Professional Documents
Culture Documents
Materi 2 Penyusunan Risk Register 232 3
Materi 2 Penyusunan Risk Register 232 3
RISK ASESMEN
dr. Adia Susanti.MM.FISQua
PT.medikaloka Hermina
PENGKAJIAN RISIKO ( Assesmen Risiko)
a. Area Asesmen Risiko: semua unit klinis dan non klinis di RS dan dilakukan satu tahun sekali,dilaksanakan
secara terintegrasi pada waktu unit klinis dan non klinis menyusun program kerja/rencana kegiatan tahunan
b. Identifikasi Risiko:
▪ Proses untuk mengidentifikasi apa yang bisa terjadi, mengapa dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi Hasil
identifikasi/jenis risiko dikelompokkan sesuai katagori risiko.
▪ Instrumen identifikasi:
a. Laporan insiden
b. Komplain dan litigasi
c. Risk profiling
d. Survei
e. Peran Staf
PENGKAJIAN RISIKO
c. Analisis Risiko d. Penilaian risiko
- Risk Grading Matrix - Risk Rangking
- Root Cause Analysis - Prioritas risiko
- Failure modes and effect analysis - Cost Benefit Analysis
LANGKAH-LANGKAH IDENTIFIKASI RISIKO
01 04
Memahami dan mengidentifikasi Mencari penyebab dari risiko-risiko
kegiatan utama unit kerja yang telah diidentifikasi untuk
mendapatkan penyebab
utamanya.
02 Mengidentifikasi tujuan dari
masing-masing kegiatan tersebut.
05
Mengidentifikasi apakah
penyebab tersebut sifatnya dapat
Mengumpulkan data dan informasi dikendalikan (controllable) atau
03 tentang risiko yang mungin terjadi
atas kegiatan tersebut, baik risiko
tidak dapat dikendalikan
(uncontrollable) bagi unit kerja
yang pernah terjadi maupun yang
belum pernah terjadi.
LANGKAH IDENTIFIKASI RISIKO
Mengisi dalam formulir identifikasi risiko dan memperbaharui setiap saat terjadi
07
pernyataan risiko. ldentifikasi pernyataan risiko dapat dilakukan dengan
mendasarkan pada hasil penilaian risiko sebelumnya dengan penyelarasan
terhadap perkembangan situasi lingkungan internal dan eksternal yang terjadi
ANALISA RISIKO
GRADING MATRIKS RISIKO
RISIKO KLINIS
(KESELAMATAN PASIEN)
7
LANGKAH- LANGKAH ANALISIS RISIKO
1) Dapatkan data hasil identifikasi risiko.
2) Lakukan evaluasi atas kecukupan disain dan penyelenggaraan sistem pengendalian intern
yang sudah ada.
3) Ukur tingkat probabilitas terjadinya risiko.
4) Ukur tingkat besaran dampak jika risiko terjadi.
5) Hitung tingkat/level risiko, yaitu perkalian probabilitas dengan dampak.
6) Buat peringkat risiko untuk menentukan apakah risiko tersebut termasuk risiko sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi.
7) Dari risiko-risiko tersebut di atas, selanjutnya dibuat peta risiko.
PENILAIAN DAMPAK KLINIS/KONSEKUENSI/SEVERITY
PENILAIAN PROBABILITY /FREKUENSI
MATRIKS GRADING RISIKO
ANALISA RISIKO
GRADING MATRIKS RISIKO
RISIKO NON KLINIS
12
KEMUNGKINAN PROBABILITY
KATEGORI DAMPAK
MATRIKS GRADING
BAGAIMANA MENYUSUN RISK REGISTER?
• Tidak ada format yang baku, bila RS sudah menyusun pada waktu
akreditasi SNARS edisi 1.1, silahkan diteruskan, form tidak perlu
dirubah.
