Professional Documents
Culture Documents
Buku Firman Tri Adi Nugroho
Buku Firman Tri Adi Nugroho
NIM : 20032090
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Teks Anekdot
Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan. Dengan kata lain, pengertian teks anekdot adalah cerita singkat
yang menyentil atau mengandung kritikan tetapi dibungkus dengan bahasa atau
cara penyampaian yang menarik, cerdas, dan memiliki kesan lucu.
Teks anekdot ini bukan sekadar humor atau lelucon. Lebih dari itu, teks
anekdot memiliki makna tersirat sebagai kritik atau sindiran yang kerap terjadi
dalam kehidupan sosial masyarakat, pendidikan, lingkungan, politik, dan
sebagainya.
1. Mampu menghibur dan membuat tertawa, hal ini berarti teks anekdot
memuat beragam kisah lucu atau humor. Memiliki sifat menggelitik, hal
ini berarti teks anekdot dapat membuat setiap orang yang membacanya
akan merasa terhibur dengan kisah lucu yang terdapat di dalam teks.
Setiap cerita lucu itu bisa membuat pembaca merasa terhibur.
2. Memiliki sifat menyindir
Dalam beberapa kisah teks anekdot ditemukan banyak yang dipakai
sebagai media untuk menyindir sesuatu, baik itu orang maupun kelompok.
Oleh karena itu, teks anekdot bisa juga dibilang sebagai media untuk
mengkritik suatu peristiwa yang sedang terjadi.
B. Teks Humor
Teks humor adalah teks yang mempunyai tujuan menghibur bagi para
pembacanya. Teks humor bersifat lucu dan menghibur, yang mampu membuat
sang pembaca tertawa ketika membaca teks humor tersebut. Humor bisa
dikatakan sebagai cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang
Perbedaan utama cerita anekdot dan humor terletak pada isinya. Cerita
anekdot tidak hanya mengibur, tetapi juga mengkritik. Sedangkan humor hanya
menghibur para pembacanya, tanpa pesan atau tujuan tertentu.
Dari: Durianto
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang
berbincang-bincang.
Tono: "Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk,
tidak pernah mau berdiri."
Udin: "Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton." Tono: "Ya, Udin tahu sebabnya."
Udin: "Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri
Tono: "Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat." Udin "Loh,
apa hubungannya."
Tono "Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain."
Udin: "??"
Lampu Merah
Allan: "Alah..., tenang saja, di negeri ini aku bisa bikin undang-undang kok."
Dodi: "Oh...!!!"
Ide cerita
Isi
Fungsi komunikatif
Ekspresi, gestur tubuh, dan perilaku tokoh dalam teks anekdot pun dijadikan
sebagai daya tarik tersendiri untuk menyampaikan pesan. Hal ini disebabkan
karena pesan merupakan hal yang paling penting dalam teks anekdot. Pesan
8 Bahasa Indonesia kelas X
tersebut disampaikan secara tersirat sehingga pembaca harus memahami
terlebih dahulu isi anekdot itu. Oleh karena itu, pembaca harus cermat dan cerdas
ketika membaca teks anekdot agar dapat memahami pesan yang sebenarnya
yang dinginkan oleh penulis teks anekdot tersebut.
Teks anekdot bukan sekadar teks yang hanya dipahami konten/isi nya saja
tetapi membaca teks ini perlu identifikasi dan perenungan untuk mendapatkan
makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Baik masalah sosial,
politik maupun budaya.
Sekarang, mari kita perhatikan lagi anekdot dosen yang suka menjadi pejabat
berikut ini.
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang
berbincang-bincang.
Tono: "Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk,
tidak pernah mau berdiri."
Udin: "Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri
Tono: "Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat."
Tono "Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain."
Udin: "??"
Kegiatan 2
Penugasan Mandiri
Undang-Undang Dasar
Guru: "Ilham, kamu pikir ini rumah nenek kamu? Coba sekarang jelaskan
perubahan UUD dan peraturan yang diatur di dalamnya!"
Mendengar jawaban tersebut, seisi kelas pun tertawa, termasuk Pak Guru.
Amar: “Mir, ternyata banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”
Refleksi