You are on page 1of 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/355212755

BUKU SAKU PETUNJUK PENGUKURAN KUALITAS AIR

Book · October 2021

CITATIONS READS

0 9,519

1 author:

Forman Novrindo Sidjabat


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
22 PUBLICATIONS 14 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Forman Novrindo Sidjabat on 15 October 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Buku Saku:

PETUNJUK
PENGUKURAN
KUALITAS AIR
DAFTAR ISI

3 UJI KUALITAS AIR 7 PENGUKURAN


SEDERHANA KEKERUHAN

4 PENGAMBILAN 8 PENGUKURAN
SAMPEL AIR KONDUKTIVITAS

5 PENGUKURAN 9 PENGUKURAN
TIMBAL
AMONIA

5 PENGUKURAN 11 IDENTIFIKASI
KLORIN BAKTERI

6 PENGUKURAN 13 BIOINDIKATOR
OKSIGEN TERLARUT

7 PENGUKURAN 14 STANDAR
PHOSPAT PENCEMARAN

15 REFRENSI
UJI KUALITAS AIR
SEDERHANA

Uji Fisika Sederhana


Menggunakan Pancaindra (organoleptik)
Amati kekeruhan, warna, suhu, bau dan rasa air yang akan kita uji. Berhati-hati pada saat menguji bau dan
rasa, jangan lakukan uji bau dan rasa apabila terlihat kejanggalan pada warna, kekeruhan dan suhu pada air
sampel.
Menggunakan metode sederhana
1. Masukan segelas air yang akan diuji ke dalam gelas ukur sampel
2. Tambahkan segelas air standar (layak minum) ke dalam gelas ukur sampel. Perhatikan reaksi yang
terjadi, seperti perubahan warna, kekeruhan, suhu, bau dan rasa. Apabila hasil analisis tidak
menunjukan adanya perubahan, kemungkinan derajat pencemaran pada air cukup rendah dan dapat
dijadikan bahan baku air minum. Namun apabila terjadi perubahan yang telah disebutkan, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pencemaran pada air uji (ikuti tahapan selanjutnya).
3. Tahapan selanjutnya, tambahkan 2 gelas air bersih (layak minum) ke dalam gelas ukur sampel. Apabila
dengan penambahan dua gelas air bersih (layak minum), kekeruhan, warna, suhu menjadi normal,
berarti tingkat pencemaran air sampel sedang. Apabila air sampel masih keruh dan tidak ada perubahan
warna dan suhu, disimpulkan derajat pencemaran air sampel tinggi. Pada thapan ini, jangan menguji bau
dan rasa pada air sampel.

Uji Kimia sederhana


Uji kimia menggunakan air teh
Analisa kimia secara sederhana dengan membuat teh menggunakan air minum. Kemudian, air teh tersebut
dicampur dengan air uji. Caranya sebagai berikut:
1. Masukan air uji ke dalam gelas berisi air the.
2. Diamkan gelas yang berisi campuran air uji dengan air teh dalam keadaan terbuka selama semalam.
3. Analisis kualitas air yang telah dicampur teh. Apabila terdapat perubahan warna, lendir dan lapisan
minyak pada permukaan air disimpulkan kulitas air tidak dijadikan bahan baku air minum.

Uji kimia menggunakan metode elektrolisis sederhana


1. Sediakan gelas, 2 buah paku dan kabel 50 cm
2. Sediakan air contoh yang akan diperiksa atau di analisis
3. Buat rangkaian listrik seperti pada gambar
4. Perhatikan setelah beberapa menit atau 1 jam, Bila air mengandung besi dan unsur lain, air akan keruh
dan banyak gumpalan pada paku

Uji biologi sederhana


Analisa kualitas air secara biologi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri dalam air. Dengan
mata telanjang tidak dapat diketahui keberadan mikroorganisme. Namun ini bisa dilakukan dengan uji
sederhana yaitu dengan cara mendiamkan air uji selama beberapa hari, paling tidak selama 5 hari. Tahapan
uji biologi sederhana adalah sebagai berikut:
1. Masukan air uji ke dalam gelas tembus cahaya (bening) kemudian tutup rapat.
2. Letakan gelas tersebut di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari langsung selama lima hari.
3. Setelah lima hari periksa kondisi air tersebut, apabila terjadi perubahan warna dan gumpalan putih
berwarna putih seperti lendir disimpulkan kualitas air tersebut tidak layak dijadikan bahan baku air
minum.

