You are on page 1of 9

eISSN 2337-330X eBiomedik.

2020;8(1):46-54
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI:https://doi.org/10.35790/ebm.8.1.2020.27646
KemenRistekdikti RI No. 30/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik

Identifikasi bakteri aerob pada penderita infeksi mata luar di RSU


GMIM Pancaran Kasih Manado

Irene Angelika,1 Fredine Rares,2 John Porotu’o3

1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: ireneangelika01@gmail.com

Abstract: Eye infections are inflammation caused by microorganisms that grow and multiply
in the eye. Almost all external eye infections case from all over the world are caused by
bacterias. The purpose of this study was to determine aerobic bacteria in patients with
external eye infections using gram staining. This study uses a descriptive research method
with a cross-sectional approach through bacterial culture research results of secretive swabs
from patients with external eye infections at GMIM Pancaran Kasih Hospital Manado.
Sample in this study are patients diagnosed with ongoing outer eye infections with no
antimicrobe treatment yet. Results show outer eye infection such as conjunctivitis 12 (60%),
hordeoulum 4 (20%), keratitis 3 (15%) and keratoconjunctivitis 1 (5%). By age group 1 - 25
years 3 (15%), 26 - 50 years 3 (15%), and >51 found 14 (70%). By gender there are male 9
(55%) and female 11 (55%). 7 patients are housewives (35%) and housewives are found to
be more susceptible to eye infection than the others. Culture growth was obtained in 14 (80%)
samples and there was no growth in 4 (20%) samples Gram-positive bacteria consist of either
Staphylococcus sp, or Streptococcus sp, with Gram-negative rods with a total of 11 (78.5%)
samples were found to be higher than those with Gram-negative Coccus bacteria in 2 (10%)
samples. In conclusion, the highest number of conjunctivitis from outside eye infections
found to be the most common in housewives females that in >50 years age group and mostly
caused by gram-positive bacteria.
Keywords: Aerobic bacteria, external eye infections, gram staining

Abstrak:Infeksi mata merupakan peradangan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang


tumbuh dan berkembang biak pada mata, hampir di seluruh dunia infeksi mata luar
disebabkan oleh bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bakteri aerob
pada penderita infeksi mata luar dengan menggunakan pewarnaan gram. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional melalui
penelitian kultur bakteri hasil swab sekret penderita infeksi mata luar di RSU GMIM
Pancaran Kasih Manado. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang telah di diagnosis
sebagai infeksi mata luar dengan infeksi yang masih berlanjut dan belum menjalani
pengobatan dengan antimikroba. Hasil penelitian yang didapatkan infeksi mata luar ialah
konjungtivitis 12 (60%), hordeoulum 4 (20%), keratitis 3 (15%) dan keratokonjungtivitis 1
(5%). Kelompok usia 1 - 25 tahun 3 (15%), 26 - 50 tahun 3 ( 15%), dan >51 didapatkan 14
(70%). Laki-laki didapatkan 9 (55%) sedangkan perempuan 11 (55%) lebih banyak
ditemukan. Jenis pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 7 (35%) penderita lebih banyak
ditemukan daripada jenis pekerjaan yang lain. Pertumbuhan kultur didapatkan sebanyak 14
(80%) sampel dan tidak ada pertumbuhan 4 (20%) sampel. Bakteri gram positif yaitu
Staphylococcus sp, Streptococcus sp,Batang Gram negatif dengan total 11 (78,5%) sampel
lebih banyak dibadingkan bakteri gram negatif Coccus sebanyak 2 (10%) sampel. Simpulan
pada penelitian ini ialah infeksi mata luar terbanyak konjungitivits pada kelompok umur
tersering diatas 50 tahun berjenis kelamin perempuan yang memiliki pekerjaan ibu rumah
tangga lebih tinggi disebabkan bakteri Gram positif yang sering ditemukan.
Kata kunci: Bakteri aerob, infeksi mata luar, pewarnaan gram.

