Professional Documents
Culture Documents
SPLN D5.011-1 - 2020 Kalibrasi Alat Ukur
SPLN D5.011-1 - 2020 Kalibrasi Alat Ukur
011-1: 2020
Lampiran Surat Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0014.P/DIR/2020
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL
PEMBANGKITAN
(PLC)
STANDAR SPLN D5.011-1: 2020
Lampiran Surat Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0014.P/DIR/2020
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
KALIBRASI ALAT UKUR
Bagian 1 : Ketentuan Umum
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
Surat Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Puslitbang Ketenagalistrikan:
No. 0008.K/GM-PUSLITBANG/2019
1. Ir. Rudy Setyobudi, M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota
2. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. I Ketut Gede Agus Sutopo : Sebagai Anggota
4. Ir. Muhammad Rusli, M.M., M.T. : Sebagai Anggota
5. Ir. Indradi Setiawan, M.M. : Sebagai Anggota
6. Ir. Nyoman S. Astawa, M.B.A. : Sebagai Anggota
7. Ir. A. Y. Harimurti Nugraha, M.Eng. : Sebagai Anggota
8. Haryo Lukito, S.T, M.T. : Sebagai Anggota
9. Firdaus Solihin, S.T. : Sebagai Anggota
10. Iman Faskayana, S.T, M.M. : Sebagai Anggota
11. Alam Awaludin, S.T. : Sebagai Anggota
12. Ignatius Rendroyoko, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
13. Andreas Heru Sumaryanto, S.T. : Sebagai Anggota
14. Rahmat Heru Basuki, S.T. : Sebagai Anggota
Daftar Isi
i
SPLN D5.011-1: 2020
ii
SPLN D5.011-1: 2020
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 1 Hirarki ketertelusuran ............................................................................................ 4
Gambar 2. Skema ketertelusuran alat ukur/uji ...................................................................... 10
Gambar 3. Stiker kalibrasi sah.............................................................................................. 15
Gambar 4 Stiker kalibrasi tidak sah ...................................................................................... 16
Gambar 5. Skema ketelusuran metrologi kWh meter UTTP ................................................. 17
iii
SPLN D5.011-1: 2020
Prakata
Standar D5.011-1: 2020 ini merevisi SPLN 60: 1985 dan SPLN 60: 1992 (Bagian 1 sampai
dengan 7). Kalibrasi alat ukur memerlukan pembaharuan terkait perkembangan peraturan
perundangan metrologi legal dan teknologi pengukuran. Pembaharuan mengacu pada syarat
SNI ISO/IEC 17025 tentang general requirements for the competence of testing and
calibration laboratories yang merupakan acuan ketentuan akreditasi Komite Akreditasi
Nasional (KAN).
Standar diterbitkan dalam 2 (dua) bagian, yaitu ketentuan umum dan ketentuan teknis.
Dengan ditetapkannya standar ini diharapkan seluruh unit PLN dapat memastikan akurasi
pengukuran dan memenuhi kewajiban tera/tera ulang alat Ukur Takar Timbang dan
Perlengkapannya (UTTP) serta melaksanakan kegiatan kalibrasi alat ukur/alat uji dalam
sistem ketenagalistrikan secara efektif dan efisien.
Dengan ditetapkannya standar ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan
standar ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
iv
SPLN D5.011-1: 2020
1 Ruang Lingkup
Standar ini terdiri dari ketentuan umum kalibrasi alat ukur dalam fungsinya sebagai peralatan
ukur, alat UTTP, dan peralatan uji.
2 Tujuan
Standar ini ditujukan untuk memberikan pedoman pelaksanaan kegiatan kalibrasi dan
memastikan akurasi pengukuran dan memenuhi ketentuan metrologi legal sesuai standar
yang berlaku dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pemeriksaan hasil kalibrasi
pengukuran secara efektif dan efisien.
3 Acuan Normatif
Dokumen-dokumen berikut terkait dengan standar ini. Dalam hal terjadi perubahan pada
dokumen tersebut, maka ketentuan dapat mengikuti edisi terakhir.
1
SPLN D5.011-1: 2020
Peralatan ukur yang digunakan sebagai pengukuran kegiatan operasional dan pengukuran
standar referensi/kerja yang membutuhkan pemeriksaan kalibrasi.
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengujian dengan besaran pengukuran yang
membutuhkan pemeriksaan kalibrasi.
