You are on page 1of 10

P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No.

1, Januari 2017

PENDIDIKAN DAN LATIHAN PEMBELAJARAN PECAHAN


BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR GUGUS V
KECAMATAN KUBU

I Made Suarsana1, I Gusti Ngurah Pujawan2


1,2
Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha
email: suarsana1983@gmail.com, ngrpujawan@yahoo.com

Abstrak
Pecahan merupakan salah satu kajian inti dari kurikulum matematika SD
dimana guru-guru masih mengalami kesulitan dalam mebelajarkannya. Faktor
penyebabnya adalah lemahnya penguasaan materi pecahan oleh guru
sehingga mereka belum sampai pada tahap memikirkan bagaimana strategi
membelajarkannya. Tujuan program pengabdian ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman guru-guru SD Gugus V Kecamatan Kubu terhadap
materi ajar topik pecahan dan strategi pembelajarannya. Program pengabdian
pada masyarakat (P2M) dilakukan dalam bentuk pendidikan dan latihan.
Kegiatan yang dilakukan dibagi dalam dua sesi yaitu sesi 1) berupa
Pemantapan materi ajar pecahan serta strategi pembelajarannya dan sesi 2)
berupa latihan dan diskusi. Diklat dipandu langsung oleh tim pengabdian.
Secara keseluruhan kegiatan telah berlangsung dengan baik dan berhasil
meningkatkan pemahaman materi ajar pecahan dan strategi pembelajarannya
bagi guru-guru SD Gugus V Kecamatan Kubu. Hal ini dapa dilihat dari
persentase kehadiran peserta sebesar 92% dan seluruhnya secara penuh
mengikuti diklat serta dari peningkatan persentase penguasaan materi diklat
dari 33% menjadi 81%. Peserta juga menanggapi positif terhadap pelaksanaan
diklat dengan persentase skornya sebesar 88,36%.

Kata-kata Kunci: Pendidikan dan Latihan, Materi Ajar Pecahan, Strategi


Pembelajaran Pecahan

Abstract
Fraction is one of the topic of elementary school mathematics curriculum where
teachers are still dificult to teach. Cause factor is the lack of mastery of fractions
by teachers so that they have not reached the stage of thinking about how the
teaching and learning strategy. The purpose of this service program is to
enhance the understanding of the teachers Gugus V Kecamatan Kubu about
the teaching material (fractions topics) and teaching and learning strategies.
The social service program is done in the form of education and training.
Activities undertaken divided into two sessions: session 1 in the form of
consolidation of teaching materials and strategies of fraction learning and
session 2 in the form of training sessions and discussions. Training is guided
directly by the team devotion. Overall activity has been going well and managed
to improve the understanding of the teaching materials and strategies for
learning fractions for primary teachers Gugus V Kecamatan Kubu. This result
seen from 1) the percentage of attendance by 92% and to fully comply with all
of the training and 3) mastery of training material increase in the percentage of
33% to 81%. Participants also responded positively to the implementation of
education and training with a percentage score of 88.36%.

