lau sperma dan ovum berasal dari
embrionya ditransplanta- sikan donor, kemudian embrionya
ke dalam rahim isteri ditransplantasikan ke dalam rahim
surrogate mother.
Tujuan
Tujuan dilakukan bayi tabung:
1. Untuk membantu proses kesuburan maupun
mencegah masalah genetika.
2. Membantu pasangan dalam mendapatkan
keturunan.
3. Menghasilkan bayi yang sehat dan terhindar dari
komplikasi medis baik pada bayi maupun
ibunya.
Manfaat
1. Peluang kehamilan tinggi.
2. Memiliki peluang mendapatkan anak kembar.
3. Bisa mendeteksi kelainan genetic.
4. Dapat mendeteksi jenis kelamin sejak dini.
Efek Samping
Dikutip dari National Institutes of Health, program bayi tabung melibatkan sejumlah besar
energi fisik dan emosional, waktu, dan uang. Banyak pasangan yang mengalami
ketidaksuburan menderita stres dan depresi.Berikut ini risiko program bayi tabung
menurut NIH dan sumber-sumber lainnya:
1. Sindrom Hiperstimulasi Ovarium
2. Keguguran
3. Kehamilan Ektopik
4. Cacat Lahir
5. Kanker
6. Berbagai Tekanan Mental dan Fisik
7. Risiko lainnya
Kriteria
Kriteria Dalam Mengikuti Program Bayi Tabung yang
diperkenankan untuk mengikuti prosedur bayi tabung, adalah
pasangan suami isteri yang kurang subur, disebabkan karena:
1. Istri mengalami kerusakan kedua saluran telur (tuba).
2. Lendir leher rahim istri yang tidak normal.
3. Adanya gangguan kekebalan di mana terdapat zat anti
terhadap sperma di dalam tubuh.
4. Tidak hamil juga setelah dilakukan bedah saluran telur.
5. Tidak hamil juga setelah dilakukan pengobatan
endometris.
6. Oligospermia
7. Unexplained infertility
Alur Bayi Tabung
0 Tahap Pertama Tahap Ketiga
1
Pengobatan merangsang indung telur
03 Pembuahan atau fertilisasi sel telur

Tahap Kedua Tahap Keempat


02 Pengambilan sel telur
04 Pemindahan embrio

Tahap Kelima
05 Pengamatan terjadinya kehamilan
Bayi Tabung dalam Lingkup Islam
Bayi tabung dalam khazanah hukum Islam dikenal dengan istilah tifl al-anabib. Menurut
hukum Islam, bayi tabung dengan sperma dan ovum dari suami istri lalu embrionya
ditanamkan ke rahim istri maka hukumnya mubah (boleh), karena asal sperma dan ovum
berasal dari suami istri, sehingga tidak menimbulkan masalah apa-apa. Adapun hukum
bayi tabung dalam Islam harus memenuhi persyaratan, berupa:
1. Dilaksanakan atas ridho suami dan istri.
2. Inseminasi akan dilaksanakan saat masih berada dalam status suami istri.
3. Dilaksanakan sebab keadaan yang darurat supaya bisa hamil.
4. Perkiraan dari dokter yang kemungkinan besar akan memberikan hasil dengan cara
memakai metode tersebut.
5. Aurat perempuan hanya diperkenankan dibuka saat keadaan darurat dan tidak lebih
dari keadaan darurat.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya pada tanggal 13 Juni
1979 menetapkan 4 keputusan terkait masalah bayi tabung, di
antaranya :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami -istri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang
berdasarkankaidahkaidah agama.
2. Para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangansuami istri
yang dititipkan di rahim perempuan lain dan itu hukumnya haram.
3. Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggaldunia
hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari'ah.
4. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang
sah hal tersebut juga hukumnya haram.
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait
masalah dalam Forum Munas di Kaliurang, Yogyakarta
pada tahun 1981. Ada 3 keputusan yang ditetapkan ulama
NU terkait masalah Bayi Tabung, diantaranya:

1. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim


wanita tersebuternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka
bayi tabung hukumnyaharam.
2. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi
caramengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga
haram.
3. Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri yang sah dan
cara mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukkan
ke dalam rahimistri sendiri, maka hukum bayi tabung menjadi
mubah (boleh).
Dalil Naqli
Ulama NU dalam menetapkan fatwa mengenai bayi tabung merujuk kepada 2 sumber utama.
• Pertama dari kitab Tafsir Ibnu Katsir, bahwa terdapat hadis kutipan sebagai berikut:
“Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak ada dosa yang lebih
besar setelah syirik daripada mani yang ditempatkan seorang laki-laki [berzina] di dalam
rahim perempuan yang tidak halal baginya,” (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim,
[Kairo, Darul Hadits: 2003), Juz III, halaman 50).
• Kedua, kitab Hikmatut Tasyri' wa Falsafatuh karangan Ali Ahmad Al Jurjawi dijelaskan
sebagai berikut: “Siapa saja yang beriman kepada Allah SWT dan hari kiamat, maka
janganlah sekali-kali berzina dengan istri sesamanya,’” (Ali Ahmad Al-
Jurjawi, Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuh, [Beirut, Darul Fikr: 1998], juz II, halaman 25).
Resume Jurnal 1

• Judul : Hukum Bayi Tabung Dalam


Agama Islam
• Tahun : 2023
• Penulis : Latifah, Merlin Karinda, Rizky
Vaira, Isrowiyatun Daiyah Tri Tunggal
• Afiliasi Penulis : Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehata Abdi Persada Banjarmasin.
Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan ini


mengunakan kepustakaan (library research)
dengan mengambil berdasarkan Al-Quran,
hadist dan keputusan dari fatwa MUI dan
hukum-hukum yang berkaitan dengan
sumber sah mengenai hukum bayi tabung
dalam agama islam.
Hasil & Kesimpulan
Dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dinyatakan jika bayi tabung dengan sperma dan sel telur
pasangan suami istri sah menurut hukum mubah diperbolehkan. Hal ini bisa terjadi karena masuk ke dalam
ikhtiar yang didasari kaidah agama. Akan tetapi, para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari
pasangan suami istri yang menggunakan rahim perempuan lain sebagai sarana dan ini adalah haram
hukumnya. Para ulama menegaskan jika dikemudian hari, hal tersebut mungkin akan menimbulkan masalah
sulit dan berkaitan dengan warisan. Dalam fatwanya, para ulama MUI juga membuat keputusan jika bayi
tabung yang berasal dari sperma yang sudah dibekukan dari sumai yang sudah meninggal juga haram
hukumnya sebab akan menimbulkan masalah berhubungan dengan penentuan nasab atau warisan. Sedangkan
proses bayi tabung yang berasal dari sperma dan sel telur yang tidak berasal dari pasangan suami istri sah,
maka fatwa MUI sudah secara tegas menyatakan jika hal ini adalah haram hukumnya dengan asalamstatus
yang sama dengan hubungan kelamin lawan jenis di luar pernikahan sah atau zina.
Resume Jurnal 2

• Judul : Dilema Bayi Tabung Dalam


Perspektif Agama
• Tahun : 2023
• Penulis : Mayritza Aurel, Gita Sagara,
Muhamad Rafli, Yogi Prassetio
• Afiliasi Penulis : Universitas
Pembangunan Jaya
Metode Penelitian

Metode penelitian deskriptif untuk membantu


penyelesaian jurnal ini, yaitu studi pustaka Studi
pustaka yang juga disebut riset kepustakaan adalah
serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat,
juga mengolah bahan penelitian. Studi pustaka di sini
merupakan pencarian data-data serta fakta tentang Bayi
Tabung atau IVF yang berkaitan dengan pendapat dari
tiga agama, yaitu Islam, Kristen dan Buddha
Hasil & Kesimpulan
Bayi tabung bisa menjadi opsi untuk keluarga yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan
keturunan. Tetapi dengan syarat bahwa programnya harus tetap dalam aturan agama, agar program
yang dilakukan tidak melanggar hak kemanusiaan dan agama. Dari agama yang memperbolehkan
program bayi tabung seperti Islam Kristen Protestan dan Buddha tetap menekankan pada aturan bahwa
yang melakukan program bayi tabung adalah sepasang suami istri tanpa menggunakan sel telur dan
sperma dari orang lain, sedangkan menurut agama yang melarang program bayi tabung seperti agama
katolik dan hindu lebih menekankan pada resiko yang akan terjadi serta perbuatan yang dilakukan
melewati batas. Selain itu, aturan yang ada pada agama Islam juga menginginkan agar tidak terjadinya
kerumitan dalam pertalian nasab, warisan, atau keturunan. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka diharapkan tulisan ini dapat memberi wawasan dan pandangan baru tentang program
Bayi Tabung atau IVF dalam perspektif agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Buddha serta lebih
memahami mengenai teknologi bayi tabung dan dapat membantu umat beriman untuk berpikir lebih
kritis dalam menanggapi isu tentang teknologi bayi tabung dengan agama.
TERIMA
KASIH

You might also like