You are on page 1of 4

WRITING A CRITICAL REVIEW

What is a critical review?

A critical review is the summarization and evaluation of the ideas and information in an
article. It expresses the writer’s (your) point of view in the light of what you already
know on the subject and what is acquired from related texts. Reviewing critically means
thinking carefully and clearly and taking into consideration both the strengths and
weaknesses in the material under review.

Two skills to employ when asked to write a review:


Seeking information: Scanning the literature efficiently to become well-informed on the
subject.

Reviewing effectively: Questioning the information in the text and presenting an


evaluation, or judgement, of it.

Efficient reviewing, or evaluating, requires an awareness of the gist (central idea), the
purpose and the intended audience of the text. The text is looked at from a variety of
perspectives (from related sources) and evaluated in relation to the theories, approaches
and frameworks of the expected task. This evaluation involves analyzing the content and
concepts of the text, separating them into their main components, and then understanding
how these interrelate, connect and influence each other.

Some questions to ask when starting to write a critical review:

-What is the main area under review discussion?

-Where does the writer’s data and evidence come from?

-What are the main issues raised by the writer?

-What are the major interpretations made by the author in terms of the issues raised?

-Is the text balanced? fair? biased?

-How well does all this relate to other literature on th topic? your own experience?

-How can you summarize all of the above points?


Perceptions of the 7P Marketing Mix of Islamic Banks in Indonesia: What do
Twitter Users Say About It? (Cahyono et al., 2020)

INTRODUCTION

Penelitian ini mencoba menganalisis persepsi pengguna media sosial, khususnya


pengguna Twitter, terhadap upaya pemasaran media sosial yang dilakukan bank syariah
di Indonesia. Persepsi pengguna media sosial dinilai berdasarkan bauran pemasaran 7P,
yaitu: (i) produk, (ii) promosi dan edukasi, (iii) harga dan pengeluaran pengguna lainnya,
(iv) proses, (v) orang, (vi ) lingkungan fisik, dan (vii) waktu.
Desain/metodologi/pendekatan: Pendekatan penelitian bersifat deskriptif kuantitatif,
menghitung frekuensi tweet berdasarkan kategori Marketing Mix 7P dan kemudian
menginterpretasikan hasilnya. Kami mengumpulkan lebih dari 500.000 tweet pengguna
Twitter di Indonesia yang berisi frasa ‘bank Islam’ antara tahun 2007 hingga 2018. Data
dianalisis menggunakan perangkat lunak R dan dikelola menggunakan perangkat lunak
R-Python. Penelitian ini merupakan penelitian pertama di dunia yang mengungkap
persepsi konsumen bank syariah melalui Twitter. Ini juga merupakan yang pertama
mengungkapkan persepsi terhadap bank syariah melalui Twitter, dengan menggunakan
alat analisis Marketing Mix 7P.

Perbankan syariah memberikan alternatif bagi umat Islam untuk melakukan


aktivitas perbankan tanpa ikut serta dalam aktivitas terlarang. Namun, perkembangan
perbankan syariah di Indonesia berjalan lambat karena faktor-faktor seperti kurangnya
pengetahuan dan terbatasnya ketersediaan layanan. Sebuah penelitian menganalisis
persepsi pengguna Twitter terhadap bank syariah, dengan fokus pada bauran pemasaran.
Studi ini menemukan bahwa pengguna Twitter terutama menaruh perhatian pada elemen
“people & product” perbankan Islam. Temuan ini menunjukkan bahwa pembuat
kebijakan harus mendukung industri ini dengan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan infrastruktur. Studi ini juga mengungkapkan bahwa data Twitter
memberikan wawasan tentang persepsi konsumen terhadap bank syariah di Indonesia.
Kategori yang paling banyak dibicarakan adalah “people” dan “product”, khususnya
layanan dan perilaku bankir. Kategori lingkungan fisik paling sedikit dibahas..

SUMMARY

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi pengguna media sosial, pengguna
Twitter, terhadap bank syariah, ditinjau dari pemasaran dan pendistribusiannya
berdasarkan Marketing Mix 7P. Sebagian konsumen mengukur bagaimana pelayanan
dilakukan melalui kategori ‘People’ yang mencapai 34%, dan kategori ‘Product’
mencapai sebanyak 7%. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna Twitter lebih fokus pada
bagaimana bank syariah mengelola ‘orang dan produk’. Penelitian ini juga menyatakan
bahwa 47% masyarakat Indonesia pengguna sosial media Twitter tidak puas dengan
pelayanan Bank Syariah, sedangkan pada analisis sentiment pada penelitian tersebut
menyatakan 56% berkomentar negative tentang Bank Syariah.