Keywords: Training and education, Learning Material of Fraction, Learning


Strategy of Fraction

Jurnal Widya Laksana | 52


P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No. 1, Januari 2017

PENDAHULUAN Pengembangan dan Pemberdayaan


Sekolah Dasar (SD) sebagai Pendidik dan Tenaga Kependidikan
satuan pendidikan tingkat dasar (PPPPTK) Matematika terhadap 120
merupakan pondasi untuk tingkat orang guru SD tahun 2007
pendidikan selanjutnya. Kualitas menunjukkan bahwa 95,4% responden
penyelenggaraan pendidikan di SD menyatakan memerlukan pemantapan
akan sangat berpengaruh pada materi matematika dan identifikasi
pencapaian kualitas pada tingkat menunjukkan guru merasa kesulitan
berikutnya. Oleh karenanya bagaimana dalam membelajarkannya (Pujiati &
kualitas penyelenggaraan pendidikan di Sigit, 2009). Rendahnya kompetensi
SD perlu mendapat perhatian kita profesional guru berakibat pada
semua khususnya kualitas sumber pelaksanaan pembelajaran matematika
daya gurunya sebagai ujung tombak di SD didominasi guru dengan metode
pelaksana kurikulum. Mahayukti (2009) ceramah dan pendekatan yang bersifat
menyatakan bahwa apapun yang abstrak (Sukayati & Marfuah, 2009).
dilakukan untuk meningkatkan mutu Bagaimana penguasaan
pendidikan tidak mungkin ada tanpa materi ajar matematika guru-guru SD
peningkatan performasi gurunya. Hal ini di Gugus V Kecamatan Kubu? Apa
mengisyaratkan bahwa penyediaan saja kesulitan-kesulitan dalam
guru yang berkualitas merupakan pembelajaran matematika di kelas?
prasyarat atau kondisi awal untuk Kecamatan Kubu merupakan salah
pencapaian pendidikan berkualitas. satu kecamatan di Kabupaten
Dalam Peraturan Menteri karangasem. Kecamatan ini menaungi
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar sembilan desa yang salah satu di
Guru Pasal 1 secara tegas dituliskan antaranya adalah Desa Ban. Di Desa
bahwa setiap guru wajib memenuhi Ban sendiri terdapat delapan buah SD
standar kualifikasi akademik dan yang tergabung ke dalam Gugus V.
kompetensi guru yang berlaku secara Berdasarkan wawancara dengan salah
nasional. Standar kompetensi guru ini satu pengawas sekolah yang
dikembangkan secara utuh dari empat membawahi Gugus V, Drs. I Made Putu
kompetensi utama, yaitu kompetensi Kawi Suardana, diperoleh informasi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan bahwa masih banyak guru binaannya
profesional. Keempat kompetensi yang belum menguasai ajar dengan
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. baik terutama matematika. Beliau
Salah satu kompetensi inti dari menambahkan dengan kondisi yang
kompetensi professional guru SD demikian kita tidak bisa berharap
adalah menguasai materi, struktur, pembelajaran akan berlangsung
konsep, dan pola pikir keilmuan yang dengan optimal. Hal senada
mendukung mata pelajaran yang diungkapkan pula oleh Ketua Gugus V,
diampu. Oleh karenanya penguasaan Bapak I Gede Tianyar Riawan, S.Pd.,
materi ajar merupakan salah satu beliau menyatakan bahwa kurangnya
syarat mutlak seorang guru dikatakan pengasaan materi ajar terutama mata
memiliki kompetensi professional. pelajaran matematika masih menjadi
Berbicara mengenai permasalahan yang dihadapi oleh
penguasaan materi ajar matematika gugu-guru yang tergabung di Gugus V.
guru-guru SD saat ini sebagian besar Kurangnya pemahaman terhadap
ahli berpendapat masih perlu materi ajar menyebabkan guru-guru
ditingkatkan lagi. Menurut Sukajati kesulitan dalam membelajarkannya.
(2008) bekal kemampuan materi Pembelajaran matematika yang
matematika dari guru SD masih kurang dilakukan umumnya dengan urutan
memadai sehingga tidaklah menjelaskan materi, memberikan
mengherankan bila hasil pembelajaran contoh dan diakhiri dengan latihan soal.
matematika yang dikelolanya menjadi Topik utama pembelajaran
kurang maksimal. Hasil jajak pendapat matematika di SD diantaranya
yang dilakukan oleh Pusat bilangan, Geometri dan statistika.