46
Angelika, Rares, Porotu’o: Identifikasi bakteri aerob ... 47

PENDAHULUAN pasien menderita konjungtivitis diikuti oleh


Mata merupakan organ perifer sistem blepharitis 29,4%.10
penglihatan, sehingga mata memiliki peran Sebuah penelitian dengan studi cross-
yang sangat penting bagi kehidupan sectional yang dilakukan dari Juli 2016
manusia. Sudah semestinya mata perlu sampai Desember 2016 di Rumah Sakit
dijaga dalam kesehatan sehari-hari agar Mohan Kumaramanglam, India Selatan.
tidak mengalami gangguan atau penyakit Dari 110 sampel yang dicurigai terjadi
infeksi pada mata yang pada akhirnya akan infeksi mata luar, 54 (49%) menunjukkan
berakibat fatal dalam kesehatan manusia pertumbuhan. Dalam penelitian ini, 42,7%
karena mata adalah salah satu anggota pasien menderita konjungti-vitis diikuti
tubuh yang sangat penting dalam oleh keratitis 28,1%. Bakteri yang tumbuh
kehidupan manusia.1,2 67% adalah Gram positif dan 28% Gram
Mata dapat terinfeksi dari sumber eks- bakteri negatif.11
ternal atau melalui invasi mikroorganisme Menurut data Riset Kesehatan Dasar
intraokular yang dibawa oleh aliran darah. (RISKESDAS) pada tahun 2013 terdapat
infeksi mata luar yang didiagnosis secara 924.780 orang hidup yang mengalami
klinis bakteri seperti blepharitis, konjung- gangguan penglihatan yang berada di
tivitis, hordeolum, skleritis, kanalikulitis, Indonesia.12
keratitis, dakriosistitis, selulitis orbital dan Penelitian yang dilakukan di Rumah
periorbital, blefarokonjungtivitis dan kera- Sakit Mata Kota Manado tahun 2018,
tokonjungtivitis.3,4 Infeksi pada mata dapat didapatkan 30 penderita infeksi mata luar,
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme 50% pasien konjungtivitis, 30% pasien
seperti bakteri, virus, parasit patogen dan keratitis, 13,3% pasien blefaritis, dan 6,7%
jamur.5,6 Infeksi mata yang disebabkan pasien keratokonjungtivitis. Berdasarkan
bakteri dapat saja akibat infeksi Staphylo- hasil identifikasi yang dilakukan dengan
coccus aureus, Streptococcus pneumonia, menggunakan pewarnaan Gram didapatkan
Hemophilus influenza, Escherichia coli, hasil 6 sampel bakteri gram positif, 3
Pseudomonas dan Enterobacteriacea.7 sampel bakteri Gram negatif, dan 2 sampel
Menurut data dari World Health campuran bakteri Gram negatif dan bakteri
Organization (WHO) pada tahun 2018 se- Gram positif.13 Penelitian awal yang
cara global diperkirakan sekitar 1,3 miliar dilakukan di RSU GMIM Pancaran Kasih
orang memiliki beberapa bentuk gangguan Manado periode Juli – Agustus 2019
penglihatan, untuk gangguan penglihatan didapatkan 20 orang dengan infeksi mata
ringan sebanyak 188,5 juta orang, yang luar, 9 orang keratitis (45%), 7 orang
memiliki gangguan penglihatan sedang konjungtivitis (35%), 2 orang ulkus kornea
hingga berat sebanyak 217 orang, dan 36 (10%), 1 orang keratokonjungtivitis (5%),
juta orang buta. Sekitar 80% dari semua dan 1 orang blefaritis (5%).
gangguan penglihatan dapat dihindari.8 Berdasarkan dari data penelitian diatas,
Penelitian yang dilakukan di Ethiopia pada banyak ditemuka penderita infeksi pada
tahun 2018, di antara 210 pasien yang di- mata, maka dari itu penulis ingin
teliti, konjungtivitis 32,9% (69), blepharitis melakukan penelitian lebih lanjut pada
26,7%, dacryocystitis 14,8%, blepharocon- penderita infeksi mata luar dengan cara
junctivitis 11,9%, dan trauma 10,0% adalah identifikasi bakteri menggunakan
infeksi mata luar yang paling umum.9 pewarnaan Gram di RSU GMIM Pancaran
Sebuah studi cross-sectional dilakukan dari Kasih Manado untuk mengetahui penyebab
Februari 2014 hingga Mei 2014 di rumah bakteri dari penderita infeksi mata serta
sakit Borumeda yang berlokasi di kota memberikan pengobatan yang sesuai
Dessie, Ethiopia Timur Laut yang dilaku- dengan penyebab bakteri untuk mencegah
kan di antara 160 pasien dengan infeksi bakteri yang akan resistensi terhadap
mata luar, dalam penelitian ini, 43,1% antibiotik.
48 eBiomedik, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 46-54