MAIN BODY (CRITIQUE)

Kelebihan artikel ini terletak pada upayanya untuk mengukur opini publik melalui media
sosial, khususnya Twitter, yang dikenal sebagai platform untuk ekspresi waktu nyata dan
tanpa penyaringan. Namun, artikel ini kurang dalam analisisnya dan gagal memberikan
metodologi yang kuat untuk penelitian tersebut. Ketidakhadiran rincian tentang pemilihan
sampel, desain survei, dan metode analisis data menimbulkan pertanyaan tentang
keandalan temuan. Artikel ini juga menyoroti bahwa pengguna Twitter terutama peduli
pada kategori 'people' dan 'product', menunjukkan penekanan yang kuat pada bagaimana
bank Islam mengelola personel dan penawaran mereka. Meskipun artikel tersebut kurang
mendalam dalam memberikan pemahaman yang penting bagi pengguna.

Kurangnya artikel ini yaitu tidak dapat membandingkan dengan bank konvensional dan
juga membatasi ruang lingkupnya. Seharusnya artikel ini dapat memberikan analisis
perbandingan dan bisa memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang poin
penjualan unik Bank Syariah dan perbaikan untuk Bank Syariah itu sendiri seperti
penelitian yang dilakukan oleh (Said et al., 2022) akan tetapi dalam konteks sosial media

Selain itu, artikel menyarankan bahwa para pembuat kebijakan seharusnya fokus pada
mendukung industri ini dengan membuat aturan dan menciptakan lingkungan yang
mendorong pengembangan sumber daya manusia, fasilitas, dan infrastruktur. Namun,
artikel tersebut kurang memberikan rekomendasi konkret atau contoh tentang bagaimana
dukungan ini dapat diimplementasikan. Padahal pada penelitian pada tahun sebelumnya
sudah membahas bagaimana pengembangan Bank Syariah dalam ber media sosial
(Naeem, 2019; Safira et al., 2019). Meskipun artikel ini menarik perhatian pada persepsi
pengguna Twitter terhadap bank Islam, namun kurang dalam memberikan analisis
mendalam. Artikel ini bisa mendapatkan manfaat dari eksplorasi lebih dalam tentang
motivasi pengguna, analisis perbandingan dengan bank konvensional, dan rekomendasi
kebijakan konkret untuk pertumbuhan berkelanjutan perbankan Islam di Indonesia.
CONCLUSION

Artikel ini mencoba mengukur opini pengguna Twitter terhadap bank Islam melalui
analisis 7P marketing mix. Kelebihannya terletak pada pendekatan menggunakan media
sosial untuk menggali pandangan waktu nyata. Namun, artikel kurang dalam analisis dan
kekurangan metodologi yang kuat, terutama dalam pemilihan sampel dan metode analisis
data. Hasil menunjukkan fokus pengguna Twitter pada kategori 'people' dan 'product',
menyoroti kebutuhan manajemen personel dan produk yang baik dalam bank Islam.
Artikel kurang mendalam dalam memberikan pemahaman mengenai aspek-aspek ini.
Keterbatasan artikel termasuk ketidakmampuan membandingkan dengan bank
konvensional dan kurangnya rekomendasi konkrit untuk mendukung industri ini,
meskipun telah ada penelitian sebelumnya yang membahasnya. Sebuah analisis lebih
mendalam tentang motivasi pengguna, perbandingan dengan bank konvensional, dan
rekomendasi kebijakan konkret mungkin dapat memperkaya artikel ini..

REFERENCES

Cahyono, E. F., Rani, L. N., & Kassim, S. (2020). Perceptions of the 7p marketing mix of
Islamic banks in Indonesia: What do twitter users say about it? International Journal of
Innovation, Creativity and Change, 11(11), 300–319.

Naeem, M. (2019). Understanding the role of social networking platforms in addressing


the challenges of Islamic banks. Journal of Management Development, 38(8), 664–680.
https://doi.org/10.1108/JMD-04-2019-0107

Safira, S., Muhammad, I. F., & Doddy, M. (2019). Analysis Of Using Islamic Bank Social
Media And Website In The E-Marketing Concept Using Attention, Interest, Search, Action,
Share (AISAS) Methods. Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 7(1), 68–78.
https://doi.org/10.46899/jeps.v7i1.100

Said, L. R., Bilal, K., Aziz, S., Gul, A., Shabbir, M. S., Zamir, A., & Abro, H. (2022). A
comparison of conventional versus Islamic banking customers attitudes and judgment.
Journal of Financial Services Marketing, 27(3), 206–220. https://doi.org/10.1057/s41264-
021-00113-0

You might also like