Alat ukur yang digunakan untuk transaksi yang wajib dilakukan tera/tera ulang sesuai
peraturan perundang-undangan metrologi legal yang berlaku.
Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD) berupa perbedaan maksimum (positif atau negatif)
yang diizinkan antara penunjukan alat pengukuran terhadap nilai sebenarnya pada standar
referensi/kerja, sebagai batas keberterimaan akurasi hasil kalibrasi.
Batas jumlah sampel uji yang memenuhi atau tidak memenuhi baku mutu, terhadap diterima
atau ditolaknya sejumlah populasi.
4.6 Kalibrasi
Kegiatan pemeriksaan dengan metode membandingkan alat ukur dan standar yang memiliki
akurasi lebih tinggi sesuai baku mutu dan memiliki ketertelusuran tidak terputus serta
menyatakan ketidakpastian pengukuran.
Tahapan opsional yang dapat dilakukan pada alat ukur/alat uji yang mempunyai fitur
penyetelan ulang.
Tindakan lanjutan untuk memastikan hasil penyetelan ulang memenuhi kriteria baku mutu
terkait.
2
SPLN D5.011-1: 2020
Sejumlah UTTP yang memiliki kesamaan spesifikasi teknis yang dapat diwakili sampel UTTP
sesuai ketentuan/peraturan menteri perdagangan.
Jumlah sampel alat UTTP yang mewakili populasi sesuai ketentuan/peraturan menteri
perdagangan.
Standar pada Laboratorium Kalibrasi I di Laboratorium kalibrasi PLN yang terakreditasi KAN
sebagai referensi kalibrasi dan ketertelusuran peralatan ukur Laboratorium Kalibrasi II atau
anak perusahaan atau swasta ketenagalistrikan.
Standar di Laboratorium Kalibrasi II di Unit PLN yang memiliki kelas akurasi sebagai standar
ketertelusuran alat kerja untuk alat ukur, alat UTTP atau alat uji milik internal PLN atau anak
perusahaan atau swasta ketenagalistrikan.
4.13 Tera
Kegiatan pemeriksaan, kalibrasi, dan pemberian tanda sah atau batal oleh juru tera
metrologi berdasarkan ketentuan yang berlaku, pada setiap alat UTTP yang wajib tera.
Tera ulang dengan pemberian tanda sah atau batal secara periodik oleh juru tera metrologi
berdasarkan ketentuan yang berlaku, pada alat UTTP yang wajib tera, berdasarkan hasil
pemeriksaan kalibrasi.
Pembubuhan tanda tera sah (tanda stiker certified dan segel) yang dilakukan berdasarkan
hasil pemeriksaan kalibrasi yang memenuhi syarat keberterimaan oleh pihak metrologi dan
atau pihak PLN.
Pembubuhan tanda tera batal (tanda stiker not certified) yang dilakukan berdasarkan hasil
pemeriksaan kalibrasi yang tidak memenuhi syarat keberterimaan oleh pihak metrologi dan
atau pihak PLN.
3
SPLN D5.011-1: 2020
Objek kalibrasi yang merupakan alat ukur atau bahan ukur atau sistem pengukuran yang
dikalibrasi terhadap suatu standar referensi atau standar kerja.
5 Persyaratan Umum
Kegiatan kalibrasi harus dilakukan secara tidak memihak, bebas terhadap tekanan
komersial, finansial, atau tekanan lainnya yang mengkompromikan ketidakberpihakan.
Laboratorium kalibrasi harus melakukan identifikasi risiko yang timbul dari kegiatannya
secara berkelanjutan. Kegiatan kalibrasi juga harus bertanggung jawab terhadap
kerahasiaan terkait pengelolaan informasi hasil, keluhan dan semua informasi lain yang
dianggap rahasia.
6 Persyaratan Struktur
Peralatan ukur yang wajib dikalibrasi harus mempunyai ketertelusuran besaran ukur yang
tidak terputus hingga Satuan Internasional (SI). Satuan primer dan satuan sekunder nasional
Indonesia berada di Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) yang berkedudukan di Jakarta
yang merupakan pusat ketertelusuran di Indonesia. Hirarki ketertelusuran dapat dilihat pada
Gambar 1.
