Professional Documents
Culture Documents
ELIMINASI URIN
oleh
kebutuhan eliminasi urine (buang air kecil) dan kebutuhan eliminasi fekal
(SLKI, 2018).
kandung kemih. Dan sistem yang berperan dalam sistem ini yaitu ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra. Gangguan eliminasi uirne dapat diartikan
B. Anatomi Fisiologi
kemih, dan uretra. Ginjal menyaring produk limbah dari arah untuk
Urine keluar dari tubuh melalu uretra. Semua organ system perkemihan harus
1
1. Ginjal
sampai vertebral lumbalis ketiga. Dalam kondisi normal, ginjal kiri lebih
tinggi 1.5 sampai 2 cm dari ginjal kanan karena posisi anatomi hati.
arteri renalis (ginjal) yang kemudian melalui hilum. Setiap ginjal berisi 1
2
Darah masuk nerfon melalui arteriola eferen yang kemudian
dan memperpanjang SDM yang telah mantang. Rennin adalah hormon lain
3
2. Ureter
pelfis renalis dan kandung kemih. Lapisan tengah terdiri dari serabut otot
3. Kandung kemih
berdistrensi dan tersususn atas jaringan otot sebagai wadah urine dan
otot memiliki berkas berkas serabut otot yang membentuk otot destrusor
4. Uretra
Urine keluar dari kantung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh
bakteri. Lapisan otot polos yang tebal mengelilingi uretra. Sfingter uretra
4
eksterna, yang terletak di sekitar setengah bagian bawah uretra,
5. Kerja perkemihan
kemih sampai individu ingin berkemih atau buang air. Dua pusat di pons
refleks otot detrusor dan pusat L mengkoordinasikan tonus otot pada dasar
panggul. Pada saat kemih, respons yang terjadi ialah kontraksi kandung
5
Kerusakan pada medulla spinalis diatas daerah sakralis menyebabkan
6
d. Stress psikologiMeningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan
diproduksi.
adanya
D. Patofisiologi
kemih meningkat. Otot detrusor (lapisan yang tiga dari dinding kandung
daya tampung. Bila titik daya tampung telah dicapai, biasanya 150 sampai
200 ml urin daya rentang reseptor yang terletak pada dinding kandung
7
ke lengkungan pusat refleks untuk mikturisi. Impuls kemudian disalurkan
sfingter eksternal dan otot perincal mengikuti dan isi kandung kemih keluar.
salah satu bagian dari fungsi yang komplek ini rusak, bisa terjadi
8
E. Pathway
9
F. Manifestasi Klinis Gangguan Eliminasi Urin
4. Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.
6. Hematuria
9. Hipertensi 60 – 70%
1. Retensi urine
Retensi urine adalah akumulasi urine yang nyata didalam kandung kemih
2. Dysuria
3. Polyuria
Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal , seperti 2500
10
4. Inkontinensi urine
5. Urinari suppresi
H. Pemeriksaan Penunjang
sebuah mesin besar yang berisi komputer khusus serta sistem pendeteksi
5. Prosedur Invasif
11
klien. Instrumen ini memiliki selubung plastik atau karet. Sebuah
teleskop untuk melihat kantung kemih dan uretra, dan sebuah saluran
pembedahan (terbuka).
kandung kemih dengan zat kontras melalui kateter. Diambil foto saluran
vesikoreta.
pada tempat ini, dan akan mengalir dalam arteri renalis dan kedalam
cabang-cabangnya. Indikasi :
12
a. Melihat stenosis renalis yang menyebabkan kasus hipertensi
8. Pemeriksaan Urine : hal yang dikaji adalah warna, kejernihan dan bau
glukosa, dll.
9. Tes Darah : hal yang di kaji BUN, bersih kreatinin, nitrogen non protein,
I. Penatalaksanaan Medis
dengan membantu pasien yang tidak mampu BAK sendiri dikamar kecil
dan mengetahui kelainan urine berupa warna dan jumlah urine yang
dikeluarkan pasien.
13
J. Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit,
ginjal (sesak nafas, edema, malaise, pucat, dan uremia) atau demam
utama pada subjek retensi urin adalah sensasi penuh pada kandung
14
c. Kebiasaan berkemih
kesempatan.
d. Pola berkemih
berkemih.
mendadak.
