You are on page 1of 5

MAJAS (GAYA BAHASA)

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan


sebuah pesan secara imajinatif dan kiasan.

 Majas dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:


1. Majas perbandingan
2. Majas penegasan
3. Majas sindiran
4. Majas pertentangan.

 MAJAS PERBANDINGAN
Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang menyatakan sebuah
perbandingan antara suatu hal dengan hal lain. Masjas perbandingan
teriri dari:
 Majas personifikasi: majas yang melukiskan sebuah benda mati
seakan-akan hidup menyerupai sifat makhluk hidup.
Contoh:
 Embun pagi menyapa
 Pena menari-nari di atas kertas
 Nyiur melambai-lambai di tepi pantai

 Majas hiperbola: majas yang melukiskan keadaan dengan sesuatu


yang hebat atau melebih-lebihkan.
Contoh:
 Suaranya meledakkan kuping ini
 Di Jakarta banyak gedung pencakar langit

 Majas litotes: majas yang memperkecil atau melemahkan suatu hal.


Contoh:
 Singgahlah sebentar di gubukku ini.
 Setitik air inilah yang bisa kami berikan untuk penghilang
dahaga.

 Majas metafora: majas yang membandingkan benda dengan


melukiskan secara langsung atas dasar sifat yang sama. Biasanya
menggunakan kata kiasan
Contoh:
 Rumahnya dilalap si Jago merah (jago merah = api)
 Raja siang telah terbit (raja siang = matahari)
Majas/ Gaya Bahasa (Bahasa Indonesia)
1
 Majas eufemisme: majas yang melukiskan suatu keadaan dengan
kata-kata yang lebih halus dan lembut.
Contoh:
 Anak itu Tunawicara (tunawicara = bisu)
 Sekelompok tuna karya itu diberikan wawasan oleh pak lurah
(tunawisma = orang yang tidak mempunyai pekerjaan)

 Majas metonimia: majas yang melukiskan suatu keadaan dengan


menggunakan nama merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
 Nurul senang memakai Carvil (Carvil: merek sandal)
 Adhi pulang naik Avanza (Avanza: merek mobil)

 Majas Alegori: majas alegori adalah majas yang menyatakan


dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.
Contoh:
 Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di
bawah.
 Kelasku bagaikan pasar yang setiap hari di penuhi oleh keributan
dan tidak ada aturan

 Sinekdoke: majas yang melukiskan keadaan. Majas sinekdoke


dibagi menjadi 2 yaitu Pars Prototo dan Totem pro parte
1. Pars Prototo: majas yang melukiskan keadaan sebagian untuk
semua atau seluruhnya.
Contoh:
 Lima ekor sapi itu masuk kandang
 Akhirnya mereka angkat kaki dari tanah tersebut setelah
mereka kalah di persidangan.
2. Totem pro parte: majas yang melukiskan keadaan semua atas
keseluruhan, tetapi hanya mewakili untuk sebagian.
Contoh:
 Indonesia menang melawan China.
 SMPN 1 Jakarta menjuarai lomba baca puisi

Majas/ Gaya Bahasa (Bahasa Indonesia)


2
 Asosiasi: majas yang mempunyai nama lain simile melukiskan suatu
keadaan tertentu karena persamaan sifat yang dicirikan dengan kata
bagai, bak, seperti, laksana.
Contoh:
 Lesu bagai bulan kesiangan tingkah lakunya.
 Bagai pinang dibelah dua.
 Semangatnya keras bagaikan baja.
 Mukanya pucat bagai mayat.
 Wajahnya kuning bersinar bagaikan bulan purnama

 MAJAS PENEGASAN
Majas penegasan adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata
kiasan yang menyatakan sebuah penegasan
 Pleonasme
Majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang sebenarnya
tidak perlu dikatakan lagi.
Contoh:
 Juara 1 diharapkan naik ke atas podium.
 Sejak dari kecil, Noval memang sudah menyukai badminton.
 Kita harus rutin berolahraga, agar supaya berat badan tidak naik
lagi.