METODE PENELITIAN dengan infeksi bakteri Stafilococcus sp 1


Jenis penelitian yang digunakan adalah (5%) penderita, Coccus 1 (5%) penderita,
metode penelitian deskriptif dengan tidak ada pertumbuhan 1 (5%) penderita,
pendekatan potong lintang (cross sectional) dan keratokonjungtivitis dengan infeksi
melalui penelitian kultur bakteri hasil swab bakteri Streptococcus sp 1 (5%) penderita.
dari penderita infeksi mata luar di RSU Secara keseluruhan Konjungtivitis 12
GMIM Pancaran Kasih Manado.Penelitian (60%) penderita, Hordeoulum 4 (20%),
ini dilakukan pada bulan Agustus - penderita, Keratitis 3 (15%) penderita dan
Desember 2019. Pemeriksaan sampel Keratokonjungtivitis 1 (5%) penderita.
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Tabel 1. Distribusi penderita berdasarkan
Ratulangi. Pengambilan sampel dilakukan jenis infeksi mata luar
dengan cara mengoleskas swab steril pada Jenis Infeksi Mata
Jumlah
%
bagian mata penderita yang telah terinfeksi. Penderita
Pengambilan sampel dilakukan pada saat Konjungtivitis 12 60
penderita yang terinfeksi masih berlang- Hordeolum 4 20
sung dan penderita belum menjalani Keratitis 3 15
pengobatan dengan antibiotik. Penelitian Keratokonjungtivitis 1 5
ini dilakukan pengambilan sampel dengan Total 20 100
cara swab secret pada penderita infeksi
mata luar menggunakan media transport
Tabel 2 dari data yang telah
Carry Blair daerah palpebral dilakukan
dikumpulkan maka di peroleh distribusi
dengan pengambilan secara langsung
penderita berdasarkan kelompok usia
didaerah silia, untuk konjungtiva dari
didapatkan kelompok usia 1 - 25 tahun 3
medial ke lateral mata pasien yang telah
(15%) penderita, 26 - 50 tahun 3 ( 15%)
diberikan 1-2 tetes pantacoin 0,5% di mata,
penderita, dan > 51 didapatkan 14 (70%)
lalu tutup dan beri label identitas pasien
penderita.
serta simpan dalam cool box dan di bawa
ke Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Tabel 2. Distribusi penderita berdasarkan
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
kelompok usia
Kemudian dilakukan isolasi dengan
Jumlah
menggunakan metode gores pada media Kelompok Usia %
Penderita
MacConkey dan Nutrient agar bakteri
1 - 25 tahun 3 15
dapat tumbuh lalu di inkubasi pada suhu
26 - 50 tahun 3 15
27˚C selama 24-48 jam. Setelah diinkubasi
> 51 tahun 14 70
dilakukan pemeriksaan pewarnaan gram
Total 20 100
untuk mengidentifikasi bakteri yang
tumbuh.
Tabel 3 dari data yang telah
HASIL PENELITIAN dikumpulkan maka di peroleh distribusi
Tabel 1 Dari data yang telah penderita menurut jenis kelamin pada
dikumpulkan maka di peroleh distribusi penderita infeksi mata luar didapatkan 9
penderita berdasarkan jenis infeksi mata (55%) penderita berjenis kelamin laki-laki,
luar didapatkan 20 penderita yaitu sedangkan 11 (55%) penderita berjenis
Konjungtivitis dengan infeksi bakteri kelamin perempuan.
Stafilococcus sp 4 (20%) penderita, Batang Tabel 4, dari data yang telah
Gram negatif 1 (5%) penderita, Coccus 2 dikumpulkan maka di peroleh distribusi
(10%) penderita, tidak ada pertumbuhan 5 penderita berdasarkan jenis pekerjaan
(25%), Hordeoulum dengan infeksi bakteri didapatkan total jenis pekerjaan ibu rumah
Stafilococcus sp 3 (15%) penderita, batang tangga sebanyak 7 (35%) penderita, swasta
Gram negatif 1 (5%) penderita, Keratitis 6 (30%) penderita, PNS 2 (10%) penderita,
Angelika, Rares, Porotu’o: Identifikasi bakteri aerob ... 49