2) Gaya hidup
4) Tingkat aktivitas
inkontinensia urine.
15
2. Diagnosa Keperawatan
pengobatan (D.0047).
3. Intervensi Keperawatan
16
lambat dan Gelisah Anjurkan memonitor nyeri secara
Berintensitas mandiri
ringan hingga Anjurkan menggunakan analgetik
berat yang secara tepat
Berlangsung
kurang dari 3
bulan.
Retensi Urin Eliminasi Urine Perawatan Kateter Urine (I.04164)
(D.0050) (L.04034) Obsevasi:
Setelah dilakukan Monitor kepatenan kateter urine
Definisi :
perencanaan Monitor tanda dan infeksi saluran
Pengosongan
keperawatan selama 2 kemih
kandung kemih
x 24 jam, maka Monitor tanda dan gejala obstruksi
yang tidak
eliminasi urine aliran urine.
lengkap. membaik, dengan Monitor kebocoran kateter, selang
kriteria hasil: dan kantung urine.
1.Disuria menurun Monitor input dan output cairan
2.Mengompol (jumlah dan karakteristik)
menurun Terapeutik:
Gunakan teknik aseptik selama
perawatan kateter urine.
Pastikan selang kateter dan kantung
urine terbebas dari lipatan.
Pastikan kantung urine diletakkan di
bawah ketinggian kandung kemih dan
tidak dilantai.
Lakukan perawatan perineal (perineal
hygiene) minimal 1 kali sehari.
Kosongkan kantung urine jika
kantung urine telah terisi setengahnya
Ganti kateter dan kantung urine
secara rutin sesuai protokol atau
sesuai indikasi
Lepaskan kateter urine sesuai
kebutuhan.
Jaga privasi selama melakukan
tindakan
17
Gangguan Eliminasi Urine Manajemen Eliminasi Urine
Eliminasi Urine (L.04034) (I.04152)
(D. 0040) Setelah dilakukan Tindakan :
Definisi : keadaan tindakan keperawatan Identifikasi tanda dan gejala retensi
dimana seorang selama 3x24 jam atau inkontinensia urine
individu diharapkan pasien Monitor eliminasi urine
mengalami atau mempunyai kriteria Catat waktu-waktu dan haluaran
resiko hasil : berkemih
ketidakmampuan Sensasi Batasi asupan cairan
untuk berkemih. berkemih Ajarkan tanda dan gejala infeksi
Desakan saluran kemih
berkemih Ajarkan mengukur asupan cairan
Berkemih tidak dan haluaran cairan
tuntas Ajarkan terapi modalitas penguatan
Mengontrol otot – otot panggul/ berkemih
Frekuensi Anjurkan mengurangi minum
BAK menjelang tidur
Kolaborasi pemberian obat
supositoria, jika perlu
Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas (I.09314)
Definisi : kondisi (L.09093) Tindakan :
emosi dan Setelah dilakukan Identifikasi saat tingkat ansietas
pengalaman tindakan keperawatan berubah
subyektif individu selama 3x24jam Monitor tanda – tanda ansietas
terhadap objek diharapkan pasien Ciptakan suasana terapeutik
yang tidak jelas mempunyai kriteria untuk menumbuhkan kepercayaan
dan spesifik hasil : Pahami situasi yang
akibat antisipasi Verbalisasi membuat ansietas
bahaya yang kebingungan Gunakan pendekatan yang
memungkinkan Perilaku tenang dan meyakinkan
individu gelisah Jelaskan prosedur termasuk sensasi
melakukan Frekuensi nadi yang dialami
tindakan untuk Pola tidur Anjurkan keluarga untuk tetap
menghadapi Pola berkemih bersama pasien
ancaman. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Latih teknik relaksasi
18
4. Implementasi Keperawatan
terapeutik, edukasi dan kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP, 2018). Fase
5. Evaluasi
19
d. Mempertahankan integritas kulit, ditunjukkan dengan adanya perineal
senang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Chayatin. (2016). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta
Tim pokja SDKI DPP PPNI 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesi:
Tim pokja SLKI DPP PPNI 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Petter, perry 2010 Pundanental of Nursing 7tk Edition Jakarta, Salemba Medika.
Petter dan Perry. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume
2. Jakarta : EGC
21