Professional Documents
Culture Documents
net/publication/355212755
CITATIONS READS
0 9,519
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Forman Novrindo Sidjabat on 15 October 2021.
PETUNJUK
PENGUKURAN
KUALITAS AIR
DAFTAR ISI
4 PENGAMBILAN 8 PENGUKURAN
SAMPEL AIR KONDUKTIVITAS
5 PENGUKURAN 9 PENGUKURAN
TIMBAL
AMONIA
5 PENGUKURAN 11 IDENTIFIKASI
KLORIN BAKTERI
6 PENGUKURAN 13 BIOINDIKATOR
OKSIGEN TERLARUT
7 PENGUKURAN 14 STANDAR
PHOSPAT PENCEMARAN
15 REFRENSI
UJI KUALITAS AIR
SEDERHANA
3
PENGAMBILAN
SAMPEL AIR
ALAT DAN BAHAN
Teknik pengambilan sampel air permukaan secara tidak langsung (dari jembatan/ lintasan gantung)
1. Ukur lebar sungai menggunakan meteran
2. Bagi lebar sungai menjadi dua titik (titik pertama di lokasi 1/3 dari tepi dan titik kedua di lokasi 2/3 dari
tepi sungai)
3. Ukur kedalaman sungai dengan menggunakan tali yang diberi pemberat
4. Tentukan titik tengah dari kedalaman sungai
5. Buat alat pengambil sampel air dengan menggunakan botol pengambil sampel yang sudah steril yang
sudah diberi pemberat dan tali
6. Ambil sampel air dengan alat yang sudah dibuat sebelumnya
7. Bilas botol pengambil sampel sebanyak 3x di lokasi pengambilan sampel (titik pertama di lokasi 1/3 dari
tepi dan titik kedua di lokasi 2/3 dari tepi sungai)
8. Ambil sampel dengan cara mencelupkan botol pengambil sampel yang telah diberi pemberat sedalam
1/2 dari kedalaman total di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran air
9. Angkat botol pengambil sampel dari air permukaan
CARA KERJA
1. Buka penutup pada gelas beaker plastik kemudian bilas gelas dengan air sampel.
2. Isi gelas dengan sampel air sampai menunjukkan volume 10 ml.
3. Tambahkan 2 tetes Reagent 1 ke dalam sampel air, kemudian tutup kembali gelas dan goyang memutar
secara perlahan.
4. Buka penutup gelas dan tambahkan 8 tetes Nessler Reagent pada sampel air, kemudian tutup kembali
gelas dan goyang memutar secara perlahan.
5. Buka penutup gelas dan pindahkan sampel pada wadah pembanding warna sampai batas ketinggian,
kemudian diamkan selama 5 menit.
6. Bandingkan warna sampel dengan indicator warna (amati pada jarak 10 cm dari belakang wadah),
kemudian catat hasil pengukuran (mg/L atau ppm).
PENGUKURAN
KLORIN
Menggunakan metode analisa: Uji Cepat Hanna HI 3831
1. Sampel air (diambil dari berbagai sumber) 1. Tambahkan 5 tetes Reagent 1 pada wadah
2. Reagen 1: Sodium Hidroxyde pembanding warna.
3. Reagen 2: Sulphuric acid & 2. Tambahkan 2 tetes Reagent 3 pada wadah
phenylenediammonium sulfate pembanding warna.
4. Reagen 3: aqueous solution 3. Tambahkan 3 tetes Reagent 2 pada wadah
5. Wadah pembanding warna (color comparator pembanding warna.
cube). 4. Isi wadah dengan sampel air sampai menunjukkan
6. Gelas ukur volume 5 ml.
7. Akuades 5. Tutup kembali wadah dan kocok secara perlahan
kemudian amati perubahan warna.
6. Sesuaikan warna sampel air dengan indicator warna
pada wadah , kemudian catat kadar Klorin dalam
sampel air tersebut (mg/L).
5
PENGUKURAN
OKSIGEN TERLARUT
Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesis
dan absorbsi atmosfer atau udara. Pemeriksaan DO dalam perairan digunakan untuk mengetahui
kualitas air. Semakin banyak jumlah DO dalam perairan maka kualitas air semakin baik.
