You are on page 1of 5

TUGAS MANAJEMEN SUMBERDAYA BIOLOGI

Review Microorganism as Bioresource

Disusun oleh:
Fardan Muhammad | 11520026

1. Berikan contoh pengelolaan mikroorganisme dari kelompok Protozoa sebagai


bioresources yang menguntungkan bagi manusia!
Salah satu contoh pengelolaan berbasis protozoa adalah seperti yang diteliti oleh
Yanuartono et al., (2019). Dalam penelitian ini dikemukakan bahwa Protozoa dapat
mewakili setengah (50%) dari total biomassa mikroba dalam rumen dan memiliki
kontribusi secara signifikan terhadap fermentasi anaerobik serta berperan dalam
membantu mencerna serat yang berasal dari pakan hijauan pada ruminansia. Dikatakan
juga bahwa Peran sesungguhnya dari populasi protozoa di dalam rumen sampai saat ini
masih belum jelas, hal tersebut kemungkinan disebabkan karena perbedaan yang luas
diantara spesies ruminansia, sistem pakan dan kondisi lingkungan di seluruh dunia.
Dibahas pada jurnal publikasinya bahwa peran positif protozoa dalam rumen lebih banyak
ditunjukkan pada kerbau dibandingkan dengan sapi. an lebih tinggi dibandingkan dengan
sapi Holstein. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena protozoa dalam rumen kerbau
Khuzestan lebih bervariasi dibandingkan sapi Holstein dengan pemberian diet yang sama.
Penelitian ini mendukung penelitian lanjutan dalam orientasi peran protozoa dalam rumen
serta dampak positif terhadap hasil ruminansia dengan penampilan yang optimal secara
keseluruhan tetapi mampu menekan produksi gas metan se minimal mungkin

2. Berdasarkan fenomena Covid-19, jelaskan karakteristik virus dengan menggunakan


bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat awam!
Menurut Hafsan (2011), virus dapat didefinisikan sebagai struktur supramolekul tidak
hidup atau suatu partikel (unsur benda yang berdimensi) yang terdiri dari molekul asam
nukleat RNA atau DNA yang terselubungi atau dilindungi oleh protein. Virus tidak dapat
dikatakan sebagai organisme karena vrus tidak dapat hidup secara mandiri. Secara lebih
sederhana, dapat dikatakan bahwa virus adalah makhluk sangat kecil yang tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang. Mereka jauh lebih kecil daripada bakteri atau sel-sel tubuh
kita. irus tidak bisa hidup atau berkembang biak secara mandiri. Mereka harus masuk ke
dalam sel makhluk hidup lain untuk bisa berkembang biak dan menyebabkan penyakit.
Hal ini dikarenakan virus tidak memiliki sel seperti makhluk hidup lainnya. Mereka terdiri
dari materi genetik (seperti DNA atau RNA) yang dibungkus oleh lapisan pelindung yang
disebut kapsid. Hal yang ditakutkan apabila mendengar kata ‘virus’ adalah virus dapat
menyebar dari satu individu ke individu lain melalui kontak langsung atau melalui benda-
benda yang terkontaminasi, seperti tangan atau permukaan.