SI
Standar sekunder
Laboratorium Kalibrasi I
Standar referensi
4
SPLN D5.011-1: 2020
1. Laboratorium Kalibrasi I:
Laboratorium Kalibrasi terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang dimiliki oleh
PLN (pada saat ini berkedudukan di PLN Pusertif) yang telah memenuhi syarat SNI
ISO/IEC 17025 sebagai laboratorium independen untuk melakukan kalibrasi dan
mengeluarkan sertifikat kalibrasi/laporan kalibrasi sesuai lingkup besaran untuk alat ukur
atau alat uji milik Laboratorium Kalibrasi II, anak perusahaan atau swasta bidang
kelistrikan.
Apabila Laboratorium Kalibrasi I belum memiliki ruang lingkup yang memenuhi
permintaan kalibrasi alat ukur/uji milik unit PLN karena diluar kemampuan lingkup
besaran kalibrasinya maka Laboratorium Kalibrasi I dapat melaksanakan kalibrasi
di laboratorium terakreditasi eksternal yang memiliki kesesuaian lingkup besaran.
Laboratorium kalibrasi harus memiliki petugas, fasilitas, peralatan, sistem manajemen yang
mendukung pelayanan yang diperlukan untuk mengatur kegiatan kalibrasi.
7.1 Personel
Penanggung jawab Laboratorium Kalibrasi harus bertindak tidak memihak dan menjaga
kerahasiaan serta wajib memiliki kompetensi yang disyaratkan sebagai berikut:
5
SPLN D5.011-1: 2020
Auditor Laboratorium Kalibrasi II berada pada struktur unit induk minimal setingkat
supervisor atas atau dilekatkan pada struktur minimal setingkat supervisor atas yang ada.
7.3 Peralatan
Peralatan standar merupakan peralatan standar acuan dengan kelas akurasi lebih tinggi
yang digunakan untuk mengkalibrasi Unit Under Test (UUT) dengan kelas akurasi yang lebih
rendah yakni alat UTTP/alat ukur/alat uji.
Peralatan standar acuan utama minimum yang harus dimiliki Laboratorium Kalibrasi I dapat
dilihat pada Tabel 1.
6
SPLN D5.011-1: 2020
7
SPLN D5.011-1: 2020
Peralatan standar acuan utama minimum yang harus dimiliki Laboratorium Kalibrasi II dapat
dilihat pada Tabel 2.
Kelas akurasi
No. Standar kerja acuan Unit Keterangan
(%)
1. Alat UTTP (kWh meter UTTP)
Minimum 10
Unit pelaksana pada channel
a. Meja Standar kWh fasa 3 0,05 PLN wilayah / dilengkapi dengan
distribusi stabilizer sumber
tegangan
Unit pelaksana pada
0,1
b. Standar kWh 3 fasa portabel PLN wilayah /
0,5 dengan clamp Sebagai satu set
distribusi
kalibrator kWh
Unit pelaksana pada
Sumber arus tegangan standar Leading, lagging,
c. PLN wilayah /
(phantom loading) adjustable
distribusi
2. Alat ukur/uji
Arus
Tegangan
a.
a. Multi precision calibrator Frekuensi
6 1/2 digit
Unit pelaksana pada Watt
PLN wilayah,
distribusi, transmisi Sudut fasa
b.
b. Decade resistant 10 kV dan pembangkitan Tahanan isolasi
Tahanan
c.
c. Decade resistant 0,01 %
pentanahan
d.
d. Resistor standard 0,1 % Tahanan
CATATAN : Besaran yang belum tercantum dalam tabel 2, dikalibrasi oleh Laboratorium Kalibrasi I
8
SPLN D5.011-1: 2020
Interval kalibrasi merupakan rentang waktu pelaksanaan kalibrasi ulang dengan periode
yang ditentukan sebagai batas waktu untuk alat ukur/alat uji. Interval kalibrasi awal sesuai
jenis alat ukur/alat uji sebagai working standard/measurement fields menggunakan
rekomendasi sesuai dengan Tabel 3.
Interval kalibrasi alat ukur/alat uji dapat diperpanjang atau diperpendek dengan
mempertimbangkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) data hasil kalibrasi terkait sebelumnya atau
dengan mempertimbangkan faktor - faktor sebagai berikut:
Interval kalibrasi alat UTTP mengikuti ketentuan tera ulang pada sub pasal 9.7.
