Professional Documents
Culture Documents
Critical Review Ade Diaz Primadharma
Critical Review Ade Diaz Primadharma
A critical review is the summarization and evaluation of the ideas and information in an
article. It expresses the writer’s (your) point of view in the light of what you already
know on the subject and what is acquired from related texts. Reviewing critically means
thinking carefully and clearly and taking into consideration both the strengths and
weaknesses in the material under review.
Efficient reviewing, or evaluating, requires an awareness of the gist (central idea), the
purpose and the intended audience of the text. The text is looked at from a variety of
perspectives (from related sources) and evaluated in relation to the theories, approaches
and frameworks of the expected task. This evaluation involves analyzing the content and
concepts of the text, separating them into their main components, and then understanding
how these interrelate, connect and influence each other.
-What are the major interpretations made by the author in terms of the issues raised?
-How well does all this relate to other literature on th topic? your own experience?
INTRODUCTION
SUMMARY
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pengguna media sosial, pengguna
Twitter, terhadap bank syariah, ditinjau dari pemasaran dan pendistribusiannya
berdasarkan Marketing Mix 7P. Sebagian konsumen mengukur bagaimana pelayanan
dilakukan melalui kategori ‘People’ yang mencapai 34%, dan kategori ‘Product’
mencapai sebanyak 7%. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna Twitter lebih fokus pada
bagaimana bank syariah mengelola ‘orang dan produk’. Penelitian ini juga menyatakan
bahwa 47% masyarakat Indonesia pengguna sosial media Twitter tidak puas dengan
pelayanan Bank Syariah, sedangkan pada analisis sentiment pada penelitian tersebut
menyatakan 56% berkomentar negative tentang Bank Syariah.
Kelebihan artikel ini terletak pada upayanya untuk mengukur opini publik melalui media
sosial, khususnya Twitter, yang dikenal sebagai platform untuk ekspresi waktu nyata dan
tanpa penyaringan. Namun, artikel ini kurang dalam analisisnya dan gagal memberikan
metodologi yang kuat untuk penelitian tersebut. Ketidakhadiran rincian tentang pemilihan
sampel, desain survei, dan metode analisis data menimbulkan pertanyaan tentang
keandalan temuan. Artikel ini juga menyoroti bahwa pengguna Twitter terutama peduli
pada kategori 'people' dan 'product', menunjukkan penekanan yang kuat pada bagaimana
bank Islam mengelola personel dan penawaran mereka. Meskipun artikel tersebut kurang
mendalam dalam memberikan pemahaman yang penting bagi pengguna.
Kurangnya artikel ini yaitu tidak dapat membandingkan dengan bank konvensional dan
juga membatasi ruang lingkupnya. Seharusnya artikel ini dapat memberikan analisis
perbandingan dan bisa memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang poin
penjualan unik Bank Syariah dan perbaikan untuk Bank Syariah itu sendiri seperti
penelitian yang dilakukan oleh (Said et al., 2022) akan tetapi dalam konteks sosial media
Selain itu, artikel menyarankan bahwa para pembuat kebijakan seharusnya fokus pada
mendukung industri ini dengan membuat aturan dan menciptakan lingkungan yang
mendorong pengembangan sumber daya manusia, fasilitas, dan infrastruktur. Namun,
artikel tersebut kurang memberikan rekomendasi konkret atau contoh tentang bagaimana
dukungan ini dapat diimplementasikan. Padahal pada penelitian pada tahun sebelumnya
sudah membahas bagaimana pengembangan Bank Syariah dalam ber media sosial
(Naeem, 2019; Safira et al., 2019). Meskipun artikel ini menarik perhatian pada persepsi
pengguna Twitter terhadap bank Islam, namun kurang dalam memberikan analisis
mendalam. Artikel ini bisa mendapatkan manfaat dari eksplorasi lebih dalam tentang
motivasi pengguna, analisis perbandingan dengan bank konvensional, dan rekomendasi
kebijakan konkret untuk pertumbuhan berkelanjutan perbankan Islam di Indonesia.
CONCLUSION
Artikel ini mencoba mengukur opini pengguna Twitter terhadap bank Islam melalui
analisis 7P marketing mix. Kelebihannya terletak pada pendekatan menggunakan media
sosial untuk menggali pandangan waktu nyata. Namun, artikel kurang dalam analisis dan
kekurangan metodologi yang kuat, terutama dalam pemilihan sampel dan metode analisis
data. Hasil menunjukkan fokus pengguna Twitter pada kategori 'people' dan 'product',
menyoroti kebutuhan manajemen personel dan produk yang baik dalam bank Islam.
Artikel kurang mendalam dalam memberikan pemahaman mengenai aspek-aspek ini.
Keterbatasan artikel termasuk ketidakmampuan membandingkan dengan bank
konvensional dan kurangnya rekomendasi konkrit untuk mendukung industri ini,
meskipun telah ada penelitian sebelumnya yang membahasnya. Sebuah analisis lebih
mendalam tentang motivasi pengguna, perbandingan dengan bank konvensional, dan
rekomendasi kebijakan konkret mungkin dapat memperkaya artikel ini..
REFERENCES
Cahyono, E. F., Rani, L. N., & Kassim, S. (2020). Perceptions of the 7p marketing mix of
Islamic banks in Indonesia: What do twitter users say about it? International Journal of
Innovation, Creativity and Change, 11(11), 300–319.
Safira, S., Muhammad, I. F., & Doddy, M. (2019). Analysis Of Using Islamic Bank Social
Media And Website In The E-Marketing Concept Using Attention, Interest, Search, Action,
Share (AISAS) Methods. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 7(1), 68–78.
https://doi.org/10.46899/jeps.v7i1.100
Said, L. R., Bilal, K., Aziz, S., Gul, A., Shabbir, M. S., Zamir, A., & Abro, H. (2022). A
comparison of conventional versus Islamic banking customers attitudes and judgment.
Journal of Financial Services Marketing, 27(3), 206–220. https://doi.org/10.1057/s41264-
021-00113-0