Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
Ns. Restu Iriani, S.Kep.M.Kep
2
1.
3
1.
\\\
4
5
6
7
8
2. Personal Hygiene suatu Tindakan untuk memelihara kebersihan dan Kesehatan
sesorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemenuhan personal hygine diperlukan
baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. (tarwoto, 2004).
Oral Hygine adalah suatu perawatan mulut dengan atau tanpa menggunakan antiseptic
untuk memenuhi salah satu kebutuhan personal hygiene klien, secara sederhana oral
hygiene dapat menggunakan air bersih, hangat dan matang. Secara sederhana oral
hygiene dapat dilakukan Bersama pada waktu perawatan kebersihan tubuh yang lain
seperti mandi, mengosok gigi (Wartonah, 2010).
Factor- factor yang mempengaruhi Oral Hygiene
a. Status Sosisal Ekonomi
b. Praktik Sosial
c. Pengetahuan
d. Status Kesehatan
e. Cacat Jasmani/ Mental Bawaan
Indikasi untuk layanan Oral hygiene meliputi pasien dengan karakteristik sebagai
berikut:
a. Pasien yang mengalami demam tinggi atau hyper-pyrexia
b. Pasien yang sangat sakit atau pasien yang tidak sadar
c. Pasien yang dietnya makanan cair atau yang tidak bisa makan pakai mulut atau menelan
(NPO)
d. Pasien dengan selang melalui hidung (nasal tubing)
e. Pasien pasca operasi
f. Pasien dengan borok di mulut
g. Pasien yang mengalami dehidrasi
h. Pasien yang tidak tahu atau kurang tahu tentang kebersihan mulut
i. Pasien yang produksi air liur dalam mulutnya menurun atau menghilang dll
9
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PERAWATAN MULUT ( ORAL HYGINE )
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien
g. Bak isntrumen
10
h. Bengkok
11
7 Letakkan handuk di bawah dagu klien.
Letakkan bengkok dibawah dagu dan leher bawah
untuk menampung cairan dari mulut.
8 Secara berhati – hati retraksi gigi bagian atas dan
bawah klien dengan spatel lidah yang berbantalan/
dibalut kasa dengan memasukan spatel dengan cepat
tetapi lembut diantara graham belakang. Masukan
saat pasien relaks.
12
13 Atur kembali posisi pasien, buka sampiran
14 Cuci tangan
15 Lakukan pendokumentasian
Catat: perdarahan gusi, mukosa kering, ulserasi, atau
krusta pada lidah.
Laporkan jika ada kelainan temuan
(…………………………….)
13
3. Menyiapkan Tempat Tidur Pasien adalah prosedur pemenuhan kebutuhan diri
dan lingkungan dengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur klien
dengan klien di atas temapt tidur dan pada tempat tidur kosong.
Tujuan :
a. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman
b. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan tempat
tidur yang bersih, rapih dan nyaman
c. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme.
a. Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun lama agar jauh dari badan perawat
(tidak menempel pada seragam), prinsip satu sisi.
b. Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan infeksi
mikroorganisme lewat udara
c. Linen (alat tenun) lama jangan diletakkan dilantai untuk menjaga penyebaran infeksi
d. Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien
e. Bila klien kurang kooperatif gunakan rails
Indikasi :
Kontra Indikasi:
Tidak dilakukan apabila pasien tidak menginginkan untuk dirapihkan tempat tidurnya karena
kadang ada pasien yang beranggapan bahwa apabila dia banyak bergerak tubuh akan merasa
bertambah sakit.
14
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
MEMASANG ALAT TENUN (BED MAKING)
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien
c. Stik laken
d. Boven laken
e. Selimut
15
f. Sarung bantal
g. Tempat pakaian kotor
h. Sarung tangan
16
9 Tarik laken bersih, perlak, stik laken yang telah
dibentangkan di sisi pasien, parihkan. Ubah posisi
pasien (posisi supine)
10 Masukan ujung laken bagian kepala, buat sudut pada
setiap ujung tempat tidur. Masukkan juga ujung laken
bagian kaki sampai tegang. Bentangkan laken & stik
laken, sisipkan ujung nya di bawah tempat tidur.
NILAI = ..................
Jakarta,............,………….. 2023
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(...................................)
17
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
MEMANDIKAN DI TEMPAT TIDUR
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien
18
j. Laken/ linen
o. Apron
3 Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada
pasien
4 Pasang sampiran (jaga privasi)
5 Perawat cuci tangan
19
Gambar
20
19 Bantu klien untuk menyisir rambutnya.
20 Alat – alat dirapihkan.
21 Buka sampiran
22 Perawat cuci tangan
23 Lakukan pendokumentasian
NILAI = ..................
Jakarta,..........., …………2023
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(..................................)
21
Konsep Teori:
Tekanan Darah (TD), nadi, suhu/temperature dan respiration rate (RR) adalah pengakjian dasar
pasien, yang diambil dan didokumentasikan dari waktu ke waktu yang menunjukan perjalanan
kondisi pasien. TD, nadi, suhu, dan RR disebut dengan tanda vital (vital sign)atau cardinal
symtoms karena pemeriksaan ini merupakan indicator yang diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan.
