You are on page 1of 20
Tabel 8.3.1.2 - Ketebalan minimum pelat 8.3.1.2.1 Pada pelat tepi tidak menerus yang Sesuai 8.3.1.2, harus disediakan balok tepi dengan a, 2 0,80, atau ketebalan minimum harus memenuhi (b) atau (d) pada Tabel 8.3.1.2 dan harus diperbesar paling sedikit 10 persen pada panel tepi yang tidak menerus, 8.3.1.3 Ketebalan penutup lantai (floor finish) beton diizinkan untuk dimasukkan ke dalam nilai h jika pengecoran ditakukan secara monolit dengan pelat lantai atau jika penutup fantai dirancang komposit dengan pelat lantai sesuai 16.4. 8.2.1.3 Standar ini tidak menyebutkan secara spesifik ketebalan tambahan untuk permukaan aus yang digunakan untuk kondisi yang banyak = gerusan. Penambahan ketebatan untuk kondisi yang banyak gerusan, _diserahkan pada perencana ahli bersertificat. Penutup fantail ~—beton ~— dapat dipertimbangkan untuk tambahan kerkuatan jika dicor secara monolit dengan pelat. Penutup lantai beton dengan pendecoran terpisah diizinkan dimasukkan dua arah nonprategang dengan balok di 3 antara tumpuan pada semua sisinya 3 ©BSN 2019 134 dari 695 2 ‘SNI2847:2019 STANDAR PENJELASAN ont ‘minimum, mm ees02 83.1.1 beriaku @ fo] Terbesar| _"U_400) | (oF O2< ams20 | “Gar | 3eosHlen, -07] 125 © % we am>z0 | Tetbesar ‘{ a a are dan: 3698 30 @ PS 10-6 LHANS Bahan Kompor Tabel 1 Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung Bangunan Baja 7.550 koinr Batu alam 2.600 ka/m Batu belah, batu bulat_ batu gunung (berat tumpuk) 1.500 kginr Batu karang (berat tumpuk) 700 kgim Batu pecah 7.450 kgim’ Besi tuang 7.250 ko/nr Beton (1) 2.200 kg/m’ Beton bertulang () 2.400 ko/m Kayu (Kelas 1) ( 7.000 kaim’ Kerikil, koral (kering udara sampai lembab, tanpa diayak) 7.650 kg/m’ Pasangan bata merah 1.700 koie Pasangan batu belah, batu bulat, batu gunung 2.200 kgimn' Pasangan batu cetak 2.200 kginn’ Pasangen batu karang 7.450 kgim Pasir (kering udara sampai lembab) 7.500 kg/m? Pasir (jenuh air) 1.800 koim Pasir kerikil, koral (kering udara sampai lembab) 71.850 kgim’ Tanah, lempung dan lanau (kering udara sampailembab) 7.700 koi Tanah, empung dan lanau (basah) 2.000 ka/mn Timah hitam (timbel) 11.400 kgfm nen Gedung ‘Adukan, per cm tebal = dari semen 2 kgim= ~__dari kapur, semen merah atau tras 17 kgim* Aspal, termasuk bahan-bahan mineral penambah, per cm tebal 14 kof" Dinding pasangan bata merah: = salu batu 450 koi = _selengah balu 250 kom Dinding pasangan batako- Berlubang = tebal dinding 20 em (HB 20) 200 kgim™ = __tebal dinding 106m (HB 10) 120 kg/m Tanpa lubang —_tebal dinding 15 em 300 kgim= ~_tebal dinding 10 em 200 kgim= Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari: - semen asbes (eternity dan bahan lain sejenis), dengan tebal maksimum 4 mm 14 kag? = __kaca, dengan tebal 3 —4 mm ADkgim Tantai kayu sederhana dengan balok kayu, tanpa langit-langit dengan bentang maksimum 5 m dan untuk beban hidup maksimum 200 kgim? 40 ka Penggantung langit-langt (dan’_kayu), dengan bentang maksimum 5 m dan jarak 8... minimum 0,80 m T kgim? Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso, per ar bidang atap 50 katm* Penutup atap sirap dengan reng dan usuk/kaso, per m” bidang . atap 40 kfm? ‘Bdari 17 Penutup atap seng gelombang (BWG 24) tanpa gordeng 70 kai Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton, tanpa 7 adukan per em tebal 24 kaim® ‘Semen asbes gelombang (tebal 5 mim) 11 kg/m Catatan: (1) Nilsi ini tidsk beriaku untuk baton pengisi (2) Untuk beton getar. beton kejut, beton mampat dan beton padat lain sejenis. berat sejenis. berat sendirinya harus ditentukan tersendini (3) Nitai ini adalah nilai rata-rata; untuk jenisjenis kayu tertentu lihat Pedoman Perencanaan Konstruksi Kayu 2.4.2 Beban Hidup a. Beban hidup pada lantai gedung (1) Beban hidup pada lantai gedung harus diambil menurut Tabel 2. Ke dalam beban hhidup tersebut sudah termasuk perlengkapan ruang sesuai dengan keguanaan lantai fuang yang bersangkuain dan juga dinding-dinding pemisah rinagn dengan berat tidak lebin dari 100 ko/m? Beban-bsban berat. misainya yang disebabkan oleh lemarisemari arsip dan perpustakaan seta oleh alat-alat, mesin-mesin dan barang- ‘barang lain tertentu yang sangat berat, harus ditentukan tersendiri (2) Beban hidup yang ditentuken dalam pasal ini tidak peru dikalikan dengan suatu ‘koefisien kejut. (3) Lantaitantal gedung yang dapat dinarapkan akan dipakal untuk berbagai-bagai tujuan, harus direncanakan terhadap beban hidup terberat yang mungkin dapat terjadi b, Beban hidup pada atap gedung (1) Beban hidup pada atap dan/atau bagian atap serta pada struktur tudung (canopy) yang dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum sebesar 100 kgim*bidang datar. (2) Beban hidup pada atap danfatau bagian atap yang tidak dapat dicapai dan dibebani ‘oleh orang, harus diambil yang paling menentukan di antara dua macam beban bberikut: @) Beban terbagi rata pet m* bidang datar berasal dari beban air hujan sebesar (40 —0,8 a) kgim? dimana @ adalah sudut kemiringan stap dalam derajat, dengan ketentuan banwa beban tersebut tidak perlu diambil lebih besar dan 20 kg/m? dan tidak periu ditinjau bila kemiringan atapnya adalah lebih besar dari 50”. b) Seban terpusat berasal dani seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran dengan peralatannya sebesar minimum 100 kg. (3) Pada balok tepi atau gordeng tepi dari atap yang tidak cukup ditunjang oleh dinding atau penunjang lainnya dan pada kantilever harus ditinjau kemungkinan adanya beban hidup terpusan sebesar minimum 200 kg. (4) Beban hidup pada atap gedung tinggi yang dilengkapi dengan landasan helikopter (helipad) harus diambil sebesar minumum 200 ko/m* di luar daerah landasan, sedangkan pada daerah landasannya harus diambil beban yang berasal dari helicopter sewaktu mendarat dan mengangkasa dengan ketentuan-ketentuan sebagai berkut: a) Umum ‘Struktur landasan beserta struktur pemikuinya harus direncanakan terhadap beban-beban yang berasal dari helicopter yang paling menentukan, yaitu apabila, terjadi pendaratan yang keras karena mesin mati sewaktu melandas (havering). Beban-beban helicopter tersebut dikerjakan pada landasan melalui tumpuan- tumpuan pendarat. Helikopter-helikopter ukuran kecil sampai sedang pada Adari 17 2.3 Kombinasi beban untuk desain kekuatan 2.3.1 Kombinasi dasar Struktur, Komponen, dan fondasi harus didesain sedemikian rupa sehingga kekuatan desainnya sama atau melebihi efek beban-beban terfaktor dalam kombinasi berikut Efek dari satu atau lebih beban yang tidak bekerja harus dipertimbangkan. Efek beban seismik harus beban-beban yang kombinasikan sesuai dengan Pasal 2.3.6. Beban angin dan seismik tidak perlu dianggap bekerja secara simuttan. Linat Pasal 1.4, Pasal 2.3.6, dan Pasal 7.4 dan Pasal 7.43 di SNI 1726 (Pasal 12.4 dan Pasal 12.14.3 ASCE 7-16) untuk definisi spesifik dari efek beban gempa E. Setiap kondisi batas kekuatan yang relevan harus diselidiki 14D 1,20+1,6L+0,5(L, atau $ atau) 1,2D+1,6(L, atau S atau R)+(Latau0,5/”) 1,20 +1,0W+L+05(L, atau S atau R) 0,90+1,0~W prene 13 dari 302 ‘SNI 1727:2020 PENGECUALIAN: 1. Faktor beban untuk £ dalam kombinasi 3 dan 4 diizinkan sebesar 0,5 untuk semua fingkat hunian bila £, pada Pasal 4, Tabel 43-1 kurang dari atau sama dengan 100 psf (4,78 kNim?), dengan pengecualian daerah garasi/tempat parkir atau daerah yang ditempati merupakan tempat pertemuan umum, 2. Dalam kombinasi 2 dan 4, beban pendamping S harus diambil sebagai salah satu beban Salju atap datar ( P, ) atau beban salju atap miring ( 2, ). Bila ada beban fluida F , kombinasi harus menyertakan faktor beban yang sama seperti beban mati D pada kombinasi (1) sampai kombinasi (4), Bila ada beban H, kombinasi harus memperhitungkan: 1. Bila efek HW menambah efek beban utama, perhitungkan 7 dengan faktor beban sebesar 1,6; 2. Bila efek HY menahan efek beban utama, perhitungkan H dengan faktor beban sebesar 0,9 di mana beban adalah permanen atau faktor beban sebesar 0 untuk kondisi lainnya. wep “u eyerssewop yMUN xePH 2 5 e é 2 : i i i é & ‘SNI 1727:2020 PENGECUALIAN: 1. Faktor beban untuk 2 dalam kombinasi 3 dan 4 diizinkan sebesar 0,5 untuk semua tingkat hunian bila £, pada Pasal 4, Tabel 43-1 kurang dari atau sama dengan 100 psf (4,78 kNim2), dengan pengecualian daerah garasiftempat parkir atau daerah yang ditempati merupakan tempat pertemuan umum. 2. Dalam kombinasi 2 dan 4, beban pendamping S harus diambil sebagai salah satu beban salu atap datar ( 2, ) atau beban salu atap miring (2, ) Bila ada beban fluida F , kombinasi harus menyertakan faktor beban yang sama seperti beban mati D pada kombinasi (1) sampai kombinasi (4). Bila ada beban H, kombinasi harus memperhitungkan: 1. Bila efek 7 menambah efek beban utama, perhitungkan #7 dengan faktor beban sebesar 1,6; 2. Bila efek Y menahan efek beban utama, perhitungkan #7 dengan faktor beban ‘sebesar 0,9 di mana beban adalah permanen atau faktor beban sebesar O untuk kondisi lainnya. Efek dari satu atau lebih beban yang belum diperhitungkan harus diselidiki. Efek yang paling tidak menguntungkan dari beban-beban angin harus diselidiki, sesual kondisinya, tapi tidak perlu diperhitungkan bekerja secara bersamaan dengan beban-beban seismik Setiap kondisi batas kekuatan yang relevan harus diselidiki_ 2.3.2 Kombinasi-kombinasi beban yang mencakup beban banjir Apabila suatu struktur berada pada lokasi zona banjir (Pasal 5.3.1), kombinasi beban berikut ini harus diperhitungkan selain kombinasi dasar pada Pasal 2.3.1 1. Pada daerah zona V atau pantai zona A, untuk kombinasi beban (4) dan (5) yang bernilai 1,07 harus diganti menjadi 1,0// +2,0F, - 2. Pada daeran nonpantai zona A, untuk Kombinasi beban (4) dan (5) yang bemilal 1,07 harus diganti menjadi 0,5//+1,0F, - 2.3.3 Kombinasi beban termasuk beban es atmosfir Ketika struktur mengalami beban es atmosfir dan beban es berangin, kombinasi beban berikut harus diperhitungkan 1. 0,5(4, atauSatauR) pada kombinasi beban (2) hharus diganti dengan 0,20, +058 2. 1,0W+0,5(L, atauSatauR) pada kombinasi beban (4) harus diganti dengan D, +W, +0,5S 3. 1,07 pada kombinasi (5) harus diganti dengan D, +W, 4. 1,0W/+L+0,5(d, atau S atau R) pada kombinasi (4) harus diganti dengan D, . 1s Adoo “te PS LO-16 LH ans om s o fepa wep ‘ueunBueg IsynasuoY 9 4 27.3.1.4 Metode pengambitan dan uji beton inti harus sesuai ASTM C42M. 27.3.1.5 Properti tulangan diperbolehkan berdasarkan hasil uj tarik sampel uji yang mewakili material struktur yang kekuatannya diragukan. 