pensiunan 2 (10%) penderita, pelajar 2 Tabel 7. Berdasarkan jenis infeksi mata


(10%) penderita, dan petani 1 (5%) luar dan hasil pewarnaan Gram
penderita. Jenis Jumlah
Infeksi Jenis Bakteri Penderita %
Tabel 3. Distribusi penderita berdasarkan Mata
jenis kelamin
Konjungti- Stafilococcus 4 20
Jenis Jumlah % vitis sp (+)
Kelamin Penderita
Batang Gram 1 5
Laki-laki 9 45 negatif (+)
Perempuan 11 55 Coccus (-) 2 10
Total 20 100 Tidak ada 5 25
pertumbuhan
Tabel 4. Distribusi penderita berdasarkan
pekerjaan Hordeolum Stafilococcus 3 15
Jumlah sp (+)
Jenis Pekerjaan %
Penderita Batang Gram 1 5
Ibu Rumah Tangga 7 35 negatif
Swasta 6 30
PNS 2 10 Keratitis Stafilococcus 1 5
Pelajar 2 10 sp (+)
Pensiunan 2 10 Coccus (-) 1 5
Petani 1 5 Tidak ada
Total 20 100 pertumbuhan 1 5
Tabel 5 dari data yang telah Keratokon- Streptococcus 1 5
dikumpulkan maka di peroleh distribusi jungtivitis sp
sampel berdasarkan pertumbuhan kultur
pada penderita infeksi mata luar didapatkan Total 20 100
total adanya pertumbuhan kultur bakteri
sebanyak 14 (70%) sampel dan tidak ada Tabel 6 dari data yang telah
pertumbuhan 6 (30%) sampel. dikumpulkan maka di peroleh distribusi
sampel berdasarkan bakteri Gram positif
Tabel 5. Berdasarkan pertumbuhan kultur yaitu Staphylococcus, Streptococcus,
bakteri Lactobasillus dengan total 11 (55%)
Jumlah sampel, bakteri Gram negatif ditemukan
Hasil Kultur Bakteri %
Sampel ada Coccus sebanyak 3 (15%) sampel.
Tidak Ada Pertumbuhan 6 30 Tabel 7, dari data yang di kumpulkan
Ada Pertumbuhan 14 70 yaitu Konjungtivitis dengan infeksi bakteri
Total 20 100 Stafilococcus sp 4 (20%) sampel, batang
Gram negatif 1 (5%) sampel, Coccus 2
Tabel 6. Berdasarkan Hasil Pewarnaan (10%) sampel, tidak ada pertumbuhan 5
Gram (25%), Hordeoulum dengan infeksi bakteri
Jenis Bakteri Jumlah % Stafilococcus sp 3 (15%) penderita, batang
Bakteri Gram Positif Gram negatif 1 (5%) sampel, Keratitis
- Staphylococcus sp. 8 57,2 dengan infeksi bakteri Stafilococcus sp 1
- Streptococcus sp. 1 7,1 (5%) sampel, Coccus 1 (5%) sampel, tidak
- Batang Gram negatif 2 14,2 ada pertumbuhan 1 (5%) sampel, dan
Bakteri Gram Negatif keratokonjungtivitis dengan infeksi bakteri
- Coccus 3 21,5 Streptococcus sp 1 (5%) sampel.
Total 14 100
50 eBiomedik, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 46-54

