You are on page 1of 20

MAKALAH

“PERIODE KEJAYAAN PERADABAN ISLAM : (MASA KHALIFAH

BANI UMAYYAH SPANYOL)”

Dosen Pengampu : Dr. Yasnel, M.Ag.

Oleh :

Siti Zahratul Hasanah (12110621733)

Zhatil Hanani Octavia Swid (12110621705)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

1443 H/ 2021 M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Periode Kejayaan Peradaban Islam :
(Masa Khalifah Bani Umayyah Spanyol)” dengan tepat waktu. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang ilmu-ilmu Sejarah Peradaban Islam bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yasnel, M.Ag
selaku dosen Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam dan ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik dalam bentuk penulisan maupun penyajiannya. Oleh karna itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kelak lebih
baik kedepannya.
Sekian, semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Terimakasih.

Pekanbaru, Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Masuknya Islam di Spanyol............................................................................3
B. Perkembangan Peradaban Islam di Spanyol....................................................5
C. Perkembangan Pendidikan Islam di Spanyol..................................................8
D. Kemunduran dan Faktor-Faktor Kehancuran Peradaban Islam di Spanyol. .12
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

BAB I

iii
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Andalusia atau sekarang yang lebih dikenal dengan nama
spanyol adalah negara yang sangat terkenal, terutama dengan
beberapa klub besar sepakbola yang ada disana, tetapi dibalik itu
semua ternyata spanyol merupakan sebuah negara yang dibesarkan
oleh pemerintahan islam, tepatnya yaitu pada masa pemerintahan
daulah bani umayyah. Tidak dapat dipungkiri bahwa islam telah
menanamkan pondasi peradaban, kebudayaan dan pendidikan islam,
yang dimulai dengan memperlajari ilmu agama dan sastra, lalu
meningkat dengan mempelajari ilmu akal. Hal ini menjadikan harkat
negara spanyol meningkat di benua eropa bahkan diseluruh dunia.
Karena dalam waktu yang relative singkat Cordova mampu
menyaingi kota Baghdad dan juga Cairo dalam bidang ilmu
pengetahuan dan kesusastraan.1
Spanyol merupakan tempat paling strategis bagi Eropa pada
waktu itu untuk menggali peradaban Islam yang tak tertandingi baik
dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan
peradaban antar agama. Orang-orang Eropa menjadi saksi sejarah
bahwa Spanyol dibawah panji Islam jauh meninggalkan negara-
negara tetangganya di Eropa terutama di bidang pemikiran, sains, dan
peradaban.2
Ibukota Spanyol Islam yang dalam bahasa Arab disebut al-
Andalus (dari kata Vandals). Dulunya bernama Iberia. Ketika
Romawi berkuasa (abad ke 2) mereka menamainya “Asbania” (pantai
Marmot). Spanyol adalah sebuah propinsi yang beribukota Cordova
pada masa pemerintahan Bani Umayyah di Barat (1756-1031 M),
luas wilayahnya 13.727 km2 dan jumlah penduduknya sekitar
782.999 jiwa.3 Islam pada masa ini telah berubah menjadi dokumen
1
Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1999) hal. 87
2
Philip K. Hitti, History of The Arabs (London: Macmilan Press LTD,1974), h. 526-530.
3
Hasan Muarif Anbari, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994), h. 275.

iv
sejarah tersendiri bagi perjalanan masa-masa keemasan Islam yang
patut menjadi perhatian bagi generasi sekarang. Menurut Philip K.
Hitty bahwa umat Islam pada masa 711-1490 M pernah mencatat
satu- satunya lembaran tercemerlang di dalam sejarah pemikiran
orang Eropa dan pada abad pertengahan, the golden age (masa
keemasan). Akan tetapi, meskipun pemerintah tersebut pernah
berjaya dan bergensi di Eropa, namun harus diakui pula bahwa
pemerintahan tersebut juga mengalami kemunduran, bermula ketika
meninggalnya al Hakam II dan akhirnya secara berlahan-lahan daulat
tersebut menemui kehancurannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Bagaimana Proses Masuknya Islam di Spanyol?
B. Bagaimana Perkembangan Peradaban Islam di Spanyol?
C. Bagaimana Perkembangan Pendidikan Islam di Spanyol?
D. Apa saja Kemunduran dan Faktor-Faktor Kehancuran
Peradaban Islam di Spanyol?

