You are on page 1of 2

Yesus telah menunjukkan perhatian dan pemeliharaan-Nya bagi para murid dengan menyiapkan

hidangan pagi mereka. Namun, masih ada hal penting lain yang Dia ingin kerjakan. Sesudah menyaksikan
kubur yang kosong, Petrus memang telah yakin bahwa Guru dan Tuhan-Nya telah bangkit. Tetapi,
penyangkalannya terhadap Yesus sebanyak tiga kali berturut-turut pasti membuat dia ada dalam
tindihan beban berat rasa bersalah. Bisa jadi juga itulah sebab mengapa Petrus dengan motif yang tidak
jelas mengajak teman- temannya menjala ikan kembali. Kini sesudah melayani para murid dengan
pemeliharaan-Nya, Tuhan Yesus mengkhususkan pelayanan pemulihan-Nya untuk Petrus.

Percakapan Tuhan Yesus dengan Simon Petrus bukanlah percakapan biasa. Pertanyaan yang sama,
tetapi yang dilontarkan sampai tiga kali oleh Tuhan Yesus dan dengan tekanan makna yang berbeda
(ayat 15,16,17), pasti akan menyentuh nurani Petrus secara mendalam. Pertanyaan tersebut tidak saja
mengingatkan Petrus tentang tiga kali penyangkalan yang telah ia lakukan kepada Tuhan Yesus (Yohanes
18:17,26,27), tetapi juga menuntun dia untuk menyadari bahwa Dia tidak dapat setia dan mengasihi
Tuhan hanya dengan mengandalkan kekuatan kodrat dirinya. Kasih adikodrati seperti yang ada pada
Tuhan Yesus adalah kasih yang Tuhan tuntut darinya dan karena itu yang perlu ia peroleh dengan jalan
bergantung penuh kepada Tuhan. Selain bertanya, Tuhan juga meresponi sebanyak tiga kali dalam
bentuk penugasan “gembalakanlah domba- domba-Ku.” Matius dan Lukas mencatat bahwa ketika
Petrus sadar telah menyangkali Yesus, ia pergi keluar dan menangis dengan sedih. Petrus terhukum oleh
rasa bersalahnya. Sangat mungkin ia merasa tidak layak dan tidak berguna lagi. Namun, Tuhan Yesus
memulihkannya. Pemulihan dari Tuhan tidak saja mengampuni, tetapi membongkar akar kesalahan,
memperbarui, dan memperlengkapi agar orang kembali masuk ke dalam rencana Allah yang sempurna
atasnya. Petrus dilayakkan kembali menjadi pemimpin dengan menyadari bahwa ia tidak boleh
memimpin mengikuti suara hatinya sebab yang dipimpinnya adalah milik sang Gembala yang baik yang
telah mati bagi mereka.

Renungkan: Sesudah dipulihkan Tuhan, bersikaplah sebagai murid yang rendah hati dan mengandalkan
kekuatan-Nya.

Pertanyaan sebanyak tiga kali yang Yesus ajukan kepada Simon, yaitu apakah ia mengasihi Yesus,
berhubungan dengan tiga kali penyangkalan Simon terhadap Yesus. Sebelumnya, Simon sesumbar di
hadapan para murid, bahwa ia akan menyerahkan nyawanya untuk membela Yesus. Maka pertanyaan
Yesus juga diajukan kepada Simon di hadapan para murid Yesus yang lain, "Apakah engkau Mengasihi
Aku lebih daripada mereka ini?" (ayat 15).

Jawaban Simon dengan menyerahkan dirinya kepada pengetahuan Yesus menunjukkan kini ia seorang
yang rendah hati, "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Ditanya tiga kali berturut-
turut dengan pertanyaan yang sama tentu menyakitkan dan mempermalukan Simon, namun itu justru
merupakan obat pahit yang harus diminumnya. Pertobatan dan pemulihan terjadi bila seseorang sadar
betul akan kekejian perbuatan dosanya. Pembedaan penulisan kata kasih dari tiga pertanyaan Yesus
adalah variasi gaya tulisan Injil Yohanes sehingga tidak perlu dibedakan makna katanya ('agapao' dipakai
pada ayat 15, sedangkan 'phileo' dikenakan pada ayat 16, dan ayat 17).

Tiga kali Yesus memberikan perintah kepada Simon, yang sudah diampuni dan dipulihkan Yesus, untuk
menggembalakan domba-domba-Nya. Kini ia siap dipanggil lagi sebagai Petrus untuk menanggung
beban pelayanan kepemimpinan yang berat sebagaimana nubuat Yesus (ayat 18-19). Ia telah belajar
merendahkan hatinya di hadapan-Nya. Kelak, dalam suratnya 1 Petrus, ia menasihati para pemimpin
gereja agar memimpin umat Tuhan dengan rendah hati dan meneladani Yesus (ayat 1Pet. 5:2-4). Yesus
menunjukkan dan membuktikan diri-Nya sebagai Gembala Agung ketika Ia menjamah hati Simon supaya
ia kembali layak disebut Petrus. Ia juga siap menjamah hati kita yang pernah menyangkal-Nya supaya Ia
memakai dan mengutus kita menjadi alat anugerah-Nya.

You might also like