Jurnal Widya Laksana | 53


P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No. 1, Januari 2017

Berdasarkan Traning Need Assesment aktif menggunakan alat peraga/media


yang dilakukan oleh P4TK Matematika pembelajaran.
tahun 2007 teridentifikasi ada 10 sub Masih lemahnya penguasaan
topik yang pembelajaran matematika materi ajar dan strategi pembelajaran
SD yang para guru masih kesulitan pecahan guru-guru Gugus V
dalam membelajarkannya atau Kecamatan Kubu dapat dilihat dari skor
penguasaan materinya masih lemah tes awal. Telah diberikan tes bentuk
yaitu sebagai berikut (Pujiati & Agus, uraian yang terdiri dari 3 buah item soal
2011). Bilangan: 1) Bilangan asli, yang menanyakan tentang konsep
cacah, dan bulat, 2) Pecahan, 3) FPB dasar pecahan dan bagaimana cara
dan KPK, 4) Aritmatika sosial; pembelajarannya kepada 22 orang
Geometri: 5) Bangun datar, 6) Bangun guru. Persentase perolehan skor
ruang, 7) Luas bangun datar, dan 8) hanya mencapai 33%. Bahkan guru
Volum bangun ruang; Statistika: 9) belum dapat menjawab dengan benar
Penyajian Data, dan 10) Ukuran soal terkait konsep dasar pecahan.
pemusatan dan Penyebaran data. Dengan hasil ini tentu saja akan
Pada topic mana saja guru- berimplikasi terhadap rendahnya
guru SD di Gugus V masih kesulitan prestasi belajar matematika siswa pada
dalam membelajarkannya atau topik pecahan.
penguasaan materinya lemah? Pecahan merupakan salah satu
Setelah dilakukan penelusuran dan kajian inti dari kurikulum matematika
inventarisasi, teridentifikasi bahwa yang dipelajari di SD. Pembahasan
guru-guru di Gugus V paling banyak materinya menitikberatkan pada
menemui kesulitan ketika pengerjaan operasi hitung dasar yaitu
membelajarkan topik “PECAHAN”. penjumlahan, pengurangan, perkalian
Faktor penyebabnya adalah lemahnya dan pembagian, baik untuk pecahan
penguasaan materi pecahan oleh guru biasa, desimal, maupun persen. Berikut
sehingga mereka belum sampai pada salah satu contoh permasalahan yang
tahap memikirkan bagaimana sering menjadi ganjalan bagi guru
merencanakan pembelajaran dengan dalam menyampaikan materi pecahan.
pendekatan nyata yang membuat siswa

Bagaimana menjelaskan perkalian berikut kepada siswa sehingga mereka dapat


memahami konsep perkalian pecahan dan menentukan hasilnya.
2 1
×
3 5

Kebiasaan guru membelajarankannya penggunaan media/alat peraga di


adalah langsung dengan cara dalamnya.
teknis/tanpa konsep dan tanpa Berdasarkan uraian di atas ada
menggunakan media. Mereka langsung dua permasalahan utama yang
menjelaskan bahwa hasilnya dapat dihadapi oleh guru-guru kelas di Gugus
diperoleh dengan mengalikan V Kecamatan Kubu yaitu sebagai
pembilang dengan pembilang dan berikut.
mengalikan penyebut dengan 1. Lemahnya
penyebut. Padahal menurut Sukayati & penguasaan/pemahaman materi
Agus (2009) pembelajaran matematika matematika khususnya topik
di SD harus sesuai dengan tahap pecahan oleh guru. Guru mampu
berpikir anak yaitu tahap operasional melakukan operasi pecahan
kongkret sehingga diperlukan dengan baik namun mereka kurang

