Professional Documents
Culture Documents
2020;8(1):46-54
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI:https://doi.org/10.35790/ebm.8.1.2020.27646
KemenRistekdikti RI No. 30/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: ireneangelika01@gmail.com
Abstract: Eye infections are inflammation caused by microorganisms that grow and multiply
in the eye. Almost all external eye infections case from all over the world are caused by
bacterias. The purpose of this study was to determine aerobic bacteria in patients with
external eye infections using gram staining. This study uses a descriptive research method
with a cross-sectional approach through bacterial culture research results of secretive swabs
from patients with external eye infections at GMIM Pancaran Kasih Hospital Manado.
Sample in this study are patients diagnosed with ongoing outer eye infections with no
antimicrobe treatment yet. Results show outer eye infection such as conjunctivitis 12 (60%),
hordeoulum 4 (20%), keratitis 3 (15%) and keratoconjunctivitis 1 (5%). By age group 1 - 25
years 3 (15%), 26 - 50 years 3 (15%), and >51 found 14 (70%). By gender there are male 9
(55%) and female 11 (55%). 7 patients are housewives (35%) and housewives are found to
be more susceptible to eye infection than the others. Culture growth was obtained in 14 (80%)
samples and there was no growth in 4 (20%) samples Gram-positive bacteria consist of either
Staphylococcus sp, or Streptococcus sp, with Gram-negative rods with a total of 11 (78.5%)
samples were found to be higher than those with Gram-negative Coccus bacteria in 2 (10%)
samples. In conclusion, the highest number of conjunctivitis from outside eye infections
found to be the most common in housewives females that in >50 years age group and mostly
caused by gram-positive bacteria.
Keywords: Aerobic bacteria, external eye infections, gram staining
46
Angelika, Rares, Porotu’o: Identifikasi bakteri aerob ... 47
Tetapi bakteri Gram positif merupakan bakteri dapat tumbuh lalu di inkubasi pada
infeksi mata yang paling sering terjadi. 1 suhu 28˚C selama 24 jam. Pada pemeriksa-
Penelitian juga yang dilakukan di Rumah an pewarnaan ditemukan bakteri Gram
Sakit Perawatan Tersier di India Selatan positif berwarna ungu disebabkan kom-
bahwa Gram positif yang paling sering pleks zat warna kristal violet-yodium tetap
ditemukan daripada bakteri Gram negatif. dipertahankan meskipun diberi larutan
Staphylococcus sp adalah pathogen yang alkohol, sedangkan bakteri Gram negatif
sering ditemukan dalam penelitian tersebut, berwarna merah yang bisa larut pada saat
prevalensi Staphylococcus sp dilaporkan pemberian larutan alkohol sehingga akan
bahwa banyak ditemukan dibagian dunia terlihat warna merah safranin. Pada Gram
yang menyebabkan konjungtivitis.11 positif dan Gram negatif menunjukkan
Penelitian juga yang dilakukan di Ethiopia, adanya perbedaan warna yang disebabkan
yang paling sering ditemukan adalah karena memiliki perbedaan struktur dinding
bakteri Gram positif 93,7% dari pada Gram sel antara kedua jenis bakteri tersebut.
negatif 6,3%. Pada penelitian ini yang Bakteri Gram positif memiliki struktur din-
paling sering ditemukan adalah bakteri ding sel dengan kandungan peptidoglikan
Staphylococcus sp dan Streptococcus sp. yang tebal sedangkan bakteri Gram negatif
Hal ini disebabkan karena Staphylococcus memiliki struktur dinding sel dengan
sp merupakan flora normal pada kulit dan kandungan lipid yang tinggi.26
mata manusia.10 Penelitian juga yang Pewarnaan Gram merupakan metode
dilakukan di Nigeria, didapatkan hasil yang paling sederhana dan murah untuk
Staphylococcus sp merupakan salah satu diagnosis cepat infeksi bakteri. Sehingga
bakteri Gram positif yang sering menye- menghasilkan hasil yang jauh lebih cepat
babkan infeksi konjungtiva.24 Kuman daripada kultur, ada perbedaan dalam
Streptococcus sp juga merupakan salah satu kualitas dan kuantitas yang dihasilkan oleh
flora normal pada konjungtiva. Sesuai pewarnaan Gram. Risiko terjadinya
dengan penelitian yang dilakukan di India kesalahan diagnosis bisa juga terjadi karena
pada tahun 2005, Streptococcus sp kondisi pewarnaan Gram dan morfologi
merupakan salah satu kuman penyebab bakteri yang dapat berubah karena sudah
infeksi mata termasuk konjungtivitis. dilakukan terapi antimikroba. Spesies
Penelitian tersebut juga mengemukakan batang Gram negatif terkadang menjadi
kelompok kuman Streptococcus non serabut dan pleomorfik dan bakteri Gram
hemolitikus seperti Streptococcus viridans positif menjadi variabel Gram (perubahan
sering ditemukan sebagai penyebab kondisi pewarnana) setelah diberikan terapi
konjungtivitis selain kuman Streptococcus antimikroba. Maka dari itu biasanya terjadi
α hemolitikus. 3 kesalahan diagnosis berdasarkan informasi
Pada penelitian ini dilakukan pengam- yang diperoleh dari pewarnaan Gram.