1.3 TUJUAN PENULISAN


A. Menjelaskan Proses Masuknya Islam di Spanyol
B. Menjelaskan Perkembangan Peradaban Islam di Spanyol
C. Menjelaskan Perkembangan Pendidikan Islam di Spanyol
D. Menjelaskan Kemunduran dan Faktor-Faktor Kehancuran
Peradaban Islam di Spanyol

BAB II
PEMBAHASAN

v
A. Masuknya Islam di Spanyol
Andalusia adalah nama wilayah kekuasaan Muslim yang
terletak di semenanjung Iberia, yang terletak di barat daya benua
Eropa. Kini terpecah menjadi dua negara: Spanyol dan Portugal.
Orang Arab menyebutnya Al-Andalus yang berasal dari kata Vandal
nama salah satu suku bangsa di Eropa (Shiddiqi, 1986), yang
dimaksud dengan Andalusia dalam tulisan ini adalah “Islamic Spain”
yaitu seluruh wilayah di semenanjung Iberia yang pernah dikuasai
oleh muslim pada masa jayanya sejak dari Selat Gibraltar sampai ke
pegunungan Pirenien di utara. Oleh karena itu mencakup pulau
Cordova, Malaga, Seville, Saragosa dan Tolledo (Shiddiqi, 1986).
Sebelum Islam masuk, Spanyol dikuasai oleh bangsa Romawi. Pada
saat itu bangsa Romawi dikenal sebagai bangsa adidaya selain Persia.
Sejarah mencatat bahwa dengan berhasilnya Islam merebut Spanyol,
maka kejayaan dan kemajuan semakin menonjol. Hal ini ditandai
dengan meningkatnya pemasukan negara dari berbagai sektor,
ditambah lagi dengan stabilitas politik yang mantap serta kemajuan
ilmu dan kebudayaan (Zikwan, 2010). Spanyol ditaklukkan oleh
pasukan Islam pada masa Khalifah Al-Walid (705-715 M). Sebelum
penaklukan Spanyol, umat Islam sesungguhnya telah menaklukkan
Afrika Utara yang kemudian menjadikan salah satu wilayahnya
sebagai provinsi di bawah kendali Bani Umayyah. Maka tidak heran
jika Afrika Utara dijadikan sebagai tolak ukur untuk menguasai
wilayah Andalusia.
Dalam hal ini, terdapat tiga pahlawan yang dianggap memiliki
peran strategis yaitu Tarif ibn Malik, Tariq ibn Ziyad, dan Musa ibn
Nusair (Yatim, 2008). Tarif dan 500 pasukan perangnya merupakan
orang pertama yang menyeberangi laut antara Maroko dan benua
Eropa (Syalabi, 1983). Dalam ekspedisinya itu Tarif berhasil tanpa
mendapatkan perlawanan. Setelah kemenangannya Tarif kembali ke
Afrika Utara dengan membawa banyak harta rampasan perang.
Karena keberhasilan Tarif, maka Musa ibn Nusair pada tahun 711 M

vi
juga mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang kali ini
dipimpin oleh Tariq bin Ziyad (Hitti, 2008). Penyerbuan itu
merupakan usaha merintis dan menyelidik, kemudian Tarif kembali
ke Afrika dan mendapatkan kemenangan serta membawa harta
rampasan perang yang tidak sedikit jumlahnya (Mubarok, 2005).
Tariq ibn Ziyad yang kemudian dikenal sebagai orang yang
menaklukkan Spanyol, karena pasukan yang ia pimpin jumlahnya
lebih besar terdiri dari suku Barbar yang mendapat dukungan dari
Musa ibn Nusair dan khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian
menyeberangi lautan dan menaklukkan gunung tempat pertama kali
Tariq dan pasukannya mendarat, inilah yang kemudian dikenal
dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Setelah tempat ini dikuasai,
maka pintu terbuka semakin lebar untuk dapat menguasai Spanyol.
Dalam pertempuran di suatu wilayah bernama Bakkah,
pasukan Islam berhasil mengalahkan Raja Roderick, Dari sini
kemudian Tariq dan pasukannya terus menaklukkan ekspansi ke kota-
kota penting seperti Cordova, Granada, dan Tolledo. Pada saat Tariq
menaklukkan kota Tolledo, ia meminta agar pasukan ditambah oleh
Musa ibn Nusair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan
pasukan 5000 personil sehingga jumlah pasukan Tariq seluruhnya
adalah 12.000 orang. Jumlah ini tidak lah sebanding dengan pasukan
Gothik yang jauh lebih besar yaitu 100.000 orang (Yatim, 2008).4
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Andalusia
adalah nama wilayah kekuasaan Muslim yang terletak di
semenanjung Iberia, yang terletak di barat daya benua Eropa. Kini
terpecah menjadi dua negara: Spanyol dan Portugal. Orang Arab
menyebutnya Al-Andalus yang berasal dari kata Vandal nama salah
satu suku bangsa di Eropa (Shiddiqi, 1986), yang dimaksud dengan
Andalusia dalam tulisan ini adalah “Islamic Spain” yaitu seluruh
wilayah di semenanjung Iberia yang pernah dikuasai oleh muslim