Jurnal Widya Laksana | 54


P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No. 1, Januari 2017

memahami konsep dibalik operasi (1) Mengidentifikasi permasalahan dan


yang dilakukan. kebutuhan yang dihadapi oleh guru-
2. Kurangnya wawasan guru tentang guru SD Gugus V Kecamatan Kubu
strategi pembelajaran pecahan. dalam Pembelajaran Pecahan.
Guru jarang sekali menggunakan (2) Melakukan analisis standar
alat peraga/media pada kegiatan kompetensi (SK) dan kompetensi
penanaman konsep, padahal dasar (KD) untuk topik
mereka menyadari pentingnya alat pembelajaran pecahan.
peraga pada pembelajaran (3) Menyusun modul “Pembelajaran
matematika SD mengingat anak SD Pecahan di SD”
berapa pada tahap perkembangan (4) Melaksanakan pendidikan dan
mental operasi kongkrit. latihan sesuai jadwal yang
Oleh karenanya, diperlukan pendidikan ditentukan.
dan latihan tentang pembelajaran (5) Guru-guru yang telah mengikuti
pecahan bagi guru-guru SD Gugus V pendidikan dan latihan akan
Kecamatan Kubu sehingga dapat mengimplementasikan materi diklat
menambah wawasan guru-guru pada pembelajaran di kelas.
terhadap pemahaman materi, (6) Di akhir program, diadakan evaluasi
penggunaan media dan strategi secara keseluruhan untuk
pembelajaran pecahan di SD. mengetahui tingkat keberhasilan
program.
METODE
Khalayak sasaran Rancangan Evaluasi
Sasaran dari kegiatan ini adalah Untuk melihat keberhasilan
seluruh guru SD (kelas IV, V, dan VI) pelaksanaan kegiatan disusun
yang tergabung dalam KKG Gugus V rancangan evaluasi berupa evaluasi
Kecamatan Kubu yang melingkupi 8 proses dan produk. Penilaian proses
buah SD, dengan demikian sasaran dilakukan dengan melihat kehadiran
kegiatan ini berjumlah 24 orang guru. dan partisipasi peserta selama
kegiatan. Kehadiran dan partisipasi
Metode Pelaksanaan Kegiatan peserta direkam dengan daftar absensi
Kegiatan pengabdian ini dan lembar observasi dan penilaian
dilaksanakan dengan metode produk dilakukan untuk melihat tingkat
pendidikan dan pelatihan melalui penguasaan materi dan tanggapan
prosedur berikut. peserta terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan

Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data dan Indikator Keberhasilan Diklat


Alat
Data yang
No Aspek Pengumpul Kriteria Keberhasilan
Dikumpulkan
Data
1. Proses Kehadiran Peserta Absensi peserta Minimal 70% peserta hadir
Absensi Minimal 70% dari peserta
Peserta tiap yang hadir mengikuti keempat
sesi sesi secara penuh
2. Produk Tingkat penguasaan pre tes dan post 1.Terjadi peningkatan
materi diklat tes penguasaan materi
2.Tingkat penguasaan materi
peserta minimal berkategori
baik.
Tanggapan peserta Angket Tanggapan peserta minimal
terhadap berkategori positif.
pelaksanaan
kegiatan

Jurnal Widya Laksana | 55


P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No. 1, Januari 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran Pecahan yang


Hasil dilaksanakan di SD Negeri 6 Tianyar,
Kegiatan pengabdian kepada pada tanggal 29 Agustus 2013 dengan
masyarakat ini dilaksanakan dalam susunan acara kegiatan sebagai
bentuk Pendidikan dan Latihan (Diklat) berikut.

Tabel 2. Susunan Acara Pendidikan dan Pelatihan Pembelajaran Pecahan


KEGIATAN WAKTU
Registrasi 08.00 -08.30
Pembukaan oleh Pengawas Gugus V SD Kecamatan Kubu (Drs. I
08.30 - 09.00
Made Putu Kawi Suardana)
Pretest 09.00 – 09.30
Sesi I adalah Pemantapan Materi Ajar Pecahan serta strategi
09.30 – 11.00
pembelajarannya
Sesi II adalah Diskusi 11.00 – 12.00
Post test 12.00 – 12.30
Penutupan oleh Ketua KKG Gugus V SD Kecamatan Kubu (Bapak I
12.30 – 13.00
Gede Tianyar Riawan, S.Pd.)

Adapun rincian hasil guru-guru di sekolah binaannya


pelaksanaan kegiatan dipaparkan melalui kegiatan diklat ini. Beliau
sebagai berikut: juga memaparkan permasalahan
1) Registrasi lain yang saat ini sedang dihadapi
Banyak peserta yang hadir dalam guru-guru di antaranya kurangnya
diklat ini adalah 22 orang dari target kemampuan guru untuk melakukan
sasaran 24 orang guru. Dengan penelitian tindakan kelas, oleh
demikian persentase pemenuhan karenanya beliau berharap
adalah 92%. kerjasama berlanjut dalam bentuk
2) Pembukaan pelatihan PTK.
Acara ini dibuka secara resmi oleh 3) Pre Tes
Pengawas Sekolah Gugus V, bapak Pre tes terdiri dari 3 buah item soal
Drs. I Made Putu Kawi Suardana. yang menanyakan tentang konsep
Dalam sambutannya beliau pecahan dan bagaimana cara
menyampaikan terima kasih atas pembelajarannya. Berikut diuraikan
kepedulian dan sikap pro aktif hasil pre tes terhadap 22 orang
Undiksha dalam menyikapi peserta diklat.
permasalahan yang dihadapi oleh