27.9.2 Faktor reduksi kekuatan 27.3.2.1 Bila dimensi, ukuran, lokasi tulangan dan properti material ditentukan sesual 27.3.1, $ boleh diperbesar dari nilai desain yang ditetapkan pada bagian lain dalam standar ini, tetapi @ tidak boleh lebih besar dari ketentuan Tabel 27.3.2.1 Tabel 27.3.2.1 - Faktor reduksi kekuatan ‘maksimum yang diizinkan Kexuatan ) kissiinaes | Talangan | Makeimum transversal | izing Tentur, | Terontror | Semua aksial, tari ‘kasus 1a atau | Terkontot | Shira 03 keduanya | tekan | cainnya os og TE "Tulangan spial Fara remenoh TOT 8S, 2027 dan TS 27.4 - Evaluasi kekuatan dengan uji beban 27.4.1 Umum 27.4.1.1 Uji beban haus dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga memberikan keselamatan jiwa dan keamanan_ struktur selama pengujian. 27.4.1.2 Tindakan pengamanan tidak boleh merubah beban uji dan mempengaruni hasilnya. 27.4.1.3 Bagian struktur yang diuji harus mempunyai umur paling sedikit 56 hari. Jika pemilik struktur, Kontraktor, perencana ahi bersertikat dan semua pihak lain yang terlibat cons (untuk penampang_persegi Panjang). R27.3.1.5 Jumiah uji tergantung pada keseragaman material dalam struktur dan harus ditentukan oleh oleh perencana hii bersertifikat yang bertanggung jawab untuk evaluasi 27.3.2 Faktor reduksi kekuatan R27.3.2.1 Faktor reduksi kekuatan lebih besar dari yang didefinisikan pada Pasal 21. Peningkatan ini dibenarkan dengan adanya penggunaan_properti material yang diperoleh dari lapangan, dan dimensi sebenamya di lokasi R27.4- Evaluasi kekuatan dengan uji beban SUN 1Sesip. epg wep “t SNI- 03 - 2847 - 2002 Pengujian sampel bor inti harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (SNI 03 2492 1991, Metode pengambilan benda uji befon inti, SNI 03-3403-1991-03, Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran), 4) Bila dibutuhkan, kuat tank batang tulangan atau tendon harus ditentukan berdasarkan hasil uji ark benda uji yang mewakili bahan struktur yang kekuatannya diragukan. 5) Bila dimensi dan sifat fisik bahan yang diperlukan ditentukan melalui pengukuran dan pengujian, dan bila perhitungan dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam 22.1(2), maka faktor reduksi kekuatan yang berlaku pada 11.3 boleh diperbesar, tetapi faktor reduksi kekuatan tersebut tidak boleh melebihi nilai berikut: lentur, tanpa beban aksial og tarik aksial, dan tarik aksial dengan lentur 09 tekan aksial dan tekan aksial dengan lentur: + komponen dengan tulangan spiral sesuai dengan ketentuan 12.9(3) | 0,85 * _komponen lain 0,80 ‘geser dan/atau puntir 0,80 tumpuan pada beton O75 22.3 Prosedur uji beban Perencanaan dan pelaksanaan uj-beban sera besamya intensitas beban ujiharus mengikuti ketentuan berikut: 1) Jumiah dan pengaturan pola bentangan atau panel yang dibebani harus dipiih sedemikian rupa agar didapatkan nilai lendutan dan tegangan maksimum di daerah yang kritis dari Komponen struktur yang kekuatannya diragukan. Penggunaan beberapa pola pembebanan harus dilakukan, bila pola pembebanan tunggal yang digunakan tidak akan menghasilkan secara bersamaan nilai maksimum respon struktur, seperti lendutan, puntir atau tegangan, yang diperlukan untuk membuktikan cukup tidaknya kekuatan struktur. 2) Beban ui total, termasuk beban mati yang sudah ada pada struktur, tidak boleh kurang daripada 0,85(1,4D +1,7L). Pengurangan nilai L dizzinkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung). ‘SNI2847:2013, dimana / adalah nilai pada tengah bentang untuk balok sederhana dan balok menenus, dan nilai pada tumpuan untuk balok kantilever. Faktor tergantung waktu ¢ untuk beban tetap boleh diasumsikan sama dengan: S tahun atau lebih 2.0 42 aan ees ite ca si 14 6 bulan siesacrieaeast 5 AZ 3 bulan.. 40 9.5.2.6 Lendutan yang dihitung berdasarkan ketentuan dalam 9.5.2.2 hingga 9.5.2.5 tidak boleh melebihi batasan yang ditetapkan dalam Tabel 9.5(b). 9.5.3. Konstruksi dua arah (non-prategang) 9.5.3.1 Subpasal 95.3 harus mengendalikan tebal minimum pelat atau konstruksi dua arah laonnya yang didesain sesuai dengan ketentuan Pasal 13 dan memenuhi persyaratan dari 13.6.1.2. Tebal pelat tanpa balok interior yang membentang di antara tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi salah satu ketentuan dari 9.5.3.2 atau 9.5.3.4. Tebal pelat dengan balok yang membentang di antara tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi salah satu ketentuan dari 9.5.3.3 atau 9.5.3.4. Tabel 9.5(b} Lendutan izin maksimum yang dihitung 55 ea ae [endl sa deoaan_—[ Sa ma Tis ia ni a ca Seytectetesrcrmania rroranatr a | Lach wikia stbat babaviip | ator cee aaonanen nee ES pra Racca an ESR dnngettctrenen nretalral yan magn san | Lenn sake atbat beban up L | e060 ave Tea bneer sna Tana aegis — aT ‘Ronstuksi atap atau lantai yang menumpu atau ‘Bagan dari lendutan total yang terjadi disatukan dengan Komponen nonstruktural yang ‘setelah pemasangan komponen eaa0* meant enna ea onda pagel’ | pemmmunure fema sertertan Kens atan ata ta yong nampa sina | ata. ka sara beban Scns anganiuryencaneeniuesyang__|eupyanleteie dan enciian "| py ‘mungkin tidak akan rusak oleh lendutan yang besar. | Fog Le “Balasan