Professional Documents
Culture Documents
Nuwun Priyono2
Program Studi D3 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Tidar
(Jl. Kapten Suparman 39 Potrobangsan, Magelang Utara, Jawa Tengah 56116)
nuwunpriyono@untidar.ac.id
Abstract
This study aims to determine the magnitude of variance ratio analysis and regional spending
compatibility ratio analysis in Jepara Regency Regional Government for the period 2017 to
2020. In addition, we also want to know the level of regional spending efficiency in Jepara
Regency Regional Government. The research method used is quantitative descriptive by using
the analysis of variance ratio analysis, compatibility ratio analysis, and spending efficiency
ratio analysis. The results show that from 2017 to 2020 Jepara Regency Regional Government
falls into the category of favorable variance performance because the realization of
expenditure does not exceed the total budgeted, almost 70% of total regional expenditure is
used for operating expenditure, while the proportion of capital expenditure is far from
operating expenditure, and the performance of the Jepara Regency Regional Government are
included in the efficient category. This shows that the Regional Government of Jepara regency
has succeeded in spending efficiency. The Regional Finance and Assets Management Agency
should pay more attention to the situation and conditions in the hope that the budget can be
realized well.
Keywords: Regional Expenditure, Variance Ratio, Harmony Ratio, and Efficiency Ratio
1
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya analisis rasio varians dan analisis rasio
keserasian belanja daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara untuk periode tahun
2017 hingga 2020. Selain itu, juga ingin mengetahui tingkat efisiensi belanja daerah pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan alat analisis analisis rasio varians, analisis rasio keserasian,
dan analisis rasio efisiensi belanja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak tahun 2017
hingga 2020 Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara masuk dalam kategori kinerja selisih yang
disukai (favourable variance) karena realisasi belanja tidak melebihi total yang dianggarkan,
hampir 70% total belanja daerah digunakan untuk belanja operasi, sementara proporsi belanja
modal jauh dari belanja operasi, dan kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara termasuk
dalam kategori efisien. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah kabupaten Jepara
telah berhasil melakukan efisiensi belanja. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD) Kabupaten Jepara sebaiknya lebih memperhatikan situasi dan kondisi dengan
harapan anggaran tersebut dapat terealisasikan dengan baik.
Kata Kunci: Belanja Daerah, Rasio Varians, Rasio Keserasian, dan Rasio Efisiensi
3
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
4
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
5
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
dengan baik agar dapat bermanfaat bagi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
masyarakat. pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah selama satu periode (Abdal et al.,
Analisis Belanja Daerah 2018). Pemilihan sampel tersebut atas dasar
Pentingnya melakukan analisis belanja kriteria tertentu, yaitu berdasarkan tujuan
daerah dilakukan dalam rangka dari penelitian ini dengan menganalisis
mengevaluasi penggunaan APBD apakah kinerja belanja daerah menggunakan data
telah digunakan oleh pemerintah secara anggaran dan realisasi belanja yang tertuang
ekonomis, efisien, dan efektif. Mahmudi dalam LRA Pemerintah Daerah.
menyatakan dalam Fathiyah et al., (2021),
bahwa tujuan dilakukannya analisis belanja Jenis dan Sumber Data
daerah berguna untuk mengetahui sejauh Jenis data yang digunakan dalam penelitian
mana pemerintah daerah telah melakukan ini adalah data runtun waktu (time series).
efisiensi anggaran, menghindari Data runtun waktu diartikan sebagai jenis
pengeluaran yang tidak penting dan tidak data yang sistem pengambilan nilainya
tepat sasaran. Berdasarkan informasi yang dilakukan selama periode yang ditentukan
diperoleh dari Laporan Realisasi Anggaran, secara berurutan (Chandrarin, 2018). Pada
maka dapat dilakukan analisis belanja penelitian ini runtun waktu ditetapkan atas
berupa analsis varians belanja, rasio dasar periode tahun, yaitu 2017 hingga 2020.
keserasian, dan rasio efisiensi belanja. Penelitian ini menggunakan data
yang bersumber dari data sekunder. Data
sekunder berarti data yang diperoleh dari
Metode Penelitian pihak atau lembaga pengguna atau yang
telah mempublikasikan. Penelitian ini
Populasi dan Sampel memperoleh data dari website resmi Badan
Populasi merupakan kumpulan unsur-unsur Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah
dengan karakteristik tertentu yang bisa (BPKAD) Kabupaten Jepara.