3. Berdasarkan video mengenai giant virus: (a) buatlah prediksi dampak dari
perubahan iklim; (b) tentukan langkah mitigasi yang tepat!
Dampak perubahan iklim meliputi berbagai aspek kehidupan, termasuk lingkungan,
ekonomi, sosial, dan kesehatan. Berikut prediksi yang mungkin terjadi akibat dampak dari
perubahan iklim beserta langkah mitigasinya:
1) Kenaikan Permukaan Air Laut:
Prediksi: Kenaikan permukaan air laut akan mengancam pulau-pulau kecil, kota
pesisir, dan daerah rendah di seluruh dunia. Ini dapat menyebabkan kehilangan
tanah, migrasi massal, dan kerusakan ekonomi.
Mitigasi: Investasi dalam infrastruktur pertahanan pantai yang kuat, restorasi
ekosistem pesisir, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
2) Peningkatan Intensitas Cuaca Ekstrem:
Prediksi: Cuaca ekstrem seperti badai tropis, kekeringan, dan banjir akan menjadi
lebih sering dan intens. Ini dapat merusak infrastruktur, pertanian, dan
menyebabkan kerugian manusia.
Mitigasi: Penguatan infrastruktur, pengembangan sistem peringatan dini yang
efektif, dan peningkatan keberlanjutan pertanian.
3) Gangguan Kesehatan:
Prediksi: Peningkatan suhu global dapat menyebabkan peningkatan masalah
kesehatan seperti penyakit vector-borne (misalnya, malaria dan demam kuning),
kekeringan yang mempengaruhi pasokan air bersih, dan tekanan panas ekstrem.
Mitigasi: Pengembangan sistem peringatan dini kesehatan masyarakat,
peningkatan akses ke air bersih, dan upaya pengendalian penyakit.
4) Kerugian Keanekaragaman Hayati:
Prediksi: Perubahan iklim dapat mengakibatkan pergeseran habitat dan punahnya
banyak spesies. Ini dapat mengganggu rantai makanan dan berdampak pada
ekosistem yang penting bagi manusia.
Mitigasi: Konservasi habitat, pembuatan koridor ekologi, dan pengendalian spesies
invasif.
5) Krisis Pangan:
Prediksi: Perubahan iklim dapat mengurangi produktivitas pertanian, mengganggu
sistem pangan global, dan menyebabkan kelaparan dan kerawanan pangan.
Mitigasi: Investasi dalam pertanian berkelanjutan, diversifikasi pangan, dan
pengurangan pemborosan makanan.
6) Konflik dan Migrasi:
Prediksi: Ketegangan sosial dan konflik dapat meningkat akibat persaingan sumber
daya seperti air dan lahan pertanian. Ini juga dapat menyebabkan migrasi massal.
Mitigasi: Diplomasi untuk mengatasi konflik sumber daya, upaya untuk
mengurangi ketidaksetaraan sosial, dan integrasi migran dalam masyarakat.

4. Berdasarkan video mengenai thermophilic bacteria, sebutkan contoh aplikasinya


dalam bioteknologi!
Berdasarkan video tersebut, yang pertama perlu diketahui adalah bahwa bakteri
berdasarkan kesesuaian dengan suhu lingkungan tempat hidupnya dapat dibedakan
menjadi psikotropil, mesofil, dan termofil. Bakteri termofilik adalah bakteri yang mampu
dan justru akan tumbuh berkembang dengan optimal pada suhu yang tinggi. Tidak hanya
itu, bakteri ini juga resisten berada pada lingkungan yang cukup toksik dengan kadar besi
yang tinggi. Dalam penerapannya dalam bioteknologi, yang paling terkenal adalah
potensinya dalam memproduksi enzim amilase. Menurut Schallmey et al. (2003) di dalam
Arzita & Agustien (2013) menyatakan bahwa Keuntungan utama penggunaan mikroba
termofilik adalah untuk memperoleh enzim amilase yang tahan panas, sehingga mikroba
dapat dimanfaatkan di bidang industry. Amilase merupakan enzim yang mengkatalisis pati
menjadi oligosakarida, produk dengan berat molekul kecil seperti glukosa dan maltosa.
Memproduksi enzim yang mempunyai aktivitas yang tinggi sehingga dapat digunakan
dalam aplikasinya, maka haruslah dilakukan optimisasi terhadap mikroorganisme
penghasil enzim tersebut. Enzim mempunyai nilai ekonomi tinggi dan banyak digunakan
dalam industri pangan dan non pangan. Manfaat enzim dalam bidang pangan antara lain
memperbaiki tekstur adonan roti, menjernihkan bir, melunakkan daging, menghidrolisis
laktosa dalam susu skim yang menghasilkan produk bebas laktosa untuk konsumen
penderita defisiensi dalam ususnya, mengubah air didih laktosa menjadi sirup glukosa atau
galaktosa, sedangkan dalam bidang non pangan enzim digunakan dalam industri tekstil,
kulit dan detergen.