Tanda- tanda vital harus diukur dan dicatat secara akurat sebagai dokumentasi keperawatan.
Hasil pemeriksaan tanda- tanda vital diantaranya:
1. Tekanan darah (TD) normalnya 100- 120/60-80 mmHg
Tekanan darah memiliki 2 komponen yaitu sistolik dan diastolic. Pada waktu ventrikel
berkontraksi, darah akan dipompakan ke seluruh tubuh. Keadaan ini disebut sistolik,
dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah diastolic. Pada saat
ventrikel sedang rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel , tekanan aliran darah pada
waktu ventrikel sedang rileks disebut tekanan darah diastolic.
Kategori Tekanan Darah pada dewasa (Keperawatan Klinis, 2011)
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)
Normal < 120 <80
Pra Hipertensi 120- 139 80- 89
Hipertensi (derajat 1) 140- 159 90- 99
Hipertensi (derajat 2) >160 >100
2. Nadi
Frekuensi denyut nadi dihitung dalam 1 menit, normalnya 60- 100x/menit
Takikardi jika > 100x/menit dan Bardikardi jika < 60x/menit
Lokasi pemeriksaan denyut Nadi diantaranya:
a. Arteri Radialis
b. Arteri Ulnaris
c. Arteri Brachialis
d. Arteri Karotis
e. Arteri Temporalis Superfisial
f. Arteri Maksiliaris Eksterna
g. Arteri Femorakis
h. Arteri Dorsalis Pedis
22
i. Arteri Tibialis Posterior
Skala ukuran kekuatan/ kualitas nadi (Keperawatan Klinis, 2011)
Level Nadi
0 Tidak Ada
1+ Nadi menghilang, hamper tidak teraba, mudah menghilang
2+ Mudah teraba, nadi normal
3+ Nadi penuh, meninggkat
4+ Nadi mendentum keras, tidak dapat hilang
3. Suhu
Lokasi pemeriksaan suhu tubuh : mulut (oral) → tidak boleh dilakukan pada anak/bayi,
anus (rectal) → tidak boleh dilakukan pada pasien dengan diare, ketiak (aksila), telinga
(timpani/ aural/otic) dan dahi (arteri temporalis).
a. Hipotermia (<3* C)
b. Normal (3- 37*C)
c. Pireksia/ Febris (37- 41,1*C)
d. Hipertermia (>41,1*C)
Lokasi Pengukuran Suhu Perbedaan Hasil Temperatur
Suhu Aksila Lebih rendah 1*C dari suhu oral
Suhu Rektal Lebih tinggi 0,4- 0,5*C dari suhu oral
Suhu Aural/ Timpani Lebih tinngi 0,8*C dari suhu oral
23
Bawah 3 tahun/ Todler 90- 150 24- 40 80- 100
(1-3 tahun)
Bayi (1 bulan- 1 tahun) 100- 160 30- 60 70- 95
Baru lahir/ infant (0-1 120- 160 40- 60 50- 70
bulan)
24
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
TANDA- TANDA VITAL
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
g. Jam tangan
h. Stetoskope
25
i. Spignomanometer/ tensi meter
j. Kapas alhokol
k. Alat tulis (pena & buku catatan)
l. Sarung tangan bersih
3 Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4 Perawat cuci tangan
26
termometer dengan mantar dan hati – hati, turunkan sampai
pada angka 35.
9 Mengukur suhu tubuh:
Jepit ujung air termometer pada axila (reservoir tepat ditengah
– tengah axila) dan tangan dilipat diatas dada, sambil
menunggu hasil termometer + 5 – 10 menit, lakukan
penghitungan denyut nadi dan pernafasan.
27
dibaca (letakkan horizontal setinggi mata), hasil dicatat di buku
catatan perawat.
13 Mengukur tekanan darah:
Letakkan signomanometer disamping pasien, letakan sejajar
dengan lengan atas, lengan baju pasien digulung. Pasang
manset 1 – 2 inchi diatas antecubiti (manset dipasang tidak
terlalu kendor atau kencang).
23 Lakukan pendokumentasian
NILAI = .....................
Jakarta,..........,………….. 2023
Instruktur Praktik
(..................................)
28
Konsep Cuci Tangan:
1. Cuci Tangan adalah cuci tangan suatu prosedur/ Tindakan membersihkan tangan dengan
menggunakan sabun dan air yang mengalir atau hand rub dengan antiseptic (berbasis alcohol).
(WHO, 2015)
2. Tujuan : menurut Depkes RI 2008 adalah salah satu unsur pencegahan menular infeksi
(Kristia, 2014). Mencegah kontaminasi silang (orang ke orang atau benda terkontaminasi ke
orang) suatu penyakit atau perpindahan kuman.