nl idak dimalisudian unluk mencegah Kernungkinan penggenangan alr. Kerungkinan penggenangan a hanus ‘aparnea dengan meakuran pemaungan iendutan, tema lenautan tamanan aXiGat aganya penggenangan ar tee2ous, ‘dan memperiimbangtan pengaruh jangka parlang dari beban yang selalubekera, wan lndul (camber), kaeransl ont, dan keandaian sistem arainase, “Lendulan Jangta panjang harus diitung berdasarkan Keleriuan 3.5.2.5 slau 8.4 3 elapl boleh dkurangl dengan nla ‘enautan yang fered! sebeum penambanan Komponen nor-erukiur. Sesaraya rial lenouan tn Manus Geemiutan berdasarkan data tetnis yang dapaicterima bertenaan dengan farakterstk hubungan wattu dan lendutan dari tomponen ‘STURT yang serupa dengan Komponen sinatur yang cna “Sala lenduan boleh dlampaul bia langiah penoegahan Kerusatan teshadap Komponen yang dtumpu atau yang dlsatkan {ech alatuxan ‘Saas lendutan dak boleh lebhh besar dal fleransl yang dsedlakan untuk Komponen non-stutur. atasan Inf boleh lampaul bia ada lawan lena yang Gsediatan sedemikian ningga lendUtan tots daurangytawan lend bask melo Datze lendutan yang 203. 9.5.3.2 Untuk pelat tanpa balok interior yang membentang di antara tumpuan dan mempunyai rasio bentang panjang terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari 2, tebal minimunnya harus memenuhi ketentuan Tale! 9.5(¢) dan tidak boleh kurang dan nilai berikut @BSN 2013 71 dari 255 JOUCIEAN BeSP-Spunys UEPEg OIdID yO} a e g 5 8 g 2 >» IP AMUN 9p; umqorszou SNI2847:2013 (a) Tanpa panel drop (drop panels) seperti yang didefinisikan dalam 25. 125 mm (b) Dengan panel drop (drop panels) seperti yang didefinisikan dalam 1325.00 100 mm Tabel 9.5(c)_ Tebal minimum pelat tanpa balok interior Tanpa penebalan" Dengan penebaian® a ee ane : MPa! ‘Tanpa balok Dengan. bah ne Dengan = pinggir | balok pinggi pinggr | Dek pnoaiet Cae eens [era [ra wea [eae ers acres oanras [era [er a ‘Urs konenuns uz aran,t, auaan parjang bertang berm dalam aca parang, dumat mana ke mua turpuan pada (a targa balok dan mks Ke ma Bak siau urpucn anya paca Kacus yang iia fyantara nial yang aera diam tabel, tenat mInimurs Manus dentutan dengan interpotas snes ‘Pane! op aoesnickan oaam 13.2.5 ‘Beat dengan balok ot antara Kolom holomya dl sepanjang fepl estar. Mal a untuk bal tel dak boleh kurang axis 9.5.3.3 Untuk pelat dengan balok yang membentang di antara tumpuan pada semua sisinya, tebal minimumnya, h, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: (a) Untuk pq yang sama atau lebih kecil dar 0,2, harus menggunakan 9.5.3.2; (b) Untuk of, lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, fh fidak boleh kurang dari 1,{0,04+—2 el 1400, 564 58(an,-0.2) G2) dan tidak boleh Kurang dari 125 mm; (c) Untuk @m lebih besar dani 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari 0 oi) 4400 ier (9-13) dan tidak boleh kurang dari 90 mm; (4) Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan ay tidak kurang dati 0,8 atau sebagai altematif ketebalan minimum yang ditentukan Pers. (9-12) atau (9-13) harus dinaikan paling tidak 10 persen pada panel dengan tepi yang tidak menenis, Bagian ¢, dalam (b) dan (c) adalah panjang bentang bersin dalam arah panjang diukur muka ke muka balok. Bagian § dalam (b) dan (c) adalah rasio bentang bersin dalam arah panjang terhadap pendek pelat. 9.5.3.4 Pelat dengan tebal kurang dari tebal minimum yang ditetapkan dalam 9.5.3.1 9.5.3.2, dan 9.5.3.3 boleh digunakan bila dapat ditunjukkan dengan perhitungan bahwa lendutan yang terjadi tidak melebihi batas lendutan yang ditetapkan dalam Tabel 9.5(b). Lendutan tersebut harus ditentukan dengan memperhitungkan pengaruh dari ukuran dan @BSN 2013 72 dari 255 _UBYIE}SIOWIOY |p YNLUN YEPA UEP prodrug ip UeDUEhoUed ynpuN yeNgip [tH sepuRTs Kdog ‘jeuCHEEN PERPspURIS UEPeG Fd: HEH. 8.3 - Batasan desain 8.3.1 Ketebalan minimum pelat 8.3.1.1 Untuk pelat nonprategang tanpa balok interior yang membentang di antara ‘tumpuan pada semua sisinya yang memiliki R8.3 - Batasan desain 8.2.1 Ketebalan minimum pelat — Ketebalan minimum pelat pada 8.3.1.1 dan 8.3.1.2 tidak tergantung pada pembebanan dan modulus elastisitas beton, keduanya memiliki pengaruh —signifikan pada Jendutan. Ketebalan minimum ini tidak berlaku untuk pelat dengan beban tambahan yang sangat besar atau untuk beton dengan modulus elastisitas yang relatif rendah dibandingkan beton normal. Lendutan harus dinitung untuk situasi tersebut 8.3.1.1 Ketebalan minimum pada Tabel 8.3.1.1 adalah telah dikembangkan selama bertahun-tahun. nBueg jsyngsuoy y amyNAg rasio bentang panjang terhadap bentang pendek maksimum 2, ketebalan pelat keseluruhan / tidak bolen kurang dari batasan pada Tabel 8.3.1.1, dan memiliki 3 3 ©BSN 2019 133 dari 695 = = SNI 2847:2019 g STANDAR PENJELASAN 2 nilai terkecil antara a) atau b), kecuali batasan lendutan yang dihitung dari 8.3.2 dipenuti ¢ a) Pelat tanpa drop panel __sesuai g 824 425 mm 2 b) Pelat dengan drop panel sesuai 8.2.4 f 100 mm $ Tabel 8.3.1.1 — Ketebalan minimum pelat dua arah > nonprategang tanpa balok interior (mm)!"! 