5. Berikan contoh penerapan konsep bioremediasi dalam pengelolaan limbah di


Indonesia!
Salah satu penelitian yang membahas tentang penerapan konsep bioremediasi dalam
pengelohan limbah di Indonesia adalah yang dilakukan oleh Ledheng et al. (2018). Di
dalam penelitian tersebut dibahas bahwa Salah satu pengolahan limbah yang mudah,
murah dan cepat yaitu pengolahan limbah secara biologis atau pengolahan dengan
memanfaatkan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan untuk pengolahan
limbah khususnya limbah cair tahu adalah mikroorganisme yang terdapat pada Effective
Microorganism – 4 (EM4). Bakteri asam laktat memfermentasi bahan organik menjadi
asam laktat yang berfungsi untuk mempercepat perombakan bahan organik dan dibantu
oleh jamur fermentasi yang memfermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa
organik yang lebih sederhana. Ada beberapa teknik dasar yang digunakan dalam proses
bioremediasi diantaranya aktivitas mikroorganisme (EM4). Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, didapat kesimpulan progresif diantaranya: 1) Telah dibangunnya 2 unit media
penampung limbah masing-masing berkapasitas 2.500 liter. 2) Pelaksanaan kegiatan
pelatihan pengolahan limbah dengan EM4 dan tanaman air pada media tampung yang
disediakan telah memberikan wawasan pengetahuan dan keterampilan sehingga petani
mampu menerapkan yang ditunjukkan dengan melakukan perbandingan campuran pada
tahap pengenceran dan fermentasi secara tepat. 3). Pemanfaatan teknologi pengolahan
limbah menjadikan lingkungan lebih baik dan mampu menyediakan kebutuhan irigasi bagi
petani. 4) Terjadi peningkatan pendapatan petani kelompok tani Oeputi. 5) Meningkatnya
jumlah pemakai limbah terutama pemakai dengan tujuan budidaya pakan ternak.