digunakan dalam menarik kesimpulan
(Chandrarin, 2018). Pada penelitian ini Metode Analisis Data
populasinya Laporan Keuangan Pemerintah Penelitian ini menggunakan data kuantitatif
Daerah (LKPD) Pemerintah Daerah berupa angka-angka yang memiliki asal dari
Kabupaten Jepara. LKPD ini terdiri dari masing-masing pengukuran variabel. Data
beberapa unsur laporan keuangan, ini diperoleh dari Laporan Realiasi (LRA)
diantaranya ada Neraca, laporan Operasional dengan menggunakan angka-angkanya
(LO), Laporan Realisasi Anggaran (LRA), sebagai unsur yang akan dimasukkan pada
Laporan Arus Kas (LAK), Laporan rumus analisis belanja daerah. Penelitian ini
Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan menggunakan teknik analisis dengan desain
Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LP- deskriptif kuantitatif. Sehingga peneliti
SAL), dan Catatan atas Laporan Keuangan hanya melakukan analisis yang sifatnya
(CaLK). menjelaskan fenomena yang ada tanpa
Sampel merupakan kumpulan dari melakukan pengujian hipotesis.
subjek yang digunakan untuk mewakili
populasi (Chandrarin, 2018). Pada penelitian Definisi Operasional Variabel dan
ini sampel yamg digunakan berupa Laporan Pengukurannya
Realisasi Anggaran (LRA) Pemerintah
Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran Analisis Rasio Varians Belanja
2017-2020. LRA merupakan suatu laporan Analisis ini merupakan analisis terhadap
yang menyajikan serta menginformasikan perbedaan atau selisih antara realisasi
data terkait realisasi anggaran, belanja, belanja dengan anggaran (Kawatu, 2019).
6
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
Hasil dari analisis ini dapat ditampilkan daerah yang diperuntukkan pada bagan-
dalam dua bentuk, baik nilai nominalnya bagian belanja yang didistribusikan untuk
maupun besarnya persentasenya. Selisih belanja operasional. Belanja operasi sifatnya
anggaran belanja dikategorikan menjadi 2 adalah jangka pendek dan pada kasus
bentuk, yaitu 1) Favourable Variance tertentu memiliki sifat teratur atau berulang-
(Selisih Disukai) terjadi apabila realisasi ulang karena memiliki manfaat yang habis
belanja lebih kecil dari anggarannya; dan 2) dikonsumsi dalam jangka waktu satu tahun
Unfavourable Variance (Selisih Tidak anggaran. Sehingga pada beberapa kasus
Disukai) terjadi apabila realisasi belanjanya dapat berjalan secara kontinu dan konsisten
lebih besar dari anggarannya. Informasi karena bersifat jangka pendek (Farida &
selisih anggaran ini sangat berguna bagi Nugraha, 2019). Secara umum, persentase
pengguna laporan saat menganalisis antara 60-90% untuk belanja operasional
indikator pendapatan (Saputra et al., 2018). mendominasi total belanja daerah. Berikut
Berikut rumus dalam menghitung rasio rumus dalam menghitung rasio belanja
varians belanja: operasi terhadap total belanja:
Varians Belanja Realisasi Belanja Operasi terhadap Total
Realisai Belanja Tahun t Belanja
= Anggaran Belanja Tahun t x 100%
Realisasi Belanja Operasi
= Total Belanja Daerah
Analisis Rasio Keserasian Belanja
Analisis ini berguna untuk memahami antar Rasio Belanja Modal terhadap Total
belanja yang mengalami keseimbangan. Belanja
Rasio keserasian memberikan gambaran Rasio ini membandingkan antara total
bagaimana pemerintah daerah secara belanja modal dengan total belanja daerah.
optimal mampu memberikan prioritas Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja
alokasi danan pada Belanja Rutin dan informatif berupa porsi belanja daerah yang
Belanja Pembangunan. Hal ini berarti diperuntukkan dalam berinvestasi dengan
adanya hubungan berbading terbalik antara wujud belanja modal pada setiap tahun
biaya operasional dan biaya modal. Jadi, anggaran. Biaya modal ini memiliki sifat
apabila persentase dana yang digunakan tidak rutin dan bermanfaat dalam jangka
untuk Biaya Operasional semakin tinggi, menengah dan jangka panjang. Umumnya
berarti persentase Biaya Modal yang belanja modal menyumbang berkisar 5-20%
digunakan sebagai wujud persediaan aset terhadap total belanja (Mahmudi, 2016).