4
Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jurnal
“Napitupulu, D. S. (2019). Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol, MUKADIMAH, 3(1),
7-18

vii
pada masa jayanya sejak dari Selat Gibraltar sampai ke pegunungan
Pirenien di utara. Sebelum Islam masuk, Spanyol dikuasai oleh
bangsa Romawi. Pada saat itu bangsa Romawi dikenal sebagai
bangsa adidaya selain Persia. Sejarah mencatat bahwa dengan
berhasilnya Islam merebut Spanyol, maka kejayaan dan kemajuan
semakin menonjol.

B. Pertama kali Islam berkembang di Spanyol hingga masa jatuhnya,


Islam Perkembangan Peradaban Islam di Spanyol
Sejak memainkan peran yang sangat besar. Islam di Spanyol
telah berkuasa selama tujuh setengah abad, sejarah panjang Islam di
Spanyol tersebut dibagi dalam enam periode (Amin, 2014), yaitu:
1. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para
wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol
belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik
yang datang dari luar maupun dari dalam. Gangguan yang datang
dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit penguasa.
Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan,
di mana masing-masing pihak saling klaim bahwa mereka-lah
yang menguasai Spanyol. Adapun gangguan yang datang dari luar
yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang
tinggal di daerah pegunungan. Periode para wali ini berakhir
setelah datangnya ‘Abd Al - Rahman Al-Dahil ke Spanyol pada
tahun 755 M.

2. Periode Kedua (755-912 M)


Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di
Baghdad. Amir (panglima atau gubernur) yang pertama adalah

viii
Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan
diberi gelar Al- Dahil (yang masuk ke Spanyol). ‘Abd AlRahman Al-
Dahil adalah keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos dari
kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan
Bani Umayyah di Spanyol. Pada periode ini, umat Islam mulai
memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun peradaban.
‘Abd Al - Rahman Al-Dahil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-
sekolah di kota-kota besar di Spanyol.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan ‘Abd Al-
Rahman III yang bergelar “An-Nasir”. Pada periode umat Islam di
Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah
Abbasiyah di Baghdad. ‘Abd Al-Rahman mendirikan Universitas
Cordova, perpustakaannya memiliki ratusan buku. Pada masa ini,
masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang
tinggi
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga
puluh negara kecil di bawah perintah raja-raja golongan atau al-
Muluk- Thowaif yang terpusat disuatu kota, seperti Sevilla,
Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya
adalah Abadiyyah di Sevilla. Pada masa ini umat Islam di Spanyol
mengalami pertikaian internal.
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni
kekuasaan Dinasti Murabitun (1086- 1143 M) dan Dinasti
Muwahiddun (1146-1235 M). Dalam perkembangan selanjutnya, pada
periode ini kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-
penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam
dapat dikuasai oleh kaum Kristen.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)

ix
Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah
Dinasti Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan
seperti di zaman ‘Abdurrahman An - Nasir. Akan tetapi, secara politik
dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam
yang merupakan pertahanan yang terakhir di Spanyol ini berakhir
karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan
kekuasaan.5

Pembangunan fisik juga mendapat perhatian umat Islam ketika itu.