6. Berdasarkan video mengenai biofloc: (a) tentukan peran bakteri dalam sistem
biofloc; (b) jelaskan prinsip dan mekanisme yang membentuk biofloc; (c) jelaskan
prospek penggunaan biofloc di ekosistem terestrial!
a) Penting untuk diingat bahwa dalam sistem biofloc yang efektif, populasi bakteri harus
dijaga agar tetap seimbang. Hal ini dapat dicapai dengan mengelola parameter seperti
oksigen terlarut, pH, suhu, dan rasio C/N (carbon-to-nitrogen ratio) dengan baik.
Penerapan manajemen peran bakteri biofloc diantaranya:
1) Penguraian Limbah Organik: Bakteri aerobik dan anaerobik hadir dalam
jumlah besar di dalam sistem biofloc. Bakteri ini bertanggung jawab untuk
mendekomposisi limbah organik yang dihasilkan oleh ikan, seperti sisa
makanan, feses, dan bahan-bahan organik lainnya. Proses ini mengubah
limbah organik menjadi bahan organik terlarut yang lebih mudah diserap oleh
fitoplankton dan dianut oleh ikan.
2) Mempertahankan Kualitas Air: Bakteri juga membantu menjaga kualitas air
dalam sistem biofloc dengan menghilangkan senyawa berbahaya seperti
amonia (NH3) dan nitrit (NO2-) melalui proses nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi
mengubah amonia menjadi nitrit dan kemudian nitrat (NO3-), yang lebih aman
bagi ikan. Hal ini membantu mencegah akumulasi amonia dan nitrit yang
dapat meracuni ikan.
3) Menyediakan Pakan Tambahan: Bakteri yang tumbuh dalam biofloc juga
dapat berperan sebagai sumber pakan tambahan untuk ikan. Bakteri ini dapat
dimakan langsung oleh ikan atau menjadi bagian dari rantai makanan dalam
sistem, memperkaya diet ikan dan mengurangi ketergantungan pada pakan
komersial.
4) Stabilisasi Lingkungan: Bakteri dalam biofloc membantu menjaga stabilitas
lingkungan dalam sistem akuakultur. Mereka dapat mengontrol perubahan
drastis dalam parameter air seperti pH dan oksigen terlarut dengan mengubah
senyawa kimia yang ada dalam air.
b) Biofloc adalah sistem budidaya akuakultur yang mengandalkan pembentukan dan
pemeliharaan koloni mikroorganisme yang disebut biofloc. Prinsip utama di balik
biofloc adalah membiarkan mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan protozoa
berkembang biak dalam air budidaya. Biofloc kemudian berfungsi sebagai sumber
pakan alami untuk hewan budidaya, seperti ikan, udang, atau kepiting, sehingga
mengurangi ketergantungan pada pakan buatan dan meningkatkan kualitas air dalam
sistem akuakultur.
c) Berikut beberapa potensi penggunaan biofloc dalam ekosistem terestrial atau
lingkungan darat, terutama dalam konteks pertanian dan pengelolaan limbah:
1) Pertanian Budidaya Tanaman:
Nutrien Kaya: Biofloc menghasilkan limbah organik seperti protein dan
nutrien lainnya yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman.
Limbah dari kolam biofloc, seperti sisa pakan dan feses ikan, mengandung
nutrien penting seperti nitrogen dan fosfor yang dapat menyuburkan tanah
pertanian.
2) Pengolahan Limbah:
- Konversi Limbah: Biofloc dapat digunakan untuk mengubah limbah
organik, seperti sisa makanan, limbah tumbuhan, atau limbah ternak,
menjadi bahan organik yang lebih mudah diolah atau digunakan kembali.
- Pengendalian Bau dan Pencemaran: Sistem biofloc dapat membantu
mengurangi bau limbah organik dan mencegah pencemaran lingkungan,
termasuk pencemaran air dan tanah.
3) Budidaya Invertebrata:
Budidaya Udang: Biofloc telah digunakan dalam budidaya udang darat (udang
air tawar), dan ini dapat menjadi sumber protein yang berkelanjutan dalam
pertanian darat.
4) Pengolahan Air Limbah:
Biofloc dapat digunakan sebagai sistem pengolahan air limbah yang
berkelanjutan dalam pengolahan limbah industri atau pemurnian air limbah
komunal.
5) Budidaya Mikroorganisme:
6) Mikroorganisme dalam biofloc dapat digunakan sebagai pakan tambahan
untuk hewan ternak atau budidaya serangga.

DAFTAR PUSTAKA
Arzita, & Agustien, A. (2013). Potensi Bacillus sp . PA-05 Termofilik Obligat Untuk
Produksi Amilase. 85–90.
Hafsan. (2011). Mikrobiologi Umum. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-
mfi-results
Ledheng, L., Yustiningsih, M., & Tefa, A. (2018). Penerapan Teknologi Pengolahan Limbah
Dengan Bioremediasi Dan Fitoremediasi Bagi Produktivitas Lahan Kering Di Sasi,
Kecamatan Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Ntt. SEMAR (Jurnal Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni Bagi Masyarakat), 7(2), 20.
https://doi.org/10.20961/semar.v7i2.43131
Yanuartono, Y., Nururrozi, A., Indarjulianto, S., & Purnamaningsih, H. (2019). Peran
Protozoa pada Pencernaan Ruminansia dan Dampak Terhadap Lingkungan. TERNAK
TROPIKA Journal of Tropical Animal Production, 20(1), 16–28.
https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2019.020.01.3

You might also like