Metode Pengukuran Azide Modification Titration
CARA KERJA
1. Bilas botol dengan menggunakan sampel air sebanyak 3 kali dan isi botol dengan sampel air sampai
penuh (sedikit tumpah). Kemudian tutup botol secara perlahan.
2. (Perhatian: jangan sampai muncul gelembung udara)
3. Buka penutup botol dan masukkan 5 tetes Manganous Sulphate dan Alkali Azide-Reagent.
4. Tambahkan sampel air ke dalam botol sampai sedikit tumpah dan tutup kembali botol.
5. Kocok perlahan botol hingga sampel air berubah warna menjadi kuning-oranye dan terbentuk flokulan.
6. Diamkan sebentar sampai flokulan setengah mengendap.
7. Setelah 2 menit tambahkan 10 tetes sulphuric acid solution dan tutup kembali botol.
8. Kocok perlahan botol supaya semua terlarut dan sampel berwarna kuning.
9. Basuh gelas plastik menggunakan sampel air kemudian isi gelas dengan sampel air dari botol sampai
menunjukkan volume 5 ml.
10. Tambahkan 1 tetes strarch indicator melalui lubang pada penutup gelas, kemudian goyang gelas
secara perlahan.
11. Ambil titrant solution menggunakan syringe. Tarik syringe sampai menunjukkan angka 0 ml pada
syringe.
12. Masukkan ujung syringe pada lubang di penutup gelas kemudian teteskan sedikit demi sedikit sambil
goyang gelas.
13. Tambahkan titrant solution sampai sampel berubah menjadi tidak berwarna.
14. Apabila sampel sudah tidak berwarna, hentikan penambahan titrant solution.
15. Catat volume titrant solution yang telah diteteskan kemudian dikalikan 10 (mg/L O2).
Keterangan:
1. ·Jika hasil <5 mg/L, pemeriksaan ulang dilakukan dengan menambahkan sampel air dalam botol
sampai menunjukkan volume 10 ml.
2. ·Kemudian ulangi praktik mulai huruf i) sampai m).
3. ·Catat volume titrant solution yang telah diteteskan kemudian dikalikan 5 (mg/L O2).
6
PENGUKURAN
PHOSPAT
Menggunakan metode analisa: Uji Cepat Hanna HI 3833
PENGUKURAN
KEKERUAHAN
Turbidity/ Kekeruhan adalah salah satu parameter fisika kualitas air. Pengukuran tingkat kekeruhan dengan
menggunakan alat turbidimeter. Tingginya nilai kekeruhan berhubungan dengan padatan terlarut dan
tersuspensi dalam air. Semakin tinggi nilai padatan terlarut dan tersuspensi, maka nilai kekeruhan juga semakin
tinggi.
7
PENGUKURAN
KONDUKTIVITAS
Konduktivitas air adalah kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik atau disebut Daya Hantar Listrik
(DHL). Semakin tinggi nilai DHL suatu cairan menunjukkan semakin banyak mineral yang terkandung dalam air.
PENGUKURAN
TIMBAL
Pengukuran dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
8
PENGUKURAN
TIMBAL
Pengukuran dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
CARA KERJA
Persiapan sampel
Sampel sebanyak 500 ml yang telah diambil dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambahkan asam nitrat
pekat HNO3 hingga pH menjadi < 2 lalu dimasukkan ke dalam coolbox. Kemudian dipanaskan di pemanas
listrik sampai larutan sampel hampir kering. Lalu ditambahkan aquadest dan dimasukkan ke dalam labu ukur
50 ml melalui kertas saring dan dicukupkan sampai 50 ml dengan aquadest.
9
PENGUKURAN
TIMBAL
Pengukuran dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
CARA KERJA
Proses Analisa sampel bioindikator kualitas air (Ikan Bader dan Kangkung Air)
Preparasi Sampel
Lumatkan dan haluskan masing-masing sampel ikan bader dan kangkung air dengan blender hingga
homogen dan tempatkan sampel dalam wadah polysterene yang bersih dan tertutup simpan dalam frezzer
sebelum uji pada laboratorium.
Prosedur Destruksi
1. Timbang masing-masing sampel ikan bader dan kangkung air yang sudah dipreparasi sebanyak 2 g
dalam tabung sampel.