3
PENGAMBILAN
SAMPEL AIR
ALAT DAN BAHAN

Pengambilan sampel air perpipaan Pengambilan sampel air permukaan


1. Botol kaca steril ukuran kecil 1 buah (untuk 1. Botol kaca steril ukuran kecil 2 buah (untuk
sampel) sampel)
2. Plastik steril 2. Plastik steril
3. Aluminium foil 3. Botol kaca steril ukuran besar 2 buah (untuk
4. Cairan spirtus pengambil sampel dan pencampur sampel air)
5. Bunsen 4. Aluminium foil
6. Korek api 5. Cairan spirtus
7. Label 6. Bunsen
8. Cooling box 7. Korek api
9. Alat tulis 8. Corong
10. Kamera 9. Tali tampar
10. Pemberat (batu)
11. Label
12. Cooling box
13. Alat tulis
14. Kamera
15. Thermohigrometer
16. Meteran
CARA KERJA

Teknik pengambilan sampel air permukaan secara tidak langsung (dari jembatan/ lintasan gantung)
1. Ukur lebar sungai menggunakan meteran
2. Bagi lebar sungai menjadi dua titik (titik pertama di lokasi 1/3 dari tepi dan titik kedua di lokasi 2/3 dari
tepi sungai)
3. Ukur kedalaman sungai dengan menggunakan tali yang diberi pemberat
4. Tentukan titik tengah dari kedalaman sungai
5. Buat alat pengambil sampel air dengan menggunakan botol pengambil sampel yang sudah steril yang
sudah diberi pemberat dan tali
6. Ambil sampel air dengan alat yang sudah dibuat sebelumnya
7. Bilas botol pengambil sampel sebanyak 3x di lokasi pengambilan sampel (titik pertama di lokasi 1/3 dari
tepi dan titik kedua di lokasi 2/3 dari tepi sungai)
8. Ambil sampel dengan cara mencelupkan botol pengambil sampel yang telah diberi pemberat sedalam
1/2 dari kedalaman total di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran air
9. Angkat botol pengambil sampel dari air permukaan

Teknik pengambilan sampel air perpipaan


1. Siapkan botol sampel steril yang sudah terbungkus dengan plastik steril
2. Buka plastik pembungkus botol sampel steril
3. Buka tutup botol sampel steril
4. Isi botol sampel steril tersebut dengan sampel air yang telah diambil dengan menggunakan botol
pengambil sampel dengan corong hingga volumenya ± 3/4 volume botol
5. Panaskan mulut botol dengan api bunsen
6. Tutup mulut botol dengan menggunakan aluminium foil dan tutup botol
7. Beri label
8. Masukkan kembali ke plastik steril pembungkus sebelumnya
9. Simpan di cooling box
4
PENGUKURAN
AMONIA
Menggunakan metode analisa: Uji Cepat Hanna HI 3826

ALAT DAN BAHAN


1. Sampel air (diambil dari berbagai sumber)
2. Reagen 1: larutan EDTA
3. Nessler Reagent (K2HgI4)
4. Gelas beaker plastik.
5. Wadah pembanding warna (color coparator
cube)
6. Gelas ukur
7. Akuades
8. Pipet

CARA KERJA
1. Buka penutup pada gelas beaker plastik kemudian bilas gelas dengan air sampel.
2. Isi gelas dengan sampel air sampai menunjukkan volume 10 ml.
3. Tambahkan 2 tetes Reagent 1 ke dalam sampel air, kemudian tutup kembali gelas dan goyang memutar
secara perlahan.
4. Buka penutup gelas dan tambahkan 8 tetes Nessler Reagent pada sampel air, kemudian tutup kembali
gelas dan goyang memutar secara perlahan.
5. Buka penutup gelas dan pindahkan sampel pada wadah pembanding warna sampai batas ketinggian,
kemudian diamkan selama 5 menit.
6. Bandingkan warna sampel dengan indicator warna (amati pada jarak 10 cm dari belakang wadah),
kemudian catat hasil pengukuran (mg/L atau ppm).