3. Manfaat cuci tangan:
Mencuci tangan menggunakan sabun yang dipraktikan secara tepat dan benar dapat mencegah
berjangkitnya beberapa penyakit. Mencuci tangan dapat mengurangi resiko penularan berbagai
penyakit termasuk flu burung, cacingan, influenza, hepatitis A, dan diare terutama pada bayi
dan balita. (Kemenkes, 2016).
29
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
MENCUCI TANGAN& PASANG SARUNG TANGAN STERIL
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
1 Persiapan alat sarung tangan steril
a. Sarung tangan steril
b. Bengkok
c. Bedak/ talk
Wastafel
Sabun
Handuk tangan
2 Perawat cuci tangan, lakukan metode:
3 Keringkan tangan
4 Buka bungkus kemasan bagian luar dengan hati – hati
5 Pegang kemasan bagian dalam dan letakkan pada
permukaan datar dan bersih.
6 Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri. Setiap
sarung tangan mempunyai manset kurang lebih 5 cm/
2 inchi. Pakai sarung tangan pada tangan yang
dominan terlebih dahulu.
30
7 Dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan yang
dominan, pegang tepi manset sarung tangan untuk
tangan yang dominan.
8 Dengan hati – hati tarik sarung tangan untuk
pemasangan pada tangan dominan dan masukan
tangan dominan pada sarung tangan tersebut.
Pastikan juga ibu jari dan jari – jari yang lain pada
posisi yang tepat.
9 Dengan tangan dominan yang telah menggunakan
sarung tangan, masukan jari dibawah manset sarung
tangan kedua.
10 Dengan hati – hati tarik sarung tangan kedua pada
tangan non dominan. Jangan biarkan jari – jari dan
ibu jari sarung tangan dominan menyentuh bagian
tangan non dominan yang terbuka
Lihat gambar
31
melepaskan sarung tangan diatas bengkok yang telah
disediakan.
14 Perawat cuci tangan
Jakarta, ……, ………… 2023
Instruktur Praktik
NILAI = .................
(…………………………….)
32
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
HUKNAH/ ENEMA
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien
2 Persiapan alat (trolly berisi):
a. Sampiran/ screen
b. Irigator lengkap berikut rectum kanule
c. Bengkok berisi cairan desinfektan
d. Jelly
e. Kain Kassa
33
n. Selimut ekstra
o. Sarung tangan bersih 1 pasang/ secukupnya
3 Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4 Pasang screen/ sampiran
5 Perawat cuci tangan
34
10 Udara dikeluarkan dari dalam saluran dengan cara
mengalirkan ke bengkok (banyak cairan huknah rendah 500
– 1000 cc, dan huknah tinggi 1000 – 1500 cc)
35
16 Lakukan pendokumentasian:
Catat: konsistensi, warna, bentuk feses
NILAI = ..................
Jakarta,..........., ………… 2023
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(..................................)
36
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
MENCUCI RAMBUT
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
i. Ember kosong
j. Kain pel untuk alas ember
k. Bengkok
37
6 Pasang sarung tangan
38
15 Bilas rambut dengan air hangat sampai bersih.
21 Lakukan pendokumentasian.
Catat: tindakan yang telah dilakukan, keadaan umum
pasien, kelainan yang ada pada kepala pasien.
NILAI = ..................
Jakarta,............, …………..2023
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(..................................)
39
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
RANGE OF MOTION
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
40
e. Rotasi: memutar kepala sejauh mungkin dalam
gerakan sirkuler
41
Lakukan sebanyak 8 kali
8 Siku
a. Fleksi: menekuk siku sehingga
lengan bawah bergerak ke
depan sendi bahu dan lengan
sejajar bahu.
b. Ekstensi: meluruskan siku
dengan menurunkan tangan
42
Lakukan sebanyak 8 kali
12 Ibu jari
a. Fleksi: menggerakkan ibu jari menyilang
permukaan telapak tangan
b. Ekstensi: menggerakkan ibu jari lurus menjauh
dari tangan
c. Abduksi: menjauhkan ibu jari
ke samping (biasa dilakukan
ketika jari – jari tangan berada
abduksi dan adduksi)
d. Adduksi: menggerakkan ibu
jari ke depan tangan
e. Oposisi: menyantuh ibu jari ke setiap jari – jari
tangan pada tangan yang sama.
Lakukan sebanyak 8 kali
13 Pinggung
a. Fleksi: menggerakkan
tungkai ke depan dan atas
b. Ekstensi; menggerakkan
kembali ke samping tungkai
yang lain
c. Hiperekstensi: menggerakkan
tungkai ke belakang tubuh.
43
15 Mata kaki
a. Dorsofleksi: menggerakkan
kaki sehingga jari – jari kaki
menekuk ke atas
b. Plantarfleksi: menggerakkan
kaki sehingga jari – jari kaki
menekuk ke bawah.
Lakukan sebanyak 8 kali
16 Kaki
a. Inversi: memutar telapak kaki ke samping dalam
(medial)
b. Eversi: memutar telapak kaki
ke samping luar (lateral)
NILAI = ..................