bilan sampel dengan cara swab sekret pada Kondisi pewarnaan Gram dan morfologi
penderita infeksi mata luar digunakan bakteri kadang berubah karena terapi
media transport Carry Blair, media ini antimikroba yang telah dilakukan.27
menjamin kelangsungan hidup bakteri
untuk jangka waktu yang lama karena SIMPULAN
media ini memiliki potensi oksidasi/ Berdasarkan hasil penelitian yang telah
reduksi rendah. Media transport Carry – dilakukan di RSU GMIM Pancaran Kasih
Blair memiliki fungsi untuk melindungi Manado ini dapat disimpulkan konjungti-
mikroorganisme agar tetap hidup apabila vitis merupakan infeksi mata luar terbanyak
tidak segera dilakukan pemeriksaan dan yang berdasarkan jenis kelamin, perempuan
harus menggunakan cool box pada suhu 4- lebih banyak ditemukan tapi tidak terdapat
80C agar media transport ini tidak rusak.25 perbedaan yang pada kelompok usia > 50
Kemudian dilakukan metode gores pada tahun ditemukan lebih banyak terkena
media MacConkey dan Nutrient agar infeksi mata luar yang memiliki pekerjaan
Angelika, Rares, Porotu’o: Identifikasi bakteri aerob ... 53
ibu rumah tangga lebih banyak dibanding- 10. Shiferaw B, Gelaw B, Assefa A, Assefa
kan dengan jenis pekerjaan yang lain, dan Y, Addis Z. Bacterial isolates and
bakteri Gram positif yang paling sering their antimicrobial susceptibility
penyebab infeksi mata luar. pattern among patients with exter-
nal ocular infections at Borumeda
Konflik Kepentingan hospital, Northeast Ethiopia. BMC
Penulis menyatakan tidak terdapat Ophthalmol. 2015;15(1):103
konflik kepentingan dalam studi ini. 11. Rajesh S, Divya B, Aruna V. Microbio-
logical Profile of External Ocular
DAFTAR PUSTAKA Infections in a Tertiary Care Hos-
1. Setiawan W, Ratnasari S. Sistem Pakar pital in South India. Int J Curr
Diagnosis Penyakit Mata Meng- Microbiol and Appl Sci. 2017;
gunakan Naïvebayes Classifier. 6(7): 4343-52
Prosiding Semnastek. 2014;1(1): 12. Badan Litbang Kementerian Kesehatan.
1-6 Riset Kesehatan Dasar Tahun
2. Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan 2013.
Mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu 13. Bulele T, Rares F, Porotu'o J.
Penyakit Mata FK UGM, 2007. Identifikasi Bakteri dengan
3. Bharathi M, Amuthan M, Viswanathan Pewarnaan Gram pada Penderita
S, Ramesh S, Ramakrishnan R. Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit
Prevalence of bacterial pathogens Mata Kota Manado. Jurnal e-
causing ocular infections in South Biomedik. 2019;7(1):30-6.
India. Indian J Pathol and 14. Usman, W. Buku Ajar Mikrobiologi
Microbiol. 2010;53(2): 281-6 Kedokteran. Jakarta: Binarupa
4. Bertino. Impact of antibiotic resistance in Aksara, 2010.
the management of ocular infec- 15. Teweldemedhin M, Gebreyesus H,
tions: the role of current and future Atsbaha A, Asgedom S,
antibiotics. Clin Ophthalmol. Saravanan M. Bacterial profile of
2009;3:507-21 ocular infections: a systematic
5. Brooks GF, Carol KC, Butel JS, Morse review. BMC Ophthalmol. 2017;
SA, Mietzner TA. Jawetz, Melnick 17(1):212
& Adelberg's Medical Micro- 16. Anteneh A, Tamirat A, Adane M,
biology. New York; Chicago: Demoze D, Endale T. Potential
McGraw Hill Lange Medical bacterial pathogens of external
Book, 2010 ocular infections and their
6. Lynn W, Lightman S. The eye in antibiotic susceptibility pattern at
systemic infection. The Lancet. Hawassa University Teaching and
2004;364(9443):1439-50. Referral Hospital, Southern Ethio-
7. Ilyas S, Tanzil M, Salamun, Azhar Z. pia. African J Microbiol Res.
Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: 2015;9(14):1012-9.
Balai Penerbit FKUI; 2014 17. Mazin O, Lemya A, Samah O. External
8. World Health Organization. Blindness ocular bacterial infections among
and vision impairment, 2018. Sudanese children at Khartoum
9. Belyhun Y, Moges F, Endris M, Asmare State, Sudan. African J Microbiol
B, Amare B, Bekele D et al. Res. 2016;10 (40):1694-702.
Ocular bacterial infections and 18. Hutagalung P, Hismani, Jemadi. Karak-
antibiotic resistance patterns in pa- teristik Penderita Konjungtivitis
tients attending Gondar Teaching Rawat Jalan Di RSUD. Dr.
Hospital, Northwest Ethiopia. Pirngadi Medan Tahun 2011. Gizi,
BMC Res Notes. 2018;11(1): 597 Kesehatan Reproduksi dan Epide-
miologi, 2013;2(1):1-10
54 eBiomedik, Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni 2020, hlm. 46-54