Tabel 3. Distribusi Skor Pre Tes per Item Soal


Skor
No Soal
0 1 2 3 4
1 Tuliskan makna pembilang dan penyebut pada
pecahan: 3 2 6 14 0 0
5
2 Nyatakan soal matematika berikut dalam soal cerita!
12 6 3 1 0
,
3 Bagaimana cara anda membelajarkan pembagian
3 0 19 0 0
pecahan kepada siswa?
Total 17 12 36 1 0
Skor Perolehan 0 12 72 3 0
Total 87
Skor makimum 264
Persentase Pemenuhan 33%

Jurnal Widya Laksana | 56


P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No. 1, Januari 2017

4) Sesi I penanya I, Bapak I Made Oka Darsana,


Sesi I adalah pemaparan materi S.Pd., menyampaikan permasalahan
tentang pecahan dan strategi berkaitan dengan cara mengurutkan
pembelajarannya. Tim pengabdian pecahan. Penanya II, Ibu Ni Luh
masing-masing memaparkan sub topic Taurusini, menanyakan tentang makna
sebagai berikut: 1) Drs. I Gusti Ngurah dibalik perkalian pecahan dan Penanya
Pujawan, M.Kes memaparkan tentang III, Bapak I Ketut Murnawan, S.Pd.
Konsep Dasar Pecahan dan Strategi menanyakan tentang permasalahan
Pembelajarannya; 2) I Made Suarsana, yang ia hadapi di kelas berkaitan
S.Pd. M.Si., memaparkan tentang dengan sulitnya menanamkan konsep
Operasi Pecahan serta Strategi penjumlahan pecahan. Ketiga
Pembelajarannya pertanyaan ditanggapi oleh tim
5) Sesi II pengabdian secara gamblang dan
Sesi II adalah diskusi. Pada sesi penanya puas terhadap jawaban yang
ini beberapa pertanyaan disampaikan diberikan.
oleh peserta baik berkaitan dengan 6) Post Tes
materi yang telah dipaparkan maupun Peserta kembali dites dengan
permasalahan nyata yang mereka soal yang sama dengan sebelumnya
hadapi di kelas. Diskusi diawali oleh dan diperoleh hasil sebagai berikut
.

Tabel 4. Distribusi Skor Post Tes per Item Soal


Skor
No Soal
0 1 2 3 4
1 Tuliskan makna pembilang dan
3 0 0 0 5 17
penyebut pada pecahan:
5
2 Nyatakan soal matematika
berikut dalam soal cerita!
0 3 6 5 8

,
3 Bagaimana cara anda
membelajarkan pembagian 0 1 4 7 10
pecahan kepada siswa?
Total 0 4 10 17 35
Skor Perolehan 0 4 20 51 140
Total Skor 215
Skor makimum 264
Persentase Pemenuhan 81%

Pada sesi ini, kepada peserta diklat kegiatan pengabdian dan diperoleh
juga dimohonkan untuk mengisi angket hasil seperti pada tabel 5.
tanggapan terhadap pelaksanaan

Jurnal Widya Laksana | 57


P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No. 1, Januari 2017

Tabel 5. Distribusi Tanggapan Peserta Diklat per Item Pernyataan


TANGGAPAN
No Pernyataan
SS S R TS STS
1 Saya merasa sangat tertarik dan ingin tahu tentang
15 7 0 0 0
materi pelatihan yang akan diberikan.
2 Saya merasa kegiatan pelatihan semacam ini hanya
0 0 0 6 16
buang-buang waktu dan biaya saja
3 Saya merasa senang karena materi yang diberikan
sangat saya butuhkan dalam pembelajaran 14 8 0 0 0
matematika.
4 Saya merasa materi yang diberikan terlalu sulit dan
0 1 2 15 4
tidak bisa saya pahami.
5 Kegiatan pelatihan telah dilakukan dengan metode
yang tepat sehingga saya dapat mengerti materi 9 10 3 0 0
yang disampaikan.
6 Saya merasa terpaksa ikut pelatihan ini sebab saya
0 2 2 10 8
sangat awam dengan materi yang diberikan.
7 Saya tidak merasakan manfaat yang signifikan
0 0 1 11 10
setelah mengikuti kegiatan ini.
8 Setelah mengikuti pelatihan ini, saya merasa
11 9 2 0 0
mendapatkan semangat dan inspirasi baru.
9 Saya akan mulai mengaplikasikan materi pelatihan
8 12 2 0 0
ini untuk menunjang pembelajaran matematika.
10 Saya berharap kembali dilibatkan kegiatan yang
15 7 0 0 0
sejenis di waktu yang akan datang.