Jakarta, ……,…………….. 2023
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(……………………………)
44
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PEMERIKSAAN FISIK
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
No Urutan Tindakan NILAI
4 3 2 1 0
c. Pulpen/ pensil
d. Kapas
e. Sarung tangan bersih
f. Spatel
g. Bengkok
45
h. Timbangan badan
i. Garputala
3 Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4 Jaga privacy pasien
5 Perawat cuci tangan
46
d. Timbang berat badan, ukur bentuk badan
(kurus, sedang atau gemuk).
47
Catat hasil pemeriksaan
10 Pemeriksaan kulit
a. Inspeksi: warna, lokasi lesi (jika ada),
bentuk (linear, berkumpul atau
dematomeal), tipe (makula, papula, pustula,
bula atau tumor), warna.
b. Palpasi: kelembaban, suhu, tekstur, turgor
kulit, mobilitas kulit.
Catat hasil pemeriksaan
11 Pemeriksaan kuku
Inspeksi: warna, bentuk adanya lesi
Catat hasil pemeriksaan
12 Pemeriksaan kepala dan rambut
a. Inspeksi: bentuk, simetris, adanya benjolan,
lesi, rambut (warna, distribusi, tekstur,
adanya ketombe dan kutu serta kuantitas
rambut).
48
b. Pupil: (ukuran, bentuk, refleks pupil,
adanya reaksi dekat)
49
b. Palpasi: sinus (maksilaris, frontalis,
etmoidalis, spenoid)
Rinne
Pegang garputala dan hentakkan di tulang
telapak tangan. Letakkan garputala di
prosessus mastoideus sampai klien tidak
lagi mendengar suaranya. Lalu pindahkan
dengan cepat garputala tersebut dekat
dengan liang telinga. Pastikan klien dapat
mendengarnya. Lakukan di kedua telinga
klien.
50
Catat hasil pemeriksaan
17 Pemeriksaan leher
a. Inspeksi: pembengkakan, pembesaran
vena, lesi
b. Palpasi: posisi trakhea, pembesaran
kejenjar getah bening (KGB)
Pemeriksaan jantung
a. Palpasi nadi
b. Auskultasi: irama jantung, bunyi jantung.
Catat hasil pemeriksaan
19 Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi: simetris, bentuk/ kontur, bentuk
umbilikus
51
b. Auskultasi: bising usus selama 1 menit
(mulai dari kuadran kanan bawah)
c. Palpasi: palpasi semua kuadran (kaji
adanya hepatomegali dan splenomegali,
nyeri tekan)
52
b. Palpasi: massa, spingter ani.
NILAI = .......................
Jakarta,..........,………… 2023
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(..................................)
53
1. Konsep Tepid Water Sponge (TWS )
Tepid Water Sponge adalah sebuat Teknik kompres hangat yang menggabungkan
Teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial dengan Teknik seka. Tapid
Water Sponge bekerja dengan cara vasodilatasi (melebarnya) pembuluh darah verifer
di seluruh tubuh sehingga evaporasi panas dari kulit ke lingkungan sekitar akan lebih
cepat. (Linawati dkk, 2019)
2. Tujuan Tapid Water Sponge:
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Menurunkan suhu tubuh
c. Mengurangi rasa sakit
d. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada pasien
e. Memperlancar pengeluaran eksudat
f. Merangsang peristaltic usus
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
54
u. Pengalas (perlak dan pengalas)
v. Selimut mandi
w. Thermometer axila
y. Sampiran
3 Jelaskan tujuan tindakan yang akan
dilakukan pada pasien
55
6 Pasang sarung tangan
xs
9 Letakan alas mandi/ perlak dibawah
punggung klien
10 Pasang selimut mandi di area tubuh yang
tidak dilakukan tepid water sponge
11 Cek temperatur air
12 Rendam washlap dan handuk di air lalu di
peras
13 Pasang washlap basah dibawah aksila dan
sela paha (karena terdapat pembuluh darah
yang besar), serta pasang pula handuk
dibagian tubuh anterior agar terjadi
perpidahan panas dengan cara konduksi
(jika menggunakan bak mandi/ tub, rendam
klien selama 20 – 30 menit).
14 Ganti wash lap dan handuk setiap lima menit
56
15 Ukur kembali nadi dan temperature badan
klien (observasi respon klien selama
prosedur)
16 Lanjutkan kembali tepid water spone ini
dibagian tubuh posterior selama 3 – 5 menit
(..................................)
57
1. Konsep Eliminasi (urine & Fecal)
Eliminasi merupakan suatu proses proses pengeluaran zat- zat sisa yang tidak
diperlukan oleh tubuh. Eliminasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: eliminasi urin dan
eliminasi fekal.