3 Tampa dioppanott Dengan drop panel 8 ig, | Paneletsterior panel | panel eksterior | Panel. g MPa |Tanpa Pengan Tanpa | Dengan balok | balok balok | balok tepi_| tepild tepi_| tepid aan yaa pre tone te Tan TF ‘SNI 2847:2019 STANDAR PENJELASAN nilai terkecil antara a) atau b), kecuali batasan lendutan yang dihitung dari 8.3.2 dipenuni: a)Pelat tanpa drop panel _sesuai 3 BR aes. is 125 mm 2 b) Pelat dengan drop panel sesuai 8.2.4 5 a 4100 mm 5 Tabel 8.3.1.1 — Ketebalan minimum pelat dua arah nonprategang tanpa balok interior (mm) Tanpa drop pane Dengan drop panei Panel Panel ig. [Panetekaterir | enor | Paneteksterior | weno MPal™|"Tanpa Pengan| Tanpa | Dengan alo | balok balok | balok tepi_| tepilfl tepi_| tepild 2e0_| ass | ase | ae | wae | GAO | GAO 420_| 430 | Was | ss | 453 | G56 | f36 320_| 40s | ws | Wal] Gat] wt | ae "Te adalat Jarek bersh ke arah memanjang, Gukur dart mks ke moka tumpuan (om). Untuk J dengan nai diantara yang diberikan dalam tabel, ketebalan minimum hharus dintung dengan interpolasi finest "SDrop panel sesuai 8.24 'epelat dengan balok i antara kolom sepanjang tepi eksteror. Panel eksterior harus dangoap tanpa balok pinggir jks aykurang dariO.8. Nisa untuk balok tep haus dintung sesuai 10.2.7 en ea vs 8.3.1.2 Untuk pelat nonprategang dengan balok membentang di antara tumpuan di semua sisi, ketebalan pelat keseluruhan ht harus memenuhi batasan pada Tabel 83.1.2, kecuall batas lendutan yang dihitung dengan 8.3.2 dipenuhi 8.3.1.2 Untuk panel yang memiliki rasio bentang panjang terhadap bentang pendek lebih besar dari 2, penggunaan persamaan (b) dan (d) pada Tabel 8.3.1.2, dengan perbandingan bentang terpanjang, dapat memberikan hasil yang tidak masuk akal Untuk panel tersebut —_diharuskan menggunakan aturan yang beriaku untuk konstruksi satu arah di 73.1 Acseiwunal unnana atynut gaya ke atau dari beton di sekelilingnya; kedalaman penanaman efektif biasanyan akan menjadi kedalaman _kegagalan permukaan beton dalam kondisi tarik; untuk angkur berkepala dan stud berkepata yang dicor, kedalaman penanaman efektif diukur dari permukaan kontak tumpuan kepalanya. Kekuatan, desain (Strength, design) — Kekuatan nominal yang dikalikan dengan faktor reduksi kekuatan 6. Kekuatan, nominal (Strength, nominal, — Kekuatan komponen struktur atau penampang yang dihitung sesuai dengan ketentuan dan asumsi metode desain kekuatan Standar ini sebelum penerapan faktor eduksi kekuatan. Kekuatan, perlu (Strength, required) — Kekuatan Komponen —struktur atau penampang yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam terkait dalam kombinasi seperti yang ditetapkan dalam standar ini Kekuatan ambrol muka samping (Side face blowout strength) — kekuatan angkur dengan penanaman dalam dan penutup muka samping tipis dimana pengelupasan (spalling) terjadi pada sisi muka di sekeliling kepala yang ditanam tanpa terjadi jebol pada pemukaan beton bagian atas Kekuatan cabut angkur (anchor pullout strength) — kekuatan perangkat angkur atau Komponen utama dari perangkat yang meluncur keluar beton tanpa merusak beton sekitarnya dalam porsi yang berarti. ©BSN 2019 ncuaiaman pean crenu urnun, berbagai tipe angkur diperlihatkan dalam Gambar R21 Kekuatan, nominal (Strength, nominal) — Nilai nominal atau tertentu dari kekuatan material dan dimensi yang digunakan dalam perhitungan kekuatan nominal. Subscript n digunakan untuk menunjukkan —_kekuatan nominal, misalnya, kekuatan aksial nominal P,, kekuatan momennominal) 4%, dan kekuatan geser nominal Vz. Untuk tambahan penjelasan tentang konsep dan nomenklatur untuk kekuatan desain, lihat Penjelasan Pasal 22 Kekuatan, perlu (Strength, required) — Subscript » hanya digunakan untuk ‘menunjukkan kekuatan yang diperlukan; misainya, kekuatan aksial perlu. Ps, kekuatan momen perlu M,, dan kekuatan geser peru Vi, dihitung dari beban dan gaya terfaktor yang bekerja. Persyaralan dasar untuk —desain kekuatan bisa diekspresikan sebagai berikut: kekuatan desain > kekuatan periu; misalnya, P= Px: @Mn= Mu, Vn = Va. Untuk tambahan penjelasan tentang konsep dan nomenklatur untuk kekuaian desain, lihat Penjelasan Pasal 22. 43 dari 695 Ny 18s % x NEE YS ues “ nS 6g 1S SUD Bt 24.4.3 Tulangan nonprategang 24.4.3.1 Penggunaan tulangan ulir untuk menahan tegangan susut dan suhu harus memenuhi syarat dalam Tabel 20.2.2.4(a) dan harus sesual dengan 24.4.3.2 hingga 24.435. 24.4.3.2 Rasio luasan tulangan ulir susut dan suhu terhadap luas penampang beton bruto harus memenuhi batasan dalam Tabel 244.32 Tabel 24.4.3.2 - Rasio luas tulangan ulir susut dan suhu minimum terhadap luas penampang beton bruto Jenis a | Rasiotwiangan tulangan_| 4 MP: ‘minimum Batang ulir |< 420 0.0020 (018 x 421 Batang uiir ea atau kawat | >420 | Toes Sp tes Toor 24.4.3. Spasi tulangan susut dan suhu tak boleh melebihi nilai terkecil antara 5 dan 450 mm. 24.4.3.4 Pada semua penampang bila disyaratkan, tulangan ulir yang digunakan untuk menahan tegangan susut dan suhu harus mencapai tegangan tanik fj. 24.4.3.5 Untuk pelat pracetak satu arah dan dinding pracetak prategang satu arah, tulangan susut dan suhu tidak diperlukan dalam arah tegak lurus tulangan lentur apabila a) hingga c) terpenuhi. a) Komponen pracetak dengan lebar tak lebih dari 3,7 m b) Komponen pracetak yang __ tidak terhubung secara_ mekanis yang ©BSN 2019 24.4.3 Tulangan nonprategang R24.4.3.2 Rasio minimum