ekonomi dan infrastruktur kepada Berikut rumus dalam menghitung rasio
masyarakat akan cenderung mengecil belanja modal terhadap total belanja:
(Fathah, 2017). Fungsi anggaran akan Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja
berjalan dengan optimal jika pemerintah Realisasi Belanja Modal
= Total Belanja Daerah
daerah berhasil membuat harmonisasi
belanja sesuai fungsinya sebagai alat
distribusi, alokasi, dan stabilisasi. Pada Analisis Rasio Efisiensi Belanja
penelitian ini akan menghitung rasio belanja Rasio ini adalah hasil perbandingan antara
operasi terhadap total belanja serta rasio realisasi pengeluaran dengan anggaran
belanja modal terhadap total belanja. pengeluaran (Kawatu, 2019). Tingkat
penghematan anggaran pemerintah dapat
Rasio Belanja Operasi terhadap Total diukur menggunakan rasio ini. Angka-angka
Belanja yang diperoleh dari rasio memiliki sifat
Rasio ini membandingkan total belanja relatif tanpa adanya standar yang dianggap
operasi dengan total belanja daerah. Rasio cocok atas rasio ini. Apabila hasil dari
belanja operasi bersifat informatif kepada persentasenya kurang dari 100%, maka
pengguna laporan terkait porsi belanja pemerintah daerah telah dianggap berhasil
7
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
8
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
9
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
Tabel 3
Rasio Belanja Modal terhadap Total Berdasarkan perhitungan rasio efisiensi di
Belanja Pemerintah Daerah Kabupaten atas, berikut disajikan ringkasan untuk
Jepara 2017-2020 mengetahui kinerja Pemerintah Daerah
Total Kabupaten Jepara tahun 2017-2020:
Belanja
Tahun Belanja %
Modal (M)
(T) Tabel 4
2017 4,043 2,215 18,2 Rasio Efisiensi Belanja Pemerintah
2018 3,977 2,300 17,2 Daerah Kabupaten Jepara 2017-2020
2019 3,252 2,337 13,9 Target Realisasi
Tahun % Kinerja
2020 2,662 2,268 11,7 (T) (T)
Rata- 2017 2,363 2,215 93,7 Efisien
3,484 2,280 15,2
rata
Sumber: Data Olahan 2018 2,410 2,300 95,4 Efisien
Berdasarkan olahan data pada tabel 3 tampak 2019 2,522 2,337 92,6 Efisien
bahwa selama periode empat tahun terakhir
sejak 2017-2020 rata-rata alokasi belanja
2020 2,513 2,268 90,2 Efisien
modal terhadap total belanja adalah sebesar
15,2%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi Rata-
belanja modal jauh dibawah proporsi belanja 2,452 2,280 92,9 Efisien
Rata
operasi. Sumber: Data Olahan
Analisis Rasio Efisiensi Belanja Berdasarkan olahan data pada tabel 4 tampak
Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran bawa sejak tahun 2017-2020 Pemerintah
Kabupaten Jepara tahun 2017-2020, maka Daerah Kabupaten Jepara mengalami
dapat dilakukan perhitungan rasio efisiensi efisiensi penggunaan anggaran. Persentase
belanja sebagai berikut: 93,7% diperoleh dari hasil perbandingan
1) Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2017 total realisasi belanja untuk tahun 2017
Realisasi Belanja dengan total anggaran belanja yang
= Anggaran Belanja x 100%
2.215.459.688.063
dianggarkan dalam APBD. Persentase
= 2.363.608.647.000 x 100% sebesar 95,4% diperoleh pada tahun 2018.
