Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Fardan Muhammad | 11520026
3. Berdasarkan video mengenai giant virus: (a) buatlah prediksi dampak dari
perubahan iklim; (b) tentukan langkah mitigasi yang tepat!
Dampak perubahan iklim meliputi berbagai aspek kehidupan, termasuk lingkungan,
ekonomi, sosial, dan kesehatan. Berikut prediksi yang mungkin terjadi akibat dampak dari
perubahan iklim beserta langkah mitigasinya:
1) Kenaikan Permukaan Air Laut:
Prediksi: Kenaikan permukaan air laut akan mengancam pulau-pulau kecil, kota
pesisir, dan daerah rendah di seluruh dunia. Ini dapat menyebabkan kehilangan
tanah, migrasi massal, dan kerusakan ekonomi.
Mitigasi: Investasi dalam infrastruktur pertahanan pantai yang kuat, restorasi
ekosistem pesisir, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
2) Peningkatan Intensitas Cuaca Ekstrem:
Prediksi: Cuaca ekstrem seperti badai tropis, kekeringan, dan banjir akan menjadi
lebih sering dan intens. Ini dapat merusak infrastruktur, pertanian, dan
menyebabkan kerugian manusia.
Mitigasi: Penguatan infrastruktur, pengembangan sistem peringatan dini yang
efektif, dan peningkatan keberlanjutan pertanian.
3) Gangguan Kesehatan:
Prediksi: Peningkatan suhu global dapat menyebabkan peningkatan masalah
kesehatan seperti penyakit vector-borne (misalnya, malaria dan demam kuning),
kekeringan yang mempengaruhi pasokan air bersih, dan tekanan panas ekstrem.
Mitigasi: Pengembangan sistem peringatan dini kesehatan masyarakat,
peningkatan akses ke air bersih, dan upaya pengendalian penyakit.
4) Kerugian Keanekaragaman Hayati:
Prediksi: Perubahan iklim dapat mengakibatkan pergeseran habitat dan punahnya
banyak spesies. Ini dapat mengganggu rantai makanan dan berdampak pada
ekosistem yang penting bagi manusia.
Mitigasi: Konservasi habitat, pembuatan koridor ekologi, dan pengendalian spesies
invasif.
5) Krisis Pangan:
Prediksi: Perubahan iklim dapat mengurangi produktivitas pertanian, mengganggu
sistem pangan global, dan menyebabkan kelaparan dan kerawanan pangan.
Mitigasi: Investasi dalam pertanian berkelanjutan, diversifikasi pangan, dan
pengurangan pemborosan makanan.
6) Konflik dan Migrasi:
Prediksi: Ketegangan sosial dan konflik dapat meningkat akibat persaingan sumber
daya seperti air dan lahan pertanian. Ini juga dapat menyebabkan migrasi massal.
Mitigasi: Diplomasi untuk mengatasi konflik sumber daya, upaya untuk
mengurangi ketidaksetaraan sosial, dan integrasi migran dalam masyarakat.
6. Berdasarkan video mengenai biofloc: (a) tentukan peran bakteri dalam sistem
biofloc; (b) jelaskan prinsip dan mekanisme yang membentuk biofloc; (c) jelaskan
prospek penggunaan biofloc di ekosistem terestrial!
a) Penting untuk diingat bahwa dalam sistem biofloc yang efektif, populasi bakteri harus
dijaga agar tetap seimbang. Hal ini dapat dicapai dengan mengelola parameter seperti
oksigen terlarut, pH, suhu, dan rasio C/N (carbon-to-nitrogen ratio) dengan baik.
Penerapan manajemen peran bakteri biofloc diantaranya:
1) Penguraian Limbah Organik: Bakteri aerobik dan anaerobik hadir dalam
jumlah besar di dalam sistem biofloc. Bakteri ini bertanggung jawab untuk
mendekomposisi limbah organik yang dihasilkan oleh ikan, seperti sisa
makanan, feses, dan bahan-bahan organik lainnya. Proses ini mengubah
limbah organik menjadi bahan organik terlarut yang lebih mudah diserap oleh
fitoplankton dan dianut oleh ikan.