PENGUKURAN
KLORIN
Menggunakan metode analisa: Uji Cepat Hanna HI 3831

ALAT DAN BAHAN CARA KERJA

1. Sampel air (diambil dari berbagai sumber) 1. Tambahkan 5 tetes Reagent 1 pada wadah
2. Reagen 1: Sodium Hidroxyde pembanding warna.
3. Reagen 2: Sulphuric acid & 2. Tambahkan 2 tetes Reagent 3 pada wadah
phenylenediammonium sulfate pembanding warna.
4. Reagen 3: aqueous solution 3. Tambahkan 3 tetes Reagent 2 pada wadah
5. Wadah pembanding warna (color comparator pembanding warna.
cube). 4. Isi wadah dengan sampel air sampai menunjukkan
6. Gelas ukur volume 5 ml.
7. Akuades 5. Tutup kembali wadah dan kocok secara perlahan
kemudian amati perubahan warna.
6. Sesuaikan warna sampel air dengan indicator warna
pada wadah , kemudian catat kadar Klorin dalam
sampel air tersebut (mg/L).

5
PENGUKURAN
OKSIGEN TERLARUT

Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesis
dan absorbsi atmosfer atau udara. Pemeriksaan DO dalam perairan digunakan untuk mengetahui
kualitas air. Semakin banyak jumlah DO dalam perairan maka kualitas air semakin baik.
Metode Pengukuran Azide Modification Titration

ALAT DAN BAHAN


1. Sampel air (diambil dari berbagai sumber)
2. DO meter: botol kaca, reagent (manganous
sulphate dan alkali-azide), sulphuric acid,
plastic vessel, starch indicator, syringe,HI
3810-0 Titrant solution.
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur
5. Akuades

CARA KERJA
1. Bilas botol dengan menggunakan sampel air sebanyak 3 kali dan isi botol dengan sampel air sampai
penuh (sedikit tumpah). Kemudian tutup botol secara perlahan.
2. (Perhatian: jangan sampai muncul gelembung udara)
3. Buka penutup botol dan masukkan 5 tetes Manganous Sulphate dan Alkali Azide-Reagent.
4. Tambahkan sampel air ke dalam botol sampai sedikit tumpah dan tutup kembali botol.
5. Kocok perlahan botol hingga sampel air berubah warna menjadi kuning-oranye dan terbentuk flokulan.
6. Diamkan sebentar sampai flokulan setengah mengendap.
7. Setelah 2 menit tambahkan 10 tetes sulphuric acid solution dan tutup kembali botol.
8. Kocok perlahan botol supaya semua terlarut dan sampel berwarna kuning.
9. Basuh gelas plastik menggunakan sampel air kemudian isi gelas dengan sampel air dari botol sampai
menunjukkan volume 5 ml.
10. Tambahkan 1 tetes strarch indicator melalui lubang pada penutup gelas, kemudian goyang gelas
secara perlahan.
11. Ambil titrant solution menggunakan syringe. Tarik syringe sampai menunjukkan angka 0 ml pada
syringe.
12. Masukkan ujung syringe pada lubang di penutup gelas kemudian teteskan sedikit demi sedikit sambil
goyang gelas.
13. Tambahkan titrant solution sampai sampel berubah menjadi tidak berwarna.
14. Apabila sampel sudah tidak berwarna, hentikan penambahan titrant solution.
15. Catat volume titrant solution yang telah diteteskan kemudian dikalikan 10 (mg/L O2).

Keterangan:
1. ·Jika hasil <5 mg/L, pemeriksaan ulang dilakukan dengan menambahkan sampel air dalam botol
sampai menunjukkan volume 10 ml.
2. ·Kemudian ulangi praktik mulai huruf i) sampai m).
3. ·Catat volume titrant solution yang telah diteteskan kemudian dikalikan 5 (mg/L O2).