2. Untuk kontrol positif (spike 0,1 mg/kg) tambahkan masing-masing 0,2 ml larutan standar Pb ke dalam
masing-masing sampel Ikan Bader dan Kangkung Air yang sudah dipreparasi dan kontrol positif
kemudian di vortex.
3. Tambahkan 5 ml-10 ml HNO3 65% dan 2 ml H2O2
4. Lakukan destruksi dengan mengatur program microwave
5. Pindahkan hasil destruksi ke labu takar 50 ml dan tambahkan larutan metrik modifier sampai tanda batas
dengan air dionisasi.
Hasil Analisis residu Pb dibandingkan dengan nilai ambang batas cemaran logam berat Pb menurut PP No
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, SNI 2729:2013 tentang
batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan olahan ikan, dan SNI 7387:2009 tentang batas
maksimum cemaran logam berat dalam pangan olahan sayur.
10
IDENTIFIKASI
BAKTERI
1. Sampel air
2. Lactosa broth (LB)
3. Brilliant green lactose bile broth (BGLB)
4. Media KIA
5. Simmons citrate agar (SLA)
6. Media metyl red-voges proskauer (MR-VP)
7. Perdise indole
8. Metal merah
9. Larutan KOH 40 %
10. Pereaksi indol
11. Media Mueller Hilton (MH)
12. Botol sampel dan tali untuk mengumpulkan sampel air
13. Tabung reaksi (Pyrex)
14. Tabung durham
15. Cawan petri
16. Pipet ukur (pyrex)
17. Botol tertutup steril
18. Ose bulat
19. Ose jarum
20. Incubator
21. Lampu spiritus
22. Autoklaf
23. Inkas
24. Inkubator
25. Swab steril
26. Handscoon
27. Masker
28. Spuit 5ml
29. Alat Tulis
11
IDENTIFIKASI
BAKTERI
CARA KERJA
Tes perkiraan
Pederetan tabung berisi media LB masing-masing diisi sampel 10 ml, 1 ml, 0,1 ml. Semua tabung
dimasukkan dalam inkubator pada suhu 37º C selama 24 jam. Hasil fermentasi positif jika terjadi fermentasi
laktosa oleh bakteri yang ditemukan pada sampel, sehingga terbentuk gas pada rongga kosong bagian atas
tabung Durham terbalik dalam media LB.
Tes penegasan
Sampel yang positif menunjukkan gas, ditanam menggunakan ose pada 4 ml media BGLB. Selanjutnya
diinkubasi pada suhu 37º C selama 24 jam. Jika terbentuk gas (positif) pada beberapa tabung media BGLB,
maka disesuaikan dengan tabel indeks MPN 5555.
Tes kesempurnaan
Hasil positif pada media BGLB ditanam pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMB Agar), kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, selanjutnya ditanam pada media KIA dan IMVIC (Indol, VP, MR
dan Citrat).
Uji indol
Bakteri dimasukkan kedalam tryptone broth lalu diinkubasi selama 1x24 jam dengan suhu 35°C, kemudian
ditambahkan 0,2 ml pereaksi indol lalu di kocok dan didiamkan selama beberapa menit. Warna merah mata
ikan pada permukaan membentuk cincin mendanakan reaksi indol positif, warna jingga menunjukkan reaksi
indol negative.
Uji Metil Merah
Bakteri dimasukkan kedalam pembenihan MR-VP dan diinkubasi selama 1x24 jam dengan suhu 35°C,
setelah diinkubasi ditambahkan 5 tetes metil merah, dikorek dan didiamkan selama beberapa menit. Warna
kuning menunjukkan reaksi negative dan warna merah menunjukkan reaksi positif
Uji VP (vages proskaver)
Bakteri dimasukkan kedalam pembenihan MR-VP dan diinkubasi selama 1x24 jam dengan suhu 35°C,
setelah diinkubasi ditambahkan 3 tetes larutan alfa naftol dan 2 tetes larutan KOH 40% dikocok dan
didiamkan selama beberapa menit. Warna merah muda sampai merah tua menunjukkan hasil positif dan jika
tidak berubah warna maka menunjukkan hasil negative.