Rata-rata skor tanggapan peserta diklat memenuhi undangan dari 24 yang yang
adalah 44,18 dari skor maksimum 50 diundang. Dengan demikian persentase
atau sebesar 88,36%. pemenuhannya adalah 92%. Peserta
7) Penutupan yang hadir juga mengikuti diklat secara
Penutupan kegiatan pengabdian penuh dan antusias. Hal ini tampak dari
dilakukan oleh Ketua KKG Gugus V SD perhatian mereka yang terfokus pada
Kecamatan Kubu, Bapak I Gede narasumber ketika diberikan sesi
Tianyar Riawan, S.Pd. Pada intinya pemantapan materi ajar. Begitu pula
beliau menyampaikan rasa terima kasih ketika sesi diskusi, peserta aktif
kepada LPM Undiksha dan khususnya bertanya, mengungkap permasalahan
tim pengabdian atas terselenggaranya yang dihadapi dalam pembelajaran
kegiatan yang sangat bermanfaat bagi pecahan. Oleh karenanya dapat
guru-guru di Gugus V. Beliau juga dikatakan bahwa “proses” pelaksanaan
berharap kerjasama ini tetap berlanjut diklat telah berjalan dengan baik.
pada waktu yang akan datang. Hasil pre tes dan post tes
menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan
Pembahasan telah mampu meningkatkan
Pelaksanaan kegiatan pemahaman peserta diklat tentang
pengabdian masyarakat “Pendidikan materi ajar pecahan dan strategi
dan Pelatihan Pembelajaran Pecahan pembelajarannya dari 33% menjadi
bagi Guru-guru SD di Gugus V 81%. Sebelum mengikuti diklat, peserta
Kecamatan Kubu” telah berjalan belum memahami dengan baik konsep
dengan baik dan mampu meningkatkan dasar pecahan. Banyak di antara guru-
pemahaman guru tentang materi ajar guru yang mendefinisikan pecahan
pecahan dan strategi pembelajarannya. sebagai “operasi bagi dua bilangan
Berdasarkan registrasi peserta 2
diperoleh bahwa sebanyak 22 guru bulat”. Misalnya pecahan dianggap
3
kelas IV, V dan VI di Gugus V hadir