6
PENGUKURAN
PHOSPAT
Menggunakan metode analisa: Uji Cepat Hanna HI 3833

ALAT DAN BAHAN CARA KERJA


1. Sampel air (diambil dari berbagai sumber) 1. Buka penutup pada gelas beaker plastik kemudian
2. Phospate Reagent bilas gelas dengan air sampel.
3. Wadah pembanding warna (color comparator 2. Isi gelas dengan sampel air sampai menunjukkan
cube) volume 10 ml.
4. Gelas beaker plastik 3. Tambahkan 1 pak Phospate Reagent.
5. Gelas ukur 4. Tutup kembaligelas, kemudian goyang secara
6. Akuades perlahan sampai semua tercampur.
7. Pipet 5. Buka kembali penutup, kemudian pindahkan sampel
dari gelas beaker ke wadah pembanding warna.
6. Diamkan selama 1 menit.
7. Amati dan cocokkan warna sampel dengan indicator
warna, kemudian catathasil pengukuran (mg/L atau
ppm).

PENGUKURAN
KEKERUAHAN
Turbidity/ Kekeruhan adalah salah satu parameter fisika kualitas air. Pengukuran tingkat kekeruhan dengan
menggunakan alat turbidimeter. Tingginya nilai kekeruhan berhubungan dengan padatan terlarut dan
tersuspensi dalam air. Semakin tinggi nilai padatan terlarut dan tersuspensi, maka nilai kekeruhan juga semakin
tinggi.

ALAT DAN BAHAN CARA KERJA


1. Sampel air (diambil dari berbagai sumber) 1. Pastikan turbidity meter siap digunakan.
2. Turbidimeter: testing bottle, turbidity meter 2. Masukkan sampel air ke dalam testing bottle
container. sampai menunjukkan volume 10 ml.
3. Pipet tetes 3. Letakkan testing bottle ke dalam container.
4. Akuades (Perhatian: pastikan tanda putih pada testing
bottle berhadapan dengan tanda putih pada
container).
4. Tutup container dan pastikan berbunyi “klik”
dan pastikan bagian luar container dalam
kondisi kering dan siap untuk pengukuran.
5. Tekan tombol “POWER” selanjutnya tombol
“TEST”, tunggu selama 10 detik akan keluar
hasil pengukuran (NTU unit).

7
PENGUKURAN
KONDUKTIVITAS
Konduktivitas air adalah kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik atau disebut Daya Hantar Listrik
(DHL). Semakin tinggi nilai DHL suatu cairan menunjukkan semakin banyak mineral yang terkandung dalam air.

ALAT DAN BAHAN


CARA KERJA
1. Sampel air (diambil dari berbagai sumber)
1. Pastikan conductivity meter siap digunakan
2. Conductivity meter
(kondisi ON).
3. Gelas ukur
2. Siapkan sampel air dalam gelas ukur.
4. Akuades
3. Aduk secara perlahan sampel air kemudian
tunggu hasilnya dalam beberapa detik
(µS/cm).

PENGUKURAN
TIMBAL
Pengukuran dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

ALAT DAN BAHAN


1. larutan standar timbal (II) nitrat (Pb(NO3)2, asam nitrat pekat (HNO3 65%), H2O2, HCLO4 dan aquadest.
2. Alumunium foil, gelas beaker (ukuran 25 ml, 100 ml, dan 250 ml),
3. blender/homogenizer,
4. botol polypropylene,
5. cawan porselen bertutup,
6. corong plastik,
7. desikator,
8. gelas ukur (25 ml dan 50 ml),
9. hot plate, labu takar (50 ml (polypropylene) dan 1000 ml),
10. labu takar 100 ml,
11. microwave (khusus untuk destruksi),
12. mikropipet,
13. oven,
14. pipet tetes,
15. pipet volumetrik (ukuran 10 ml, 5 ml, 1 ml),
16. pisau,
17. refrigerator atau freezer,
18. sendok plastik,
19. Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) (merek Shimadzu AA 700),
20. timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 ml,
21. tungku pengabuan,
22. wadah polystyrene,
23. botol kaca dengan pemberat,
24. coolbox

8
PENGUKURAN
TIMBAL
Pengukuran dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

CARA KERJA

Persiapan sampel
Sampel sebanyak 500 ml yang telah diambil dimasukkan ke dalam gelas piala, ditambahkan asam nitrat
pekat HNO3 hingga pH menjadi < 2 lalu dimasukkan ke dalam coolbox. Kemudian dipanaskan di pemanas
listrik sampai larutan sampel hampir kering. Lalu ditambahkan aquadest dan dimasukkan ke dalam labu ukur
50 ml melalui kertas saring dan dicukupkan sampai 50 ml dengan aquadest.