BAHASAN 35oC.14 Konjungtivitis bisa ditemukan


Pada pemeriksaan yang telah dalam keadaan musiman yang juga di-
dilakukan untuk penelitian di RSU GMIM sebabkan karena kebiasaan yang penderita
Pancaran Kasih didapatkan total pasien lakukan seperti menggunakan handuk
penyakit mata dengan periode waktu secara bersamaan, tidak mencuci tangan
September – Desember sebanyak 890 sebelum memegang mata.
pasien dan untuk mengidentifikasi bakteri Pada tabel 2, menunjukkan bahwa dari
pada penderita infeksi mata luar didapatkan data tersebut didapatkan hasil yang
sebanyak 20 sampel penelitian yang terbanyak pada kelompok usia > 50 tahun
dilakukan pemeriksaan di Laboratorium dengan jumlah 14 penderita. didapatkan
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran distribusi penderita menurut kelompok usia
Universitas Sam Ratulangi untuk termuda yaitu berumur 7 tahun dan tertua
identifikasi bakteri dengan menggunakan 79 tahun. Prevalensi infeksi mata tidak
metode pewarnaan Gram, untuk memiliki hubungan secara bermakna
pengambilan sampel tersebut dilakukan menurut kelompok usia.16 Pada kelompok
dengan menggunakan cara swab pada usia < 2 tahun dalam penelitian yang
penderita infeksi mata luar. dilakukan di Gondar dan Iran terjadinya
Pada tabel 1, menunjukkan bahwa dari peningkatan kerentanan terhadap infeksi
data tersebut konjuntivitis memiliki jumlah pada bayi mungkin karena risiko yang lebih
terbanyak yaitu 12 (60%) penderita jenis besar setelah kekebalan ibu mereka hilang
infeksi mata luar. Hal ini sesuai dengan dan sebelum sistem kekebalan bayi telah
penelitian yang dilakukan di Amerika matang.16 Infeksi mata ringan yang paling
Serikat konjungtivitis adalah infeksi mata umum terjadi di seluruh dunia terdeteksi di
yang paling sering pada rawat jalan dan klinik perawatan primer adalah konjung-
paling sering penyebab bakteri sekitar 50- tivitis. Konjungtivitis bakteri, atau mata
70%.15 Konjungtiva cenderung menjadi merah, melibatkan radang mukosa kon-
infeksi oleh beragam mikro-organisme. jungtiva. Menurut American Academy of
Rute utama inokulasi adalah tetesan udara, Ophthalmology, kondisi ini lebih sering
kontak tangan-mata, dan menyebar dari terjadi pada anak-anak kecil dan orang tua
ocular adnexa, termasuk sistem lakrimal, daripada kelompok umur lainnya. Di-
hidung, dan sinus paranasal. Dalam pene- perkirakan bahwa faktor lingkungan yang
litian Perguruan Tinggi Medis Pemerintah bisa menyebabkan penderita terkena infeksi
Mohan Kumaramangalam Salem, Tamil mata.17 Perbedaan kelompok umur ini dapat
Nadu, India infeksi mata yang terbanyak dipengaruhi karena daya tahan tubuh sese-
ditemukan yaitu konjungtivitis (43%) orang, faktor lingkungan, gaya hidup dari
diikuti jenis infeksi mata yang dominan masing-masing penderita lakukan serta
oleh keratitis (31%), blepharitis (11%), kebersihan dari diri penderita dan keber-
dacryocystitis (18%) dan scleritis 3 (%) sihan lingkungan.18 Pada penelitian juga
mirip dengan penelitian yang dilakukan yang dilakukan di Rumah Sakit Mata Kota
oleh Birtukan, di mana konjungtivitis Manado didapatkan kelompok usia > 50
adalah yang dominan jenis infeksi mata yang memiliki total terbanyak. Sekresi
(43,1%).11 Pada penelitian yang dilakukan lakrimal mulai menurun mengakibatkan
di Rumah Sakit Mata Kota Manado pada disfungsi kelenjar meibom dan sebaseus
tahun 2018 didapatkan total terbanyak ialah sehingga terjadi ketidak-stabilan film air
konjungtivitis 15 orang (50%), diikuti mata yang mengakibatkan penguapan
keratitis 9 orang (30%), blefaritis 4 orang berlebihan; hal ini disebut juga dengan
(13,3%), dan keratokonjungtivitis 2 orang sindroma mata kering. Sehingga memudah-
(6,7%).13 Kuman tumbuh dengan baik pada kan mikroorganisme atau benda asing yang
suhu 37oC yang memiliki batas-batas untuk masuk akibat terjadi pengurangan lakrimasi
pertumbuhannya ialah 15oC dan 40oC, ini proteksi humoral oleh air mata
sedangkan suhu pertumbuhan optimum menurun.13 Ada beberapa faktor yang dapat
Angelika, Rares, Porotu’o: Identifikasi bakteri aerob ... 51