= 93,73% Ini merupakan persentase paling tinggi
2) Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2018 diantara 2017-2020. Persentase sebesar
Realisasi Belanja
= Anggaran Belanja x 100% 92,6% diperoleh pada tahun 2019 dengan
membandingkan total realiasi belanja
2.300.574.121.504
= 2.410.277.498.000 x 100% dengan total anggaran belanja yang telah
= 95,44% dianggarkan dalam APBD. Dan hanya
3) Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2019 sebesar 90,2% perbandingan antara total
Realisasi Belanja realisasi belanja dengan total anggaran
= Anggaran Belanja x 100%
belanja yang dianggarkan dalam APBD
2.337.605.986.009
= 2.522.601.340.000 x 100% terjadi pada tahun 2020. Sehingga dapat
= 92,66% ditarik kesimpulan bahwa selama periode 4
4) Rasio Efisiensi Belanja Tahun 2020 tahun terakhir dari 2017 hingga 2020 rata-
Realisasi Belanja rata realisasi belanja Pemerintah Daerah
= x 100% Kabupaten Jepara sebesar 92,2% dengan
Anggaran Belanja
2.268.045.725.410 kategori hasil kinerja yang efisien. Hal ini
= 2.513.540.360.992 x 100%
membuktikan bahwa Pemerintah Daerah
= 90,23%
10
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
Kabupaten Jepara telah mampu melakukan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
efisiensi dalam belanja. (BPKAD) Kabupaten Jepara agar dapat
menyusun anggaran belanja dengan
Simpulan dan Saran memperhatikan kondisi dengan harapan
anggaran tersebut dapat terealisasikan
Simpulan dengan baik. Selain itu, sebaiknya
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pemerintah daerah tetap meningkatkan
dilakukan pada Pemerintah Daerah realisasi belanja dalam hal belanja modal
Kabupaten Jepara, diperoleh kesimpulan dan mengefisienkan belanja dalam hal
yang pertama yaitu analisis rasio varians belanja operasional karena berdasarkan hasil
belanja Pemerintah Daerah Kabupaten penelitian menunjukkan bahwa persentase
Jepara selama tahun 2017-2020 memiliki belanja modal jauh di bawah belanja operasi.
rata-rata sebesar 92,9% dengan kategori
kinerja selisih yang disukai (favourable
variance) karena realisasi belanja tidak Daftar Pustaka
melebihi total anggaran. Kedua adalah
analisis rasio keserasian belanja yang Abdal, A., Herabudin, H., & Saodah, S.
dihitung dari rasio belanja operasi terhadap (2018). Analisis Keserasian Belanja
total belanja menunjukkan hasil selama Daerah Kabupaten Garut. Publica:
tahun 2017-2020 memiliki rata-rata sebesar Jurnal Pemikiran Administrasi
68,7%, artinya hampir 70% total belanja Negara, 10(2), 87–95.
daerah digunakan untuk belanja operasional. https://doi.org/10.15575/jpan.v10i2.7
Sedangkan persentase sebesar 15,2% 628
merupakan hasil perhitungan rasio belanja Adisasmita, R. (2011). Pengelolaan
modal terhadap total belanja, artinya Pendapatan dan Anggaran Daerah.
proporsi belanja modal jauh dibawah belanja Graha Ilmu.
operasi. Ketiga adalah analisis rasio efisiensi Ara, S. C. (2016). Pengaruh Karakteristik
belanja selama tahun 2017-2020 Pemda Dan Temuan Audit BPK
menunjukkan hasil rata-rata sebesar 92,9% Terhadap Kinerja Pemda Kabupaten
dengan kategori kinerja efisien. Hal ini Di Pulau Sumba. JAFFA, 04(1), 1–17.
menunjukkan pelaksanaan efisiensi belanja https://doi.org/https://doi.org/10.2110
pada Pemerintah Daerah kabupaten Jepara 7/jaffa.v4i1.1878
dinyatakan berhasil. Chandrarin, G. (2018). Metode Riset
Penelitian ini memiliki beberapa Akuntansi Pendekatan Kuantitatif.
keterbatasan, antara lain peneliti belum Salemba Empat.
menggunakan data primer berupa Dien, A. N. J., Tinangon, J., & Walandouw,
wawancara dengan pihak yang S. (2015). Analisis Laporan Realisasi
bersangkutan, pengolahan datanya hanya Anggaran Untuk Menilai Kinerja
menggunakan analisis rasio varians belanja, Keuangan Pada Kantor Dinas
analisis keserasian belanja, dan analisis Pendapatan Daerah Kota Bitung.
efisiensi belanja. Selain itu dalam penelitian Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
ini hanya menggunakan periode yang Bisnis Dan Akuntansi, 3(1), 534–541.
singkat, yaitu selama 4 (empat) tahun dari Farida, A. S., & Nugraha, R. F. M. (2019).
2017-2020. Analisis Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten
Saran Subang. Publica: Jurnal Pemikiran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Administrasi Negara, 11(2), 107–124.
peneliti memberikan saran bagi Pemerintah https://doi.org/https://doi.org/10.1557
Daerah Kabupaten Jepara terutama Badan 5/jpan.v11i2.7644
11
Jurnal Akuntansi■ Volume 14 Nomor 1, Mei 2022: 1-12
12