Pembuatan Blanko HNO3


Diambil 2 ml larutan HNO3 0,5 M, kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml dan cukupkan
volumenya dengan aquadest.

Pembuatan larutan Baku logam timbal 1000 ppm


Ditimbang 1,6 g Pb(NO3)2, dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml. Ditambahkan 10 ml HNO3 pekat dan
aquadest hingga tepat pada tanda batas.

Persiapan kurva kalibrasi larutan standar timbal (Pb)


Dibuat larutan standar 100 ppm yaitu dengan mengambil 10 ml larutan standar 1000 ppm kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan dicukupkan dengan aquadest hingga 100 ml. Dibuat larutan
standar Pb 0,1 ppm; 0,5 ppm; 1,0 ppm; 1,5 ppm; dan 2,0 ppm dengan cara dipipet 0,1 ml; 0,5 ml; 1,0 ml; 1,5
ml; 2,0 ml larutan baku timbal 100 ppm ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan 3 ml HNO3 0,5 M
kemudian dicukupkan dengan aquadest sampai tanda batas.

Pengukuran kurva kalibrasi standar timbal


Dimasukkan masing-masing larutan baku yang telah dibuat dengan cara menginjeksikan ke dalam AAS lalu
diukur serapannya pada panjang gelombang 283,3 nm. Dicatat hasil pengukuran dan didapatkan kurva
kalibrasi.

Pengukuran kadar timbal (Pb) dari sampel


Dimasukkan sampel uji air sungai yang sudah dipreparasi dengan cara menginjeksikan ke dalam AAS lalu
diukur serapannya pada panjang gelombang 283,3 nm. Dan dicatat hasil pengukuran untuk kemudian
dianalisis.

9
PENGUKURAN
TIMBAL
Pengukuran dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

CARA KERJA

Proses Analisa sampel bioindikator kualitas air (Ikan Bader dan Kangkung Air)
Preparasi Sampel
Lumatkan dan haluskan masing-masing sampel ikan bader dan kangkung air dengan blender hingga
homogen dan tempatkan sampel dalam wadah polysterene yang bersih dan tertutup simpan dalam frezzer
sebelum uji pada laboratorium.

Prosedur Destruksi
1. Timbang masing-masing sampel ikan bader dan kangkung air yang sudah dipreparasi sebanyak 2 g
dalam tabung sampel.
2. Untuk kontrol positif (spike 0,1 mg/kg) tambahkan masing-masing 0,2 ml larutan standar Pb ke dalam
masing-masing sampel Ikan Bader dan Kangkung Air yang sudah dipreparasi dan kontrol positif
kemudian di vortex.
3. Tambahkan 5 ml-10 ml HNO3 65% dan 2 ml H2O2
4. Lakukan destruksi dengan mengatur program microwave
5. Pindahkan hasil destruksi ke labu takar 50 ml dan tambahkan larutan metrik modifier sampai tanda batas
dengan air dionisasi.

Pembacaan Kurva Kalibrasi Metode AAS


1. Siapkan larutan standar kerja PB
2. Baca larutan standar kerja, sampel contoh dan spliked pada alat dengan panjang gelombang 283,3 nm.

Hasil Analisis residu Pb dibandingkan dengan nilai ambang batas cemaran logam berat Pb menurut PP No
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, SNI 2729:2013 tentang
batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan olahan ikan, dan SNI 7387:2009 tentang batas
maksimum cemaran logam berat dalam pangan olahan sayur.