menyebabkan kelompok usia tersebut yang dilakukan di Santiago, Chile oleh


menderita infeksi mata, terjadinya pengu- Haas et al yang menunjukkan tidak ada
rangan lakrimasi yang dapat mengakibat- perbedaan yang signifikan berdasarkan
kan peningkatan risiko infeksi pada mata jenis kelamin. Jika ada perbedaan hal ini
yang berkurangnya proteksi humoral yang mungkin berkaitan dengan lifestyle, kondisi
berasal dari immunoglobulin di mata. hygiene dan lingkungan.18 Pada penelitian
Selain itu juga dapat mengakibatkan juga yang dilakukan di Rumah Sakit Mata
terjadinya perubahan flora normal pada Kota Manado berdasarkan jenis kelamin
mata yang mengurangi proteksi mata dan didapatkan hasil 11 orang berjenis
terhadap bekteri-bakteri patogen karena kelamin laki-laki (36,7%), dan 19 orang
terjadinya pengurangan lakrimasi.19 berjenis kelamin perempuan (63,3%).
Pada tabel 3 dari data yang telah Pada tabel 4, data yang ditemukan
didapatkan jenis kelamin laki-laki 9 (45%) pada penderita infeksi mata luar
penderita lebih sedikit dibandingkan jenis berdasarkan jenis pekerjaan dengan total
kelamin perempuan sebanyak 11 (55%) terbanyak yang memiliki pekerjaan ibu
penderita. Dari data yang telah ditemukan rumah tangga dengan jumlah 7 (35%)
di RSU GMIM Pancaran Kasih tidak penderita. Pada penelitian yang dilakukan
memiliki perbedaan yang signifikan antara di Universitas Gondar, Barat Laut Ethopia,
jenis kelamin perempuan dan laki-laki. data tentang pekerjaan yang didapatkan
Lensa kontak merupakan salah satu faktor bahwa 26,9% adalah petani, 25,3% ibu
yang dapat menyebabkan infeksi mata, rumah tangga, 17,3% pelajar, 10,9% anak-
lensa kontak memberikan penglihatan yang anak pra-sekolah, 8,3% pegawai negeri
aman dan efektif. Namun, pemakaian lensa sipil.23 Penelitian yang dilakukan di
kontak berisiko terkena infeksi jika mereka Rumah Sakit Mata Kota Manado pekerjaan
tidak membersihkan, mendisinfeksi dan ibu rumah tangga yang tertinggi (36,7%),
menyimpan lensa kontak mereka dengan diikuti oleh swasta (26,7%), pelajar
baik dan benar.20 Misalnya tidur dengan (16,6%), pensiunan (10%), petani (6,7%),
menggunakan lensa, berenang, atau tidak dan tenaga harian lepas (3.3%).13
mengganti lensa dan wadah penyimpanan Pada tabel 5, adanya pertumbuhan
lensa seperti yang sudah disarankan, dapat kultur bakteri sebanyak 14 (70%) sampel
menempatkan mereka dalam risiko kontak dan tidak adanya pertumbuhan bakteri
lensa serius infeksi mata.21 Tetapi data sebanyakya 6 (30%) sampel. Seperti yang
yang dilaporkan dari Jimma dan Gondar, telah dilakukan penelitian di Balai
Ethopia menunjukkan bahwa infeksi mata Kesehatan Mata Masyarakat di Kota
luar yang tersering yaitu penderita laki Manado hal ini dapat disebabkan tidak
dikarenakan aktivitas diluar ruangan yang adanya pertumbuhan bakteri karena pasien
sering mereka lakukan.22 Penelitian yang menderita jenis infeksi mata yang lain
juga dilakukan Perguruan Tinggi Medis seperti virus maupun jamur. Mungkin sama
Pemerintah Mohan Kumaramangalam halnya dengan penelitian tersebut bahwa
Salem, Tamil Nadu, India ditemukan pasien juga menderita infeksi mata luar
bahwa penderita pada laki-laki lebih disebabkan oleh bakteri anaerob yang tidak
banyak ditemukan didugai bahwa laki-laki dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dalam
lebih banyak melakukan akivitas di luar penelitian ini.19
ruangan.11 Penelitian yang dilakukan di Pada tabel 6, dari data tersebut di
Rumah Sakit Regional di Hong Kong peroleh bakteri Gram positif Staphylo-
menunjukkan tidak terdapat perbedaan coccus sp, Streptococcus sp, batang Gram
signifikan pada jumlah penderita negatif dengan total 11 (55%) sampel yang
konjungtivitis laki-laki dan perempuan. terbanyak dari pada pada bakteri Gram
Perbandingan antara pasien laki-laki dan negatif Coccus dengan total 3 (15%)
perempuan mendekati 1:1. Perbandingan sampel. Bakteri Gram positif dan Gram
ini juga sama hasilnya dengan penelitian negatif adalah ancaman dari jaringan mata.
52 eBiomedik, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 46-54