Jurnal Widya Laksana | 58


P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No. 1, Januari 2017

sebagai hasil operasi pembagian pembelajaran pecahan hanya akan


bilangan 2 oleh 3. Tentu saja bersifat procedural dan jauh dari
2 makna.
anggapan ini tidak tepat. Pecahan Menurut Wijayanti dan Marsigit
3
(2015), penerapan Teori Bruner pada
merupakan sebuah bilangan yang
pembelajaran pecahan di SD telah
digunakan untuk menyatakan makna
mampu menjadikan pembelajaran
dari setiap bagian dari yang utuh
bermakna bagi siswa. Hasil
(Sukayati, 2008). Sebuah pecahan
penelitiannya menunjukkan bahwa
mempunyai 2 bagian yaitu pembilang
telah terjadi peningkatan prestasi
dan penyebut yang penulisannya
belajar dan kemampuan pemecahan
dipisah oleh garis lurus/miring.
masalah siswa yang mengikuti
Penyebut menunjukkan banyaknya
pembelajaran dengan perangkat
bagian yang sama dari suatu
berbasis Teori Bruner. Menurut Bruner,
keseluruhan sedangkan pembilang
proses belajar akan berjalan dengan
menunjukkan banyaknya bagian yang
baik dan kreatif jika dilakukan melalui
menjadi perhatian/diambil dari
tahapan enaktif, ikonik, dan simbolik.
keseluruhan.
Pentingnya manipulasi objek konkrit
Peserta juga tidak mampu
dan juga ikon-ikon berupa
mengkaitkan operasi pecahan dengan
gambar/model sebelum sampai pada
konteks kehidupan nyata. Misalnya
memahami konsep pecahan yang
ketika mereka disuruh menyatakan
abstrak juga dikemukakan Mutijah
1 (2008) yang menawarkan penggunaan
operasi × 2 dalam soal cerita. Guru-
2 model konkrit dan gambar dalam
guru mengalami kesulitan. Sebagian pembelajaran pecahan.
besar jawaban guru seperti berikut ini. Pembelajaran matematika yang
“Untuk membuat satu Loyang kue bermakna dapat pula diwujudkan
1 dengan menghadirkan situasi dunia
dibutuhkan kg gula pasir. Berapa kg nyata ke dalam kelas. Menurut Zabeta
2
gula yang dibutuhkan untuk membuat 2 dkk (2015), siswa SD mengalami
loyang kue?”. Jawaban yang diberikan kesulitan menginternalisasi symbol
guru bila dinyatakan dalam operasi suatu pecahan menyatakan suatu
bilangan, operasi pecahan tentu akan
1
pecahan bukan menyatakan ×2 menjadi lebih kompleks lagi.
2 Pembelajaran perlu diawali dengan
1 pengenalan masalah yang sesuai
tetapi sebaliknya, yaitu 2 × . Salah
2 dengan situasi (contextual problem).
satu contoh masalah kontekstual Pendekatan yang dapat digunakan
1 adalah Pendidikan Matematika
sesuai dengan operasi × 2 misalnya Realistik ataupun pendekatan
2 kontekstual. Hasil penelitian
“Satu Loyang kue beratnya adalah 2 menunjukkan penggunaan contextual
1 problem mampu mendukung
kg. Jika pada Loyang hanya tersisa
2 pemahaman siswa dalam pembelajaran
bagian kue, berapa berat kue yang pecahan (Astuti, 2016, Haji, 2013;
tersisa?” Zabeta dkk, 2015; Sari dkk, 2016).
Guru juga belum memahami Pemaparan materi diklat oleh
dengan benar strategi membelajarkan tim pengabdian telah dilakukan secara
pembagian pecahan kepada siswa. gamlang dan menukik pada
Mereka biasanya langsung permasalahan umum yang dihadapi
mengenalkan pembagian pecahan peserta pada pembelajaran pecahan.
sama dengan perkalian dengan Pemaparan materi difokuskan pada
membalik pembaginya. Guru tidak dua hal yaitu konsep dasar pecahan
menjelaskan ke siswa mengapa harus dan operasinya serta strategi
demikian. Dengan hasil ini disinyalir pembelajaran pecahan. Peserta juga

