Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit saluran pernapasan yang dapat
disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, dapat menular melalui udara sehingga dapat
menimbulkan berbagai penyakit parah dan mematikan. Berdasarkan data WHO tahun 2019
angka mortalitas ISPA mencapai 4,25 juta setiap tahun di dunia. Angka kematian pada anak
mencapai 1,6 juta sedangkan pada dewasa mencapai 1,65 juta setiap tahun. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya bakteri Gram positif maupun negatif pada dahak
penderita ISPA di Rumah Sakit Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif, melalui penelitian kultur sputum dilakukan pewarnaan Gram, penanaman
pada media pertumbuhan, uji biokimia, dan sensitivitas antibiotik. Sampel penelitian ini
la | 275
adalah dahak penderita penyakit ISPA. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 26 sampel
sputum. Hasil penelitian ini didapatkan bakteri penyebab ISPA seperti bakteri Staphylococcus
sp sebanyak 14 sampel (54 %), Streptococcus sp sebanyak 2 sampel (7,7 %), Klebsiella sp
sebnyak 5 sampel (19,2 %), Proteus sp sebanyak 2 sampel (7,7 %), dan Pseudomonas sp
sebanyak 3 sampel (11,4%). Berdasarkan penelitian ini ditemukan bakteri Staphylococcus sp,
Streptococcus sp, Klebsiella sp, Proteus sp, dan Pseudomonas sp dari dahak pasien penderita
ISPA di Rumah Sakit Kabupaten Bandung.
PENDAHULUAN
Penyakit ISPA merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
penyakit menular di dunia. Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO) tahun 2019 Angka mortalitas ISPA mencapai 4,25 juta setiap tahun di
dunia. Sekitar 20-40% pasien di rumah sakit dikalangan anak-anak karena
ISPA dengan sekitar 1,6 juta kematian karena Pneumonia sendiri pada anak
balita per tahun. Angka mortalitas pada dewasa sekitar usia 25-59 tahun yang
mencapai 1,65 juta setiap tahun(Zolanda et al., 2021).
Masalah utama kesehatan di dunia disebabkan oleh penyakit infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA) yang dapat menyebabkan kematian. Angka
kejadian kematian yang disebabkan oleh ISPA pada balita dan anak di negara
berkembang sangat tinggi termasuk di Indonesia. Timbulnya gejala biasanya
secara cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala
yang timbul meliputi nyeri tenggorok, coryza (pilek), demam, batuk, sesak
napas, mengi sampai kesulitan bernapas(Aprilla et al., 2019)
ISPA merupakan penyakit yang terdapat pada saluran pernapasan
bagian atas atau bawah yang disebabkan oleh agen infeksius yang dapat
ditularkan dari manusia kemanusia lainnya sehingga dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit. Penyakit yang ditimbulkan mulai dari penyakit
tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan dapat
mengakibatkan kematian. Penyakit ISPA akan mempengaruhi saluran udara
dalam system pernafasan, termasuk saluran hidung, bronkus, dan
paru-paru(Putri, 2017).
276
jbj |
HASIL
1 1,2,3,4,6,8,12,13,16,20 Staphylococcus sp 54 %
22,23,24,25
DISKUSI
Gram psoitif berwarna ungu sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah
(Ramadhan et al., 2021).
Adanya bakteri Gram positif dan Gram negaitf yang ditemukan pada
kultur sputum pasien penyakit ISPA menandakan bakteri yang menyebabkan
penyakit ISPA bervariasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi secara
spesifik dimulai dari pewarnaan Gram, penanaman pada media pertumbuhan,
uji biokimia, dan uji sensitivitas antibiotik untuk menunjang diagnosis yang
lebih akurat agar pemberian antibiotik dapat diberikan secara tepat sesuai
dengan bakteri penyebab infeksi, sehingga dapat menurunkan resiko
terjadinya kejadian resistensi antibiotik maupun peningkatan efek samping
yang tidak diinginkan.
KESIMPULAN
UCAPAN TERIMAKASIH
KONFLIK KEPENTINGAN
REFRENSI
Jurnal
Angriani, F., & Umar, A. (2016). Identifikasi Bakteri Pernafasan Penyebab
Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) Pada Usia Balita Di Rumah Sakit
Bahteramas. Jurnal Analis Kesehatan Kendari, I(1), 40–46.
Aprilla, N., Yahya, E., & Ririn. (2019). Hubungan Antara Perilaku Merokok pada
Orang Tua dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Desa Pulau Jambu
Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2019. Jurnal Ners, 3(1), 112–117.
Dorawati, M., Herawati, I., & Fauziah, P. N. (2021). Identifikasi Bakteri Gram
Negatif dari Sputum Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut di
Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi. Anakes : Jurnal Ilmiah Analis
Kesehatan, 7(1), 37–44.
Panggalo, J. T., Porotu’o, J., &Buntuan, V. (2013). Identifikasi BakteriI Aerob
Pada Penderita Batuk Berdahak Di Poliklinik Interna Blu RSUP Prof. dr.
R. D. Kandou Manado. Jurnal E-Biomedik, 1(1), 408–413.
Puspitasari, A. I. (2021). Penggunaan Media Agar Darah Manusia Untuk
Pertumbuhan Bakteri Golongan Beta Hemolisa. DiUniversitas Nahdatul
Ulama Surabaya (UNUSA). UNUSA.
Putri, A. E. (2017). Faktor-faktor Yang berhubungan Dengan Kejadian ISPA
Pada Orang Dewasa Di Desa besuk Kecamatan Bantaran Kabupaten
Probolinggo. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, 6(1), 1–10.
284
jbj |
Ramadhan, J., Safika, S., & Ika Mayasari, N. L. P. (2021). Multidrug Resistance
Of Klebsiella pneumoniae In Cats In Bogor, Indonesia.Jurnal
Kedokteran Hewan - Indonesian Journal of Veterinary Sciences, 15(2),
47–52.
Sayuna, V. L. S. (2018). IdentifikasiStaphylococcus aureus PadaRuang Rawat
Inap Cendrawasih RSUD S. K. Lerik Kupang.
Zolanda, A., Raharjo, M., & Setiani, O. (2021). Faktor Risiko Kejadian Infeksi
Saluran Pernafasan Akut Pada Balita Di Indonesia. Link, 17(1), 73–80.