Tetapi bakteri Gram positif merupakan bakteri dapat tumbuh lalu di inkubasi pada
infeksi mata yang paling sering terjadi. 1 suhu 28˚C selama 24 jam. Pada pemeriksa-
Penelitian juga yang dilakukan di Rumah an pewarnaan ditemukan bakteri Gram
Sakit Perawatan Tersier di India Selatan positif berwarna ungu disebabkan kom-
bahwa Gram positif yang paling sering pleks zat warna kristal violet-yodium tetap
ditemukan daripada bakteri Gram negatif. dipertahankan meskipun diberi larutan
Staphylococcus sp adalah pathogen yang alkohol, sedangkan bakteri Gram negatif
sering ditemukan dalam penelitian tersebut, berwarna merah yang bisa larut pada saat
prevalensi Staphylococcus sp dilaporkan pemberian larutan alkohol sehingga akan
bahwa banyak ditemukan dibagian dunia terlihat warna merah safranin. Pada Gram
yang menyebabkan konjungtivitis.11 positif dan Gram negatif menunjukkan
Penelitian juga yang dilakukan di Ethiopia, adanya perbedaan warna yang disebabkan
yang paling sering ditemukan adalah karena memiliki perbedaan struktur dinding
bakteri Gram positif 93,7% dari pada Gram sel antara kedua jenis bakteri tersebut.
negatif 6,3%. Pada penelitian ini yang Bakteri Gram positif memiliki struktur din-
paling sering ditemukan adalah bakteri ding sel dengan kandungan peptidoglikan
Staphylococcus sp dan Streptococcus sp. yang tebal sedangkan bakteri Gram negatif
Hal ini disebabkan karena Staphylococcus memiliki struktur dinding sel dengan
sp merupakan flora normal pada kulit dan kandungan lipid yang tinggi.26
mata manusia.10 Penelitian juga yang Pewarnaan Gram merupakan metode
dilakukan di Nigeria, didapatkan hasil yang paling sederhana dan murah untuk
Staphylococcus sp merupakan salah satu diagnosis cepat infeksi bakteri. Sehingga
bakteri Gram positif yang sering menye- menghasilkan hasil yang jauh lebih cepat
babkan infeksi konjungtiva.24 Kuman daripada kultur, ada perbedaan dalam
Streptococcus sp juga merupakan salah satu kualitas dan kuantitas yang dihasilkan oleh
flora normal pada konjungtiva. Sesuai pewarnaan Gram. Risiko terjadinya
dengan penelitian yang dilakukan di India kesalahan diagnosis bisa juga terjadi karena
pada tahun 2005, Streptococcus sp kondisi pewarnaan Gram dan morfologi
merupakan salah satu kuman penyebab bakteri yang dapat berubah karena sudah
infeksi mata termasuk konjungtivitis. dilakukan terapi antimikroba. Spesies
Penelitian tersebut juga mengemukakan batang Gram negatif terkadang menjadi
kelompok kuman Streptococcus non serabut dan pleomorfik dan bakteri Gram
hemolitikus seperti Streptococcus viridans positif menjadi variabel Gram (perubahan
sering ditemukan sebagai penyebab kondisi pewarnana) setelah diberikan terapi
konjungtivitis selain kuman Streptococcus antimikroba. Maka dari itu biasanya terjadi
α hemolitikus. 3 kesalahan diagnosis berdasarkan informasi
Pada penelitian ini dilakukan pengam- yang diperoleh dari pewarnaan Gram.
bilan sampel dengan cara swab sekret pada Kondisi pewarnaan Gram dan morfologi
penderita infeksi mata luar digunakan bakteri kadang berubah karena terapi
media transport Carry Blair, media ini antimikroba yang telah dilakukan.27
menjamin kelangsungan hidup bakteri
untuk jangka waktu yang lama karena SIMPULAN
media ini memiliki potensi oksidasi/ Berdasarkan hasil penelitian yang telah
reduksi rendah. Media transport Carry – dilakukan di RSU GMIM Pancaran Kasih
Blair memiliki fungsi untuk melindungi Manado ini dapat disimpulkan konjungti-
mikroorganisme agar tetap hidup apabila vitis merupakan infeksi mata luar terbanyak
tidak segera dilakukan pemeriksaan dan yang berdasarkan jenis kelamin, perempuan
harus menggunakan cool box pada suhu 4- lebih banyak ditemukan tapi tidak terdapat
80C agar media transport ini tidak rusak.25 perbedaan yang pada kelompok usia > 50
Kemudian dilakukan metode gores pada tahun ditemukan lebih banyak terkena
media MacConkey dan Nutrient agar infeksi mata luar yang memiliki pekerjaan
Angelika, Rares, Porotu’o: Identifikasi bakteri aerob ... 53

