You are on page 1of 2

NAMA : MHD YUSRIL FAJAR KELAS : AKS 3 F

MATA KULIAH : EKONOMI MIKRO ISLAM NIM : 0502222241

TUGAS RESUME
“RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM by ADIWARMAN KARIM”

Adiwarman Karim lahir pada tanggal 29 Juni 1963 di Jakarta. Ia memperoleh


Pendidikan formal di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia masuk ke jurusan sosial
ekonomi sehingga mendapatkan gelar Ir. Kemudia ia mengambil kuliah lagi di
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) pada 1983. Lulus dari IPB tahun 1986,
Adiwarman menerima tawaran beasiswa untuk melanjutkan Pendidikan master bidang
keuangan di Universitas Boston, Amerika Serikat. Setelah menyelesaikan tesisnya
tentang ekonomi Syariah Iran, ia melanjutan kuliahnya ke Universitas European,
Belgia dan meraih gelar MBA pada tahun 1988. Pada tahun 1989, ia menyelesaikan
kuliah yang sempat terbengkalai di Universitas Indonesia. Pada tahun 1992, ia tamat
dari Boston University dengan gelar MAEP.
Perkembangan sistem ekonomi islam mengalami pasang surut, baik di
Indonesia ataupun diseluruh dunia. Kejayaan Islam mengiringi perkembangan sistem
ekonomi ini. Di Indonesia, sistem ekonomi islam ini dimulai tahun 70an, dimana
konsep ekonomi islam dikenalkan dengan konsep ekonomi dan bisnis ribawi.
Perkembangan ekonomi islam tidak jauh dari tokoh-tokoh yang menyumbang
pemikirannya. Salah satu tokoh yang berpengaruh pada perkembangan ekonomi islam
adalah Adiwarman Karim. Karyanya didasarkan pada pengalaman dibidang
Pendidikan formal sebagai sarjana ekonomi dan kariernya di Bank Syariah pertama di
Indonesia, Bank Muamalat Indonesia.
Pola pemikiran yang dikembangkan oleh Adiwarman Karim dikelompokkan
dalam kelompok fundamentalis, karena dalam setiap gagasannya selalu
memperjuangkan untuk dapat sesuai dengan syariat islam. Bangunan epistomologi
dari Adiwarman Karim tergambar dalam bentuk rancang bangun ekonomi islam,
bahwa bangunan ekonomi islam didasarkan atas lima nilai universal, yaitu :
1. Tauhid (Keimanan), kata ini menunjukan bahwa manusia bersaksi tiada sesuatupun
yang layak untuk disembah selain Allah. Kesadaran Adiwarman Karim bahwa
Allah menciptakan semua alam semesta dan isinya serta memilikinya,
menghasilkan nilai awal dari rancang bangunannya.
2. Adl (Keadilan), Allah menciptakan alam semesta dan isinya ini memperlakukan
semuanya dengan perlakuan yang sama. Dalam al quran banyak banyak
diperintahkan agar manusia selalu bersifat adil. Adil ini didefinisikan sebagai
perlakuan tidak menzalimi dan tidak dizalimi. Makanya kata adil ini dalam konteks
ekonomi ini adalah manusia akan memperoleh hasil sesuai dengan usahanya tanpa
harus mengedepankan egonya.
3. Nubuwah (Kenabian), dimensi ini memberikan contoh perilaku manusia yang ideal.
Sifat yang dimiliki oleh nabi Muhammad Saw adalah Siddiq (jujur), Amanah
(bertanggung jawab) Fathanah (kecerdikan), Tabligh (keterbukaan). Dengan
konteks sifat ideal inilah diharapkan para pelaku ekonomi dan bisnis mampu
menjadi professional sesuai syariat islam.
4. Khilafah (Pemerintahan), peran pemerintah dalam sistem ekonomi Islam adalah
untuk dapat mejamin bahwa tatanan perekonomian sebuah pemerintahan dalam
berjalan sesuai dengan Syariah dan memastikan untuk tidak terjadi pelanggaran
terhadap hak-hak asasi manusia.
5. Ma’ad (Hasil), meskipun secara harfiah diartikan sebagai kebangkitan, tetapi disini
artinya Kembali. Makna yang akan disampaikan adalah pandangan yang khas dari
seseorang muslim tentang dunia dan akhirat : “Dunia sebagai ladang akhirat”. Allah
menjelaskan bahwa setiap manusia harus berjuang, demi mendapatkan ganjaran.
Jadi implikasi dalam dalam ekonomi bahwa dengan perjuangan maka akan dapat
meligitimasi adanya laba/profit.
Kelima nilai yang ditawarkan oleh Adiwarman Karim tentunya tidak muncul
begitu saja. Tetapi melalui proses berfikir, mengamati dan adanya pengalaman
sehingga mampu menghasilkan nilai-nilai tersebut. Kelanjutan dari 5 nilai rancang
bangun ekonomi islam tersebut adalah adanya tiga prinsip turunanya yang menjadi
tunas dari sistem ekonomi islam, yaitu multitype ownership, freedom to act, dan sosial
justice.

You might also like