10
IDENTIFIKASI
BAKTERI

ALAT DAN BAHAN

1. Sampel air
2. Lactosa broth (LB)
3. Brilliant green lactose bile broth (BGLB)
4. Media KIA
5. Simmons citrate agar (SLA)
6. Media metyl red-voges proskauer (MR-VP)
7. Perdise indole
8. Metal merah
9. Larutan KOH 40 %
10. Pereaksi indol
11. Media Mueller Hilton (MH)
12. Botol sampel dan tali untuk mengumpulkan sampel air
13. Tabung reaksi (Pyrex)
14. Tabung durham
15. Cawan petri
16. Pipet ukur (pyrex)
17. Botol tertutup steril
18. Ose bulat
19. Ose jarum
20. Incubator
21. Lampu spiritus
22. Autoklaf
23. Inkas
24. Inkubator
25. Swab steril
26. Handscoon
27. Masker
28. Spuit 5ml
29. Alat Tulis

11
IDENTIFIKASI
BAKTERI

CARA KERJA

Proses Analisa Jenis Bakteri


Penyiapan Sampel dan Alat
Sampel yang telah diambil dilakukan pengawetan pada suhu kurang lebih 4oC untuk memperlambat aktifitas
biologi dan mengurangi kecepatan reaksi secara kimia dan fisika. Alat dicuci kemudian dibungkus dengan
kertas dan disterilkan didalam oven pada suhu 170°C selama 60 menit.

Tes perkiraan
Pederetan tabung berisi media LB masing-masing diisi sampel 10 ml, 1 ml, 0,1 ml. Semua tabung
dimasukkan dalam inkubator pada suhu 37º C selama 24 jam. Hasil fermentasi positif jika terjadi fermentasi
laktosa oleh bakteri yang ditemukan pada sampel, sehingga terbentuk gas pada rongga kosong bagian atas
tabung Durham terbalik dalam media LB.

Tes penegasan
Sampel yang positif menunjukkan gas, ditanam menggunakan ose pada 4 ml media BGLB. Selanjutnya
diinkubasi pada suhu 37º C selama 24 jam. Jika terbentuk gas (positif) pada beberapa tabung media BGLB,
maka disesuaikan dengan tabel indeks MPN 5555.

Tes kesempurnaan
Hasil positif pada media BGLB ditanam pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMB Agar), kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C, selanjutnya ditanam pada media KIA dan IMVIC (Indol, VP, MR
dan Citrat).
Uji indol
Bakteri dimasukkan kedalam tryptone broth lalu diinkubasi selama 1x24 jam dengan suhu 35°C, kemudian
ditambahkan 0,2 ml pereaksi indol lalu di kocok dan didiamkan selama beberapa menit. Warna merah mata
ikan pada permukaan membentuk cincin mendanakan reaksi indol positif, warna jingga menunjukkan reaksi
indol negative.
Uji Metil Merah
Bakteri dimasukkan kedalam pembenihan MR-VP dan diinkubasi selama 1x24 jam dengan suhu 35°C,
setelah diinkubasi ditambahkan 5 tetes metil merah, dikorek dan didiamkan selama beberapa menit. Warna
kuning menunjukkan reaksi negative dan warna merah menunjukkan reaksi positif
Uji VP (vages proskaver)
Bakteri dimasukkan kedalam pembenihan MR-VP dan diinkubasi selama 1x24 jam dengan suhu 35°C,
setelah diinkubasi ditambahkan 3 tetes larutan alfa naftol dan 2 tetes larutan KOH 40% dikocok dan
didiamkan selama beberapa menit. Warna merah muda sampai merah tua menunjukkan hasil positif dan jika
tidak berubah warna maka menunjukkan hasil negative.
Uji Citrat
Bakteri dimasukkan kedalam pembenihan simmons citrat, lalu diinkubasi selama 1x24 jam dengan suhu
35°C. warna biru menunjukkan hasil positif, warna hijau menunjukkan hasil negative

