Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 3
• YASIR FAUZAN 105821105420
• REZKANDI 105821105520
• AMRU ARAS 10582111261
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
1. Perbandingan jumlah lilitannya lebih besar dari pada trafo daya, yang kemudian
menyebabkan trafo yang terpasang pada laboratorium tegangan yang diterapkan
dengan tegangan input 127 volt sampai 220 volt namun mengasilkan Output sampai
beberapa ratus ribu volt.
2. Kapasitas KVA-nya lebih kecil dibandingkan trafo daya,karena untuk keperluan
lompatan api tidak perlu daya yang besar melainkan tegangan yang besar.
3. Trafo yang dipakai biasanya I fasa, kecuali pada pengujian khusus yang memerlukan
tiga fasa
4. Satu ujung lilitannya biasanya ditanam ke tanah untuk keamanan dan dan
pengamanan terhadap manusia dan alat ujinya.
5. Perecanaan isolasi untuk trafo penguji hanya diperhitungan isolasinya tahan terhadap
tegangan maximum penguji, tidak diharapkan menerima overvoltage
6. Kontruksi sedemikian rupa sehingga gradien tegangan (dV/dt) seragam dan osilasi
dapat diabaikan.
Tegangan tinggi AC ini dapat dibangkitkan dengan menggunakan trafo tegangan
tinggi. Trafo uji hanya digunakan untuk daya yang kecil tetapi dengan nilai tegangan yang
besar, trafo ini biasanya digunakan untuk pengujian jangka pendek untuk peralatan
tegangan tinggi. Tegangan tinggi AC umumnya digunakan di laboratorium untuk pengujian
dan percobaan dengan tegangan DC dan tegangan impuls. Perbedaan transformator uji
dengan transformator daya adalah kapasitas dayanya rendah,akan tetapi ratio lilitannya
tinggi.Transformator tegangan tinggi terdiri dari : Kumparan sekunder, satu terminal pada
level yang rendah dekat potensial tanah dan terminal lainnya terisolasi dengan tanah
sebagai terminal tinggi. Serta kumparan primer yang dihubungkan dengan tegangan rendah.
3
Lilitan banyak disebabkan perbandingan kumparan besar maka kapasitansi tersebar
besar. Arus pemuat besar maka hasilnua adalah arus leading akibatnya tegangan menjadi
naik/tinggi daripada tegangan yang ditentukan lilitan. Cara mengatasinya yaitu dengan
membuat sela udara did lam inti danmembesarkan arus pembangkit. Berhubung dengan
kapasitansi tersebar besar dan adanya reaktansi yang besar maka timbulah resonansi yang
frekuensinya mempunyai beberatus hz. Jika bentuk gelombang tidak sempurna maka akan
timbulkan resonansi, hal ini berakibat bahwa tegangan yang dihasilkan tidak lagi dapt
diperkirakan dari perbandingan kumparan dan cara mengatasi dengan pembangkit
gelombang sinus dan meredam resonansi atau dengan filter.
Untuk lebih mengamankan trafo agar tidak terjadi kerusakan ketika ada tegangan
lebih, maka digunakanlah elektroda bola-bola yang disetting memiliki celah yang besar.
Sehingga ketika terjadi kelebihan tegangan yang berpotensi merusak trafo, dapat diatasi
dengan flash yang terjadi antar elektroda bola-bola. Untuk menghubungkan elektroda
bolabola dengan kapasitor, dapat digunakan konektor.
l. Tegangan harus dapat diatur kontinyu dari nol sampai tegangan nominal
2. Pengaturan tegangan dengan cara: Digunakan
induction voltage regulator
Tahanan atau reactor variabel
Pembagi tegangan
Pembangkit gelombang sinus