Uji Citrat
Bakteri dimasukkan kedalam pembenihan simmons citrat, lalu diinkubasi selama 1x24 jam dengan suhu
35°C. warna biru menunjukkan hasil positif, warna hijau menunjukkan hasil negative
12
BIOINDIKATOR
Bioindikator adalah organisme yang dapat menunjukan kualitas lingkungan atau ekosistem
dimana organisme tersebut berada. Bioindikator memiliki sensitifitas terhadap perubahan
lingkungan sehingga dapat digunakan sebagai tanda terjadinya perubahan tersebut.
Untuk mengetahui cemaran logam berat di alam dapat menggunakan bioindikator seperti ikan
dan tanaman. Lebih dari 40% publikasi menyebutkan ikan dan tanaman digunakan sebagai
bioindikator terkhusus untuk cemaran di area perairan karena proses hidup yang behubungan
langsung dengan kondisi lingkungan perairan, melakukan proses penyerapan zat/partikel mikro,
dan berperan sebagai bahan makanan manusia pada rantai makanan
Beberapa jenis bioindikator yang mudah ditemukan di sekitar sungai dan sumber air lain adalah
sebagai berikut:
01 02
Ikan merupakan salah satu biota air yang dapat Tanaman air mempunyai kemampuan
digunakan sebagai bioindikator tingkat menyerapp/mengurangi pencemaran bahan
pencemaran air sungai dengan menentukan organik dan anorganik di perairan air tawar dan
kandungan logam berat di dalam tubuh ikan. menjadi tanaman indikator.
Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap
perubahan fisik air maupun terhadap adanya
senyawa pencemar yang terlarut dalam batas
konsentrasi tertentu
03 04
KATAK CAPUNG
Katak merupakan hewan yang mempunyai Capung termasuk serangga yang unik, pada
kepekaan terhadap perubahan lingkungan. Hal fase larva, capung adalah serangga predator
ini disebabkan katak bernapas melalui kulitnya yang hidup didalam air. Keberadaan capung di
yang senantiasa lembab, sehingga saat sekitar lingkungan kita dapat mengisyaratkan
lingkungan rusak akan langsung mengganggu bahwa kondisi air di lingkungan kita masih baik.
katak, dan akan terjadi penurunan populasi
13
STANDAR
PENCEMARAN
14
View publication stats
REFRENSI
Hadi, A. 2007. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Penerbit PT. Gramedia :
Jakarta.
Sidjabat FN, Alwi V, Puspitasari Y. PENGUKURAN TIMBAL PADA AIR SUNGAI DAN BIOINDIKATOR
LOKAL DI SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI , PROVINSI JAWA TIMUR. J Ekol Kesehat.
2020;19(3):161–73.
Permenkes No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Kualitas Air
Amiril Arifin (2016) ‘Isolasi Dan Identifikasi Bakteri di Lingkungan Laboratorium Mikrobiologi Klinik
RSUDZA Banda Aceh’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Komunitas, 1(4), pp. 1–8. Available at:
http://jim.unsyiah.ac.id/FKK/article/download/1407/740.
Badan Standardisasi Nasional (2004) Tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Dalam Rangka
Pemantauan Kualitas Air Pada Suatu Daerah Pengaliran Sungai. 03–7016. Indonesia.
BSN (1998) SNI 01-2896-1998: Cara uji cemaran logam dalam makanan. Jakarta.
BSN (2009a) SNI 6989.8:2009 Air dan air limbah ‘Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA)’. Jakarta.
BSN (2009b) SNI 7387:2009: Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Jakarta.
BSN (2011) SNI 2354.5:2011 Cara uji kimia - Bagian 5: Penentuan kadar logam berat (Pb) dan
kadmium (Cd) pada produk perikanan. Jakarta.
BSN (2013) SNI 2729:2013 Ikan Segar tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan
olahan ikan. Jakarta.
Persyaratan Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.907/MENKES/SK/VII/2002
Kragulj, T. (2018) ‘Lead contamination of fish and water from coastal sea of Bar Region
(Montenegro)’, Journal of Agronomy, Technology and Engineering Management (JATEM), 1(1), pp.
124–129. Available at: http://www.fimek.edu.rs/images/naucnirad/jatem/issue/v1/17-
(17)_Kragulj_et_al.,_2018._Vol._1(1),_124- 129.pdf.
PENULIS
FORMAN NOVRINDO SIDJABAT,
S.K.M., M.Kes.(EPID)
sidjabat.fn@iik.ac.id
085791143238
@omansdj
64114