Eliminasi urin berkaitan dengan sistem perkemihan, sedangkan eliminasi fekal erat
kaitannya dengan saluran pencernaan.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi eliminasi urin
a. Eliminasi urin
1) Diet dan asupan (intake)
2) Respon keinginan awal untuk berkemih
3) Gaya hidup
4) Stress psikologis
5) Tingkat aktivitas
6) Tingkat perkembangan
7) Kondisi penyakit
b. Eliminasi fekal
1) Usia dan perkembangan
2) Diet
3) Pemasukan cairan
4) Aktivitas fisik
5) Factor psikologis
6) Tonus otot
7) Kehamilan
8) Operasi dan anastesi
9) Obat- obatan
10) Test dioasnostik
11) Kondisi patologis
58
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
MENOLONG BAK (BUANG AIR KECIL) DITEMPAT TIDUR
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
59
3 Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
60
9 Pasang badpan atau urinal
10 Jika pasien laki – laki *
a. Pegang pasien dan masukkan ke mulut urinal
b. Jika pasien kooperatif anjurkan untuk BAK
sendiri
61
20 Lakukan pendokumentasian
Catat: catat tindakan yang dilakukan, catat
karakteristik urine.
NILAI : …………………
Jakarta, ……….,……………. 2023
Mengetahui,
Instruktur Praktek,
(…………………………)
62
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PROSEDUR MENOLONG BAB DI TEMPAT TIDUR
4 3 2 1 0
r. Selimut ekstra
63
Untuk pasien yang bisa cebok sendiri,
ditambah: sabun, air di waskom, lap tangan
3 Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4 Pasang screen/ sampiran
5 Perawat cuci tangan
64
9 Dekatkan bel ke pasien atau ingatkan pasien
untuk memanggil perawat bila telah selesai BAB,
kemudian tinggalkan pasien (perawat tidak jauh
dari pasien).
10 Bila pasien telah selesai, angkat pot, ganti dengan
bedpan kosong, bersihkan area genitalia dan
perineum (sampai bersih) dengan cara:
a. Siramkan air mulai dari genetalia dengan
tinggi + 10 cm diatas genetalia.
b. Keringkan dengan kertas kloset/ tissue dengan
arah dari genetalia ke perineum, kemudian
buang tissue/ kloset ke dalam bedpan, bila
tissue/ kertas kloset tidak terkontaminasi
dengan feses buang dalam bengkok.
11 Angkat bedpan lalu tutup dan letakkan bedpan
dibagian dibawah troly
12 Kembalikan pasien keposisi semula, angkat
pengalas dan pakaikan kembalil ke pakaian
pasien, angkat selimut ekstra.
13 Alat – alat dirapihkan kembali ke troly
14 Buka sarung tangan lalu cuci tangan
15 Sampiran/ screen dibuka
16 Lakukan pendokumentasian:
Catat: tindakan yang dilakukan, konsistensi,
warna, bentuk feses.
NILAI = ..................
Jakarta,...........,…………… 2023
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(..................................)
65
1. Konsep pemberian obat Parenteral :
Parenteral adalah cara pemberian obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran
pencernaan) tertapi langsung ke pembuluh darah.
2. Keuntungan :
a. Efek timbul lebih cepat dan teratur
b. Dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar atau muntah-
muntah
c. Sangat berguna dalam keadaan darurat
3. Kerugian :
a. Dibutuhkan kondisi aseptis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis,
membutuhkan tenaga medis meliputi:
1) Intracutan → prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit. Merupakan
pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau
epidermis secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.
Biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang
disuntikan agar menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin tes),
menentukan diagnose terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin test)
2) Subcutan → pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak dibawah dermis.
3) Intramuscular → cara memasukan obat ke dalam jaringan otot. Tujuan
pemberian obat dengan ini adalah absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan
subkutan. Lokasi penyuntikan terdapat pada daerah paha, dengan posisi
berbaring, tengkurap atau lengah atas, daerah ini digunakan dalam penyuntikan
karena masa otot yang besar, jauh dari syaraf.
4) Intravena → memasukan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
waktu cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.
Tujuannya memasukan obat secara cepat, mempercepat penyerapan obat.
Lokasi yang digunakan untuk penyuntikan lengan, tungkai, leher, kepala khusus
anak- anak.
66
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
INJEKSI INTRA VENA (IV)
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
c. Bak instrument
67
d. Kapas alcohol
e. Plester
f. Bengkok
l. Gunting plester
68
5 Pasang sarung tangan
69
b. Buka penutup vial dengan mempertahankan
sterilitas (bersihkan dengan kapas alkohol untuk
vial multi (dosis)
c. Untuk obat cair : masukkan udara sejumlah dosis.
Tarik obat sesuai dosis.
d. Untuk obat serbuk : masukkan aqua bidest sesuai
dosis ke vial. Tanpa menarik jarum suntik, kocok
obat sesuai aturan, bila menyatu, lepaskan jarum
suntik lalu kocok obat .
e. Tarik obat sesuai dengan dosis (untuk jarum yang
dilepaskan, ganti jarum dengan yang baru).
