Professional Documents
Culture Documents
Soal - EKMA4215 - Tugas1 Debora Sinaga
Soal - EKMA4215 - Tugas1 Debora Sinaga
1. Perusahaan OMIKA PERKASA berencana untuk mendirikan cabang baru, dengan tiga laternatif
lokasi, yaitu Kota Tangerang, Bandung, Semarang dan Surabaya. Dalam melakukan pemilihan
lokasi, pihak manajemen telah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh di setiap lokasi, bobot
kepentingan setiap faktor, dan skor untuk masing-masing lokasi sebagai berikut.
Berdasarkan kasus, Kota mana yang paling baik untuk dipilih dengan menggunakan The factor-rating
method!. Jelaskan alasan Saudara!
2. Suatu perusahaan Tas Kulit di Yogyakarta setiap tahun terus mengalami kenaikan, Permintaan per
tahun 18.000 unit, biaya penyiapan Rp. 8000, biaya simpan Rp. 1000 per unit per tahun.
Permintaan per hari 80 unit, dan tingkat produksi per hari 110 unit. Hitunglah tingkat produksi
optimal perusahaan tersebut?
3. Strategi merupakan suatu langkah untuk menyusun rencana kegiatan, Sebutkan dan jelaskan
a. Bentuk Strategi
b. Tahapan mendasar perumusan strategi
JAWABAN
1.
No Faktor Bobot Skor Total Skor (Bobot x Skor)
. Tangerang Bandun Semarang Surabaya T B Sm Sb
g
1 Ketersediaan 0,8 100 120 90 90 80 96 72 72
dan biaya
tenaga kerja
2 Sumber 0,5 130 110 80 100 65 55 40 50
bahan baku
3 Sarana 0,4 100 100 100 110 40 40 40 44
prasarana
4 Infrastruktur 0,5 90 100 100 110 45 50 50 55
5 Pajak daerah 0,4 100 110 90 80 40 44 36 32
6 Sumber 0,5 80 90 90 80 40 45 45 40
tenaga
Dari perhitungan menggunakan factor-rating method lokasi yang sebaiknya dipilih yaitu
Bandung, karena memiliki skor tertinggi. Metode faktor rating menilai suatu lokasi dengan
bobot kepentingan pada masing-masing faktor, lalu masing-masing lokasi dinilai oleh
pengamat tim peneliti. Hasil didapatkan dengan melihat masing-masing lokasi beserta
bobot kepentingannya, sehingga lokasi yang dipilih tentu saja lokasi dengan skor tertinggi.
2. Diketahui :
= √288.000.000 / 280
3. A. Bentuk Strategi
1. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal kadang-kadang
bersama-sama disebut sebagai interaksi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor,
pemasok atau pesaing.
a. Integrasi ke depan
Integrasi ke depan melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol
atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak produsen yang
menjalankan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs web untuk
menjual produk secara langsung kepada konsumen
b. Integrasi ke belakang
Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini cocok ketika
pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak
dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
c. Integrasi horizontal
Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Salah satu tren yang paling
signifikan dalam manajemen strategis adalah meningkatnya penggunaan
integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan.
2. Strategi Intensif
Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan
berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan
dengan produk yang ada.
a. Diversifikasi konsentrik
Menambah produk atau jasa baru, tetapi berhubungan, disebut diversifikasi
konsentrik atau terfokus.
b. Diversifikasi horizontal
Menambahkan produk atau jasa baru yang tidak berkaitan, untuk pelanggan
saat ini disebut diversifikasi horizontal. Strategi ini tidak seberesiko
diversifikasi konglomerat karena perusahaan seharusnya sudah lebih dikenal
dengan pelanggan saat ini.
c. Diversifikasi konglomerat
Menambah produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan, disebut diversifikasi
konglomerat.
4. Strategi Defensif
Strategi defensif adalah strategi yang menjalankan usaha berdasarkan rasionalitas.
Baik itu rasionalitas dalam hal likuidasi, biaya ataupun lainnya. Bagaimana pun
juga rasionalitas menjadi salah satu kunci keberhasilan mencapai tujuan yang
diinginkan tanpa harus merusak skema dan alur.
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan
menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam
lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam
menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-
strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang
dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka
panjang. (Hariadi, 2005)