You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali
diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada
tanggal 10 November 1956. Ekonomi terpimpin merupakan bagian dari demokrasi
terpimpin.
Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia,
yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja. Era
"Demokrasi Terpimpin", yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis
nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani,
gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan
ekspor menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat
dan militer menjadi wabah.
Perkembangan ekonomi yang masih tersendat sendat tersebut dikarenakan
beberapa factor seperti adanya gerakan separatis di daerah daerah yang menyebabkan
keamanan negara tidak menguntungkan, mengalami banyak pergantian kabinet, dan
terlalu mengandalkan satu hasil ekspor saja. Dahulu Presiden RI yang pertama yaitu
Presiden Soekarno menggunakan sistem ekonomi terpimpin untuk mengembangkan
perekonomian Indonesia agar menjadi lebih baik. Dalam perkembangan ekonomi
masa demokrasi terpimpin ini, Presiden berperan langsung dalam mengatur
sistemnya. Presiden tersebut dibantu oleh pihak pemerintahan agar berjalan dengan
lancar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian demokrasi terpimpin?
2. Bagaimana perkembangan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin?
3. Bagaimana pemerintah mengatasi krisis ekonomi pada masa demokrasi
terpimpin?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian demokrasi terpimpin
2. Mengetahui perkembangan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin
3. Mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi pada masa
demokrasi terpimpin?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah sebuah system demokrasi yang berjalan
antaratahun 1959 sampai dengan tahun 1966, dimana dalam system demokrasi ini
seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin Negara yang kala itu
dipegang oleh Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali
diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituantepada
tanggal 10 November 1956. Adapun ciri-ciri demokrasi terpimpin sebagai berikut:
1. Dominasi presiden, Presiden Soekarno berperan besar dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
2. Terbatasnya peran partai politik.
3. Meluasnya peran militer sebagai unsur politik
4. Berkembangnya pengaruh Partai Komunis Indonesia
B Perkembangan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Terpimpin
Seiring dengan perubahan politik menuju demokrasi terpimpin maka
ekonomipun mengikuti ekonomi terpimpin. Sehingga ekonomi terpimpin merupakan
bagian dari demokrasi terpimpin. Dimana semua aktivitas ekonomi disentralisasikan
di pusat pemerintahan sementara daerah merupakan kepanjangan dari pusat. Langkah
yang ditempuh pemerintah untuk menunjang pembangunan ekonomi adalah sebagai
berikut.
1. Pembentukan Badan Perencana Pembangunan Nasional
Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi di bawah Kabinet Karya maka
dibentuklah Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada tanggal 15 Agustus 1959
dipimpin oleh Moh. Yamin dengan anggota berjumlah 50 orang. Tugas Depernas
adalah mempersiapkan rancangan Undang-undang Pembangunan Nasional dan
menilai Penyelenggaraan Pembangunan.
Hasil yang dicapai Depernas dalam waktu satu tahun berhasil menyusun
Rancangan Dasar Undang-Undang Pembangunan Nasional Semesta Berencana
Tahapan Tahun 1961-1969 yang disetujui oleh MPRS dengan Ketetapan MPRS
Nomor II/MPRS/1960.
Pada tahun 1963, Depernas diganti nama menjadi Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Tugas
Bappenas yaitu sebagai berikut.
a. Menyusun rencana pembangunan jangka panjang dan jangka pendek.
b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan.
c. Menilai hasil kerja mandataris MPRS.
2. Penurunan Nilai Uang ( Devaluasi)
Tujuan dilakukan devaluasi adalah membendung inflasi yang tetap tinggi,
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, dan meningkatkan nilai rupiah
sehingga rakyat kecil tidak dirugikan. Untuk membendung inflasi dan mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat, pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah
mengumumkan penurunan nilai uang (devaluasi) sebagai berikut.
a. Uang kertas pecahan bernilai Rp500,00 menjadi Rp50,00.
b. Uang kertas pecahan bernilai Rp1.000,00 menjadi Rp100,00.
c. Semua simpanan di bank yang melebihi Rp25.000,00 dibekukan.
Namun, usaha pemerintah tersebut tidak mampu mengatasi kemerosotan
ekonomi, terutama perbaikan dalam bidang moneter.
3. Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Deklarasi ekonomi atau Dekon dibentuk pada tanggal 28 Maret 1963 yang
bertempat di Jakarta, dengan maksud menghasilkan ekonomi nasional yang bebas
imperialisme, memiliki sistem ekonomi yang bedikari dan memiliki sifat demokratis.
Dalam deklarasi tersebut disampaikan oleh Presiden Soekarno. Didalamnya terdapat
peraturan yang memiliki strategi mengambil modal dari luar negeri, memberhentikan
subsidi dan merealisasikan ongkos produksi.
Namun didalamnya terdapat campur tangan dari pihak politik. Organisasi ini
ditolak oleh PKI walaupun Aidit telah terlibat dalam penyusunannya. PKI tidak segan
segan menghantam empat beqlas peraturan yang terdapat dalam Dekon. Bahkan PKI
juga menuduh Djuanda melakukan penyerahan diri terhadap pihak imperialis.
Akhirnya peraturan tersebut sengaja ditunda oleh Presiden Soekarno sampai bulan
September 1963. Penundaan tersebut disertai alasan untuk lebih berkonsentrasi dalam
hal peyelesaian konfrontasi dengan pihak Malaysia.
4. Kebijakan Lain Pemerintah
Dalam usaha perdagangan, pemerintah mengeluarkan peraturan tanggal 17
April 1964 mengenai adanya Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (Kotoe) dan
Kesatuan Operasi (Kesop). Kotoe bergerak secara sentralistik untuk mengatur
perekonomian negara, sedangkan tujuan dibentuk Kesop adalah meningkatkan sektor
perdagangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bidang ekonomi, Presiden Soekarno mempraktikkan sistem ekonomi
terpimpin. Presiden secara langsung terjun dan mengatur perekonomian. Pemusatan
kegiatan perekonomian pada satu tangan ini berakibat penurunan kegiatan
perekonomian. Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di
Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya.
Pada bulan 5 Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Presiden Sukarno
menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden. Soekarno juga membubarkan
Konstituante yang ditugasi untuk menyusun Undang-Undang Dasar yang baru, dan
sebaliknya menyatakan diberlakukannya kembali Undang-Undang Dasar 1945,
dengan semboyan “Kembali ke UUD’ 45″.
B Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami sadar terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun
dari teman-teman semua. Terima kasih.

You might also like