tulangan ulir atau kawat las terhadap luas penampang beton bruto disyaratkan oleh 24.4.3.2 merupakan rumus empiris tapi telah terbukti efektif selama_bertahun-tahun. Luas tulangan yang diperolen dapat didistribusikan dekat bagian atas atau bawah pelat atau didisitribusikan di antara dua muka pelat dapat dianggap sesuai untuk kondisi tertentu. R24.4.3.4 Tulangan susut dan sushu pada sambungan —lewatan dan Pengankuran ujung — harus_ mencapai tegangan tarik lelennya sesuai Pasal 25 R24.4.3.5 Untuk komponen _beton pracetak, Komponen beton prategang dengan lebar tak lebih dari 3,7 m seperti pelat beriubang, pelat solid, petat dengan Tusuk dengan spasi rapat umumnya tidak memertukan tulangan susut dan suhu untuk menahan tegangan ke arah pendek. Hal ini juga berlaku untuk pelat lantai dan atap nonprategang pracetak. Bentang 3,7 m adalah bentang maksimum yang mana 553 dari 695 $ ‘ures ‘ueYyeg FSH STANDAR 28 han Selain 28 han, umur beton saat pengujian j.’harus dituliskan pada dokumen konstruksi 19.2.2 Modulus elastisitas 19.221 Modulus elastisitas beton, £., diizinkan untuk dihitung berdasarkan a) atau by a) Untuk nilai ». di antara 1400 dan 2560 kgim? E_ = we8 0,043) (MPa) (19.2214) b) Untuk beton normal E, =4700)f (MPa) 19.2.3 Modulus retak (19.2.2.1.b) 19.2.3. Modulus retak beton /; dapat dihitung dengan menggunakan: SF, = 0,620" (19.2.3.) ‘Dimana nial. diambil sesual dengan 192.4 19.2.4 Beton ringan 19.2.4.1 Untuk mengakomodasi_properti beton ringan, sebuah faktor modifikasi 2 harus digunakan sebagai pengali dari /7" Vf untuk semua ketentuan pada standar ini 19.242 Niai dari i harus diambil berdasarkan komposisi aggregat pada campuran beton sesuai dengan Tabel 19.2.4.2 atau sesuai yang dizinkan pada 19243 PENJELASAN simpangan bolak-balk dalam rentang nonlinear. Standar ini juga membatasi /’ untuk desain angkur pada beton. Persyaratan ada pada 17.2.7. R19.2.2 Modulus elastisitas 19.221 Studi-studi terkait perumusan modulus elastisitas beton diringkas dalam Pauw (1960), yang mana Er didefinisikan sebagai keminngan garis yang digambar dari tegangan nol hingga tegangan tekan sebesar 0,45f.’. Modulus elastisitas untuk beton sensi terhadap modulus elastisitas agregat dan proporsi campuran_beton. Nilai modulus elastisitas terukur berkisar antara 80 hingga 120 persen dari nilai terhitung. ASTM C459M menyediakan metode uji untuk menentukan modulus elastisitas untuk beton yang mengalami tekan 19.2.4 Beton ringan — Faktor modifikasi 2.digunakan untuk memperhitungkan rasio kekuatan tarik terhadap kekuatan tekan beton ringan yang _lebin_rendan dibandingkan dengan beton normal. Untuk desain_ menggunakan beton _ringan, kekuatan geser, properti friksi, tahanan belah, lekatan’ antara beton dengan tulangan, dan persyaratan sambungan lowatan ‘dianggap tidak sama dengan beton normal untuk Kekuatan tekan yang sama Biasanya, perancang tidak mengetahui campuran agregat yang diperiukan untuk mancanai tarnat keleuatan dan kenadatan ‘SNI 2847:2019 STANDAR 24.2.3.7. Untuk pelat satu arah dan balok prismatik Z, dapat diambil dari nilai yang diperoleh dalam Pers. (24.2.3.5a) di tengah bentang untuk boniang soderhana dan menerus, dan di daerah tumpuan untuk balok kantilever 24.2.3.8 Untuk pelat dan balok prategang kelas U seperti didefinisikan dalam 24.5.2 dizinkan untuk menghitung —lendutan berdasarkan I, 24,2.3.9. Untuk pelat dan balok prategang kelas T dan kelas C seperti yang didefinisikan dalam 24.5.2 lendutan harus dinitung berdasarkan analisis transformasi penampang retak.Diizinkan untuk mendasan pefhitungan lendutan pada hubungan momen-lendutan bilinier atau Z- berdasarkan Pers. (24.23.5a), dimana Mer dinitung berdasarkan: Gtfadle % M, (24239) PENJELASAN R24.23.7 Penggunaan _properti penampang di tengah bentang untuk Komponen struktur prismatik =menerus dianggap cukup = momadai dalam perhitungan pendekatan terutama karena kekakuan tengah bentang _(termasuk pengaruh retak) mempunyai pengaruh dominan pada lendutan sebagaimana ditunjukkan oleh ACI 435.5R, ACI Committee 435 (1979) dan Sabnis et al. (1974) R24,2.3.8 Lendutan seketika baal komponen struktur beton prategang kelas U dapat dihitung dengan meiode dan formula biasa untuk lendutan elastis menggunakan momen inersia penampang bruto (tak retak) dan modulus elastisitas beton ditetapkan datam 19.2.2.1 R24.2.3.9 Komponen struktur_ lentur prategang kelas C dan T didefinisikan dalam 24.5.2. PC| Design Handbook (PCI MNL 120). memberikan — perhitungan lendutan — menggunakan —hubungan momen-lendutan bilinear, dan menggunakan momen inersia efektif. Mest (1898) memberikan informasi tambahan tentang lendutan komponen struktur beton prategang yang retak Shaikh and Branson (1970) menunjukkan bahwa metodo Z. dapat digunakan utnuk menghitung lendutan Komponen struktur prategang kelas C dan kelas T dibebani di atas beban retak. Dalam kasus ini, Tetak harus mempemitungkan pengaruh gaya pategang seperti diberkan dalam Pers. (24.2.3.9). Sebuah meiode untuk memperkirakan pengaruh tulangan tari nonprategang dalam mengurangi lawan-lendut ranakak inna ciharikan olah Shaikh and Rrancan pea eid STANDAR sebagai perkalian lendutan seketika yang disebabkan oleh beban tetap dengan faktor das é = (242411 1450p Q ) 24.2.4.1.2 Dalam Pers. (24.2.41.1), p! dihitung pada tengah bentang untuk bentang sedernana dan menerus, dan di daerah tumpuan untuk balok kantilever. 