70
bersihkan dengan kapas alkohol secara memutar
dari dalam keluar atau satu kali usapan
c. Siapkan spuit yang sudah berisi obat
d. Regangkan permukaan kulit yang akan diberi
injeksi dengan tangan kiri, dan tangan kanan
memegang spuit Untuk mencegah vena tidak
bergeser dan tangan yang tidak memegang spuit
dapat digunakan untuk menahan vena sampai
jarum masuk vena. Tusukan jarum secara
perlahan kedalam vena dengan posisi jarum
sejajar dengan vena (sudut insersi 30 derajat).
e. Lakukan aspirasi dengan cara menarik
pengokang spuit bila terhisap darah, lepas
tourniket dan dorong pelan – pelan kedalam vena
71
21 Catat tindakan dan respon pasien pada catatan
keperawatan
NILAI = ..................
(………………………….)
72
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
OBAT SECARA INTRA CUTAN (IC)
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
4 3 2 1 0
b. Spuit 1 cc
c. Bak instrument
d. Kapas alcohol
73
e. Sarung tangan bersih
f. Bengkok
74
b. Yakinkan bahwa semua obat berada didasar ampul
c. Patahkan leher ampul yang telah dililit kapas
kearah menjauhi perawat atau gergaji leher ampul
d. Pegang ampul dengan tangan non dominan dan alat
suntik dengan tangan yang dominan, tarik obat
sesuai dengan dosis.
75
b. Pilih dan kaji lokasi penyuntikan, pastikan lokasi
bebas dari bengkak, keras, jaringan parut atau
meradang.
c. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dari
arah dalam keluar atau usapan satu arah.
d. Pegang erat lengan pasien dengan tangan kiri anda
dan tangan yang satunya memegang spuit kearah
pasien
f. Tusukan spuit dengan sudut insersi 10- 20 derajat
pada pada epidermis kemudian diteruskan sampai
dermis lalu dorong cairan obat. Obat ini akan
menimbulkan tonjolan dibawah permukaan kulit
76
18 Terminasi tindakan (evaluasi dan tanggapi respons
klien selanjutnya serta rencanakan / kontrak tindakan
selanjutnya)
19 Catat tindakan dan respon pasien pada catatan
keperawatan
Jakarta, ………,………….. 2023
NILAI :……………………… Mengetahui,
Instuktur Praktik
(…………………………)
77
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
OBAT SECARA INTRA MUSKULAR (IM)
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
c. Bak instrument
d. Kapas alcohol
78
f. Bengkok
79
Siapkan Obat Dari Vial : *
a. Cek kualitas obat dan hitung obat yang dibutuhkan
b. Buka penutup vial dengan mempertahankan sterilitas
(bersihkan dengan kapas alkohol untul vial multi
dosis)
c. Untuk obat cair : masukkan udara sejumlah dosis.
Tarik obat sesuai dosis.
d. Untuk obat serbuk : masukkan aqua bidest sesuai
dosis ke vial. Tanpa menarik jarum suntik, kocok
obat sesuai aturan, bila menyatu, lepaskan jarum
suntik lalu kocok obat .
e. Tarik obat sesuai dengan dosis (untuk jarum yang
dilepaskan, ganti jarum dengan yang baru).
80
c. Siapkan spuit yang sudah berisi obat, buka penutup
jarumnya dengan hati – hati dan keluarkan udara
dalam spuit
d. Gunakan tangan non dominan lalu regangkan area
penyuntikan. Untuk klien kurus cubit area
penyuntikan. Untuk obat yang mengiritasi lakukan
metode Z track.
e. Tusukan jarum dengan sudut insersi 90 derajat.
f. Fiksasi jarum dengan tangan non dominan sementara
tangan yang dominan melakukan aspirasi untuk
mengecek apakah jarum tidak mengenai pembuluh
darah dengan cara menarik pengokang
g. Bila terhisap darah maka segera cabut spuit, buang
dan ganti yang baru
h. Bila tidak terhisap darah, maka perlahan – lahan
masukkan obat dengan cara mendorong pengokang
spuit.
(........................................)
81
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
OBAT SECARA SUB CUTAN (SC)
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
NILAI
NO HAL – HAL YANG DINILAI
4 3 2 1 0
c. Bak instrument
d. Kapas alcohol
e. Sarung tangan bersih
82
f. Bengkok
83
Siapkan Obat Dari Vial : *
a. Cek kualitas obat dan hitung obat yang dibutuhkan
b. Buka penutup vial dengan mempertahankan
sterilitas (bersihkan dengan kapas alkohol untul vial
multi dosis)
c. Untuk obat cair : masukkan udara sejumlah dosis.
Tarik obat sesuai dosis.
d. Untuk obat serbuk : masukkan aqua bidest sesuai
dosis ke vial. Tanpa menarik jarum suntik, kocok
obat sesuai aturan, bila menyatu, lepaskan jarum
suntik lalu kocok obat .
e. Tarik obat sesuai dengan dosis (untuk jarum yang
dilepaskan, ganti jarum dengan yang baru).
84
f. Bila tidak terhisap darah, maka perlahan – lahan
masukkan obat dengan cara mendorong pengokang
spuit.
Mengetahui,
Instuktur Praktek
(........................................)