9
SPLN D5.011-1: 2020
Cek antara merupakan metode yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan keandalan alat
ukur/alat uji di antara masa interval kalibrasi ulang dengan melakukan pemeriksaan sebagai
UUT atau sebagai karakteristik dari proses pengukuran yang nilainya dapat direplikasi dari
pengukuran yang diambil selama bisa digunakan. Metode dan kriteria mengikuti ketentuan
yang telah ditetapkan oleh KAN.
Fase pengadaan
10
SPLN D5.011-1: 2020
8 Persyaratan Proses
Setiap permintaan kegiatan kalibrasi harus dilakukan proses kaji ulang yakni terkait lingkup
besaran/pengukuran, metode kalibrasi, ketersediaan alat standar dengan ketertelusuran,
memiliki kompetensi petugas yang menguasai teknik kalibrasi serta penjadwalan.
Laboratorium kalibrasi harus mampu mendefinisikan setiap keputusan dengan jelas dan
memberi tahu peminta jasa kalibrasi ketika metode yang diminta tidak sesuai atau obsolete.
Laboratorium kalibrasi harus menggunakan metode dan prosedur yang sesuai prosedur
pengukuran untuk semua kegiatan kalibrasi. Semua metode, prosedur dan dokumentasi
pendukung, seperti instruksi, standar, manual, dan data referensi yang relevan dengan
kegiatan laboratorium, harus selalu diperbarui dan harus tersedia bagi personel.
Sampel alat ukur sebagai Unit Under Test (UUT) dibagi 2 kelompok, yaitu:
1. Alat UTTP
Alat UTTP yang menjadi ruang lingkup PLN adalah kWh meter yang memiliki fungsi
sebagai alat ukur transaksi, dengan mekanisme kalibrasi mengikuti pasal 9.
2. Alat ukur / alat uji
Klasifikasi peralatan ukur dan peralatan uji sesuai bidang dan besaran yang digunakan
dalam sistem kelistrikan dapat dilihat pada Tabel 4.
11
SPLN D5.011-1: 2020
12
SPLN D5.011-1: 2020
Laboratorium Kalibrasi I dan II harus membuat rekaman teknis setiap kegiatan laboratorium
terkait hasil, laporan dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran dan
ketidakpastian pengukuran terkait. Rekaman teknis harus mencakup tanggal dan identitas
personel yang bertanggungjawab untuk setiap kegiatan laboratorium kalibrasi. Pengamatan
asli, data dan perhitungan harus direkam pada saat dibuat dan dapat diidentifikasi dengan
tugas spesifik.
Komponen tipe A: Evaluasi dengan analisis statistik yaitu pengulangan pengambilan data
dan simpangan baku (standard deviation).
Komponen tipe B: Evaluasi dengan cara lain (non-statistik) antara lain ketidakpastian pada
sertifikat kalibrasi standar, daya baca/resolusi, drift standar, temperatur, dan kelembaban.
Laboratorium kalibrasi atau unit operasional PLN harus membuat perhitungan ketidakpastian
pengukuran pada setiap hasil kalibrasi, untuk merangkum semua informasi perhitungan dari
evaluasi ketidakpastian tipe A dan tipe B, ketidakpastian baku gabungan dan ketidakpastian
bentangan.
13
SPLN D5.011-1: 2020
Laboratorium Kalibrasi I dan II memantau kinerja keabsahan hasil kalibrasi sesuai ketentuan
yang berlaku dengan metode membandingkan hasil kalibrasi antara:
8.8 Pelaporan
a. Laboratorium Kalibrasi I
1. Sertifikat Kalibrasi atau Laporan Kalibrasi dengan nomor unik yang mampu telusur;
2. Laporan Hasil Kalibrasi;
3. Ketidakpastian pengukuran (uncertainty);
4. Tingkat kepercayaan pengukuran (level confidence);
5. Faktor cakupan (coverage factor);
6. Standar acuan (reference standard);
7. Metode pengujian;
8. Ketertelusuran (traceability);
9. Logo KAN (untuk akreditasi);
10. Validasi oleh penanggungjawab Laboratorium Kalibrasi I.
b. Laboratorium Kalibrasi II
1. Laporan Hasil Kalibrasi dengan nomor unik yang mampu telusur;
2. Ketidakpastian pengukuran (uncertainty);
3. Tingkat kepercayaan pengukuran (level cconfidence);
14
SPLN D5.011-1: 2020
8.1.1 Penandaan
15
SPLN D5.011-1: 2020
9 Tera
Tera/tera ulang merupakan kewajiban metrologi legal untuk alat UTTP yang ditetapkan
melalui peraturan menteri perdagangan. Salah satu alat yang ditetapkan tersebut adalah
kWh meter yang untuk selanjutnya disebut kWh meter UTTP.