Untuk melancarkan akses ekonomi dan perdagangan, jalan-jalan dan pasar
dibangun, bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi yang
sebelumnya tidak dikenal, kemudian diperkenalkan oleh orang Islam
kepada masyarakat Spanyol. Demikian pula bangunan dan gaya arsitektur
yang diwariskan Islam kepada Spanyol sangat berdampak besar bagi
kemajuan Eropa hari ini. Diantara bangunan-bangunan monumental yang
bernilai arsitektur ti nggi yang masih tegak sampai saat ini adalah: Masjid
Jami’ dan Madinat Az - Zahra’ di Cordova, istana puri Al- Hamra’ (Al -
Hambra) di Granada serta Al-Cazar di Seville (Shiddiqi, 1986). Masjid
Jami’ Cordova adalah salah satu contohnya yang memiliki tiang berj
umlah 1293 buah bagaikan pepohonan rimba yang menopang atap
dibangun pada masa pemerintahan Abdurrahman I ad-Dakhil (756-788
M) dan selesai pada tahun 793 M pada masa pemerintahan Hisyam I (788-
822 M) (El-Haji, 2008)
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan
peradaban Islam di Spanyol ini, Islam telah berkuasa selama tujuh
setengah abad, dan sejarah panjang Islam di Spanyol tersebut dibagi dalam
enam periode. Pertama, dimana Spanyol masih berada di bawah
pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat
di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum
tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari
luar maupun dari dalam. Kedua, Spanyol di bawah pemerintahan
5
AL-‘ADALAH : Jurnal Syari’ah dan Hukum Islam oleh Nur Dinah Fauziah, Muhammad
Mujtaba Mitra Zuana (Institut Pesantren KH. Abdul Chalim)

x
Abbasiyah di Baghdad. Amir (panglima atau gubernur) yang pertama
adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan
diberi gelar Al-Dahil (yang masuk ke Spanyol). Ketiga, umat Islam di
Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah
Abbas iyah di Baghdad. ‘Abd Al - Rahman mendirikan Universitas
Cordova, perpustakaannya memiliki ratusan buku. Pada masa ini,
masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
Keempat, masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa
negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Kelima, dalam
perkembangan selanjutnya, kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh
penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa
wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen. Keenam, Islam hanya
berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492). Kekuasaan
Islam yang merupakan pertahanan yang terakhir di Spanyol ini berakhir
karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.

C. Perkembangan Pendidikan Islam di Spanyol


1. Pendidikan Islam di Spanyol
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran peradaban dan
kebudayaan yang sangat brilian dalam bentangan sejarah islam. Ia
berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu
pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke XII. Minat terhadap
pemndidikan dan ilmu pengetahuan serta filsafat mulai dikembangkan
selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke lima, yakni
oleh Muhammad ibn Abd Rahman yang memimpin mulai tahun 832-
886 M.
Berdasarkan berbagai literature yang membahas sejarah pendidikan
islam secara garis besar islam di Spanyol pada dua tingkatan yaitu:
a) Kuttab Pada lembaga pendidikan kuttab ini para siswa
mempelajarai beberapa bidang studi dan pelajaran-pelajaran yang
meliputi fiqih, Bahasa dan sastra, serta seni music dan kesenian.
Dalam bidang fiqih karena Spanyol islam menganut madzab

xi
Maliki, maka para ulama’ memperkenalkan materi-materi fiqih
dari imam Maliki. Para siswa di kuttab mendapatkan materi fiqih
cukup lengkap dan komperhenship dari ulama-ulama’ yang
kompeten pada disiplin ilmunya. Bahasa dan sastra juga
merupakan mata ppelajaran yang diajarkan di kuttab. Karena
Bahasa arab telah menjadi Bahasa administrasi dalam
pemerintahan islam di Spanyol. Maka Bahasa arab ini diajarkan
kepada murid-murid dan para pelajar, baik yang islam maupun non
islam. Dan hal ini dapat diterima oleh masyarakat, bahkan mereka
rela menomorduakan Bahasa asli mereka.
Selain Bahasa dan sastra musik dan kesenian juga masuk
dalam mata pelajaran yang ada di kuttab. Sya’ir merupakan
ekspresi utama dari peradaban di Spanyol. Pada dasarnya sya’ir di
Spanyol didasarkan pada model-model sya’ir Arab yang
membangkitkan sentiment prajurit dan interes faksional para
penakluk Arab.6
b) Pendidikan Tinggi Masyarakat Arab yang berada di Spanyol
merupakan masyarakat pelopor peradaban dan kebudayaan juga
pendidikan, antara pertengahan abad abad kedelapan sampai
dengan abad ketigabelas mlalui usaha yang mereka lakukan, ilmu
pengetahan kuno dan ilmu pengetahuan islam dapat ditransmisikan
ke Eropa. Bani umayyah yang berada di bawah kekuasaan Al-
Hakam menyelenggarakan pengajaran dan telah memberikan
banyak sekali penghargaan terhadap para sarjana. Ia telah
membangunUniversitas Cordova berdampingan dengan Masjid
Abdurrahman III yang selanjutnya tumbuh menjadi lembaga
pendidikan yang terkenal diantara jajaran lembaga pendidikan
tinggi lainnya didunia. Universitas ini menandingi dua universitas
lainnya, yaitu Al-Azhar di Cairo dan Nizhamiyah di Baghdad
Keberadaan universitas cordova telah menarik perhatian para
pelajar yang bukan hanya datang dari Spanyol tetapi juga dari

6
M. Ira Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1999), hal 584

xii
tempat lain seperti Eropa, afrika, dan Asia. Di Universitas ini
terdapat jurusan Astronomi, Matematika, Kedokteran, Teologi dan
Hukum.
Disamping Universitas Cordova, terdapat juga Universitas
Granada yang tidak kalah masyhurnya dengan Universitas
Cordova. Universitas ini didirikan oleh Khalifah Nashariyah
ketujuh yaitu Yusuf Abu al-Hajjaj. Di universitas ini gedung-
gedugnya mempunyai gerbang yang diapit oleh patung-patung
singa. Kurikulum yang diajarkan di Universitas Granada ini
meliputi kaian teologi, filsafat, ilmu hokum, kedokteran, kimia,
dan astronomi. Adapun mahasiswanya banyak berasal dari kaum
bangsawan yang tidak hanya dari Eropa tetapi berasal dari benua-
benua yang lain seperti Afrika dan Asia.7

2. Perpustakaan sebagai pusat pendidikan


Kemegahan pendidikan tinggi di Spanyol dibarengi dengan
kemegahan perpustakaannya. Hamper setiap universitas yang ada
selalu mempunyai perpustakaan yang letaknya berdampingan dengan
gedung Universitas. Secara umum perpustakaan yang baru diketahui
terdapat tujuh puluh buah yang tersebar di seluruh penjuru Spanyol.
Perpustakaan terbesar saat itu terdapat di Cordova. Perpustakaan ini
didirikan oleh khalifah Muhammad I yang kemudian di perluass oleh
Abdurrahman III dan menjadi perpustakaan terbaik dan terbesar pada
masa pemerintahan Al-Hakam II.
Pada dasarnya kelancaran proses pendidikan sangat tergantung dari
saranaprasarana yang mendukung. Diantaranya adalah fasilitas
perpustakaan. Karena itulah khalifah-khalifah daulah Umayyah di
Spanyol berupaya menyisihkan dana dari kas Negara untuk
membangun berbagai sarana pendukung tersebut secara insentif.
Ambisi untuk mendirikan perpustakaan bukan hanya dilakukan oleh
para khalifah saja, tetapi ambisi tersebut juga telah diwakili oleh setiap
7
Prof. Dr. H. Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan, hal
265

xiii
masyarakat Spanyol Islam. Mereka mengoleksi berbagai buku bukan
untuk kepentingan dirinya saja. Besarnya perhatian umat islam di
Spanyol dalam penyediaan sarana perpustakaan sangat luar biassa. Ini
dapat dilihat dengan berdirinya perpustakaan Khazanatul Humist Tsani
di Spanyol. Perpustakaan ini memiliki buku sebanyak 400.000 jilid.
Banyak nya perpustakaan ini menjadikan daerah spanyol memiliki
sumberdaya manusia yang sangat baik sehingga menjadikan kota
Spanyol terkenal dengan negara yang makmur dan kaya akan ilmu
pengetahuan.