 Retorika: majas yang memberikan penegasan dengan menanyakan


suatu hal yang tidak membutuhkan jawaban.
Contoh:
 Hari ini cuacanya bagus ya?
 Kamu kemana saja baru tau cara menggunakannya?

 Paralelisme: majas yang melukiskan keadaan dengan pengulangan


suatu kata yang sejajar. Umumnya digunakan dalam puisi.
Contoh :
 Manis dan pahitnya kehidupan memang sudah biasa terjadi
secara bergantian.
 Siang dan malam, aku habiskan untuk membaca komik hingga
tamat.

Majas/ Gaya Bahasa (Bahasa Indonesia)


3
 Repetisi: majas yang menggunakan pengulangan kata atau frasa
dalam karya sastra untuk mempertegas suatu makna.
contoh:
 Dia pasti akan datang, dan aku yakin, dia pasti akan datang ke
sini untuk menemuiku.
 Rajin, rajin dan rajin untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
 Aku ingin selalu bersamamu, selalu bersamamu, dan ingin selalu
bersamamu disepanjang hidupku.

 Klimaks: majas yang melukiskan suatu keadaan secara berturut-


turut dari awal sampai keadaan puncak.
contoh:
 Terlihat kedua orang itu dari bertemu, duduk, bercakap-cakap,
bertengkar, sampai keduanya saling menampar.
 Sekolah bertaraf Internasional saat ini banyak bermunculan
dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
 Toko sembako di ujung jalan itu mengumumkan tutup sementara
dari hari Senin sampai Kamis.
 2. Gedung museum itu tetap berdiri tegak dan kokoh dari dulu
sampai sekarang.
 Sehari, seminggu, sebulan, hingga setahun sudah aku menunggu
kepulanganmu.

 Antiklimaks: majas yang menggunakan urutan atau tingkatan mulai


dari yang paling tinggi hingga ke yang paling rendah.
contoh:
 Dari Pemerintah hingga rakyat jelata harus saling bahu
membahu dalam melestarikan lingkungan.
 Ibu guru menyuruh kami merapikan buku-buku di perpustakaan,
mulai dari rak yang paling atas sampai yang paling bawah.

 MAJAS SINDIRAN
Majas sindiran adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir
seseorang.
 Ironi: majas yang melukiskan keadaan yang menyatakan sebaliknya
dari kenyataan dengan maksud menyindir.
contoh:
 Wah, pagi bener kamu berangkat, sampai-sampai bel istirahat
berbunyi.
 Bagus sekali tulisanmu sampai aku tak bisa membacanya
Majas/ Gaya Bahasa (Bahasa Indonesia)
4
 Sinisme: majas sindiran yang diungkapkan secara langsung.
contoh:
 Huh, kamu itu kerja apa!
 Itukah pengorbanan, gombal!
 Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan
oleh orang terpelajar seperti dirimu.

 Sarkasme: majas sindiran yang melukiskan keadaan paling kasar


langsung menusuk perasaan.
contoh:
 Goblog amat sih
 Jangan tolol terus!

 MAJAS PERTENTANGAN
Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang menggambarkan dua hal
yang berlawanan, bertentangan atau bahkan tak selaras.
 Antitesis: majas yang berlawanan arti untuk melukiskan suatu
keadaan dengan kepaduan kata.
contoh:
 Jelek atau cantik dia tetap istriku
 Muda atau tua aku tetap tampan

 Paradoks: majas yang melukiskan suatu keadaan seolah-olah


berlawanan arti karena objeknya berbeda.
contoh:
 Ramai kota ini tidak bisa mengubah hati sunyi ini.
 Akalnya kosong di tengah kelas yang penuh sesak.

 Kontradiksi Interminus: majas yang melukiskan suatu keadaan


pertentangan dengan penjelasan semuanya. Kalimat pada majas
kotradiksi interminus biasanya menggunakan kata: tetapi, kecuali,
tinggal dan hanya.
contoh:
 Semua pasien sudah sembuh, kecuali Dina yang sedang kritis.
 Seluruh saudaranya memiliki profesi sebagai dokter atau perawat.
Hanya dia saja yang bekerja sebagai pengacara.

Majas/ Gaya Bahasa (Bahasa Indonesia)


5

You might also like