N RISK KATEGORI
LOKASI ANALISA DAMPAK S P RISK PERINGKAT
O REGISTER RISIKO SKO
R
Pada hari ini ada kelahiran bayi dengan SC 4 pasien secara beruntun,
hanya saja couve yang dimiliki rumah sakit hanya 1 unit, tersedia gelang
identitas namun belum di berikan identitas pasien. 1 tindakan SC atas
indikasi gawat janin , perawat lupa tidak membawa kits emergency bayi
baru lahir
TUGAS KELOMPOK 2
Terjadi pandemi covid disuatu wilayah,sehingga mengharuskan rumah sakit merekrut banyak
petugas kesehatan. Tenaga kesehatan yang diterima ada beberapa yang baru lulus sekolah,
belum memiliki STR. Perawat baru ditempatkan di IGD, hari ini pasien baru yang datang ke IGD
lebih dari 5 pasien dengan keluhan yang sama, demam, batuk dan sesak napas, dan 2 pasien
dengan keluhan sakit perut mual muntah .Tidak dilakukan screening terhadap semua pasien
yang masuk, semua pasien ke IGD di berlakukan sama. Ada 3 pasien dengan nama mirip. Ada
salah satu keluarga pasien dengan marah - marah meminta pelayanan cepat karena pasiennya
sudah kesakitan.karena suasana IGD ramai dan desakan keluarga petugas bingung , semua
tindakan dan alkes yang di gunakan tidak di input/catat,bahkan tindakan invansif ke pasien pun
tidak di berikan informasi dan edukasi untuk persetujuan tindakan pengobatan,
Petugas bekerja dengan APD lengkap lebih dari 6 jam , sehingga karena pengap petugas
membuka masker. Selesai bekerja petugas mengganti melepas APD bukan pada tempatnya.
TUGAS KELOMPOK 3
Instalasi farmasi yang merupakan titik akhir dan titik tolak dari persediaan perbekalan
kesehatan di rumah sakit tidak luput dari permasalahan .Di suatu RS peresepan sudah
menggunakan elektronik, sehingga dokter hanya mengklik saja pada sistem , hampir 50%
dokter senior berpraktek di RWJ RS X yang cukup mengalami kendala dalam menggunakan
sistem.Tidak jarang terkadang dokter meminta asisten yang menuliskan resep elektronik
Beberapa kali terjadi keterlambatan pengiriman berkas rekam medis pasien karena tidak
mau menunggu lama dokter meminta formulir kosong untuk menulis hasil pemeriksaan
pasien padahal pasien yang berobat dengan penyakit kronis DM,Stroke dan Hipertensi lama.
Setelah berobat dari poliklinik RWJ asisten perawat lupa memberikan kode tindakan pada
billing RWJ pasien
TUGAS KELOMPOK 3
Pasien menunggu obat di ruang tunggu farmasi, tampak di ruang tunggu AC bocor
membasahi lantai , belum ada petugas yang datang membersihkan dan mengontol AC yang
bocor sehingga 1 pasien hampir saja terpeleset
Karna lama menunggu pasien menggunakan jasa layanan antar obat .
sesampainya obat di rumah ternyata obat yang di kirim salah nama pasien, yang sebenarnya
Tn.Rafli tapi yang di kirimkan Ny. Rafni, pasien komplain dan mengupload kesalahan kiriman
obat pada medsos
TUGAS KELOMPOK 4
Di unit laboratorium petugas dengan masa kerja kurang dari 1 tahun menerima pengantar
pemeriksaan laboratorium , petugas menerima 2 pengantar pemeriksaan dengan jenis
pemeriksaan yang sama. 1 pasien keluhan pusing , lemas sehingga pasien cepat dilakukan
pengambilan sampel.Petugas hanya menyebutkan identitas nama saja saat melakukan
pemeriksaan, dan menuliskan identitas pasien manual pada formulir pemeriksaan
Alat pemeriksaan yang digunakan sudah lebih dari 1 tahun belum dilakukan kalibrasi alat.
Setelah pengambilan sampel darah, spuit tidak di tutup dan di biarkan di atas meja pemeriksaan,
lalu pasien di minta menunggu hasil di ruang tunggu, hasil yang keluar dari alat kadar HB 6,6
namun hasil belum sempat dilaporkan karena banyaknya pemeriksaan laboratorium
Pasien masih menunggu di ruang tunggu dengan kondisi lemas