3. Faktor pendukung kemajuan pendidikan islam di spanyol


Terdapat beberapa factor yang mempengarui perkembangan
pendidikan, peradaban serta kebudayaan islam di Spanyol diantaranya
yaitu:
Pertama, karena adanya dukungan dari penguasa. Kemajuan
Spanyol islam sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang
kuat dan berwibawa serta mencintai ilmu pengetahuan, juga
memberikan dukungan dan penghargaan terhadap ilmuan dan
cendekiawan.
Kedua, didirikannya sekolah-sekolah dan universitas-universitas di
beberapa kota di Spanyol oleh Abd Rahman III (An- Nashir) dengan
universitas terkenalnya yaitu universitas cordova. Serta dibangunnya
perpustakaan-perpustakaan yang memiliki koleksi buku-nuku yang
banyak.
Ketiga, banyaknya para sarjana islam yang datang dari ujung timur
sampai ujung barat wilayah islam dengan membawa berbagai buku
dan bermacam gagasan. Ini menunjukkan bahwa meskipun umat ilsma
terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut
kesatuan budaya islam.
Keempat, adanya persaingan antara abbasiyah di Baghdad dan
Umayyah di Spanyol dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban.
Kompetisi dalam bidang ilmu pengetahuan dibuktikan denga

xiv
didirikannya universitas Cordova yang menyaingi universitas
Nizhamiyah di Baahdad yang merupakan persaingan positif tidak
selalu dalam bentuk peperangan.8

D. Kemunduran dan Faktor-Faktor Kehancuran Peradaban Islam di


Spanyol
Nostalgia yang menyedihkan kadang-kadang tidak bisa
dideskripsikan dengan kata-kata. Orang Andalusia di Maroko kerap kali
memperlihatkan kunci bekas rumah mereka dahulu sebagai symbol tanah
mereka yang hilang. Ini merupakan perlambang rasa kehilangan mereka
terhadap peradaban masa lalu yang mereka banggakan. Sindrom Andalusia
mengakibatkan timbulnya neurosis, suatu kondisi yang membingungkan
dalam masyarakat. Islam di Spanyol memiliki peran penting di banyak
bidang, terutama sains dan budaya. Sejarah menunjukkan bahwa Islam
mencapai puncaknya di era Abd al Rahman III (912-961 M) ketika
Cordova menjadi pusat peradaban Islam di Dunia Barat, dan salah satu
pusat peradaban dunia. Setelah mencapai puncaknya, dominasi Islam
menurun akibat perubahan struktur politik. Penurunan dan penghancuran
Islam di Spanyol disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun
eksternal, yaitu serangan dari orang Kristen yang secara langsung
menghancurkan Islam, namun faktor yang paling dominan adalah faktor
internal Islam itu sendiri
Kita telah membaca banyak tentang kejayaan Islam di Spanyol
dengan berbagai pencapaian yang sangat menakjubkan. Tetapi walau
demikian semua rezim pasti akan berakhir. Sepertinya sudah menjadi
ketentuan Allah bahwa sebuah kekuasan tidak akan selamanya berkuasa.
Ia akan berganti digilir ke generasi berikutnya. Ternyata pencapaian sosial
dan budaya yang dilakukan oleh ummat Islam di Andalusia berakhir
secaraa “tragis”, dan hampir tidak menyisakan apa-apa. Dapat disebut

8
Majid Fahri, Sejarah Filsafat Islam, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1986) hal 356

xv
bahwa penaklukan Andalusia berakhir dengan sebuah anti-klimaks dalam
berbagai aspek (Asari, 2006).9
Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu
memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan
sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah
panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan
kehancuran. Adapun menurut Badri Yatim, Kemunduran dan kehancuran
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa
muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai
terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak
secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, hanya
mewajibkan membayar upeti saja, Mereka membiarkan umat Kristen
menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen,
asal tidak ada perlawanan. Namun, kehadiran Arab Islam tetap
dianggap sebagai penjajah sehingga malah memperkuat nasionalisme
masyarakat Spanyol Kristen. Hal ini menjadi salah satu penyebab
kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari
pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11,
umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen
memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.
b. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Orang Arab tidak pernah menerima orang pribumi Spanyol, paling
tidak hingga abad ke-10 M (Al- Mathawi, 1982), orang Arab
mempunyai istilah ’ibad dan muwalladun kepada orang-orang
Andalusia, suatu ungkapan yang sangat merendahkan. Akibatnya,
kelompok-kelompok etnis non-Arab yang sering melakukan