12
BIOINDIKATOR

Bioindikator adalah organisme yang dapat menunjukan kualitas lingkungan atau ekosistem
dimana organisme tersebut berada. Bioindikator memiliki sensitifitas terhadap perubahan
lingkungan sehingga dapat digunakan sebagai tanda terjadinya perubahan tersebut.
Untuk mengetahui cemaran logam berat di alam dapat menggunakan bioindikator seperti ikan
dan tanaman. Lebih dari 40% publikasi menyebutkan ikan dan tanaman digunakan sebagai
bioindikator terkhusus untuk cemaran di area perairan karena proses hidup yang behubungan
langsung dengan kondisi lingkungan perairan, melakukan proses penyerapan zat/partikel mikro,
dan berperan sebagai bahan makanan manusia pada rantai makanan
Beberapa jenis bioindikator yang mudah ditemukan di sekitar sungai dan sumber air lain adalah
sebagai berikut:

01 02

IKAN TANAMAN AIR

Ikan merupakan salah satu biota air yang dapat Tanaman air mempunyai kemampuan
digunakan sebagai bioindikator tingkat menyerapp/mengurangi pencemaran bahan
pencemaran air sungai dengan menentukan organik dan anorganik di perairan air tawar dan
kandungan logam berat di dalam tubuh ikan. menjadi tanaman indikator.
Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap
perubahan fisik air maupun terhadap adanya
senyawa pencemar yang terlarut dalam batas
konsentrasi tertentu

03 04

KATAK CAPUNG

Katak merupakan hewan yang mempunyai Capung termasuk serangga yang unik, pada
kepekaan terhadap perubahan lingkungan. Hal fase larva, capung adalah serangga predator
ini disebabkan katak bernapas melalui kulitnya yang hidup didalam air. Keberadaan capung di
yang senantiasa lembab, sehingga saat sekitar lingkungan kita dapat mengisyaratkan
lingkungan rusak akan langsung mengganggu bahwa kondisi air di lingkungan kita masih baik.
katak, dan akan terjadi penurunan populasi

13
STANDAR
PENCEMARAN

14
View publication stats

REFRENSI
Hadi, A. 2007. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Penerbit PT. Gramedia :
Jakarta.
Sidjabat FN, Alwi V, Puspitasari Y. PENGUKURAN TIMBAL PADA AIR SUNGAI DAN BIOINDIKATOR
LOKAL DI SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI , PROVINSI JAWA TIMUR. J Ekol Kesehat.
2020;19(3):161–73.
Permenkes No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Kualitas Air
Amiril Arifin (2016) ‘Isolasi Dan Identifikasi Bakteri di Lingkungan Laboratorium Mikrobiologi Klinik
RSUDZA Banda Aceh’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Komunitas, 1(4), pp. 1–8. Available at:
http://jim.unsyiah.ac.id/FKK/article/download/1407/740.
Badan Standardisasi Nasional (2004) Tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Dalam Rangka
Pemantauan Kualitas Air Pada Suatu Daerah Pengaliran Sungai. 03–7016. Indonesia.
BSN (1998) SNI 01-2896-1998: Cara uji cemaran logam dalam makanan. Jakarta.
BSN (2009a) SNI 6989.8:2009 Air dan air limbah ‘Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA)’. Jakarta.
BSN (2009b) SNI 7387:2009: Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Jakarta.
BSN (2011) SNI 2354.5:2011 Cara uji kimia - Bagian 5: Penentuan kadar logam berat (Pb) dan
kadmium (Cd) pada produk perikanan. Jakarta.
BSN (2013) SNI 2729:2013 Ikan Segar tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan
olahan ikan. Jakarta.
Persyaratan Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.907/MENKES/SK/VII/2002
Kragulj, T. (2018) ‘Lead contamination of fish and water from coastal sea of Bar Region
(Montenegro)’, Journal of Agronomy, Technology and Engineering Management (JATEM), 1(1), pp.
124–129. Available at: http://www.fimek.edu.rs/images/naucnirad/jatem/issue/v1/17-
(17)_Kragulj_et_al.,_2018._Vol._1(1),_124- 129.pdf.

PENULIS
FORMAN NOVRINDO SIDJABAT,

S.K.M., M.Kes.(EPID)

Bidang Minat: Epidemiologi (Sosial dan Lingkungan)

sidjabat.fn@iik.ac.id

085791143238

@omansdj

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Jalan KH. Wachid Hasyim No.65

Kelurahan Bandar Lor, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur

64114

You might also like