24.2.4.1.3 Dalam Pers. (24.2.4.1.1) faktor ketergantungan waktu untuk beban tetap £ dihitung dari Tabel 24.2.4.1.3. Tabel 24.2.4.1.3 - Faktor pengaruh waktu untuk beban tetap Durasi beban tetap, | Faktor pengaruh dalam bulan waktu 3 10 6 12 12 14 60 atau lebih 20 SNI 2847:2019 PENJELASAN Penurunan ini dipengaruhi_—suhu, kelembaban, kondisi perawatan (curing), umur pada waktu pembebanan, kuantitas tulangan tekan dan besamya beban tetap. Rumusan yang diberikan dalam pasal ini dianggap memuaskan untuk penggunaan dengan prosedur standar ini untuk pethitungan lendutan seketika dan dengan batasan-batasan yang diberikan dalam Tabel 24.2.2. Ledutan yang dihitung dalam pasal ini merupakan lendutan jangka Panjang tambahan akibat beban mati dan sebagian dari beban lain yang bekerja secara berkesinambungan dan dalam jangka waktu. yang cukup untuk mengakibatkan lendutan tergantung waktu yang siknifikan. Pers. 24.2.4.1.1 dikembangkan Branson (1971). Dalam Pers. 24.2.4.1.1, bagian (1450p’) adalah untuk memperhitungkan pengaruh tulangan tekan yang mengurangi pengaruh lendutan jangka panjang. 2=2,0 menceminkan faktor _ketorgantungan waktu nominal untuk lama pembebanan 5 tahun. Kurva dalam Gambar R24.2.4.1 boleh digunakan untuk mementukan besaran £ bila pembebanan kurang dari 5 tahun. Bila pengaruh susut dan rangkak akan di analisis secaraterpisah, —_rumusan pendekatan Branson (1965, 1971, 197) dan ACI Committee 435 (1966) dapat digunakan, Karena ketersediaan data _lendutan jangka panjang untuk pelat dua arah adalah terbatas untuk —menjustifikasi prosedur yang lebin rinci, perhitungan fambahan lendutan janaka panjang untuk pelat dua rah berdasarkan Pers. (24.2411) adalah disyaratkan untuk menggunakan pengali yang diberikan dalam 242.4.1.3 ‘SNI2847:2019 STANDAR selama sambungan dibuat secara selang- seling atau disediakan tulangan tambahan Pada daerah sambungen. Tulangan menerus di setiap muka kolom harus memiliki kekuatan’ tarik setidaknya 0,254, dikalikan dengan luas tulangan vertkal di sepanjang muka kolom tersebut. 10.7.5.3.2 Untuk kolom komposit, ujung inti baja struktural harus disiapkan secara akurat untuk ditumpukan pada sambungan tumpuan ujung, dengan ketentuan posit untuk menyejajarkan bagian inti atas dan yang lainnya dalam kontak konsentris. Tumpuan (bearing) hanya _efektif menyalurkan gaya tekan inti baja tidak lebih dani 50 persen. 10.7.6 Tulangan transversal 10.7.6.1 Umum 10.7.6.1.1 Tulangan transversal harus memenuhi persyaratan paling ketat untuk spasi tulangan. 10.7.6.4.2 Pendetallan _tulangan transversal untuk sengkang ikat harus sesuai 25 7 2, untuk sengkang spiral harus sesual 25.7.3 untuk tulangan spiral, can untuk Sengkang tertutup harus sesuai 25.7.4. 10.7.6.1.3 Untuk kolom prategang dengan nilai ratarata f>1,6 MPa, sengkang ikat dan sengkang tertutup tidak peru memenuhi persyaratan jarak 16d, dari 257.24 10.7.8.4.4 Untuk kolom komposit dengan inti baja struktural, sengkang ikat atau sengkang tertutup harus memiliki (iGlangaii 4, minimum 0,02 kali sisi terbesar dari sisi kolom komposit, tetapi tidak kurang dari D10 dan tidak perlu lebih besar dari 016. Spasi tulangan haus sesuai 25.7 2.1. namun tidak boleh melebihi 0,5 kali dimensi terkecil kolom komposit. Kawat ulir atau @BSN 2019 220 dari PENJELASAN R10.7.5.3.2 Batas 50 persen pada transfer beban tekan di tumpuan ujung Pada bagian inti stuktur baja diperlukan untuk memberikan tingkatan kekuatan tarik pada sambungan hingga 50 persen, karena sisa total beban tekan inti baja akan ditransmisikan oleh pelat sambung, las. dan mekanisme lainnya, ketentuan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa sambungan pada kolom komposit telah memenuhi persyaratan kekuatan tank yang sama dengan kolom beton bertulang konvensional 10.7.6 Tulangan transversal R107.6.4 Umum R10.7.6.1.4 Penelitian (Tikka and Mirza 2006) menunjukkan bahwa — jumiah sengkang ikat yang disyaratkan di sekitar infi struktur baja sudah memadai untuk tulangan longitudinal untuk dimasukkan dalam kekuatan lentur kolom komposit seperti ditetapkan 6.25.2 dan66.44.5. ro STANDAR kawat las dengan luasan ekuivalen dapat sizinkan. 10.7.6.4.5 Tulangan longitudinal harus diikat secara lateral dengan menggunakan sengkang ikat atau sengkang tertutup berdasarkan 10.7.6.2 atau sengkang spiral sesuai 10.7.6.3, kecuali bila pengujian dan analisis struktur menunjukken kekuatan yang cukup dan Kemudahan pekerjaan_ 10.7.6,4.6 Jika baut angkur ditempatkan di atas kolom atau pedestal, maka tulangan transversal harus dipasang mengelilingi baut dan juga mengellingi paling sedikit ‘empat buah tulangan longitudinal di dalam kolom atau pedestal. Tulangan transversal harus didistribusikan 125 mm dari atas kolom atau pedestal dan harus terdiri dari sekurang-kurangnya dua tulangan 013 atau tiga tulangan 010. 10.7.6.2 Ikatan lateral tulangan longitudinal dengan sengkeng ikat atau Sengkang pengekang 10.7.6.2.1 Pada setiap lantai, sisi bawah sengkang ikat atau sengkang pengekang harus dipasang tidak lebih dan setengah jarak ‘spasi sisi atas sengkang ikat aiau sengkang pengekang dari pondasi telapak atau pelat. 