ibu rumah tangga lebih banyak dibanding- 10. Shiferaw B, Gelaw B, Assefa A, Assefa
kan dengan jenis pekerjaan yang lain, dan Y, Addis Z. Bacterial isolates and
bakteri Gram positif yang paling sering their antimicrobial susceptibility
penyebab infeksi mata luar. pattern among patients with exter-
nal ocular infections at Borumeda
Konflik Kepentingan hospital, Northeast Ethiopia. BMC
Penulis menyatakan tidak terdapat Ophthalmol. 2015;15(1):103
konflik kepentingan dalam studi ini. 11. Rajesh S, Divya B, Aruna V. Microbio-
logical Profile of External Ocular
DAFTAR PUSTAKA Infections in a Tertiary Care Hos-
1. Setiawan W, Ratnasari S. Sistem Pakar pital in South India. Int J Curr
Diagnosis Penyakit Mata Meng- Microbiol and Appl Sci. 2017;
gunakan Naïvebayes Classifier. 6(7): 4343-52
Prosiding Semnastek. 2014;1(1): 12. Badan Litbang Kementerian Kesehatan.
1-6 Riset Kesehatan Dasar Tahun
2. Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan 2013.
Mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu 13. Bulele T, Rares F, Porotu'o J.
Penyakit Mata FK UGM, 2007. Identifikasi Bakteri dengan
3. Bharathi M, Amuthan M, Viswanathan Pewarnaan Gram pada Penderita
S, Ramesh S, Ramakrishnan R. Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit
Prevalence of bacterial pathogens Mata Kota Manado. Jurnal e-
causing ocular infections in South Biomedik. 2019;7(1):30-6.
India. Indian J Pathol and 14. Usman, W. Buku Ajar Mikrobiologi
Microbiol. 2010;53(2): 281-6 Kedokteran. Jakarta: Binarupa
4. Bertino. Impact of antibiotic resistance in Aksara, 2010.
the management of ocular infec- 15. Teweldemedhin M, Gebreyesus H,
tions: the role of current and future Atsbaha A, Asgedom S,
antibiotics. Clin Ophthalmol. Saravanan M. Bacterial profile of
2009;3:507-21 ocular infections: a systematic
5. Brooks GF, Carol KC, Butel JS, Morse review. BMC Ophthalmol. 2017;
SA, Mietzner TA. Jawetz, Melnick 17(1):212
& Adelberg's Medical Micro- 16. Anteneh A, Tamirat A, Adane M,
biology. New York; Chicago: Demoze D, Endale T. Potential
McGraw Hill Lange Medical bacterial pathogens of external
Book, 2010 ocular infections and their
6. Lynn W, Lightman S. The eye in antibiotic susceptibility pattern at
systemic infection. The Lancet. Hawassa University Teaching and
2004;364(9443):1439-50. Referral Hospital, Southern Ethio-
7. Ilyas S, Tanzil M, Salamun, Azhar Z. pia. African J Microbiol Res.
Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: 2015;9(14):1012-9.
Balai Penerbit FKUI; 2014 17. Mazin O, Lemya A, Samah O. External
8. World Health Organization. Blindness ocular bacterial infections among
and vision impairment, 2018. Sudanese children at Khartoum
9. Belyhun Y, Moges F, Endris M, Asmare State, Sudan. African J Microbiol
B, Amare B, Bekele D et al. Res. 2016;10 (40):1694-702.
Ocular bacterial infections and 18. Hutagalung P, Hismani, Jemadi. Karak-
antibiotic resistance patterns in pa- teristik Penderita Konjungtivitis
tients attending Gondar Teaching Rawat Jalan Di RSUD. Dr.
Hospital, Northwest Ethiopia. Pirngadi Medan Tahun 2011. Gizi,
BMC Res Notes. 2018;11(1): 597 Kesehatan Reproduksi dan Epide-
miologi, 2013;2(1):1-10
54 eBiomedik, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 46-54

19. Lolowang M. Pola bakteri aerob portion of multidrug resistant iso-


penyebab konjungtivitis pada lates at the University of Gondar
penderita rawat jalan di balai Hospital, northwest Ethiopia.
kesehatan mata masyarakat kota BMC Ophthalmol. 2017;17(1):151
Manado. Jurnal e-biomedik. 23. Iwalokun B, Oluwadun A, Akinsinde K,
2014;2(1). Niemogha M, Nwaokorie F. Bac-
20. Cope J, Collier S, Rao M, Chalmers R, teriologic and plasmid analysis of
Mitchell G, Richdale K et al. etiologic agents of conjunctivitis
Contact Lens Wearer Demogra- in Lagos, Nigeria. J Ophthalmic
phics and Risk Behaviors for Con- Inflamm and Infect. 2011;1(3):95-
tact Lens-Related Eye Infections – 103.
United States, 2014. MMWR 24. Supriatin Y. Modification Of Carry-
Morbid and Mortal Weekly Blair Transport Media For Storage
Report. 2015;64(32):865-70. Salmonella typhi. Jurnal Teknolo-
21. Cope J, Collier S, Nethercut H, Jones J, gi Laboratorium. 2017;5(2):73-8.
Yates K, Yoder J. Risk Behaviors 25. Nurhidayati S, Faturrahman F, Ghazali
for Contact Lens–Related Eye M. Deteksi Bakteri Patogen Yang
Infections Among Adults and Berasosiasi Dengan Kappaphycus
Adolescents — United States, Alvarezii (Doty) Bergejala Penya-
2016. MMWR Morbid and Mortal kit Ice-Ice. Jurnal Sains Teknologi
Weekly Report. 2017;66 (32):841- & Lingkungan. 2015;1(2):24-30.
5. 26. Nagata K, Mino H, Yoshida S.
22. Getahun E, Gelaw B, Assefa A, Assefa Usefulness and limit of Gram
Y, Amsalu A. Bacterial pathogens staining smear examination. Rin-
associated with external ocular sho byori. The Japanese J Clin
infections alongside eminent pro- Pathol. 2010;58(5): 490-7.

You might also like