1. Persiapan
Persiapan yakni kegiatan penyusunan rencana/populasi/metode, penentuan waktu
pengambilan sampel dan pelaksanaan pemeriksaan/penentuan hasil.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan yakni kegiatan kalibrasi oleh Unit Metrologi Legal (UML)/Laboratorium
Kalibrasi I/Laboratorium Kalibrasi II/laboratorium independen lainnya.
3. Pemberian tanda sah/batal
Pemberian tanda sah/batal merupakan kegiatan pemberian tanda sah atau batal kWh
meter UTTP.
Skema kegiatan tera/tera ulang terkait kWh meter UTTP dapat dilihat pada Gambar 5.
16
SPLN D5.011-1: 2020
Fase pengadaan
Pemeriksaan akurasi
Pemeriksaan fitur Pemeriksaan fitur awal
berkala
berkala (semua)
(sampling/semua)
Tera ulang
(sampling)
Fase operasional
Tera merupakan proses pemberian tanda sah/batal pada setiap kWh meter UTTP yang wajib
dilakukan pada setiap kWh meter UTTP yang akan digunakan sebagai kWh UTTP, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Pembubuhan tanda tera dilakukan setelah pemeriksaan kalibrasi, untuk kWh meter UTTP
kelas ≥ 0,5 dilaksanakan oleh UML Metrologi sedangkan kWh 0,2 dilaksanakan oleh
Laboratorium Kalibrasi I PLN atau laboratorium kalibrasi lain yang ditunjuk metrologi.
Uji serah terima kWh meter UTTP adalah kegiatan dengan pemeriksaaan akurasi terhadap
kWh meter UTTP kelas ≥ 0,5 dengan metode sampling mengacu SPLN D3.005-2: 2008.
Dokumentasi hasil uji serah terima harus memiliki ketertelusuran metrologi dan mampu
telusur melalui sistem pelaporan secara manual atau online.
17
SPLN D5.011-1: 2020
Pemeriksaan akurasi awal adalah kegiatan kalibrasi pada kWh meter UTTP untuk
memeriksa akurasi pada saat pengiriman dari pabrikan/produsen di gudang unit/pengguna
sebagai syarat serah terima barang, dengan metode sampling atau semua sesuai dengan
Tabel 5 menggunakan baku mutu Tabel 9, 10 dan 11 serta keberterimaan hasil
menggunakan Tabel 12 dan 13.
Dokumentasi hasil pemeriksaan akurasi awal harus memiliki ketertelusuran metrologi dan
mampu telusur melalui sistem pelaporan secara manual atau online. Pemeriksaan akurasi
awal mengikuti Tabel 5.
Penanggung
kWh meter Pelaksana Tempat Metode
jawab
Statik Kelas Laboratorium Pelanggan
Unit pengguna Sampling
≥ 0,5 Kalibrasi II atau on lab
Laboratorium
Statik Kelas Kalibrasi I atau On site atau 100 %
Unit pengguna
0,2 Lab kalibrasi on lab populasi
(terakreditasi)
Pemeriksaan fitur awal dilakukan pada seluruh kWh meter UTTP yang telah menjadi aset
PLN tetapi belum terpasang di pelanggan.
Pemeriksaan fitur awal dilaksanakan oleh Laboratorium Kalibrasi II menggunakan baku mutu
pada Tabel 6 dan Tabel 7, sebelum pemasangan alat ukur transaksi di pelanggan.
18
SPLN D5.011-1: 2020
19
SPLN D5.011-1: 2020
20
SPLN D5.011-1: 2020
21
SPLN D5.011-1: 2020
Pemeriksaan fitur berkala dapat dilakukan pada kWh meter UTTP yang terpasang
di pelanggan secara berkala minimal 3 (tiga) bulan.
Dokumentasi hasil pemeriksaan fitur berkala harus memiliki ketertelusuran metrologi dan
mampu telusur melalui sistem pelaporan secara manual atau online.