85
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PROSEDUR MEMASANG & MENGGANTI BALUTAN
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
NILAI
NO HAL – HAL YANG DINILAI
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien
2 Persiapan alat
a. Sarung tangan bersih (hand scoen) / pinset
anatomi bersih
86
3. Kasa besar (sebagai absorben untuk luka
besar/ kecil)
4. Kom sedang
5. Gunting
6. Pinset anatomi 2
7. Pinset chirugis 1
d. Korentang
e. Cairan desinfektan
f. Salep antibiotik
g. Plester dan gunting perban
h. Kantong plastik (untuk balutan kotor dan basah)
i. Bengkok berisi cairan desinfektan & bengkok
kosong
87
j. Pengalas (pengalas kecil jika luka kecil,
pengalas besar jika luka besar)
k. Screen
l. Selimut ekstra (jika perlu)
3 Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
4 Bawa alat kedekat pasien
Perawat cuci tangan
88
luar atau dari atas kebawah dengan menggunakan
satu kassa / deper untuk setiap kali usapan
pembersihan, lakukan sampai luka bersih*
18
22
89
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(………………………..)
90
1. Konsep Dasar Kateter
Adalah alat berbentuk selang tabung dimasukan kedalam kandung kemih dengan
maksud untuk mengeluarkan air kemih melalui uretra. Kateterisasi urin merupakan
Tindakan keperawaran dengan cara memasukan kateter kedalam kandung kemih uretra
yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai
pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2011).
2. Tipe Kateterisasi
a. Kateter Sementara (straight kateter)
b. Kateter menetap (foley kateter)
3. Komplikasi
a. Iritasi ataupun trauma pada uretra
b. Krutasi pada kateter
c. Terjadi bloking atau retensi (tersumbat, tidak dapat mengalir dengan lancer)
d. Terjadinya inkontinensia urin
e. Terjadinya kebocoran
f. Resiko tinggi infeksi.
91
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PROSEDUR MEMASANG KATETER UNTUK LAKI- LAKI
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
NILAI
NO HAL – HAL YANG DINILAI
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien
92
d. Korentang
e. Jelly
93
1. Pinset anatomi 1 buah
2. Kapas lidi
n. Alat tulis
o. Sarung tangan steril
94
8 Atur posisi pasien (supine)
95
15 Ambil kateter lalu diberi pelumas sepanjang kateter
20 cm
16 Masukkan kateter perlahan – lahan kedalam uretra
sampai urine keluar, sambil penis diarahkan ke atas
dan anjurkan menarik napas dalam.
Catatan :
Jika kateter tertahan jangan dipaksa, usahakan penis
lebih dikeataskan lagi sedikit sampai urine mulai
keluar.
17 Masukkan cairan dengan spuit kedalam ujung kateter
yang lain untuk mengembangkan balon kateter,
kemudian oleskan betadin sekitar meatus urinarius
(…………………………)
96
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PROSEDUR MEMASANG KATETER UNTUK WANITA
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
NILAI
NO HAL – HAL YANG DINILAI
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien
2 Menyiapkan alat – alat sesuai dengan kebutuhan
pasien :
a. Troly dan pengalasnya
b. Sarung tangan steril 1 pasang
d. No kateter :
a. Anak – anak : 8 – 10 frech
b. Dewasa perempuan : 14 – 16 frech
e. Xilocain Jell
97
f. Korentang
g. Cairan aquabidest
98
m. Bengkok 2
n. Sampiran
o. Selimut ekstra
p. Lampu sorot (jika perlu)
3 Letakkan alat – alat pada meja disamping tempat
tidur
4 Perhatikan penerangan apakah cukup
5 Jelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
99
15 Buka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri
100
23 Lakukan fiksasi
24 Atur posisi pasien
25 Bereskan alat – alat kemudian lepaskan sarung
tangan dan cuci tangan
26 Catat :
a. Waktu dilakukan kateterisasi
b. Jumlah urine yang keluar (diukur)
c. Warna urine
d. Keadaan urime ( bau, kepekatan, adanya darah
atau nanah)
27 Terminasi tindakan (evaluasi dan tanggapi respons
klien selanjutnya serta rencanakan / kontrak tindakan
selanjutnya
NILAI = ......................... Jakarta, ………,………….. 2023
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(……………………)
101
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PROSEDUR PERAWATAN KATETER URINE
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
NILAI
NO HAL – HAL YANG DINILAI
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien (apakah daerah pemasangan
kateter sudah dibersihkan/belum, lihat daerah
pemasangan kateter).
2 Meja/trolly berisi:
1. Sarung tangan bersih
3. Pengalas 9. Korentang
4. Bengkok 10.Plester
5. Lidi waten steril
102
11. Gunting
103
16 Buka sarung tangan & cuci tangan
(…………………………..)
104
1. Konsep dasar:
Pemasangan Infus adalah pemasukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh
darah vena dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama dengan menggunakan alat
infus set (Poltekes Kemenkes Maluku, 2011).
Pemasangan infus adalah suatu Tindakan memasukan cairan elektrolit, obat, atau
nutrisi ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan set infus (Hidayati, et,al. 2014).