2) Mempertahankan Kualitas Air: Bakteri juga membantu menjaga kualitas air
dalam sistem biofloc dengan menghilangkan senyawa berbahaya seperti
amonia (NH3) dan nitrit (NO2-) melalui proses nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi
mengubah amonia menjadi nitrit dan kemudian nitrat (NO3-), yang lebih aman
bagi ikan. Hal ini membantu mencegah akumulasi amonia dan nitrit yang
dapat meracuni ikan.
3) Menyediakan Pakan Tambahan: Bakteri yang tumbuh dalam biofloc juga
dapat berperan sebagai sumber pakan tambahan untuk ikan. Bakteri ini dapat
dimakan langsung oleh ikan atau menjadi bagian dari rantai makanan dalam
sistem, memperkaya diet ikan dan mengurangi ketergantungan pada pakan
komersial.
4) Stabilisasi Lingkungan: Bakteri dalam biofloc membantu menjaga stabilitas
lingkungan dalam sistem akuakultur. Mereka dapat mengontrol perubahan
drastis dalam parameter air seperti pH dan oksigen terlarut dengan mengubah
senyawa kimia yang ada dalam air.
b) Biofloc adalah sistem budidaya akuakultur yang mengandalkan pembentukan dan
pemeliharaan koloni mikroorganisme yang disebut biofloc. Prinsip utama di balik
biofloc adalah membiarkan mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan protozoa
berkembang biak dalam air budidaya. Biofloc kemudian berfungsi sebagai sumber
pakan alami untuk hewan budidaya, seperti ikan, udang, atau kepiting, sehingga
mengurangi ketergantungan pada pakan buatan dan meningkatkan kualitas air dalam
sistem akuakultur.
c) Berikut beberapa potensi penggunaan biofloc dalam ekosistem terestrial atau
lingkungan darat, terutama dalam konteks pertanian dan pengelolaan limbah:
1) Pertanian Budidaya Tanaman:
Nutrien Kaya: Biofloc menghasilkan limbah organik seperti protein dan
nutrien lainnya yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman.
Limbah dari kolam biofloc, seperti sisa pakan dan feses ikan, mengandung
nutrien penting seperti nitrogen dan fosfor yang dapat menyuburkan tanah
pertanian.
2) Pengolahan Limbah:
- Konversi Limbah: Biofloc dapat digunakan untuk mengubah limbah
organik, seperti sisa makanan, limbah tumbuhan, atau limbah ternak,
menjadi bahan organik yang lebih mudah diolah atau digunakan kembali.
- Pengendalian Bau dan Pencemaran: Sistem biofloc dapat membantu
mengurangi bau limbah organik dan mencegah pencemaran lingkungan,
termasuk pencemaran air dan tanah.
3) Budidaya Invertebrata:
Budidaya Udang: Biofloc telah digunakan dalam budidaya udang darat (udang
air tawar), dan ini dapat menjadi sumber protein yang berkelanjutan dalam
pertanian darat.
4) Pengolahan Air Limbah:
Biofloc dapat digunakan sebagai sistem pengolahan air limbah yang
berkelanjutan dalam pengolahan limbah industri atau pemurnian air limbah
komunal.
5) Budidaya Mikroorganisme:
6) Mikroorganisme dalam biofloc dapat digunakan sebagai pakan tambahan
untuk hewan ternak atau budidaya serangga.
DAFTAR PUSTAKA
Arzita, & Agustien, A. (2013). Potensi Bacillus sp . PA-05 Termofilik Obligat Untuk
Produksi Amilase. 85–90.
Hafsan. (2011). Mikrobiologi Umum. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-
mfi-results
Ledheng, L., Yustiningsih, M., & Tefa, A. (2018). Penerapan Teknologi Pengolahan Limbah
Dengan Bioremediasi Dan Fitoremediasi Bagi Produktivitas Lahan Kering Di Sasi,
Kecamatan Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Ntt. SEMAR (Jurnal Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni Bagi Masyarakat), 7(2), 20.
https://doi.org/10.20961/semar.v7i2.43131
Yanuartono, Y., Nururrozi, A., Indarjulianto, S., & Purnamaningsih, H. (2019). Peran
Protozoa pada Pencernaan Ruminansia dan Dampak Terhadap Lingkungan. TERNAK
TROPIKA Journal of Tropical Animal Production, 20(1), 16–28.
https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2019.020.01.3