9
Merduati. (2007). Runtuhnya kekuasaan Islam di Spanyol dan Implikasinya Terhadap Umat
Islam di Eropa. Banda Aceh: Ar- Raniry Press. Jurnal “AL-‘ADALAH: Jurnal Syariah dan Hukum
Islam “Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol)” oleh Nur Dinah Fauziah, Muhammad Mujtaba Mitra
Zuana (Institut Pesantren KH. Abdul Chalim)

xvi
perlawanan dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak
besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut.10
c. Kesulitan Ekonomi dalam Catatan Sejarah
Pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu
aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam,
sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya
timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi
perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi
dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak
mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara
tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
d. Tidak jelasnya system kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli
waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Al-mulukut
Tawaif muncul.
e. Keterpencilan
Spanyol Islam seperti negeri terpencil dari dunia Islam yang lain
dan selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari
Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang
mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

Sejarah menunjukkan bahwa Islam mencapai puncaknya di era


Abd al Rahman III (912-961 M) ketika Cordova menjadi pusat peradaban
Islam di Dunia Barat, dan salah satu pusat peradaban dunia. Setelah
mencapai puncaknya, dominasi Islam menurun akibat perubahan struktur
politik. Penurunan dan penghancuran Islam di Spanyol disebabkan oleh
beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, yaitu serangan dari orang
Kristen yang secara langsung menghancurkan Islam, namun faktor yang
paling dominan adalah faktor internal Islam itu sendiri. 11 Penyebab

10
Al-Mathawi, & Al- ‘Arusiy, M. (1982). Al -Hurubu As-Salibiyah fil Masyriq wal Maghrib
(Cetakan Pe). Kairo: Dar Al- Gharbi. Jurnal “Napitupulu, D. S. (2019). Romantika Sejarah
Kejayaan Islam di Spanyol”
11
El Harakah, Jurnal Budaya Islam Vol 11, 3 (2009) Islam di Spanyol : Kemunduran dan
Kehancuran oleh Firdaus

xvii
Kemunduran dan Kehancuran Konflik Islam dengan Kristen, Tidak
adanya Ideologi Pemersatu, Kesulitan Ekonomi, Tidak Jelasnya Sistem
Peralihan Kekuasaan, Keterpencilan.

xviii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Eksistensi perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan
oleh peradaban Spanyol islam di segala bidang telah menjadikannya
sebagai negara adikuasa pada zaman itu. Kehadiran islam Spanyol banya
memberikan warna bagi perkembangan ilmu pengetahuan islam di
Spanyol, hal itu dibuktikan dengan berdirinya lembaga pendidikan, seperti
madrasah dan juga universitas Cordova sebagai pusat pengembangan
kajian ilmu pengetahuan. Perpustakaan juga banyak dibangun pada masa
itu, bahkan menjadi perpustakaan terbesar di Eropa pada waktu itu. Tetapi
karena ketamakan akan kekuasan menjadikan islam kehilangan
kekuasaanya di Spanyol pada tahun 1609 M.

B. Saran
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu
untuk menyelesaikan makalah tersebut, sehingga makalah ini dapat selesai
tepat pada waktunya. Kami mohon maaf jika ada kesalahan di dalam
makalah tersebut.

xix
DAFTAR PUSTAKA

Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1999) hal. 87

Philip K. Hitti, History of The Arabs (London: Macmilan Press LTD,1974), h.


526-530.

Hasan Muarif Anbari, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve,
1994), h. 275.

Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Jurnal “Napitupulu, D. S. (2019). Romantika Sejarah Kejayaan Islam di
Spanyol, MUKADIMAH, 3(1), 7-18

M. Ira Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 1999), hal
584

Prof. Dr. H. Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan
Pertengahan, hal 265

Majid Fahri, Sejarah Filsafat Islam, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1986) hal 356

El Harakah, Jurnal Budaya Islam Vol 11, 3 (2009) Islam di Spanyol :


Kemunduran dan Kehancuran oleh Firdaus

https://core.ac.uk/download/pdf/268132767.pdf

file:///C:/Users/Windows/AppData/Local/Temp/591-1705-1-SM.pdf

https://www.academia.edu/51076676/
MAKALAH_SEJARAH_PERADABAN_ISLAM_Sejarah_Peradaban_Isl
am_di_Andalusia_Spanyol_Oleh?show_app_store_popup=true

xx

You might also like