105
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PROSEDUR PEMASANGAN INFUS
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
NILAI
NO HAL – HAL YANG DINILAI
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien
2 Persiapan alat:
a. Cairan sesuai program
b. Jarum/ abocath sesuai ukuran pasien (masukan
pada bak instrumen)
e. Infus set
f. Kapas alkohol
g. Torniquet
106
h. Sarung tangan bersih
i. Plester
j. Plester transparan
k. Pengalas kecil
l. Bengkok
107
7 Sambungkan infus set dengan cairan terapi sesuai
program
a. Pertahankan tehnik aseptik ketika membuka
cairan dan infus set
b. Klem selang infus/ infus set dan masukkan jarum
besar kedalam botol infus (pertahankan ke sterilan
jarum)
108
13 Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alkohol
14 Gunakan tangan yang dominan untuk menekan vena
dibawah daerah penusukan 1 – 2 inchi.
15 Tusuk jarum dengan sudut 30-40 derajat, jika jarum
telah menembus kulit, ubah posisi jarum sejajar
dengan kulit sepanjang 1 cm, kemudian tusukan
kedalam vena.
109
22 Buka sarung tangan, perawat cuci tangan
23 Rapihkan alat-alat
24 Lakukan pendokumentasian
NILAI = ................. Jakarta, ……….,……………….2023
Mengetahui,
Instruktur Praktik
(………………………)
110
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PROSEDUR PERAWATAN INFUS
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
NILAI
NO HAL – HAL YANG DINILAI
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien
2 Menyiapkan alat – alat sesuai kebutuhan pasien :
a. Sampiran / screen
b. Bengkok
f. Kapas alkohol
g. Salep antibiotik atau salep yodium---povidon
h. Plester
111
i. Kom kecil berisi betadin cair
j. Gunting
3 Perawat cuci tangan *
112
13 Apabila infus mengalir dengan baik, lepaskan
plester yang memfiksasi jarum dan kateter.
Stabilkan jarum dengan satu tangan *
14 Gunakan pinset dan kassa untuk membersihkan
dan mengangkat sisa plester *
15 Bersihkan tempat insersi dengan gerakan memutar
dari dalam ke arah luar dengan menggunakan
kassa bersih yang sudah diberi betadin cair *
16 Pasang plester untuk fiksasi *
(………………………….)
113
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PROSEDUR PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
NILAI
NO HAL – HAL YANG DINILAI
4 3 2 1 0
1 Identifikasi kebutuhan klien akan pemasangan
NGT
2 Persiapan alat – alat :
a. Jelly/pelumas yang larut dalam air
b. Kertas PH
c. Handuk/pengalas
d. Tissu
e. Bengkok
f. Stetoskop
g. Senter/Pen-light
114
4. Sarung tangan
115
6 Membantu klien pada posisi fowler tinggi dengan
meletakkan bantal dibelakang kepala dan bahu
atau posisi duduk
116
Tambahkan 20 – 30 cm untuk pemasangan selang
nasointestinal*
117
c. Bila selang tidak dilambung, masukkan lagi 2,5
– 5 cm & periksa lagi letak selang
21 Mengoleskan wash bensin (tinktur benzoin) pada
hidung klien & pada selang, biarkan kering
22 Melepaskan sarung tangan
23 Memfiksasi selang dengan plester dan hindari
tekanan pada hidung. Potong 10 cm plester belah
dua dan salah satu ujungnya sepanjang 5 cm.
Pasang ujung yang lainnya pada batang hidung
klien. Lingkarkan pada selang yang keluar dari
hidung
118
31 Mendokumentasikan prosedur dan respon klien
pada catatan klien
( …………………………)
119
FORMAT PROSEDUR PRAKTEK LABORATORIUM
AKADEMI KEPERAWATAN BERKALA WIDYA HUSADA
PROSEDUR MEMBERIKAN MAKAN MELALUI
NASO GASTRIC TUBE (NGT)
Nama : ................................................
NIM : ................................................
Tgl. Praktik : ................................................
NILAI
NO HAL – HAL YANG DINILAI
4 3 2 1 0
1 Cek kebutuhan pasien (pastikan program dokter
untuk formula, kecepatan, rute dan frekuensi)
2 Persiapan alat :
a. Formula makanan klien
b. Air putih
c. Obat – obatan klien (jika ada program)
d. Air hangat
e. Sarung tangan bersih
h. Pengalas
120
k. Bengkok
121
8 Pasang pengalas
9 Pasang sarung tangan
122
makan dan tinggikan kantung 45 cm di atas
kepala klien. Isi kantung dengan jumlah
formula yang diprogramkan kemudian
biarkan kantung kosong secara bertahap
lebih dari 30 – 60 menit.
4. Bila selang makan tidak diberikan, tutup
atau klem ujung proksimal selang makan
5. Berikan air melalui selang makan setelah
atau diantara waktu makan dan obat –
obatan. Gunakan 30 ml air
123
16 Cuci tangan
(………………………..)
124
125