10.7.6.2.2 Pada setiap lantai, sisi atas sengkang ikat atau sengkang pengekang harus dipasang tidak lebih dani setengah Jarak spasi sengkang ikat atau sengkang @BSN 2019 224 dari ‘SNI 2847-2019 PENJELASAN R40.7.6.1.5 Semua tulangan longitudinal tekan harus berada di dalam tulangan transversal. Di mana tulangan longitudinal diatur dalam pola melingkar, hanya satu sengkang ikat lingkaran diperlukan untuk setiap spasi yang disyaratkan. Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan penggunaan sengkang spiral menerus {heliks), dengan spasi_maksimum sama dengan spasi sengkang ikat periu. Pemasangan serangkaian sengkang ikat pada tiap ujung tulangan sambungan lewatan diperiukan, baik pada bagian atas dan bawah sambungan tumpuan ujung, dan pada spasi minimum tepat di bawah sisi miring tulangan tekuk geser (onset bent}, Kolom pracetak dengan tebal selimut beton kurang dari 40 mm, kolom prategang tanpa tulengan longitudinal, kolom beton dengan agregat kasar berukuran kecil, kolom berupa dinding, dan kolom tidak biasa lainnya memerlukan desain tulangan transversal khusus. R40.7.6.1.6 Pengekangan meningkatkan transfer beban dari baut angkur ke kolom atau pier di mana beton mengalami retak di sekitar baut. Retak beton tersebut dapat terjadi akibat gaya tak terduga yang disebabkan oleh suhu, susut terkekang, dan efek serupa. R10.7.6.2 ikatan Jaferal _tulangan longitudinal dengan sengkang ikat atau sengkang pengekang RA0.7.6.2.2 Untuk kolom segi empat, balok, atau braket yang merangka pada keempat sisi pada elevasi yang sama dipertimbangkan dapat_-—- memberikan 5 W2epurys fdoo yeuolsey (ses/pepumrg vepeR ed]2 4H, p‘ueundueg jsynasuoy 2 NENAS "UES “UENCE FS bO-LG LM GMS ¥MIUN Jeng we qe@sromowp yun {epr STANDAR pada sambungan lewatan dan daerah Pengangkuran harus memenuhi a) atau b): a) Spasi pusat ke pusat setidaknya tiga kali diameter tulangan longitudinal, tapi tidak kurang dari 40 mm, dan tebal selimut bersih beton setidaknya dua setengah kali diameter tulangan longitudinal, tapi tidak kurang dari SO mm b) Luas tulangan transversal 4. yang disediakan haruslah minimum sebesar ony es/F.) Fa ossnsl Tf, kecuali sebagaimana —disyaratkan 18.12.75. 18.12.8 Kekuatan lentur 18.12.8,1 Diatragma dan —_bagian diafragma harus didesain untuk lentur sesuai Pasal 12. Pengaruh bukaan harus diperhitungkan. 18.12.8 Kekuatan geser SNI2847:2019 PENJELASAN yang memadai di sekitar sambungan dan zon pengangkuran. 18.12.86 Kekuatan lentur R18.12.8.1 Kekuatan lentur untuk diafragma dihitung menggunakan asumsi yang sama dengan dinding, kolom, dan balok. Desain diafragma untuk lentur dan aksilainnya menggunakan kombinasi pembebanan yang berlaku pada 5.3.1 memperimbangkan gaya gempa yang bekerja bersamaan dengan gaya gravitasi atau beban lainnya. Pengaruh bukaan pelat pada kekuatan lentur dan geser harus diperhitungkan, termasuk mengevaluasi bagian kritis yang ‘dinasitkan oleh bukaan. Model strut-ana-tie berpotensi digunakan untuk —desain diafragma dengan bukaan, Praktik desain sebelumnya mengasumsikan desain momen diafragma ditahan seluruhnya oleh gaya kord (chord) yang bekerja pada tepi berlawanan diafragma. idealisasi ini secara impiisit terdapat dalam standar versi sebelumnya, tetapi telah diganfi dengan sebuah pendekatan dimana semua tulangan longitudinal, dalam batas-batas 18.12.7, diasumsikan berkontribusi pada kekuatan lentur diatragma. Perubahan ini mengurangi was tulangan longitudinal periu yang terkonsentrasi di dekat tepi diafragma, tetapi harus tidak ditafsirxan sebagai persyaratan untuk menghilangkan semua tulangan batas. R18.12.9 Kekvatan geser — Persyaratan kekuatan geser diatragma minp dengan 18.12.9.1 Va diafragma struktur tidak — dinding struktural langsing (slender boleh melebini structural walls) dan berdasarkan ketentuan geser untuk balok. 4, BSN 2019 423 dari 685 Jepueys fides jeuoysey feeNpIEpuETS UEP eH YEH VEYPEUAWONP INIUN yepH wep ‘VEUNBUER |sHNASUOY | SNEINAS ‘Wes “‘UENNE FS-1O-16 Dt ans AMUN TENaIP 20.61.31 komponen struktur beton nonprategang yang dicor di tempat harus memiliki selimut beton sekurang-kurangnya ‘seperti yang diperlihatkan pada Tabel 20.6.1.3.1. sein ©BSN 2019 459 dari 695, 3 g a g 5 SNI2847:2019 STANDAR PENJELASAN Tabel 20.6.1.3.1 - Ketebalan selimut beton untuk komponen struktur beton nonprategang yang dicor di tempat JeNgIP (ui AepuCys Ado> uO] SoM ISESIPANPURS UEpeR MAIO 4eH Keabatan Paparan |2™POPE"| Tyiangan | Selimut. ei mm Taser pemane | serwa | semua | 78 dengan ‘oan taxa ae = “Teparar — bond ‘Batan; tat Semua De. oni Anat sera ota | 40 ‘aden 5 5 lho ¢ eng : pax, | dean | 40 4 peat, | 0s? 3 eivak | Baan : Tidak | dan | 038 dan 2 tapapar | éindng | "yang é coma sade atau Tulangan ¢ renak | axox | ‘usm, dengan ‘kolo, =| sengkang, ‘anan | pocesat | Seoptang | 4g an | at sp nating | "dan wank | sengtang perasiona 20.6.1.3.2 Elemen beton prategang yang dicor di tempat harus memiliki ketebalan selimut beton untuk tulangan, ducting dan end fittings sekurang-kurangnya seperti yang disyaratkan pada Tabel 20.6.13.2. 1 UEP uunBueg synASKOY ZUMA WES

You might also like