Jurnal Widya Laksana | 59


P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No. 1, Januari 2017

sangat antusias. Oleh karenanya maksimum 50 atau sebesar


peningkatan signifikan terjadi pada 88,36%.
penguasaan materi diklat yang dapat Saran
dilihat dari tingkat penguasaan yang Beberapa hal yang dapat
diukur melalui post tes yaitu sebesar disarankan dari hasil kegiatan P2M,
81%. sebagai berikut.
Pada akhir kegiatan, peserta 1. Penguasaan materi ajar bagi guru
juga dimintai tanggapan terhadap adalah hal yang mutlak, perlu
pelaksanaan diklat melalui penyebaran dilakukan kegiatan secara berkala
angket. Rata-rata skor tanggapan untuk memantapkan kembali
peserta diklat adalah 44,18 dari skor penguasaan materi bagi guru-guru.
maksimum 50 atau sebesar 88,36%. 2. Perlu dilakukan pemantapan materi
Hasil ini menunjukkan bahwa guru ajar untuk topik matematika yang
menanggapi positif terhadap lain terutama topik-topik yang guru
pelaksanaan diklat. Guru merasakan masih kesulitan membelajarkannya.
senang karena materi yang diberikan
sangat dibutuhkan dalam pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
matematika dan mereka berharap Astuti, R. 2016. Pengembangan
kembali dilibatkan dalam kegiatan yang Perangkat Pembelajaran
sejenis di waktu yang akan datang. Kontekstual pada Materi
Secara umum program Pecahan. Jurnal e-DuMath Vol
pengabdian pada masyarakat 2 No 1 hal. 10-20.
bertemakan” Pendidikan dan Pelatihan Haji, S. 2013. Pendekatan Iceberg
Pembelajaran Pecahan bagi Guru-guru dalam Pembelajaran Pecahan
SD di Gugus V Kecamatan Kubu” telah di Sekolah Dasar. Jurnal Infinity
mampu memecahkan permasalahan Vol 2 No 1. Hal 75-84
yang dihadapi guru-guru SD di Gugus Mahayukti, G. A. dkk. 2009.
V Kecamatan Kubu berkaitan dengan Pemantapan Materi Ajar
rendahnya pemahaman materi ajar Matematika bagi Guru-guru
pecahan dan strategi pembelajarannya. Sekolah Dasar di Gugus 2 dan
Menurut Ketua KKG Gugus V, dalam 4 Kecamatan Tabanan. Laporan
sambutannya di akhir kegiatan P2M (tidak diterbitkan).
mengatakan bahwa kegiatan Singaraja: Undiksha
pengabdian seperti ini sangat mereka Mutijah. 2008. Mengatasi Kesulitan
perlukan dan sangat bermanfaat bagi Anak dalam Pembelajaran
mereka dan sekiranya memungkinkan Pecahan menggunakan Model
mereka meminta agar di tahun-tahun Konkret dan Gambar. Jurnal
mendatang pengabdian sejenis dapat Insania Vol 13 No 2. Hal 311-
lagi dilaksanakan dengan melibatkan 323
Gugus V. Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Guru
SIMPULAN DAN SARAN Pujiati dan Agus S. 2011. Pembelajaran
Simpulan FPB dan KPK di SD.
Beberapa hal yang dapat Yogyakarta: P4TK Matematika
disimpulkan dari hasil kegiatan P2M, Pujiati dan Sigit TG. 2009.
sebagai berikut. Pembelajaran Pengukuran Luas
1. Telah terjadi peningkatan Bangun datar dan Volum
penguasaan materi ajar dan strategi bangun Ruang di SD.
pembelajaran pecahan oleh guru- Yogyakarta: P4TK Matematika
guru SD Gugus V Kecamatan Kubu Sari, N. W. dkk. 2016. Penerapan
dari 33% menjadi 81% Model Realistic Mathematics
2. Tanggapan guru-guru terhadap Education dengan Media
pelaksanaan diklat tergolong positif Konkrit dalam Peningkatan
dengan skor tanggapan peserta Pembelajaran Pecahan Kelas IV
diklat adalah 44,18 dari skor SDn 1 Gunungmujil Tahun

Jurnal Widya Laksana | 60


P-ISSN: 1410-4369 | E-ISSN: 2549-6859 Vol. 6, No. 1, Januari 2017

2015/2016. Jurnal Kalam Pecahan di SD. Yogyakarta:


Cendekia Vol 4 Nomor 2.1 Hal P4TK Matematika
172 – 178. Wijayanti, L dan Marsigit. 2015.
Sukayati. 2008. Pembelajaran Operasi Pengembangan Perangkat
penjumlahan Pecahan di SD Pembelajaran Materi Pecahan
Menggunakan Berbagai Media. Berbasis Teori Brner di Kelas IV
Yogyakarta: P4TK Matematika SD Labschool UNESA. Jurnal
Sukayati dan Agus. 2009. Pemanfaatan Prima Edukasia 3(2) hal 143 -
Alat Peraga Matematika dalam 154
Pembelajaran di SD. Zabeta, M dkk. 2015. Desain
Yogyakarta: P4TK Matematika Pembelajaran Materi Pecahan
Sukayati dan Marfuah. 2009. Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Operasi Hitung PMRI di Kelas VII. Jurnal
Perkalian dan pembagian Pendidikan Matematika Beta.
Vol 8 No 1 Hal 97 -111.

Jurnal Widya Laksana | 61

You might also like