Pemeriksaan akurasi berkala dapat dilakukan pada kWh meter UTTP yang terpasang
di pelanggan minimal 5 (lima) tahun atau sesuai dengan permintaan pelanggan atau
memenuhi kebutuhan legal untuk kWh statis/elektronik dan elektromekanik.
Pelaksanaan pemeriksaan akurasi berkala menggunakan baku mutu Tabel 9, 10 dan 11.
Dokumentasi hasil pemeriksaan akurasi berkala harus memiliki ketertelusuran metrologi dan
mampu telusur melalui sistem pelaporan secara manual atau online.
22
SPLN D5.011-1: 2020
Tera ulang merupakan proses pemberian tanda sah/batal pada kWh meter UTTP oleh juru
tera metrologi, setelah dilakukan pemeriksaan kalibrasi oleh UML Metrologi atau
Laboratorium Kalibrasi I PLN atau Laboratorium Kalibrasi II PLN atau laboratorium kalibrasi
terakreditasi KAN lainnya, dengan metode sampling/lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
Kegiatan tera ulang meliputi pemeriksaan, kalibrasi, pembubuhan tanda tera terhadap kWh
meter UTTP. Mekanisme pelaksanaan tera ulang mengikuti ketentuan peraturan menteri
perdagangan yang berlaku.
Tera ulang kWh meter UTTP dilakukan dengan metode sampling sebagai berikut:
1. Unit PLN mengusulkan populasi berdasarkan kesamaan tipe dan spesifikasi teknis,
memiliki perbedaan tahun pelaksanaan tera atau tera ulang tidak lebih dari
12 (dua belas) bulan kepada pihak metrologi.
2. Pengambilan dan pengiriman sampel, metode pemeriksaan dan kriteria penentuan
keberterimaan sampel (tunggal atau ganda), jadwal, tempat pengujian dan pengelolaan
dokumentasi hasil ditentukan berdasar kesepakatan unit PLN dan pihak metrologi
mengikuti mekanisme ketentuan yang berlaku.
3. Metode pelaksanaan kalibrasi menggunakan baku mutu (pada beban seimbang)
sebagaimana Tabel 9, 10, dan 11.
Batas persentase
Nilai arus kesalahan meter
Faktor daya kelas
Meter tersambung Meter dengan
0,5 1* 2*
langsung transformator
0,05 Ib ≤ I < 0,1 Ib 0,02 In ≤ I < 0,05 In 1 ± 1,0 ± 1,5 ± 2,5
0,1 Ib ≤ I ≤ Imaks 0,05 In ≤ I ≤ Imaks 1 ± 0,5 ± 1,0 ± 2,0
0,5 induktif ± 1,3 ± 1,5 ± 2,5
0,1 Ib ≤ I < 0,2 Ib 0,05 In ≤ I < 0,1 In
0,8 kapasitif ± 1,3 ± 1,5 -
0,5 induktif ± 0,8 ± 1,0 ± 2,0
0,2 Ib ≤ I ≤ 0,2 Imaks 0,1 In ≤ I ≤ Imaks
0,8 kapasitif ± 0,8 ± 1,0 -
23
SPLN D5.011-1: 2020
Tabel 10. Baku mutu kWh meter kelas 1 dan 2 pada beban seimbang
Tabel 11. Baku mutu kWh meter statik kelas 0,2 dan 0,5 pada beban seimbang
4. Penetapan hasil akhir, pemberian segel dan tanda sah mengikuti ketentuan
keberterimaaan metrologi yang berlaku.
Kriteria penentuan jumlah sampel dan keberterimaan sampel untuk metode sampel tunggal
mengacu pada Tabel 12 sedangkan metode sampel ganda mengacu pada Tabel 13.
24
SPLN D5.011-1: 2020
1. s.d 1.200 50 1 2 10
1.201 s.d
2. 80 3 4 16
3.200
3.201 s.d
3. 125 5 6 25
10.000
10.001 s.d
4. 200 10 11 40
35.000
CATATAN:
1. Uji sampel pertama, apabila hasil pengujian memenuhi kriteria maka seluruh populasi diterima.
2. Apabila hasil pengujian sampel pertama tidak memenuhi kriteria, maka pengujian sampel kedua
dilakukan jika jumlah sampel pertama yang tidak memenuhi kriteria harus sesuai kolom *)
3. Uji sampel kedua, apabila hasil pengujian memenuhi kriteria maka seluruh populasi diterima .
25
Pengelola Standardisasi: