Professional Documents
Culture Documents
2 Ketidakpastian Pengukuran
9.2.1 Pengantar Ketidakpastian Pengukuran
A. Pengukuran dan Besaran Ukur
Pengukuran adalah serangkaian operasi yang bertujuan menentukan nilai besaran.
Besaran ukur, yaitu nilai besaran tertentu yang akan diukur. Dengan demikian,
pengukuran diawali dengan spesifikasi besaran ukur yang memadai, metode
pengukuran dan prosedur pengukuran.
Secara umum, hasil pengukuran hanya merupakan pendekatan atau estimasi
dari nilai besaran ukur dan hanya lengkap apabila disertai dengan suatu pernyataan
ketidakpastian dari estimasi tersebut.
Dalam praktek, spesifikasi yang diperlukan untuk definisi besaran ukur
ditentukan oleh ketelitian (accuracy) pengukuran, yakni kedekatan antara hasil
pengukuran dan nilai sebenarnya dari besaran ukur. Besaran ukur perlu didefinisikan
dengan cukup lengkap relatif terhadap ketelitian yang dibutuhkan sehingga untuk tujuan
g y . g “
” g . g , g g
satu meter akan ditentukan sampai ketelitian mikrometer, maka spesifikasinya harus
mencakup suhu dan tekanan pada batang baja tersebut. Jadi besaran ukur perlu
dinyatakan, misalnya, panjang batang baja pada 25.00 C dan 101325 Pa (plus
parameter-parameter penentu lain yang dipandang perlu seperti cara batang itu
ditopang). Namun, apabila panjang batang akan ditentukan hanya sampai ketelitian
millimeter saja, spesifikasinya tidak perlu mencakup suhu dan tekanan atau parameter
penentu lainnya. Perlu dicatat bahwa definisi besaran ukur yang tidak tepat akan
menimbulkan komponen ketidakpastian yang cukup besar yang harus diperhitungkan
dalam evaluasi ketidakpastian hasil pengukuran.
Dalam banyak hal, hasil pengukuran ditentukan berdasarkan sederet
pengamatan yang diperoleh dalam kondisi keberulangan. Variasi dalam pengamatan
berulang dianggap timbul karena besaran-besaran berpengaruh (influence quantities)
tidak terjaga konstan. Besaran berpengaruh adalah besaran yang bukan besaran ukur
tetapi memengaruhi hasil pengukuran, misalnya suhu mikrometer yang digunakan untuk
mengukur panjang, frekuensi pada pengukuran amplitudo perbedaan potensial AC,
d) Kesalahan (error)
Hasil pengukuran yang terkoreksi bukan nilai besaran ukur karena pengukuran
yang tidak sempurna dari besaran yang diwujudkan yang disebabkan oleh variasi
acak dari pengamatan (gejala acak), penentuan yang tidak memadai dari koreksi
untuk gejala sistematik, dan pengetahuan yang tidak lengkap tentang fenomena
fisik tertentu (juga gejala sistematik). Baik nilai besaran yang diwujudkan maupun
nilai besaran ukur tidak pernah dapat diketahui secara pasti, yang dapat diketahui
hanyalah nilai taksirannya. Dalam contoh di atas, ketebalan lembaran yang diukur
mungkin mengandung kesalahan yang menyebabkannya berbeda dengan
besaran ukur (ketebalan lembaran), karena faktor-faktor berikut ini mungkin
bergabung untuk menyumbangkan kesalahan yang tidak diketahui pada hasil
pengukuran:
perbedaan kecil antara penunjukan mikrometer ketika diukurkan berulang kali
Gambar 9.6 Ilustrasi grafik nilai besaran ukur, kesalahan dan ketidakpastian
i) Pendekatan Pemodelan
Bentuk data ketidakpastian
Keluaran tipikal dari pendekatan pemodelan adalah "bujet ketidakpastian" yang
merangkum evaluasi ketidakpastian baku gabungan hasil pengukuran dari
ketidakpastian terkait berbagai data (diukur dan lainnya) yang digunakan dalam
mengevaluasi pengukuran. Bujet ketidakpastian terdiri atas data untuk masing-masing
“ ” g , an data untuk hasil pengukuran itu
sendiri, sebagai berikut:
Data opsional dapat mencakup atau menyangkut derajat kebebasan, jenis sebaran
yang digunakan, proporsi kontribusi ketidakpastian dan lainnya.
Jika korelasi antara besaran-besaran masukan tidak harus diperhitungkan,
ketidakpastian baku u(y) adalah akar jumlah kuadrat dari kontribusi ketidakpastian u i,
� � = ∑ �� � (1)
� = √∆ + � + (3)
�
Perlu dicatat bahwa simpangan baku dalam persamaan (3) untuk variabilitas
pengukuran yang dibuat dalam investigasi bias mungkin tidak sama dengan
simpangan baku dalam persamaan (2). Dengan sejumlah besar pengukuran
berulang, suku s2/n dalam persamaan (3) biasanya dapat diabaikan.
Seringkali tersedia berbagai data bias yang diperoleh dari berbagai rangkaian
pengukuran. Data ini kemudian perlu dibandingkan dan digabungkan menjadi
estimasi gabungan dari ketidakpastian bias, sebaiknya sebagai fungsi besaran
ukur. Tanpa adanya investigasi bias dalam-laboratorium, pendekatan UP
mungkin dapat digunakan. Dalam hal ini estimasi bias diperoleh dari data UP
(penyimpangan hasil laboratorium dari nilai yang ditetapkan), sedangkan
simpangan baku reprodusibilitas dalam-laboratorium digunakan sebagai
estimasi presisi.
Jika estimasi bias tidak tersedia sama sekali, pendekatan pragmatis diambil
untuk memperbesar simpangan baku dalam-laboratorium secara praktis (rule-
of-thumb).
�=√ +� (6)
Dalam kasus yang paling sederhana, dengan satu hasil PT yang tersedia,
estimasi awal ketidakpastian dapat dibuat dari simpangan dan presisi dalam-
laboratorium yang teramati; ini bisa ditingkatkan berdasarkan data UP tambahan.
TU = TA
T U : Batas atas toleransi T A : Batas atas penerimaan
Gambar 9.12 Konfigurasi hasil pengukuran dalam kalibrasi / pengujian dan
ketidakpastian pengukurannya terkait dengan nilai batas atas
Interval penerimaan
Guard band
AU TU
Gambar 9.13 Aturan keputusan berdasarkan penerimaan dengan guard band
Batas atas penerimaan A U di dalam batas atas toleransi TU menentukan interval penerimaan yang
mengurangi kebolehjadian menerima barang yang tidak sesuai (risiko pengguna).
w = rU,
Interval penerimaan
AL AU
Interval toleransi
TL TU
TU AU
9.3.4 Penutup
Prosedur untuk menyatakan kesesuaian dapat merujuk pada langkah-langkah berikut:
a) Spesifikasi besaran ukur (Y) dan barang yang diuji atau dikalibrasi.
b) Hasil eksperimental / analisis estimasi y dari besaran ukur Y.
c) Ketidakpastian baku pengukuran, u(y), dan ketidakpastian yang diperluas,
U(y), untuk tingkat kepercayaan tertentu.
d) Penetapan batas toleransi tunggal (atas atau bawah) atau batas interval
toleransi.
e) Penetapan zona penerimaan, zona penolakan dan guard band dengan
mengasumsikan fungsi sebaran kebolehjadian tertentu.
f) Penetapan aturan keputusan.